Anda di halaman 1dari 2

Windy Anizatul Maghfiroh

10411700000084

Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14, kekuasaan Majapahit berangsur-angsur


melemah. Setelah wafatnya Hayam Wuruk pada tahun 1389, Majapahit memasuki masa
kemunduran akibat konflik perebutan takhta. Pewaris Hayam Wuruk adalah putri mahkota
Kusumawardhani, yang menikahi sepupunya sendiri, pangeran Wikramawardhana. Hayam
Wuruk juga memiliki seorang putra dari selirnya Wirabhumi yang juga menuntut haknya atas
takhta.[5] Perang saudara yang disebut Perang Paregreg diperkirakan terjadi pada tahun 1405-
1406, antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana. Perang ini akhirnya dimenangi
Wikramawardhana, semetara Wirabhumi ditangkap dan kemudian dipancung. Tampaknya perang
saudara ini melemahkan kendali Majapahit atas daerah-daerah taklukannya di seberang. Pada
kurun pemerintahan Wikramawardhana, serangkaian ekspedisi laut Dinasti Ming yang dipimpin
oleh laksamana Cheng Ho, seorang jenderal muslim China, tiba di Jawa beberapa kali antara
kurun waktu 1405 sampai 1433. Sejak tahun 1430 ekspedisi Cheng Ho ini telah menciptakan
komunitas muslim China dan Arab di beberapa kota pelabuhan pantai utara Jawa, seperti di
Semarang, Demak, Tuban, dan Ampel; maka Islam pun mulai memiliki pijakan di pantai utara
Jawa. Wikramawardhana memerintah hingga tahun 1426, dan diteruskan oleh putrinya, Ratu
Suhita, yang memerintah pada tahun 1426 sampai 1447. Ia adalah putri kedua Wikramawardhana
dari seorang selir yang juga putri kedua Wirabhumi. Pada 1447, Suhita mangkat dan
pemerintahan dilanjutkan oleh Kertawijaya, adik laki-lakinya. Ia memerintah hingga tahun 1451.
Setelah Kertawijaya wafat, Bhre Pamotan menjadi raja dengan gelar Rajasawardhana dan
memerintah di Kahuripan. Ia wafat pada tahun 1453 AD. Terjadi jeda waktu tiga tahun tanpa raja
akibat krisis pewarisan takhta. Girisawardhana, putra Kertawijaya, naik takhta pada 1456. Ia
kemudian wafat pada 1466 dan digantikan oleh Singhawikramawardhana. Pada 1468 pangeran
Kertabhumi memberontak terhadap Singhawikramawardhana dan mengangkat dirinya sebagai
raja Majapahit. Ketika Majapahit didirikan, pedagang Muslim dan para penyebar agama sudah
mulai memasuki Nusantara. Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15, pengaruh Majapahit di
seluruh Nusantara mulai berkurang. Pada saat bersamaan, sebuah kerajaan perdagangan baru
yang berdasarkan Islam, yaitu Kesultanan Malaka, mulai muncul di bagian barat Nusantara.[27]
Di bagian barat kemaharajaan yang mulai runtuh ini, Majapahit tak kuasa lagi membendung
kebangkitan Kesultanan Malaka yang pada pertengahan abad ke-15 mulai menguasai Selat
Malaka dan melebarkan kekuasaannya ke Sumatera. Sementara itu beberapa jajahan dan daerah
taklukan Majapahit di daerah lainnya di Nusantara, satu per satu mulai melepaskan diri dari
kekuasaan Majapahit.Setelah mengalami kekalahan dalam perebutan kekuasaan dengan Bhre
Kertabumi, Singhawikramawardhana mengasingkan diri ke pedalaman di Daha (bekas ibu kota
Kerajaan Kediri) dan terus melanjutkan pemerintahannya di sana hingga digantikan oleh
putranya Ranawijaya pada tahun 1474. Pada 1478 Ranawijaya mengalahkan Kertabhumi dengan
memanfaatkan ketidakpuasan umat Hindu dan Budha atas kebijakan Bhre Kertabumi serta
mempersatukan kembali Majapahit menjadi satu kerajaan. Ranawijaya memerintah pada kurun
waktu 1474 hingga 1498 dengan gelar Girindrawardhana hingga ia digulingkan oleh Patih
Udara. Akibat konflik dinasti ini, Majapahit menjadi lemah dan mulai bangkitnya kekuatan
