85
ATAVISME,
Vol.
17,
No.
1,
Edisi
Juni
2014:85—93
86
Cerita
Humor
Pak
Andir
(Rohim)
Sesuai
dengan
latar
belakang
terse-‐ dalam
rekonstruksi
cerita.
Pada
tingkat
but,
masalah
yang
menjadi
fokus
peneli-‐ kedua,
pembaca
mengadakan
refleksi,
tian
ini
adalah
makna
cerita
humor
”Pak
yaitu
membuat
makna
teks
yang
semula
Andir”
yang
berasal
dari
Bengkulu
Sela-‐ bersifat
asing
menjadi
miliknya
sendiri,
tan
(Muna).
Tujuan
penelitian
ini
adalah
dengan
cara
merefleksikan
dunia
teks
mengungkap
dan
mendeskripsikan
mak-‐ yang
telah
dibuka
itu.
Melalui
refleksi
ini,
na
cerita
”Pak
Andir”
dalam
masyarakat
transformasi
yang
merupakan
tujuan
Bengkulu
Selatan.
utama
penafsiran
terjadi,
sebagaimana
diungkap
Ricoeur
(1976:74)
bahwa
‘her-‐
TEORI
meneutics
is
the
very
deciphering
of
life
in
Untuk
memaknai
cerita
”Pak
Andir”
pe-‐ the
miror
of
the
text’.
nulis
menggunakan
pembacaan
herme-‐ Keilmiahan
pemahaman
teks
secara
neutika.
Dalam
telaah
ini,
cerita
”Pak
naif
(verstehen)
belum
teruji
sehingga
Andir”
dilihat
sebagai
teks
bukan
cipta-‐ perlu
pemahaman
kritis
atau
penjelasan
an.
Pemahaman
terhadap
susastra
se-‐ (erklaren).
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
perti
yang
diungkap
Haniah
(2007:14)
penafsiran
harus
bergerak
dari
semantik
didasarkan
pada
prinsip
monosemi
teks
ke
semiotik
atau
dari
parole
ke
langue
yang
menekankan
pentingnya
intensi
atau
dari
fenomena
ke
sistem
yang
me-‐
pengarang,
bukan
polisemi
teks
yang
ngaturnya.
Scholes
(1974:15)
memberi
menonjolkan
perspektif
pembaca.
Susas-‐ pemahaman
semacam
ini
sebagai
“a
sen-‐
tra
sebagai
teks
berarti
otonom
dari
pe-‐ se
of
the
literary
system
into
which
it
fits”.
ngarangnya
dan
dari
zamannya,
dengan
Pada
tahap
ini,
pemahaman
diru-‐
tujuan
memberikan
hak
kepada
pemba-‐ muskan
dalam
suatu
model
generatif
na-‐
ca
untuk
memahami
sendiri
bacaannya.
rasi
yang
di
dalamnya
termuat
gramati-‐
Pembaca
harus
fokus
kepada
teks
bukan
ka
narasi
dan
semantik.
Model
yang
di-‐
kepada
pengarang.
Hal
ini
penting
kare-‐ bangun
oleh
Greimas
tersebut
dinama-‐
na
pesan
teks
yang
ingin
dipahaminya
kan
model
aktan
yang
berupa
tiga
hu-‐
itu
berasal
dari
pencerita
(narator)
bu-‐ bungan
oposisi
biner
yang
seluruhnya
kan
dari
pengarang.
Bahkan,
secara
eks-‐ terdiri
atas
enam
aktan
(peran):
subjek,
trim
Roland
Barthes
(dalam
Culler,
objek,
pengirim,
penerima,
penolong,
1981:39)
menyebut
bahwa
dalam
meng-‐ dan
penentang.
Ketiga
hubungan
itu
me-‐
analisis
karya
sastra
tidak
perlu
melihat
nguraikan
hubungan
tiga
pola
dasar
pengarangnya.
Pengarang
dianggap
su-‐ yang
berulang
dalam
semua
narasi,
yai-‐
dah
mati
dan
pembaca
bertindak
sebagai
tu:
1)
kehendak,
hasrat,
atau
tujuan
ob-‐
pusatnya
karena
pembacalah
yang
mem-‐ jek/subjek,
2)
komunikasi
(pengirim/
beri
makna
pada
karya
sastra.
penerima),
dan
3)
tindakan
(penolong/
Telaah
tersebut
ditopang
oleh
teori
penentang).
