AQIDAH ISLAM
Disusun oleh :
Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya kepada Kami semua sehingga Kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Beriman Kepada Qada’ dan
Qadar”.
Salawat serta salam Kami limpahkan kepada baginda Nabi Besar
Muhammad SAW beserta keluarga dan kerabatnya. Dengan kehadiran makalah
ini mudah-mudahan dapat membantu dalam proses belajar mengajar dalam
bermakna bagi kita semuanya Amin.
Namun, kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu ditemui
berbagai kesalahan, baik mengenai bahasa, susunan ataupun penulisannya. Untuk
itu kami sebagai manusia yang tak pernah luput dari salah dan kehilafan serta
terbatasnya kemampuan Kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari pembaca.
Akhirnya kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini.
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beriman kepada Qada’ dan Qadar termasuk rukun Iman yang ke-enam dan
harus diyakini kebenarannya oleh setiap muslimin dan muslimat. Beriman kepada
Qada’ dan Qadar dalam kehidupan sehari-hari lebih popular dengan sebutan
takdir.
Beriman kepada Qadha dan Qadar artinya percaya dan yakin bahwasahnya
Allah SWT memiliki kehendak, keputusan dan ketetapan atas semuanya
makhlukNya termasuk segala sesuatu meliputi semua kejadian yang menimpa
seluruh makhluk hidup, termasuk manusia dan benda-benda yang ada di alam
semesta. Kejadian itu bisa berupa hidup atau mati, baik atau buruk, kemunculan
atau kemusnahan.
Beriman kepada Qada’ dan Qadar termasuk salah satu daripada kewajiban
Rukun Iman, meyakini bahawa seluruh penciptaan alam semesta mengikut ilmu
Allah dan kebijaksanaan-Nya, sesungguhnya Dia berkuasa ke atas setiap sesuatu
dan berkuasa melakukan perkara yang dikehendaki-Nya.
Firman Allah :
Maksudnya : “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula)
pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum
Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi
Allah.” (Al-Hadid:22)
B. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Aqidah Islam, serta untuk memperluas pengetahuan kita tentang “Beriman
Kepada Qada’ dan Qadar” di mana kita dapat memahami apa yang disebut
Beriman kepada Qada’ dan Qadar serta fungsinya. Dan berusaha mengimani
dengan cara melaksanakan ibadah, seperti shalat lima waktu, puasa ramadhan,
shalat sunah dan sebagainya. Qada’ dan qadar merupakan ketentuan atau
ketetapan dari Allah SWT sehingga kita tidak dapat mengubah ketentuan
tersebut.
C. Manfaat
Kami berharap makalah ini biasa bermanfaat bagi teman-teman khususnya, dan
bagi pembaca pada umumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Arti Qadha
1. Qada’ berarti hukum atau keputusan terdapat (Q.S. Surat An-
Nisa’ ayat 65 )
2. Qada’ berarti mewujudkan atau menjadikan ( Q.S. Surat Fussilat
ayat 12 )
3. Qada’ berarti kehendak ( Q.S. Surat Ali Imron ayat 47 )
4. Qada’ berarti perintah ( Q.S. Surat Al- Isra’ ayat 23)
2. Arti Qadar
1. Qadar berarti mengatur atau menentukan sesuatu menurut batas-
batasnya ( Q.S. Surat Fussilat ayat 10 )
2. Qadar berarti ukuran ( Q.S. Surat Ar- Ra’du ayat 17 )
3. Qadar berarti kekuasaan atau kemampuan ( Q.S. Surat Al- Baqarah
ayat 236 )
4. Qadar berarti ketentuan atau kepastian (Q.S. Al- Mursalat ayat 23 )
5. Qadar berarti perwujudan kehendak Allah swt terhadap semua
makhluk-Nya dalam bentuk-bentuk batasan tertentu (Q.S. Al-
Qomar ayat 49 )
Menurut bahasa Qadar itu berarti “ketentuan” atau ukuran. Menurut ilmu
tauhid Qadar itu ialah ketentuan yang ditetapkan Allah SWT bagi segala
makhluknya.
Qada’ adalah ketetapan atau ketentuan Allah yang sudah dibuat dari masa
azali, yaitu masa yang tidak ada batas waktunya. Artinya dari dulu yang tidak
diketahui kapan itu oleh manusia. Kata ini dalam konteks ilmu kalam banyak
diartikan oleh pakarnya sebagai pengetahuan Allah atau semacamnya. Maksudnya
ialah bahwa Allah dari dulu telah mengetahui secara pasti apa yang telah, sedang
dan akan terjadi nanti. Semuanya telah ada dalam pengetahuan Tuhan. Ketika
suatu kejadian terjadi adalah sesuai dengan pengetahuan Allah tersebut dan inilah
yang disebut dengan Qada’ Allah.
