Anda di halaman 1dari 12

Available online at: http://journal.uny.ac.id/index.

php/jipi

Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016, 76-87

Keterlaksanaan Pembelajaran Fisika Implementasi Kurikulum 2013


Berdasarkan Latar Belakang Akademik Guru
Ninik Uswatun Fadilah 1 *, Suparwoto 2
1
MAN Wonosari. Jalan Sunan Ampel No 68, Trimulyo, Kepek, Gunungkidul, Yogyakarta, Indonesia.
2
Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Yogyakarta. Jalan Colombo No. 1, Karangmalang,
Yogyakarta 55281, Indonesia.
* Korespondensi Penulis. Email: ninik_fadilah@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran fisika di MAN pilot project
DIY dalam implementasi Kurikulum 2013 berdasarkan latar belakang akademik guru ditinjau dari (1)
pemahaman terhadap Kurikulum 2013, (2) perencanaan, (3) pelaksanaan, (4) penilaian, (5) upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan pemahaman pada implementasi Kurikulum 2013 dan (6) hambatan yang
dihadapi pada implementasi Kurikulum 2013. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei dengan
pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah guru fisika kelas X di MAN
pilot project DIY yang menerapkan Kurikulum 2013. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
angket, observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman
mengenai Kurikulum 2013 berada pada kategori sangat baik. Perencanaan berada pada kategori baik,
pelaksanaan berada pada kategori baik, penilaian berada pada kategori baik. Upaya guru fisika di MAN
pilot project di DIY yaitu mencari informasi mengenai rasionalisasi kurikulum 2013, pendekatan saintifik,
administrasi pembelajaran dan penilaian otentik baik secara mandiri maupun dari kegiatan pelatihan.
Hambatan yang dihadapi guru yaitu kurangnya ketersediaan buku/panduan mengenai pendekatan saintifik,
guru kesulitan dalam membuat instrumen penilaian portofolio, dan guru belum maksimal dalam
memfungsikan instrumen penilaian sikap.
Kata Kunci: keterlaksanaan, Kurikulum 2013, latar belakang akademik guru

The Feasibility of the Physic Learning Process in Implementing Curriculum 2013


Based on the Teachers’ Academic Background
Abstract
This study aims to determine the feasibility of the physic learning process in implementing
Curriculum 2013 based on the teachers’ academic background at the pilot project MAN in DIY in terms of
(1) understanding of the Curriculum 2013, (2) planning stage, (3) implementation stage, (4) assessment
stage, (5) the effort of the phisycs teachers in pilot project MAN to integrat the knowledge about
Curriculum 2013 in phisycs learning process; (6) the obstacles found by the phisycs teachers in the
implementation of Curriculum 2013. This research was survey research with descriptive qualitative and
quantitative approach. The research population was phisycs teachers of class X of pilot project MAN in
DIY which implemented Curriculum 2013. The technique of data collection was questionnaires,
observation, interviews, and documentation. The results show that the teachers’ knowledge of Curriculum
2013 is very good. The planning is in the quite good category, the implementation is in the good category,
the assessment is in the good category. the efforts of physics teachers at pilot project MAN are looking for
information about: the rationalization of the Curriculum 2013, the scientific approach, the administration
of learning and authentic assessment either independently or by training program; (4) the obstacles found
by the teachers are: the lack of availability of the book/guide on Problem Based Learning (PBL), Project
Based Learning (PjBL) learning model, the teachers difficulty in making portfolio assessment instruments,
and the teachers have not been able to maximal functioning of attitude assessment instruments.
Keywords: the feasibility, Curriculum 2013, teachers’ academic background
How to Cite: Fadilah, N., & Suparwoto, S. (2016). Keterlaksanaan pembelajaran fisika implementasi kurikulum
2013 berdasarkan latar belakang akademik guru di MAN DIY. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2(1), 76-87.
doi:http://dx.doi.org/10.21831/jipi.v2i1.8380

Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.21831/jipi.v2i1.8380

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016 - 77
Ninik Uswatun Fadilah, Suparwoto

an pada tahun 2013 yang dikenal dengan Kuri-


PENDAHULUAN
kulum 2013. Kurikulum ini merupakan langkah
Pendidikan nasional, sebagai salah satu lanjutan implementasi Kurikulum Berbasis
sektor pembangunan nasional dalam upaya Kompetensi yang dirilis pada tahun 2004 dan
mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap,
visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu
pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk (Warso, 2014, p.10). Perubahan ini dimulai
memberdayakan semua warga negara Indonesia dengan penataan terhadap empat elemen Standar
berkembang menjadi manusia yang berkualitas Nasional, yaitu Standar Kompetensi Lulusan
sehingga mampu dan proaktif menjawab tan- (SKL), Standar Isi (SI), Standar Proses Pembel-
tangan zaman yang selalu berubah (Kemdikbud, ajaran (SPP), dan Standar Penilaian (SP).
2012a). Menurut Undang-Undang Nomor 20 Cheung & Wong (2011, p.44) mengung-
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasio- kapkan bahwa ada beberapa faktor yang
nal, makna manusia yang berkualitas adalah mempengaruhi implementasi kurikulum. Faktor-
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada faktor tersebut merupakan komponen-komponen
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, penyusun suatu sistem yang menentukan
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi keberhasilan suatu kurikulum, salah satunya
warga negara yang demokratis serta bertang- adalah faktor guru. Senada dengan Cheung &
gung jawab. Wong, Purnomo (2013) menyatakan bahwa para
Pendidikan nasional saat ini dihadapkan guru perlu memahami struktur dan substansi
pada berbagai permasalahan yang perlu untuk Kurikulum 2013, menguasai aspek perencanaan,
dicari pemecahannya. Permasalahan tersebut pelaksanaan dan penilaian pembelajaran.
berupa tantangan internal dan tantangan eks- Mengenai faktor dari guru Yuhetty dan
ternal (Kemdikbud, 2012b). Selain hal tersebut, Miarso (2008, p.20) menyatakan bahwa ada 2
ada kecenderungan saat ini peserta didik belum faktor yang mempengaruhi guru dalam melak-
optimal dalam internalisasi nilai-nilai kehidupan sanakan tugas keprofesionalannya yaitu faktor
secara matang dan bermakna. Hal ini disebabkan internal dari diri guru dan faktor eksternal dari
dalam proses pembelajaran masih menitikberat- lingkungannya. Khusus untuk penelitian ini,
kan pada aspek kognitif, dengan aspek afektif lebih dilihat dari faktor internal guru yaitu
dan psikomotorik yang bermuatan karakter be- tingkat pendidikan dan keikutsertaan pelatihan
lum mendapat perhatian. Pada aspek pembel- (diklat) tentang Kurikulum 2013.
ajaran di sekolah masih berorientasi penguasaan Perubahan Kurikulum 2013 pada umum-
materi untuk persiapan menghadapi ujian nasio- nya menuntut peningkatan kualitas layanan gu-
nal (Kunandar, 2013, p.18). Sebagai solusinya ru. Kualitas layanan guru ini sangat penting
diperlukan implementasi pembelajaran yang dalam meningkatkan kualitas pendidikan di
dapat menyeimbangkan antara penguasaan kog- Indonesia. Menurut Bank Dunia ada beberapa
nitif dan pendidikan karakter, dengan harapan tantangan yang dihadapi Indonesia seperti ren-
produk pendidikan selain diperoleh manusia dahnya kualifikasi pendidik dan sumber daya
yang cerdas secara kognitif juga memiliki karak- manusia pendidikan, ketidaksetaraan latar bela-
ter spiritual yang baik. Kombinasi dua hal terse- kang pendidikan guru dan rendahnya kesejah-
but diduga dapat menjadi bekal bagi peserta teraan guru (Setyarahajoe & Irtanto, 2013).
didik untuk memenangkan kompetisi dalam Mengenai kualifikasi pendidik, Amirrachman
dunia global. (2014) menyatakan bahwa hanya 37% dari 3,5
Menyikapi permasalahan-permasalahan juta guru berkualifikasi minimum Sarjana atau
tersebut diperlukan perubahan dalam komponen Diploma-IV sesuai undang-undang. Artinya
implementasi pembelajaran yang berbasis karak- kualitas pendidikan guru-guru di Indonesia
ter dalam pendidikan nasional. Salah satu kom- masih rendah, terlihat dari masih sedikit yang
ponen yang terkait dengan sarana pendidikan memenuhi standar pendidikan minimum. Pen-
adalah pemilihan kurikulum yang diterapkan. tingnya kualifikasi akdemik ini di jelaskan dari
Kurikulum perlu dijadikan acuan oleh setiap hasil penelitian Hamzah (2010) yang menyebut-
satuan pendidikan. kan bahwa ada dampak yang cukup dan sangat
Republik Indonesia telah mengalami signifikan dari faktor latar belakang pendidikan
beberapa kali penyempurnaan dan perubahan terhadap keprofesionalan guru.
kurikulum. Dimulai dari kurikulum tahun 1947 Guru dituntut untuk profesional dalam
sampai dengan yang terbaru ini adalah perubah- menjalankan perannya sebagai seorang pen-