Selanjutnya,
Greimas
mene-‐
kritis
yang
sedang
populer
sekarang
ini,
rapkan
hukum
transformasi
yang
dise-‐
yaitu
hermeneutika.
Teori
ini
menem-‐ but
model
fungsional,
yaitu
tiga
tahap
patkan
pembaca
sebagai
penafsir.
Penaf-‐ perkembangan:
kecakapan,
utama,
dan
siran
oleh
pembaca
terjadi
melalui
dua
gemilang.
tingkat,
yaitu
tingkat
rekonstruksi
yang
Model
aktan
yang
bersifat
akronis
bersifat
objektif
dan
tingkat
refleksi
yang
dan
model
fungsional
yang
bersifat
dia-‐
bersifat
subjektif.
Pada
tingkat
pertama,
kronis
tersebut
adalah
abstraksi
lakuan
pembaca
membuka
dunia
teks
melalui
tokoh
(parole),
yang
oleh
Roman
dialektika
pemahaman
teks
secara
naif/
Jakobson
disebut
literariness
atau
langue
semantik
(verstehen)
dan
penjelasan
of
literature.
Oleh
sebab
itu,
subjek
ilmu
teks
secara
kritis/semiotik
(erklaren)
susastra
bukanlah
susastra
(literature)
87
ATAVISME,
Vol.
17,
No.
1,
Edisi
Juni
2014:85—93
88
Cerita
Humor
Pak
Andir
(Rohim)
menipu
istri
timbul
dalam
pikiran
Pak
rindang.
Dalam
episode
kedua
ini,
pem-‐
Andir
karena
kesusahan
hidup.
baca
dapat
menjumpai
sosok
Pak
Andir
Dalam
hal
motif,
cerita
”Pak
Andir”
sebagai
pembohong
terhadap
dirinya
tidak
ada
yang
berkenaan
dengan
buda-‐ sendiri
dan
istrinya.
Sikapnya
ini
menun-‐
ya
Melayu
asli.
Hampir
setiap
episode
jukkan
watak
yang
saling
berlawanan:
pada
cerita
ini
sesungguhnya
dapat
dite-‐ bertanggung
jawab
dan
berdusta.
Ia
mukan
dalam
cerita
sejenis
di
berbagai
ingin
bertanggung
jawab
sebagai
se-‐
daerah
di
Nusantara,
misalnya
tradisi
orang
suami,
tetapi
tanggung
jawab
itu
bercocok
tanam.
Tradisi
ini
memang
se-‐ dibangun
di
atas
kebohongan.
jalan
dengan
tradisi
masyarakat
Bengku-‐ Episode
ketiga
menceritakan
masa
lu
Selatan
saat
ini
sebagai
peladang
dan
penantian
istri
Pak
Andir
untuk
mema-‐
petani.
Kalau
dirunut
jalannya
cerita
ini
nen
hasil
tanaman
kacang
yang
bibitnya
dalam
sebuah
episode,
semuanya
berki-‐ ia
masak
dengan
campuran
gula
merah.
sah
tentang
bercocok
tanam.
Episode
Ketika
hari
yang
dijanjikan
suami
pun
ti-‐
yang
pertama
adalah
Pak
Andir
bermak-‐ ba,
mereka
berangkat
ke
ladang
dengan
sud
menanam
kacang
walaupun
ia
tidak
penuh
semangat.
Sepanjang
perjalanan
mempunyai
lahan.
Sebagai
seorang
sua-‐ terpancar
rona
kebahagiaan
istri
Pak
mi,
Pak
Andir
adalah
pemimpin.
Kepe-‐ Andir.
Perasaan
yang
campur
baur,
sete-‐
mimpinannya
pada
episode
ini
ditunjuk-‐ ngah
percaya
dan
tidak.
Namun
kenyata-‐
kan
oleh
ketegasannya
kepada
istri.
Ia
annya,
ia
pergi
bersama
suaminya
ke
la-‐
ingin
menunjukkan
kepada
istri
bahwa
dang
untuk
memanen
kacang
yang
su-‐
perintah
suami
harus
dituruti.
Sementa-‐ dah
dinanti
selama
tiga
bulan
lebih.
Te-‐
ra
itu,
sang
istri
memahami
betul
bahwa
pat
di
suatu
ladang
kacang
yang
sudah
mengerjakan
apa
yang
diperintahkan
su-‐ siap
panen,
istri
Pak
Andir
dengan
se-‐
ami
adalah
tindakan
mulia.
