Anda di halaman 1dari 20

BAB I

KONSEP DASAR MEDIS

A. Definisi

Gastroenteritis akut adalah peradangan pada lambung, usus kecil dan usus

besar dengan berbagai kondisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan

manifestasi diare, dengan atau tanpa disertai muntah, serta ketidaknyamanan

abdomen (Arif Muttaqin, 2011).

Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus

halus. Gastroenteritis akut ditandai dengan diare, dan pada beberapa kasus,

muntah-muntah yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang

menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit.

B. Etiologi

Penyebab dari gastroenteritis sangat beragam , antara lain sebagai berikut :

1. Faktor infeksi :

a. Infeksi berbagai macam bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi

makanan maupun air minum (enteropathogastroenteritisnic,

escherichia coli, salmonella, shigastroenteritislla, V. Cholera, dan

clostridium).

b. Infeksi berbagai macam virus :enterovirus, echoviruses, adenovirus,

dan rotavirus. Penyebab diare terbanyak pada anak adalah virus

Rotavirus.

c. Jamur : kandida

d. Parasit (giardia clamblia, amebiasis, crytosporidium dan cyclospora)

2. Faktor non infeksi/ bukan infeksi :

a. Alergi makanan, misal susu, protein

b. Gangguan metabolik atau malabsorbsi : penyakit


c. Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan

d. Obat-obatan : Antibiotik, Laksatif, Quinidine, Kolinergik, dan Sorbital.

e. Penyakit usus : colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis

f. Emosional atau stress

g. Obstruksi usus

C. Patofisiologi

Peradangan pada gastroenteritis disebabkan oleh infeksi dengan

melakukan invasi pada mukosa, memproduksi enterotoksin dan atau

memproduksi sitotoksin. Mekanisme ini menghasilkan peningkatan sekresi

cairan dan menurunkan absorbsi cairan sehingga akan terjadi dehidrasi dan

hilangnya nutrisi dan elektrolit.

Adapun mekanisme dasar yang menyebabkan diare, meliputi hal-hal

sebagai berikut :

1. Gangguan osmotik, dimana asupan makanan atau zat yang sukar diserap

oleh mukosa intestinal akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga

usus meningkat sehingga terjadi pergastroenteritisseran air dan elektrolit

ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan

merangsang usus untuk mengastroenteritisluarkannya sehingga timbul

diare.

2. Respons inflamasi mukosa, pada seluruh permukaan intestinal akibat

produksi enterotoksin dari agastroenteritisn infeksi memberikan respons

peningkatan aktivitas sekresi air dan elektrolit oleh dinding usus ke dalam

rongga usus, selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi

rongga usus.

3. Gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan

berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul


diare, sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan

bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

Dari ketiga mekanisme diatas menyebabkan :

1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi yang mengakibatkan

gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemia)

2. Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengastroenteritisluaran

bertambah)

3. Hipoglikemia, gangguan sirkulasi darah.

D. Manifestasi Klinis

1. Diare

2. Muntah.

3. Demam.

4. Nyeri abdomen

5. Membran mukosa mulut dan bibir kering

6. Fontanel cekung

7. Kehilangan berat badan

8. Tidak nafsu makan

9. Badan terasa lemah

E. Komplikasi

Bila diare berlangsung terus, maka dapat timbul:

a. Dehidrasi, diakibatkan karena tubuh kehilangan banyak cairan dengan

tanda mukosa bibir kering, turgor kulit jelek, urine pekat, mata cekung

b. Syok hipovolemik, merupakan akibat lanjutan bila kekurangan volume

cairan yang berlebihan.


c. Hipokalemia (hipotoni otot, lemah, bradikardi, disritmia jantung).

Kehilangan cairan berlebihan menyebabkan tubuh juga kehilangan

elektrolit seperti kalium dalam darah akan mengakibatkan penurunan kerja

jantung dan otot.

d. Kejang, merupakan respon tubuh yang menandakan tubuh kekurangan

oksigastroenteritisn terutama otak.

e. Malnutrisi, absorbsi zat gizi yang tidak adekuat

f. Asidosis metabolik. Proses metabolisme dengan menggunakan CO2

sehingga dalam tubuh terjadi penumpukan asam laktat maka terjadi

asidosis metabolik.

F. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Tinja

2. Mikroskopis dan makroskopis

3. Ph dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest

bila diduga terdapat intoleransi gula.

4. Bila diperlukan lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi

5. Pemeriksaan Darah

6. Ph darah dan cadangan dikali dan elektrolit (natrium, kalium, kalsium,

fosfor)

7. Kadar ureum dan kreatmin untuk mengastroenteritistahui foal dan ginjal

8. Doudenal Intubation

G. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi terdiri atas :

1. Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan, Empat hal penting yang

perlu diperhatikan adalah :


a. Jenis cairan

b. Jumlah cairan

c. Jalan masuk atau cara pemberian cairan

d. Jadwal pemberian cairan

2. Identifikasi penyebab diare akut karena infeksi

3. Terapi simtomatik

H. Prognosis
BAB II

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan

verivikasi, komunikasi dan dari data tentang pasien. Pengkajian ini didapat

dari dua tipe yaitu data suyektif dan dari persepsi tentang masalah kesehatan

mereka dan data obyektif yaitu pengamatan / pengukuran yang dibuat oleh

pengumpul data.

Pengkajian pada pasien gastroenteritis menurut Arif Muttaqin (2011),

1. Dengan keluhan Diare

a. P ( Provoking, presipitasi)

Faktor apa saja yang diketahui pasien atau keluarga yang

memungkinkan menjadi penyebab terjadinya diare.

b. Q (Kualitas, kuantitas)

Berapa kali pasien BAB sebelum mendapat intervensi kesehatan

Bagaimana bentuk feses BAB? Apakah encer, cair, bercampur lendir

dan darah? Apakah disertai adanya gangguan gastrointestinal (mual,

nyeri abdomen, muntah , anoreksia)?

c. T (waktu, onset)

Berapa lama keluhan awal mulai terjadi? Apakah bersifat akut atau

mendadak? Durasi dan kecepatan gastroenteritisjala awal mulai terjadi

diare menjadi pengkajian penting dalam memberikan intervensi

langsung penanganan rehidrasi. Intervensi yang akan dilakukan pada

diare yang lebih dari satu bulan akan berbeda dengan diare yang terjadi

kurang dari satu minggu.


2. Dengan keluhan muntah

Pengkajian adanya keluhan muntah pada pasien akan menentukan

intervensi selanjutnya. Muntah merupakan gastroenteritisjala

gastroenteritis dengan keterlibatan bagian proksimal intestinal respons dan

inflamasi khususnya dari neurotoksin yang diproduksi oleh

agastroenteritisn infeksi.

3. Dengan keluhan demam

Peningkatan suhu tubuh secara umum merupakan respons sistemik

dari ainvasi agastroenteritisn infeksi penyebab gastroenteritis. Penurunan

volume cairan tubuh yang terjadi secara akut juga merangsang

hipotalamus dalam meningkatkan suhu tubuh. Keluhan demam sering

didapatkan pada pasien gastroenteritis.

4. Nyeri abdomen

Keluhan nyeri pada abdomen dapat dikaji dengan pendekatan PQRST.

a. P : keluhan nyeri dicetuskan akibat perasaan mules, sering mual/

muntah dan keinginan untuk melakukan BAB.

b. Q : keluhan nyeri sulit digambarkan oleh pasien, khususnya pada

pasien anak-anak. Ketidaknyamanan abdomen bisa bersifat kolik akut

atau perut seperti dikocok-kocok akibat mules.

c. R : keluhan nyeri berlokasi pada seluruh abdomen dengan tidak ada

pengiriman respons nyeri ke organ lain.

d. S : skala nyeri pada pasien gastroenteritis bervariasi pada rentang 1-4

(nyeri ringan sampai nyeri tak tertahankan)

e. T : tidak ada waktu spesifik untuk munculnya keluhan nyeri. Nyeri

pada gastroenteritis biasanya berhubungan dengan adanya mules dan

keinginan untuk BAB yang tinggi.


5. Kondisi feses

Keluhan perubahan kondisi feses bervariasi pada pasien gastroenteritis.

Keluhan yang lazim adalah konsistensi feses yang encer, sedangkan

beberapa pasien lain mengastroenteritisluh feses dengan lendir dan darah.

