Anda di halaman 1dari 20

ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK: FISIK DAN

PSIKOMOTORIK
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Perkembanagan Peserta Didik
Yang dibimbing oleh Dra. Ella Faridati Zen, M.Pd.

Disusun oleh:
KELOMPOK 1
Bagus Priyambudi (160341606047)
Lailatul Safitri (160341606065)
Racy Rizky Abdillah (160341606056)
Yanang Surya Putra H. (160341606061)
Offering A/S1 Pendidikan Biologi

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta
hidayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Aspek-Aspek
Perkembangan Peserta Didik: Fisik dan Psikomotorik” dengan baik dan tepat waktu.
Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pembimbing,
penuntun serta panutan menuju ke jalan yang benar. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas matakuliah Perkembangan Peserta Didik.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan selesai tanpa
dorongan, bimbingan serta masukan dari berbagai pihak, maka dari itu pada kesempatan kali
ini kami mengucapkan terimakasih kepada Dra. Ella Faridati Zen, M.Pd. selaku dosen
pengampu matakuliah Perkembangan Peserta Didik yang telah membimbing kami dalam
penyusunan makalah ini, kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan materil,
moral dan spiritual, seluruh teman seperjuangan Pendidikan Biologi Offering A angkatan
2016 yang ikut memberi saran maupun masukan dalam penyempurnaan makalah ini.

Dalam penyususnan makalah ini,kami menyadari masih banyak kekurangan dan


kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Disamping itu kami berharap agar hasil dari tugas ini nantinya
dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya kalangan pendidik.

Malang, 11 Februari 2018

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya untuk membantu perkembangan peserta didik
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga siswa dapat hidup secara layak
dalam kehidupannya. Sesuai dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 1 disebutkan, pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Di dalam pendidikan tentu ada
interaksi antara pendidik dan peserta didik serta terjadi proses belajar. Belajar merupakan
proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah
seluruh fisik dan mental, yang meliputi seluruh mental adalah salah satunya aspek
psikomotorik. Sebagai seorang pendidik tentu harus mengenali karakteristik dari calon
peserta didiknya. Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan adalah aspek
perkembangan peserta didik dalam hal fisik maupun psikomotoriknya.
Aspek fisik yaituaspek yang dapat dilihat secara langsung, yang merupakan faktor
biologis individu yang merujuk pada faktor genetik yang diturunkan oleh kedua orang
tuanya. Potensi genetik inilah yang akan berinteraksi dengan lingkungan sehingga
membentuk individu tersebut tumbuh dan berkembang.Ranah Psikomotor Ranah ini
meliputi kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota badan serta
kompetensi yang berkaitan dengan gerak fisik (motorik) yang terdiri dari gerakan refleks,
keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, ketepatan, keterampilan kompleks,
serta ekspresif dan interperatif.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana aspek perkembangan fisik dan psikomotorik pesesta didik ditingkat
Taman Kanak-kanak (TK)?
2. Bagaimana aspek perkembangan fisik dan psikomotorik pesesta didik ditingkat
Sekolah Dasar (SD)?
3. Bagaimana aspek perkembangan fisik dan psikomotorik pesesta didik ditingkat
Sekolah Menengah Pertama (SMP)?
4. Bagaimana aspek perkembangan fisik dan psikomotorik pesesta didik ditingkat
Sekolah Menengah Atas (SMA)?

1.3 Tujuan
1 Untuk mengetahui aspek perkembangan fisik dan psikomotorik pesesta didik ditingkat
Taman Kanak-kanak (TK).
2 Untuk mengetahui aspek perkembangan fisik dan psikomotorik pesesta didik ditingkat
Sekolah Dasar (SD).
3 Untuk mengetahui aspek perkembangan fisik dan psikomotorik pesesta didik ditingkat
Sekolah Menengah Pertama (SMP).
4 Untuk mengetahui aspek perkembangan fisik dan psikomotorik pesesta didik ditingkat
Sekolah Menengah Atas (SMA).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Perkembangan Fisik dan Psikomotorik Peserta Didik


