PENDAHULUAN
Luka bakar listrik adalah jenis trauma yang disebabkan oleh adanya kontak dengan
benda yang memiliki arus listrik, sehingga dapat menimbulkan luka bakar sebagai akibat
berubahnya energi listrik menjadi energi panas. Tingkatan trauma listrik sangan luas, dari
trauma minimal sampai melibatkan kerusakan multiorgan sampai dapat menyebabkan
kematian. Tubuh manusia adalah penghantar listrik yang baik. Kontak langsung dengan arus
listrik bisa berakibat fatal. Arus listrik yang mengalir ke dalam tubuh manusia akan
menghasilkan panas yang dapat membakar dan menghancurkan jaringan tubuh. Meskipun
luka bakar listrik tampak ringan, tetapi mungkin saja telah terjadi kerusakan organ dalam
yang serius, terutama pada jantung, otot atau otak.
Luka yang diakibatkan oleh arus listrik yang fatal umumnya disebabkan oleh
kecelakaan, dan lebih sering pada arus bolak-balik (AC) daripada searah (DC). Kerusakan
yang diakibatkan oleh trauma listrik disebabkan oleh dua mekanisme yaitu terjadinya
pemanasan dan aliran listrik itu sendiri yang melewati jaringan. Pemanasan akan
menyebabkan nekrosis koagulatif dan aliran listrik pada jaringan akan menyebabkan
kerusakan membran sel. Kerusakan terbesar biasanya pada sel-sel saraf pembuluh darah dan
otot. (2)
Faktor-faktor yang berperan didalam terjadinya luka akibat arus listrik adalah (4,5,6,7,8) :
1. Jenis dan kekuatan arus listrik
Secara umum, arus searah (DC) tidak terlalu berbahaya jika dibandingkan
dengan arus bolak-balik (AC). Efek AC pada tubuh manusia sangat tergantung
kepada kecepatan berubahnya arus (frekuensi), yang diukur dalam satuan
siklus/detik (hertz). Arus frekuensi rendah (50-60 hertz) lebih berbahaya dari arus
frekuensi tinggi dan 3-5 kali lebih berbahaya dari DC pada tegangan (voltase) dan
kekuatan (ampere) yang sama.
Kekuatan arus listrik diukur dalam ampere. 1 miliampere (mA) sama dengan 1/1,000
ampere. Pada arus serendah 60-100 mA dengan tegangan rendah (110-220 volt), AC
60 hertz yang mengalir melalui dada dalam waktu sepersekian detik bisa
menyebabkan irama jantung yang tidak beraturan, yang bisa berakibat fatal. Arus
bolak-balik lebih dapat menyebabkan aritmia jantung dibanding arus searah. Arus
dari AC pada 100 mA dalam seperlima detik dapat menyebabkan fibrilasi ventrikel
dan henti jantung.
Resistensi kulit yang tertusuk atau tergores atau resistensi selaput lendir yang
lembab (misalnya mulut, rektum atau vagina), hanya separuh dari resistensi kulit
utuh yang lembab.Resistensi dari kulit telapak tangan atau telapak kaki yang tebal
adalah 100 kali lebih besar dari kulit yang lebih tipis.
Arus listrik banyak yang melewati kulit, karena itu energinya banyak yang
dilepaskan di permukaan. Jika resistensi kulit tinggi, maka permukaan luka bakar
yang luas dapat terjadi pada titik masuk dan keluarnya arus, disertai dengan
hangusnya jaringan diantara titik masuk dan titik keluarnya arus listrik. Tergantung
kepada resistensinya, jaringan dalam juga bisa mengalami luka bakar.
a. Kejang.
b. Pendarahan otak.
c. Kelumpuhan pernapasan.
d. perubahan psikis (misalnya gangguan ingatan jangka pendek, perubahan
kepribadian, mudah tersinggung dan gangguan tidur).
e. irama jantung yang tidak beraturan.
f. Kerusakan pada mata bisa menyebabkan katarak.
4. Lamanya terkena arus listrik.
Semakin lama terkena listrik maka semakin banyak jumlah jaringan yang mengalami
kerusakan. Seseorang yang terkena arus listrik bisa mengalami luka bakar yang berat.
