Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara garis besar konstitusi merupakan seperangkat aturan main dalam
kehidupan bernegara yang mengatur hak dan kewajiban warga Negara dan Negara itu
sendiri. Konstitusi merupakan hukum-hukum atau aturan-aturan dasar yang harus kita
pahami Dasar Negara menjadi sumber bagi pembentukan konstitusi. Dasar Negara
menempati kedudukan sebagai norma hukum tertinggi suatu Negara. Sebagai norma
tertinggi, dasar Negara menjadi sumber bagi pembentukan norma-norma hukum
dibawahnya. Konstitusi adalah salah satu norma hukum dibawah dasar Negara.
Dalam arti yang luas, konstitusi adalah hukum tata negara, yaitu keseluruhan
aturan dan ketentuan (hukum) yang menggambarkan sistem ketatanegaraan suatu negara.
Dalam arti tengah konstitusi adalah hukum dasar, yaitu keseluruhan aturan dasar, baik
yang tertulis maupun yang tidak tertulis Dalam arti sempit konstitusi adalah Undang-
Undang Dasar, yaitu satu atau beberapa dokumen yang memuat aturan-aturan yang
bersifat pokok. Dengan demikian, konstitusi bersumber dari dasar Negara.norma hukum
dibawah dasar Negara isinya tidak boleh bertentangan dengan norma dasar. Isi norma
tersebut bertujuan mencapai cita-cita bangsa.
Konstitusi suatu Negara biasa di sebut dengan Undang-Undang Dasar (UUD),
dalam pengembangan Negara dan warga Negara dan warga Negara yang demokratis,
keberadaan konstitusi demokrasi lahir dan Negara yang demokrasi. Namun demikian,
tidak ada jaminan adanya konstitusi yang demokratis akan melahirkan sebuah Negara
yang demokratis akan melahirkan sebuah Negara yang demokratis. Hal itu disebabkan
oleh penyelewengan atas konstitusi oleh penguasa otoriter. Oleh karenanya akan
diuraikan lebih menyeluruh unsur-unsur penting dalam konstitusi.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, terdapat beberapa rumusan masalah yaitu sebagai
berikut :
1. Apa pengertian konstitusi?
2. Apa tujuan konstitusi ?
3. Apa fungsi konstitusi?
4. Apa saja klasifikasi dari konstitusi?
5. Bagaimana sejarah lahirnya konstitusi?
1.3 Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas, tujuan yang kami harapkan dari penulisan makalah
ini, yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian konstitusi
2. Untuk mengetahui tujuan konstitusi
3. Untuk mengetahui fungsi konstitusi
4. Untuk mengetahui klasifikasi dari konstitusi
5. Untuk mengetahui sejarah lahirnya konstitusi

1.4 Manfaat Penulisan


Selain tujuan di atas, penulisan makalah ini juga kami harapkan dapat menambah
wawasan pembaca dibidang pancasila dan kewarganegaraan khususnya mengenai
konstitusi. Kami juga berharap makalah ini dapat menjadi inspirasi dan inovasi bagi
setiap pembaca.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konstitusi

Pengertian konstitusi menurut masing-masing definisi :


1) Kontitusi itu berasal dari bahasa parancis yakni constituer yang berarti membentuk.
2) Dalam bahasa latin konstitusi berasal dari gabungan dua kata yaitu “Cume” berarti
bersama dengan dan “Statuere” berarti membuat sesuatu agar berdiri atau mendirikan,
menetapkan sesuatu, sehingga menjadi “constitution”.
3) Dalam istilah bahasa inggris (constution) konstitusi memiliki makna yang lebih luas
dan undang-undang dasar. Yakni konstitusi adalah keseluruhan dari peraturn-peraturan
baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara-cara
bagaimana sesuatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
4) Dalam terminilogi hokum islam (Fiqh Siyasah) konstitusi dikenal dengan sebutan
DUSTUS yang berati kumpulan faedah yang mengatur dasar dan kerja sama antar
sesame anggota masyarakat dalam sebuah Negara.
5) Menurut pendapat James Bryce, mendefinisikan konstitusi sebagai suatu kerangka
masyarakat politik (Negara yang diorganisir dengan dan melalui hokum. Dengan kata
lain konstitusi dikatakan sebagai kumpulan prinsip-prinsip yang mengatur kekuasaan
pemerintahan, hak-hak rakyat dan hubungan diantara keduanya.
Konstitusi (constitutio) dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan
hukum bentukan pada pemerintahan negara - biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen
tertulis. Dalam kasus bentukan negara, konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas
politik dan hukum, istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional
sebagai prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentukan
struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada umumnya,
Konstitusi umumnya merujuk pada penjaminan hak kepada warga masyarakatnya. Istilah
konstitusi dapat diterapkan kepada seluruh hukum yang mendefinisikan fungsi pemerintahan
negara.

