Anda di halaman 1dari 10

Artikel Kedokteran dan Kesehatan Kerja

SINDROM TEROWONGAN KARPAL PADA CLEANING SERVICE


DI RS IBNU SINA MAKASSAR
Ghina Salsabila Ruray*
* Mahasiswa Profesi Pendidikan Dokter
Disiplin Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Komunitas
Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

ABSTRAK
Sindrom terowongan karpal (STK) merupakan suatu kelainan akibat
penekanan saraf medianus pada terowongan karpal di pergelangan tangan.
Beberapa faktor berhubungan dengan kelainan ini yaitu faktor intrinsik,
penggunaan tangan karena hobi, pekerjaan, dan trauma. STK dapat menimbulkan
kecacatan pada pekerja, karena selain menyebabkan rasa nyeri, dapat pula
membatasi fungsi pergelangan tangan dan tangan sehingga produktivitas menurun
serta pengeluaran biaya meningkat. Tindakan pencegahan diperlukan dengan
menerapkan prinsip-prinsip ilmu ergonomi pada pekerjaan, peralatan kerja,
prosedur dan lingkungan kerja. Pengobatan sangat penting di mulai pada fase
permulaan sebelum kerusakan bertambah.
Kata kunci : Sindrom terowongan karpal, pekerja, pencegahan

PENDAHULUAN
Sindrom terowongan karpal (2) Mahoney (1995) melaporkan
(carpal tunnel syndrome) merupakan bahwa lebih 50% dari seluruh penyakit
salah satu jenis cumulative trauma akibat kerja di USA adalah CTD,
disorders (CTD) yang disebabkan dimana salah satunya adalah STK. (3)
karena terjebaknya saraf medianus (1)
dalam terowongan karpal pada
Di Indonesia, prevalensi STK
pergelangan tangan, yang ditandai oleh
dalam masalah kerja belum diketahui
gejala rasa kesemutan, nyeri, kebas
karena sangat sedikit diagnosis penyakit
pada jari-jari dan tangan di daerah
akibat kerja yang dilaporkan. National
persarafan saraf medianus. sebesar 32%
Health Interview Study (NHIS)
dan De Quervan’s syndrome 12%,
memperkirakan prevalensi sindrom
sedangkan epicondilitis sebesar 20%.
terowongan karpal (STK) yang
Artikel Kedokteran dan Kesehatan Kerja

dilaporkan sendiri di populasi dewasa pengeluaran meningkat dalam bentuk


besarnya1,55%. (4) (1) Berbagai biaya pengobatan dan pembayaran ganti
penelitian melaporkan bahwa STK rugi karena keterbatasan dan kecacatan
merupakan salah satu jenis CTD yang pekerja. (5)
paling cepat menimbulkan gejala pada
DISKUSI
pekerja. Penelitian pada pekerjaan
dengan risiko tinggi di pergelangan Sindrom Terowongan Karpal
tangan dan tangan mendapatkan Sindrom terowongan karpal
prevalensi STK antara 5,6% - 14,8%. adalah suatu kelainan yang terjadi
Sebagai salah satu dari 3 jenis penyakit akibat penekanan saraf medianus di
tersering di dalam golongan CTD pada dalam terowongan karpal dengan gejala
ekstremitas atas, prevalensi STK utama berupa kesemutan dan rasa nyeri
besarnya 40%, tendosinovitis yang yang menjalar ke jari-jari serta tangan
terdiri dari trigger finger (5,6) yang dipersarafi oleh saraf medianus,
Hasil penelitian menunjukkan disertai rasa kebas, kelemahan otot,
ada hubungan antara STK dan gerakan kekakuan dan kemungkinan atrofi otot.
biomekanis berulang pada pergelangan (1) Sindrom terowongan karpal yang
tangan dan tangan. (2) Pekerjaan berhubungan dengan pekerjaan adalah
dengan tekanan biomekanis berulang suatu sindrom disebabkan oleh
adalah gerak berulang pada tangan, pekerjaan dengan tekanan biomekanis
mempertahankan posisi tangan pada pada pergelangan tangan dan tangan.
posisi ekstrim, menggenggam alat Tekanan biomekanis tersebut dapat
dengan kuat, menjepit benda dengan berupa gerakan berulang, gerakan
jari, tekanan langsung pada terowongan menggenggam atau menjepit dengan
karpal atau penggunaan alat bantu kuat, posisi ekstrim pada pergelangan
genggam yang bergetar. (7-9) tangan misalnya deviasi ulnar, tekanan
langsung pada terowongan karpal dan
STK menjadi pusat perhatian
penggunaan alat bantu genggam yang
para peneliti disebabkan dapat
bergetar. (1,9,10)
menimbulkan kecacatan pada pekerja.
Selain menyebabkan rasa nyeri, dapat Terowongan karpal (carpal tunnel)
pula membatasi fungsi-fungsi Terowongan karpal merupakan
pergelangan tangan dan tangan suatu celah yang terdapat pada lengan
sehingga berpengaruh terhadap bawah sampai pergelangan tangan.
pekerjaan sehari-hari. Di pihak Dinding terowongan tersebut terdiri
pengusaha menimbulkan kerugian dari dinding bagian bawah, kanan, dan
akibat menurunnya produktivitas, kiri yang dibentuk oleh tulang-tulang
Artikel Kedokteran dan Kesehatan Kerja

