Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DAN POLA MAKAN

DENGAN HIPERTENSI PADA LANJUT USIA DI POSYANDU


SAFIRA DESA LUMPATAN II KECAMATAN SEKAYU
KABUPATEN MUSI BANYUASIN TAHUN 2017

M. Aris Akbar, Nurhasan Mujamsyah, & Indra Kustyanto


Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupten Musi Banyuasin

ABSTRAK

Hipertensi pada lansia sebagian besar merupakan hipertensi sistolik terisolasi.


Hipertensi sistolik terisolasi adalah hipertensi yang terjadi ketika tekanan sistolik
lebih dari 140 mmHg namun tekanan diastolik dalam batas normal (Wahid, 2008).
Menurut (WHO) World Health Organization (2012) Secara global hampir satu
milyar orang memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi, dua pertiganya adalah
Negara berkembang. Penelitian ini dilakukan di Posyandu Safira Desa Lumpatan II
Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur dan pola
makan dengan hipertensi pada lanjut usia di Posyandu Safira Desa Lumpatan II
Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin. Penelitian ini menggunakan metode
survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel dalam penelitian ini
adalah 20% dari populasi yaitu sebanyak 45 orang. Pengumpulan data dilakukan
pada bulan Juni 2017. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random
sampling.
Hasil penelitian ini dari 45 responden menunjukkan bahwa responden yang
hipertensi sebanyak 27 responden (60,0%) sedangkan responden yang tidak
hipertensi sebanyak 18 responden (40,0%) dan dari hasil uji Chi-Square ada
hubungan antara kualitas tidur dengan hipertensi pada lanjut usia dengan p value
0,0001 (p < α 0,05), dan juga ada hubungan antara pola makan dengan hipertensi
pada lanjut usia dengan p value 0,0001 (p < α 0,05). Dari masalah di atas penulis
menyarankan untuk memberikan informasi dan masukkan sebagai perencanaan di
dalam dunia kesehatan, khususnya Desa Lumpatan II. Dengan cara memberikan
penyuluhan atau kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi lansia di Desa maupun di
Posyandu Safira.

Daftar pustaka : 49 (2007-2016)


Kata kunci : Hipertensi, kualitas tidur, pola makan

1
ABSTRACT

Hypertension in the elderly is largely isolated systolic hypertension. Isolated systolic


hypertension is hypertension that occurs when systolic pressure is more than 140
mmHg but diastolic pressure is within normal limits (Wahid, 2008).
According to the World Health Organization (WHO) Globally almost one billion
people have high blood pressure or hypertension, two-thirds are developing
countries. This research was conducted at Posyandu Lansia Safira Desa Lumpatan II
Sekayu District Musi Banyuasin Regency 2017.
This study aims to determine the relationship between sleep quality and diet with
hypertension in the elderly at Posyandu Safira Desa Lumpatan II Sekayu District
Musi Banyuasin Regency. This research use analytical survey method with Cross
Sectional approach. The sample in this study is 20% of the population of 45 people.
Data collection was conducted in June 2017. Sampling was done by simple random
sampling.
The result of this research from 45 respondents showed that hypertension
respondents were 27 respondents (60.0%) while non hypertensive respondents were
18 respondents (40.0%) and from chi-square test there was a relationship between
sleep quality and hypertension in elderly With p value 0.0001 (p <α 0,05), and also
there is relation between diet with hypertension in elderly with p value 0.0001 (p <α
0,05). From the above problems the authors suggest to provide information and enter
as a planning in the world of health, especially Village Lumpatan II. By providing
counseling or activities beneficial to the elderly in the village as well as at Posyandu
Safira.

References: 49 (2007-2016)
Keywords: Hypertension, sleep quality, diet

PENDAHULUAN Hipertensi umumnya yang


Peningkatan kesejahteraan lebih dikenal dengan penyakit darah
terutama di bidang kesehatan menjadi tinggi adalah peningkatan abnormal
sorotan penting untuk pemerintah dan tekanan darah, baik tekanan darah
masyarakat pada umumnya. sistolik maupun tekanan darah
Timbulnya berbagai penyakit di diastolik. Hipertensi merupakan
masyarakat membawa dampak yang tekanan darah tinggi persisten dimana,
besar bagi kesejahteraan hidup tekanan darah sistolik (saat jantung
mereka. Salah satu jenis penyakit yang memompakan darah) di atas 140
terus berkembang dan mengalami mmHg dan tekanan diastoliknya diatas
peningkatan adalah penyakit hipertensi 90 mmHg (saat jantung istirahat)
atau yang lebih dikenal dengan Seseorang yang mengalami penyakit
sebutan penyakit darah tinggi hipertensi ini biasanya berpotensi
(Ardiansyah, 2012). untuk mengalami penyakit lain seperti