Walaupun
mangat
mencabuti
tanaman
kacang.
sempat
ragu
akan
perintah
suami,
istri
Akan
tetapi,
dari
kejauhan
terdengar
menuruti
perintah
atas
dasar
pengab-‐ orang
berteriak
‘maliiiiiiiiing!’.
Dengan
dian
dalam
kemuliaan.
Sikap
Pak
Andir
sigap
Pak
Andir
mengajak
lari
istrinya
dalam
episode
ini
jelas
menunjukkan
ke-‐ menghindari
teriakan
itu.
Tiba
di
ladang
sewenangannya
terhadap
istri.
Ia
mera-‐ kacang
berikutnya,
Pak
Andir
berkata,
sa
pintar
sehingga
menjadi
arogan,
bah-‐ “Kita
salah
masuk
kebun,
kebun
kita
kan
terhadap
istrinya.
yang
ini.”
Seperti
kejadian
pertama,
saat
Dalam
episode
kedua
cerita
ini,
Pak
istri
Pak
Andir
dengan
semangat
menca-‐
Andir
terlihat
percaya
diri
karena
segala
buti
tanaman
kacang,
tiba-‐tiba
terdengar
instruksinya
dijalankan
dengan
baik
oleh
kembali
teriakan
orang
‘maliiiiiiiiing!’.
istrinya.
Ia
pergi
ke
ladang
dengan
mem-‐ Untuk
kali
kedua,
mereka
pun
lari
terbi-‐
bawa
bibit
kacang
yang
telah
dimasak.
rit-‐birit
hingga
sampai
di
kebun
kacang
Ladang
yang
hendak
dituju
Pak
Andir
ketiga.
hanyalah
khayalan
saja
karena
ia
tidak
Kejadian
seperti
ini
berlanjut
terus
mempunyai
sebidang
lahan
pun
untuk
sampai
empat
kali.
Empat
kebun
kacang
ditanami
kacang.
Kepergiannya
ke
la-‐ mereka
masuki.
Pada
ladang
keempat
dang
semata
untuk
memuaskan
rasa
ini,
Pak
Andir
mengaku
kepada
istrinya
lapar
dengan
menikmati
lezatnya
ma-‐ bahwa
ia
tidak
mempunyai
ladang
ka-‐
sakan
istri.
Tujuannya
pun
terlaksana
cang.
Bibit
yang
dahulu
hendak
ditanam
dengan
mulus.
Setelah
berjalan
jauh,
ia
dimakan
di
tengah
jalan.
Pak
Andir
me-‐
merasa
lelah
dan
lapar
sehingga
bibit
ka-‐ nyalahkan
tindakan
istrinya
yang
mema-‐
cang
masakan
istri
dijadikan
hidangan
sak
bibit
kacang
dengan
campuran
gula
yang
memuaskan
di
bawah
pohon
yang
merah.
Istri
Pak
Andir
kaget
dan
marah
89
ATAVISME,
Vol.
17,
No.
1,
Edisi
Juni
2014:85—93
90
Cerita
Humor
Pak
Andir
(Rohim)
Penjelasan
Lakuan
Pak
Andir
dengan
generatif
narasi
Greimas
yang
terdiri
Model
Generatif
Narasi
atas
model
aktan
pada
bagan
1
dan
mo-‐
Pemahaman
lakuan
Pak
Andir
dapat
di-‐ del
fungsional
pada
bagan
2.
jelaskan
dengan
semiotika
model
Bagan
1
Model
Aktan
Lakuan
Pak
Andir
Komunikasi
Pengirim
Objek
Penerima
Ingin
menanam
kacang
di
ladang
Membeli
bibit
Pak
Andir
kehendak
Pembantu
Subjek
Penentang
Istri
Pak
Andir
Pak
Andir
Istri
dan
pemilik
ladang
Lakuan
Tokoh
Bagan
2
Model
Fungsional
Lakuan
Pak
Andir
Transformasi
Situasi
Awal
Situasi
Akhir
Kecakapan
Utama
Gemilang
Hasrat
suami
Suami
berbo-‐ Istri
mengira
bi-‐ Waktu
untuk
Kebohongan
su-‐
dan
istri
mena-‐ hong
dengan
bit
kacang
be-‐ memanen
po-‐ ami
terbongkar
nam
bibit
ka-‐ berpura-‐pura
nar-‐benar
dita-‐ hon
kacang
di-‐ setelah
musim
cang
tanah,
istri
berpamit
pada
nam
suami
di
la-‐ janjikan
suami
panen
tiba.