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016 - 78
Ninik Uswatun Fadilah, Suparwoto

didik. Secara formal yang terjadi di sekolah mampu memberi pemahaman implementasi
untuk menjadi professional, guru disyaratkan Kurikulum 2013 secara utuh kepada warga
memenuhi kualifikasi akademik minimum dan sekolah.
bersertifikat pendidik. Menurut Peraturan Men- Proses pembelajaran fisika perlu diupaya-
teri Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar kan agar menekankan pada pemberian peng-
Kualifikasi dan Kompetensi Guru, guru pada alaman belajar langsung untuk mengembangkan
SMA/MA harus memiliki jenjang pendidikan kompetensi, tujuannya agar peserta didik mam-
minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana pu dan memahami hakikat fisika yang dilandasi
(S-1) program studi yang sesuai dengan mata sikap ilmiah untuk memecahkan masalah yang
pelajaran yang diampu, dan diperoleh dari dihadapinya. Hakikat pembelajaran fisika ini
program studi yang terakreditasi. sejalan dengan landasan berpikir dalam imple-
Tingkat pendidikan guru diperlukan untuk mentasi Kurikulum 2013 yang dalam proses
meningkatkan kinerjanya. Goldhaber & Brewer pembelajarannya menekankan pada penggunaan
(1996, p.208) menyatakan bahwa “it is possible pendekatan ilmiah (scientific approach). Peren-
that only science teachers who have Master’s canaan dalam pembelajaran fisika merupakan
degrees in science will improve student science hal yang sangat penting dimana peran guru
achievement substantially. On the other hand, meliputi 3 hal yaitu perencana, pelaksana dan
science teachers with a master’s degree in a evaluator. Seorang guru sebagai pelaksana kuri-
subject other than science will not have great kulum baik dalam merencanakan, melaksanakan
impact on student science achievement”. dan mengevaluasi diharapkan dapat mening-
Goldhaber & Brewer menjelaskan bahwa guru katkan prestasi belajar peserta didik agar peserta
sains yang memiliki gelar master sains akan didik mendapat manfaat dalam belajar (Mallo,
mampu meningkatkan prestasi sains siswa 2013).
secara substansial dibandingkan dengan guru Proses pembelajara diatur dalam Peratur-
bukan berlatar belakang pendidikan sains. Hal an Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 ten-
ini berarti harus adanya kecocokan atau linier- tang Standar Proses Pendidikan dan Permen-
itas antara tingkat pendidikan dengan mata dikbud Nomor 59 Tahun 2014 tentang desain
pelajaran yang diajarkan oleh guru di sekolah. pembelajaran Kurikulum 2013 Sekolah Mene-
Selain tingkat pendidikan, untuk mening- ngah Atas/Madrasah Aliyah. Proses pembelajar-
katkan kinerja guru juga diperlukan aspek an pada satuan pendidikan memuat perencanaan
pendidikan dan pelatihan mengajar yang cukup. pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran serta
Pendidikan dan pelatihan meliputi pengalaman penilaian proses pembelajaran.
dalam mengikuti kegiatan pendidikan dan pela- Implementasi Kurikulum 2013 akan ber-
tihan dalam rangka pengembangan atau pening- muara pada pelaksanaan pembelajaran yaitu
katan kompetensi dalam melaksankan tugas bagaimana agar isi atau pesan-pesan kurikulum
sebagai pendidik baik pada tingkat kecamatan, dapat dicerna oleh peserta didik. Menurut Majid
kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional. (2006, p.7) ada 3 kemampuan yang harus di-
Dalam penelitian ini, pendidikan dan pelatihan kuasai guru dalam mengimplementasikan pelak-
yang dimaksud adalah frekuensi pendidikan dan sanaan pembelajaran. Pertama adalah kemampu-
pelatihan yang diikuti guru mengenai implemen- an menyusun rencana pembelajaran, meliputi:
tasi Kurikulum 2013 berupa kegiatan sosialisasi, mampu mendeskripsikan tujuan pembelajaran,
bimtek, DDTK Kurikulum 2013, diklat guru mampu memilih/menentukan materi, mampu
fisika Kurikulum 2013 maupun workshop- mengorganisir materi, mampu menentukan me-
workshop oleh MGMP fisika atau madrasah. tode/strategi pembelajaran, mampu menentukan
Hasil wawancara dengan kepala bidang sumber belajar/media/alat pembelajaran, mampu
Kurikulum Pendidikan Madrasah di Kanwil Ke- menyusun perangkat penilaian dan mampu
menterian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalokasikan waktu. Kemampuan kedua
Nadhif (2014) menyatakan bahwa dalam adalah kemampuan melaksanakan pembelajaran,
mempersiapkan pelaksanaan Kurikulum 2013 di meliputi: mampu membuka pelajaran, mampu
Madrasah, Kanwil DIY telah memberikan pela- menyajikan materi, mampu menggunakan me-
tihan mengenai Kurikulum 2013 baik melalui tode/strategi/alat peraga, mampu menggunakan
sosialisasi maupun Bimtek kepada 3252 guru bahasa yang komunikatif, mampu memotivasi
MI, MTs dan MA pada tahun 2013. Pelaksanaan siswa dan berinteraksi dengan siswa secara ko-
sosialisasi selama 2 hari dan Bimtek selama 4 munikatif, mampu menyimpulkan pembelajaran,
hari dirasa sangat singkat dan diduga belum mampu memberikan umpan balik, mampu

