Anda di halaman 1dari 5

TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI

(PASAR MODAL INDONESIA)

OLEH :

ALAMSA A062 171 032

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2018
A. Sejarah Pasar Modal Indonesia
 Periode Pertama (1912-1942) : Periode Zaman Belanda

Pada tanggal 14 Desember 1912, suatu asosiasi 13 broker dibentuk di Jakarta dan diber nama
Vereniging voor Effectenhandel. Setelah PD I berakhir, maka pasar modal Surabaya juga ikut
dibuka 1 Januari 1925 dan pasar Modal Semarang 1 Agustus 1925. Mayoritas saham yang
diperdagangkan adalah saham perusahaan Belanda dan afiliasinya yang tergabung dalam
Dutch East Indies Trading Agencies.

 Periode Kedua (1952-1960) : Periode Orde Lama

Melalui Keputusan Mneteri Keuangan No.289737/U.U tanggal 1 November 1951, Bursa Efek
Jakarta dibuka kembali. Tujuannya adalah untuk menampung obligasi pemerintah yang sudah
dikeluarkan dan mencegah saham perusahaan Belanda yang dulu diperdagangkan di pasar
modala Jakarta ditarik ke luar negeri.

Kepengurusan bursa efek dilakukan oleh Perseri8katan Perdangan Uang dan Efek yang terdiri
dari tiga bank dengan Bank Indonesia sebagai angota kehormatan. Sekuritas yang umumknya
diperdagangkan adalah obligasi. Namun karena terjadi sengketa di Irian Barat, maka sekuritas
saham Belanda ditarik dan aktivitas Bursa Efek di Jakarta menurun.

 Periode Ketiga (1977-1988) : Periode Orde Baru

Pada tahun ini, dikeluarkanlah Keppres No. 52 Tahun 1976 mengenai pembentukan Badan
Pembina Pasar Modal, pembentukan Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM) dan PT
Danareksa namun hanya sedikit perusahaan yang beraktivitas di pasar modal ini.

 Periode Keempat (1988- Mei 1995)

Pada periode ini, utamanya tahun 1988 hingga tahun 1990, terjadi peningkatan perusahaan
yang mendaftarkan perusahaannnya di BEJ. Pada tahun 1911, BEJ disawastakan dan sebagai
konsekuensinya, BAPEPAM bukan lagi pelaksana pasar modal tetapi lebih ke oengawas pasar
modal. Peningkatan di pasar modal disebabkan karena;

 Permintaan dari investor asing


 Pakto 88
 Perubahan generasi

 Periode Kelima (Mei 1995) :Periode Otomatisasi


Alamsa_A062171032 Page 1
Karena peningkatan kegiatan transaksi yang dianggap melebihi kapasitas normal, maak BEJ
memutuskan untuk mengotomatisasikan kegiatan transaksi di bursa

 Jakarta Automated Trading System (JATS)


Mampu menangani 50.000 transaksi tiap hari. Komponennya terdiri atas ;
o Pusat computer pengolah data (trading engine)
o Gateway
o Trades workstations, yang mampu;
 Melakukan oreder pembelian
 Mengamatai aktivitas pasar
 Mengamati status order
 Membaca status dari transaksi yang telah selesai
 Menerima informasi tentang kegiatan perusahaan
 Menerima berita dan pengumuman yang disebarkan oleh BEJ
 Meletakkan pemberitahuan untuk membeli atau menjual sekuritas
 Melaporkan hasil transaksi non-reguler

Sasaran penerapan JATS adalah;

a. Meningkatkan kapasitas untuk mengantisipasi pertumbuhan pasar di masa


mendatang
b. Meningkatkan integritas
c. Meningkatkan pamor pasar modal dengan meletakkan BEJ setara dengan pasar
modal lainnya di dunia
 Surabaya Market Information & Automated Remote Trading (S-MART)
Diintegrasikan dengan JATS di BEJ dan system di KDEI. Fasilitas S-MART adalah;
1. Trader Workplace
2. S-MART Mail
3. S-MART Web
4. S-MART Chat

6. Periode Keenam (Agustus 1997-September 1998)

Pada tahun ini terjadi krisi moneter yang menurunkan nilai mata uang Negara Asia relative
terhadap dolar Amerika. Untuk mencegah permintaan dolar yang terus meningkat, BI
menaikkan bunga deposito sehingga investor tidak lagi tertarik untuk berinvestasi di Indonesia.

