OLEH
NIM : 1606050038
JURUSAN BIOLOGI
KUPANG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Esa atas rahmat dan hidayatNya ,tim penulis
dapat menyelesaikan makalah ekologi dasar dengan judul “Komunitas Burung Di Pulau
Tidung Kecil Kepulauan Seribu” dengan tepat pada waktunya . Makalah ini ditulis dengan
tujuan agar mahasiswa dapat mengetahui komunitas burung. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada pihak pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun makalah.
Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, untuk kesempurnaan
makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
Kepulauan Seribu terdiri dari banyak pulau, salah satunya adalah Pulau Tidung.
Secara administratif Pulau Tidung termmasuk kedalam wilayah Kabupaten Kepulauan
Seribu, DKI Jakarta. Pulau Tidung terbagi atas dua gugusan pulau yaitu pulau Tidung
Besar dan Pulau Tidung Kecil. Sebagai salah satu pulau yang terdapat pada gugusan
Kepulauan Seribu , Pulau Tidung Kecil potensial sebagai habitat bagi burung karena
kondisi hutan lebih baik dan tingkat pembagunan masih rendah dibandigkan dengan
Pulau Tidung Besar.
1.3 Manfaat
2. Memberi informasi dan masukan bagi pemerintah daerah Kepulauan Seribu dalam
mengelola kawasan wisata Pulau Tidung dengan memperhatikan aspek lingkungan
terutama sebagai habitat burung.
BAB II
PEMBAHASAN
Kepulaun Seribu terdiri atas 110 pulau, dan 11 diantaranya yang dihuni Penduduk.
Pulau-pulau lainnya digunakan untuk rekreasi , cagar alam, cagar budaya dan peruntukan
lainnya. Luas Kepulauan Seribu kurang lebih 108.000 ha, terletak di lepas pantai Utara
Jakarta dengan posisi memanjang dari utara ke selatan yang ditandai dengan pulau-pulau
kecil berpasir putih dan gosong-gosong karang. Pulau Untung Jawa merupakan pulau
berpenghuni yang paling selatan atau paaling dekat dengan jarak 37 mil laut dari Jakarta.
Sedangkan kawasan paling utara adalah Pulau Dua Barat yang berjarak sekitar 70 mil laut
dari Jakarta .
Keadaan angin di Kepulauan Seribu sangat dipengaruhi oleh angin monsoon yang
yang secara garis besar ddapat dibagi menjadi Angin Musim Barat ( Desember-Maret)
dan Angin Musim Timur ( juni-September). Musim pancoroba terjadi antara bulan April-
Mei dan Oktober-November. Kecepatan angin pada musim Barat bervariasi antara 7-20
knot/jam, yang umumnya bertiup dari barat daya sampai barat laut . Angin kencang
dengan kecepatan 20 knot/jam biasanya terjadi antara bulan Desember-februari. Pada
musim Timur kecepatan angin berkisar antara 7-15 knot/jam yang bertiup dari arah timur
sampai teggara
Pohon yang dijadikan sebagai tempat berarang di Pulau Rambut adalah Sterculia
foetida , R . mucronata , Ficus tmorensis dan Excoecaria agallocha (Ayat , 2002). Habitat
burung di Pulau Rambut terdiri dari hutan campuran dan hutan payau yang terbagai ke
dalam hutan payau primer dan sekunder. Di hutan pantai (Sterculia-Dysoxylum) di huni
oleh cangak abu, pecuk ular. Bluwok dan kkowak maling. Dihutan payau primer yang
dinominasi Rhizophora mucronata dihuni oleh pecuk,roko-roko, pelatuk besi, kowak
maling, kuntul kecil, kuntul kerbau dan cangak abu. Hutan payau skunder (
CeriopsXylocarpus-Scyphiphora )dihuni oleh cangak merah ,kuntul besar , kuntul sedang
dan kowak maling (Mahmud ,1991).
Komunitas adalah seluruh poulasi jenis yang hidup dalam ruang dan waktu
yang sama (Begon et al,2006 ;Magurran,1994). Menurut Odum (1993), komunitas
adalah kumpulan populasi yang hidup pada lingkungan tertentu, saling berinteraksi
dan bersama-sama membentuk tingkat tropik dan metaboliknya sebagai suatu
kesatuan, komunitas mempunyai seperangkat karakteristik yang hanya
mencerminkan keadaan dan komunitas saja, bukan pada masing-masing organisme
pendukungnya saja .
Komunitas burung adalah kelompok dari beberapa individu jenis burung yang
hidup bersama dalam waktu dan ruang yang sama (Wiens, 1989). Komunitas burung
dipegaruhi faktor topografi, sejarah dan pengaruh dari pulau biogeografi, perubahan
musim sumberdaya alam dan iklim,keanekaragaman habitat, perubahan habitat dan
pengaruh pesaingnya seperti burung dan kelompok hewan lain (Rahayuningsih et al,
2007). Menurut Kerbs (2013) struktur komunitasmemiliki lima tipologi atau
karakteristik , yaitu keanekaragaman ,dominasi, bentuk dan strulktur pertumbuhan ,
kelimpahan relatif serta struktur trofik.
Kemerataan jenis burung dalam suatu habitat dapat di tandai dengan tidak
adanya jenis-jenis yang dominan . Apabila setiap jenis memiliki jumlah individu
yang sama , maka kemerataan jenis pada komunitas tersebut memiliki nilai
maksimum, tetapi apabila jumlah individu pada masing-masing jenis berbeda jauh
maka menyebabkan kemerataan jenis memiliki nilai minimum . Nilai kemerataan
( E) jenis burung yang didapatkan di Pulau Tidung Kecil sebesar 0,7 . Nilai
kemerataan tersebut mendekati angka 1 yang menunjukan bahwa kemeratan tinggi
Hal ini di dukung oleh pernyataan Odum (1993), nilai indeks kemeratan dapat di
katakan tinggi jika > 0,60. Meskipun bondol peking merupakan jenis dengan
populasi dengan populasi yang dominan, namun nilai kemeeratan jenis burung di
Pulau Tidung Kecil yang tinngi menunjukan bahwa populasi jenis burung di Pulau
Tidung Kecil tergolong merata.
Suatu habitat yang baik untuk perkembang biakan burung biasanya adalah
habitat yang dapat memberikan potensi pekan yang cukup besar. Ketersediaan
makanan merupakan faktor yang sangat penting bagi kelagsungan hidup suatu jenis
burung, banyak jenis mencari makan pada areal yang lebih luas dan biasanya mereka
memperoleh pakan dari daerah yang telah terksploitasi (Harris 1997). Menurut
Alikodraa (2002), kondisi kualitas dan kuantitas hidup dan menentukan komposisi,
penyebaran, dan produktifitas satwaliar termasuk burung.
PENUTUP
Kesimpulan
Keanekaragaman jenis burung di Pulau Tidung Kecil Kepulaun Seribu, Jakarta masuk
kedalam kategori sedang, kemerataan tinggi dan kekayaan jenis burung masuk kedalam
kategori baik. Tegkan pohon yang paling banyak dimanfatkan oleh burung di Pulau Tidung
Kecil adalah Camera Laut ( Casuarina eguisetifolia ), Starta vertikal vegetasi pohon yang
paling banyak dimanfatkan oleh burung adalah starta 3.
Saran
Untuk menjaga keberadaan jenis-jenis burung yang ada di pulau Tidung Kecil maka perlu
dijaga ketersediaan habitat dan tegakan pohon serta perlu dilakukan pengamatan secara
berkala.
DAFTAR PUSTAKA
Anjie, H.B. 2009. Burung-Burung di Kawasan Arrjuna-Welirang Taman Hutan Raya Raden
Suryo, Jawa Timur Indonesia . Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya.
Alikodra, H. S. 2002. Pengelolaan Satwa Liar Jilid 1. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.