Anda di halaman 1dari 6

Analisis Masalah :

1. Apa indicator plasenta sudah lahir secara komplit?


a. Kontraksi uterus
b. Fundus uteri naik oleh karena plasenta bergerak dari segmen atas uterus ke segmen
bawah uterus
c. Talipusat didepan vulva memanjang, ini dengan mudah terlihat dari turunnya klem yang
dipasang pada talipusat.
d. Sejumlah darah keluar dari vagina secara mendadak
e. Separasi plasenta dapat dipastikan dengan melakukan tekanan suprapubik. Bila pasenta
sudah lepas maka tindakan diatas tidak akan menyebabkan talipusat tertarik kedalam
vagina (tidak terjadi retraksi talipusat)
2. Apa saja factor yang menyebabkan kontraksi uterus yang lemah ?
a. Regangan rahim berlebihan karena kehamilan gemeli, polihidramnion, atau anak terlalu
besar
b. Kelelahan karena persalinan lama atau persalinan kasep
c. Kehamilan grande- multipara
d. Ibu dengan keadaan umum yang jelek, anemis atau menderita penyakit menahun.
e. Mioma uteri yang mengganggu kontraksi rahim
f. Infeksi intrauterin
g. Ada riwayat pernah atonia uteri sebelumnya
3. Bagaimana sertifikasi poned pada puskesmas?
Kriteria-kriterianya :
a. Puskesmas dengan sarana pertolongan persalinan. Diutamakan puskesmas dengan
tempat perawatan/ puskesmas dengan ruang rawat inap
b. Puskesmas sudah berfungsi/ menolong persalinan.
c. Mempunyai fungsi sebagai sub senter rujukan
- Melayani sekitar 50.000 – 100.000 penduduk yang tercakup oleh puskesmas
(termasuk penduduk di luar wilayah puskesmas PONED).
- Jarak tempuh dari lokasi pemukiman sasaran, pelayanan dasar dan puskesmas
biasa ke puskesmas mampu PONED paling lama 1 jam dengan transportasi
umum setempat, mengingat waktu pertolongan hanya 2 jam untuk kasus
perdarahan.
d. Jumlah dan jenis tenaga kesehatan yang perlu tersedia, sekurang-kurangnya seorang
dokter dan seorang bidan terlatih GDON dan seorang perawat terlatih PPGDON. Tenaga
tersebut bertempat tinggal di sekitar lokasi puskesmas mampu PONED.
e. Jumlah dan jenis sarana kesehatan yang perlu tersedia sekurang-kurangnya :
- Alat dan obat
- Ruangan tempat menolong persalinan
- Ruangan ini dapat memanfaatkan ruangan yang sehari-hari digunakan oleh
pengelola program KIA.
 Luas minimal 3 x 3 m
 Ventilasi dan penerangan memenuhi syarat
 Suasana aseptik bisa dilaksanakan
 Tempat tidur minimal dua buah dan dapat dipergunakan untuk
melaksanakan tindakan.
- Air bersih tersedia
- Kamar mandi/wc tersedia
f. Jenis pelayanan yang diberikan dikaitkan dengan sebab kematian ibu yang utama yaitu :
perdarahan, eklampsi, infeksi, partus lama, abortus, dan sebab kematian neonatal yang
utama yaitu : asfiksia, tetanus neonatorum dan hipotermia.
4. Bagaimana cara penilaian banyaknya darah yang sudah merembes pada pakaian pasien?
Sangat sulit untuk memperkirakan kehilangan darah secara tepat karena darah bercampur
dengan cairan ketuban atau urin dan mungkin terserap handuk, kain atau sarung. Tak
mungkin menilai kehilangan darah secara akurat melalui penghitungan jumlah sarung karena
ukuran sarung bermacam-macam dan mungkin telah diganti jika terkena sedikit darah atau
basah oleh darah. Meletakkan wadah atau pispot di bawah bokong ibu untuk
mengumpulkan darah, bukanlah cara efektif untuk mengukur kehilangan darah dan
cerminan asuhan sayang ibu karena berbaring di atas wadah atau pispot sangat tidak
nyaman dan menyulitkan ibu untuk memegang dan menyusukan bayinya.

Satu cara untuk menilai kehilangan darah adalah dengan melihat volume darah yang
terkumpul dan memperkirakan berapa banyak botol 500 ml dapat menampung semua darah
tersebut. Jika darah bisa mengisi dua botol, ibu telah kehilangan satu liter darah. Jika darah
bisa mengisi setengah botol, ibu kehilangan 250 ml darah. Memperkirakan kehilangan darah
hanyalah salah satu cara untuk menilai kondisi ibu.

Cara tak langsung untuk mengukur jumlah kehilangan darah adalah melalui penampakan
gejala dan tekanan darah. Apabila perdarahan menyebabkan ibu lemas, pusing dan
kesadaran menurun serta tekanan darah sistolik turun lebih dari 10 mmHg dari kondisi
sebelumnya maka telah terjadi perdarahan lebih dari 500 ml. Bila ibu mengalami syok
hipovolemik maka ibu telah kehilangan darah 50% dari total jumlah darah ibu (2000-2500
ml). Penting untuk selalu memantau keadaan umum dan menilai jumlah kehilangan darah
ibu selama kala empat melalui tanda vital, jumlah darah yang keluar dan kontraksi uterus.
5. Bagaimana gambaran posisi trendelenburg?

6. Apa tujuan pemasangan folley kateter pada kasus?


Kateter Foley merupakan alternatif lain di samping pemberian prostaglandin untuk
mematangkan serviks dan induksi persalinan.
Langkah langkah pemasangan kateter folley :
a. Kaji ulang indikasi.
b. Pasang spekulum DTT di vagina.
c. Masukkan kateter Foley no. 24 perlahan melalui serviks dengan menggunakan forsep
DTT. Pastikan ujung kateter telah melewati ostium uteri internum.
d. Kembangkan balon kateter dengan memasukkan 10 ml air.
e. Gulung sisa kateter dan letakkan di vagina.
f. Diamkan kateter dalam vagina sampai timbul kontaksi atau sampai 12 jam.
g. Kempiskan balon kateter sebelum mengeluarkan kateter, kemudian lanjutkan dengan
infus oksitosin.
Mekanisme nya :
Tekanan mekanis balon kateter selaput ketuban dari segmen bawah uterus (SBR)
terlepas, akibatnya lisosom dalam sel desidua akan terlepas , sehingga enzim litik akan
dibebaskan diantaranya fosfolipase A yang berpengaruh dalam berpengaruh dalam
pembentukan asam arakidonat dari fosfolipid
Sehingga terjadi peningkatan pembentukan prostaglandin  serviks menjadi lebih
matang

7. Pemeriksaan lab
Bagaimana interpretasi hasil LAB ibu?
HB : 4,2 g/dl  abnormal
WBC : 3.200 /mm3  sedikit turun
Platelet : 115.000/mm3 (normal 150.000 - 450.000 /mm3)  sedikit turun
INR : 1,3 (normal 1,1 atau ke bawah )  abnormal tp masih dalam batas
8. Bagaimana indikasi pemeriksaan HB, WBC, plateletr, INR,APTT pada kasus?
Pemeriksaan pada kehamilan :
 Hematologi lengkap
 Golongan darah
 Rhesus
 Glukosa
 Hepatitis, TORCH dll
Pemeriksaan hematologi lengkap merupakan tes yang digunakan untuk mendeteksi adanya
kelainan pada darah dan komponennya yang dapat menggambarkan kondisi tubuh secara
umum. Hematologi lengkap dapat dilakukan selama kehamilan pada trimester pertama,
trimester kedua dan saat persalinan.

Kelainan yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium selama kehamilan antara
lain anemia (hemoglobin rendah) yang umum terjadi pada ibu hamil, kekurangan zat besi,
kekurangan asam folat dan bahkan thalassemia yang merupakan kelainan produksi
hemoglobin yang bersifat genetik.
APTT adalah uji laboratorium untuk menilai aktifitas faktor koagulasi jalur intrinsik dan jalur
bersama, yaitu faktor XII (faktor Hagemen), pre-kalikrein, kininogen, faktor XI (plasma
tromboplastin antecendent, PTA), faktor IX (factor Christmas), normal APTT : 30-40

Learning Issues :

A. Pph :
1. Diagnosis banding
Gejala dan tanda penyulit Diagnosis kerja
- Uterus tidak berkontraksi dan lembek Syok Robekan jalan
- perdarahan segera setelah anak lahir Bekuan darah pada lahir
- Darah segar mengalir segera setelah serviks
bayi lahir Atau posisi telentang
- uterus berkontraksi dan keras akan menghambat
- plasenta lengkap aliran darah
Pucat, lemah, menggigil
- Plasenta belum lahir setelah 30 menit Tali pusat putus akibat Retensio
- perdarahan segera traksi berlebihan plasenta
- uterus berkontraksi dan keras Inversio uteri akibat
tarikan
Perdarahan lanjutan
- Plasenta atau sebagian selaput tidak Uterus berkontraksi Retensi sisa
lengkap tetapi tinggi fundus plasenta
-perdarahan segera tidak berkurang
- Uterus tidak teraba Neurologenik syok Inversio uteri
- lumen vagina terisi massa Pucat dan limbung
- Tampak tali pusat (bila plasenta belum
lahir)
- Sub-involusi uterus Anemia Endometritis
- nyeri tekan perut bawah dan pada demam atau sisa
uterus fragmen
- Perdarahan sekunder plasenta x`

2. Klasifikasi

3. Pencegahan dan edukasi


Pencegahan :
a. Persiapan sebelum hamil untuk memperbaiki keadaan umum, dan mengatasi setiap
penyakit kronis, anemia, dan lain lain sehingga pada saat hamil dan persalinan
pasien tersebut ada dalam keadaan optimal
b. Mengenal faktor predisposisi PPP seperti multiparitas, anak besar, hamil kembar,
hidramnion, bekas seksio, ada riwayat PPP sebelumnya dan kehamilan risiko tinggi
lainnya yang risikonya akan muncul saat persalinan
c. Persalinan harus selesai dalam waktu 24 jam dan pecegahan partus lama
d. Kehamilan risiko tinggi agar melahirkan di fasilitas rumah sakit rujukan
e. Kehamilan risiko rendah agar melahirkan di tenaga kesehatan terlatih dan
menghindari persalinan dukun
f. Menguasai langkah langkah pertolongan pertama menghadapi PPP dan mengadakan
rujukan sebagaimana mestinya

4. Manifestasi klinis
Kehilangan darah Tekanan darah Tanda dan gejala Derajat syok
500-1000 ml (10-15%) normal Palpitasi, pusing, terkompensasi
takikardi
1000-1500 ml (15-25%) Sedikit Kelemahan, ringan
menurun berkeringat,
takikardi
1500-2000 ml Menurun ( 70- Gelisah, pucat, Sedang
80 mmhg) oligouria
2000-3000 ml Sangat Kolaps, air hunger, berat
menurun (50- anuria
70 mmhg)
5.

Anda mungkin juga menyukai