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Data subjektif Data Objektif

Diare: pengeluaran feses  Urgency  Defekasi lebih dari 3 kali

yang sering, lunak dan tak  Nyeri dan kram dalam 24 jam

berbentuk abdomen  Feses lembek atau cair

 Frekuensi peristaltik

meningkat

 Bising usus hiperaktif

Hipovolemia: penurunan  Merasa lemah  Frekuensi nadi

cairan intravaskuler,  Mengeluh haus meningkat

intersisiel, dan/atau  Nadi teraba lemah

intraseluler  Tekanan darah menurun

 Tekanan nadi menyempit

 Turgor kulit menurun

 Membran mukosa kering

 Volume urine menurun

 Hematokrit meningkat

 Pengisian vena menurun

 Status mental berubah

 Suhu tubuh meningkat

 Konsentrasi urine

meningkat
 Berat badan turun tiba-

tiba

Nyeri akut: pengalaman  Mengeluh nyeri  Tampak meringis

sensorik atau emosional  Bersifat protektif

yang berkaitan dengan  Gelisah

kerusakan jaringan aktual  Frekuensi nadi

atau fungsional, dengan meningkat

onset mendadak atau  Sulit tidur

lambat dan berintensitas  Tekanan darah

ringan hingga berat yang meningkat

berlangsung kurang dari 3  Pola napas berubah

bulan  Proses berpikir

terganggu

 Menarik diri

 Berfokus pada diri

sendiri

 Diaforesis

Hipertermi: suhu tubuh  Suhu tubuh diatas nilai

meningkat diatas rentang normal

normal tubuh  Kulit merah

 Kejang

 Takikardi

 Takipnea

 Kulit terasa hangat

Intoleransi aktivitas:  Mengeluh lelah  Frekuensi jantung

ketidakcukupan energi  Dispnea saat/setelah maningkat >20% dari


untuk melakukan aktivitas latihan kondisi istirahat

sehari-hari  Merasa tidak nyaman  Tekanan darah berubah

setelah aktivitas >20% dari kondisi

 Merasa lemah istirahat

 Gambaran EKG

menunjukkan aritmia

 Gambaran EKG

menunjukkan iskemia

 Sianosis

Gangguan integritas kulit:  Kerusakan jaringan

kerusakan kulit (dermis dan/atau lapisan kulit

dan/atau epidermis)  Nyeri

 Perdarahan

 Kemerahan

 Hematoma

C. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Diare NOC: NIC :

 Bowl Diare Management

Elimination a. Kelola pemeriksaan

 Fluid Balance kultur sensitivitas feses

 Hidration b. Evaluasi pengobatan

 Electrolit and yang berefek samping

Acid Base Balance gastrointestinal

Setelah dilakukan tindakan c. Evaluasi jenis intake

keperawatan selama …. diare makanan


pasien teratasi dengan kriteria d. Monitor kulit sekitar

hasil: perianal terhadap adanya

a. Tidak ada diare iritasi dan ulserasi

b. Feses tidak ada darah dan e. Ajarkan pada

mukus keluarga penggunaan obat

c. Nyeri perut tidak ada anti diare

d. Pola BAB normal f. Instruksikan pada

e. Elektrolit normal pasien dan keluarga untuk

f. Asam basa normal mencatat warna, volume,

g. Hidrasi baik (membran frekuensi dan konsistensi

mukosa lembab, tidak panas, feses

vital sign normal, hematokrit g. Ajarkan pada pasien

dan urin output dalam batas tehnik pengurangan stress

normaL jika perlu

h. Kolaburasi jika tanda

dan gejala diare menetap

i. Monitor hasil Lab

(elektrolit dan leukosit)

j. Monitor turgor kulit,

mukosa oral sebagai

indikator dehidrasi

k. Konsultasi dengan

ahli gizi untuk diet yang

tepat

Hipovolemia NOC: NIC :

