“Demikianlah dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Di zaman Nabi Saw musholla adalah lapangan yang khusus
Allah, Maka Sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati”. (QS. hanya untuk sholat Iedul Fitri dan Iedul Adha. Begitu perhatian
Al Hajj 32). Nabi saw. kepada syiar dan dakwah Islam hingga beliau Saw.
memerintahkan seluruh kaum muslimin, tua muda, pria dan
Allahu Akbar..Allahu Akbar.. Laa Ilaha Illallahu Wallahu wanita agar hadir mengikuti sholat atau bahkan sekedar
Akbar..Allahu Akbar Walillahilhamd.. mendengarkan khutbah.Bahkan wanita yang sedang haid pun
diperintahkan untuk hadir di lapangan. Yang tidak punya jilbab
Kaum muslimin rahimakumullah, agar dipinjami untuk bisa hadir. Beliau Saw memerintahkan agar
umat Islam mengambil jalan berbeda antara datang ke tempat
Kurban adalah peribadatan yang diunggulkan pada hari raya Idul sholat dengan pulangnya seraya mengumandangkan takbir.
Adha. Idul Adha sendiri maknanya adalah, kembali berkurban, Bahkan kalimat takbir, tahlil, dan tahmid itu diminta terus
dikumandangkan selama empat hari sampai akhir hari tasyriq Arafah : Tiada Tuhan selain Allah yang satu yang tiada sekutu
tanggal 13 Dzulhijjah. Demikian juga menyembelih kurban bagi-Nya. Dialah yang punya segala kekuasaan dan segala puji,
dengan mengucapkan “Bismillahi Allahu Akbar!” dan memakan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Kami kembali,
dagingnya bersama keluarga dan sahabat serta membagikan bertaubat, beribadah, bersujud, dan memuji Tuhan kami. Maha
kepada fakir miskin pada tanggal 10, 11, 12, dan 13 Dzulhijjah benar Allah dengan janji-Nya, Dia pasti menolong hamba-Nya,.
adalah syi’ar dan kegembiraan untuk mengagungkan asma Allah Dia mengalahkan pasukan Ahzab/Sekutu sendirian (Sahih
yang sangat bernilai bagi persatuan dan kesatuan umat serta Bukhari Juz 3 / 7).
da’wah Islam.
Konsentrasi umat dalam jumlah besar dengan keyakinan dan
Allahu Akbar..Allahu Akbar.. Laa Ilaha Illallahu Wallahu sikap hidup yang sama, yakni umat yang bertauhid, merupakan
Akbar..Allahu Akbar Walillahilhamd.. kekuatan umat (people power) yang luar biasa.
Kaum muslimin rahimakumullah, Oleh karena itu, sepulang kembali ke tanah air, alangkah
bagusnya bila para jamaah haji tetap dalam satu kesatuan
Tiga Pelajaran Penting dalam Momentum Haji tauhid, tidak berpecah-belah ke dalam golongan masing-
masing. Sudah saatnya para jamaah haji ikut berjuang
Pelajaran yang bisa kita ambil dalam momentum ibadah ibadah mengusung kepemimpinan umat islam menuju terwujudnya
haji, Idul Adha, dan kurban adalah sebagai berikut: NKRI. Dengan NKRI yang Islami presiden akan tampil sebagai
panutan rakyat bertaqwa. Dengan rakyat bertaqwa Negara jadi
Pertama, umat Islam adalah umat yang dibangun di atas kalimat berkah. Allah Swt akan membuka keberkahan bagi umat dan
tauhid Lailahaillallah Muhammad Rasulullah. Kalimat Talbiyah bangsa Indonesia ini sebagaimana firman-Nya:
adalah kalimat deklarasi para jamaah haji bahwa mereka
memenuhi panggilan Allah SWT ke tanah suci untuk memuji,
mengagungkan, dan mentauhidkan-Nya. Kalimat talbiyah :
(Kupenuhi panggilan-Mu ya Allah, Kupenuhi panggilan-Mu,
kupenuhi panggilan-Mu tiada sekutu bagi-Mu, kupenuhi “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
panggilan-Mu, sesungguhnya segala puji, segala nikmat, dan bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka
segala kekuasaan adalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu) berkah dari langit dan bumi, ...(QS. Al A’raf 96)
Demikian juga dzikir yang dibaca para jamaah haji pada hari Allahu Akbar..Allahu Akbar.. Laa Ilaha Illallahu Wallahu
Akbar..Allahu Akbar Walillahilhamd..