Qadar adalah ketentuan-ketentuan Allah yang harus berlaku bagi tiap-tiap
makhluk, sesuai dengan batas berlaku bagi tiap-tiap makhluk, sesuai dengan batas
ketentuan Allah sejak zaman azali, baik atau buruk semua menurut kehendak
Allah. Jadi sebenarnya apa yang akan terjadi di dunia itu telah tersurat dan
tercantum di “Lauh-Mahfudz” sejak zaman azali. Lauh Mahfudz adalah tempat
yang dijaga oleh Malaikat. Tertulis disana tentang ajalnya, rizkinya, untung dan
ruginya atau celakanya semua makhluk.
Jadi, Beriman kepada Qada’ dan Qadar berarti yakin bahwa segala sesuatu
yang berlaku adalah ketetapan Allah SWT. Umat Islam akan menerima setiap
ketetapan Allah SWT dengan keredaan selepas berusaha dengan bersungguh-
sungguh. Dalam sebuah hadis Qudsi, Allah SWT berfirman,
“Sesiapa yang tidak reda dengan Qada’-Ku dan Qadar-Ku serta tidak tabah
terhadap ujian yang aku berikan, maka carilah Tuhan selain Aku”.
)ااإل يمان أ ن تو من با هلل ومال ئكته وكتبه ورسله واليوم اال خر وتومن با لقد ر خيره وسره (رواه مسلم
Artinya : “Iman itu ialah engkau percaya kepada Allah, para malaikatnya, kitab-
kitabnya, para Rasulnya, hari akhirat, dan engkau percaya kepada qadar yang
baiknya ataupun yang buruk”. (H.R. Muslim)
Qada’ dan Qadar disebut juga sebagai takdir dan takdir dibahagikan
kepada dua yaitu:
1. Taqdir muallaq yaitu Qada’ dan QadarNya Allah yang masih digantungkan
pada usaha atau ikhtiar manusia. Suatu contoh seseorang ingin kaya, pintar,
sehat dan lain lain ini harus melalui proses usaha untuk mencapai tujuan
tersebut. Sesuatu yang tidak mungkin semuanya itu diperoleh tanpa adanya
ikhtiar. Sebagaimana firman Allah swt berikut :
Artinya : “Dan bahwasannya seseorang itu tidak memperoleh selain apa yang
diusahakan. Dan bahwasannya usahanya itu kelak akan diperlihatkan
kepadanya, kemudian akan diberi balasan yang paling sempurna”. (QS. An-
Najm : 53/39-40)
بأَنـفُسِهمط
ِْ ْ ِ اِنَّ هللاَ الَيـُغَ ِي ُر َما ِبقَ ْو ٍم َحتَّى يُغَ ِي ُر ْوا َما
2. Taqdir mubrom yaitu Qada’ dan QadarNya Allah swt yang sudah tidak dapat
diubah lagi oleh manusia, walau ada ikhtiar dan tawakkal. Sebagaimana firman
Allah swt berikut :
ْ َساعَةً َوالَ ي
َستَ ْق ِد ُم ْون َ َستَأ ْ ِخ ُر ْون
ْ ََو ِل ُك ِل ا ُ َّم ٍة اَجَل فَ ِاذَاجَا َءاَجَلـ ُ ُه ْم الَ ي
Artinya : “Dan tiap-tiap umat memiliki. Maka apabila telah datang waktunya
mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat pula
memajukannya”. (QS. Surat Al- A’raf : 7/34)
Semua yang kamu lakukan selanjutnya harus dipasrahkan kepada Allah swt,
karena Allah swt adalah zat yang mengatur dan menentukan segala sesuatunya.
Sebagaimana firman Allah swt berikut :
ََلى هللاِ فـَت َ َو َّكلُ ْوا ا ِْن ُك ْنت ُ ْم ُمؤْ ِمنِ ْين
َ َوع
Artinya : “Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu
benar-benar orang yang beriman”. (QS. Al- Maidah : 5/23)
C. CIRI-CIRI BERIMAN KEPADA QADA’ DAN QADAR
1( Qana’ah Dan Kemuliaan Diri.
Seseorang yang beriman kepada Qadar mengetahui bahwa rizkinya telah
tertuliskan, dan bahwa ia tidak akan meninggal sebelum ia menerima
sepenuhnya, juga bahwa rizki itu tidak akan dicapai oleh semangatnya orang
yang sangat berhasrat dan tidak dapat dicegah oleh kedengkian orang yang
dengki. Ia pun mengetahui bahwa seorang makhluk sebesar apapun usahanya
dalam memperoleh ataupun mencegahnya dari dirinya, maka ia tidak akan
mampu, kecuali apa yang telah Allah tetapkan baginya.
Dari sini muncullah qana’ah terhadap apa yang telah diberikan, kemuliaan
diri dan baiknya usaha, serta membebaskan diri dari penghambaan kepada
makhluk dan mengharap pemberian mereka.
Hal tersebut tidak berarti bahwa jiwanya tidak berhasrat pada kemuliaan,
tetapi yang dimaksudkan dengan qana’ah ialah, qana’ah pada hal-hal
keduniaan setelah ia menempuh usaha, jauh dari kebakhilan, kerakusan, dan
dari mengorbankan rasa malunya.
Apabila seorang hamba dikaruniai sikap qana’ah, maka akan bersinarlah
cahaya kebahagiaan, tetapi apabila sebaliknya (apabila ia tidak memiliki
sikap qana’ah), maka hidupnya akan keruh dan akan bertambah pula
kepedihan dan kerugiannya, disebabkan oleh jiwanya yang tamak dan rakus.
Seandainya jiwa itu bersikap qana’ah, maka sedikitlah musibahnya. Sebab
orang yang tamak adalah orang yang terpenjara dalam keinginan dan sebagai
tawanan nafsu syahwat.
Kemudian, bahwa qana’ah itu pun dapat menghimpun bagi pelakunya
kemuliaan diri, menjaga wibawanya dalam pandangan dan hati, serta
mengangkatnya dari tempat-tempat rendah dan hina, sehingga tetaplah
kewibawaan, melimpahnya karamah, kedudukan yang tinggi, tenangnya
bathin, selamat dari kehinaan, dan bebas dari perbudakan hawa nafsu dan
keinginan yang rendah. Sehingga ia tidak mencari muka dan bermuka dua, ia
pun tidak melakukan sesuatu kecuali hal itu dapat memenuhi (menambah)
imannya, dan hanya kebenaranlah yang ia junjung.
Qana’ah memberikan manfaat kepadaku berupa kemuliaan adakah
kemuliaan yang lebih mulia dari qana’ah Jadikanlah ia sebagai modal bagi
dirimu kemudian setelahnya, jadikanlah takwa sebagai barang dagangan.
Niscaya akan engkau peroleh keuntungan dan tidak perlu memelas kepada
orang yang bakhil Engkau akan memperoleh kenikmatan dalam Surga dengan
kesabaran yang hanya sesaat.
Berkata Imam asy-Syafi’i rahimahullahu: Aku melihat qana’ah sebagai
perbendaharaan kekayaan maka aku pegangi ekor-ekornya Tidak ada orang
yang melihatku di depan pintunya dan tidak ada orang yang melihatku
bersungguh-sungguh dengannya Aku menjadi kaya dengan tanpa dirham dan
aku berlalu di hadapan manusia seperti raja. Tsa’alabi berkata, “Sebaik-baik
ucapan yang saya dengar tentang qana’ah ialah ucapan.
Ibnu Thabathaba al-‘Alawi: Jadilah engkau orang yang qana’ah dengan apa
yang diberikan kepadamu maka engkau telah berhasil melewati kesulitan
qana’ah orang yang hidup berkecukupan Sesungguhnya usaha dalam
mencapai angan, nyaris membinasakan dan kebinasaan seseorang terletak
dalam kemewahan.
1. Haris adalah seorang murid yang cerdas. Ia jarang belajar dalam jangka
waktu yang lama. Ia belajar hanya beberapa menit sebelum waktu ulangan
dimulai. Ketika menerima hasil ulangannya ia mendapatkan nilai yang
memuaskan.
2. Ketika kelas VII SMP Zahid adalah siswa yang berprestasi biasa saja.
Namun berkat ketekunannya ia mampu mengejar ketertinggalan dari
teman-temannya. Akhirnya pada waktu ujian akhir sekolah ia mampu
menjadi yang terbaik.
3. Zidane berusia 13 tahun. Sekarang ia duduk di kelas VII. Kehidupan
zidane masih panjang berdasarkan usia hidup rata-rata penduduk Indonesia
yaitu sekitar 64 tahun. Menginjak usia yang ke 15, ia menderita sakit
keras. Berbagai model pengobatan telah dijalaninya. Namun akhirnya ia
meninggal dunia.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Beriman adalah keyakinan yang diyakini didalam hati, diucapkan dengan
lisan, dan dilaksanakan dengan amal perbuatan. Kalau kita melihat Qada’
menurut bahasa artinya Ketetapan. Qada’ artinya ketatapan Allah swt kepada
setiap mahluk-Nya yang bersifat Azali. Azali Artinya ketetapan itu sudah ada
sebelumnya keberadaan atau kelahiran mahluk. Sedangkan Qadhar artinya
menurut bahasa berarti ukuran. Qadar artinya terjadi penciptaan sesuai
dengan ukuran atau timbangan yang telah ditentuan sebelumnya. Qada’ dan
Qadar dalam keseharian sering kita sebut dengan takdir.
Beriman kepada Qada’ dan Qadar bermakna beriman kepada ketentuan
Allah SWT sama ada baik ataupun buruk. Namun demikian, manusia harus
berusaha dengan bersungguh-sungguh untuk mencapai kejayaan karena tidak
ada seorang pun yang mengetahui nasibnya pada masa yang akan datang.
Hanya Allah SWT sahaja yang mengetahui nasib setiap hamba-Nya. Oleh
sebab itu, manusia wajib beriman dan percaya bahawa sesuatu kejayaan itu
akan dicapai jika kita berusaha dengan bersungguh-sungguh.
DAFTAR PUSTAKA
https://tarbawiyah.com/2018/03/27/beriman-kepada-qadha-dan-qadar/amp.
http://www.yuksinau.id/iman-kepada-qada-dan-qadar
https://islamqa.info/id/answers/12380/iman-kepada-qadha-dan-qadhar