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016 - 79
Ninik Uswatun Fadilah, Suparwoto

melaksanakan penilaian dan mampu meng- Target/Subjek Penelitian


alokasikan waktu. Kemampuan ketiga adalah
Berdasarkan data ada 6 Madrasah Aliyah
kemampuan mengadakan evaluasi pembelajar-
Negeri di DIY yang merupakan pilot project
an, meliputi: mampu membuat dan memilih
Kurikulum 2013. Subjek penelitian adalah 7 gu-
soal, mampu memeriksa jawaban, mampu
ru fisika yang mengajar di kelas X. Pengambilan
mengolah serta menganalisis hasil penilaian,
sampel guru dilakukan dengan teknik purposive
mampu mengidentivikasi variasi hasil peneliti-
sampling dari 16 guru fisika yang mengajar di
an, dan mampu menyimpulkan hasil penilaian
MAN pilot project DIY.
secara jelas dan logis.
Untuk dapat terlaksananya standar proses Intrumen, dan Teknik Pengumpulan Data
pembelajaran dengan baik, faktor kompetensi Instrumen pengumpulan data dalam pene-
guru yang sesuai dengan kurikulum perlu litian ini meliputi lembar angket, lembar obser-
menjadi perhatian, serta kesiapan guru berkaitan vasi, lembar penilaian dokumen, dan pedoman
dengan pemahaman proses pembelajaran mau- wawancara. Instrumen disusun berdasarkan kisi-
pun kesiapan dalam perangkat pembelajaran kisi agar instrumen yang digunakan memenuhi
sebagai pendukung. Kesiapan guru yang berkait- validitas isi dan validitas konstruk.
an dengan latar belakang akademik belum
teridentifikasi, Pada implementasi kurikulum, Teknik Analisis Data
adanya hambatan-hambatan dalam pembelajaran Data yang diperoleh dianalisis dengan
perlu segera dicari pemecahannya. Dalam hu- menggunakan teknik deskriptif kuantitatif dan
bungan ini persoalan yang digali adalah respon deskripsi kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif
guru fisika saat mengimplementasikan Kuri- digunakan untuk menganalisis data berupa catat-
kulum 2013. an hasil wawancara dan kejadian penting selama
Berdasarkan latar belakang yang telah observasi proses pembelajaran selama peneliti-
diuraikan, penelitian ini dilakukan untuk meng- an. Analisis deskripsi kuantitatif dilakukan
kaji sejauh mana keterlaksanaan standar proses untuk menganalisis data berupa hasil penelitian
dalam implementasi pembelajaran fisika me-
angket, observasi dan dokumentasi.
muat kurikulum 2013 di MAN pilot project DIY
Langkah-langkah dalam teknik analisis
berdasarkan latar belakang akademik guru. Wu-
data angket, observasi dan dokumentasi adalah
jud keterlaksanaannya dikaji dari tingkat
tabulasi data, menghitung skor dari masing-
keberhasilan seorang guru yang diukur berdasar-
masing instrumen, dan menggubah skor menjadi
kan indikator pemahaman guru terhadap kuri-
nilai dengan kriteria. Kriteria atau kategori ting-
kulum yang berlaku, penguasaan terhadap pe-
kat kecenderungan mengacu pada table modify-
rencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembel-
kasi skala Likert menjadi 4 kriteria yang dikem-
ajaran, upaya yang dilakukan dalam mening-
bangkan oleh Direktorat Pembinaan SMA
katkan kualitas pembelajaran serta kendala-
(2010, pp. 59-60) yang diadaptasi seperti tertera
kendala yang diperkirakan menjadi hambatan
pada Tabel 1 halaman 5. Pada angket hambatan
dalam melaksanakan pembelajaran fisika dalam
yang dialami guru, kriterianya diubah menjadi
mengimplementasikan Kurikulum 2013.
tidak ada hambatan, ada sedikit hambatan,
METODE cukup ada hambatan dan ada banyak hambatan.
Jenis Penelitian Tabel 1. Kriteria Tingkat Kecenderungan*)
Penelitian ini termasuk penelitian survei Rentang Skor (Mean
No Kriteria
dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pembanding)
Mi+1,5 SBi < M ≤ Mi + 3,0
Waktu dan Tempat Penelitian 1 Sangat Baik
SBi
Penelitian dilaksanakan di Madrasah Mi+ 0 SBi < M ≤ Mi + 1,5
2 Baik
Aliyah Negeri pilot project di DIY yang melak- SBi
Mi - 1,5 SBi < M ≤ Mi + 0
sanakan Kurikulum 2013 tahun pelajaran 3 Kurang Baik
SBi
2014/2015 yaitu MAN 1 Yogyakarta, MAN 2 Mi - 3 SBi < M ≤ Mi - 1,5 Sangat Kurang
Yogyakarta, MAN 3 Yogyakarta, MAN Wono- 4
SBi Baik
kromo, MAN Wates 2 dan MAN Wonosari. *) Sumber: Direktorat Pembinaan SMA, 2010
Penelitian dilaksanakan empat bulan, yaitu dari
bulan Februari sampai dengan Mei 2015. Dengan Mi = mean ideal dan SBi = simpangan
baku ideal.

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016 - 80
Ninik Uswatun Fadilah, Suparwoto