Tiga
disuruh
untuk
istri
pergi
ke
la-‐ dang
sehingga
ke
istri
adalah
ladang
yang
di-‐
memasaknya
dang,
lalu
pulang
rasa
bahagia
tiga
bulan
se-‐ panen
istri
ada-‐
dicampur
gula
berkata
telah
muncul
karena
telah
kacang
di-‐ lah
milik
orang
merah
kemudi-‐ menanam
bibit
pengabdiannya
tanam.
Penan-‐ lain.
Sementara
an
suami
pergi
kacang
di
ladang.
kepada
suami
ti-‐ tian
yang
penuh
suami
tidak
me-‐
ke
ladang
tetapi
dak
sia-‐sia.
harapan
untuk
ngakui
kesalah-‐
tidak
sampai,
di
menikmati
ma-‐ annya,
ia
menya-‐
tengah
jalan
bi-‐ sa
panen.
lahkan
istri
kare-‐
bit
kacang
di-‐ na
bibit
yang
ia
makannya.
suruh
tanam
di-‐
masak
dan
di-‐
campur
gula
me-‐
rah.
Refleksi
yang
perlu
mendapat
tanggapan
serius
Perilaku
istri
Pak
Andir
menjadi
pokok
dalam
cerita
ini.
Berdasarkan
wawanca-‐
permasalahan
dan
kunci
pembahasan
ra
dengan
beberapa
tokoh
masyarakat
91
ATAVISME,
Vol.
17,
No.
1,
Edisi
Juni
2014:85—93
Bengkulu
Selatan,
diketahui
bahwa
pan-‐ sebenarnya
ditolak
oleh
hati
kecilnya
un-‐
dangan
masyarakat
awam
di
daerah
ter-‐ tuk
menggoreng
bibit
kacang
tanah
yang
pencil
wilayah
ini
khususnya
dan
di
Su-‐ hendak
ditanam.
Akan
tetapi,
akal
sehat
matra
umumnya,
seorang
istri
diwajib-‐ istri
dikalahkan
oleh
rasa
pengabdian-‐
kan
taat,
sopan,
dan
berbakti
kepada
su-‐ nya
kepada
suami
yang
bodoh.
Sampai
ami.
Pengabdian
seorang
istri
kepada
su-‐ kapan
pun
bibit
kacang
tidak
akan
tum-‐
ami
adalah
paradigma
positif
warga
se-‐ buh
karena
telah
dimasak
dengan
cam-‐
bagai
manifestasi
perilaku
ajaran
Islam
puran
gula
merah.
dalam
masalah
munakahat.
Pengabdian
Dengan
demikian,
dapat
disimpul-‐
istri
dalam
ajaran
Islam
adalah
mutlak
kan
bahwa
tema
cerita
rakyat
ini
adalah
bernilai
ibadah
selama
suami
mengajak
istri
korban
suami
(laki-‐laki/tradisi
pa-‐
ke
jalan
kebenaran.
Jika
suami
mengan-‐ triarkat).
Keangkuhan
suami
dalam
me-‐
jurkan
perilaku
sesat
dan
tidak
logis,
istri
megang
nilai-‐nilai
patriarkat
memosisi-‐
berkewajiban
mengingatkannya.
Dalam
kan
istri
(perempuan)
sebagai
manusia
tradisi
Melayu,
lingkup
kerja
istri
berbe-‐ yang
tergantung
hidupnya
pada
laki-‐laki,
da
dengan
suami
dan
diistilahkan
secara
seperti
pandangan
masyarakat
Jawa
ter-‐
halus
sebagai
”orang
dapur”.
hadap
wanita,
suwarga
nunut
neraka
ka-‐
Paradigma
istri
sebagai
”orang
da-‐ tut
’surga
ikut
neraka
terbawa’.
Panda-‐
pur”
terjadi
pula
di
daerah
lain,
salah
sa-‐ ngan
ini
menunjukkan
bahwa
seorang
tunya
di
Jawa.