karpal sedangkan bagian atas dibentuk dengan STK, penyebab dasar dari
oleh jalinan ligamen yang lebar dan keluhan tidak dapat ditemukan.
kuat. (10) Menurut Tanaka, (1) mekanisme
patofisiologis terjebaknya saraf
Di dalam terowongan tersebut
medianus adalah berbeda antara pekerja
terdapat saraf medianus yang berfungsi
dan bukan pekerja, atau untuk lebih
menyalurkan sensuri ke ibu jari,
tepat antara yang melakukan pekerjaan
telunjuk dan jari manis serta
dengan gerak tangan berulang dan yang
mempersarafi fungsi otot-otot dasar sisi
tidak. Tanaka membagi penyebab STK
dari ibu jari (otot tenar). Selain saraf
menjadi 3 faktor, yaitu: (1,11-13) (i)
medianus, di dalam terowongan
faktor intrinsik, (ii) faktor penggunaan
tersebut terdapat pula tendon-tendon
tangan (penggunaan tangan yang
yang berfungsi untuk menggerakkan
berhubungan dengan hobi, dan
jari-jari. Proses inflamasi yang
penggunaan tangan yang berhubungan
disebabkan stres berulang, cedera fisik
dengan pekerjaan), (iii) faktor trauma.
atau keadaan lain pada pergelangan
tangan, dapat menyebabkan jaringan di Faktor intrinsik terjadinya STK
sekeliling saraf medianus membengkak. adalah sekunder, karena beberapa
Lapisan pelindung tendon di dalam penyakit atau kelainan yang sudah ada.
terowongan karpal dapat meradang dan (11) Beberapa penyakit atau kelainan
membengkak. Bentuk ligamen pada yang merupakan faktor intrinsik yang
bagian atas terowongan karpal menebal dapat menimbulkan STK adalah:
dan membesar. Keadaan tersebut (1,10,11)
menimbulkan tekanan pada serat-serat
 Perubahan hormonal seperti
saraf medianus sehingga memperlambat
kehamilan, pemakaian hormon
penyaluran rangsang saraf yang melalui
estrogen pada menopause, dapat
terowongan karpal. Akibatnya timbul
berakibat retensi cairan dan
rasa sakit, tidak terasa/kebas, rasa geli
menyebabkan pembengkakan
di pergelangan tangan, tangan dan jari-
pada jaringan di sekeliling
jari (kecuali jari kelingking). (9,10)
terowongan karpal,
Faktor-faktor risiko yang  Penyakit/keadaan tertentu seperti
mempengaruhi terjadinya STK hemodialisis yang berlangsung
lama, penyakit multiple
Penyebab utama STK sering
myeloma, Walderstroom’s
sangat sukar ditentukan, apakah karena
macroglobulinemia, limphoma
kondisi kerja atau karena suatu
non Hodgkin, acromegali, virus
penyakit. (9,10) Pada banyak pasien
(human parvovirus), pengobatan
Artikel Kedokteran dan Kesehatan Kerja