Teknik analisis kualitatif untuk memper- Tabel 4. Skor Pemahaman Guru


kuat data kuantitatif dilakukan dengan analisis
No Kode Guru Nama Madrasah Skor Ket
model Miles & Huberman (Miles & Huberman,
1 A Madrasah 1 84 SB
1994, p.10). Analisis Miles & Huberman dengan 2 B Madrasah 2 75 SB
cara mereduksi data (penggolongan data), me- 3 C Madrasah 3 77 SB
nampilkan data, dan membuat kesimpulan (veri- 4 D Madrasah 4 73 SB
fikasi data). Adapun data yang dapat diperoleh 5 E Madrasah 5 79 SB
dari pendekatan kualitatif yaitu berdasarkan data 6 F Madrasah 5 69 SB
dari wawancara dan kejadian penting selama 7 G Madrasah 6 83 SB
observasi proses pembelajaran selama peneliti- Keterangan: SB = Sangat Baik
an. Kesimpulan akhir diperoleh dengan menggu-
Hasil wawancara menunjukkan semua
nakan tiangulasi data terhadap variable peneliti-
responden memahami dengan baik tujuan dan
an dari masing-masing instrumen yang diguna-
elemen perubahan pada Kurikulum 2013.
kan dalam pengumpulan data penelitian.
Aspek Perencanaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 5. Keterlaksanaan Perencanaan Ditinjau
Latar Belakang Akademik dari Tingkat Pendidikan Guru
Terkait dengan latar belakang akademik Perencanaan Ket Kesm
No TP
responden guru fisika ada dua indikator utama Guru Kri Dok Kri
yang diungkap dalam penelitian ini, yaitu ting- 1 88 SB 81 SB SB Baik
kat pendidikan terakhir (S-1/S-2/S-3) dan 2 69 B 93 SB B
kegiatan pendidikan dan pelatihan yang pernah 3 S-1 63 B 96 SB B
diikuti guru. Secara rinci deskripsi latar bela- 4 75 B 96 SB B
5 96 SB 88 SB SB
kang akademik responden dapat dijelaskan
Rerata 78 91
sebagai berikut. 6 S-2 67 B 85 SB B Baik
Tingkat pendidikan responden menunjuk- 7 88 SB 88 SB SB
kan jenjang pendidikan terakhir yang ditempuh Rerata 78 87
oleh guru yang bersangkutan, terangkum pada Keterangan: Kri = kriteria, Ket = keterangan,
Tabel 2. Kesm = kesimpulan, B = baik dan SB = sangat
Tabel 2. Deskripsi Tingkat Pendidikan baik.
No Pendidikan Terakhir Frekuensi % Data angket guru, review dokumen (dok)
1 S-1 5 71 perencanaan pada RPP berdasarkan tingkat
2 S-2 2 29 pendidkan guru terangkum pada Tabel 5 halam-
Pendidikan dan pelatihan yang dimaksud an 5. Data angket guru, review dokumen (dok)
yaitu mengenai frekuensi diklat yang pernah perencanaan pada RPP berdasarkan frekuensi
diikuti oleh guru terkait Kurikulum 2013, keikutsertaan diklat guru terangkum pada Tabel
terangkum dalam Tabel 3. 6.
Tabel 3. Deskripsi Diklat yang pernah diikuti Tabel 6. Keterlaksanaan Perencanaan Ditinjau
dari Keikutsertaan Diklat
No Pendidikan/Pelatihan Frekuensi %
1 Tidak pernah 0 0 Perencanaan Ket Kesm
No TP
2 1-3 kali (X) 3 43 Guru Kri Dok Kri
3 Lebih dari 3 kali (Y) 4 57 1 X 88 SB 81 SB SB Baik
2 63 B 96 SB B
Aspek Pemahaman Guru 3 75 B 96 SB B
Data angket guru menunjukkan bahwa Rerata 75 91
4 Y 67 B 85 SB B Baik
pada aspek pemahaman Kurikulum 2013 semua
5 88 SB 88 SB SB
responden yakni 7 guru berada pada rentang 6 69 B 93 SB B
skor 68,25 dan 84, artinya semua guru memiliki 7 96 SB 88 SB SB
pemahaman yang sangat baik terhadap Rerata 80 89
Kurikulum 2013. Keterangan: X= frekuensi diklat rendah (1 – 3
kali), Y = frekuensi siklat tinggi (lebih dari 3

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016 - 81
Ninik Uswatun Fadilah, Suparwoto

kali), Kri = kriteria, Ket = keterangan, Kesm = Tabel 9. Keterlaksanaan Penilaian Ditinjau
kesimpulan, B = baik dan SB = sangat baik. dari Tingkat Pendidikan Guru
Aspek Pelaksanaan Penilaian Ket Kesm
No TP
Guru Kri Dok Kri
Tabel 7. Keterlaksanaan Pelaksanaan Ditinjau
1 75 B 64 B B Baik
dari Tingkat Pendidikan Guru 2 67 B 99 SB B
Pelaksanaan 3 S-1 54 KB 58 KB KB
No TP Kes 4 71 B 58 KB KB
G Kri S Kri O Kri
1 S-1 76 B 69 B 83 SB 5 96 SB 73 B B
Baik Rerata 73 70
2 71 B 78 B 80 B
3 61 KB 81 B 80 B 6 S-2 71 B 58 B B Baik
4 75 B 72 B 66 B 7 79 B 79 B B
5 83 SB 80 B 78 B Rerata 75 69
Rerata 73 76 77 Keterangan: Kri= kriteria, Ket = keterangan,
6 73 B 76 B 81 B Kesm = kesimpulan, SB = sangat baik, B = baik
S-2 Baik
7 87 SB 81 SB 92 SB dan KB = kurang baik
Rerata 80 79 87
Data angket guru, review dokumen RPP
Keterangan: Kri= kriteria, Kes = kesimpulan,
berdasarkan frekuensi keikutsertaan diklat guru
SB = sangat baik, B = baik dan KB = kurang
terangkum pada Tabel 10.
baik
Tabel 10. Keterlaksanaan Penilaian Ditinjau
Tabel 8. Keterlaksanaan Pelaksanaan Ditinjau
dari Keikutsertaan Diklat
dari Keikutsertaan Diklat
Penilaian Ket Kesm
Pelaksanaan No TP
No TP Kes Guru Kri Dok Kri
G Kri S Kri O Kri
1 X 75 B 64 B B Kurang
1 76 B 69 B 83 SB Baik 2 54 KB 58 KB KB Baik
2 X 61 KB 81 B 80 B 3 71 B 58 KB KB
3 75 B 72 B 66 B Rerata 67 60
Rerata 71 74 76 4 71 B 58 B B
4 73 B 76 B 81 B Baik 5 Y 79 B 79 B B
5 Y 87 SB 81 SB 92 SB 6 67 B 99 SB B Baik
6 71 B 78 B 80 B 7 96 B 73 B B
7 83 SB 80 B 78 B Rerata 78 77
Rerata 79 79 83
Keterangan: B = baik, SB = sangat baik, KB =
Keterangan: X= frekuensi diklat rendah (1 – 3 kurang baik, Kri = kriteria, X= frekuensi diklat
kali), Y = frekuensi siklat tinggi (lebih dari 3 rendah (1 – 3 kali), Y = frekuensi siklat tinggi
kali), Kri = kriteria, Kes = kesimpulan, SB = (lebih dari 3 kali), Ket = keterangan, Kesm =
sangat baik, B = baik dan KB = kurang baik. kesimpulan.
Data angket guru (G), observasi (O) dan Hambatan
angket siswa (S) berdasarkan tingkat pendidikan
guru terangkum pada Tabel 7 dan berdasarkan Data angket guru menunjukkan bahwa
frekuensi keikutsertaan diklat terangkum pada pada aspek hambatan dalam implementasi Kuri-
Tabel 8. kulum 2013 sebanyak 3 guru berada pada
rentang skor antara 62,5 dan 81,25 sehingga
Aspek Penilaian berada pada kategori ada sedikit hambatan. 4
Data angket guru, review dokumen (dok) guru berada pada rentang skor antara 43,75 dan
penilaian pada RPP berdasarkan tingkat 62,5 sehingga berada pada kategori cukup ada
pendidikan guru terangkum pada Tabel 9. hambatan.
Rangkuman skor hambatan guru dalam
mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada
mata pelajaran fisika terangkum pada Tabel 11
halaman 7.