2
stroke dan penyakit jantung (Hartono, sebesar 0,7%. Jadi, prevalensi
2012). hipertensi di Indonesia sebesar 26,5%
Hipertensi pada lansia (25,8% + 0,7%).
sebagian besar merupakan hipertensi Sampai saat ini hipertensi
sistolik terisolasi. Hipertensi sistolik masih merupakan tantangan besar di
terisolasi adalah hipertensi yang Indonesia. Hal ini merupakan masalah
terjadi ketika tekanan sistolik lebih kesehatan dengan prevalensi yang
dari 140 mmHg namun tekanan tinggi, yaitu sebesar 25,8% sesuai
diastolik dalam batas normal (Wahid, dengan data. Berdasarkan data di atas
2008). dapat dilihat bahwa jumlah pasien
Menurut (WHO) World hipertensi pada lansia masih tinggi
Health Organization (2012) Secara (Marsinta, 2016).
global hampir satu milyar orang Kemenkes RI (2013),
memiliki tekanan darah tinggi atau beberapa kegiatan yang telah
hipertensi, dua pertiganya adalah dikembangkan oleh Kementerian
Negara berkembang. Hipertensi Kesehatan dalam upaya untuk
membunuh hampir 8 juta orang setiap mengendalikan penyakit tidak menular
tahun di seluruh dunia. Masalah ini pada tahun 2013, yaitu Posyandu (Pos
akan terus berkembang, ditahun 2025 Pembinaan Terpadu) yang merupakan
diperkirakan 1,56 milyar orang dewasa salah satu wujud peran serta
akan hidup dengan hipertensi. Di Asia masyarakat dalam deteksi dini,
tenggara sekitar sepertiga dari monitoring dan tindak lanjut,
populasi memiliki tekanan darah meningkatkan upaya pengendalian di
tinggi dari hampir 1,5 juta orang puskesmas dan posyandu dengan
meninggal setiap tahun karenanya upaya peningkatan promosi kesehatan
(Ningtyas, 2016). yang dilakukan melalui gaya hidup
Menurut Kemenkes RI sehat, sepereti kualitas tidur, dan pola
(2013), prevalensi hipertensi di makan yang benar.
Indonesia yang didapat melalui Pada lansia kualitas tidur
pengukuran pada umur ≥18 tahun menjadi berubah, yaitu 6 jam perhari.
sebesar 25,8%, tertinggi di Bangka Pada lansia episode tidur REM
Belitung 30,9%, diikuti Kalimantan cenderung memendek, terdapat
Selatan 30,8%, Kalimantan Timur penurunan yang progresif pada tahap
29,6% dan Jawa Barat 29,4%. tidur NREM 3 dan NREM 4, dan
Prevalensi hipertensi di Indonesia beberapa lansia tidak memiliki tahap
yang didapat melalui kuesioner NREM 4 yaitu tahap tidur terdalam
terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar (Potter & Perry, 2012).
9,4%, yang didiagnosis tenaga Ketidakcukupan kualitas dan kuantitas
kesehatan atau sedang minum obat tidur dapat merusak memori dan
sebesar 9,5%. Jadi, ada 0,1% yang kemampuan kognitif. Bila hal ini
minum obat sendiri. Responden yang berlanjut hingga bertahun-tahun, akan
mempunyai tekanan darah normal berdampak pada tekanan darah tinggi,
tetapi sedang minum obat hipertensi serangan jantung, stroke. Hingga

