Semester IV 2016/2017
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMBUATAN BIOETANOL DARI RUMPUT
LAUT (GRACILARIA SP)
I. Tujuan Percobaan :
Alat :
Bahan :
(Bio)Etanol tidak berwarna dan tidak berasa tapi memilki bau yang khas.
Bahan ini dapat memabukkan jika diminum. Karena sifatnya yang tidak beracun
bahan ini banyak dipakai sebagai pelarut dalam dunia farmasi dan industri makanan
dan minuman. Selain itu, bioethanol dapat dimanfaatkan sebagai inovasi energy
terbarukan unruk bahan bakar minyak (BBM)
b. Produksi Bioetanol
Proses pembuatan bioetanol melalui beberapa tahap yaitu isolasi pati,
hidrolisis pati menjadi glukosa, fermentasi atau perubahan glukosa menjadi
etanol atau bioetanol, dan destilasi bioetanol lalu didehidrasi.
1) Hidrolisis Pati
Pati adalah salah satu jenis polisakarida yang amat luas tersebar di
alam. Pati disimpan oleh tanaman sebagai cadangan makanan di dalam biji
buah maupun di dalam umbi batang dan umbi akar. Pati merupakan polimer
dari glukosa atau maltosa. Unit terkecil dari rantai pati adalah glukosa yang
merupakan hasil fotosintesis di dalam bagian tubuh tumbuh-tumbuhan yang
mengandung klorofil. Pati tersusun atas ikatan α- D- glikosida. Molekul
glukosa pada pati dan selulosa hanya berbeda dalam bentuk ikatannya, α
dan β, namun sifat-sifat kimia kedua senyawa ini sangat jauh berbeda.
Proses hidrolisis pati yaitu pengubahan molekul pati menjadi monomernya
atau unit-unit penyususnya seperti glukosa.
Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan bantuan asam atau enzim
pada suhu, pH, dan waktu reaksi tertentu. Pemotongan rantai pati oleh asam
lebih tidak teratur dibandingkan dengan hasil pemotongan rantai pati oleh
enzim. Hasil pemotongan oleh asam adalah campuran dekstrin, maltosa dan
glukosa, sementara enzim bekerja secara spesifik sehingga hasil hidrolisis
dapat dikendalikan. Enzim yang dapat digunakan dalam proses hidrolisis
pati adalah amilase. Enzim amilase merupakan endoenzim yang
menghidrolisis ikatan α- 1,4- glukosida secara spesifik.
2) Fermentasi
Proses fermentasi sering didefinisikan sebagai proses pemecahan
karbohidrat dan asam amino secara aerobik, yaitu tanpa memerlukan
oksigen. Senyawa yang dapat dipecah dalam proses fermentasi terutama
adalah karbohidrat, sedangkan asam amino hanya dapat difermentasi oleh
beberapa jenis bakteri tertentu. Prinsip dasar fermentasi adalah
mengaktifkan kegiatan mikroba tertentu dengan tujuan mengubah sifat
bahan agar dihasilkan suatu yang bermanfaat. Perubahan tersebut karena
dalam proses fermentasi jumlah mikroba diperbanyak dan digiatkan
metabolismenya didalam bahan tersebut dalam batas tertentu. Beberapa
langkah utama yang diperlukan dalam melakukan suatu proses fermentasi
diantaranya adalah :
- Seleksi mikroba atau enzim yang sesuai dengan tujuan.
- Seleksi media sesuai dengan tujuan.
- Sterilisasi semua bagian penting untuk mencegah kontaminasi oleh
mikroba yang tidak dikehendaki.
Yeast merupakan fungsi uniseluler yang melakukan reproduksi
secara pertunasan ( budding ) atau pembelahan ( fission ). Yeast tidak
berklorofil, tidak berflagella, berukuran lebih besar dari bakteri, tidak dapat
membentuk miselium berukuran bulat, bulat telur, batang, silinder seperti
buah jeruk, kadang-kadang dapat mengalami diforfisme, bersifat saprofit,
namun ada beberapa yang bersifat parasit. Saccharomyces cerevisiae
merupakan yeast yang termasuk dalam kelas Hemiascomycetes, ordo
Endomycetales , famili Saccharomycetaceae, Sub famili Saccharoycoideae ,
dan genus Saccharomyces.
Saccharomyces cerevisiae merupakan organisme uniseluler yang
bersifat makhluk mikroskopis dan disebut sebagai jasad sakarolitik, yaitu
menggunakan gula sebagai sumber karbon untuk metabolisme.
Saccharomyces cerevisiae mampu menggunakan sejumlah gula,
diantaranya sukrosa, glukosa, ruktosa, galaktosa, mannosa, maltosa dan
maltotriosa. Saccharomyces cerevisiae merupakan mikrobia yang paling
banyak digunakan pada fermentasi alkohol karena dapat berproduksi tinggi,
tahan terhadap kadar alkohol yang tinggi, tahan terhadap kadar gula yang
tinggi dan tetap aktif melakukan aktivitasnya pada suhu 4–320C.