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016 - 82
Ninik Uswatun Fadilah, Suparwoto

Tabel 11. Skor Hambatan Guru kurikulum, elemen perubahan, Standar Kompe-
tensi Lulusan, Standar Isi dan Standar Penilaian,
Kode Nama
No
Guru Madrasah
Skor Ket meskipun dengan menggunakan kalimat yang
1 A Madrasah 1 61 CAH berbeda tetapi memiliki maksud yang sama.
2 B Madrasah 2 61 CAH Elemen perubahan dalam Kurikulum
3 C Madrasah 3 63 ASH 2013 meliputi perubahan standar kompetensi
4 D Madrasah 4 66 ASH lulusan, standar proses, standar isi, dan standar
5 E Madrasah 5 50 CAH penilaian (Kemdikbud, 2012). Semua responden
6 F Madrasah 5 55 CAH menyatakan, bahwa elemen perubahan dalam
7 G Madrasah 6 76 ASH kurikulum 2013 mengalami pembaharuan yang
Keterangan: cukup signifikan daripada KTSP. Namun demi-
CAH = cukup ada hambatan, ASH = Ada sedikit kian, elemen perubahan khususnya standar isi
hambatan. kurikulum 2013 pada hakekatnya tidaklah ber-
Upaya beda materi dengan KTSP. Isi materi yang ada
dalam standar isi antara kurikulum 2013 dan
Data angket guru menunjukkan bahwa KTSP hakekatnya sama, hanya saja berbeda
pada aspek upaya meningkatkan pemahaman urutannya. Sebagai contoh, materi fluida statis.
mengenai Kurikulum 2013 sebanyak 2 guru ber- Dalam KTSP, materi tersebut diajarkan untuk
ada pada rentang skor lebih dari 19,5 sehingga kelas XI, pada kurikulum 2013 diajarkan untuk
masuk kategori sangat baik, 4 guru berada pada kelas X.
skor antara 15 sampai 19,5 sehingga berada Hasil data penelitian berupa angket dan
pada kategori baik dan 1 guru berada pada skor wawancara dengan responden menunjukkan
antara 10,5 sampai 15 sehingga berada pada bahwa semua responden memahami Standar
kategori kurang baik. Kompetensi Lulusan dengan baik. Adapun SKL
Tabel 12. Skor Upaya Guru tersebut dibedakan menjadi tiga domain, yaitu
domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
No Kode Guru Nama Madrasah Skor Ket Data tambahan berupa data dari hasil
1 A Madrasah 1 11 KB wawancara dengan Kepala Madrasah maupun
2 B Madrasah 2 20 SB Wakil Kepala bidang Kurikulum juga menun-
3 C Madrasah 3 16 B
jukkan mengenai kesiapan guru dalam mema-
4 D Madrasah 4 18 B
5 E Madrasah 5 17 B
hami Kurikulum 2013. Hal ini dikarenakan
6 F Madrasah 5 15 B semua guru sudah mengikuti pelatihan atau
7 G Madrasah 6 23 SB bimtek yang diselenggarakan oleh Kemenag
Keterangan: maupun masing-masing madrasah serta forum
SB = sangat baik, B = baik, KB = kurang baik MGMP.
Perencanaan pembelajaran diamati de-
Hasil dari pemrosesan data yang ngan menggunakan data angket responden, hasil
dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa wawancara dan review dokumen RPP. Berikut
keterlaksanaan proses pembelajaran fisika pemaparan hasil perencanaan pembelajaran dari
berdasarkan latar belakang akademik guru di ketiga sumber tersebut. Data angket responden
MAN pilot project DIY masuk dalam kriteria diperoleh 3 guru masuk kategori sangat baik dan
baik. 4 guru dengan kategori baik. Semua responden
Hasil data mengenai pemahaman Kuriku- dapat menjawab angket dengan baik mengenai
lum 2013 menunjukkan bahwa reponden selaku identitas, indikator, tujuan, materi dan skenario
guru fisika kelas X memahami dengan baik pembelajaran.
salah satu komponen dari kurikulum 2013 yakni Hasil wawancara dengan responden
pemahaman mengenai Kurikulum 2013. Pema- menunjukkan bahwa hampir semua responden
haman tersebut diantaranya meliputi rasionaliasi menyampaikan waktu ideal membuat RPP
perubahan, tujuan Kurikulum, elemen perubah- adalah diawal semester sebelum proses pembel-
an, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, ajaran dimulai. Namun demikian, pada realitas-
Standar Proses Pembelajaran dan Standar nya RPP dikerjakan sebagian diawal semester
Penilaian. dan sisanya dikerjakan selama proses pembel-
Hasil wawancara peneliti dengan respon- ajaran. Kondisi ini terjadi karena keterbatasan
den memperkuat hasil data dari angket tersebut. waktu yang dimiliki oleh responden seandainya
Semua responden dapat menjelaskan tujuan keseluruhan RPP dikerjakan di awal semester.

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016 - 83
Ninik Uswatun Fadilah, Suparwoto

