Anda di halaman 1dari 15

Laboratorium Teknologi Bioproses

Semester IV 2016/2017

LAPORAN PRAKTIKUM
PEMBUATAN BIOETANOL DARI RUMPUT
LAUT (GRACILARIA SP)

Pembimbing : Dr. Mahyati, S.T., M.T


Kelompok : III (Tiga)
Tanggal Praktikum :

Nama : Fatimah Sahra Musafir


Kelas : 2B
NIM : 33115042

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2017
PEMBUATAN BIOETANOL DARI RUMPT LAUT (GRACILARIA SP)

I. Tujuan Percobaan :

Mengetahui proses pembuatan bioetanol dari rumpt laut (Gracilaria


SP) dengan menggunakan bakteri Saccharomyces Oryzae.

II. Alat dan Bahan :

Alat :

1. Gelas kimia 500 mL 2 buah


2. Gelas kimia 250 mL
3. Hot plate
4. Batang pengaduk
5. Spatula
6. Timbangan analitik
7. Erlemeyer 250 mL 2 buah
8. Selang dan tutup erlemneyer
9. Baskom
10. Autoklaf
11. Ent case

Bahan :

1. Rumpt laut (Gracilaria SP)


2. KH2PO4
3. Urea
4. Fermifan
5. Gula Pasir
6. Aquadest
7. Touge
8. Bacto agar
9. Glukosa

III. Dasar Teori :


Pada era sekarang ini, penggunaan energy semakin meningkat, akan tetapi
persediaan energy terutama energy berbahan baku fosil semakin menipis. Persediaan
minyak bumi dan batu bara sangat terbatas dan memerlukan waktu jutaan tahun
untuk kembali. Salah satu energy yang terberukan yaitu energy yang berbahan baku
rumput laut.

Rumput laut dapat dimanfaatkan sebagai bioethanol. Caelurpa serrulata dan


Gracilaria verrucosa merupakan spesies rumput laut yang dapat menghasilkan
bioethanol. Jenis ini memiliki kandungan selulosa yang dapat dihidrolisis menjadi
glukosa yang selanjutnya dapat diubah menjadi bioethanol.
Bioetanol merupakan cairan hasil proses fermentasi gula dari sumber
karbohidrat (pati) menggunakan bantuan mikroorganisme. (Bio)Etanol sering ditulis
dengan rumus EtOH. Rumus molekul etanol adalah C2H5OH atau rumus empiris
C2H6O atau rumus bangunnya CH3-CH2 -OH. (Bio)Etanol merupakan bagian dari
kelompok metil (CH3-) yang terangkai pada kelompok metilen (-CH2-) dan terangkai
dengan kelompok hidroksil (-OH). Secara umum akronim dari (Bio)Etanol adalah
EtOH(Ethyl-(OH)).

(Bio)Etanol tidak berwarna dan tidak berasa tapi memilki bau yang khas.
Bahan ini dapat memabukkan jika diminum. Karena sifatnya yang tidak beracun
bahan ini banyak dipakai sebagai pelarut dalam dunia farmasi dan industri makanan
dan minuman. Selain itu, bioethanol dapat dimanfaatkan sebagai inovasi energy
terbarukan unruk bahan bakar minyak (BBM)

2.1 Produksi Bioetanol


a. Bahan Baku Pembuatan Bioetanol
Bahan baku dalam pembuatan bioetanol yaitu :
1) Bahan sukrosa
Bahan-bahan yang termasuk dalam kelompok ini antara lain ;
nira tebu, nira sargum manis, nira kelapa, nira aren, dan sari buah mete.
2) Bahan berpati
Bahan-bahan yang termasuk kelompok ini adalah bahan-bahan yang
mengandung pati atau karbohidrat. Bahan-bahan tersebut antara lain:
tepung-tepung ubi ganyong, sorgum biji, jagung, cantel, sagu, ubi kayu,
ubi jalar, dll.
3) Bahan berselulosa
Bahan berselulosa (lignoselulosa artinya adalah bahan tanaman yang
mengandung selulosa (serat), antara lain ; kayu, jerami, batang pisang,
dll.
Berdasarkan ketiga jenis bahan baku tersebut, bahan berselulosa
merupakan bahan yang jarang digunakan dan cukup sulit untuk dilakukan.
Hal ini karena adanya lignin yang sulit dicerna sehingga proses pembentukan
glukosa menjadi lebih sulit.

