BAB I
PENDAHULUAN
BAB 2
METODOLOGI
BAB 3
breksi batuapung, breksi tuf, batupasir tufan dan serpih), Formasi Nglanggran
(breksi volkanik, konglomerat, batupasir tufan, sisipan lava andesit-basalt),
Gambar 1. Tatanan Stratigrafi Pegunungan Selatan dari beberapa peneliti Formasi
Sambipitu (batupasir tufan dan batulempung), Formasi Oyo (napal tufan dan
batupasir konglomeratan), dan Formasi Wonosari (batugamping).
beku luar berlubang serta mengalami oksidasi kuat berwarna merah bata maka
diperkirakan lingkungan asal batuan gunungapi ini adalah darat hingga laut
dangkal. Sementara itu, dengan ditemukannya fragmen batugamping terumbu,
maka lingkungan pengendapan Formasi Nglanggran ini diperkirakan di dalam
laut.
5 .Formasi Sambipitu
Lokasi tipe formasi ini terletak di Desa Sambipitu pada jalan raya
Yogyakarta-Patuk-Wonosari kilometer 27,8. Secara lateral, penyebaran formasi
ini sejajar di sebelah selatan Formasi Nglanggran, di kaki selatan Subzona
Baturagung, namun menyempit dan kemudian menghilang di sebelah timur.
Ketebalan Formasi Sambipitu ini mencapai 230 meter. Batuan penyusun
formasi ini di bagian bawah terdiri dari batupasir kasar, kemudian ke atas
berangsur menjadi batupasir halus yang berselang-seling dengan serpih,
batulanau dan batulempung. Pada bagian bawah kelompok batuan ini tidak
mengandung bahan karbonat.
6.Formasi Oyo
Lokasi tipe formasi ini berada di K. Oyo. Batuan penyusunnya pada
bagian bawah terdiri dari tuf dan napal tufan. Sedangkan ke atas secara
berangsur dikuasai oleh batugamping berlapis dengan sisipan batulempung
karbonatan. Batugamping berlapis tersebut umumnya kalkarenit, namun
kadang-kadang dijumpai kalsirudit yang mengandung fragmen andesit
membulat. Formasi Oyo tersebar luas di sepanjang K. Oyo. Ketebalan formasi
ini lebih dari 140 meter dan kedudukannya menindih secara tidak selaras di
atas Formasi Semilir, Formasi Nglanggran dan Formasi Sambipitu serta
menjemari dengan Formasi Oyo.
7.Formasi Wonosari
Formasi ini oleh Surono dkk., (1992) dijadikan satu dengan Formasi Punung
yang terletak di Pegunungan Selatan bagian timur karena di lapangan keduanya
sulit untuk dipisahkan, sehingga namanya Formasi Wonosari-Punung. Formasi
ini tersingkap baik di daerah Wonosari dan sekitarnya, membentuk bentang
alam Subzona Wonosari dan topografi karts Subzona Gunung Sewu. Ketebalan
formasi ini diduga lebih dari 800 meter. Kedudukan stratigrafinya di bagian
bawah menjemari dengan Formasi Oyo, sedangkan di bagian atas menjemari
dengan Formasi Kepek. Formasi ini didominasi oleh batuan karbonat yang
terdiri dari batugamping berlapis dan batugamping terumbu. Sedangkan
sebagai sisipan adalah napal. Sisipan tuf hanya terdapat di bagian timur.
8.Formasi Kepek
Lokasi tipe dari formasi ini terletak di Desa Kepek, sekitar 11 kilometer
di sebelah barat Wonosari. Formasi Kepek tersebar di hulu K. Rambatan
sebelah barat Wonosari yang membentuk sinklin. Batuan penyusunnya adalah
napal dan batugamping berlapis. Tebal satuan ini lebih kurang 200 meter.
Formasi Kepek umumnya berlapis baik dengan kemiringan kurang dari 10o dan
kaya akan fosil foraminifera kecil.
9.Endapan Permukaan
Endapan permukaan ini sebagai hasil dari rombakan batuan yang lebih
tua yang terbentuk pada Kala Plistosen hingga masa kini. Terdiri dari bahan
lepas sampai padu lemah, berbutir lempung hingga kerakal. Surono dkk. (1992)
membagi endapan ini menjadi Formasi Baturetno (Qb), Aluvium Tua (Qt) dan
Aluvium (Qa). Sumber bahan rombakan berasal dari batuan Pra-Tersier
Perbukitan Jiwo, batuan Tersier Pegunungan Selatan dan batuan G. Merapi.
Endapan aluvium ini membentuk Dataran Yogyakarta-Surakarta dan dataran di
sekeliling Bayat. Satuan Lempung Hitam, secara tidak selaras menutupi satuan
Laporan Ekskursi Karbonat 2017
Fikri Khaerul Bassor
111160021
Kelompok 10 8
Laboratorium Sedimentologi
BAB 4
DASAR DASAR TEORI