Bahkan
Magnis-‐Suseno
istri
dapat
hidup
senang
(surga)
karena
(1986)
dalam
salah
satu
artikelnya
anta-‐ menumpang
pada
kebahagiaan
suami
ra
lain
menyebut
bahwa
menjadi
se-‐ dan
jika
suami
sengsara
(neraka)
istri
orang
istri
adalah
satu-‐satunya
keduduk-‐ secara
otomatis
akan
ikut
sengsara.
Pa-‐
an
yang
paling
terhormat
sehingga
men-‐ ndangan
ini
membuat
wanita
tidak
be-‐
jadi
idaman
setiap
gadis.
Untuk
tujuan
rani
menjadi
diri
sendiri.
Bila
dilihat
dari
itu,
bekal
mereka
tidaklah
sulit,
cukup
perspektif
lainnya
tentu
tema
ini
kurang
dengan
memperhatikan
pekerjaan-‐pe-‐ begitu
kuat
karena
akhir
cerita
menun-‐
kerjaan
yang
disukai
pria
pada
wanita,
jukkan
bahwa
istri
Pak
Andir
menggugat
yaitu
macak
(berhias),
masak
(mema-‐ perintah
suaminya
setelah
mereka
ber-‐
sak),
dan
manak
(beranak).
Dengan
kata
dua
‘terkepung’
di
ladang
yang
keempat.
lain,
para
istri
hanya
dipersiapkan
untuk
mengabdi
kepada
suami
dengan
setia
Evaluasi
karena
kesetiaan
adalah
nilai
tertinggi
Cerita
rakyat
”Pak
Andir”
merupakan
sa-‐
dalam
budaya
Jawa.
Oleh
karena
itu,
ti-‐ lah
satu
contoh
karya
sastra
daerah
yang
dak
heran
ada
pepatah
Jawa
yang
berta-‐ berkisah
tentang
kebodohan
manusia
lian
dengan
sikap
tersebut,
yaitu
suwar-‐ dalam
menjalani
proses
interaksi
sosial-‐
ga
nunut
neraka
katut.
Bahkan,
idealnya
nya.
Motif
semacam
ini
sudah
sangat
la-‐
mereka
pun
harus
tetap
setia
kepada
su-‐ zim
muncul
dalam
cerita
rakyat
lucu
di
ami
yang
telah
meninggal.
daerah
Sumatra,
seperti
”Pak
Belalang,”
Cerita
rakyat
”Pak
Andir”
dari
Beng-‐ dan
”Pak
Kadok”.
Tujuan
penutur
meng-‐
kulu
Selatan
yang
bertema
kesetiaan
angkat
tema
jenaka
seperti
ini
salah
sa-‐
seorang
istri
kepada
suami
yang
dungu
tunya
sebagai
bahan
hiburan
yang
sa-‐
ini
mungkin
melukiskan
obsesi
seorang
ngat
baik
dan
mulia
bagi
masyarakat.
Di
istri
untuk
menunjukkan
diri
sebagai
is-‐ balik
cerita
jenaka
yang
menghibur
itu
tri
setia
dengan
cara
mengidentifikasi-‐ terdapat
amanat
yang
harus
dijadikan
kan
dirinya
dengan
tokoh
wanita
Jawa.
pelajaran
dalam
kehidupan
sehari-‐hari.
Dalam
cerita
itu,
istri
Pak
Andir
memilih
Amanat
utama
cerita
rakyat
”Pak
Andir”
mengikuti
kehendak
suami
yang
ini
adalah
anjuran
memperlakukan
istri
92
Cerita
Humor
Pak
Andir
(Rohim)
secara
baik
dan
istri
harus
kritis
jika
su-‐ keputusan.
Kedudukan
suami
dan
istri
ami
keliru
sehingga
ketergantungan
istri
sebagai
individu
hakikatnya
sama
menu-‐
kepada
suami
akan
berubah
menjadi
si-‐ rut
agama
dan
hukum,
tidak
ada
lagi
per-‐
kap
saling
melengkapi.
bedaan
jenis
kelamin.
Saat
ini
istri
tidak
lagi
dikekang
oleh
alasan
’kodrat
dasar
Relevansi
istri
yang
hanya
mengurusi
masalah
ru-‐
Dilihat
dari
temanya,
cerita
ini
masih
re-‐ mah
tangga’.