Fisik merupakan suatu sistem organ yang kompleks dan sangat mengagumkan.
Perkembangan fisik merupakan hal yang mendasar bagi kemajuan perkembagan berikutnya.
Ketika fisik berkembang dengan baik memungkinkan anak untuk dapat lebih
mengembangkan ketrampilan fisiknya, dan ekplorasi lingkungannya dengan tanpa bantuan
orang lain. Kuhlen dan Thompson (Hurlock, 1956) mengemukakan bahwa perkembangan
fisik individu meliputi empat aspek, yaitu:
1. Sistem syaraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi
2. Otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motoric
3. Kalenjar endokrin yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru seperti
pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan, yang
sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis.
4. Struktur fisik atau tubuh yang meliputi berat, tinggi, dan proporsi
Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar
psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami
sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-
kecenderungan berperilaku). Ranah psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas fisik,
misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya (Yusuf Dkk, 2012).
2.1.1 Perkembangan Peserta Didik Anak Usia TK
Pada usia tiga tahun proporsi tubuh anak akan berubah secara dramatis, dilihat dari
tinggi nya rata-rata anak mempunyai tinggi sekitar 80-90 cm dan beratnya sekitar 10-13
kg. Adapun pada usia lima tahun tinggi anak mencapai 100-110 cm, dan pertumbuhan
otak pada usia ini sudah mencapai 75% dari orang dewasa, sedangkan pada umur enam
tahun mencapai 90% (Yeterian & Pandya, 1988).
Aspek otak dalam perkembangan fisik ini yang sangat berperan aktif dalam
kehidupan adalah otak (brain). Otak dapat dikatakan sebagai pusat atau sentral
perkembangan dan fungsi kemanusiaan. Pada anak usia 3-6 tahun atau biasa disebut
dengan masa pertengahan dan akhir anak-anak merupakan periode pertumbuhan fisik
yang sangat lambat, dan relatif seragam sampai mulai terjadi perubahan dan pertumbuhan
fisik yang lambat dan relatif seragam sampai mulai terjadi perubahan-perubahan pubertas
kira-kira 2 tahun menjelang anak menjadi matang secara seksual, pada masa ini sering
juga disebut sebagai “periode tenang” sebelum pertumbuhan yang cepat menjelang
remaja. Meskipun merupakan “masa tenang” tetapi hal itu tidak berarti bahwa pada masa
ini terjadi proses pertumbuhan fisik yang brarti. Berikut ini akan dijelaskan beberapa
aspek dari pertumbuhan fisik yang terjadi selama periode akhir anak-anak diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Keadaan Berat Dan Tinggi Badan
Pada anak usia ini pertumbuhan badan bagian atas berkembang lebih lambat dari
pada bagian bawah. Anggota-anggota badan reatif masih pendek, kepala dan perut
relatif masih besar. Selama masa akhir anak-anak, tinggi bertambah sekitar 10 %
setiap tahun. Pada usia anak 6 tahun rata-rata mempunyai tinggi 46 inci dengan berat
22,5 kg. (Mussen, Conger & Kagen, 1969)
Jadi, pada masa ini peningkatan berat badan lebih dari pada panjang badannya.
Peningkatan berat badan anak selama ini terjadi terutama karena bertambahnya
ukuran sistem rangka dan otot serta ukuran beberapa organ tubuh. Pada saat yang
sama, kekuatan otot-otot secara berangangsur-angsur bertambah dan gemuk bayi
berkurang. Pertumbuhan kekuatan otot ini adalah karena faktor keturunan dan latihan
(olahraga). Karena perbedaan jumlah sel pada umumnya anak laki-laki lebih kuatt
dari pada seorang perempuan.
2. Perkembangan Motorik
Selama masa pertengahan dan akhir anak-anak ini perkembangan motoriknya
menjadi lebih baik lebih halus, dan lebih terorganisasi dibandingkan anak yang
seumuran kita. Elizabeth Hurlock (1956) mencatat beberapa alasan tentang fungsi
perkembangan motorik bagi konstelasi perkembangan individu, yaitu:
a. Melalui ketrampilan motorik anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh
perasaan senang
b. Anak dapat beranjak dari kondisi “helplessness” (tidak berdaya) pada bulan-
bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang “independence” (bebas,
tidak bergantung).
c. Kondisi ini akan menunjang perkembangan “self confidence” (rasa percaya diri).
d. Anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah (school
adjustment).
e. Perkembangan motori normal memungkinkan anak dapat bergaul dengan teman
sebayanya, sedangkan yang tidak normal akan meghambat anak untuk dapat
bergaul dngan teman sebayanya.
f. Perkembangan ini sangat penting bagi perkembangan “self-concept” atau
kpribadian anak.