1. Distilasi
Distilasi dilakukan untuk memisahkan etanol dari beer (sebagian
besar adalah air dan etanol). Titik didih etanol murni adalah 78 0C
sedangkan air adalah 1000C (Kondisi standar). Dengan memanaskan larutan
pada suhu rentang 78 – 1000C akan mengakibatkan sebagian besar etanol
menguap, dan melalui unit kondensasi akan bisa dihasilkan etanol dengan
konsentrasi 9% volume. Semakin murni etanol, semakin bagus untuk
mesin. Harga jualnya pun lebih tinggi.
2. Dehidrasi
Proses ini merupakan proses untuk membuang air sampai menjadi
99,5%. etanol 99,5% ini yang bisa digunakan untuk menjadi bahan bakar
energi alternatif. Proses dehidrasi etanol secara konvensional yang umum
digunakan adalah dengan distiIasi azeotopik yang saat ini mulai digantikan
dengan molecular sieve. Metode yang sedang dikembangkan saat ini adalah
pervaporasi dengan membran. Proses dehidrasi ini ada tiga macam yaitu
proses azeotropic distillation, molecular sieve dan membran pervoration.
2. Pembuatan Bioetanol
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Membersihkan tanaman Gracilaria SP dan merendam dengan
menggunakan air selama sehari.
Setelah direndam, kemudian menimbang dalam keadaan basah
sebanyak 50 g dalam gelas kimia 500 mL dan menambahkan
aquadest sebanyak 400 mL.
Memanaskan campuran tersebut diatas hot plate hingga bahan
menjadi kental menyerupai gel.
Menyiapkan nutrisi untuk pertumbuhan mikroorganisme
dengan Menimbang KH2PO4 sebanyak 1 g dan urea sebanyak
1.5 g, kemudian memasukkan kedalam gelas kimia 250 mL lalu
menambahkan aquadest sebanyak 100 mL dan gula sebanyak 4
sdm.
Memanaskan campuran nutrisi tersebut hingga homogen.
Diwaktu yang bersamaan melakukan proses sterilisasi
media/fermentor dengan menggunakan metode pasteurisasi
yakni dengan menambahkan air sebayak ¼ dari volume
erlemneyer kemudian memanaskan air tersebut hingga
mendidih.
Basahi seluruh permukaan erlenmeyer hingga semua
permukaan erlenmeyer tersebut steril.
Menuangkan air bekas sterilisasi kedalam gelas kimia 250 mL.
Kemudian membersihkan sumbat tabung dan selang dengan
menggunakan air bekas sterilisasi.
Menggerus fermifan sebanyak 5 gram hingga halus dengan
menggunakan lumpang.
Bahan yang telah mengental kemudian didinginkan hingga
mencapai suhu kamar, lalu menyaring bahan tersebut dengan
menggunakan kassa untuk memisahkan filtrat dan residunya.
Mencampurkan filtrat hasil penyaringan dengan larutan nutrisi
yang telah dibuat. Kemudian memasukkan fermifan yang telah
digerus.
Memasukkan campuran tersebut kedalam 2 buah erlenmeyer
yang telah disterilisasi dengan volume yang sama.
Memasang sumbat tabung dan selang pada kedua erlenmeyer.
Memasukkan erlenmeyer kedalam wadah yang berisi air
dimana ujung selang erlenmeyer tersebut ditenggelamkan
didalam air. Kemudian didiamkan selama 4 hari.
Setalah 4 hari melakukan pengamatan, yakni dengan
mengamati apakah terbentuk atau tidaknya gelembung dari
proses fermentasi sebagai tanda adanya aktifitas
mikroorganisme.
Karena gelembung tidak terbentuk maka pratikum dihentikan.
V. Data Pengamatan :
Massa KH2PO4 = 1.0045 gram
Massa urea = 1.5111 gram
Massa gula pasir = 4 sendok makan
Massa rumpu laut (Gracilaria SP) = 50.05 gram
Massa fermifan = 5.0126 gram
Massa touge = 5.0327 gram
Massa bakto agar = 1.0037 gram
Massa glukosa = 0.7538 gram
VI. Pembahasan :
f. Dari literatur yang kami dapat, rumput laut dapat menyerap gas CO 2
yang menyebabkan pemanasan global. Poin ini bisa saja benar
maupun salah. Sehingga kami menganggap gas CO2 tidak keluar.
Jadi secara garis besar, percobaan kami tidak berhasil akibat nutrisi
yang dibutuhkan mikroorganisme untuk hidup tidak terpenuhi.
VII. Kesimpulan :
http://ellachemicalengineering.blogspot.co.id/2013/01/bioetanol-apa-si-
bioetanol-itu.html?m=1.
Gambar 6b.
Gambar 6c.
Gambar 6 a,b,c Proses fermentasi selama 4 hari yang menunjukkan
tidak hidupnya bakteri didalam media