Hasil review dokumen RPP menunjukkan kan waktu yang cukup lama untuk membimbing
bahwa aspek perencanaan 7 orang responden siswa dalam 5M, padahal waktu yang tersedia
atau 100 % populasi responden berada pada untuk penyampaian materi sangat terbatas. Akan
kategori sangat baik. RPP tersebut dibuat secara tetapi ada kepercayaan diri dan harapan dari
bersama-sama dalam forum MGMP Madrasah responden, jika sudah terbiasa maka kedepannya
dan Diknas. pembelajaran akan berjalan lancar. Selain itu
Berdasarkan hasil analisi data pada Tabel diperoleh informasi bahwa pemilihan metode
5 untuk aspek perencanaan pembelajaran yang pembelajaran disesuaikan dengan kompetensi
dikelompokkan dari jenjang pendidikan guru dan materi yang harus dikuasi siswa serta waktu
diperoleh nilai rerata persentase sama besar an- yang tersedia. Tak jarang agar pembelajaran
tara S-1 dan S-2 yaitu 78%. Pada aspek penilai- berjalan sesuai dengan tujuan yang direncanakan
an dokumen RPP terlihat bahwa guru S-2 me- responden melakukan improvisasi metode dari
miliki rerata skor keterlaksanaan perencanaan rencana awal pembelajaran di RPP.
penilaian lebih rendah dari pada guru S-1. Dari Wawancara juga dilakukan dengan kepala
hasil wawancara dan kuesioner terungkap bahwa madrasah. Menurut kepala madrasah guru telah
adanya ketidak linieran jurusan yang diambil mampu melaksanakan pembelajaran sesuai de-
oleh guru S-2 dengan jurusan saat S-1. ngan rencana yang dibuatnya. Penjelasan kepala
Untuk aspek perencanan pembelajaran madrasah ini didukung data dari supervisi yang
yang dikelompokkan dari frekuensi keikutserta- telah dilakukan baik itu oleh kepala atau peng-
annya mengikuti diklat Tabel 6 rerata persentase awas. Dari kepala madrasah juga diperoleh
guru yang frekuensi keikutseraan diklat tinggi informasi bahwa untuk madrasah rintisan ung-
(Y) memperoleh rerata lebih besar (80%) dari gulan (RMU) diadakan pendampingan dalam
pada guru dengan frekuensi keikutserataan dik- implementasi Kurikulum 2013 mulai dari peren-
lat kurang (75%). Hal ini cukup beralasan, lebih canaan, pelaksanaan dan penilaian oleh instruk-
berpengalamannya guru dalam kegiatan pelatih- tur dari Balai Diklat Kemenag maupun oleh
an akan meningkatkan mutu profesionalisme pengawas mapel dari Diknas. Sehingga tidak
guru selain tentunya mampu meng-up date dan mengherankan jika pelaksanaanya sudah baik.
menginformasikan hal-hal baru menyangkut Dari Tabel 7 tentang keterlaksanaan ber-
kebijakan pendidikan maupun perkembangan dasarkan jenjang pendidikan guru dan Tabel 8
terkini konsep pembelajaran. Dari angket guru tentang keterlaksanaan pembelajaran berdasar-
juga terungkap ada 3 guru yang pernah meng- kan frekuensi keikutsertaan diklat menunjukkan
ikuti diklat tingkat nasional di Jakarta. keterlaksanan pembelajaran fisika berdasarkan
Pelaksanaan pembelajaran terdiri atas latar belakang akademik guru masuk dalam
kegiatan awal (pendahuluan), kegiatan inti dan kategori baik. Tabel 7 menunjukkan bahwa guru
kegiatan akhir (penutup) yang di dalamnya yang jenjang pendidikannya lebih tinggi (S-2)
terdapat aspek pendekatan saintifik dan memiliki nilai persentase keterlaksanaan pem-
penilaian otentik seperti tuntutan Kurikulum belajaran fisika yang lebih tinggi dibandingkan
2013. Keterlaksanaan proses pelaksanaan guru dengan jenjang pendidikan S-1. Hal ini
pembelajaran fisika oleh guru di MAN pilot dapat dilihat dari selisih rata-rata persentase
project DIY diungkap melalui instrumen berupa keterlaksanaan proses pembelajaran fisika antara
angket guru, wawancara, observasi dan angket guru S-2 dan S-1 yang kecil yaitu 7% pada ang-
siswa. Hasil analisi secara keseluruhan menyim- ket guru, 3% pada angket siswa, dan 10% pada
pulkan keterlaksanaannya dalam kategori baik. observasi. Artinya jenjang pendidikan dapat
Hasil analisis penilaian angket guru diper- mencerminkan kompetensi guru, tingkat pendi-
oleh rerata persentase keterlaksanaan sebesar dikan guru yang tinggi dapat mentrasfer ilmu
75% dengan kategori baik. Hasil tersebut didu- kepada siswa. Kompetensi yang dimaksud disini
kung oleh rerata persentase skor observasi yaitu adalah keterlaksanaan proses pembelajaran
80% dengan kategori baik, dan rerata skor fisika.
angket siswa yang menunjukkan nilai 165,6 Dari Tabel 8 tentang keterlaksanaan
dengan kategori baik. berdasarkan pengalaman mengikuti pelatihan
Dari data wawancara dengan guru diper- (diklat) terlihat bahwa guru yang frekuensi ke-
oleh informasi bahwa beberapa responden ikutsertaan diklat tinggi memiliki nilai persen-
menyatakan belum sepenuhnya menggunakan tase keterlaksanaan pelaksanaan pembelajaran
pendekatan saintifik karena keterbatasan waktu. fisika yang lebih tinggi dibanding guru yang
Responden menyatakan terkadang membutuh- keikusertaan pelatihannya kurang. Hal ini dapat

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016 - 84
Ninik Uswatun Fadilah, Suparwoto