 Fluid balance a. Pertahankan catatan


 Hydration intake dan output yang

 Nutritional Status : Food and akurat

Fluid Intake b. Monitor status hidrasi

Setelah dilakukan tindakan ( kelembaban membran

keperawatan selama….. mukosa, nadi adekuat,

hipovolemia teratasi dengan tekanan darah

kriteria hasil: ortostatik ), jika

a. Mempertahankan urine output diperlukan

sesuai dengan usia dan BB, BJ c. Monitor hasil lab

urine normal, yang sesuai dengan

b. Tekanan darah, nadi, suhu retensi cairan (BUN ,

tubuh dalam batas normal Hmt , osmolalitas urin,

c. Tidak ada tanda tanda albumin, total protein )

dehidrasi, Elastisitas turgor d. Monitor vital sign

kulit baik, membran mukosa setiap 15menit – 1 jam

lembab, tidak ada rasa haus e. Kolaborasi pemberian

yang berlebihan cairan IV

d. Orientasi terhadap waktu dan f. Monitor status nutrisi

tempat baik g. Berikan cairan oral

e. Jumlah dan irama pernapasan h. Berikan penggantian

dalam batas normal nasogatrik sesuai output

f. Elektrolit, Hb, Hmt dalam (50 – 100cc/jam)

batas normal i. Dorong keluarga

g. pH urin dalam batas normal untuk membantu pasien

h. Intake oral dan intravena makan

adekuat j. Kolaborasi dokter


jika tanda cairan

berlebih muncul

meburuk

k. Atur kemungkinan

tranfusi

l. Persiapan untuk

tranfusi

m. Pasang kateter jika

perlu

n. Monitor intake dan

urin output setiap 8 jam

Nyeri akut NOC : NIC :

 Pain Level, a. Lakukan pengkajian

 pain control, nyeri secara komprehensif

 comfort level termasuk lokasi,

Setelah dilakukan tinfakan karakteristik, durasi,

keperawatan selama …. Pasien frekuensi, kualitas dan

tidak mengalami nyeri, dengan faktor presipitasi

kriteria hasil: b. Observasi reaksi

a. Mampu nonverbal dari

mengontrol nyeri (tahu ketidaknyamanan

penyebab nyeri, mampu c. Bantu pasien dan

menggunakan tehnik keluarga untuk mencari

nonfarmakologi untuk dan menemukan dukungan

mengurangi nyeri, mencari d. Kontrol lingkungan

bantuan) yang dapat mempengaruhi


b. Melaporkan nyeri seperti suhu ruangan,

bahwa nyeri berkurang dengan pencahayaan dan

menggunakan manajemen kebisingan

nyeri e. Kurangi faktor

c. Mampu presipitasi nyeri

mengenali nyeri (skala, f. Kaji tipe dan sumber

intensitas, frekuensi dan tanda nyeri untuk menentukan

nyeri) intervensi

d. Menyatakan rasa g. Ajarkan tentang

nyaman setelah nyeri teknik non farmakologi:

berkurang napas dala, relaksasi,

e. Tanda vital distraksi, kompres hangat/

dalam rentang normal dingin

f. Tidak h. Berikan analgetik

mengalami gangguan tidur untuk mengurangi nyeri:

……...

i. Tingkatkan istirahat

j. Berikan informasi

tentang nyeri seperti

penyebab nyeri, berapa

lama nyeri akan berkurang

dan antisipasi

ketidaknyamanan dari

prosedur

k. Monitor vital sign

sebelum dan sesudah


pemberian analgesik

pertama kali

Hipertermi NOC: NIC :

Thermoregulasi a. Monitor suhu

Setelah dilakukan tindakan sesering mungkin

keperawatan selama……….. b. Monitor warna dan

pasien menunjukkan : suhu kulit

Suhu tubuh dalam batas normal c. Monitor tekanan

dengan kreiteria hasil: darah, nadi dan RR

a. Suhu 36 – 37C d. Monitor penurunan

b. Nadi dan RR dalam rentang tingkat kesadaran

normal e. Monitor WBC, Hb,

c. Tidak ada perubahan warna dan Hct

kulit dan tidak ada pusing, f. Monitor intake dan

merasa nyaman output

g. Berikan anti

piretik:

h. Kelola Antibiotik:

……

i. Selimuti pasien

j. Berikan cairan

intravena

k. Kompres pasien

pada lipat paha dan aksila

l. Tingkatkan

sirkulasi udara
m. Tingkatkan intake

cairan dan nutrisi

n. Monitor TD, nadi,

suhu, dan RR

o. Catat adanya

fluktuasi tekanan darah

p. Monitor hidrasi

seperti turgor kulit,

kelembaban membran

mukosa)