3. Perkembangan Otak
Pertumbuhan otak selama masa awal masa anak-anak disebabkan oleh
pertambahan jumlah dan ukuran urat saraf yang berujung di dalam dan di antara
daerah-daerah otak. Ujung-ujung urat saraf itu terus tumbuh setidak-tidaknya hingga
masa remaja. Beebrapa pertumbuhan ukuran otak juga disebabkan oleh pertambahan
myelination, yaitu proses dimana sel-sel urat saraf ditutup dan disekat dengan suatu
lapisan sel-sel lemak. Proses ini berdampak terhadap peningkatan kecepatan informasi
yang berjalan melalui sistem urat saraf. Beberapa ahli psikologi perkembangan
percaya bahwa myelination adalah penting dalam pematanagn sejumlah kemampuan
anak.
Perkembangan Fisik Peserta Didik Usia TK
1. Pertumbuhan dan Ciri-Ciri Fisik
 Pada usia 3 tahun
a. Pertumbuhan terus berjalan, walaupun lebih lambat selama dua tahun pertama.
b. Tinggi badan meningkat 5-7,6 cm per tahun, rata-rata tinggi badan 38 samai
96,5/101,6 cm, hampir dua kali lipat tinggi badan bayi.
c. Berat badan bertambah 1,4-2,3 per tahun. Rata-rata berat badan 13,6-17,2 kg
d. Kecepatan denyut nadi rata-rata 90-100 kali per menit
e. Kaki tumbuh lebih cepat daripada lengan, menjadikan anak pada usia ini
terlihat tinggi dan kurus.
f. Leher semakin panjang karena lemak bayi menghilang
g. Postur tubuh semakin tegak, perut tidak lagi menonjol
h. Suhu tubuh rata-rata 35,5-37,40C
i. Lingkar dada dan kepala sama, ukuran kepala lebih proporsional untuk tubuh
 Pada usia 4 tahun
a. Berat badan bertambah kira-kira 1,8-2,3 kg per tahun, rata-rata berat badannya
14,5-18,2 kg
b. Bertambah tinggi badannya 5-6,4 cm per tahun, kurang lebih tingginya 101,6-
114 cm
c. Membutuhkan kira-kira 1700 kalori
d. Ketajaman penglihatannya 20/30 seperti diukur dari mata Snellen
 Pada usia 5 tahun
a. Bertambahnya berat badan sekitar 1,8-2,3 kg per tahun, bberat badannya rata-
rata 1,3-20,5 kg
b. Bertambah tingginya 5,1-6,4 cm per tahun tingginya rata-rata 106,7-116,8 cm
c. Mulai tanggal gigi susunya
d. Proporsi tubuh stabil sseperti pada orang dewasa
e. Penelusuran penglihatan dan penglihatan teropong sudah berkembang dengan
baik
 Pada usia 6 tahun
a. Pertumbuhan berjalan lambat tapi stabil
b. Tinggi badan meningkat 5-7,5 cm setiap tahun, anak perempuan rata-rata
tingginya 105-115 cm, sedangkan laki-laki rata-rata tingginya 110-117,5 cm
c. Berat badan bertambah 2,3-3,2 kg, anak perempuan kurang lebih beratnya
19,1-22,3 kg, sedangkan anak laki-laki rata-rata 17,3-21,4 kg
d. Tubuh tampak tinggi ramping karena tulang panjang pada tangan dan kaki
mulai pada fase tumbuh pesat
e. Tanggal gigi "bayi" (gigi susu), gigi permanen mulai keluar, dimulai dengan
dua gigi depan atas, anak perempuan cenderung untuk tanggal gigi nya lebih
awal daripada anak laki-laki
f. Kemampuan untuk hanya bisa melihat debgan jelas pada jarak jauh tidak
janggal, hal ini sering disebabkan oleh perkembangan (bentuk) bola mata yang
belum matang
4. Perkembangan Motorik
 Pada usia 3 Tahun
a. Naik turun tangga dengan kaki kiri dan kanan secara bergantian, mendarat
dengan dua kaki, bisa melompat dari undakan yang tinggi ke rendah.
b. Berdiri seimbang dengan satu kaki dalam jangka waktu yang pendek
c. Menendang bola besar
d. Mengayuh sepeda kecil beroda tiga dan beroda besar
e. Membalik halaman buku satu per satu
f. Senang menyusun bangunan dengan menggunakan balok
g. Senang bermain dengan lempung, meghaluskan, menggulung, memipihkan
h. Mencuci tangan dengan mengeringkannya, menggosok gigi sendiri, tetapi
tidak tuntas
i. Bisa mengendalikan buang air kecil hampir setiap waktu pada tahap ini
 Pada usia 4 tahun
a. Berjalan pada garis yang lurus
b. Melompat pada satu kaki
c. Menaiki tangga, memanjat pohon
d. Melempar bola dengan ayunan keatas, dengan jangkauan dan ketepatan yang
semakin baik
e. Membangun menara dengan sepuluh balok atau lebih
f. Meniru menggambar bentuk dan menulis beberapa huruf
 Pada usia 5 tahun
a. Berjalan mundur, melangkah dari tumit ke jari kaki
b. Berjalan naik turun tangga tanpa dibantu, dengan kaki melangkah saling
bergantian
c. Menggunting garis (tidak sempurna)
d. Menyentuh jari kaki tanpa menekuk lututnya
e. Menggambar atau menulis berbagai bentuk huruf dan bentuk
 Pada usia 6 tahun
a. Kekuatan ototnya bertambah, biasanya anak laki-laki lebihk kuat daripada
anak perempuan
b. Pengendalian ketrampilan motorik halus dan kasar semakin baik, gerakannya
semakin tepat dan sesuai tujuan, walaupun masih ada beberapa kecerobohan
c. Mempunyai kegiatan fisik yang banyak membutuhkan energi
d. Menggambar dengan mejiplak tangan atau benda lain
e. Terus bergerak walaupun pada saat mencoba duduk diam
f. ketangkasan koordinasi mata-tangannya meningkat seiring fungsi motorik
yang semakin baik, yang memfasilitasi belajar naik sepeda (tanpa roda
tambahan)
g. Menyukai membuat karya seni, suka mengecat, membentuk sesuatu dengan
menggunakan lempung, menggambar dan mewarnai, dan berkreasi
menggunakan kayu
Perkembangan fisik anak tidak lepas dari asupan makanan yang bergizi, sehingga
tiap tahapan perkembangan fisik anak tidak terganggu dan berjalan sesuai dengan umur
yang ada. Berkembanganya kemampuan fisik dan motorik di masa anak usia dini
berdampak pada pembentukan citra diri anak, penyesuaian emosional, dan bagaimana cara
mereka nyaman dirumah serta dengan teman-temannya. Serta kemajuan anak yang tepat
pada kemampuan motorik halus dan kasar mengembangkan sistem tindakan yang lebih
kompleks.