dilihat dari selisih rata-rata persentase keterlak- tingkat pendidikan guru yang tinggi dapat men-
sanaan proses pembelajaran fisika antara guru trasfer ilmu kepada siswa. Namun demikian
frekuensi keikutsertaan pelatihan tinggi dan ku- pada aspek penilaian rencana penilaian di RPP
rang yaitu 8% pada angket guru, 5% pada terlihat bahwa guru S-2 memiliki rerata skor
angket siswa, dan 7% pada observasi. Salah satu keterlaksanaan lebih rendah dari pada guru S-1.
fakta dilapangan berupa hasil observasi dalam Dari hasil wawancara dan kuesioner terungkap
pembelajaran menunjukkan bahwa guru yang bahwa adanya ketidak linieran jurusan yang
frekuensi keikutsertaan diklatnya tinggi jauh diambil oleh guru S-2 dengan jurusan saat S-1.
dapat mengelola kelas dengan baik. Seperti kita Dari Tabel 10 tentang keterlaksanaan
ketahui bahwa pelatihan guru memiliki tujuan penilaian berdasarkan pengalaman mengikuti
untuk meningkatkan knowledge (pengetahuan), pelatihan (diklat) menunjukkan keterlaksanan
skills (keterampilan) dan attitude (sikap). Pela- penilaian pembelajaran fisika untuk frekuensi
tihan juga menyegarkan dan menginformasikan keikutsertaan diklat yang kurang masuk dalam
hal-hal baru, baik menyangkut kebijakan pendi- kategori kurang baik sedangkan frekuensi
dikan maupuan perkembangan terkini konsep keikutsertaan diklat tinggi masuk dalam kategori
pembelajaran. Mengingat perkembangan ilmu baik. Tabel 10 menunjukkan bahwa guru yang
pengetahuan yang demikian pesat dan dinamis, frekuensi keikutsertaan diklat tinggi memiliki
guru perlu meng-up date pengetahuannya secara nilai persentase keterlaksanaan penilaian pelak-
terus-menerus sehingga tidak ketinggalan atau sanaan pembelajaran fisika yang lebih tinggi
gagap menghadapi perubahan. Pengalaman dibanding guru yang keikusertaan pelatihannya
diklat berpengaruh dalam meningkatkan mutu kurang. Hal ini dapat dilihat dari selisih rata-rata
profesionalisme guru. persentase keterlaksanaan penilaian pembelajar-
Keterlaksanaan penilaian pembelajaran an fisika antara guru frekuensi keikutsertaan
fisika oleh guru di MAN pilot project DIY pelatihan tinggi dan kurang yaitu 11% pada
diungkap melalui instrumen berupa angket guru, angket guru dan 7% pada analisis dokumen
wawancara, dan dokumentasi. Angket guru penilaian di RPP.
memberikan rerata skor 17,57 (73%) dengan Salah satu fakta dilapangan berupa hasil
kategori baik. Hasil ini didukung data dokumen observasi dalam pembelajaran menunjukkan
penilaian pada RPP dengan rerata skor 28 bahwa guru yang frekuensi keikutsertaan dik-
(70%). latnya tinggi jauh dapat mengelola kelas dengan
Penilaian yang digunakan yaitu penilaian baik. Hasil tersebut didukung data wawancara
otentik yang meliputi proses dan hasil. Pelak- bahwa sebagian guru menjelaskan teknik dan
sanaan penilaian pada mata pelajaran fisika bentuk penilaian yang akan dilakukan terhadap
meliputi 3 kompetensi yaitu kompetensi sikap, siswa. Permasalahan yang mereka hadapi dalam
pengetahuan dan ketrampilan. Semua respoden mengapliksikan instrumen penilaian dibicarakan
(7 orang) telah melakukan perencanaan penilai- secara bersama dalam MGMP. Dari hasil obser-
an sikap, pengetahuan dan keterampilan, respon- vasi, dalam penilaian performance responden B
den juga telah membuat soal dan pedoman membuat kesepakatan dengan siswa terhadap
penskoran. Responden A, B, C, D, dan G telah point penilaian yang akan mereka lakukan untuk
menyiapakan LKPD. penilaian antar teman. Proses pelibatan siswa ini
Dari Tabel 9 tentang keterlaksanaan peni- merupakan proses pemberian feedback yang
laian berdasarkan jenjang pendidikan guru berdampak pada peningkatan proses pembelajar-
menunjukkan keterlaksanan penilaian pembel- an siswa. Peningkatan proses yang dimaksud
ajaran fisika berdasarkan jenjang pendidikan adalah bahwa sikap siswa yang semula ber-
guru baik itu S-1 maupun S-2 masuk dalam gantung terhadap guru sebagai satu-satunya
kategori baik. Tabel 9 menunjukkan bahwa guru sumber keputusan tentang kualitas pembelajaran
yang jenjang pendidikannya lebih tinggi (S-2) menuju kepada situasi yang lebih mandiri dan
memiliki nilai persentase keterlaksanaan independen.
penilaian pembelajaran fisika yang lebih tinggi Situasi yang mandiri dan independen
dibandingkan guru dengan jenjang pendidikan tersebut memungkinkan setiap individu siswa
S-1. Hal ini dapat dilihat dari selisih rata-rata mengembangkan pengalamannya serta mengem-
persentase keterlaksanaan penilaian proses pem- bangkan penilaian terhadap pembelajaran mere-
belajaran fisika antara guru S-2 dan S-1 yaitu ka sendiri. Ini berarti siswa tidak saja diberikan
2% pada angket guru. Artinya jenjang pendidik- kesempatan untuk melakukan refleksi terhadap
an dapat mencerminkan kompetensi guru, hasil pekerjaan temannya, akan tetapi juga

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016 - 85
Ninik Uswatun Fadilah, Suparwoto

terhadap hasil pekerjaan mereka sendiri. gai metode dengan pendekatan saintifik belum
Penilaian terjadi dalam interaksi antara guru dan bisa berlangsung secara optimal, adanya madra-
siswa. Dalam penilaian otentik, dorongan dan sah yang alat dan bahan laboratoriumnya belum
motivasi dalam berbagai bentuknya termasuk tersedia dengan lengkap sehingga dalam pem-
dengan cara memberikan feedback secara tepat belajaran kurang bisa berjalan dengan efektif
sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas karna keterbatasan peralatan tersebut.
pembelajaran siswa. Siswa perlu mengetahui Tabel 12 memberikan informasi bahwa
mengapa dia melakukan kekeliruan, apa sumber sebanyak 6 guru dari 7 guru fisika telah memi-
kesalahan yang dilakukan dan bagaimana cara liki upaya yang baik dalam meningkatkan pema-
mencari solusi atas kesalahan yang dilakukan. haman tentang standar proses dalam implemen-
Untuk keperluan ini, feedback dengan cara tasi pembelajaran fisika, sehingga dapat dikata-
sebagimana tersebut di atas adalah sudah sangat kan bahwa 86% guru fisika telah melakukan
tepat. upaya baik dalam meningkatkan pemahaman
Hambatan guru dalam mengimplemen- maupun kualitas pembelajaran implementasi
tasikan Kurikulum 2013 di MAN pilot project Kurikulum 2013. Upaya yang dilakukan meli-
DIY diungkap melalui instrumen berupa angket puti mengikuti pelatihan-pelatihan yang
guru dan wawancara. Hasil penelitian dari ang- diselenggarakan oleh pemerintah maupun secara
ket yang tercantum pada Tabel 11 menunjukkan mandiri dari kesadaran guru sendiri supaya
bahwa ada hambatan yang dihadapi guru fisika paham dalam mengimplementasikan perubahan
MAN pilot project DIY dalam implementasi tersebut di pembelajaran.
kurikulum 2013. Berdasarkan angket hambatan Data angket upaya guru mengenai upaya
yang dihadapi guru masuk dalam kategori cukup guru secara mandiri melalui CD, buku, media
ada hambatan dengan skor rerata 62. Dari ana- cetak atau media internet dan atau berdiskusi
lisis skor item diperoleh informasi skor terendah dengan teman sejawat (MGMP) mencari infor-
yaitu 14, hal ini berkaitan dengan adanya per- masi tentang rasionalisasi Kurikulum 2013,
nyataan dari responden menenai keterbatasan pendekatan saintifik dan penilaian otentik mem-
akses terhadap buku/modul panduan tentang peroleh skor paling tinggi yaitu 23. Hal ini
model-model pembelajaran yang disarankan di- menunjukkan bahwa guru telah sangat baik
lakukan dengan pendekatan saintifik. Responden berupaya mencari informasi guna meningkatkan
merasa kesulitan dalam memperoleh buku/ pemahaman mengenai Kurikulum 2013. Data
modul/panduan tentang model pembelajaran angket mengenai berdiskusi dalam forum
PBL dan PjBL. MGMP menyamakan persepsi dan pengembang-
Ketersediaan buku/modul/panduan me- an perangkat pembelajaran fisika (Silabus dan
ngenai PBL dan PjBL sangat penting karena RPP) dengan pendekatan saintifik memperoleh
pada Kurikulum 2013 guru diharapkan melak- skor 21. Hal ini menunjukkan bahwa upaya guru
sanakan pembelajaran dengan pendekatan sain- dalam mencari informasi tentang pengembangan
tifik dimana dalam pendekatan saintifik tersebut perangkat pembelajaran fisika dengan pendekat-
dapat menggunakan model PBL dan PjBL yang an saintifik sangat baik. Skor terendah diperoleh
dapat mengaktifkan siswa. pada data angket no 4 yaitu mengenai keikutser-
Hambatan selanjutnya adalah mengenai taan guru dalam workshop atau pelatihan
pernyataan tentang pembuatan instrument penilaian otentik dengan skor 17.
penilaian kompetensi keterampilan dimana Selain dengan angket untuk aspek upaya
responden merasa kesulitan dalam pembuatan juga diperoleh dari data wawancara dengan ke-
instrument penilaian portofolio. Pada Kurikulum pala madrasah. Upaya yang dilakukan madrasah
2013 portofolio merupakan salah satu teknik diantaranya dengan membeli buku pendamping
penilaian yang dilakukan dalam penilaian dari penerbit, pihak sekolah mensosialisasikan
pembelajaran. Penilaian ini penting dimana jika ada peraturan baru kepada bapak/ibu guru,
dengan portofolio dapat diperlihatkan hasil pengiriman guru untuk mengikuti MGMP,
perkembangan siswa dari waktu ke waktu terkait workshop maupun bimtek pembelajaran dan
kumpulan hasil kerjanya. penilaian kurikulum 2013 mapel fisika, adanya
Berdasarkan wawancara terhadap respon- pendampingan oleh pengawas atau instruktur
den dan kepala madrasah juga diperoleh infor- dari Balai Diklat Kemenag.
masi faktor yang menghambat pelaksanaan
Kurikulum 2013 pada pembelajaran antara lain:
terbatasnya waktu sehingga penggunaan berba-