yang berefek pada sistem imun  Pekerjaan-pekerjaan dengan


(interleukin 2) dan obat anti kombinasi antara pemakaian
pembekuan darah (warfarin), tenaga yang kuat dan
 Kegemukan (obesitas), pengulangan gerakan yang sama
 Keadaan lain seperti merokok, pada jari dan tangan,
gizi buruk dan stres, menggenggam alat dengan kuat,
 Adanya riwayat keluarga dengan menjepit benda dengan jari,
STK, dan posisi/postur sendi tidak
 Jenis kelamin, hasil penelitian baik/ekstrim, tekanan langsung
menunjukkan bahwa wanita pada sendi, vibrasi/getaran serta
mempunyai risiko mendapat STK peregangan yang berlangsung
lebih tinggi secara bermakna lama.
dibandingkan laki-laki.  Posisi tubuh bagian belakang
yang tidak baik.
STK yang terjadi berhubungan
 Faktor psikososial di tempat
dengan penggunaan tangan karena hobi
kerja, contohnya mengejar batas
atau pekerjaan adalah sebagai akibat
akhir pelaksanaan kerja,
inflamasi/pembengkakan tenosinovial
hubungan antara teman kerja
di dalam terowongan karpal. (12)
yang kurang baik.
Penggunaan tangan yang berhubungan
dengan hobi, contohnya adalah Faktor trauma dapat berupa trauma
pekerjaan rumah tangga (menjahit, kecelakaan karena pekerjaan dan bukan
merajut, menusuk, memasak), kesenian, pekerjaan. Kasus akut STK dapat
dan olah raga. (11) terjadi karena trauma pada pergelangan
tangan yang menyebabkan terjebaknya
Beberapa peneliti melaporkan
saraf medianus, sebagai akibat
bahwa lebih dari separuh penyebab
kecelakaan pada saat bekerja atau
STK adalah faktor di tempat kerja.
ketika sedang berolah raga. (15)
Peneliti lain menyatakan beberapa
Banyak kasus STK terjadi dari
kasus STK disebabkan karena kondisi
kombinasi beberapa faktor, sebagai
pekerjaan dan ada hubungan antara
contoh seorang wanita yang minum pil
STK dan gerakan biomekanis berulang
KB, bekerja dengan menggerakkan
pada pergelangan tangan dan tangan.
tangan berulang akan meningkatkan
(2,14) Faktor pekerjaan (gerakan
risiko menjadi STK dibandingkan
biomekanis berulang), sikap, cara kerja
hanya satu faktor saja. Sebagai contoh
dan kondisi tempat kerja yang dapat
lain kombinasi faktor stres pada
meningkatkan risiko terjadinya STK
pekerjaan, kejiwaan dan sosial. STK
adalah: (7-9)
Artikel Kedokteran dan Kesehatan Kerja