2.1.2 Perkembangan Peserta Didik Usia SD (Sekolah Dasar)


Anak SD merupakan anak dengan katagori banyak mengalami perubahan yang
sangat drastis baik mental maupun fisik. Usia anak SD yang berkisar antara 6 – 12 tahun
(Husdarta, 2000).
1. Perkembangan Fisik Anak Sekolah Dasar
Perkembangan fisik siswa SD mencakup pertumbuhan biologis misalnya pertumbuhan
otak, otot dan tulang. Pada usia 10 tahun baik laki‐laki maupun perempuan tinggi dan
berat badannya bertambah kurang lebih 3,5 kg. Namun setelah usia remaja yaitu 12 ‐13
tahun anak perempuan berkembang lebih cepat dari pada laki‐laki, (Sumantri dkk,2005).
1) Usia masuk kelas satu SD atau MI berada dalam periode peralihan dari pertumbuhan
cepat masa anak anak awal ke suatu fase perkembangan yang lebih lambat. Ukuran
tubuh anak relatif kecil perubahannya selama tahun tahun di SD.
2) Usia 9 tahun tinggi dan berat badan anak laki‐laki dan perempuan kurang lebih sama.
Sebelum usia 9 tahun anak perempuan relatif sedikit lebih pendek dan lebih langsing
dari anak laki‐laki.
3) Akhir kelas empat, pada umumnya anak perempuan mulai mengalami masa lonjakan
pertumbuhan. Lengan dan kaki mulai tumbuh cepat.
4) Pada akhir kelas lima, umumnya anak perempuan lebih tinggi, lebih berat dan lebih
kuat daripada anak laki‐laki. Anak laki‐laki memulai lonjakan pertumbuhan pada usia
sekitar 11 tahun.
5) Menjelang awal kelas enam, kebanyakan anak perempuan mendekati puncak tertinggi
pertumbuhan mereka. Periode pubertas yang ditandai dengan menstruasi umumnya
dimulai pada usia 12‐13 tahun. Anak laki‐laki memasuki masa pubertas dengan
ejakulasi yang terjadi antara usia 13‐16 tahun.
6) Perkembangan fisik selama remaja dimulai dari masa pubertas. Pada masa ini terjadi
perubahan fisiologis yang mengubah manusia yang belum mampu bereproduksi
menjadi mampu bereproduksi. Hampir setiap organ atau sistem tubuh dipengaruhi
oleh perubahan perubahan ini. Anak pubertas awal (prepubertas) dan remaja pubertas
akhir (postpubertas) berbeda dalam tampakan luar karena perubahan perubahan dalam
tinggi proporsi badan serta perkembangan ciri‐ciri seks primer dan sekunder.
Meskipun urutan kejadian pubertas itu umumnya sama untuk tiap orang, waktu
terjadinya dan kecepatan berlangsungnya kejadian itu bervariasi. Rata‐rata anak
perempuan memulai perubahan pubertas 1,5 hingga 2 tahun lebih cepat dari anak
laki‐laki. Kecepatan perubahan itu juga bervariasi, ada yang perlu waktu 1,5 hingga 2
tahun untuk mencapai kematangan reproduksi, tetapi ada yang memerlukan waktu 6
tahun. Dengan adanya perbedaan‐perbedaan ini ada anak yang telah matang sebelum anak
yang sama usianya mulai mengalami pubertas .
2. Karakteristik Perkembangan Psikomotorik Peserta Didik Sekolah Dasar (SD)
Keterampilan psikomotorik berkembang sejalan dengan pertumbuhan ukuran tubuh,
kemampuan fisik, dan perubahan fisiologi (Sumantri dkk,2005). Pada masa anak
perkembangan keterampilan dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori:
1) Keterampilan menolong diri sendiri; Anak dapat makan, mandi, berpakain sendiri dan
lebih lebih mandiri.
2) Keterampilan menolong orang lain; Keterampilan berkaitan dengan orang lain, seperti
membersihkan tempat tidur, membersihkan debu dan menyapu.
3) Keterampilan sekolah; mengembangkan berbagai keterampilan yang diperlukan untuk
menulis, menggambar, melukis, menari, bernyanyi, dll.
4) Keterampilan bermain; anak belajar keterampilan seperti melemper dan menangkap
bola, naik sepeda, dan berenang.