Tetapi, jika seseorang tersambar petir, jarang mengalami luka bakar yang berat (luar
maupun dalam) karena kejadiannya berlangsung sangat cepat sehingga arus listrik
cenderung melewati tubuh tanpa menyebabkan kerusakan jaringan dalam yang luas.
Meskipun demikian, sambaran petir bisa menimbulkan konslet pada jantung dan paru-paru
dan melumpuhkannya serta bisa menyebabkan kerusakan pada saraf atau otak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Luka bakar listrik adalah jenis trauma yang disebabkan oleh adanya kontak dengan
benda yang memiliki arus listrik, sehingga dapat menimbulkan luka bakar sebagai akibat
berubahnya energi listrik menjadi energi panas. Arus listrik bergerak dari tempat yang
berpotensial tinggi ke potensial rendah. Arahnya sama dengan arah gerak muatan-muatan
positif (berlawanan arah dengan elektron-elektron).
Bagian-bagian listrik, antara lain :
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, luka bakar listrik terjadi saat seseorang
menjadi bagian dari sebuah perputaran aliran listrik atau bisa disebabkan pada saat berada
dekat dengan sumber listrik.
Secara umum, terdapat 2 jenis tenaga listrik:
Elektron mengalir secara abnormal melalui tubuh menghasilkan cedera dengan atau
kematian melalui depolarisasi otot dan saraf, inisiasi abnormal irama elektrik pada
jantung dan otak, atau menghasilkan luka bakar elektrik internal maupun eksternal
melalui panas dan pembentukan pori di membran sel.
Arus yang melalui otak, baik voltase rendah maupun tinggi mengakibatkan penurunan
kesadaran segera karena depolarisasi saraf otak. Arus AC dapat menghasilkan fibrilasi
ventrikel jika jalurnya melalui dada. Aliran listrik yang lama membuat kerusakan iskemik
otak terutama yang diikuti gangguan nafas. Seluruh aliran dapat mengakibatkan
mionekrosis, mioglobinemia, dan mioglobinuria dan berbagai komplikasi. Selain itu dapat
juga mengakibatkan luka bakar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efek listrik terhadap tubuh:
a. Jenis / macam aliran listrik
Arus searah (DC) dan arus bolak-balik (AC). Banyak kematian akibat sengatan arus
listrik AC dengan tegangan 220 volt. Suatu arus AC dengan intensitas 70-80 mA
dapat menimbulkan kematian, sedangkan arus DC dengan intensitas 250 mA masih
dapat ditolerir tanpa menimbulkan kerusakan.
b. Tegangan / voltage
Hanya penting untuk sifat-sifat fisik saja, sedangkan pada implikasi biologis
kurang berarti. Tegangan yang paling rendah yang sudah dapat menimbulkan
kematian manusia adalah 50 volt. Makin tinggi tegangan akan menghasilkan efek
yang lebih berat pada manusia baik efek lokal maupun general. +60% kematian akibat
listrik arus listrik dengan tegangan 115 volt. Kematian akibat aliran listrik tegangan
rendah terutama oleh karena terjadinya fibrilasi ventrikel, sementara itu pada
tegangan tinggi disebabkan oleh karena trauma elektrotermis.
c. Tahanan / resistance
Tahanan tubuh bervariasi pada masing-masing jaringan, ditentukan perbedaan
kandungan air pada jaringan tersebut. Tahanan yang terbesar terdapat pada kulit
tubuh, akan menurun besarnya pada tulang, lemak, urat saraf, otot, darah dan cairan
tubuh. Tahanan kulit rata-rata 500-10.000 ohm.
Di dalam lapisan kulit itu sendiri bervariasi derajat resistensinya, hal ini
bergantung pada ketebalan kulit dan jumlah relatif dari folikel rambut, kelenjar
keringat dan lemak. Kulit yang berkeringat lebih jelek daripada kulit yang kering.