yang berhubungan dengan pekerjaan


Diagnosis STK yang tepat sering sulit
ditentukan dan dibuat berdasarkan
riwayat penyakit, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
Gejala STK
Gejala STK biasanya dapat dikenali
dari riwayat penyakit berupa keluhan Gambar. Daerah nyeri dan mati
rasa baal, kesemutan, rasa geli atau rasa pada STK
nyeri di daerah pernafasan saraf
Gejala STK biasanya memburuk
medianus yang menyebabkan penderita
secara perlahan dari beberapa minggu
terbangun waktu malam atau pagi hari.
sampai beberapa tahun. Pada beberapa
Kadang-kadang rasa nyeri disertai
kasus STK yang berhubungan dengan
sembab di tangan. Kemampuan untuk
pekerjaan, gejala terjadi pertama kali
merasakan rasa panas atau dingin
terasa saat tidak bekerja sehingga
hilang, tangan terasa sembab. Gejala ini
pasien tidak menghubungkan gejala
terjadi tidak hanya saat tangan sedang
tersebut dengan aktivitas yang
dipergunakan tapi juga pada saat
berhubungan dengan pekerjaannya.
istirahat. Keluhan berkurang jika tangan
Gejala penyakit berhubungan dengan
digerakgerakkan atau diangkat.
jenis tugas yang menimbulkan tekanan
Gangguan motorik saraf medianus akan
biomekanis berulang pada tangan dan
menyebabkan kelemahan, kekakuan
pergelangan tangan seperti frekuensi,
serta kecanggungan gerak koordinasi
kekuatan, pengulangan, posisi kerja
ibu jari dan telunjuk, dengan
yang tidak baik dan getaran.
manifestasi timbulnya kesukaran
membuka tutup botol, memutar kunci. Pada pemeriksaan fisik dilakukan
Umumnya pasien dengan kekuatan ibu pemeriksaan fungsi sensorik, motorik,
jari yang menurun tidak menyadari dan otonom. Pada pemeriksaan
bahwa telah terjadi atrofi otot tenar. penunjang dilakukan pemeriksaan
dengan alat elektro neurografi (ENG)
dan elektromiografi (EMG). (16)
Pemeriksaan ENG dan EMG sangat
bermanfaat untuk diagnosis STK
terutama bila pasien juga menderita
kelainan neuropati. Pemeriksaan ENG
lebih banyak membantu untuk
Artikel Kedokteran dan Kesehatan Kerja

mengkonfirmasi diagnosis terutama dengan sistem ban berjalan, penjahit,


pada kasus STK terselubung dan tidak penata kue, pengontrol bahan makanan,
khas, sedangkan EMG lebih berperan pekerja dalam bidang kesehatan seperti
dalam evaluasi derajat STK. dokter gigi dan teknisi gigi, pekerja
bangunan, pekerja ban dan pekerja
Hubungan STK dengan pekerjaan
komputer. (15,5)
Setelah diagnosis STK ditetapkan,
Limabelas kategori pekerjaan
maka untuk menentukan apakah suatu
yang menempati urutan teratas dari 42
STK berhubungan dengan pekerjaan
kategori pekerjaan dengan prevalensi
dipakai beberapa petunjuk berikut,
rata-rata STK yang tinggi adalah
yaitu: (3,8)
pekerjaan yang berhubungan dengan
1. Ada pengulangan yang sering dari pelayanan kesehatan,
gerakan yang sama/serupa pada pembangunan/penggalian, perakitan/
tangan atau pergelangan tangan produksi, pekerjaan yang membutuhkan
pada sisi yang terkena. ketepatan, operator mesin,
2. Pekerjaan/tugas sehari-hari dengan sekretaris/penulis cepat/pengetik,
tenaga kuat pada tangan yang operator/manajer peternakan, montir,
terkena. proses mencatat keuangan, pendukung
3. Pekerjaan/tugas sehari-hari yang kegiatan administrasi lain, pelayanan
terus menerus dengan posisi yang kebersihan bangunan,
kurang baik pada tangan yang penulis/artis/penghibur, pelayanan
terkena. makanan, dan teknisi alat kesehatan. (1)
4. Pekerjaan/tugas sehari-hari yang
Dampak STK
memakai obat bantu genggam.
5. Tekanan yang lama atau sering di Kebanyakan kasus STK adalah
atas pergelangan atau pada dasar ringan dan beberapa hilang dengan
telapak tangan yang terkena. sendirinya, misalnya ketika wanita
hamil melahirkan. Penelitian
Jenis pekerjaan yang meningkatkan
melaporkan bahwa kasus STK yang
risiko terjadinya STK
berhubungan dengan pekerjaan
Jenis pekerjaan yang merupakan salah satu jenis CTD yang
berhubungan dengan peningkatan paling cepat menimbulkan kelainan
frekuensi STK adalah pekerjaan sebagai pada pekerja. (5,6) STK dapat
tukang jagal, pengepak daging/ikan, menimbulkan kecacatan pada pekerja,
pemakai jack hammer dan mesin karena selain menyebabkan rasa nyeri,
potong (chain saw), perakit dapat pula membatasi fungsi-fungsi
mobil/pesawat terbang, pekerjaan
Artikel Kedokteran dan Kesehatan Kerja

