Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Minyak goreng merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Indonesia.


Aneka makanan yang menggunakan minyak goreng seakan menjadi makanan
wajib bagi masyarakat. Dewasa ini ditemukan oknum pedagang makanan
nakal yang mencampur minyak gorengnya dengan plastik. Hal ini dilakukan
mereka dengan tujuan membuat makanan menjadi tahan lama. Secara
tampilan, makanan ini memiliki ciri fisik yang sama seperti makanan yang
lain. Jika makanan ini masuk ke dalam tubuh manusia, tentunya dapat
menimbulkan penyakit. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang kualitas
minyak goreng yang digunakan pedagang menyebabkan masyarakat terkecoh
dengan tampilan makanan yang menarik. Perubahan sifat fisika pada minyak
goreng saat dicampur dengan plastik belum dieksploitasi secara mendalam,
sehingga perlu dilakukan pengujian.

Dari permasalahan dan hasil penelitian lain terhadap kualitas minyak


goreng, di penelitian ini kami selaku Mahasiswa akan mencoba untuk
melakukan pengamatan terhadap kualitas minyak goreng yang ada di
pedagang kaki lima dengan menggunakan konsep indeks bias menggunakan
alat Refraktormeter sederhana.

1.2 Tujuan
Tujuan utama : penulisan Mini Riset ini adalah sebagai bahan perenungan
untuk menanggulangi kecurangan kecurangan penggunaan minyak goreng
yang terdapat dikalangan masyarakat. Hal ini disebabkan karena kurangnya
kesadaran masyarakat akan kesehatan dan dampak buruk dari kecurangan
yang dia perbuat tersebut dengan penggunaan konsep fisika khususnya konsep
indeks bias pada hukum snellius..
Tujuan khusus : Untuk memenuhi tugas Mini Riset mata kuliah Eksperimen
Fisika Sekolah.

1.3 Manfaat

1
Manfaat dari Mini Riset ini adalah agar masyarakat mengetahui bahwa
tindakan kecurangan yang dilakukan para pedagang yang menggunakan
minyak goreng adalah tindakan yang tidak baik, serta mahasiswa mampu
menggunakan alat alat eksperimen fisika khususnya penggunaan konsep
indeks bias pada hukum snellius untuk mengetahui hal tersebut. Dan
masyarakat mengetahui bahwa minyak goreng tersebut tercemar atau tidak.

BAB II

2
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pembiasan Cahaya

Ketika sebuah berkas cahaya mengenai sebuah permukaan bidang batas


yang memisahkan dua medium berbeda, seperti misalnya sebuah permukaan
udara kaca, energy cahaya tersebut dipantulkan dan memasuki medium kedua,
perubahan arah dari sinar yang ditransmisikan tersebut disebut pembiasan.

Hasil ini ditentukan secara eksperimen di tahun 1621 oleh willebroud


snell, seorang ilmuan belanda dan dikenal sebagai hukum snellius (snell) atau
hukum pembiasan.

Hal tersebut juga ditemukan secara independen beberapa tahun kemudian oleh
rene Descartes.

Saat indeks bias sebuah medium berubah secara bertahap, pembiasan


berlanjut yang membawa pada pembelokan cahaya secara bertahap. Sebuah
contoh menarik adalah pembentukan fatamorgana, saat siang yang panas,
sering kali terdapat selapis udara panas di dekat tanah. Lapisan tanah ini lebih
hangat, sehingga kurang padat (rapat) dibanding udara diatasnya. Laju cahaya
sedikit lebih besar di lapisan yang kurang rapat ini, sehingga berkas cahaya
yang menembus dari lapisan yang lebih dingin ke lapisan yang lebih hangat
dibelokkan. Contoh lain saat berkendara pada siang yang terik, anda mungkin
melihat titik titik basah di jalan raya yang lenyap pada saat anda sampai di
sana. Hal ini disebabkan pembiasan cahaya dari lapisan udara panas di dekat
jalan aspal tersebut. Contoh lain pada fenomena disperse dan pelangi.

BAB III

3
METODE EKSPERIMEN

Judul :Pengujian Tingkat Kemurnian Minyak Goreng Terhadap Tingkat


Kecemaran Minyak Goreng Dikalangan Masyarakat Menggunakan
Indeks Bias

Metode : Metode yang digunakan Pembiasan

3.1 Rumusan Masalah

1. Bagaimana tingkat kemurnian minyak goreng di kalangan masyarakat


(pasaran)?

3.2 Hipotesis
Cara menguji tingkat kemurnian minyak goreng di kalangan masyarakat adalah :

1. Mentukan kualitas minyak goreng murni tanpa campuran dengan


menggunakan indeks bias
2. Menentukan indeks bias minyak goreng yang telah dicampur dengan plastik
sebagai standarisasi pengujian minyak goreng di masyarakat
3. Menentukan indeks bias minyak jelanta sebagai standarisasi yang ada di
pasaran

3.3 Tempat dan Waktu pelaksanaan

Pengambilan sampel eksperimen di kalangan masyarakat dilaksanakan dalam


waktu yang berbeda beda dalam kurun waktu 25 Oktober 2017 29 Oktober
2017. Penelitian sampel menggunakan konsep indeks bias dilaksanakan pada 31
Oktober 2017.