2.1.3 Perkembangan Peserta Didik Usia SMP (Sekolah Menengah Pertama)


Ketika anak memasuki usia SMP, sebenarnya ia telah memiliki kemampuan
motorik dasar, baik motorik kasar maupun motorik halus sebagai modal utama dalam
mengikuti berbagai aktivitas di sekolah. Pada usia ini kekuatan otot anak akan berlipat
ganda seiring dengan semakin banyaknya jumlah sel otot baru yang terbentuk. Pada
anak laki-laki, sel-sel otot baru yang dibentuk jumlahnya lebih banyak daripada anak
perempuan, sehingga tidak heran kalau anak laki-laki biasanya lebih kuat dibandingkan
dengan anak perempuan.
Perkembangan kekuatan otot tersebut kemudian diimbangi dengan perkembangan
dalam mengoordinasi gerakan antara otot yang satu dengan otot yang lain. Oleh karena
itu, keterampilan motorik halus yang telah dimilikinya akan terus meningkat dan lebih
spesifik. Pada masa ini aktivitas fisik sederhana yang meliputi lari jarak pendek,
melompat, dan melempar benda-benda sesukanya, sudah tidak menarik lagi.
Sebaliknya, mereka membutuhkan jenis aktivitas yang kompleks dan menantang.
Dengan semakin berkembangnya sistem saraf, sehingga penyampaian rangsangan
dari simpul-simpul sarafnya berlangsung lebih cepat, maka anak semakin terampil
dalam mengoordinasi otot-otot tangan dan kakinya. Namun, pada anak laki-laki
kekuatan otot-ototnya jauh lebih berkembang dibandingkan keterampilan
mengoordinasi gerakan seluruh anggota tubuhnya. Berbeda halnya dengan anak
perempuan, di mana keterampilan dan keselarasan dalam gerak tubuh, terutama jari-jari
tangannya, mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan kekuatan otot.
Dengan koordinasi gerak tangan yang kian terampil, kemampuan menulis mereka
cukup baik. Ukuran dan bentuk huruf-huruf yang dibuatnya semakin mendekati tulisan
orang dewasa. Berkat perkembangan motorik halus anak yang semakin baik, maka pada
usia 10-12 tahun ia dapat menulis sederet kata-kata dengan rapi, tidak naik turun
sebagaimana pada masa-masa sebelumnya. Keterampilan menggambarnya juga
semakin meningkat, sehingga bentuk hasil gambarnya pun semakin jelas. Untuk
memwarnai gambarnya, anak-anak usia 10-14 tahun ini tidak lagi menggunakan
krayon, tetapi ia lebih mengggunakan pensil warna (Hastuti, 2008).
Sementara itu, perkembangan motorik kasarnya pun terus berlanjut. Pada usia 10
tahun anak sudah mampu berlari sejauh 6,2 meter dalam waktu 5,5 detik, berlari
dengan kecepatan 4,5 m/detik, melompat sejauh 1,3 meter, melempar bola sejauh 9
meter, dan menangkap bola yang dilempar ke arahnya dari jarak tertentu. Pada usia 11
tahun, lompatannya sudah mencapai 1,5 meter dan pada usia 12 tahun kecepatan
larinya mencapai 6,2 meter dalam waktu 4 detik, dua kali lebih cepat dibandingkan
ketika ia masih berusia 6 tahun (Sugandhi, 2011).
Kekuatan otot, ukuran otot, koordinasi gerakan otot, serta ketepatan waktu
dimulainya proses perkembangan, merupakan faktor-faktor yang menentukan seberapa
tinggi tingkat perkembangan motorik anak. Anak yang memasuki usia ini pada usia
yang tepat, biasanya akan memiliki kaki yang panjang serta otot-otot tubuh yang kuat.
Semua itu akan memungkinkan anak untuk meningkatkan berbagai kemampuan
dirinya, hingga akhir usia 12 tahun.
Benyamin Bloom menyatakan bahwa rentang penguasaan motorik ditunjukkan
oleh gerakan yang kaku sampai dengan gerakan yang luwes. Dave (1990) dalam Berk
(2007) mengembangkan teori Bloom ini dengan mengklasifikasikan domain motorik ke
dalam lima kategori, mulai dari tingkat yang paling rendah sampai tingkat yang paling
tinggi.Teori Dave inilah yang digunakan pijakan dalam pembelajaran untuk
meningkatkan perkembangan psikomotorik pada anak. Uraian berikut ini merupakan
kelima tingkat perkembangan Dave, yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk
stimulasi-stimulasi psikomotorik anak di dalam pembelajaran.
1. Immitation (peniruan)
Immitation (peniruan) adalah ketermapilan untuk menentukan suatu gerakan
yang telah dilatih sebelumnya. Latihan ini bisa dilakukan dengan cara mendengar
kan atau memperlihatkan. Dengan demikian, kemampuan ini merupakan
representasi ulang apa yang dilihat dan didengar oleh anak. Oleh karena itu,
peningkatan motorik pada tahap ini bisa dilakukan dengan memeragakan gerakan,
atau sekedar mempertontonkan film, misalnya. Stimulasi yang bisa diberikan untuk
mencapai kemampuan gerak motorik pada tahap ini dengan menirukan gerak
binatang, suara burung, atau gerakan-gerakan yang lain.
2. Manipulation (penggunaan konsep)
Manipulation (penggunaan konsep) adalah kemampuan untuk menggunakan
konsep dalam melakukan kegiatan. Kemampuan ini juga sering disebut sebagai
kemampuan manipulasi. Sebab, pada tahap ini perkembangan anak selalu mengikuti
arahan, penampakan-penampakan gerakan, dan menetapkan suatu keterampilan
gerak tertentu berdasarkan latihan. Stimulasi yang bisa diberikan untuk mencapai
kemampuan gerak pada tahap ini adalah dengan melatih keterampilan tertentu pada
anak, seperti menggunakan sendok makan, gunting, gergaji, atau gerakan lompat,
loncat, skipping, dan lain sebagainya.
3. Presition (ketelitian)
Presition (ketelitian) adalah kemampuan yang berkaitan dengan gerak yang
mengindikasikan tingkat ketelitian tertentu. Kemampuan gerak ini sebenarnya
hampir sama dengan gerak pada tahap manipulasi. Hanya saja, pada tahap ini telah
mencapai tingkat kontrol yang lebih tinggi, sehingga kesalahannya dapat
dieliminasi. Stimulasi yang dapat diberikan untuk menunjang tercapainya gerak
pada tahap ini adalah dengan melatih mengendarai sepeda roda tiga, berjalan
mundur, menyamping, dan zig-zag, melempar bola, menangkap, menendang, dan
lain sebagainya.
4. Articulation (perangkaian)
Articulation (perangkaian) adalah kemampuan untuk melakukan serangkaian
gerakan secara kombinatif dan berkesinambungan. Kemampuan ini membutuhkan
koordinasi antar organ tubuh, saraf, dan mata secara cermat. Kemampuan ini dapat
ditingkatkan dengan mengurutkan serangkaian gerak secara berkesinambungan,
konsisten, ajeg, dan luwes. Stimulasi yang bisa diberikan untuk mencapai
kemampuan gerak motorik pada tahap ini adalah menggambar, mengetik, menulis,
dan lain sebagainya.
5. Naturalization (kewajaran/kealamiahan)
Naturalization (kewajaran/kealamiahan) adalah kemampuan untuk melakukan
gerak secara wajar atau luwes. Untuk dapat melakukan gerak motorik pada tahap ini
diperlukan koordinasi tingkat tinggi antara saraf, pikiran, mata, tangan, dan anggota
badan yang lain. Oleh karena itu, gerak pada tahap ini sering kali menguras tenaga dan
pikiran. Simulasi yang bisa diberikan untuk mencapai kemampuan gerak motorik pada
tahap ini adalah mendemonstrasikan dan memeragakan gerak akrobat (jungkir balik),
pantomim, tampil bergaya, dan lain sebagainya. Khsusu gerak motorik pada tahap ini,
anak tidak serta merta langsung bisa mempraktikkannya, melainkan harus diulang-
ulang hingga mencapai tahap kelenturan dan keluwesan gerak yang sempurna.
Dengan memberikan berbagai stimulasi secara bertahap sebagaimana
dikemukakan Dave di atas, diharapkan anak mampu mencapai tingkat perkembangan
motorik yang sempurna, sehingga kesempurnaan capaian gerak ini dapat menunjang
tingkat kejeniusannya.

2.1.4 Perkembangan Peserta Didik Usia SMA (Sekolah Menengah Atas)


Perkembangan Fisik dan Psikomotorik Peserta Didik SMA
Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa
ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa
yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan sosial.
Menurut Mappiare dalam Ali & Asrori (2004) “Masa remaja berlangsung antara umur
12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun
bagi pria” Hal ini berarti remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju ke
usia dewasa, perkembangan masa remaja itu sendiri berbeda antara laki-laki dan
perempuan, dikarenakan perempuan mengalami perkembangan biologis (bentuk
fisik/tubuh) dan psikologis (pemikiran/kematangan emosi) cenderung lebih cepat dari
laki-laki.
Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia mempunyai kebutuhan-
kebutuhan. Selama di SMA, seluruh aspek perkembangan manusia yaitu psikomotor,
kognitif, dan afektif mengalami perubahan yang luar biasa. Siswa SMA mengalami
masa remaja, satu periode perkembangan sebagai transisi dari masa anak-anak menuju
masa dewasa.
Ada perubahan-perubahan yang bersifat universal pada masa remaja, yaitu
meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan
psikis, perubahan tubuh, perubahan minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok
sosial tertentu untuk dimainkannya yang kemudian menimbulkan masalah, berubahnya
minat, perilaku, dan nilai-nilai, bersikap mendua (ambivalen) terhadap perubahan.
Perubahan-perubahan tersebut akhirnya berdampak pada perkembangan fisik, kognitif,
afektif, dan juga psikomotorik mereka.
Perkembangan Aspek Fisik
Dahlan (2000) menyatakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi 4 aspek
yaitu (1) sistem syaraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan
emosi; (2) oto-otot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan
motorik; (3) kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku
baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu
kegiatan, yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis; dan (4) struktur fisik atau
tubuh, yang meliputi tinggi, berat, dan proporsi.
Karakteristik perkembangan fisik masa remaja:
1. Perkembangan anatomis; adanya perubahan kuantitatif pada struktur tulang, indeks
tinggi dan berat badan, proporsi tinggi kepala dengan tinggi garis keajegan badan
secara secara keseluruhan.
2. Perkembangan fisiologis; ditandai dengan adanya perubahan secara kualitatif,
kuantitaif dan fungsional dari sistem kerja biologis, seperti konstraksi otot-otot,
peredaran darah dan pernafasan, persyarafan, sekresi kelenjar dan pencernaan. Laju
perkembangan berjalan secara berirama, pada masa bayi dan kanak-kanak perubahan
fisik sangat pesat, pada usia sekolah menjadi lambat, mulai masa remaja terjadi amat
mencolok. Kemudian, pada permulaan masa remaja akhir bagi wanita dan penghujung
masa remaja akhir bagi pria, laju perkembangan menurun sangat lambat bahkan
menjadi mapan.
Menurut Muss yang dikutip oleh Sarlito Wirawan (Sarlito, 1991), urutan perubahan-
perubahan fisik adaah sebagai berikut:
Pada anak perempuan:
1) Pertumbuhan tulang- tulang (badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi
panjang).
2) Pertumbuhan payudara.
3) Tumbuh bulu halus di kemaluan.
4) Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum setiap tahunnya.
5) Menstruasi atau haid.
6) Tumbuh bulu-bulu ketiak.
Pada anak laki-laki:
1) Pertumbuhan tulang-tulang.
2) Testis membesar.
3) Tumbuh bulu kemaluan yang halus
4) Awal perubahan suara
5) Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap tahunnya.
6) Tumbuh rambut-rambut halus di wajah
7) Tumbuh bulu ketiak.
8) Akhir perubahan suara.
9) Rambut-rambut diwajah bertambah tebal dan gelap.
10) Tumbuh bulu di dada.
Bagi anak-anak usia sekolah dan remaja, pertumbuhan dan perkembangan fisik
yang optimal adalah sangat penting, sebab pertumbuhan / perkembangan fisik anak
secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi perilakunya sehari-hari. Secara
langsung, pertumbuhan fisik akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak.
Sedangkan secara tidak langsung, pertumbuhan/perkembangan fisik akan mempengaruhi
cara anak memandang dirinya sendiri dan orang lain.
Perkembangan Aspek Psikomotori
Wuest dan Lombardo (Arma Abdullah dan Agusmanaji. 1994) menyatakan bahwa
perkembangan aspek psikomotor seusia siswa SMA ditandai dengan perubahan jasmani
dan fisiologis secara luar biasa. Salah satu perubahan luar biasa tersebut adalah
pertumbuhan tinggi badan dan berat badan. Pada usia 15-17 tahun atau lebih cepat dan
lebih lambat dari itu, siswa mengalami pertumbuhan cepat. Tulang rangka mengalami
perubahan semakin keras. Bagian tubuh mengalami pertumbuhan dan pematangan pada
kecepatan yang berbeda, sehingga proporsi antaranggota tubuh kelihatan tidak
sempurna. Kondisi ini menyebabkan remaja mengeluh bahwa tubuhnya terlalu gemuk,
sehingga terkadang menjadi kendala partisipasinya dalam aktivitas jasmani.
Keterampilan psikomotorik berkembang sejalan dengan pertumbuhan ukuran tubuh,
kemampuan fisik, dan perubahan fisiologi. Pada masa ini, laki-laki mengalami
perkembangan psikomotorik yang lebih pesat dibanding perempuan. Kemampuan
psikomotorik laki laki cenderung terus meningkat dalm hal kekuatan, kelincahan, dan
daya tahan. Secara umum, perkembangan psikomotorik pada perempuan terhenti setelah
mengalami menstruasi. Oleh karna itu, kemampuan psikomotorik laki-laki lebih tinggi
dari pada perempuan.
a. Karakteristik Perkembangan Psikomotorik pada Masa Dewasa
Pada usia dewasa keterampilan dalam hal tertentu masih dapat ditingkatkan. Puncak
dari perkembangan psikomotorik terjadi pada masa ini. Latihan merupakan hal penentu
dalam perkembangan psikomotorik. Melalui latihan yang teratur dan terprogram,
keterampilan yang maksimal akan dapat ditingkatkan dan dipertahankan. Karakteristik
perkembagan psikomotorik ditandai dengan peningkatan keterampilan dalam bidang
tertentu. Semua sistem gerak dan koordinasi dapat berjalan dengan baik.
b. Implikasi Perkembangan Fisik dan Psikomotorik dalam Pendidikan
Pemahaman terhadap pekembangan fisik dan psikomotorik dapat memberikan
manfaat yang besar dalam pendidikan. Implikasinya terhadap pendidikan berkaitan erat
dengan perencanaan pendidikan. Pemahaman terhadap perkembangan ini, berguna untuk
para pendidik dalam menyusun materi pendidikian yang sesuai dengan perkembangan
peserta didiknya. Dengan begitu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang
lebih efektif dan efisien dapat berjalan dengan tepat.

