Anda di halaman 1dari 23

PENYAKIT MENULAR SEKS ( PMS )

1. PENGERTIAN PENYAKIT MENULAR SEKS ( PMS )

Apa yang dimaksud dengan PMS?


PMS adalah singkatan dari Penyakit Menular Seksual, yang berarti suatu infeksi
atau penyakit yang kebanyakan ditularkan melalui hubungan seksual (oral, anal
atau lewat vagina).
PMS juga diartikan sebagai penyakit kelamin, atau infeksi yang ditularkan
melalui hubungan seksual. Harus diperhatikan bahwa PMS menyerang sekitar
alat kelamin tapi gejalanya dapat muncul dan menyerang mata, mulut, saluran
pencernaan, hati, otak, dan organ tubuh lainnya.
Contohnya, baik HIV/AIDS dan Hepatitis B dapat ditularkan melalui hubungan
seks tapi keduanya tidak terlalu menyerang alat kelamin.

Mengapa kita membutuhkan informasi tentang PMS?


Jika kita melakukan hubungan seksual dengan orang lain, walaupun hanya
sekali, kita dapat terkena PMS.

Apa hubungan organ-organ reproduksi dengan PMS?


Kebanyakan PMS membahayakan organ-organ reproduksi. Pada wanita, PMS
menghancurkan diding vagina atau leher rahim, biasanya tanpa tanda-tanda
infeksi. Pada pria, yang terinfeksi lebih dulu adalah saluran air kencing. Jika PMS
tidak diobati dapat menyebabkan keluarnya cairan yang tidak normal dari penis
dan berakibat sakit pada waktu buang air kecil. PMS yang tidak diobati dapat
mempengaruhi organ-organ reproduksi bagian dalam dan menyebabkan
kemandulan baik pada pria atau wanita.

Bagian tubuh mana yang dapat terpengaruh PMS?

Pada wanita Pada pria:


Saluran indung telur kandung kencing
Indung telur vas deferens
rahim prostat
kandung kencing penis
leher rahim epididymis
vagina testicle
saluran kencing saluran kencing
anus kantung zakar
seminal vesicle
anus
Apa bahaya PMS?
Ada beberapa bahaya PMS, yaitu:

• Kebanyakan PMS dapat menyebabkan kita sakit


• Beberapa PMS dapat menyebabkan kemandulan
• Beberapa PMS dapat menyebabkan keguguran
• PMS dapat menyebabkan kanker leher rahim
• Beberapa PMS dapat merusak penglihatan, otak dan hati
• PMS dapat menular kepada bayi
• PMS dapat menyebabkan kita rentan terhadap HIV/AIDS
• Beberapa PMS ada yang tidak bisa disembuhkan
• Beberapa PMS seperti halnya HIV/AIDS dan Hepatitis B dapat
menyebabkan kematian.

Apa saja tipe-tipe PMS?


Ada banyak jenis PMS. Yang paling umum dan paling penting untuk diperhatikan
adalah:

• Gonore
• Klamidia
• Herpes Kelamin
• Sifilis
• Hepatitis B
• HIV/AIDS

Pada saat ini, klamidia lebih banyak diperhatikan. Seperti halnya gonore,
klamidia dapat menyebabkan kemandulan. Herpes menyebabkan gejala-gejala
yang bisa muncul dan hilang seumur hidup. Sifilis dapat menyebabkan
kerusakan yang berat jika tidak diobati. Sementara AIDS, yang disebabkan oleh
HIV menghancurkan sistem kekebalan tubuh, membuat orang sakit dan bahkan
meninggal.

Dapatkah PMS disembuhkan?


Tidak semua PMS dapat disembuhkan. PMS yang disebabkan oleh virus, seperti
HIV/AIDS, herpes kelamin dan Hepatitis B adalah contoh PMS yang tidak dapat
disembuhkan. HIV/AIDS merupakan yang paling berbahaya. HIV/AIDS tidak
dapat disembuhkan dan merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang memiliki
peranan paling penting dalam melawan penyakit. Banyak orang meninggal
karena AIDS disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh mereka tidak dapat
melawan infeksi.

Herpes kelamin memiliki gejala yang muncul-hilang dan bisa terasa sangat sakit
jika penyakit tsb sedang aktif. Pada herpes, obat-obatan hanya bisa digunakan
untuk mengobati gejala saja, tapi virus yang menyebabkan herpes tetap hidup di
dalam tubuh selamanya.
Apakah setiap PMS memiliki gejala?

Tidak!

Terkadang, PMS tidak menunjukkan gejala sama sekali, sehingga kita tidak tahu
kalau kita sudah terinfeksi. PMS dapat bersifat asymptomatic (tidak memiliki
gejala) baik pada pria atau wanita. Beberapa PMS baru menunjukkan tanda-
tanda dan gejala berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun
setelah terinfeksi.
Pada wanita, PMS bahkan tidak dapat terdeteksi. Walaupun seseorang tidak
menunjukkan gejala-gejala terinfeksi PMS, dan tidak mengetahui bahwa mereka
terkena PMS, mereka tetap bisa menulari orang lain.
Orang yang terinfeksi HIV biasanya tidak menunjukkan gejala setelah bertahun-
tahun terinfeksi. Tidak seorangpun dapat menentukan apakah betul atau tidak
seseorang terinfeksi hanya berdasarkan penampilannya saja. Walaupun orang
tsb mungkin terlihat sehat, mereka masih bisa menularkan HIV kepada orang
lain. Kadang, orang yang sudah terinfeksi HIV tidak sadar bahwa mereka
mengidap virus tsb, karena mereka merasa sehat dan bisa tetap aktif. Hanya tes
laboratorium yang dapat menunjukkan seseorang telah terinfeksi HIV atau tidak.

Apa gejala PMS yang paling umum?