Suami
dan
istri
diibaratkan
levan
dengan
situasi
sekarang,
saat
seperti
meja
dan
kursi,
masing-‐masing
orang
mulai
mendewakan
kekuasaan,
mempunyai
fungsi
berbeda
sehingga
ti-‐
yang
diwakili
sifat
tanpa
kompromi
dan
dak
dikatakan
lagi
yang
satu
lebih
baik
cenderung
menghalalkan
segala
cara
un-‐ dari
yang
lainnya,
keduanya
saling
me-‐
tuk
mencapai
tujuan
pribadinya
milik
lengkapi.
pak
Andir.
Ada
celah
sedikit
untuk
me-‐
ngelabui
bawahan,
yang
diwakili
sifat
is-‐
tri,
ia
berbuat
semena-‐mena
tanpa
mem-‐ DAFTAR
PUSTAKA
pertimbangkan
akal
sehat
dan
kemasla-‐
hatan
bersama.
Aturan
dan
kaidah
baku,
Ali,
Lukman.
(Ed.)
1997.
Kamus
Besar
yang
diwakili
bibit
kacang
tanah,
diting-‐ Bahasa
Indonesia.
Jakarta:
Balai
Pus-‐
galkan
bahkan
kalau
perlu
dilanggar
jika
taka
berhubungan
dengan
‘mengenyangkan’
Chambert-‐Loir,
Henri.
2009.
Hikayat
perut.
Karakter
tokoh
dan
kejadian
lain
Nakhoda
Asik
dan
Hikayat
Merpati
dalam
cerita
ini
perlu
disikapi
dengan
Mas
dan
Merpati
Perak.
Jakarta:
arif
dan
bijaksana
oleh
semua
kalangan,
Masup
baik
individu
atau
kelompok
masyara-‐ Culler,
Jonathan.
1981.
The
Persuit
of
kat.
Istri
bukan
sebagai
sapi
perahan
dan
Signs:
Semiotics,
Literature,
Decon-‐
pemuas
suami
demi
mencapai
obsesi
se-‐ struction.
New
York:
Cornel
Univer-‐
pihak.
Sebaliknya,
kesetiaan
seorang
istri
sity
Press.
harus
didasari
sikap
rasional
dan
kritis
Danandjaja,
James.
1972.
Laporan
Team
sehingga
kesetiaannya
tidak
mengor-‐ Pengumpul
Cerita
Prosa
Rakyat
In-‐
bankan
diri
sendiri.
donesia,
Fakultas
Sastra,
Universitas
Indonesia
SIMPULAN
Haniah.
2007.
Dari
Rekonstruksi
ke
Re-‐
Selain
di
Bengkulu,
cerita
humor
seperti
fleksi.
Jakarta:
Pusat
Bahasa
”Pak
Andir”
juga
ditemukan
di
daerah
Magnis-‐Suseno,
Franz.
1986.
Etika
Jawa:
Sumatra
Barat
dengan
nama
dan
karak-‐ sebuah
Analisa
Falsafi
tentang
Kebi-‐
ter
tokoh
hampir
sama.
Cerita-‐cerita
hu-‐ jaksanaan
Hidup
Jawa.
Jakarta:
Gra-‐
mor
ini
seperti
diungkap
pada
pemba-‐ media.
hasan,
hadir
sebagai
bahan
bacaan
dan
Ricoeur,
Paul.
1976.
Interpretation
Theo-‐
dengaran
hiburan
masyarakat
sekitar
ry
and
Surplus
Meaning.
Fort
untuk
meningkatkan
minat
baca
dan
Worth:
Texas
University
Press.
minat
dengar
terhadap
sastra,
khusus-‐ Scholes,
Robert.
1974.
Strukturalism
in
nya
cerita
rakyat.
Walaupun
cerita
rak-‐ Literature:
An
Introduction.
New
yat
ini
rekaan,
nilai-‐nilai
yang
terkan-‐ Heaven:Yale
University
Press.
dung
di
dalamnya
banyak
memberikan
Thomson,
Stith.
1955.
Motif-‐Indeks
of
pelajaran
berharga
sebagai
muatan
lo-‐ Folklore
Literature.
Kopenhagen
kal,
salah
satunya
mengutamakan
ke-‐ Wellek,
Rene
dan
Austin
Warren.
1973.
pentingan
atau
kemaslahatan
bersama
Teori
Kesusastraan.
Terjemahan
dan
rasional
dalam
mengambil
Melani
Budianta.
Jakarta:
Gramedia.
93