2.2 Implikasi Perkembangan Fisik dan Psikomotorik dalam Pendidikan


Pemahaman terhadap pekembangan fisik dan psikomotorik dapat memberikan
manfaat yang besar dalam pendidikan. Implikasinya terhadap pendidikan berkaitan erat
dengan perencanaan pendidikan. Pemahaman terhadap perkembangan ini, berguna untuk
para pendidik dalam menyusun materi pendidikian yang sesuai dengan perkembangan
peserta didiknya. Dengan begitu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang
lebih efektif dan efisien dapat berjalan dengan tepat (Syaiful, 2013). Terdapat beberapa hal
penting yang perlu diketahui guru berkenaan dengan pembelajaran psikomotorik;
1) Perkembangan psikomotorik anak, sebagian berlangsung secara beraturan, dan
sebagian di antaranya tidak beraturan.
2) Di dalam tugas suatu kelompok akan menunjukkan variasi kemampuan dasar
psikomotorik.
3) Struktur ragawi dan sistem syaraf individu membantu menentukkan taraf penampilan
psikomotorik.
4) Melalui aktivitas bermain dan aktivitas informal lainnya para siswa akan memperoleh
kemampuan mengontrol gerakannya secara lebih baik.
5) Seirama dengan kematangan fisik dan mental, kemampuan belajar untuk memadukan
dan memperluas gerakan motorik akan lebih dapat diperkuat.
6) Faktor-faktor lingkungan memberikan pengaruh terhadap bentuk dan cakupan
penampilan psikomotorik individu.
7) Penjelasan yang baik, demonstrasi dan partisipasi aktif siswa dapat menambah
efisiensi belajar psikomotorik.
8) Latihan yang cukup yang diberikan dalam rentang waktu tertentu dapat memperkuat
proses belajar psikomotorik.
9) Tugas-tugas psikomotorik yang terlalu sukar bagi siswa dapat menimbulkan
keputusasaan dan kelelahan yang lebih cepat.
Beberapa prinsip pembelajaran yang dikemukakan di atas menjadi bahan kajian
dan pertimbangan dasar bagi guru dalam memilih dan menentukkan pendekatan, memilih
metode atau strategi, menentukan teknik-teknik pemotivasian siswa serta mengenal lebih
mendalam masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam upaya mewujudkan proses
pembelajaran yang efektif.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penulisan makalah ini dapat disimpulkan:
1. Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan
gejala primer dalam pertumbuhan manusia.
2. Perkembangan psikomotorik memerlukan adanya koordinasi fungsional antara
neuronmuscular system (persyarafan dan otot) dan fungsi psikis (kognitif, afektif,
dan konatif).
3. Karakteristik perkembangan fisik individu sejalan dengan pertambahan usia.
Semakin bertambah usia individu, maka fisiknya juga akan terus berkembang.
Namun perkembangan ini hanya sampai batas optimal dan setelah melewati batas
optimal dilanjutkan dengan penurunan kemampuan fisik tersebut.
4. Karakteristik perkembangan psikomotorik individu juga sejalan dengan pertambahan
usia. Namun perkembangan psikomotorik akan berlanjut dan berkembang secara
optimal jika dijalani dengan kesadaran dari individunya.
5. Implikasinya Pekembangan fisik dan psikomotorik terhadap pendidikan berkaitan
erat dengan perencanaan pendidikan. Pemahaman terhadap perkembangan ini,
berguna untuk para pendidik dalam menyusun materi pendidikian yang sesuai
dengan perkembangan peserta didiknya.
3.2 Saran
1. Bagi pendidik maupun calon pendidik harus dapat memahami perbedaan
perkembangan peserta didik dalam aspek fisik dan psikomotorik tiap jenjang
pendidikan agar menjadi bahan kajian dan pertimbangan dasar bagi kita sebagai
calon guru dalam memilih dan menentukkan pendekatan, memilih metode atau
strategi, menentukan teknik-teknik pemotivasian siswa serta mengenal lebih
mendalam masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam upaya mewujudkan proses
pembelajaran yang efektif.
2. Bagi peserta didik di harapkan untuk bisa terus mengembangkan diri dalam proses
perkemabangan fisik dan psikomotoriknya.
DAFTAR RUJUKAN
Ali, M & Mohammad Asrori. 2004. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Arma, Abdullah, & Manaji, Agus (1994). Dasar – Dasar Pendidikan Jasmani. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Berk, Laura E. 2007. Development Throught the Lifespan, Fourth Edition. New York:
Paerson.
Dahlan, djawat. 2000. Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: Remaja
rosdakarya.
Hastuti, Wiwik Dwi, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Surabaya: Lapis PGMI.
Husdarta dan Yudha M. Saputra. 2000. Perkembangna Peserta Didik. Jakarta: Direktorat
Jendral Pendidkan dasar dan Menengah.
LN, Syamsu Yusuf. 2006. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung: Pt Remaja
Rosdakarya.
Marotz, Lynn R.2010. Profil Perkembangan Anak. Jakarta: PT Indeks.
Papalia, Diane E. Edisi 12-Buku 1, 2014. Experience Human Development. Jakarta: Salemba
Humanika.
Sarlito Wirawan Sarwono. 1983. Pengantar Umum Psikologi. Bulan Bintang. Jakarta.
Sugandhi, Nani M & Yusuf, Syamsu LN. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Sumantri, Syaiful & Mahdi. 2005. Perkembangan Fisik dan Psikomotorik Pada Usia
Remaja. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Fajar Interpratama Offsite.
Syaiful, Sagala. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Yusuf Syamsu,dkk. 2012. Perkembangan Peserta Didik. PT.RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai