Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENGAJARAN

TOPIK BAHASAN : PERAWATAN LUKA

SASARAN & KRITERIA : PASIEN DAN KELUARGA DENGAN

WAKTU : 13/03/2015 JAM 09.00

TIU : Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga


mengerti tentang prinsip perawatan luka dan mampu
melakukan perawatan luka.

TIK : Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan klien dan


keluarga dapat ;

1. Menyebutkan tujuan perawatan luka

2. Menyebutkan tahap penyembuhan luka

3. Menyebutkan faktor yang memepengaruhi penyembuhan


luka

4. Menjelaskan perbandingan perawatan luka modern dan


konvensional

5. Menyebutkan alat-alat yang dibutuhkan dalam perawatan


luka dan menjelaskan cara perawatan luka

6. Menyebutkan komplikasi yang terjadi jika perawatan luka


tidak maksimal

POKOK BAHASAN : Perawatan luka di rumah

SUB POKOK BAHASAN : a. Tujuan perawatan luka

b. Tahap penyembuhan luka

c. Faktor yang memepengaruhi penyembuhan luka

d. Perbandingan perawatan luka modern dan konvensional

e. Cara perawatan luka

f. Komplikasi perawatan luka yang tidak maksimal

MATERI : ( boleh digabung atau dilampirkan saja )


ALOKASI WAKTU : 30 menit

STRATEGI INSTRUKSIONAL :

PROSES BELAJAR MENGAJAR :

WAKTU KEGIATAN PEMBERI PESERTA DIDIK METODE MEDIA


MATERI

Pendahuluan Moderator:

1. Salam pembuka

2. Menyampaikan tujuan
penyuluhan

Materi

1. Tujuan perawatan luka Pemateri 1:

2. Tahap penyembuhan luka

3. Faktor yang mempengaruhi


penyembuhan luka
Pemateri 2:
4. Perbandingan perawatan luka
modern dan konvensional

5. Cara perawatan luka

6. Komplikasi perawatan luka yang Power Point


dan Leaflet
tidak maksimal

Pemateri 3:

Penutup Moderator:

1. Menyampaikan kesimpulan
2. Tanya jawab

3. Salam penutup

EVALUASI :

KRITERIA EVALUASI :

1. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai satuan acara


penyuluhan

2. Peserta hadir ditempat penyuluhan sesuai kontrak yang disepakati

3. Peserta antusian dalam menyimak uraian materi penyuluhan

4. Peserta aktif bertanya apabila ada hal yang dianggap kurang


mengerti

5. Seluruh peserta kooperatif selama proses penyuluhan

6. Peserta mampu menjawab pertanyaan dan memahami tentang


hal-hal terkait dengan perawatan luka

7. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan


sebelum acara penyuluhan berakhir kecuali ada kepentingan
yang tidak bisa diwakilkan

DAFTAR PUSTAKA :

 Penggunaan Balutan Luka Modern Memperbaik Proses Penyembuhan Luka


Diabteik.2013. kb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/view/196 diakses pada 10
Maret 2015
 Perbandingan Perawatan Luka Teknik Modern dan Konvensional terhadap
Transforming Growth Factor Beta 1 (TGFβ1) dan Respon Nyeri Terhadap Luka
Diabetes 2010 lib.ui.ac.id/file?file=digital/136973T%20Heri%20Kristianto.pdf
diakses pada 09 Maret 2015
 Suryadi,Iwan A. Proses Penyembuhan dan Penanganan Luka.Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana. download.portalgaruda.org/article.php?
article=14468&val=970 diakses pada tgl 10 Maret 2015
Materi:

A. Tujuan perawatan luka :

1. Mencegah infeksi dari masuknya mikroorganisme ke dalam kulit dan membran


mukosa

2. Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan

3. Mempercepat penyembuhan

4. Membersihkan luka dari benda asing atau debris

5. Drainase untuk memudahkan pengeluaran eksudat

6. Mencegah perdarahan

7. Mencegah excoriasi kulit sekitar drain.

B. Fase penyembuhan luka :

1. Hemostasis
2. Inflamasi
3. Proliferasi atau granulasi
4. Remodeling atau maturasi
1. Hemostasis
Pada penyembuhan luka kerusakan pembuluh darah harus ditutup. Pada proses
penyembuhan luka platelet akan bekerja untuk menutup kerusakan pembuluh darah
tersebut. Pembuluh darah sendiri akan konstriksi dalam berespon terhadap injuri tetapi
spasme ini biasanya rilek. Platelet mensekresi substansi vasokonstriktif untuk membantu
proses tersebut.
Dibawah pengaruh adenosin diphosphat (ADP) kebocoran dari kerusakan jaringan akan
menimbulkan agregasi platelet untuk merekatkan kolagen. ADP juga mensekresi faktor
yang berinteraksi dengan dan merangsang pembekuan intrinsik melalui produksi
trombin, yang akan membentuk fibrin dari fibrinogen. Hubungan fibrin diperkuat oleh
agregasi platelet menjadi hemostatik yang stabil. Akhirnya platelet juga mensekresi
sitokin seperti ”platelet-derived growth factor”. Hemostatis terjadi dalam waktu
beberapa menit setelah injuri kecuali ada gangguan faktor pembekuan.

