“RESPONS SEL”
Oleh:
1. Lailatul Usni (15177024)
2. Monica Lavenia (15177028)
3. Novera Dwinda (15177063)
4. Nurwahidah Lubis (15177064)
Dosen Pembimbing
Dr. Dwi Hilda Putri, M.Biomed
1. Tipe atau jenis sinyal yang berbeda dapat memberikan pengaruh berbeda
yang diberikan sel.
a. Diferensiasi
Menurut Campbell, dkk (2008:396) diferensiasi merupakan proses yang
menjadikan struktur dan fungsi sel-sel menjadi semakin terspesialisasi selama
perkembangan organisme embrio. Terlebih lagi, jenis-jenis sel yang berbeda tidak
tersebar secara acak, namun terorganisasi menjadi jaringan-jaringan dan organ-
organ dalam susunan dimensi tiga tertentu. Diferensiasi bergantung pada ekspresi
gen. Diferensiasi sel terjadi pada sel otot dapat dilihat pada gambar 2.1
Gambar 2.1 Diferensiasi sel–sel otot, yang mana sel-sel rangka berasal dari
sel-sel embrio yang mengalami perubahan ekspresi gen.
Diferensiasi. Protein MyoD merangsang gen myoD lebih lanjut dan
mengaktivasi gen-gen pengode faktor-faktor transkripsi spesifik-
otot lain, yang kemudian mengaktivasi berbagai gen pengode
protein-protein otot. MyoD juga menyalakan gen-gen yang
memblok daur sel, sehingga menghentikan pembelahan sel. Mioblas
yang tidak membelah menyatu menjadi sel-sel otot multi-nukleus
dewasa, disebut juga serat otot. (Sumber: Campbell, dkk (2008:399).
b. Proliferasi dan Survival
“Proliferasi, diferensiasi, dan survival dari sel normal diatur oleh angka
terbatas dari suatu jalur yang mana sebagian dihubungkan. Mereka mengirimkan
dan mengintegrasikan sinyal dari faktor pertumbuhan, hormon, sel-sel dan interaksi
sel dengan matriks” (Schulz, 2005:113). Menurut Albert, dkk (2008:1339) perilaku
sel yang kompleks, seperti survival, proliferasi atau diferensiasi, umumnya
dirangsang oleh kombinasi spesifik dari sinyal dibandingkan dengan pensinyalan
tunggal yang dapat dilihat pada gambar 2.2.
2. Sel berbeda dapat memberikan respon berbeda terhadap sinyal yang sama
a. Respon bergantung pada reseptor permukaan sel dan Asetilkolin
(neurotransmitter)
Menurut Albert, dkk (2008:1334) cara spesifik sel bereaksi terhadap
lingkungan itu berbeda, pertama, sesuai dengan kumpulan dari protein reseptor sel
untuk mendeteksi subset tertentu dari sinyal yang siap dan, kedua, sesuai dengan
alat-alat intraselular yang mana integrasi dan interpretasi informasi diterima.
Molekul pensinyalan tunggal sering mempunyai akibat yang berbeda pada sel target
yang berbeda. Neurotransmitter asetilkolin sebagai contoh ransangan kontraksi dari
sel otot. Hal ini karena protein reseptor asetilkolin pada sel otot rangka berbeda dari
sel otot jantung. Tapi perbedaan reseptor sel tidak selalu menjelaskan akibat
berbeda. Dalam banyak kasus, molekul sinyal yang sama mengikat molekul ke
reseptor protein yang sama. Namun, menghasilkan respon sangat berbeda dalam
jenis berbeda dari sel target (gambar 2.4).
Gambar 2.4 Molekul sinyal yang sama dapat mengakibatkan respon berbeda
dalam sel target yang berbeda. Pada beberapa kasus, molekul sinyal
yang mengikat protein reseptor yang berbeda (ilustrasi A dan B). Pada
kasus lainnya, molekul sinyal yang mengikat protein reseptor yang
sama yang mengaktifkan respon berbeda dalam sel berbeda, sebagai
ilustrasi (B) dan (C). Pada semua kasus ditunjukan molekul sinyal
adalah asetilkolin (D). (Sumber: Albert, dkk (2008:1346).
c. Alat-alat intraselular
Reseptor intraselular dalam hal ini reseptor testosteron yang bertindak
sebagai faktor transkripsi, juga melaksanakan transduksi sinyal lengkap secara
sendiri sebelum sel berespon. Respon sel yang spesifik oleh ribosom di sitoplasma.