kerajaan Demak yang didirikan oleh keturunan Bhre Wirabumi di pantai utara Jawa. Waktu
berakhirnya Kemaharajaan Majapahit berkisar pada kurun waktu tahun 1478 (tahun 1400 saka,
berakhirnya abad dianggap sebagai waktu lazim pergantian dinasti dan berakhirnya suatu
pemerintahan hingga tahun 1518. Dalam tradisi Jawa ada sebuah kronogram atau candrasengkala
yang berbunyi sirna ilang kretaning bumi. Sengkala ini konon adalah tahun berakhirnya
Majapahit dan harus dibaca sebagai 0041, yaitu tahun 1400 Saka, atau 1478 Masehi. Arti
sengkala ini adalah “sirna hilanglah kemakmuran bumi”. Namun yang sebenarnya digambarkan
oleh candrasengkala tersebut adalah gugurnya Bhre Kertabumi, raja ke-11 Majapahit, oleh
Girindrawardhana. Raden Patah yang saat itu adalah adipati Demak sebetulnya berupaya
membantu ayahnya dengan mengirim bala bantuan dipimpin oleh Sunan Ngudung, tetapi
mengalami kekalahan bahkan Sunan Ngudung meninggal di tangan Raden Kusen adik Raden
Patah yang memihak Ranawijaya hingga para dewan wali menyarankan Raden Fatah untuk
meneruskan pembangunan masjid Demak. Hal ini diperkuat oleh prasasti Jiyu dan Petak,
Ranawijaya mengaku bahwa ia telah mengalahkan Kertabhumi dan memindahkan ibu kota ke
Daha (Kediri). Peristiwa ini memicu perang antara Ranawijaya dengan Kesultanan Demak,
karena penguasa Demak adalah keturunan Kertabhumi. Sebenarnya perang ini sudah mulai
mereda ketika Patih Udara melakukan kudeta ke Girindrawardhana dan mengakui kekuasan
Demak bahkan menikahi anak termuda Raden Patah, tetapi peperangan berkecamuk kembali
ketika Prabu Udara meminta bantuan Portugis. Sehingga pada tahun 1518, Demak melakukan
serangan ke Daha yang mengakhiri sejarah Majapahit dan ke Malaka. Sejumlah besar abdi
istana, seniman, pendeta, dan anggota keluarga kerajaan mengungsi ke pulau Bali. Pengungsian
ini kemungkinan besar untuk menghindari pembalasan dan hukuman dari Demak akibat selama
ini mereka mendukung Ranawijaya melawan Kertabhumi. Dengan jatuhnya Daha yang
dihancurkan oleh Demak pada tahun 1518, kekuatan kerajaan Islam pada awal abad ke-16
akhirnya mengalahkan sisa kerajaan Majapahit.[31] Demak di bawah pemerintahan Raden
(kemudian menjadi Sultan) Patah (Fatah), diakui sebagai penerus kerajaan Majapahit. Menurut
Babad Tanah Jawi dan tradisi Demak, legitimasi Raden Patah karena ia adalah putra raja
Majapahit Brawijaya V dengan seorang putri China. Catatan sejarah dari Tiongkok, Portugis
(Tome Pires), dan Italia (Pigafetta) mengindikasikan bahwa telah terjadi perpindahan kekuasaan
Majapahit dari tangan penguasa Hindu ke tangan Adipati Unus, penguasa dari Kesultanan
Demak, antara tahun 1518 dan 1521 M. Demak memastikan posisinya sebagai kekuatan regional
dan menjadi kerajaan Islam pertama yang berdiri di tanah Jawa. Saat itu setelah keruntuhan
Majapahit, sisa kerajaan Hindu yang masih bertahan di Jawa hanya tinggal kerajaan Blambangan
di ujung timur, serta Kerajaan Sunda yang beribukota di Pajajaran di bagian barat. Perlahan-
lahan Islam mulai menyebar seiring mundurnya masyarakat Hindu ke pegunungan dan ke Bali.
Beberapa kantung masyarakat Hindu Tengger hingga kini masih bertahan di pegunungan
Tengger, kawasan Bromo dan Semeru. Jadi pelajaran yang kita dapat dari sini adalah jangan
selalu mementingkan kekuasaan karena kekuasaan tidak selamanya penting tanpa adanya
pengetahuan yang luas, maka dari itu budayakan membaca agar kita selalu mempunyai
pengetahuan yang luas supaya tidak mudah diperdaya.