pergelangan tangan dan tangan secara menetap, akibatnya pekerja tidak


sehingga berpengaruh terhadap dapat melakukan pekerjaan seperti
pekerjaan sehari-hari. Di pihak biasa atau melakukan tugas yang
pengusaha dapat menimbulkan sederhana di rumah, contohnya tidak
kerugian akibat menurunnya dapat mengendarai mobil/sepeda motor,
produktivitas, pengeluaran meningkat mengangkat barang berat dan olah raga
dalam bentuk biaya pengobatan dan (tenis, golf, naik sepeda).
pembayaran ganti rugi karena Ketidakmampuan tersebut memaksa
keterbatasan dan kecacatan pekerja. (5) pekerja menjalani operasi, kehilangan
Rasa sakit karena STK bervariasi dari banyak hari kerja bahkan tidak bekerja
rasa sedikit tidak nyaman sampai lagi bila fungsi tangan terganggu secara
kondisi tidak mampu mengerjakan menetap. Dampak psikologis dapat
pekerjaan dengan tangan. terjadi pada pekerja dengan STK,
Karena seorang pekerja yang tidak
Seorang pekerja dengan STK
dapat menggunakan tangannya, dapat
akan kehilangan kemampuan untuk
menjadi depresi dan menderita, atau
merasakan rasa panas atau dingin, tidak
mungkin terpaksa berhenti bekerja.
hanya saat tangan sedang dipergunakan
tapi juga pada saat istirahat, dan Pencegahan
keluhan biasanya makin memburuk
Untuk pencegahan, hal yang
secara perlahan-lahan. Pekerja yang
perlu dilakukan adalah penerapan
sudah merasakan sakit pada tangan
prinsip-prinsip ilmu ergonomi pada
mungkin mencoba tidak menghiraukan
pekerjaan, peralatan kerja, prosedur
penyakitnya dan tetap bekerja seperti
kerja dan lingkungan kerja sehingga
biasa, hal ini akan menambah stres pada
dapat diperoleh penampilan pekerja
pergelangannya, sehingga penyakit
yang optimal. Rotasi kerja pada jangka
menjadi lebih buruk. Pekerja yang
waktu tertentu dapat dilakukan, yaitu
menderita STK menjadi lebih mudah
dengan merotasi pekerja pada tugas
letih, merasa sakit dan tidak nyaman.
dengan risiko yang berbeda. (5)
Oleh karena penyakit ini tidak terlihat
Penyesuaian peralatan kerja dapat
dari luar, maka pekerja dengan STK
meminimalkan masalah yang terjadi
sering dianggap hanya ingin bolos kerja
contohnya penyesuaian peralatan yang
oleh rekan kerja atau pemimpinnya.
ergonomik kepada pekerja. Beberapa
Pada kasus berat yang tidak tahun terakhir telah dikembangkan
diobati maka otototot ibu jari dapat pekerjaan sedemikian rupa, sehingga
mengalami atrofi dan kemampuan pekerja tidak perlu bekerja dengan
untuk merasa pada jari mungkin hilang rangsangan berulang pada tangan dan
Artikel Kedokteran dan Kesehatan Kerja