2. Inflamasi
Secara klinik, inflamasi adalah fase ke dua dari proses penyembuhan yang menampilkan
eritema, pembengkakan dan peningkatan suhu/hangat yang sering dihubungkan dengan
nyeri, secara klasik ”rubor et tumor cum calore et dolore”. Tahap ini biasanya
berlangsung hingga 4 hari sesudah injuri. Pada proses penyembuhan ini biasanya terjadi
proses pembersihan debris/sisa-sisa. Ini adalah pekerjaan dari PMN’s
(polymorphonucleocytes). Respon inflamasi menyebabkan pembuluh darah menjadi
bocor mengeluarkan plasma dan PMN’s ke sekitar jaringan. Neutropil memfagositosis
sisa-sisa dan mikroorganisme dan merupakan pertahanan awal terhadap infeksi. Mereka
dibantu sel-sel mast lokal. Fibrin kemudian pecah sebagai bagian dari pembersihan ini.
Tugas selanjutnya membangun kembali kompleksitas yang membutuhkan kontraktor. Sel
yang berperan sebagai kontraktor pada penyembuhan luka ini adalah makrofag.
Makrofag mampu memfagosit bakteri dan merupakan garis pertahan kedua. Makrofag
juga mensekresi komotaktik yang bervariasi dan faktor pertumbuhan seperti faktor
pertumbuhan fibrobalas (FGF), faktor pertumbuhan epidermal (EGF), faktor
pertumbuhan beta trasformasi (tgf) dan interleukin-1 (IL-1).

3. Proliferasi (proliferasi, granulasi dan kontraksi)


Fase granulasi berawal dari hari ke empat sesudah perlukaan dan biasanya berlangsung
hingga hari ke 21 pada luka akut tergangung pada ukuran luka. Secara klinis ditandai
oleh adanya jaringan yang berwarna merah pada dasar luka dan mengganti jaringan
dermal dan kadang-kadang subdermal pada luka yang lebih dalam yang baik untuk
kontraksi luka. Pada penyembuhan luka secara analoginya satu kali pembersihan debris,
dibawah kontraktur langsung terbentuk jaringan baru.
Kerangka dipenuhi oleh fibroblas yang mensekresi kolagen pada dermal yang kemudian
akan terjadi regenerasi. Peran fibroblas disini adalah untuk kontraksi. Serat-serat halus
merupakan sel-sel perisit yang beregenerasi ke lapisan luar dari kapiler dan sel endotelial
yang akan membentuk garis. Proses ini disebut angiogenesis. Sel-sel ”roofer” dan ”sider”
adalah keratinosit yang bertanggungjawab untuk epitelisasi. Pada tahap akhir epitelisasi,
terjadi kontraktur dimana keratinosit berdifrensiasi untuk membentuk lapisan protektif
luar atau stratum korneum.
4. Remodeling atau maturasi
Setelah struktur dasar komplit mulailah finishing interior. Pada proses penyembuhan
luka jaringan dermal mengalami peningkatan tension/kekuatan, peran ini dilakukan oleh
fibroblast. Remodeling dapat membutuhkan waktu 2 tahun sesudah perlukaan.

Tabel 1. Fase penyembuhan luka

Fase Sel-sel yang Analogi membangun


Waktu
penyembuhan berperan rumah
Hemostasis Segera Platelets Capping off conduits
Inflamation Hari 1-4 Neutrophils Unskilled laborers to
clean uap the site

Supervisor Cell
Proliferation Hari 4 – 21 Macrophages Specific laborers at
Granulation Lymphocytes the site:
Angiocytes Plumber
Neurocytes Electrician

Framers
Contracture Fibroblasts Roofers and Siders
Keratinocytes
Remodelers
Remodeling Hari 21 – 2 tahun Fibrocytes

C. Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka

1. Usia

Proses penyembuhan luka akan lebih lama seiring dengan bertambahnya usia. Hal
yang mempengaruhi adalah penurunan jumlah elastin dan proses regenarasi kolagen
yang berkurang akibat penurunan metabolisme sel.

2. Berat Badan

Kegemukan meningkatkan resiko terjadinya infeksi luka

3. Penyakit Komplikasi

Adanya penyakit tertentu yang dapat meningkatkan resiko gagal sembuh seperti DM,
hipertensi, anemia, kanker.