Menurut hitungan Cardieu, bahwa berkeringat dapat menurunkan tahanan sebesar
3000-2500 ohm. Pada kulit yang lembab karena air atau saline, maka tahanannya
turun lebih rendah lagi antara 1200-1500 ohm. Tahanan tubuh terhadap aliran listrik
juga akan menurun pada keadaan demam atau adanya pengaruh obat-obatan yang
mengakibatkan produksi keringat meningkat.
Pertimbangan tentang ”transitional resistance”, yaitu suatu tahanan yang
menyertai akibat adanya bahan-bahan yang berada di antara konduktor dengan tubuh
atau antara tubuh dengan bumi, misalnya baju, sarung tangan karet, sepatu karet, dan
lain-lain.
d. Kuat arus / intensitas /amperage
Adalah kekuatan arus (intensitas arus) yang dapat mendeposit berat tertentu perak
dari larutan perak nitrat perdetik. Satuannya : ampere. Arus yang di atas 60 mA dan
berlangsung lebih dari 1 detik dapat menimbulkan fibrilasi ventrikel.
Berikut ini disajikan sebuah tabel mengenai efek aliran listrik terhadap tubuh :
mA Efek
1,0 Sensasi, ambang arus
1,5 Rasa yang jelas, persepsi arus
2,0 Tangan mati rasa
4,0 Parestesia lengan bawah
15,0 Kontraksi otot-otot fleksor mencegah terlepas dari
aliran listrik
40,0 Kehilangan kesadaran
75-100 Fibrilasi ventrikel
Dikatakan bahwa kuat arus sebesar 30 mA adalah batas ketahanan seseorang, pada 40
mA dapat menimbulkan hilangnya kesadaran dan kematian akan terjadi pada kuat
arus 100 mA atau lebih.
e. Adanya hubungan dengan bumi / earthing
Sehubungan dengan faktor tahanan, maka orang yang berdiri pada tanah yang
basah tanpa alas kaki, akan lebih berbahaya daripada orang yang berdiri dengan
mengggunakan alas sepatu yang kering, karena pada keadaan pertama tahanannya
rendah.
f. Lamanya waktu kontak dengan konduktor
Makin lama korban kontak dengan konduktor maka makin banyak jumlah arus
yang melalui tubuh sehingga kerusakan tubuh akan bertambah besar & luas. Dengan
tegangan yang rendah akan terjadi spasme otot-otot sehingga korban malah
menggenggam konduktor. Akibatnya arus listrik akan mengalir lebih lama sehingga
korban jatuh dalam keadaan syok yang mematikan Sedangkan pada tegangan tinggi,
korban segera terlempar atau melepaskan konduktor atau sumber listrik yang
tersentuh, karena akibat arus listrik dengan tegangan tinggi tersebut dapat
menyebabkan timbulnya kontraksi otot, termasuk otot yang tersentuh aliran listrik
tersebut.
g. Aliran arus listrik (path of current)
Adalah tempat-tempat pada tubuh yang dilalui oleh arus listrik sejak masuk
sampai meninggalkan tubuh. Letak titik masuk arus listrik (point of entry) & letak
titik keluar bervariasi sehingga efek dari arus listrik tersebut bervariasi dari ringan
sampai berat. Arus listrik masuk dari sebelah kiri bagiah tubuh lebih berbahaya
daripada jika masuk dari sebelah kanan. Bahaya terbesar bisa timbul jika jantung atau
otak berada dalam posisi aliran listrik tersebut. Bumi dianggap sebagai kutub negatif.
Orang yang tanpa alas kaki lebih berbahaya kalau terkena aliran listrik, alas kaki
dapat berfungsi sebagai isolator, terutama yang terbuat dari karet.
5. Gejala Klinik
Gejalanya tergantung kepada interaksi yang rumit dari semua sifat arus listrik.
Suatu kejutan dari sebuah arus listrik bisa mengejutkan korbannya sehingga dia
terjatuh atau menyebabkan terjadinya kontraksi otot yang kuat. Kedua hal tersebut
bisa mengakibatkan dislokasi, patah tulang dan cedera tumpul. Kesadaran bisa
menurun, pernafasan dan denyut jantung bisa lumpuh.