2.2 Tujuan Konstitusi


Secara garis besar konstitusi bertujuan untuk membatasi tindakan sewenang-
wenang pemerintah, menjamin hak-hak pihak yang diperintah (rakyat) dan menetapkan
pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. Sehingga pada hakekatnya tujuan konstitusi
merupakan perwujudan paham tentang konstitusionalisme yang berarti pembatasan terhadap
kekuasaan pemerintah atas pihak dan jaminan terhadap hak-hak warga Negara maupun
setiap penduduk dipihak lain.
Dalam berbagai literature hukum tata Negara maupun ilmu politik ditegaskan
bahwa fungsi konstitusi adalah sebagai dokumen nasional dan alat untuk membentuk system
politik dan hukum Negara.
Menurut Bagir Manan, hakekat dari konstitusi merupakan perwujudan paham
tentang konstitusi atau konstitusionalisme, yaitu pembatasan terhadap kekuasaan pemerintah
di satu pihak dan jaminan terhadap hak-hak warga negara maupun setiap penduduk di pihak
lain.
Sedangkan, menurut Sri Soemantri, dengan mengutip pendapat Steenbeck,
menyatakan bahwa terdapat tiga materi muatan pokok dalam konstitusi, yaitu:
1. Jaminan hak-hak manusia;
2. Susunan ketatanegaraan yang bersifat mendasar;
3. Pembagian dan pembatasan kekuasaan.
Dalam paham konstitusi demokratis dijelaskan bahwa isi konstitusi meliputi:
1. Anatomi kekuasaan (kekuasaan politik) tunduk pada hukum.
2. Jaminan dan perlindungan hak-hak asasi manusia.
3. Peradilan yang bebas dan mandiri.
4. Pertanggungjawaban kepada rakyat (akuntabilitas publik) sebagai sendi utama dari
asas kedaulatan rakyat.
Keempat cakupan isi konstitusi di atas merupakan dasar utama dari suatu
pemerintah yang konstitusional. Namun demikian, indikator suatu negara atau pemerintah
disebut demokratis tidaklah tergantung pada konstitusinya. Sekalipun konstitusinya telah
menetapkan aturan dan prinsip-prinsip diatas, jika tidak diimplementasikan dalam praktik
penyelenggaraan tata pemerintahan, ia belum bisa dikatakan sebagai negara yang
konstitusional atau menganut paham konstitusi demokrasi.
Tujuan-tujuan adanya konstitusi tersebut, secara ringkas dapat diklasifikasikan
menjadi tiga tujuan, yaitu :
1. Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan pembatasan sekaligus
pengawasan terhadap kekuasaan politik;
2. Konstitusi bertujuan untuk melepaskan control kekuasaan dari penguasa sendiri;
3. Konstitusi berjuan memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam
menjalankan kekuasaannya.

2.3 Fungsi Konstitusi


Fungsi konstitusi adalah sebagai :
1. Konstitusi berfungsi sebagai dokumen nasional (national document) yang mengandung
perjanjian luhur, berisi kesepakatan-kesepakatan tentang politik, hukum, pendidikan,
budaya, ekonomi, kesejahteraan dan aspek fundamental yang menjadi tujuan Negara.
2. Konstitusi sebagai piagam kelahiran (a birth certificate of new state).
3. Konstitusi sebagai sumber hukum tertinggi.
4. Konstitusi sebagai identitas nasional dan lambing persatuan
5. Konstitusi sebagai alat membatasi kekuasaan
6. Konstitusi sebagai pelindung HAM dan kebebasan warga Negara

2.4 Klasifikasi Konstitusi


Konstitusi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a) Konstitusi tertulis dan tidak tertulis
1) Konstitusi tertulis merupakan suatu instrument atau dokumen yang dapat dijumpai
pada sejumlah hokum dasar yang diadopsi atau dirancang oleh para penyusun
konstitusi dengan tujuan untuk memberikan ruang lingkup seluas mungkin bagi
proses undang-undang biasa untuk mengembangkan konstitusi itu sendiri dalam
aturan-aturang yang sudah disiapkan.
2) Konstitusi tidak tertulis dalam perumusannya tidak membutuhkan proses yang
panjang misalnya dalam penentuan Qourum, Amandemen, Referendum dan
konvensi. konstitusi tidak tertulis tidak berupa suatu naskah (Non- Doumentary
Constitution) dan banyak di pengaruhi oleh tradisi konvensi. Contoh konstitusi
Inggris yang hanya berupa kumpulan dokumen.
b) Konstitusi Fleksibel dan Konstitusi Rigid
Pengertian konstitusi fleksibel adalah konstitusi yang di amandemen tanpa
adanya prosedur khusus sedangkan konstitusi yang kaku adalah konstitusi yang
mensyaratkan suatu adanya prosedur khusus dalam melakukan amandemen. Dikatakan
konstitusi itu flexible apabila konstitusi itu memungkinkan adanya perubahan sewaktu-
waktu sesuai perkembangan masyarakat (contoh konstitusi Inggris dan Selandia baru).
Sedangkan Pengertian konstitusi rigid apabila konstitusi itu sulit diubah sampai kapan
pun (contoh : USA, Kanada, Indonesia dan Jepang).
Ciri-ciri konstitusi fleksibel
 Sifat elastis, artinya dapat disesuaikan dengan mudah
 Dinyatakan dan dilakukan perubahan adalah mudah seperti mengubah undang-
undang
Ciri ciri Konstitusi rigid mempunyai ciri-ciri pokok, antara lain:
 Memiliki tingkat dan derajat yang lebih tinggi dari undang-undang
 Hanya dapat diubah dengan tata cara khusus/istimewa
c) Konstitusi derajat tinggi dan komstitusi derajat tidak tinggi
1) Konstitusi derajat tinggi ialah konstitusi yang mempunyai derajat kedudukan yang
paling tinggi dalam Negara dan berada diatas peraturan perundang-undang yang lain.
2) Konstitusi tidak derajat tinggi ialah konstitusi yang tidak mempunyai kedudukan
serta derajat.
d) Konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan
1) Jika bentuk Negara itu serikat maka akan didapatkan system pembagian kekuasaan
antara pemerintah Negara serikat dengan pemerintah Negara bagian.
2) Dalam Negara kesatuan, pembagian kekuasaan tidak dijumpai karena seluruh
kekuasaannya terpusat pada pemerintah pusat sebagaimana diatur dalam konstitusi.
e) Konstitusi system pemerintahan presidensial dan konstitusi system pemerintahan
parlementer.
Ciri-ciri Konstitusi sistem pemerintahan presidensial (strong) terdapat ciri-ciri antara lain:
 Presiden memiliki kekuasaan nominal sebagai kepala negara, tetapi juga memiliki
kedudukan sebagai Kepala Pemerintahan
 Presiden dipilih langsung oleh rakyat atau dewan pemilih
 Presiden tidak termasuk pemegang kekuasaan legislatif dan tidak dapat
memerintahkan pemilihan umum.
Ciri-ciri Konstitusi sistem pemerintahan parlementer memiliki ciri-ciri (Sri Soemantri) :
 Kabinet dipimpin oleh seorang Perdana Menteri yang dibentuk berdasarkan
kekuatan yang menguasai parlemen
 Anggota kabinet sebagian atau seluruhnya dari anggota parlemen
 Presiden dengan saran atau nasihat Perdana menteri dapat membubarkan parlemen
dan memerintahkan diadakan pemilihan umum.