3.4 Alat dan Bahan

3.4.1 Alat

Untuk alat yang digunakan terdiri dari:

No Nama Alat Spesifikasi Gambar


1 Laser -

4
No Nama Alat Spesifikasi Gambar

2 Sterofoam -

3 Penggaris 30 cm
dan busur

4 Kertas hvs A4

5
No Nama Alat Spesifikasi Gambar
5 Jarum pentul Secukupnya

6 Bak kaca 5 cm x 5 cm x
15 cm

3.4.2 Bahan

Bahan yang digunakan terdiri dari :

No Nama Bahan Spesifikasi Gambar


1 Minyak goreng Secukupnya
murni

6
2 Minyak goreng Secukupnya
campuran plastik

3 Minyak jelantah Secukupnya

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam eksperimen ini yaitu melalui


pengambilan sampel di kalangan masyarakat yang kemudian di uji dengan
menggunakan indeks bias.

3.6. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur eksperimen ini adalah :

7
No Prosedur Kerja Gambar
1. Mempersiapkan alat dan bahan

2. Merangkai alat dan bahan seperti


gambar di samping

3. Membentuk sudut sebesar 450

4. Masukkan minyak kedalam alat


sederhana seperti gambar disamping

8
No Prosedur Kerja Gambar
5. Mencari jejak laser untuk
menentukan indeks bias

6. Melarutkan plastic kedalam minyak


goreng panas

7. Melakukan prosedur 1 5 untuk


minyak jelantah dan minyak
campuran (plastic)
8. Masukkan seluruh hasil pengamatan
untuk menentukan indeks bias ke
dalam table pengamatan

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel Standarisasi Pengujian

No Jenis Minyak Goreng i1 (0) r1 (0) i 2 (0) r2 (0) n


1. Minyak Goreng Murni 45 28 27 30 1.4

2. Minyak Jelantah 45 30 28 45 1

3. Minyak Goreng 45 30 30 45 1
Campuran (Plastik)

Tabel Pengamatan

No Sampel i1 (0) r1 (0) i2 (0) r2 (0) n


1. I 45 28 29 46 1.01
2. II 45 27 28 42 1.04

Pembahasan:
a. Standarisasi
1. Minyak Goreng Murni
Diketahui :
i1 = 450
r1 = 280
i2 = 270
r2 = 440
Ditanya : indeks bias (n) ?
Dijawab :

10
Ket : indeks bias yang didapat untuk minyak goreng murni 1.02 dengan
merek minyak Bimoli

2. Minyak Jelantah
Diketahui :
i1 = 450
r1 = 300
i2 = 280
r2 = 440
Ditanya : indeks bias (n) ?
Dijawab :

Ket : indeks bias minyak jelantah 1, minyak jelantah yang digunakan


masih digunakan satu kali. Maka dari itu hasil indeks bias tidak jauh dari
hasil indeks bias minyak murni, penggunaan beberapa kali minyak
mempengaruhi kemurnian minyak tersebut.

3. Minyak Goreng Campuran (Plastik)


Diketahui :
i1 = 450
r1 = 300
i2 = 300
r2 = 450
Ditanya : indeks bias (n) ?
Dijawab :

Ket : indeks bias minyak goreng campuran (plastik) 1. Indeks biasnya


yang diperoleh hampir sama dengan minyak murni dan sama dengan
minyak jelanta, itu di karenakan minyak campuran plastik yang digunakan

11
minyak murni lalu dicampurkan dengan beberapa gram plastik. Maka
kemurnian minyak campuran tersebut sangat berpengaruh terhadap indeks
bias yang dihasilkan.

b. Pengamatan
1. Sampel I
Diketahui :
i1 = 450
r1 = 280
i2 = 290
r2 = 460
Ditanya : indeks bias (n) ?
Dijawab :

2. Sampel II
Diketahui :
i1 = 450
r1 = 270
i2 = 280
r2 = 420
Ditanya : indeks bias (n) ?
Dijawab :

12
REKAYASA IDE
Dari hasil mini riset ini kami berekayasa ide untuk pembuatan :

Desain alat Refrakmator sederhana dan perjalanan sinar dapat dilihat pada
gambar berikut :

Gambar 1. Desain alat Refrakmator sederhana dan analisis


perjalanan sinar.

Gambar 2. Foto alat Refrakmator sederhana yang telah


dikembangkan.

13
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan, semakin besar indeks
bias minyak goreng maka semakin minyak goreng tersebut dapat dikatakan murni
ataupun baik untuk digunakan, dengan indeks bias lebih kurang 1.4. Berdasarkan
hasil penelitian yang kami lakukan dari dua sampel di pasaran memiliki indeks
bias 1.01 dan 1.04. Dimana indeks bias tersebut hampir mendekati sekitar
standarisasi minyak jelantah, dimana standarisasi minyak jelantah 1 . hal tersebut
bersamaan dengan standarisasi minyak campuran plastik yang kami teliti. Tetapi
dari hasil penelitian kami bahwasannya minyak campuran plastik tidak hanya
berdasarkan indeks biasnya saja melainkan dari segi warna, dan tekstur dari
minyak tersebut. Maka dapat kami simpulkan hasil penelitian kami minyak
goreng yang digunakan oleh masyarakat untuk pedagang kaki lima ditinjau dari
kelayakan dapat dikatakan CUKUP .

14
DAFTAR PUSTAKA

Tipler, Paul A. 2001. FISIKA UNTUK SAINS DAN TEKNIK Edisi 3 Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.

15

Anda mungkin juga menyukai