pergelangan tangan. Untuk mengurangi bahu rileks, siku ada di samping tubuh
efek beban tenaga pada pergelangan dan pergelangan lurus. Kaki menginjak
maka alat dan tugas seharusnya lantai pada footrest. Materi yang diketik
dirancang sedemikian rupa sehingga berada pada ketinggian mata sehingga
dapat mengurangi gerakan leher tidak perlu menunduk saat
menggenggam atau menjepit dengan bekerja. Usahakan leher lentur dan
kuat. Perancangan alat kerja contohnya kepala tegak untuk mempertahankan
tinggi meja kerja yang dipakai sesuai sirkulasi dan fungsi saraf pada lengan
dengan ukuran antropometri pekerja, dan tubuh. Buruknya desain perabot
penggunaan alat pemotong/ gunting kantor adalah penyumbang utama
yang tajam sehingga mengurangi beban terhadap postur buruk. Kursi harus
pada pergelangan tangan dan tangan. dapat diatur tingginya dan mempunyai
(5) sandaran.
Pekerjaan dengan memegang Latihan berguna bagi pekerja
suatu alat seperti pensil, stir mobil, atau yang bekerja dengan gerak berulang.
alat lain untuk waktu yang lama, maka Latihan pada tangan dan pergelangan
pekerja harus menggenggam alat tangan yang sederhana selama 4-5
tersebut senyaman mungkin. Pegangan menit setiap jam dapat membantu
alat-alat seperti pemutar sekrup, mengurangi risiko
peraut/peruncing dan penahannya dapat berkembangnya/mencegah STK.
dirancang sedemikian rupa sehingga Peregangan dan latihan isometrik dapat
kekuatan genggaman dapat disalurkan memperkuat otot pergelangan tangan
melalui otot di antara dasar ibu jari dan dan tangan, leher serta bahu, sehingga
jari kelingking, tidak hanya pada bagian memperbaiki aliran darah pada daerah
tengah telapak tangan. Alat dan mesin tersebut. Latihan harus dimulai dengan
seharusnya dirancang untuk periode pemanasan yang pendek
meminimalkan getaran. Pelindung alat disertai periode istirahat dan bila
seperti pemakaian shock absorbers, mungkin menghindari peregangan
dapat mengurangi getaran yang berlebihan pada otot tangan dan jari-
ditimbulkan. jari. (5)
Postur kerja yang baik sangat Memberlakukan periode istirahat
penting untuk mencegah STK, saat bekerja dan memodifikasi
contohnya pada pengetik dan pengguna pekerjaan dapat membantu
komputer. Operator keyboard memecahkan permasalahan STK.
seharusnya duduk dengan tulang Pemakaian alat pelindung diri berupa
belakang bersandar pada kursi dengan sarung tangan khusus yang terbuat dari
Artikel Kedokteran dan Kesehatan Kerja

karet elastis, agar dapat menyangga dan Pemakaian obat-obatan


membatasi pergerakan pergelangan contohnya obat anti inflamasi non-
tangan. (5) steroid, injeksi setempat dengan steroid
dapat diberikan bila perlu. Fisioterapi
Pengobatan dan Rehabilitasi
diberikan untuk memperbaiki
Sangat penting untuk memulai vaskularisasi pergelangan tangan.
pengobatan pada fase permulaan STK, Pembedahan disarankan untuk kasus
sebelum kerusakan bertambah. Bila STK yang gagal dengan pengobatan
kelainan dicetuskan oleh pekerjaan, secara konservatif, keluhan sangat
maka aktivitas harus dikurangi, mengganggu, terjadi atrofi otot, pada
memodifikasi pekerjaan dan bahkan pemeriksaan EMG terdapat tanda
berhenti bekerja sementara. (7) Kalau denervasi, STK akut dengan gejala
mungkin pasien harus dilarang berat. Kalau pekerja kembali bekerja
melakukan aktivitas yang dapat lagi, perlu diperhatikan beberapa hal
menambah keluhan STK di tempat yaitu posisi kerja, manipulasi alat dan
kerja atau di rumah. Tangan dan tempat kerja.
pergelangan yang sakit harus
Kesimpulan
diistirahatkan lebih kurang 2 minggu,
untuk mengurangi pembengkakan. Pencegahan sangat penting
Pemakaian bidai/splint pada posisi dilakukan seperti bekerja dengan
netral akan mengurangi penekanan prinsip-prinsip ergonomi yang baik,
terhadap saraf medianus dan yaitu posisi dan sikap kerja yang benar,
mengurangi keluhan yang ada. Bidai perbaikan peralatan kerja, penyesuaian
dapat dipakai pada malam hari atau perabot kerja bagi pekerja dengan tubuh
selama berolah raga. Bila gejala sudah yang tidak sesuai dengan ukuran
berkurang pasien boleh melakukan standar. STK dapat menimbulkan
latihan dengan pengawasan dan kecacatan pada pekerja sehingga
disarankan untuk melakukan pelatihan berpengaruh terhadap pekerjaan.
relaksasi.