2.5 Sejarah Lahirnya Konstitusi


Dalam sejarahnya, Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945
sampai 16 Juni 1945 oleh Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) atau Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai dalam bahasa Jepang yang beranggotakan 21
orang, diketuai Ir.Soekarno dan Drs.Moh.Hatta sebagai wakil dengan 19 orang anggota yang
terdiri dari 11 orang wakil dari Jawa,3 orang dari Sumatra, dan masing-masing 1 wakil dari
Kalimantan, Maluku, dan Sunda kecil. BPUPKI ditetapkan berdasarkan Maklumat
Gunseikan Nomor 23 bersamaan dengan ultah Tenno Heika pada tanggal 29 April 1945.
BPUPKI menentukan tim khusus yang bertugas menyusun konstitusi bagi
Indonesia merdeka yang dikenal dengan nama UUD 1945. tokoh-tokoh perumusnya antara
lain Dr.Rajman Widiodiningrat, Ki Bagus Hadi Koesemo, Oto Iskandardinata, Pangeran
purboyo, Pangeran Soerjohamindjojo dan lain-lain.
UUD 1945 dibentuk untuk memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia di
kemudian hari. Setelah kemerdekaan diraih, kebutuhan akan sebuah konstitusi resmi
nampaknya tidak bisa ditawar-tawar lagi, dan segera harus dirumuskan sehingga lengkaplah
Indonesia menjadi sebuah Negara yang berdaulat. Pada tanggal 18 Agustus 1945 atau sehari
setelah ikrar kemerdekaan, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengadakan
sidangnya yang pertama kali dan menghasilkan beberapa keputusan sebagai berikut :
1. Menetapkan dan mengesahkan pembukaan UUD 1945 yang bahannya diambil dari
rancangan Undang – Undang yang disusun oleh panitia perumus pada tanggal 22 Juni
1945.
2. Menetapkan dan mengesahkan UUD 1945 yang bahannya hampir seluruhnya diambil
dari RUU yang disusun oleh panitia perancang UUD tanggal 16 Juni 1945.
3. Memilih ketua persiapan Kemerdekaan Indonesia Ir. Soekarno sebagai presiden dan
wakil ketua Drs. Muhammad Hatta sebagai wakil presiden.
4. Pekerjaan presiden untuk sementara waktu dibantu oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia(Komite Nasional).
Dengan terpilihnya atas dasar UUD 1945 ,maka secara formal Indonesia
sempurna menjadi sebuah Negara, sebab syarat – syarat yang lazim diperlukan oleh setiap
Negara telah ada, yaitu adanya :
1. Rakyat .
2. Wilayah.
3. Kedaulatan.
4. Pemerintahan
5. Tujuan Negara.
6. Bentuk Negara
Konstitusi sebagai satu kerangka kehidupan politik telah lama dikenal yaitu sejak
zaman yunani yang memiliki beberapa kumpulan hokum (semacam kitab hokum pada 624 –
404 SM) sehingga, sebagai Negara hokum Indonesia memiliki konstitusi yang dikenal
sebagai UUD 1945 yang telah dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16 Juli 1945 oleh badan
penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKU) yang mana tugas
pokok badan ini sebenarnya menyusun rancangan UUD. Namun dalam praktik
persidangannya berjalan berkepanjangan khususnya pada saat membahas masalah dasar
Negara.diakhir siding I BPUPKIberhasil membentuk panitia kecil yang disebut panitia
sembilang, panitia ini pada tanggal 22 juni 1945 berhasil mencapai kompromi untuk
menyetujui sebuah naskah mukhodimah UUD yang kemudian diterima dalam siding II
BPUPKI tanggal 11 Julu 1945. Setelah itu Ir. Soekarno membentuk panitia kecil pada
tanggal 16 juli 1945 yang diketuai oleh Soepomo dengan tugas menyusun rancangan UUD
dan membentuk panitia persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang beranggotakan 21
orang. Sehingga UUD atau konstitusi Negara republic Indonesia diatukan ditetapkan oleh
PPKI pada hari sabtu tanggal 18 Agustus 1945. Dengan demikian sejak itu Indonesia telah
menjadi suatu Negara modern karena telah memiliki suatu system ketatanegaraan yaitu
dalam UUD 1945.
Dalam perjalanan sejarah, konstitusi Indonesia telah mengalami beberapa kali
pergantian baik nama maupun subtansi materi yang dikandungnya, yaitu :
1) UUD 1945 yang masa berlakunya sejak 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949.
2) Konstitusi republic Indonesia serikat yang lazim dikenal dengan sebutan konstitusi
RIS (17 Desember 1949 – 17 Agustus 1950).
3) UUD 1950 (17 Agustus 1950 – 05 Juli 1959).
4) UUD 1945 yang merupakan pemberlakuan kembali konstitusi pertama Indonesia
dengan masa berlakunya sejak dekrit presiden 05 Juli 1959 – Sekarang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konstitusi (constitutio) dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan
hukum bentukan pada pemerintahan negara - biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen
tertulis. Secara garis besar konstitusi bertujuan untuk membatasi tindakan sewenang-
wenang pemerintah, menjamin hak-hak pihak yang diperintah (rakyat) dan menetapkan
pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. Sehingga pada hakekatnya tujuan konstitusi
merupakan perwujudan paham tentang konstitusionalisme yang berarti pembatasan
terhadap kekuasaan pemerintah atas pihak dan jaminan terhadap hak-hak warga Negara
maupun setiap penduduk dipihak lain.
Salah satu fungsi dari konstitusi yaitu sebagai dokumen nasional (national
document) yang mengandung perjanjian luhur, berisi kesepakatan-kesepakatan tentang
politik, hukum, pendidikan, budaya, ekonomi, kesejahteraan dan aspek fundamental yang
menjadi tujuan Negara. Konstitusi memiliki beberpa klasifikasi yaitu konstitusi tertulis
dan tidak tertulis, Konstitusi Fleksibel dan Konstitusi Rigid, Konstitusi derajat tinggi dan
komstitusi derajat tidak tinggi, Konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan, Konstitusi
system pemerintahan presidensial dan konstitusi system pemerintahan parlementer.

3.2 Saran
Pembentukan konstitusi sangatlah penuh dengan perjuangan. Perjalan pencarian
jatidiri bangsa Indonesia yang berupa sejarah perubahan-perubahan konstitusi cukup
melelahkan. Karena begitu pentingnya konstitusi, mari kita jaga bersama kekokohan
tiang- tiang Bangsa Indonesia, yaitu UUD 1945.

Anda mungkin juga menyukai