b. Produksi Bioetanol
Proses pembuatan bioetanol melalui beberapa tahap yaitu isolasi pati,
hidrolisis pati menjadi glukosa, fermentasi atau perubahan glukosa menjadi
etanol atau bioetanol, dan destilasi bioetanol lalu didehidrasi.
1) Hidrolisis Pati
Pati adalah salah satu jenis polisakarida yang amat luas tersebar di
alam. Pati disimpan oleh tanaman sebagai cadangan makanan di dalam biji
buah maupun di dalam umbi batang dan umbi akar. Pati merupakan polimer
dari glukosa atau maltosa. Unit terkecil dari rantai pati adalah glukosa yang
merupakan hasil fotosintesis di dalam bagian tubuh tumbuh-tumbuhan yang
mengandung klorofil. Pati tersusun atas ikatan α- D- glikosida. Molekul
glukosa pada pati dan selulosa hanya berbeda dalam bentuk ikatannya, α
dan β, namun sifat-sifat kimia kedua senyawa ini sangat jauh berbeda.
Proses hidrolisis pati yaitu pengubahan molekul pati menjadi monomernya
atau unit-unit penyususnya seperti glukosa.
Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan bantuan asam atau enzim
pada suhu, pH, dan waktu reaksi tertentu. Pemotongan rantai pati oleh asam
lebih tidak teratur dibandingkan dengan hasil pemotongan rantai pati oleh
enzim. Hasil pemotongan oleh asam adalah campuran dekstrin, maltosa dan
glukosa, sementara enzim bekerja secara spesifik sehingga hasil hidrolisis
dapat dikendalikan. Enzim yang dapat digunakan dalam proses hidrolisis
pati adalah amilase. Enzim amilase merupakan endoenzim yang
menghidrolisis ikatan α- 1,4- glukosida secara spesifik.
2) Fermentasi
Proses fermentasi sering didefinisikan sebagai proses pemecahan
karbohidrat dan asam amino secara aerobik, yaitu tanpa memerlukan
oksigen. Senyawa yang dapat dipecah dalam proses fermentasi terutama
adalah karbohidrat, sedangkan asam amino hanya dapat difermentasi oleh
beberapa jenis bakteri tertentu. Prinsip dasar fermentasi adalah
mengaktifkan kegiatan mikroba tertentu dengan tujuan mengubah sifat
bahan agar dihasilkan suatu yang bermanfaat. Perubahan tersebut karena
dalam proses fermentasi jumlah mikroba diperbanyak dan digiatkan
metabolismenya didalam bahan tersebut dalam batas tertentu. Beberapa
langkah utama yang diperlukan dalam melakukan suatu proses fermentasi
diantaranya adalah :
- Seleksi mikroba atau enzim yang sesuai dengan tujuan.
- Seleksi media sesuai dengan tujuan.
- Sterilisasi semua bagian penting untuk mencegah kontaminasi oleh
mikroba yang tidak dikehendaki.
Yeast merupakan fungsi uniseluler yang melakukan reproduksi
secara pertunasan ( budding ) atau pembelahan ( fission ). Yeast tidak
berklorofil, tidak berflagella, berukuran lebih besar dari bakteri, tidak dapat
membentuk miselium berukuran bulat, bulat telur, batang, silinder seperti
buah jeruk, kadang-kadang dapat mengalami diforfisme, bersifat saprofit,
namun ada beberapa yang bersifat parasit. Saccharomyces cerevisiae
merupakan yeast yang termasuk dalam kelas Hemiascomycetes, ordo
Endomycetales , famili Saccharomycetaceae, Sub famili Saccharoycoideae ,
dan genus Saccharomyces.
Saccharomyces cerevisiae merupakan organisme uniseluler yang
bersifat makhluk mikroskopis dan disebut sebagai jasad sakarolitik, yaitu
menggunakan gula sebagai sumber karbon untuk metabolisme.
Saccharomyces cerevisiae mampu menggunakan sejumlah gula,
diantaranya sukrosa, glukosa, ruktosa, galaktosa, mannosa, maltosa dan
maltotriosa. Saccharomyces cerevisiae merupakan mikrobia yang paling
banyak digunakan pada fermentasi alkohol karena dapat berproduksi tinggi,
tahan terhadap kadar alkohol yang tinggi, tahan terhadap kadar gula yang
tinggi dan tetap aktif melakukan aktivitasnya pada suhu 4–320C.
1. Distilasi
Distilasi dilakukan untuk memisahkan etanol dari beer (sebagian
besar adalah air dan etanol). Titik didih etanol murni adalah 78 0C
sedangkan air adalah 1000C (Kondisi standar). Dengan memanaskan larutan
pada suhu rentang 78 – 1000C akan mengakibatkan sebagian besar etanol
menguap, dan melalui unit kondensasi akan bisa dihasilkan etanol dengan
konsentrasi 9% volume. Semakin murni etanol, semakin bagus untuk
mesin. Harga jualnya pun lebih tinggi.
2. Dehidrasi
Proses ini merupakan proses untuk membuang air sampai menjadi
99,5%. etanol 99,5% ini yang bisa digunakan untuk menjadi bahan bakar
energi alternatif. Proses dehidrasi etanol secara konvensional yang umum
digunakan adalah dengan distiIasi azeotopik yang saat ini mulai digantikan
dengan molecular sieve. Metode yang sedang dikembangkan saat ini adalah
pervaporasi dengan membran. Proses dehidrasi ini ada tiga macam yaitu
proses azeotropic distillation, molecular sieve dan membran pervoration.