Luka bakar listrik bisa terlihat dengan jelas di kulit dan bisa meluas ke jaringan yang
lebih dalam. Arus listrik bertegangan tinggi bisa membunuh jaringan diantara titik
masuk dan titik keluarnya, sehingga terjadi luka bakar pada daerah otot yang luas.
Akibatnya, sejumlah besar cairan dan garam (elektrolit) akan hilang dan kadang
menyebabkan tekanan darah yang sangat rendah. Serat-serat otot yang rusak akan
melepaskan mioglobin, yang bisa melukai ginjal dan menyebabkan terjadinya gagal
ginjal. Dalam keadaan basah, kita dapat mengalami kontak dengan arus listrik. Pada
keadaan tersebut, resistensi kulit mungkin sedemikian rendah sehingga tidak terjadi
luka bakar tetapi terjadi henti jantung (cardiac arrest) dan jika tidak segera
mendapatkan pertolongan, korban akan meninggal. Petir jarang menyebabkan luka
bakar di titik masuk dan titik keluarnya, serta jarang menyebabkan kerusakan otot
ataupun pelepasan mioglobin ke dalam air kemih. Pada awalnya bisa terjadi
penurunan kesadaran yang kadang diikuti dengan koma atau kebingungan yang
sifatnya sementara, yangi biasanya akan menghilang dalam beberapa jam atau
beberapa hari.
Penyebab utama dari kematian akibat petir adalah kelumpuhan jantung dan paru-paru
(henti jantung dan paru-paru).
Ada 3 derajat dari beratnya luka bakar pada luka akibat listrik (1,10) :
Kematian akibat petir dapat terjadi karena efek arus listrik, efek panas dan efek
ledakan gas panas yang timbul. Secara makroskopik akan ditemukan aborescent mark
(kemerahan kulit seperti percabangan pohon), metalisasi (perpindahan metal dari benda yang
dipakai ke dalam kulit, magnetisasi ( benda metal yang dipakai berubah menjadi magnet).
Pakaian sering terbakar dan compang camping akibat efek ledakan panas (blast effect)(8)
(c) (d)
Gambar (c) Luka bakar listrik dengan tepi yang meninggi
Gambar (d) Luka akibat petir, gambar seperti percabangan , aborescent markings
Pada pemeriksaan otopsi, dikarenakan tidak ada penemuan khusus pada luka listrik,
sehingga tidak jarang penyebab kematian tidak jelas.(11,12) Pada pemeriksaan luar pemeriksa
mencari electric mark. Electric mark adalah kelainan yang dapat dijumpai pada tempat
dimana listrik masuk ke dalam tubuh. Electric mark berbentuk bundar atau oval dengan
bagian yang datar dan rendah di tengah, dikeliilingi oleh kulit yang menimbul. Bagian
tersebut biasanya pucat dan kulit diluar elektrik mark akan menunjukkan hiperemis. Bentuk
(6)
dan ukurannya tergantung dari benda yang berarus lisrtrik yang mengenai tubuh. Namun
demikian, pada kasus terkenanya arus listrik pada bak mandi misalnya, tidak ditemukan
electric mark. (11, 12)
(e) (f)
Gambar (e) luka listrik yang menembus sepatu disekitar sol karet. Pada tegangan
tinggi (7600V) 4
Gambar (f) memperlihatkan luka listrik, pada tegangan 120 votl, lutut 4
Joule burn (endogenous burn) dapat terjadi bilamana kontak antara tubuh dengan
benda yang mengandung arus listrik cukup lama, dengan demikian bagian tengah yang
dangkal dan pucat pada electric mark dapat menjadi hitam hangus terbakar. Exogenous burn,
dapat terjadi bila tubuh manusia terkena benda yang berarus listrik dengan tegangan tinggi,
yang memang sudah mengandung panas; misalnya pada tegangan di atas 330 volt. Tubuh
korban hangus terbakar dengan kerusakan yang sangat berat, yang tidak jarang disertai
patahnya tulang-tulang. Selain itu pemeriksa harus mencari adanya gelembung berisi cairan
seperti kulit yang seolah tersentuh api listrik ; kulit yang hangus, jaringan otot yang ikut
hangus, tulang yang ikut meleleh dan membentuk butir kalium fosfat; dan kawat yang
menguap dan berkondensasi di kulit. (6)
Penyebab kematian pada trauma listrik berupa fibrilasi ventrikel, dan kelumpuhan
otot dan pusat pernapasan.(6,13)
Pada kematian akibat fibrilasi ventrikel, dalam autopsi akan ditemukan dilatasi dari
bilik jantung , kadang-kadang dengan peteki dibawah perikardium dan endokardium
ventrikel, ada kongesti dari vena aferent dan pulmonal sianosis. (6)
Kebanyakan oleh energi listrik itu sendiri. Sering trauma listrik disertai trauma mekanis.