3
masalah psikologis seperti depresi dan perhari), berolaraga secara teratur,
gangguan perasaan lain. Apabila hal istirahat yang cukup, berfikir positif,
ini berlangsung dalam waktu yang tidak merokok, dan tidak
lama, akan menyebabkan individu mengkonsumsi alkohol karena rokok
tersebut mengalami kurang tidur yang dan alkohol dapat meningkatkan
mengakibatkan peningkatan resiko resiko hipertensi. Namun karena
penyakit yang dideritanya ( Riska, kurangnya pemahaman lansia terhadap
2014). kualitas tidur dan pola makan yang
Peningkatan tekanan darah baik dan benar sehingga meningkatkan
(hipertensi) pada lanjut usia angka kejadian hipertensi (Wahid,
hendaknya diimbangi dengan pola 2008)
hidup sehat, yaitu pola makan, Posyandu lansia yaitu pos
istirahat yang cukup, manajemen pelayanan terpadu untuk masyarakat
stress yang positif dan rajin lanjut usia di suatu wilayah tertentu
berolaraga. Pola makan memegang yang sudah disepakati dan digerakkan
peranan penting dalam peningkatan oleh masyarakat dimana mereka
tekanan darah pada usia lanjut mendapat pelayanan kesehatan.
(Kemenkes RI, 2008, dalam Pujianta, Upaya pertama yang bisa di
2015) lakukan skrining (penapisan) problem
Lanjut usia merupakan tahap yang ada, menyediakan kegiatan dan
akhir dari proses penuaan. Pada tahap sarana seperti, tensimeter, timbangan,
ini biasanya individu tersebut sudah edukasi tentang hipertensi dan
mengalami kemunduran fungsi pembekalan keterampilan kepada
fisiologis organ tubuhnya. Sedangkan kadernya mengenai hal-hal yang harus
batasan lanjut usia menurut UU No.13 dilakukan jika ada gejala penyakit
tahun 1998 adalah 60 tahun. Pada yang berbahaya (Siswono, 2008,
lanjut usia akan terjadi proses dalam Fitriani, 2014).
menghilangnya kemampuan jaringan Prevalensi hipertensi di
untuk memperbaiki atau mengganti Provinsi Sumatra Selatan berdasarkan
dan mempertahankan fungsi pengukuran sebesar 35,5% pada tahun
normalnya secara perlahan-lahan 2007 dan turun menjadi 26,1% pada
sehingga tidak dapat bertahan terhadap tahun 2013. Prevalensi hipertensi
infeksi dan memperbaiki kerusakan berdasarkan wawancara yang
yang tejadi (Constantinides, 1994, terdiagnosis oleh tenaga kesehatan
dalam Fitriani, 2014). dengan riwayat minum obat hanya
Hipertensi pada lanjut usia 6,3% pada tahun 2007 meningkat
sebenarnya dapat dikontrol dengan menjadi 7,0% pada Tahun 2013.
membudayakan prilaku hidup sehat (Riskesdas, 2013).
yang intinya mengkonsumsi makanan Menurut data Profil Dinas
dengan gizi seimbang yang memenuhi Kesehatan Kabupaten Musi Banyuasin
kebutuhan nutrisi dengan unsur kaya diketahui bahwa penyakit hipertensi
serat, rendah lemak dan rendah merupakan penyakit ketiga dari
natrium (kurang dari 6 gr natrium sepuluh penyakit terbanyak dengan

4
jumlah kasus 13.335 jiwa pada tahun Dalam pengumpulan data,
2014. Dan menempati urutan kesatu peneliti menggunakan instrumen
pada tahun 2015 sebesar 26%. (Dinas penelitian berupa lembar kuesioner
Kesehatan Kabupaten Musi Banyusin yang diberikan kepada responden.
2015). Kuesioner ini dibuat sendiri oleh
peneliti didukung oleh bimbingan dan
METODE arahan yang diberikan oleh
Jenis penelitian yang pembimbing.
digunakan dalam penelitian ini adalah Dianalisis dengan uji statistic
metode survei analitik dengan Chi Square dengan derajat kemaknaan
pendekatan Cross Sectional (potong (α) = 0,05. Jika p value ≤ α, artinya
lintang), yaitu suatu penelitian untuk ada hubungan yang bermakna
mempelajari dinamika korelasi antara (signifikan) antara variabel
faktor-faktor resiko dengan efek, independent dengan variabel
dengan cara pendekatan, observasi dependent, jika p value > α, artinya
atau pengumpulan data sekaligus pada tidak ada hubungan yang bermakna.
suatu saat (point time apporoach).
Yang menjadi populasi dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian ini adalah semua penduduk Responden penelitian ini
lanjut usia yang menjadi binaan di adalah lanjut usia yang ada di
posyandu Safira sebanyak 214 orang Posyandu Safira Desa Lumpatan II
di Desa Lumpatan II Kecamatan yang berjumlah 45 responden, dari
Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin hasil penyebaran kuesioner didapat
pada bulan Juni Tahun 2017. Pada karakteristik responden tersebut.
penelitian ini teknik sampling yang Analisis Univariat
digunakan adalah Teknik Simple Analisis ini dilakukan untuk
Random Sampling, dengan mengundi mengetahui distribusi frekuensi dan
seluruh populasi untuk diambil persentase dari variabel independen
sebagai sampel. Adapun tekhnik (kualitas tidur dan pola makan) dan
pengambilan sample yang digunakan variabel dependen (hipertensi).
adalah metode sample random Tabel 1 Distribusi Frekuensi dengan
sampling, yaitu sampel adalah 20% Hipertensi Pada Lanjut Usia
dari populasi yaitu sebanyak 45 di Posyandu Safira Desa
orang. Lumpatan II Kecamatan
Data sekunder diperoleh dari Sekayu Kabupaten Musi
buku, internet, dan Profil Dinas Banyuasin Tahun 2017
Kesehatan Kabupaten Musi T
Banyuasin. Pengumpulan data pada
penelitian ini dilakukan dengan cara
melakukan wawancara dengan
berpedoman pada pertanyaan yang
terdapat dilembar kuesioner. Berdasarkan tabel 1 di atas
menunjukkan bahwa responden yang