Kedua, seluruh syi’ar dalam haji, idul adha, dan kurban adalah bagi dakwah dan jihad umat Islam hingga menaklukkan Rumawi
syi’ar dakwah. Apabila benar-benar dibesarkan atas dasar dan Persia di masa Khalifah Umar bin Al Khaththab (15H).
ketaqwaan (QS. Al Hajj 32) niscaya akan memperkokoh
bangunan umat Islam dan membesarkan wibawa Islam dan Allahu Akbar..Allahu Akbar.. Laa Ilaha Illallahu Wallahu
kaum muslimin. Akbar..Allahu Akbar Walillahilhamd..
Sayang, kebesaran haji ini belum di-engineering oleh Raja Arab Ketiga, para jamaah haji adalah asset umat. Para jamaah haji
Saudi dan para pemimpin muslim di 50-an negara untuk punya istitha’ah menuju Mekkah adalah orang-orang mampu.
menjadi bahan dakwah dan syi’ar umat Islam sedunia. Padahal Untuk regular mereka harus merogoh kocek sekitar Rp 50 juta
teknologi sangat memungkinkan. Mestinya para penguasa dan dan Haji Khusus sekitar Rp.100 juta per orang. Mereka
muslim memerintahkan stasiun-stasiun TV dan radio membuat adalah asset umat yang perlu diberdayakan untuk izzul Islam wal
siaran langsung terus-menerus untuk membesarkan syiarnya, muslimin!
agar lebih besar dari Idul Fitri, bahkan lebih besar dari syiar
agama dan ideologi apapun di dunia ini. Kekuatan haji dan syi’arnya ini akan punya efek luar biasa
manakala seluruh pemerintah dunia Islam mendesign
Mestinya sejak tanggal 1 Dzulhijjah sampai puncaknya pada pelaksanaan ibadah haji di Mekkah sesuai dengan hikmah
tanggal 10 Dzulhijjah dimana umat sedunia melaksanakan sholat disyariatkannya haji, yakni agar para jamaah haji mendapati
Idul Adha dan menyembelih hewan Qurban dan dilanjutkan manfaat diniyah dan duniawiyah dari pertemuan internasional
dengan hari tasyriq selama 3 hari dimana umat Islam makan umat Islam itu (QS. Al Hajj 28).
daging bersama fakir miskin dijadikan momentum yang sangat
besar untuk disiarkan ke seluruh dunia. Persatuan dan kesatuan Imam Fakhrurazie (dalam As Shabuniy, Shafwatut Tafaasiir)
umat Islam serta kedermawanan para jamaah haji dan kaum mengatakan bahwa manfaat diniyah dan duniawiyah ini khas
muslimin yang berkurban akan menjadi buah bibir dunia. Dunia hanya ada dalam ibadah haji, tidak ada dalam ibadah-ibadah
akan tahu kebesaran Islam serta kesetiaan umat Islam kepada lainnya. Disinilah letak kekuatan ibadah haji (the power of haji).
system hidup Islam.
Dengan ibadah haji, umat Islam berta’aruf, saling kenal satu
Di masa baginda Rasulullah saw. syi’ar kekuatan dan dakwah sama lain dan saling tukar informasi serta menjalin hubungan
umat terus dibesarkan. Ini dapat dilihat pada beberapa dagang. Arena haji bisa menjadi arena expo dan pertemuan
momentum seperti aktivitas umrah yang urung dengan adanya bisnis internasional bahkan bisa dibentuk organisasi Masyarakat
perjanjian Hudaibiyah (6H), umratul qadla (7H), pembebasan Ekonomi Islam (MEI) untuk membebaskan dunia Islam dari jerat
kota Mekkah (8H), dan haji wada’ (10H) yang menjadi modal utang ribawi IMF, World Bank, maupun kekuatan ekonomi dan
keuangan dunia lainnya. Dengan kekuatan ekonomi eksklusif
dunia Islam, umat Islam bisa leluasa membantu saudara-
saudaranya yang masih miskin dan terbelakang seperti di Afrika
dan Bangladesh; dan juga yang yang masih terjajah dan
tertindas seperti di Palestina, Suriah, Irak, Afghanistan, Kasmir,
Rohingya, Thailand dan Philipina.