Ada kasus karena listrik yang menyebabkan korban jatuh dari ketinggian, dalam hal ini
sukar untuk mencari sebab kematian yang segera.
Sebab kematian karena arus listrik yaitu :
a. Fibrilasi ventrikel
Bergantung pada ukuran badan dan jantung. Dalziel (1961) memperkirakan
pada manusia arus yang mengalir sedikitnya 70 mA dalam waktu 5 detik dari
lengan ke tungkai akan menyebabkan fibrilasi. Yang paling berbahaya adalah jika
arus listrik masuk ke tubuh melalui tangan kiri dan keluar melalui kaki yang
berlawanan/kanan. Kalau arus listrik masuk ke tubuh melalui tangan yang satu dan
keluar melalui tangan yang lain maka 60% yang meninggal dunia.
b. Paralisis respiratorik
Akibat spasme dari otot-otot pernafasan, sehingga korban meninggal karena
asfiksia, sehubungan dengan spasme otot-otot karena jantung masih tetap
berdenyut sampai timbul kematian. Terjadi bila arus listrik yang memasuki tubuh
korban di atas nilai ambang yang membahayakan, tetapi masih di batas bawah
yang dapat menimbulkan fibrilasi ventrikel. Menurut Koeppen, spasme otot-otot
pernafasan terjadi pada arus 25-80 mA, sedangkan ventrikel fibrilasi terjadi pada
arus 75-100 mA.
c. Paralisis pusat nafas
jika arus listrik masuk melalui pusat di batang otak, disebabkan juga oleh
trauma pada pusat-pusat vital di otak yang terjadi koagulasi dan akibat efek
hipertermis. Bila aliran listrik diputus, paralisis pusat pernafasan tetap ada, jantung
pun masih berdenyut, oleh karena itu dengan bantuan pernafasan buatan korban
masih dapat ditolong. Hal tersebut bisa terjadi jika kepala merupakan jalur arus
listrik.
7. Terapi
Terlebih dahulu, sebelum penderita ditangani, arus listrik harus diputus. Harus
diingat bahwa penderita mengandung muatan listrik bila masih berhubungan dengan
sumber arus. Kemudian, kalau perlu, dilakukan resusitasi jantung dengan masase
jantung dan napas buatan mulut ke mulut. Cairan parenteral harus diberikan. Kadang
luka bakar di kulit luar tampak ringan, tetapi kerusakan jaringan yang lebih banyak
dari yang diperkirakan sebab sering kerusakan jauh lebih luas dari pada yang
disangka. Kalau banyak terjadi kerusakan otot , urin akan berwarna gelap oleh
mioglobin, penderita ini perlu diberi manitol dengan dosis awal 25 gr disusul dosis
rumat 12,5 gr/jam. Kalau perlu manitol diberikan sampai enam kali, untuk
memperbaiki filtrasi ginjal dan mencegah gagal ginjal. Bila ada udem otak dapat
diberikan diuretik dan kortikosteroid. (1)
Pada luka bakar yang dalam dan berat, perlu pembersihan jaringan mati secara
bertahap karena tidak semua jaringan mati jelas tampak pada hari pertama. Bila luka
pada ekstermitas, mungkin perlu fisiotomi pada hari pertama untuk mencegah
sindrom kompartemen. Selanjutnya dilakukan rekonstruksi kulit. (1)