PMS kadang tidak memiliki gejala. Gejala yang mungkin muncul termasuk:

• Keluar Cairan/keputihan yang tidak normal dari vagina atau penis. Pada
wanita, terjadi peningkatan keputihan. Warnanya bisa menjadi lebih putih,
kekuningan, kehijauan, atau kemerahmudaan. Keputihan bisa memiliki
bau yang tidak sedap dan berlendir.
• Pada pria, rasa panas seperti terbakar atau sakit selama atau setelah
kencing, biasanya disebabkan oleh PMS. Pada wanita, beberapa gejala
dapat disebabkan oleh PMS tapi juga disebabkan oleh infeksi kandung
kencing yang tidak ditularkan melalui hubungan seksual.
• Luka terbuka dan atau luka basah disekitar alat kelamin atau mulut. Luka
tersebut dapat terasa sakit atau tidak.
• Tonjolan kecil-kecil (papules) disekitar alat kelamin
• Kemerahan di sekitar alat kelamin
• Pada pria, rasa sakit atau kemerahan terjadi pada kantung zakar
• Rasa sakit diperut bagian bawah yang muncul dan hilang, dan tidak
berhubungan dengan menstruasi
• Bercak darah setelah hubungan seksual
Berikut tabel gejala umum PMS

Gejala Perempuan Laki-laki


Luka Luka dengan atau tanpa rasa sakit, disekitar alat
kelamin, anus, mulut atau bagian tubuh yang lain.
Tonjolan kecil-kecil, diikuti luka yang sangat sakit di
sekitar alat kelamin
Cairan tidak normal Cairan dari vagina bisa Cairan bening atau
gatal, kekuningan, berwarna berasal dari
kehijauan, berbau atau pembukaan kepala penis
berlendir. Duhtubuh bisa atau anus.
juga keluar dari anus.
Sakit pada saat bunag PMS pada wanita Rasa terbakar atau rasa
air kecil biasanya tidak sakit selama atau setelah
menyebabkan sakit atau urination terkadang diikuti
burning urination dengan duhtubuh dari
penis
Perubahan warna kulit terutama di bagian telapak tangan atau kaki.
Perubahan bias menyebar ke seluruh bagian tubuh
Tonjolan seperti jengger Tumbuh tomjolan seperti jengger ayam di sekitar alat
ayam kelamin
Sakit pada bagian Rasa sakit yang muncul dan hilang, yang tidak
bawah perut berkaitan dengan menstruasi bisa menjadi tanda
infeksi saluran reproduksi (infeksi yang telah
berpindah ke bagian dalam system reproduksi,
termasuk servik, tuba falopi, dan ovarium)
Kemerahan Kemerahan pada sekitar Kemerahan pada sekitar
alat kelamin, atau diantara alat kelamin, kemerahan
kaki dan sakit di kantong zakar
Gejala lain dari • Demam
HIV/AIDS • Keringat malam
• Sakit kepala
• Kemerahan di ketiak, paha atau leher
• Mencret yang terus menerus
• Penurunan berat badan secara cepat
• Batuk, dengan atau tanpa darah

• Bintik ungu kebiruan pada kulit

Walaupun seseorang mungkin mengalami beberapa dari gejala-gejala tersebut,


diperhatikan bahwa penyakit yang lain juga dapat menyebabkan gejala-gejala
ini. Jika muncul gejala-gejala tersebut, lebih baik dikonsultasikan dengan dokter
secepatnya.
Bagaimana kita bisa terinfeksi PMS?
Kebanyakan PMS didapat dari hubungan seks yang tidak aman. Yang dimaksud
dengan seks yang tidak aman, adalah:

• Melakukan hubungan seksual lewat vagina tanpa kondom (penis di dalam


vagina)
• Melakukan hubungan seksual lewat anus tanpa kondom (penis di dalam
anus)
• Hubugan seksual lewat oral atau karaoke (penis di dalam mulut tanpa
kondom atau mulut menyentuh alat kelamin wanita)

Adakah cara lain orang dapat tertular PMS?


Cara lain seseorang dapat tertular PMS juga melalui:

Darah
Dari tansfusi darah yang terinfeksi, menggunakan jarum suntik bersama, atau
benda tajam lainnya ke bagian tubuh untuk menggunakan obat atau membuat
tato.

Ibu hamil kepada bayinya


Penularan selama kehamilan, selama proses kelahiran. Setelah lahir, HIV bisa
menular melalui menyusui.

Jadi Selain cara di atas, PMS tidak menular?

Ya.

PMS tidak menular melalui:

• Duduk bersebelahan dengan penderita PMS


• Penggunaan toilet bersama penderita
• Bekerja terlalu keras
• Menggunakan kolam renang umum, pemandian air panas atau sauna
bersama
• Berjabatan tangan dengan penderita
• Bersin-bersin
• Keringat

PMS sering ditemukan pada cairan seksual (cairan vagina dan sperma) dan
darah. PMS ditularkan saat cairan seksual dari orang yang terinfeksi memasuki
tubuh orang lain.
Kenapa perempuan lebih berisiko tertular PMS dari pada pria?
Perempuan lebih rentan tertular PMS dibandingkan dengan laki-laki. Alasan
utamanya adalah:

• Saat berhubungan seks, dinding vagina dan leher rahim langsung


terpapar oleh cairan sperma. Jika sperma terinfeksi oleh PMS, maka
perempuan tsb pun bisa terinfeksi
• Jika perempuan terinfeksi PMS, dia tidak selalu menunjukkan gejala.
Tidak munculnya gejala dapat menyebabkan infeksi meluas dan
menimbulkan komplikasi
• Banyak orang -- khususnya perempuan dan remaja -- enggan untuk
mencari pengobatan karena mereka tidak ingin keluarga atau masyarakat
tahu mereka menderita PMS.

Bagaimana Akibat buruk PMS bagi seseorang?