Intoleransi aktivitas NOC : NIC :

 Self Care : ADLs a. Observasi adanya

 Toleransi pembatasan klien dalam

aktivitas melakukan aktivitas

 Konservasi b. Kaji adanya faktor

eneergi yang menyebabkan

Setelah dilakukan tindakan kelelahan

keperawatan selama …. Pasien c. Monitor nutrisi dan

bertoleransi terhadap aktivitas sumber energi yang

dengan Kriteria Hasil : adekuat

a. Berpartisipasi dalam aktivitas d. Monitor pasien akan

fisik tanpa disertai adanya kelelahan fisik

peningkatan tekanan darah, dan emosi secara

nadi dan RR berlebihan

b. Mampu melakukan aktivitas e. Monitor respon

sehari hari (ADLs) secara kardivaskuler terhadap


mandiri aktivitas (takikardi,

c. Keseimbangan aktivitas dan disritmia, sesak nafas,

istirahat diaporesis, pucat,

perubahan hemodinamik)

f. Monitor pola tidur

dan lamanya

tidur/istirahat pasien

g. Kolaborasikan

dengan Tenaga

Rehabilitasi Medik dalam

merencanakan progran

terapi yang tepat.

h. Bantu klien untuk

mengidentifikasi aktivitas

yang mampu dilakukan

i. Bantu untuk memilih

aktivitas konsisten yang

sesuai dengan

kemampuan fisik,

psikologi dan sosial

j. Bantu untuk

mengidentifikasi dan

mendapatkan sumber

yang diperlukan untuk

aktivitas yang diinginkan

k. Bantu untuk
mendpatkan alat bantuan

aktivitas seperti kursi

roda, krek

l. Bantu untuk

mengidentifikasi aktivitas

yang disukai

m. Bantu klien untuk

membuat jadwal latihan

diwaktu luang

n. Bantu

pasien/keluarga untuk

mengidentifikasi

kekurangan dalam

beraktivitas

o. Sediakan penguatan

positif bagi yang aktif

beraktivitas

p. Bantu pasien untuk

mengembangkan

motivasi diri dan

penguatan

q. Monitor respon fisik,

emosi, sosial dan spiritual

Gangguan integritas NOC: NIC :

kulit  Tissue integrity : skin and Pressure ulcer prevention

mucous membranes Wound care


 Wound healing : primary and a. Anjurkan pasien

secondary intention untuk menggunakan

Setelah dilakukan tindakan pakaian yang longgar

keperawatan selama …. b. Jaga kulit agar tetap

kerusakan integritas jaringan bersih dan kering

pasien teratasi dengan kriteria c. Mobilisasi pasien

hasil: (ubah posisi pasien) setiap

a. Perfusi jaringan dua jam sekali

normal d. Monitor kulit akan

b. Tidak ada tanda- adanya kemerahan

tanda infeksi e. Oleskan lotion atau

c. Ketebalan dan minyak/baby oil pada

tekstur jaringan normal daerah yang tertekan

d. Menunjukkan f. Monitor aktivitas dan

pemahaman dalam proses mobilisasi pasien

perbaikan kulit dan g. Monitor status nutrisi

mencegah terjadinya cidera pasien

berulang h. Memandikan pasien

e. Menunjukkan dengan sabun dan air

terjadinya proses hangat

penyembuhan luka i. Kaji lingkungan dan

peralatan yang

menyebabkan tekanan

j. Observasi luka :

lokasi, dimensi,

kedalaman luka,
karakteristik,warna cairan,

granulasi, jaringan

nekrotik, tanda-tanda

infeksi lokal, formasi

traktus

k. Ajarkan pada

keluarga tentang luka dan

perawatan luka

l. Kolaborasi ahli gizi

pemberian diet TKTP,

vitamin

m. Cegah kontaminasi

feses dan urin

n. Lakukan tehnik

perawatan luka dengan

steril

o. Berikan posisi yang

mengurangi tekanan pada

luka

p. Hindari kerutan pada

tempat tidur

Anda mungkin juga menyukai