Respon sel yang dihasilkan oleh resptor intraselular dapat dilihat pada gambar 2.6.
Respons sel
Gambar 2.6 Respon nukleus terhadap sinyal: aktivitas suatu gen spesifik oleh
faktor pertumbuhan. Diagram ini merupakan representasi sederhana
dari jalur pensinyalan tipikal yang mengarah pada regulasi aktivitas
gen dalam nukleus sel. Molekul sinyal awal, regulator lokal yang
disebut faktor pertumbuhan, memicu kaskade fosforilasi. (Molekul
ATP yang berperan sebagai sumber fosfat tidak ditunjukkan). Begitu
terfosrilasi, kinase terakhir dalam urutan itu memasuki nukleus dan
mengaktivasi suatu protein peregulasi gen, atau faktor transkripsi.
Protein ini merangsang suatu gen spesifik sedemikian rupa sehingga
mRNA disintesis, yang kemudian mengarahkan sintesis protein
teretentu dalam sitoplasma.
d. Pemutusan Sinyal
Menurut Campbell, dkk (2008:239) agar sel dari suatu organisme
multiselular tetap waspada dan mampu merespon sinyal-sinyal yang datang. Setiap
perubahan molekular dalam jalur pensinyalannya harus berlangsung hanya dalam
waktu singkat. Seperti yang kita lihat pada contoh kolera, jika satu komponen jalur
pensinyalan terkunci dalam suatu kondisi, baik itu aktif maupun inaktif, organisme
dapat merasakan akibat yang sangat gawat.
Kunci kemampuan sel untuk bisa terus-menerus menerima regulasi oleh
sinyal adalah perubahan yang disebabkan oleh sinyal itu harus bersifat dapat-balik
(reversibel). Pengikatan molekul sinyal ke reseptor bersifat dapat-balik, semakin
rendah konsentrasi molekul sinyal, semakin sedikit pula yang akan terikat dalam
suatu saat. Ketika molekul sinyal meninggalkan reseptor, reseptor kembali ke
bentuk inaktif. Melalui cara yang bervariasi, molekul relai kemudian kembali ke
bentuk inaktif: aktifitas GTPas yang merupakan bagian intrinsik dari protein G
akan menghidrolisis GTP yang terikat, enzim fosfodiesterase mengubah cAMP
menjadi AMP, protein fosfatase menginaktivasi kinase terfosforilasi dan protein-
protein lain, demikian seterusnya. Akibatnya sel segera siap merespons sinyal baru
(Campbell, dkk, 2008:239).
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
Tipe atau jenis sinyal yang berbeda dapat memberikan pengaruh berbeda
yang diberikan sel. Sel yang berbeda memiliki koleksi protein yang berbeda (ini
disebabkan karena jenis sel yang berbeda menyalakan kumpulan gen yang
berbeda). Respons sel tertentu terhadap sinyal bergantung pada koleksi tertentu
protein reseptor sinyal, protein relai, dan protein yang dibutuhkan untuk
melaksanakan respons.
Sel berbeda dapat memberikan respon berbeda terhadap sinyal yang sama.
Molekul sinyal yang sama mengikat molekul ke reseptor protein yang sama.
Namun, menghasilkan respon sangat berbeda dalam jenis berbeda dari sel target
Regulasi dari pensinyalan sel. Respon di ujung jalur transduksi sinyal mengarah ke
regulasi satu atau lebih aktivitas selular yang terjadi di nukleus sel atau di
sitoplasma.
3.2 Saran
Makalah respon sel ini masih banyak terdapat kekurangan, maka dengan itu
kami mengharapkan kritik dan sarannya bagi pembaca agar dapat lebih baik lagi
pada penulisan makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA