A. Definisi
Berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari
2500 gram pada waktu lahir (Huda dan Hardhi, 2013). Bayi berat badan lahir
rendah (BBLR) adalah bayi yang berat badannya kurang dari 2500 gram, tanpa
memperhatikan usia gestasi. Bayi BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan
(kurang dari 37 minggu usia kehamilan) atau pada usia cukup bulan
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi
yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. (Ikatan Dokter Anak
Indonesia, 2004).
Pada tahun 1961 oleh WHO menetapkan bahwa semua bayi yang baru
lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram disebut Low Birth
Weight Infants (LBWI atau BBLR). Pada tahun 1970, kongres European
2. Bayi cukup bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu
3. Bayi lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu
C. Etiologi BBLR
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor
ibu yang lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti
penyakit vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta factor janin juga
merupakan penyebab terjadinya BBLR (Ikatan Dokter Anak Indonesia,
2004)
Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah
(Proverawati dan Ismawati, 2010).
1. Faktor ibu
a. Penyakit
1) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan
antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih.
2) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual,
hipertensi, HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung.
3) Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.
D. Manifestasi klinis
Secara umum gambaran klinis pada bayi berat badan lahir rendah sebagai
berikut (Wong, 2004) :
1. Berat badan lahir 2500 gram, panjang badan 45 cm, lingkar dada 30
cm, lingkar kepala 33 cm.
2. Masa gestasi 37 minggu (Merenstein, 2002).
3. Penampakan fisik sangat tergantung dari maturitas atau lamanya gestasi;
kepala relatif lebih besar dari badan, kulit tipis, transparan, banyak lanugo,
lemak sub kutan sedikit, osifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutura
lebar, genetalia immatur, otot masih hipotonik sehingga tungkai abduksi,
sendi lutut dan kaki fleksi, dan kepala menghadap satu jurusan.
4. Lebih banyak tidur daripada bangun, tangis lemah, pernafasan belum
teratur dan sering terjadi apnea, refleks menghisap, menelan, dan batuk
belum sempurna
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Radiologi
a. Foto thoraks/baby gram pada bayi baru lahir dengan usia kehamilan
kurang bulan, dapat dimulai pada umur 8 jam. Gambaran foto thoraks
pada bayi dengan penyakit membran hyalin karena kekurangan
surfaktan berupa terdapatnya retikulogranular pada parenkim dan
bronkogram udara. Pada kondisi berat hanya tampak gambaran white
lung (Masjoer, dkk, 2007).
b. USG kepala terutama pada bayi dengan usia kehamilan 35 minggu
dimulai pada umur 2 hari untuk mengetahui adanya hidrosefalus atau
perdarahan intrakranial dengan memvisualisasi ventrikel dan struktur
otak garis tengah dengan fontanel anterior yang terbuka (Merenstein,
2002).
G. Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada bayi dengan berat lahir
rendah(Mitayani, 2011) :
1. Sindrom aspirasi mekonium
Sindrom aspirasi mekonium adalah gangguan pernapasan pada bayi
baru lahir yang disebabkan oleh masuknya mekonium (tinja bayi) ke paru-
paru sebelum atau sekitar waktukelahiran (menyebabkan kesulitan bernafas
pada bayi).
2. Hipoglikemi simptomatik
Hipoglikemi adalah kondisi ketidaknormalan kadar glokosaserum
yang rendah. Keadaan ini dapat didefinisikan sebagai kadar glukosa
dibawah 40 mg/dL. Hipoglikemi sering terjad pada BBLR, karena cadangan
glukosa rendah ,terutama padalaki-laki.
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan BBLR Konsekuensi dari anatomi dan fisiologi yang
belum matang menyebabkan bayi BBLR cenderung mengalami masalah yang
bervariasi. Hal ini harus diantisipasi dan dikelola pada masa neonatal.
Penatalaksanaan yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi stress fisik
maupun psikologis. Adapun penatalaksanaan BBLR meliputi (Wong, 2008;
Pillitteri, 2003) :
1. Dukungan respirasi
Tujuan primer dalam asuhan bayi resiko tinggi adalah mencapai dan
mempertahankan respirasi. Banyak bayi memerlukan oksigen suplemen
I. Prognosis
Winknjosastro (2008) menyebutkan bahwa prognosis bayi BBLR
tergantung dari berat ringannya masalah perinatal, misalnya masa gestasi
(makin muda masa gestasi/makin rendah berat bayi, makin tinggi angka
kematian), asfiksia/iskemia otak, sindroma gangguan pernafasan, perdarahan
intraventrikuler, displasia brokopulmonal, retrolental fibriplasia, infeksi,
gangguan metabolik (asidosis, hipoglikemia, hiperbilirubinemia). Prognosis
ini juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan
perawatan pada saat kehamilan, persalinan dan post natal.
1. Pengkajian
a. Anamnesa riwayat kehamilan
Usia kehamilan < 37 minggu, ANC, riwayat hamil resiko tinggi.
b. Anamnesa riwayat persalinan
Melahirkan BBLR/gemeli sebelumnya, cara melahirkan, lama nifas,
komplikasi nifas.
c. Anamnesa riwayat keluarga
Riwayat kelahiran dengan BBLR/gemeli, ststua sosial-ekonomi.
d. Tanda-tanda vital.
Neonatus post asfiksia berat kondisi akan baik apabila penanganan
asfiksia benar, tepat dan cepat. Untuk bayi preterm beresiko terjadinya
hipothermi bila suhu tubuh < 36 C dan beresiko terjadi hipertermi bila
suhu tubuh < 37 C. Sedangkan suhu normal tubuh antara 36,5C
37,5C, nadi normal antara 120-140 kali per menit respirasi normal
antara 40-60 kali permenit, sering pada bayi post asfiksia berat
pernafasan belum teratur .
e. Pengkajian fisik.
1) Pengkajian umum
a) Berat badan lahir 2500 gram, panjang badan 45 Cm,
lingkar dada 30 Cm, lingkar kepala 33 Cm.
b) Penampakan fisik sangat tergantung dari maturitas atau
lamanya gestasi; kepala relatif lebih besar dari badan.
2) Pernafasan
a) Pernafasan belum teratur dan sering terjadi apnea.
b) Refleks batuk belum sempurna.
c) Tangisan lemah.
3) Kardiovaskuler
a) Pengisian kapiler (< 2 sampai 3 detik), perfusi perifer.
Huda, Nuratif dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa NANDA NIC-NOC. Jakarta: Media Action
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).2004. Bayi berat lahir rendah. Dalam :
standar pelayanan medis kesehatan anak. Ed I. Jakarta.
Kosim Sholeh, M. 2003. Buku panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir
untuk Dokter, Bidan, dan Perawat di Rumah Sakit. Jakarta: IDAI Depkes RI.
Merenstein, G.B. et all. 2002. Buku Pegangan Pediatri. Edisi 17. Widya Medika.
Jakarta
Pilliteri Adele. 2003. Maternal and Child Health Nursing: Care of The
Childbearing Family. Fourth Edition . Philadelphia: Lippincott Williams and
Wilkins.
Proverawati Atikah, & Ismawati Cahyo, S. 2010. BBLR : Berat Badan Lahir
Rendah. Yogyakarta: Nuha Medika
Wilkinson. J.M, dan Ahern. N.R, 2011, Buku Saku Diagnosis Keperawatan :
diagnosis NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC, Jakarta: EGC
Ketidakseimbanga
n nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
Pola nafas
tidak
efektif