IV. Prosedur kerja :


1. Pembuatan Media Petridiks
 Membersihkan Touge dan menimbang sebanyak 5 gram.
 Memasukkan touge yang telah ditinbang kedalam gelas kimia
250 mL kemudian menambahkan aquadest sebanyak 50 mL.
 Memanaskan campuran touge tersebut diatas hot plate hingga
mendidih.
 Setelah mendidih, diamkan selama 10-15 menit sambil diaduk
 Menyaring campuran tauge tersebut dengan menggunakan kasa
untuk memisahkan tauge dengan larutannya.
 Kemudian filtrat hasilsaringan, dimasukkan kedalam gelas
kimia 250 mL dan menambahkan aquadest hingga 50 mL, lalu
memasukkan glukosa sebanyak 0.75 g dan baktoagar sebanyak
1 g.
 Memanaskan campuran tersebut diatas hot plate sambil diaduk
hingga larutan menjadi jernih.
 Kemudian cawan petridiks dibersihkan dan membalikkan
posisi cawan dan menutupnya dengan kertas.
 Memasukkan cawan petridiks tersebut kedalam autoklaf pada
suhu 121 °C untuk dilakukan sterilisasi.
 Setelah proses sterilisasi selesai kurang lebih sekitar 2 jam,
cawan petridiks kemudian dimasukkan kedalam ent case
bersamaan dengan larutan media yang telah dibuat.
 Larutan media tersebut dibagi dua dan dimasukkan kedalam
masing-masing petridiks dan mengusahakan agar tidak ada
udara yang masuk ke cawan petridiks.
 Mendiamkan cawan petridiks sampai memadat.

2. Pembuatan Bioetanol
 Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
 Membersihkan tanaman Gracilaria SP dan merendam dengan
menggunakan air selama sehari.
 Setelah direndam, kemudian menimbang dalam keadaan basah
sebanyak 50 g dalam gelas kimia 500 mL dan menambahkan
aquadest sebanyak 400 mL.
 Memanaskan campuran tersebut diatas hot plate hingga bahan
menjadi kental menyerupai gel.
 Menyiapkan nutrisi untuk pertumbuhan mikroorganisme
dengan Menimbang KH2PO4 sebanyak 1 g dan urea sebanyak
1.5 g, kemudian memasukkan kedalam gelas kimia 250 mL lalu
menambahkan aquadest sebanyak 100 mL dan gula sebanyak 4
sdm.
 Memanaskan campuran nutrisi tersebut hingga homogen.
 Diwaktu yang bersamaan melakukan proses sterilisasi
media/fermentor dengan menggunakan metode pasteurisasi
yakni dengan menambahkan air sebayak ¼ dari volume
erlemneyer kemudian memanaskan air tersebut hingga
mendidih.
 Basahi seluruh permukaan erlenmeyer hingga semua
permukaan erlenmeyer tersebut steril.
 Menuangkan air bekas sterilisasi kedalam gelas kimia 250 mL.
 Kemudian membersihkan sumbat tabung dan selang dengan
menggunakan air bekas sterilisasi.
 Menggerus fermifan sebanyak 5 gram hingga halus dengan
menggunakan lumpang.
 Bahan yang telah mengental kemudian didinginkan hingga
mencapai suhu kamar, lalu menyaring bahan tersebut dengan
menggunakan kassa untuk memisahkan filtrat dan residunya.
 Mencampurkan filtrat hasil penyaringan dengan larutan nutrisi
yang telah dibuat. Kemudian memasukkan fermifan yang telah
digerus.
 Memasukkan campuran tersebut kedalam 2 buah erlenmeyer
yang telah disterilisasi dengan volume yang sama.
 Memasang sumbat tabung dan selang pada kedua erlenmeyer.
 Memasukkan erlenmeyer kedalam wadah yang berisi air
dimana ujung selang erlenmeyer tersebut ditenggelamkan
didalam air. Kemudian didiamkan selama 4 hari.
 Setalah 4 hari melakukan pengamatan, yakni dengan
mengamati apakah terbentuk atau tidaknya gelembung dari
proses fermentasi sebagai tanda adanya aktifitas
mikroorganisme.
 Karena gelembung tidak terbentuk maka pratikum dihentikan.

V. Data Pengamatan :
 Massa KH2PO4 = 1.0045 gram
 Massa urea = 1.5111 gram
 Massa gula pasir = 4 sendok makan
 Massa rumpu laut (Gracilaria SP) = 50.05 gram
 Massa fermifan = 5.0126 gram
 Massa touge = 5.0327 gram
 Massa bakto agar = 1.0037 gram
 Massa glukosa = 0.7538 gram

VI. Pembahasan :

Pada percobaan kali ini, bertujuan untuk menghasilkan alkohol


dengan proses fermentasi dari bahan baku rumput laut. Rumput laut
(Gracilaria SP) yang kami gunakan tidak perlu dilakukan pra-treatment
karena sudah dalam bentuk serat-serat dan agak lunak setelah direndam
sehari. Tujuan dari pra treatment agar pati/permifan yang kami
tambahkan mudah memecah-mecah atau mengurai sel-sel rumput laut
sehingga dibutuhkan waktu lebih sedikit dalam prosesnya. Keuntungan
mengembangkan energi berbahan baku rumput laut yaitu, proses
pembudidayaan rumput laut relatif singkat karena hanya memerlukan 45
hari untuk bisa dipanen. Jenis rumpul laut ini (Gracilaria SP) memiliki
kandungan selulosa yang dapat dihidrolisis mejadi glukosa yang
selanjutnya dapat diubah menjadi bioethanol.

Untuk mengantisipasi krisis bahan bakar minyak bumi (BBM) pada


masa yang akan datang. Saat ini telah dikembangkan pemanfaatan etanol
sebagai sumber energi terbarukan, contohnya untuk pembuatan bioetanol
dan gasohol. Bioetanol adalah cairan biokimia dari hasil proses
fermentasi gula dari karbohidrat dengan menggunakan bantuan
mikroorganisme. Bioetanol merupakan etanol yang berasal dari sumber
hayati, misalnya tebu: nira sorgum, ubi kayu, garut, ubi jalar, jagung,
jerami, bonggol jagung dan kayu. Bahan baku pembuatan bioetanol
terdiri dari bahan - bahan yang mengandung karbohidrat, glukosa dan
selulosa.
Pada pembuatan alkohol/etanol, terdapat tiga tahap pembuatannya,
yaitu:
1. Penyiapan bahan baku, yang berupa proses hidrolisa pati menjadi
glukosa.
2. Fermentasi, mengubah glukosa menjadi etanol dan CO2.
3. Purifikasi (pemurnian), yaitu dengan cara distilasi.

Pada praktikum-praktikum pembuatan bioethanol sebelumnya, bahan


baku yang digunakan seperti beras ketan atau tepung beras. Proses
pembuatannya pun sama seperti penambahan gula pasir,ekstrak tauge,
urea, KH2PO4 dan permifan, dll kecuali bahan baku rumput laut. Jadi,
setelah percobaan ini selesai, kami akan membandingkan hasil
bioethanol yang telah kami lakukan. Tetapi pada percobaan kami, tidak
terbentuk gas CO2 pada selang keluaran, yang menandakan tidak adanya
aktivitas mikroorganisme pengurai pada proses fermentasi. Di dalam
media fermentasi (erlenmeyer) juga tumbuh beberapa jamur. Proses
distilasi-pun tidak dapat kami lanjutkan karena alasan tersebut. Sehingga
analisa akhir bioethanol tidak kami dapatkan.

Adapun penyebab-penyebab percobaan kami tidak berhasil antara lain:

a. Alat atau bahan-bahan yang kami gunakan tidak steril, seperti


rumput laut yang kami gunakan sebelumnya tedapat ulat/belatung,
sehingga kami harus mencucinya berulang kali.

b. Sebaiknya peralatan yang kami gunakan di autoklaf sebelumnya.


Meskipun sudah disterilkan dengan air panas.

c. Lamanya proses pemanasan rumput laut/inokulasi mencapai 500C


karena kerja alat kurang maksimal, sehingga kami memindahkannya
ke alat pemanas lain.

d. Permifan yang telah kami gerus sebelumnya, langsung kami


tambahkan ke rumput laut tanpa dilarutkan di air steril ,sehingga
permifan menggumpal dan kurang larut dalam media. Hal ini
menyebabkan mikroorganisme saccharomyces Oryzae tidak
mengurai glukosa menjadi etanol.

e. Tidak cocoknya suhu/lingkungan mikroorganisme untuk hidup.


Karena kami menempatkan media fermentasi ditempat yamg kurang
sejuk.

f. Dari literatur yang kami dapat, rumput laut dapat menyerap gas CO 2
yang menyebabkan pemanasan global. Poin ini bisa saja benar
maupun salah. Sehingga kami menganggap gas CO2 tidak keluar.

Jadi secara garis besar, percobaan kami tidak berhasil akibat nutrisi
yang dibutuhkan mikroorganisme untuk hidup tidak terpenuhi.

VII. Kesimpulan :

VIII. Daftar Pustaka :

http://ellachemicalengineering.blogspot.co.id/2013/01/bioetanol-apa-si-
bioetanol-itu.html?m=1.

http://majalahenergi.com/forum/energi-baru-dan terbarukan / bioenergy /


rumput-laut-penghasil-bioethanol-potensi-besar-laut-indonesia.html

Tim Dosen PNUP. Buku Paduan Praktikum Laboratorium Bioproses. 2015.


Politeknik Negeri Ujung Pandang. Makassar.
Lampiran :

Gambar 1. Proses pemasakan rumut laut (Gracilaria SP)

Gambar 2. Proses pemasakan rumut laut (Gracilaria SP) hingga


mengental menyerupai gel
Gambar 3. Proses pencampuran filtrat rumput laut (Gracilaria SP)
dengan nutrisi dan bakteri Saccharomyces Oryzae

Gambar 4. Proses inkubasi sampel selama 4 hari didalam media


fermentasi/fermentor

Gambar 5. Media fermentor tidak mengeluarkan gelembung selama


proses fermentasi
Gambar 6a.

Gambar 6b.

Gambar 6c.
Gambar 6 a,b,c Proses fermentasi selama 4 hari yang menunjukkan
tidak hidupnya bakteri didalam media