Jika dibiarkan saja tanpa ditangani, PMS dapat menghancurkan orang yang
terinfeksi, seperti:

• Kemandulan baik pria atau wanita


• Kanker leher rahim pada wanita
• Kehamilan di luar rahim
• Infeksi yang menyebar
• Bayi lahir dengan kelahiran yang tidak seharusnya, seperti lahir sebelum
cukup umur, berat badan lahir rendah, atau terinfeksi PMS
• Infeksi HIV

2. MACAM-MACAM PENYAKIT MENULAR SEKS ( PMS )

Penyakit menular seksual merupakan penyakit yang ditakuti oleh setiap orang.
Angka kejadian penyakit ini termasuk tinggi di Indonesia. Kelompok resiko yang
rentan terinfeksi tentunya adalah seseorang yang sering “jajan” alias punya
kebiasaan perilaku yang tidak sehat. Penyakit menular seksual yang nantinya
kita bahas disini antara lain :

1. Herpes
2. Gonorea
3. Sifilis
4. Chlamidia
1. Herpes

Pengertian, adalah infeksi akut pada genetalia dengan gejala khas berupa
vesikel.

Etiologi

Disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe II. Cara penularan melalui hubungan
kelamin, tanpa melalui hubungan kelamin seperti : melalui alat-alat tidur,
pakaian, handuk,dll atau sewaktu proses persalinan/partus pervaginam pada ibu
hamil dengan infeksi herpes pada alat kelamin luar.

Perbedaan HSV tipe I dengan tipe II

HSV tipe I HSV tipe II


Predileksi Kulit dan mukosa di luar Kulit dan mukosa daerah
genetalia dan perianal
Kultur pada chorioallatoic Membentuk bercak kecil Membentuk pock besar
membran (CAM) dari telur dan tebal
ayam
Serologi Antibodi terhadap HSV Antibodi terhadap HSV
tipe I tipe II
Sifat lain Tidak bersifat onkogeni Bersifat onkogeni

Epidemiologi

Herpes simpleks virus tipe II ditemukan pada wanita pelacur 10x lebih tinggi
daripada wanita normal. Sedangkan HSV tipe I sering dijumpai pada kelompok
dengan sosioekonomi rendah.

Patogenesis

Infeksi herpes genitalis dapat sebagai infeksi primer maupun sebagai infeksi
rekuren.

• Infeksi primer – Infeksi primer terjadi bila virus dari luar masuk ke dalam
tubuh penderita, DNA dari tubuh penderita melakukan penggabungan dan
mengadakan multiplikasi. Pada saat itu, tubuh hospes belum memiliki
antibodi yang spesifik hingga menimbulkan lesi lebih luas. Selanjutnya
virus menjalar melalui serabut syaraf sensorik menuju ganglion sakralis
(syaraf regional) dan berdiam disana.
• Infeksi rekuren – Infeksi rekuren terjadi pada suatu waktu bila ada faktor
tertentu (trigger factor) sehingga virus mengalami reaktivitas dan
multiplikasi kembali.
Gambaran Klinis (Tanda dan Gejala)

• Timbul erupsi bintik kemerahan, disertai rasa panas dan gatal pada kulit
region genitalis.
• Terkadang disertai demam, seperti influenza, setelah 2-3 hari bintik
kemerahan berubah menjadi vesikel disertai nyeri.
• 5-7 hari, vesikel pecah dan keluar cairan jernih sehingga timbul keropeng.
• Kadang dapat kambuh lagi.

Komplikasi

• Gangguan mobilitas, vaginitis, urethritis, sistitis dan fisura ani herpetika


terjadi bila mengenai region genetalia.
• Abortus
• Anomali kongenital
• Infeksi pada neonatus (konjungtifitis/ keratis, ensefalitis, vesikulitis kutis,
ikterus, dan anomali konvulsi).

Penanganan

• Lakukan pemeriksaan serologi (STS).


• Atasi nyeri dan demam dengan parasetamol 3 x 500 mg.
• Bersihkan lesi dengan larutan antiseptic dan kompres dengan air hangat.
• Keringkan dan oleskan acyclovir 5% topikal setelah nyeri berkurang.
• Berikan acyclovir tablet 200 mg tiap 4 jam.
• Rawat inap bila terjadi demam tinggi, nyeri hebat, retensi urin, konvulsi,
neurosis, reaksi neurologik lokal, ketuban pecah dini maupun partus
prematurus.
• Berikan pengobatan pada pasangan berupa acyclovir oral selama 7 hari.
• Bila terpaksa partus pervaginam, hindari transmisi ke bayi atau penolong.

2. Gonorhea

Pengertian, adalah penyakit kelamin yang bisa terjadi pada pria maupun
wanita.Disebut juga penyakit kencing nanah atau GO.

Penyebab

Penyebabnya adalah kuman Neisseria Gonorrhoea, disebut juga gonokokus,


berbentuk diplokokus.

Kuman ini menyerang selaput lendir dari :


• Vagina, saluran kencing dan daerah rahim/ leher rahim.
• Saluran tuba fallopi.
• Anus dan rektum.
• Kelopak mata.
• Tenggorokan.

Tanda Dan Gejala

Penularan melalui oral, anal dan vaginal seks. Hampir 90% penderita GO tidak
memperlihatkan keluhan dan gejala. Tanda pada penderita GO baik lelaki dan
perempuan, bisa tanpa keluhan dan gejala.

Lelaki

• Keluar cairan putih kekuning-kuningan melalui penis.


• Terasa panas dan nyeri pada waktu kencing.
• Sering buang air kecil.
• Terjadi pembengkakan pada pelir (testis).

Perempuan

• Pengeluaran cairan vagina tidak seperti biasa.


• Panas dan nyeri saat kencing.
• Keluhan dan gejala terkadang belum tampak meskipun sudah menular ke
saluran tuba fallopi.

Bila gejala sudah meluas ke arah PID (Pelvic Inflamatory Disease) maka sering
timbul :

• Nyeri perut bagian bawah.