Daftar Pustaka
1. Tanaka S, Deanna KW, Seligman PJ. Prevalence and work-relatedness of
self reported carpal tunnel syndrome among U.S. worker: analysis of the
occupational health supplement data of 1988 National Health Interview
Survey. Am J Ind Med 1995; 27: 451-70.
Artikel Kedokteran dan Kesehatan Kerja

2. Ibrahim, I et al. “Carpal Tunnel Syndrome: A Review of the Recent


Literature.” The Open Orthopaedics Journal 6 (2012): 69–76. PMC. Web.
24 Aug. 2017.
3. Mahoney J. Cumulative trauma disorders and carpal tunnel syndrome:
sorting out the confusion. Can J Plast Surg 1995; 3: 185-9.
4. Yanri Z. Evaluasi pelaksanaan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja di
Indonesia. Seminar Nasional Surveilans Kesehatan Pekerja. Jakarta; 2001. p.
9.
5. Harsono WR. Carpal tunnel syndrome at workers who were exposed by
repeated biomechanical pressures at hand and wrist in tire industry RSIN
Company (thesis). Universitas Indonesia, Jakarta; 1995.
6. Chiang HO. Prevalence of shoulder and upper limbs disorders among
workers in the fish processing industry. Scand J Work Environment Health
1993; 19: 126-31.
7. Silvertein BA, Fins LJ. Occupational factors and CTS. Am J Ind Med 1987;
11: 343-58.
8. Gemne G. Diagnostics of hand arm system disorders in workers who use
vibrating tools. Occup Environ Med 1997; 54: 90-5.
9. Young VL, Scaton MK. Detecting cummulative trauma disorders in workers
performing repitition tasks. J Ind Med Assoc 1995; 27: 419-31.
10.Havard Medical School. Carpal tunnel syndrome. 1998; 1-10. Available
from URL: http:// www.tifaq.com/html.
11.Cannon L, Bernacki E, Walter S. Personal and occupational factors
associated with carpal tunnel syndrome. J Occup Med 1981; 23: 255-8.
12.Tanaka S, Mc Glothlim JD. A conceptual quantitative model for prevention
of work related carpal tunnel syndrome (CTS). Int J Indust Ergo 1993; 11:
181-93.
13.Braun RM, Davidson K, Doehr S. Provocative testing in the diagnosis of
dynamic carpal tunnel syndrome. J Hand Surg 1989; 14A: 195-7.
14.Stock SR. Workplace ergonomic factors and the development of
musculosceletal disorders of the neck and upper limbs. A meta analysis. J
Ind Med Assoc 1991; 19: 87-107.
15.Rempel DM, Harrison J, Barnhart S. Work related cumulative trauma
disorders of the upper extremity. JAMA 1992; 12: 267: 838-42.
16.Phalen GS. Reflections on 21 years’ experience with the carpal tunnel
syndrome. JAMA 1970; 212: 1365-7.

Anda mungkin juga menyukai