Anda mungkin juga menyukai

  • Kelompok Vi
    Kelompok Vi
    Dokumen13 halaman
    Kelompok Vi
    Ffatimah SahraMusafir
    Belum ada peringkat
  • Halogenasi Sahra Ainun
    Halogenasi Sahra Ainun
    Dokumen21 halaman
    Halogenasi Sahra Ainun
    Ffatimah SahraMusafir
    Belum ada peringkat
  • KLPK 5 Anti Korupsi PP
    KLPK 5 Anti Korupsi PP
    Dokumen19 halaman
    KLPK 5 Anti Korupsi PP
    Ffatimah SahraMusafir
    Belum ada peringkat
  • Rumus Simul Pekan Kedua
    Rumus Simul Pekan Kedua
    Dokumen8 halaman
    Rumus Simul Pekan Kedua
    Ffatimah SahraMusafir
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH Aqidah
    MAKALAH Aqidah
    Dokumen21 halaman
    MAKALAH Aqidah
    Ffatimah SahraMusafir
    Belum ada peringkat
  • PKL Fix-1
    PKL Fix-1
    Dokumen100 halaman
    PKL Fix-1
    Ffatimah SahraMusafir
    Belum ada peringkat
  • Asmaul Husna PDF
    Asmaul Husna PDF
    Dokumen9 halaman
    Asmaul Husna PDF
    rswonol
    Belum ada peringkat
  • Pik Amoniak
    Pik Amoniak
    Dokumen21 halaman
    Pik Amoniak
    Ffatimah SahraMusafir
    Belum ada peringkat
  • AIK Penggabung
    AIK Penggabung
    Dokumen14 halaman
    AIK Penggabung
    Ffatimah SahraMusafir
    Belum ada peringkat
  • Lowongan 2
    Lowongan 2
    Dokumen3 halaman
    Lowongan 2
    Ffatimah SahraMusafir
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH Aqidah
    MAKALAH Aqidah
    Dokumen21 halaman
    MAKALAH Aqidah
    Ffatimah SahraMusafir
    Belum ada peringkat
  • Pik Amoniak
    Pik Amoniak
    Dokumen14 halaman
    Pik Amoniak
    Ffatimah SahraMusafir
    Belum ada peringkat
  • Pik Amoniak
    Pik Amoniak
    Dokumen14 halaman
    Pik Amoniak
    Ffatimah SahraMusafir
    Belum ada peringkat
  • Halogenasi Sahra Ainun
    Halogenasi Sahra Ainun
    Dokumen21 halaman
    Halogenasi Sahra Ainun
    Ffatimah SahraMusafir
    Belum ada peringkat
  • Halogenasi
    Halogenasi
    Dokumen12 halaman
    Halogenasi
    Ffatimah SahraMusafir
    Belum ada peringkat
  • Resume AqidAh
    Resume AqidAh
    Dokumen1 halaman
    Resume AqidAh
    Ffatimah SahraMusafir
    Belum ada peringkat
  • Pembahasan
    Pembahasan
    Dokumen2 halaman
    Pembahasan
    Ffatimah SahraMusafir
    Belum ada peringkat
  • Halogenasi Sahra Ainun
    Halogenasi Sahra Ainun
    Dokumen21 halaman
    Halogenasi Sahra Ainun
    Ffatimah SahraMusafir
    Belum ada peringkat
  • Candida Krussei
    Candida Krussei
    Dokumen10 halaman
    Candida Krussei
    Ffatimah SahraMusafir
    Belum ada peringkat
  • Resume AqidAh
    Resume AqidAh
    Dokumen1 halaman
    Resume AqidAh
    Ffatimah SahraMusafir
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH Aqidah
    MAKALAH Aqidah
    Dokumen21 halaman
    MAKALAH Aqidah
    Ffatimah SahraMusafir
    Belum ada peringkat
  • Resume AqidAh
    Resume AqidAh
    Dokumen1 halaman
    Resume AqidAh
    Ffatimah SahraMusafir
    Belum ada peringkat
  • Makalah Minyak Atsiri Kayu Manis
    Makalah Minyak Atsiri Kayu Manis
    Dokumen17 halaman
    Makalah Minyak Atsiri Kayu Manis
    Ffatimah SahraMusafir
    100% (1)
  • Pembahasan Absorbsi
    Pembahasan Absorbsi
    Dokumen2 halaman
    Pembahasan Absorbsi
    Ffatimah SahraMusafir
    Belum ada peringkat
  • Makalah Minyak Atsiri Kayu Manis
    Makalah Minyak Atsiri Kayu Manis
    Dokumen17 halaman
    Makalah Minyak Atsiri Kayu Manis
    Ffatimah SahraMusafir
    100% (1)
  • Peralatan Kontak Antar Fasa
    Peralatan Kontak Antar Fasa
    Dokumen20 halaman
    Peralatan Kontak Antar Fasa
    Ffatimah SahraMusafir
    Belum ada peringkat
  • Candida Krussei
    Candida Krussei
    Dokumen10 halaman
    Candida Krussei
    Ffatimah SahraMusafir
    Belum ada peringkat