Alamsa_A062171032 Page 2
7. Periode Ketujuh (Juli 2000) : Tanpa Warkat

Perdagangan dengan warkat dianggap tidak efisien karena menghambat proses penyelesaian
transaksi. Sehingga mulai saat itu, BEJ menerapkan perdagangan tanpa warkat (scripless
tradings)

8. Periode Kedelapan (Oktober 1998-2002)

Setelah mengalami penurunan drastic hingga kahir bulan September 1998, IHSG mulai
mengalami peningkatan

9. Periode Kesembilan (Januari 2003-2008)

IHSG terus mengalami kenaikan

10. Periode Kedelapan (Oktober 1998-2002)

Pada bulan November 2007, BEJ dan BES bergabung menjadi BEI

11. Periode Kesebelas (Akhir Januari 2008) : Krisi Global

Pada akhir Januari 2008, Pasar modal dikejutkan dengan adanya kruisi global akibat Suprime
Mortgage di Amerika

B. BAPEPAM-LK

Untuk melindungi investor dari praktek tidak sehat di pasar saham, maka dibentuklah badan
pembuat regulasi, pengordinasi bursa pasar modal dan pengawas jalannya pasar modal (watch-
dog).

C. Prosedur Pendaftaran Sekuritas di BEI


a. Persiapan untuk Going Public
Persiapannya meliputi;
 Memutuskan rencana untuk memperoleh dana melalui public
 Menugaskan pakar di pasar modal seperti underwriter, KAP indpenden untuk membuat
opini, notaries public, konsultan hokum, perusahan penilai, trustee, penjamin, biro
administrasi, dan custodian
 Mempersiapkan dokumen dan kontrak awal

Alamsa_A062171032 Page 3
 Mengumumkan ke public dan menandatangani perjanjian dan mendaftarkan kea gen
peringkat untuk mendapatkan peringkat obligasi (untuk obligasi) dan mengirimkan
pernyatan registrasi ke BAPEPAM LK
b. Registrasi di BAPEPAM
c. Pencatatan di Bursa
Underwriter menjual saham di pasar perdana
d. Pelaporan yang Diwajibkan
Perusahan kemudian membuat pelaporan yang diminta oleh BAPEPAM untuk kepentingan
public
D. System Perdagangan di BEI

Transaksi perdagangan di BEI menggunakan order-driven market system yang mengharuskan


perdagangan dilakukan melalui broker. Perdagangan pada pasar perdana menggunakan system
lelang dimana ada bid price (harga penawaran pembelian) dan ask price (harga penawaran
penjualan)

E. Indeks Pasar Modal


Indeks pasar modal di Indonesia terdiri atas;
a. Indeks Harga Saham Gabungan
b. Indeks Liquid-45 (LQ-45)
c. Jakarta Islamic Index (JII)
d. Indeks Papan Utama dan Indeks Papan Pengembangan
e. Indeks Kompas 100

F. Penyelesaian Transaksi

Setelah transaksi terjadi di lantai bursa, maka dlakukanlah pekrjaan administrasi, pembayaran
dan penrbitan sertifikat kepemilikan yang disebur kliring. Perusahaan yang melakukan kliring
adalah PT Kliring Pinjaman Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI). System yang dilakukan terkait penyelesaian transaksi adalah netting, yaitu system
yang menghitung penghasilan netto dari dan adan efek yang terhadap seluruh transaksi yang
dilakukan oleh anggota bursa. Selain itu, ada pula system lain yang disebut system
pemindahbukuan, yaitu suatu system pemindahbukuan seuatu sekuritas yang tidak diikuti
dengan penerbitan sertifikat secara resmi. Namun cukup dengan pemindahbukuan posisi
kepemilikan secara elektronik.

Alamsa_A062171032 Page 4

Anda mungkin juga menyukai