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016 - 86
Ninik Uswatun Fadilah, Suparwoto

SIMPULAN DAN SARAN Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar evaluasi


pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Simpulan
Cheung, A.C., & Wong P. M. (2011). Factors
Pemahaman guru fisika di MAN pilot affecting the implementation of
project di Yogyakarta mengenai Kurikulum curriculum reform in Hong Kong.
2013 berada pada kategori sangat baik. Peren- International Journal of Educational
canaan guru fisika di MAN pilot project di Management, 26 (1), 39-54.
Yogyakarta berada pada kategori baik. Pelak-
Direktorat Profesi Pendidik. (2010). Rambu-
sanaan pembelajaran oleh guru fisika di MAN
rambu pengembangan kegiatan KKG
pilot project di Yogyakarta berada pada kategori
dan MGMP. Direktorat Jenderal
baik. Penilaian guru fisika di MAN pilot project
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
di Yogyakarta berada pada kategori baik. Upaya
Kependidikan Kementerian Pendidikan
guru fisika di MAN pilot project di DIY yaitu
Nasional.
mencari informasi melalui CD, buku, media
cetak atau media internet dan atau berdiskusi Goldhaber, D. D. & Brewer, D. J. (1996).
dengan teman sejawat (MGMP) mencari infor- Evaluating the effect of teacher degree
masi tentang rasionalisasi kurikulum 2013, level on educational performance.
pendekatan saintifik, perangkat pembelajaran Diambil pada tanggal 2 Mei 2015, dari
dan penilaian otentik. Upaya yang dilakukan http://nces.ed.gov/pubs97/975351.pdf
madrasah diantaranya dengan mengadakan Hamzah, A. (2010). Dampak faktor latar
workshop/pelatihan, membeli buku pendamping, belakang pendidikan, pengalaman
dan mensosialisasikan jika ada peraturan baru pelatihan, beban kerja, pengalaman
kepada guru. Hambatan yang dihadapi guru mengajar, dan kemampuan kognitif
dalam melaksanakan proses pembelajaran fisika guru terhadap keprofesionalan guru
implementasi Kurikulum 2013 di MAN pilot biologi tentang laboratorium pada SMA
project di DIY yaitu kurangnya ketersediaan di Kabupaten Aceh Besar. Diakses
buku mengenai model pembelajaran PBL, PjBL; tanggal 5 Juni 2014 dari http://karya-
guru kesulitan dalam membuat instrumen ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/artic
penilaian portofolio; dan guru belum maksimal le/view/7304
dalam memfungsikan instrumen penilaian sikap Kemdikbud. (2012a). Bahan uji publik
sebagai mana mestinya. kurikulum 2013, tentang tujuan
Saran pendidikan nasional.
Kemdikbud. (2012b). Bahan uji publik
Guru fisika MAN diharapkan mulai me-
kurikulum 2013, tentang rasional
nyesuaikan diri untuk beradaptasi melaksanakan
kurikulum 2013 PPT-1.1.
Kurikulum 2013. Guru sebaiknya memfungsi-
kan instrumen penilaian sikap sebagai mana Kunandar. (2013). Penilaian autentik (penilaian
mestinya, misalnya dengan menggunakan nomor hasil belajar peserta didik berdasarkan
dada atau pin sehingga siswa lebih mudah dike- kurikulum 2013). Jakarta: PT Raja
nali dan dihafal. Pihak madrasah memfasilitasi Grafindo Persada.
guru untuk mengembagnkan diri meningkatkan Majid, A. (2006). Perencanaan pembelajaran:
kualitas pembelajaran fisika, dengan rekomen- mengembangkan standar kompetensi
dasi kegiatan pembelajaran yang relevan guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
maupun peningkatan saranan prasarana seperti Mallo, I. Y. (2013). Analysis of teacher's
menyediakan buku/modul tentang pendekatan perception of their public image and it
saintifik. influence on students performance in
DAFTAR PUSTAKA physics: A key to improving the quality
of education in Nigeria. Journal of
Amirrachman, A. (2014, November 26). GIP: Social Sciences, 4 (12), 113.
Kualifikasi pendidikan guru di
Mendiknas. (2007). Peraturan Menteri
Indonesia rendah. Diakses tanggal 20
Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun
Agustus 2015, dari Bisnis.com
2007 tentang Kualifikasi Akademik dan
http://kabar24.bisnis.com/read/2014112
Kompetensi Guru.
6/255/275628/gip-kualifikasi
pendidikan-guru-di-indonesia-rendah

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016 - 87
Ninik Uswatun Fadilah, Suparwoto

Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1994). http://prosiding.upgrismg.ac.id/index.ph


Qualitative data analysis. Beverly Hills: p/pgsd/pgsd/paper/viewFile/323/275
Sage Publication,Inc. Setyarahajoe, R., & Irtanto. (2013). The
Nadhif. (2014). Pelaksanaan bimtek Kurikulum competence of teacher as human
2013 di Kanwil Kemenag DIY. resources at senior high school of Kediri
(Wawancara pribadi, pada hari Selasa, 8 City East Java Province. Academic
Juli 2014 di Jogjakarta) Research International, 4 (2), 252-261.
Purnomo. (2014). Implementasi Kurikulum 2013
dalam pembelajaran di sekolah dasar.
Diakses tanggal 28 Juni 2014, dari

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820

Anda mungkin juga menyukai