• Nyeri pinggang bagian bawah.
• Nyeri sewaktu hubungan seksual.
• Perdarahan melalui vagina diantara waktu siklus haid.
• Mual-mual.
• Terdapat infeksi rektum atau anus.

Bila GO tidak diobati maka ± 1% dari lelaki dan wanita, akan terjadi DGI atau
Dessiminated Gonorrhoe Infection. Tanda dan gejalanya berupa demam, bercak
di kulit, persendian bengkak dan nyeri, peradangan pada dinding rongga jantung,
peradangan selaput pembungkus otak serta meningitis.

Komplikasi

Komplikasi dapat timbul pada bayi, lelaki maupun perempuan dewasa.


1. Lelaki – prostatitis (radang kelenjar prostat), adanya jaringan parut pada
saluran kencing (urethra), mandul/ infertil, peradangan epididimis,

2. Perempuan – PID, infertil, gangguan menstruasi kronis, peradangan selaput


lendir rahim setelah melahirkan (post partum endometriosis), abortus, cistitis
(peradangan kandung kencing), peradangan disertai pus.

Pencegahan

• Menghindari seks bebas (free sex).


• Monogami.
• Penggunaan kondom saat vaginal, oral maupun anal seks.

Penanganan

1. Pada masa kehamilan, berikan antibiotika seperti : a) Ampisilin 2 gram IV


dosis awal, lanjutkan dengan 3 x 1 gram per oral selama 7 hari. b) Ampisilin +
Sulbaktan 2,25 gram oral dosis tunggal. c) Spektinomisin 2 gram IM dosis
tunggal. d) Seftriakson 500 mg IM dosis tunggal.

2. Masa nifas, berikan antibiotika seperti : a) Xiprofloksasin 1 gram dosis tunggal.


b) Trimethroprim + Sulfamethoksazol (160 mg + 800 mg) 5 kaplet dosis tunggal.

3. Oftalmia neonatorum (konjungtivitis) : a) Garamisin tetes mata 3 x 2 tetes. b)


Antibiotika – Ampisilin 50 mg/ kgBB IM selama 7 hari; Amoksisilin + asam
klamtanat 50 mg/ kgBB IM selama 7 hari; Seftriakson 50 mg/ kgBB IM dosis
tunggal.

4. Lakukan konseling tentang metode barier dalam melakukan hubungan


seksual.

5. Berikan pengobatan yang sama pada pasangannya.

6. Buat jadual kunjungan ulang dan pastikan pasangan & pasien akan
menyelesaikan pengobatan hingga tuntas.

3. Sifilis

Pengertian

Adalah penyakit yang disebabkan oleh Treponema Pallidum, bersifat kronik dan
sistematik. Nama lain adalah Lues venereal atau raja singa.

Penyebab
Penyebabnya adalah Treponema Pallidum, termasuk ordo Spirochaecrales,
familia Spirochaetaceae dan genus Treponema. Bentuk spiral teratur, panjang 6-
15 µm, lebar 0,15 µm, terdiri atas 8-24 lekukan. Pembiakan secara pembelahan
melintang, pada stadium aktif terjadi setiap 30 jam.

Klasifikasi

Sifilis terbagi menjadi sifilis congenital dan sifilis akuista.

1. Sifilis Kongenital, terbagi atas : a) Dini (sebelum 2 tahun); b) Lanjut (sesudah


2 tahun); Stigmata

2. Sifilis Akuista, terbagi : a) Klinik; b) Epidemiologik

Menurut caranya sifilis dibagi menjadi tiga stadium yaitu : Stadium I (SI); Stadium
II (SII); Stadium III (SIII)

Secara epidemiologik, WHO membagi menjadi :

• Stadium dini menular ( dalam waktu 2 tahun sejak infeksi), terdiri dari SI,
SII, stadium rekuren dan stadium laten dini.
• Stadium lanjut tak menular (setelah 2 tahun sejak infeksi), terdiri atas
stadium laten lanjut dan SIII.

Komplikasi

• Pada kehamilan: a) Kurang dari 16 minggu : kematian janin (sifilis fetalis).


b) Stadium lanjut : prematur, gangguan pertumbuhan intra uterin, cacat
berat (pnemonia, sirosis hepatika, splenomegali, pankreas kongenital,
kelainan kulit dan osteokondritis).

Tanda dan gejala

• Lesi (berupa ulkus, soliter, dasar bersih, batas halus, bentuk


bulat/longitudinal).
• Tanpa nyeri tekan.

Penanganan

1. Menerapkan prinsip pencegahan infeksi pada persalinan.

2. Menerapkan prinsip pencegahan infeksi pada penggunaan instrumen.

3. Pemberian antibiotika, misal : Benzalin pensilin 4,8 juta unit IM setiap minggu
dengan 4x pemberian; Dofsisiklin 200 mg oral dosis awal, dilanjutkan 2×100 mg
oral hingga 20 hari; Sefriakson 500 mg IM selama 10 hari.
4. Sebelum pemberian terapi pada bayi dengan dugaan/ terbukti menderita sifilis
kongenital, maka dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinalis dan uji serologik
tiap bulan sampai negatif. Berikan antibiotik : Benzalin pensilin 200.000 IU/ kgBB
per minggu hingga 4x pemberian; Sefriakson 50 mg/ kg BB dosis tunggal (per
hari 10 hari).

5. Lakukan konseling preventif, pengobatan tuntas dan asuhan mandiri.

6. Memastikan pengobatan lengkap dan kontrol terjadwal.

7. Pantau lesi kronik atau gejala neurologik yang menyertai.

4. Chlamydia

Pengertian

Adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman Chlamydia trachomatis dan dapat
diobati.

Penyebab

Kuman Chlamydia trachomatis.

Penularan

Kuman ini menyerang sel pada selaput lendir : a) Uretra, vagina, serviks dan
endometrium. b) Saluran tuba fallopi. c) Anus dan rektum. d) Kelopak mata. e)
Tenggorokan (insiden jarang).

Chlamydia paling sering menyerang pada usia muda dan remaja. Penularannya
dapat melalui : hubungan seksual secara oral, anal maupun oral seks; hubungan
seksual dengan tangan, sehingga cairan mani terpercik ke mata; dari ibu ke bayi
sewaktu proses persalinan.

Tanda dan gejala

Sekitar 75 % perempuan dan 50% laki-laki yang tertular Chalmydia tidak


menunjukkan tanda dan gejala. Keluhan dan gejala biasanya timbul sekitar 3
minggu setelah tertular kuman chlamydia.

Adapun tanda dan gejalanya adalah :

1. Menderita proktitis (radang rektum), urethritis (radang saluran kencing) dan


konjungtivitis (radang selaput putih mata).
2. Pada wanita : keluar cairan dari vagina; perasaan panas dan nyeri sewaktu
buang air kecil

3. Bila sudah menyebar ke tuba fallopi, akan timbul : nyeri perut bagian bawah;
nyeri sewaktu coitus; timbul perdarahan pervaginam diantara siklus haid; demam
dan mual-mual

4. Pada pria : keluar cairan kuning seperti pus dari penis; nyeri dan rasa terbakar
sewaktu kencing; nyeri dan bengkak pada testis

Kencing nanah

Kencing nanah atau gonore (bahasa Inggris: gonorrhea atau gonorrhoea)


adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae
yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan
bagian putih mata (konjungtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke
bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa
menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga
timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi.

Gejala

Pada pria, gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah
terinfeksi. Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra dan beberapa
jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih serta keluarnya nanah dari
penis. Sedangkan pada wanita, gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21
hari setelah terinfeksi. Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama
beberapa minggu atau bulan, dan diketahui menderita penyakit tersebut hanya
setelah pasangan hubungan seksualnya tertular. Jika timbul gejala, biasanya
bersifat ringan. Tetapi beberapa penderita menunjukkan gejala yang berat,
seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika berkemih, keluarnya cairan dari
vagina, dan demam. Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, saluran telur,
indung telur, uretra, dan rektum serta menyebabkan nyeri pinggul yang dalam
ketika berhubungan seksual.

Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seks melalui anus
(anal sex) dapat menderita gonore pada rektumnya. Penderita akan merasakan
tidak nyaman di sekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah di
sekitar anus tampak merah dan kasar, serta tinjanya terbungkus oleh lendir dan
nanah.

Hubungan seksual melalui mulut (oral sex) dengan seorang penderita gonore
biasanya akan menyebabkan gonore pada tenggorokan (faringitis gonokokal).
Umumnya infeksi tersebut tidak menimbulkan gejala, namun terkadang
menyebabkan nyeri tenggorokan dan gangguan untuk menelan.
Jika cairan yang terinfeksi mengenai mata, maka bisa menyebabkan terjadinya
infeksi mata luar (konjungtivitis gonore). Bayi yang baru lahir juga bisa terinfeksi
gonore dari ibunya selama proses persalinan sehingga terjadi pembengkakan
pada kedua kelopak matanya dan dari matanya keluar nanah. Jika infeksi itu
tidak diobati, maka akan menimbulkan kebutaan.

Diagnosis dan pengobatan

Diagnosis penyakit gonore didasarkan pada hasil pemeriksaan mikroskopik


terhadap nanah untuk menemukan bakteri penyebab gonore. Jika pada
pemeriksaan mikroskopik tidak ditemukan bakteri, maka dilakukan pembiakan di
laboratorium.

Gonore biasanya diobati dengan suntikan tunggal seftriakson intramuskuler


(melalui otot) atau dengan pemberian antibiotik per-oral (melalui mulut) selama
satu minggu (biasanya diberikan doksisiklin). Jika gonore telah menyebar melalui
aliran darah, biasanya penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan
antibiotik intravena (melalui pembuluh darah atau infus).

Keputihan

Keputihan atau Fluor Albus merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita.
Keputihan yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di
dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Yang sering menimbulkan
keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur atau juga parasit. Infeksi ini dapat
menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran kencing, sehingga
menimbulkan rasa pedih saat si penderita buang air kecil.

Gejala keputihan

• Keluarnya cairan berwarna putih kekuningan atau putih kelabu dari


saluran vagina. Cairan ini dapat encer atau kental, dan kadang-kadang
berbusa. Mungkin gejala ini merupakan proses normal sebelum atau
sesudah haid pada wanita tertentu.
• Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya.

Biasanya keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal. Keputihan juga
dapat dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau yang daya tahan tubuhnya
lemah. Sebagian besar cairan tersebut berasal dari leher rahim, walaupun ada
yang berasal dari vagina yang terinfeksi, atau alat kelamin luar.

• Pada bayi perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga sepuluh
hari, dari vaginanya dapat keluar cairan akibat pengaruh hormon yang
dihasilkan oleh plasenta atau uri.
• Gadis muda terkadang juga mengalami keputihan sesaat sebelum masa
pubertas, biasanya gejala ini akan hilang dengan sendirinya.
Penyebab keputihan

Dengan memperhatikan cairan yang keluar, terkadang dapat diketahui penyebab


keputihan.

• Infeksi Gonore, misalnya, menghasilkan cairan kental, bernanah dan


berwarna kuning kehijauan.
• Parasit Trichomonas Vaginalis menghasilkan banyak cairan, berupa
cairan encer berwarna kuning kelabu.
• Keputihan yang disertai bau busuk dapat disebabkan oleh kanker.
• kelelahan yang sangat

Hepatitis

Hepatitis adalah peradangan hati karena berbagai sebab. Hepatitis yang


berlangsung kurang dari 6 bulan disebut “hepatitis akut”, hepatitis yang
berlangsung lebih dari 6 bulan disebut “hepatitis kronis”.

Penyebab

Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus
hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus
lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi
sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan
obat-obatan.

Jenis Virus Hepatitis

• Virus hepatitis A

Virus hepatitis A terutama menyebar melalui tinja. Penyebaran ini terjadi akibat
buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah
yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan.

• Virus hepatitis B

Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan


melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi diantara para
pemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau diantara
mitra seksual (baik heteroseksual maupun pria homoseksual).
Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi
selama proses persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang
membawa virus hepatitis B. Di daerah Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus
hepatitis B berkembang menjadi hepatitis menahun, sirosis dan kanker hati.

• Virus hepatitis C

Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi darah. Virus


hepatitis C ini paling sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan
jarum bersama-sama. Jarang terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk
alasan yang masih belum jelas, penderita “penyakit hati alkoholik” seringkali
menderita hepatitis C.

• Virus hepatitis D

Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus hepatitis D ini
menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki resiko tinggi
terhadap virus ini adalah pecandu obat.

• Virus hepatitis E

Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A,


yang hanya terjadi di negara-negara terbelakang.

• Virus hepatitis G

Jenis baru dari virus hepatitis yang telah terdeteksi baru-baru ini.

Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis :

• Virus Mumps
• Virus Rubella
• Virus Cytomegalovirus
• Virus Epstein-Barr
• Virus Herpes

Penyakit Hepatitis A disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh kotoran/tinja


penderita biasanya melalui makanan (fecal – oral), bukan melalui aktivitas sexual
atau melalui darah. Hepatitis A paling ringan dibanding hepatitis jenis lain(B dan
C). Sementara hepatitis B dan C disebarkan melalui media darah dan aktivitas
sexual dan lebih berbahaya dibanding Hepatitis A.

Masa inkubasi

Waktu terekspos sampai kena penyakit kira-kira 2 sampai 6 minggu. anda akan
mengalami gejala gejala seperti demam, lemah, letih, dan lesu, pada beberapa
kasus, seringkali terjadi muntah muntah yang terus menerus sehingga
menyebabkan seluruh badan terasa lemas. Demam yang terjadi adalah demam
yang terus menerus, tidak seperti demam yang lainnya yaitu pada demam
berdarah, tbc, thypus, dll.

Gejala

Seringkali tidak ada bagi anak kecil; demam tiba-tiba, hilang nafsu makan, mual,
muntah, penyakit kuning (kulit dan mata menjadi kuning), air kencing berwarna
tua, tinja pucat. Hepatitis A dapat dibagi menjadi 3 stadium: (1) pendahuluan
(prodromal) dengan gejala letih, lesu, demam, kehilangan selera makan dan
mual; (2) stadium dengan gejala kuning (stadium ikterik); dan (3) stadium
kesembuhan (konvalesensi). Gejala kuning tidak selalu ditemukan. Untuk
memastikan diagnosis dilakukan pemeriksaan enzim hati, SGPT, SGOT. Karena
pada hepatitis A juga bisa terjadi radang saluran empedu, maka pemeriksaan
gama-GT dan alkali fosfatase dapat dilakukan di samping kadar bilirubin.

Masa pengasingan yang disarankan

Selama 2 minggu setelah gejala pertama atau 1 minggu setelah penyakit kuning
muncul. jangan terlalu banyak aktivitas.

Pencegahan

Menjaga kebersihan perorangan seperti mencuci tangan dengan teliti; orang


yang dekat dengan penderita mungkin memerlukan terapi imunoglobulin.
Imunisasi hepatitis A bisa dilakukan dalam bentuk sendiri (Havrix) atau bentuk
kombinasi dengan vaksin hepatitis B (Twinrix). Imunisasi hepatitis A dilakukan
dua kali, yaitu vaksinasi dasar dan booster yang dilakukan 6-12 bulan kemudian,
sementara imunisasi hepatitis B dilakukan tiga kali, yaitu dasar, satu bulan dan 6
bulan kemudian. Imunisasi hepatitis A dianjurkan bagi orang yang potensial
terinfeksi seperti penghuni asrama dan mereka yang sering jajan di luar.

Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh “Virus Hepatitis B”
(VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan
peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat
berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker hati. Mula-mula dikenal sebagai “serum
hepatitis” dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Afrika. Hepatitis B
telah menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai negara Asia.

Penyebab Hepatitis ternyata tak semata-mata virus. Keracunan obat, dan


paparan berbagai macam zat kimia seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine,
chloroform, arsen, fosfor, dan zat-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam
industri modern, bisa juga menyebabkan Hepatitis. Zat-zat kimia ini mungkin saja
tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit penderita. Menetralkan suatu racun
yang beredar di dalam darah adalah pekerjaan hati. Jika banyak sekali zat kimia
beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati bisa saja rusak sehingga tidak dapat
lagi menetralkan racun-racun lain.

Diagnosis

Dibandingkan virus AIDS (HIV), virus Hepatitis B (HBV) seratus kali lebih ganas
(infectious), dan sepuluh kali lebih banyak (sering) menularkan. Kebanyakan
gejala Hepatitis B tidak nyata.

Hepatitis B kronis merupakan penyakit nekroinflamasi kronis hati yang


disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B persisten. Hepatitis B kronis ditandai
dengan HBsAg positif (> 6 bulan) di dalam serum, tingginya kadar HBV DNA dan
berlangsungnya proses nekroinflamasi kronis hati. Carrier HBsAg inaktif diartikan
sebagai infeksi HBV persisten hati tanpa nekroinflamasi. Sedangkan Hepatitis B
kronis eksaserbasi adalah keadaan klinis yang ditandai dengan peningkatan
intermiten ALT>10 kali batas atas nilai normal (BANN). Diagnosis infeksi
Hepatitis B kronis didasarkan pada pemeriksaan serologi, petanda virologi,
biokimiawi dan histologi. Secara serologi, pemeriksaan yang dianjurkan untuk
diagnosis dan evaluasi infeksi Hepatitis B kronis adalah : HBsAg, HBeAg, anti
HBe dan HBV DNA (4,5). Pemeriksaan virologi, dilakukan untuk mengukur
jumlah HBV DNA serum sangat penting karena dapat menggambarkan tingkat
replikasi virus. Pemeriksaan biokimiawi yang penting untuk menentukan
keputusan terapi adalah kadar ALT. Peningkatan kadar ALT menggambarkan
adanya aktifitas kroinflamasi. Oleh karena itu pemeriksaan ini dipertimbangkan
sebagai prediksi gambaran histologi. Pasien dengan kadar ALT yang
menunjukkan proses nekroinflamasi yang lebih berat dibandingkan pada ALT
yang normal. Pasien dengan kadar ALT normal memiliki respon serologi yang
kurang baik pada terapi antiviral. Oleh sebab itu pasien dengan kadar ALT
normal dipertimbangkan untuk tidak diterapi, kecuali bila hasil pemeriksaan
histologi menunjukkan proses nekroinflamasi aktif. Sedangkan tujuan
pemeriksaan histologi adalah untuk menilai tingkat kerusakan hati, menyisihkan
diagnosis penyakit hati lain, prognosis dan menentukan manajemen anti viral.

Pada umumnya, gejala penyakit Hepatitis B ringan. Gejala tersebut dapat berupa
selera makan hilang, rasa tidak enak di perut, mual sampai muntah, demam
ringan, kadang-kadang disertai nyeri sendi dan bengkak pada perut kanan atas.
Setelah satu minggu akan timbul gejala utama seperti bagian putih pada mata
tampak kuning, kulit seluruh tubuh tampak kuning dan air seni berwarna seperti
teh.

Ada 3 kemungkinan tanggapan kekebalan yang diberikan oleh tubuh terhadap


virus Hepatitis B pasca periode akut. Kemungkinan pertama, jika tanggapan
kekebalan tubuh adekuat maka akan terjadi pembersihan virus, pasien sembuh.
Kedua, jika tanggapan kekebalan tubuh lemah maka pasien tersebut akan
menjadi carrier inaktif. Ketiga, jika tanggapan tubuh bersifat intermediate (antara
dua hal di atas) maka penyakit terus berkembang menjadi hepatitis B kronis.
Penularan

Hepatitis B merupakan bentuk Hepatitis yang lebih serius dibandingkan dengan


jenis hepatitis lainnya. Penderita Hepatitis B bisa terjadi pada setiap orang dari
semua golongan umur. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan virus
Hepatitis B ini menular.

• Secara vertikal, cara penularan vertikal terjadi dari Ibu yang mengidap
virus Hepatitis B kepada bayi yang dilahirkan yaitu pada saat persalinan
atau segera setelah persalinan.
• Secara horisontal, dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang
tercemar, tindik telinga, tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan pisau
cukur dan sikat gigi secara bersama-sama serta hubungan seksual
dengan penderita.

Sebagai antisipasi, biasanya terhadap darah-darah yang diterima dari pendonor


akan di tes terlebih dulu apakah darah yang diterima terkena reaktif Hepatitis,
Sipilis terlebih-lebih HIV/AIDS.

Sesungguhnya, tidak semua yang positif Hepatitis B perlu ditakuti. Dari hasil
pemeriksaan darah, dapat terungkap apakah ada riwayat pernah kena dan
sekarang sudah kebal, atau bahkan virusnya sudah tidak ada. Bagi pasangan
yang hendak menikah, tidak ada salahnya untuk memeriksakan pasangannya
untuk menenularan penyakit ini.

Perawatan

Hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus menyebabkan sel-sel hati


mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Pada umumnya, sel-sel hati dapat tumbuh kembali dengan sisa sedikit
kerusakan, tetapi penyembuhannya memerlukan waktu berbulan-bulan dengan
diet dan istirahat yang baik.

Hepatitis B akut umumnya sembuh, hanya 10 persen; menjadi Hepatitis B kronik


(menahun) dan dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Saat ini ada
beberapa perawatan yang dapat dilakukan untuk Hepatitis B kronis yang dapat
meningkatkan kesempatan bagi seorang penderita penyakit ini. Perawatannya
tersedia dalam bentuk antiviral seperti lamivudine dan adefovir dan modulator
sistem kebal seperti Interferon Alfa ( Uniferon).

Selain itu, ada juga pengobatan tradisional yang dapat dilakukan. Tumbuhan
obat atau herbal yang dapat digunakan untuk mencegah dan membantu
pengobatan Hepatitis diantaranya mempunyai efek sebagai hepatoprotektor,
yaitu melindungi hati dari pengaruh zat toksik yang dapat merusak sel hati, juga
bersifat anti radang, kolagogum dan khloretik, yaitu meningkatkan produksi
empedu oleh hati. Beberapa jenis tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk
pengobatan Hepatitis, antara lain yaitu temulawak (Curcuma xanthorrhiza),
kunyit (Curcuma longa), sambiloto (Andrographis paniculata), meniran
(Phyllanthus urinaria), daun serut/mirten, jamur kayu/lingzhi (Ganoderma
lucidum), akar alang-alang (Imperata cyllindrica), rumput mutiara (Hedyotis
corymbosa), pegagan (Centella asiatica), buah kacapiring (Gardenia augusta),
buah mengkudu (Morinda citrifolia), jombang (Taraxacum officinale)

Hepatitis C adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis C. Infeksi virus
ini dapat menyebabkan peradangan hati (hepatitis) yang biasanya asimtomatik,
tetapi hepatitis kronik yang berlanjut dapat menyebabkan sirosis hati dan kanker
hati.

Virus hepatitis C menyebar dengan kontak darah-ke-darah dari darah seseorang


yang terinfeksi. Gejala dapat secara medis ditangani, dan proporsi pasien dapat
dibersihkan dari virus oleh pengobatan anti virus jangka panjang. Walaupun
intervensi medis awal dapat membantu, orang yang mengalami infeksi virus
hepatitis C sering mengalami gejala ringan, dan sebagai sebab dari tidak
melakukan perawatan. Diperkirakan 150-200 juta orang di seluruh dunia
terinfeksi hepatitis C. Di Amerika Serikat, orang dengan sejarah penggunaan
jarum suntik, penggunaan narkoba, tato atau yang telah diekspos menuju darah
melalui seks tidak aman yang meningkatkan resiko penyakit ini. Hepatitis C
adalah akibat dari transplantasi hati di Amerika Serikat.

7. Trichomoniasis

Sebagai pria yang menyenangi kesehatan, tentunya Anda perlu mengetahui


berbagai penyakit yang berada di sekitar kita. Apalagi jika berkaitan dengan
penyakit yang bersamaan dengan seks. Mengerikan sekali jika kita tidak
mengetahuinya sejak awal. salah satunya adalah Trichomoniasis.

Trichomoniasis alias "trich", merupakan infeksi parasit yang bisa terjadi pada
laki-laki dan perempuan. Pada laki-laki, tanda-tandanya muncul pada uretra
(saluran yang mengalirkan urin ke luar tubuh). Pada perempuan, yang terkena
adalah vagina dan serviks (leher rahim).

Pada laki-laki yang terinfeksi parasit ini tidak merasakan gejala apapun namun
dapat menularkan ke pasangannya. Demikian juga sebaliknya, saat perempuan
terinfeksi parasit ini, dia bisa juga tidak merasakan gejalanya. Trichomoniasis
kerap terjadi bersama dengan penyakit menular seksual lainnya, seperti
gonorrhea dan nongonococcal urethritis (chlamydia), khususnya pada
perempuan.

Trichomoniasis di negara AS lebih tinggi terjadi pada perempuan dibanding laki-


laki. Diperkirakan 5 juta kasus baru terjadi setiap tahunnya dan infeksi ini terjadi
pada 10% perempuan yang datang untuk mengobati penyakit menular seksual
yang dideritanya. Pada 2000, the Centers for Disease Control and Prevention
(CDC) melaporkan bahwa trichomoniasis biasanya dapat diobati pada
perempuan muda dengan kehidupan seksual aktif.

Untuk lebih mengetahui penyebabnya, Anda perlu tahu adalah Trichomoniasis


disebabkan oleh parasit yang disebut Trichomonas vaginalis, yang ditularkan
khususnya melalui kontak seksual secara langsung. Penyakit ini juga dapat
ditularkan melalui mutual masturbation dan berbagai sex toys (alat bantuk seks)

Gejala umumnya muncul dalam 4-20 hari setelah infeksi. Perempuan yang
terinfeksi parasit Trichomonas akan mengeluarkan cairan dari vagina berwarna
kuning kehijauan atau abu-abu serta berbusa dalam jumlah banyak, kadangkala
disertai pendarahan dan bau tidak sedap, gatal pada vulva sehingga
menimbulkan rasa tidak nyaman.

Sering buang air kecil dan terasa sakit, pembengkakan vulva, rasa tidak nyaman
selama berhubungan seksual dan sakit di wilayah perut. pendarahan di serviks
mungkin terjadi, namun ini bukan gejala umum.

Sementara gejala pada laki-laki jarang terjadi. Namun jika pasangan


mengeluhkan keluarnya cairan dari fanis berwarna putih pucat dan merasa sakit
atau sulit saat buang air kecil, besar kemungkinan dia terkena trichomoniasis.
Namun sekali lagi hal ini harus dipastikan dengan pemeriksaan klinis.

Trichomoniasis yang tidak ditangani tuntas dihubungkan dengan meningkatnya


risiko terinfeksi HIV (virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang akan
berkembang menjadi AIDS). Perempuan hamil yang terinfeksi Trichomonas
berisiko melahirkan bayi prematur, berat badan lahir rendah dan infeksi hingga
pelepasan plasenta. Sedangkan peradangan pada prostat (prostatitis) dan
saluran kencing (cystitis) kerap dikaitkan dengan trichomoniasis pada laki-laki.

Diagnosis

Membiakkan sampel cairan vagina/penis merupakan metode yang dapat


diandalkan untuk menegakkan diagnosis trichomoniasis. Diperkirakan butuh
waktu 10 hari untuk mendapat hasilnya. Pada perempuan untuk menegakkan
diagnosis juga perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis cairan vagina, pap
smear dan urinalysis. Leher rahim juga diperiksa jika terjadi pendarahan. Karena
trichomoniasis sering terjadi bersama penyakit menular seksual lainnya, pasien
perlu diperiksa untuk menentukan jenis infeksinya, apakah chlamydia,
gonorrhea, syphilis, atau HIV.

Pengobatan

Sejauh ini metronidazole dikenal sebagai obat yang dapat mengobati


trichomoniasis, yang diminum dalam dosis tunggal. Orang yang mengonsumsi
metronidazole harus menghindari alkohol selama pengobatan, sebab reaksi
kimia yang ditimbulkan dapat menyebabkan mual dan muntah. Efek samping
yang timbul antara lain mual, sakit kepala dan kram bagian perut. Perempuan
hamil yang hendak mengonsumsi obat ini harus konsultasi dulu ke dokter.

Meski gejala trichomoniasis pada laki-laki dapat sembuh dengan sendirinya


dalam beberapa minggu, namun karena laki-laki yang terinfeksi parasit
Trichomonas bisa saja tak menunjukkan gejala sehingga dia dapat
menularkannya ke orang lain, untuk itu sebaiknya rajin memeriksakan diri ke
dokter dan meminum obatnya secara teratur untuk mematikan parasit ini.
KELOMPOK I

KETUA : RONALD BURENI


SEKRETARIS : VALERYO BIAF
ANGGOTA : 1. MARNO DA SILVA
2. NURUL F. TOKAN

SMPK ST.YOSEPH
TAHUN AJARAN
2010/2011

Anda mungkin juga menyukai