4. Riwayat merokok
Kebiasaan merokok dapat meningkatkan gangguan pembuluh darah sehingga
menurunkan perfusi jaringan

5. Pengobatan

Kelompok obat yang berpengaruh terhadap proses fisiologis penyembuhan luka


adalah glukokortikoid yang dapat menghambat sitokin dan growth factor.

6. Psikososial

Kondisi pasien stress dapat mengganggu proses penyembuhan sebagai akibat dari
aktivitas ACTH yang menstimulasi glukokortikoid, kortisol dan hidrokortison yang
dapat menghambat regenarasi sel.

D. Perbandingan Perawatan Luka Modern dengan Konvensional

Modern Konvensional
5. Balutan modern memiliki prinsip kerja 1. Balutan konvensional menggunakan kasa
dengan menjaga kelembaban dan sebagai balutan utama. Balutan ini
kehangatan area luka. termasuk material pasif dengan fungsi
utamanya sebagai pelindung, menjaga
kehangatan dan menutupi penampilan
yang tidak meyenangkan. Disamping itu
balutan kasa juga dipakai untuk
melindungi luka dari trauma,
mempertahankan area luka, atau untuk
penekanan luka dan area sekitar luka dan
mencegah kontaminasi bakteri.
2. Pada luka yang basah dan luka yang 2. Balutan tradisional kurang dapat menjaga
cenderung kering digunakan Hidrogel kelembaban karena NaCl akan menguap
(Duoderm gel). Gel yang terbentuk pada sehingga kasa menjadi kering. Kondisi
luka mudah dibersihkan dan dapat kering menyebabkan kasa lengket pada
memberikan lingkungan yang lembab luka sehingga mudah terjadi trauma
pada luka. Kondisi ini dapat ulang. Kekurangan kasa dalam menjaga
meningkatkan proses angiogenesis, kelembaban lingkungan luka
proliferasi sel, granulasi dan epitelisasi menyebabkan masa perawatan luka yang
memanjang.
3. Biaya perawatan luka dengan teknik 3. Biaya perawatan luka dengan teknik
modern lebih mahal konvensional lebih murah
4.
E. Perawatan Luka Di Rumah

1) Alat-alat yang digunakan


 Kasa atau kain bersih.
 Betadine.
 Plester.
 Air hangat.
2) Langkah-langkah
 Mencuci tangan.
 Membersihkan luka dengan air hangat.
 Menutup luka dengan kasa atau kain bersih yang sudah diberikan betadine.
 Kemudian ditutup dengan kain bersih.
 Plester dengan rapi.
 Bereskan alat.
 Mencuci tangan

F. Komplikasi Perawatan Luka Tidak Maksimal

1. Infeksi

Infeksi adalah proses invasive oleh mikroorganisme dan berproliferasi di dalam


tubuh yang menyebabkan sakit (Potter & Perry, 2005). Mikroorganisme tersebut
meliputii seperti bakteri, virus, dan parasit. Faktor paling banyak penyebab infeksi pada
luka adalah kurangnya higienisitas mulai dari awal terjadinya luka sampai pada saat
dilakukan perawatan.
Infeksi terjadi jika perawatan luka yang dilakukan tidak maksimal. Menurut Iwan
2008, transmisi penyakit melalui tangan dapat diminimalkan dengan menjaga hygiene
dari tangan. Sebelum dilakukan perawatan luka, mencuci tangan merupakan hal yang
sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Selain itu, penggunaan sarung tangan
sangat dianjurkan bila akan melakukan tindakan perawatan luka.

a. Tanda klinis: nyeri, bengkak, berwarna kemerahan, terasa panas dan


mengeluarkan nanah.
b. Tatalaksana
i. Buka luka jika dicurigai terdapat nanah
ii. Bersihkan luka dengan cairan desinfektan
iii. Tutup ringan luka dengan kasa lembap. Ganti balutan setiap hari, lebih
sering bila perlu
iv. Berikan antibiotik sampai selulitis sekitar luka sembuh (biasanya dalam
waktu 5 hari).
1. Berikan kloksasilin oral (25–50 mg/kgBB/dosis 4 kali sehari)
karena sebagian besar luka biasanya
mengandung Staphylococus.
2. Berikan ampisilin oral (25–50 mg/kgBB/dosis 4 kali sehari),
gentamisin (7.5 mg/kgBB IV/IM sekali sehari) dan metronidazol
(7.5 mg/kgBB/dosis 3 kali sehari) jika dicurigai terjadi
pertumbuhan bakteri saluran cerna.

Penting Diketahui Pasien

1) Dibutuhkan verband steril dan kering untuk jangka waktu tertentu


2) Jaga jangan sampai luka tergesek-gesek oleh pakaian.
3) Langsung hubungi dokter jika tempat atau lokasi bekas luka terlihat membangkak, demam
tinggi, nyeri hebat, dan pengeluaran nanah yang berlebih.

Anda mungkin juga menyukai