Anda mungkin juga menyukai

  • Abstrak
    Abstrak
    Dokumen1 halaman
    Abstrak
    Windy Anizatul M
    Belum ada peringkat
  • BAB 3 Gravimetri
    BAB 3 Gravimetri
    Dokumen3 halaman
    BAB 3 Gravimetri
    Windy Anizatul M
    Belum ada peringkat
  • Bab 4 - (1)
    Bab 4 - (1)
    Dokumen4 halaman
    Bab 4 - (1)
    Windy Anizatul M
    Belum ada peringkat
  • Ion Kromatografi
    Ion Kromatografi
    Dokumen7 halaman
    Ion Kromatografi
    Windy Anizatul M
    Belum ada peringkat
  • Pertimbangkan Penguapan Cairan A Ke Dalam Kolom
    Pertimbangkan Penguapan Cairan A Ke Dalam Kolom
    Dokumen1 halaman
    Pertimbangkan Penguapan Cairan A Ke Dalam Kolom
    Windy Anizatul M
    Belum ada peringkat
  • Larutan
    Larutan
    Dokumen2 halaman
    Larutan
    Windy Anizatul M
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Windy Anizatul M
    Belum ada peringkat
  • Iodi
    Iodi
    Dokumen3 halaman
    Iodi
    Windy Anizatul M
    Belum ada peringkat
  • Sulfat
    Sulfat
    Dokumen10 halaman
    Sulfat
    Windy Anizatul M
    Belum ada peringkat
  • 07 - Makalah Pada Prosiding Seminar Tempe Otik
    07 - Makalah Pada Prosiding Seminar Tempe Otik
    Dokumen15 halaman
    07 - Makalah Pada Prosiding Seminar Tempe Otik
    Meissy
    Belum ada peringkat
  • Prosedur
    Prosedur
    Dokumen5 halaman
    Prosedur
    Windy Anizatul M
    Belum ada peringkat
  • PH Meter
    PH Meter
    Dokumen1 halaman
    PH Meter
    Windy Anizatul M
    Belum ada peringkat
  • Bab V - (2)
    Bab V - (2)
    Dokumen1 halaman
    Bab V - (2)
    Windy Anizatul M
    Belum ada peringkat
  • Dokumen MP Youtube
    Dokumen MP Youtube
    Dokumen2 halaman
    Dokumen MP Youtube
    Windy Anizatul M
    Belum ada peringkat
  • Besi
    Besi
    Dokumen1 halaman
    Besi
    Windy Anizatul M
    Belum ada peringkat
  • Bkpmpengendalianproses
    Bkpmpengendalianproses
    Dokumen30 halaman
    Bkpmpengendalianproses
    Windy Anizatul M
    Belum ada peringkat
  • Cover TB Fenol
    Cover TB Fenol
    Dokumen2 halaman
    Cover TB Fenol
    Windy Anizatul M
    Belum ada peringkat
  • Bab II Ls
    Bab II Ls
    Dokumen7 halaman
    Bab II Ls
    Windy Anizatul M
    Belum ada peringkat
  • Narasi Poster
    Narasi Poster
    Dokumen1 halaman
    Narasi Poster
    Windy Anizatul M
    Belum ada peringkat
  • Essay Refleksi Diri
    Essay Refleksi Diri
    Dokumen2 halaman
    Essay Refleksi Diri
    Windy Anizatul M
    Belum ada peringkat
  • Buku Pedoman Kerja Mahasiswa Pengendalian Proses
    Buku Pedoman Kerja Mahasiswa Pengendalian Proses
    Dokumen15 halaman
    Buku Pedoman Kerja Mahasiswa Pengendalian Proses
    Siti Ambar Khalis
    Belum ada peringkat
  • BAB 3 Revisi
    BAB 3 Revisi
    Dokumen5 halaman
    BAB 3 Revisi
    Windy Anizatul M
    Belum ada peringkat
  • Bab I LS
    Bab I LS
    Dokumen1 halaman
    Bab I LS
    Windy Anizatul M
    Belum ada peringkat
  • Narasi Poster
    Narasi Poster
    Dokumen1 halaman
    Narasi Poster
    Windy Anizatul M
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Windy Anizatul M
    Belum ada peringkat
  • PH Meter
    PH Meter
    Dokumen1 halaman
    PH Meter
    Windy Anizatul M
    Belum ada peringkat
  • Keti Kan
    Keti Kan
    Dokumen1 halaman
    Keti Kan
    Windy Anizatul M
    Belum ada peringkat
  • Larutan Buffer Praktikum 2014
    Larutan Buffer Praktikum 2014
    Dokumen3 halaman
    Larutan Buffer Praktikum 2014
    Zaham Akbar Fals
    Belum ada peringkat
  • Besi
    Besi
    Dokumen1 halaman
    Besi
    Windy Anizatul M
    Belum ada peringkat