Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Larutan Penyangga

Larutan penyangga adalah suatu sistem larutan yang dapat mempertahankan nilai pH
larutan agar tidak terjadi perubahan pH yang berarti oleh karena penambahan asam atau basa
maupun pengenceran. Larutan ini disebut juga dengan larutan buffer atau dapar.

Dalam kehidupan sehari-hari, terdapat berbagai reaksi kimia yang merupakan reaksi asam
basa. Sebagai contoh, reaksi beberapa enzim pencernaan dalam sistem biologis. Enzim pepsin
yang berfungsi memecah protein dalam lambung hanya dapat bekerja optimal dalam suasana
asam, yakni pada sekitar pH 2. Dengan kata lain, jika enzim berada pada kondisi pH yang
jauh berbeda dari pH optimal tersebut, maka enzim dapat menjadi tidak aktif bahkan rusak.
Oleh karena itu, perlu ada suatu sistem yang menjaga nilai pH di mana enzim tersebut
bekerja. Sistem untuk mempertahankan nilai pH inilah yang disebut dengan larutan
penyangga. Hal ini terjadi sebagaimana dalam larutan ini terdapat zat-zat terlarut bersifat
“penahan” yang terdiri dari komponen asam dan basa. Komponen asam akan menahan
kenaikan pH sedangkan komponen basa akan menahan penurunan pH.

Lihat juga materi lainnya:


Sifat Koligatif Larutan
Reaksi Redoks

Fungsi Larutan Penyangga


Larutan penyangga banyak digunakan dalam analisis kimia, biokimia dan mikrobiologi.
Selain itu, dalam bidang industri, juga banyak digunakan pada proses seperti fotografi,
electroplating (penyepuhan), pembuatan bir, penyamakan kulit, sintesis zat warna, sintesis
obat-obatan, maupun penanganan limbah.

Di dalam tubuh makhluk hidup juga terdapat larutan penyangga yang sangat berperan
penting. Dalam keadaan normal, pH darah manusia yaitu 7,4. pH darah tidak boleh turun di
bawah 7,0 ataupun naik di atas 7,8 karena akan berakibat fatal bagi tubuh. pH darah
dipertahankan pada 7,4 oleh larutan penyangga karbonat-bikarbonat (H2CO3/HCO3−) dengan
menjaga perbandingan konsentrasi [H2CO3] : [HCO3−] sama dengan 1 : 20. Selain itu, dalam
cairan intra sel juga terdapat larutan penyangga dihidrogenfosfat-monohidrogenfosfat
(H2PO4−/HPO42−). Larutan penyangga H2PO4−/HPO42− juga terdapat dalam air ludah, yang
berfungsi untuk menjaga pH mulut sekitar 6,8 dengan menetralisir asam yang dihasilkan dari
fermentasi sisa-sisa makanan yang dapat merusak gigi.

Komponen Larutan Penyangga


Larutan penyangga asam

Larutan buffer asam mempertahankan pH pada suasana asam (pH < 7). Larutan buffer asam
terdiri dari komponen asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (A−). Larutan seperti ini
dapat diperoleh dengan:

1. mencampurkan asam lemah (HA) dengan garam basa konjugasinya (LA, yang dapat
terionisasi menghasilkan ion A−)
2. mencampurkan suatu asam lemah dalam jumlah berlebih dengan suatu basa kuat
sehingga bereaksi menghasilkan garam basa konjugasi dari asam lemah tersebut.

Contoh: larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO−

Dalam larutan tersebut, terdapat kesetimbangan kimia:

CH3COOH(aq) ⇌ CH3COO−(aq) + H+(aq)

Pada penambahan asam (H+), kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri, sehingga reaksi
mengarah pada pembentukan CH3COOH. Dengan kata lain, asam yang ditambahkan akan
dinetralisasi oleh komponen basa konjugasi (CH3COO−).

Pada penambahan basa (OH−), kesetimbangan akan bergeser ke arah kanan, yakni reaksi
pembentukan CH3COO− dan H+, sebagaimana untuk mempertahankan konsentrasi ion H+
yang menjadi berkurang karena OH− yang ditambahkan bereaksi dengan H+ membentuk
H2O. Dengan kata lain, basa yang ditambahkan akan dinetralisasi oleh komponen asam lemah
(CH3COOH).

Larutan penyangga basa

Larutan buffer basa mempertahankan pH pada suasana basa (pH > 7). Larutan buffer basa
terdiri dari komponen basa lemah (B) dan basa konjugasinya (BH+). Larutan seperti ini dapat
diperoleh dengan:

1. mencampurkan basa lemah (B) dengan garam asam konjugasinya (BHX, yang dapat
terionisasi menghasilkan ion BH+)
2. mencampurkan suatu basa lemah dalam jumlah berlebih dengan suatu asam kuat
sehingga bereaksi menghasilkan garam asam konjugasi dari basa lemah tersebut.

Contoh: larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+

Dalam larutan tersebut, terdapat kesetimbangan:

NH3(aq) + H2O(l) ⇌ NH4+(aq) + OH−(aq)

Pada penambahan asam (H+), kesetimbangan akan bergeser ke arah kanan, yakni reaksi
pembentukan NH4+ dan OH−, sebagaimana untuk mempertahankan konsentrasi ion OH− yang
menjadi berkurang karena H+ yang ditambahkan bereaksi dengan OH− membentuk H2O.
Dengan kata lain, asam yang ditambahkan akan dinetralisasi oleh komponen basa lemah
(NH3).

Pada penambahan basa (OH−), kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri, sehingga reaksi
mengarah pada pembentukan NH3 dan air. Dengan kata lain, basa yang ditambahkan akan
dinetralisasi oleh komponen asam konjugasi (NH4+).

pH Larutan Penyangga
Larutan penyangga asam
Dalam larutan buffer asam yang mengandung CH3COOH dan CH3COO−, terdapat
kesetimbangan:

CH3COOH(aq) ⇌ CH3COO−(aq) + H+(aq)

Anda mungkin juga menyukai