5
hipertensi sebanyak 27 responden variabel independen kualitas tidur
(60,0%) sedangkan responden yang dengan variabel dependen hipertensi
tidak hipertensi sebanyak 18 pada lanjut usia di Posyandu Safira
responden (40,0%). Desa Lumpatan II dengan Uji Bivariat.
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kualitas Tabel 4 Hubungan Antara Kualitas
Tidur Pada Lanjut Usia di Tidur Dengan Hipertensi
Posyandu Safira Desa Pada Lanjut Usia di
Lumpatan II kecamatan Posyandu Safira Desa
Sekayu Kabupaten Musi Lumpatan II Kecamatan
Banyuasin Tahun 2017. Sekayu Kabupaten Musi
Banyuasin Tahun 2017.

Berdasarkan tabel 2 di atas


menunjukkan bahwa responden yang
kualitas tidurnya baik sebanyak 21
responden (46,7%) sedangkan Berdasarkan dari tabel 4 hasil
responden yang kualitas tidurnya analisis hubungan antara kualitas tidur
kurang baik sebanyak 24 responden dengan hipertensi pada lansia
(53,3%). diperoleh bahwa responden yang
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pola mempunyai kualitas tidur baik tidak
Makan Pada Lanjut Usia di hipertensi di Posyandu Safira
Posyandu Safira Desa sebanyak 71,4% lebih tinggi
Lumpatan II kecamatan dibandingkan dengan yang kualitas
Sekayu Kabupaten Musi tidur kurang baik tidak hipertensi
Banyuasin Tahun 2017. sebanyak 12,5,%, dengan selisih
persentase 58,9% (71,4% - 12,5,%),
selisih ini relatif besar menunjukan
secara deskriptif ada hubungan antara
kualitas tidur dengan hipertensi.
Dari hasil analisis uji statistik
Berdasarkan tabel 3 di atas menggunakan uji Chi Square
menunjukkan bahwa responden yang diperoleh p value 0,0001 (p < α 0,05),
pola makan benar sebanyak 20 dengan demikian artinya secara
responden (44,4%) sedangkan statistik ada hubungan bermakna
responden yang melakukan pola antara hubungan kualitas tidur dengan
makan kurang benar sebanyak 25 hipertensi pada lanjut usia di Posyandu
responden (55,6%). Safira Desa Lumpatan II. Jadi
Analisis Bivariat hipotesis yang menyatakan bahwa ada
Analisis yang dilakukan hubungan antara kualitas tidur dengan
untuk mengetahui hubungan antara hipertensi pada lanjut usia di Posyandu

6
Safira Desa Lumpatan II terbukti. antara hubungan pola makan dengan
Dengan melihat 𝑥 2 hitung 13,843 hipertensi pada lanjut usia di Posyandu
lebih besar dari 𝑥 2 tabel 3,481 hal ini Safira Desa Lumpatan II. Jadi
menunjukan ada hubungan antara hipotesis yang menyatakan bahwa ada
kualitas tidur dengan hipertensi. Serta hubungan antara pola makan dengan
dengan melihat contingency coefficient hipertensi pada lanjut usia di Posyandu
0,515 menunjukan keeratan hubungan Safira Desa Lumpatan II terbukti.
kuat. Dengan melihat 𝑥 2 hitung 18,071
Tabel 5 Hubungan Antara Pola lebih besar dari 𝑥 2 tabel 3,481 hal ini
Makan Dengan Hipertensi menunjukan ada hubungan antara pola
Pada Lanjut Usia di makan dengan hipertensi. Serta
Posyandu Safira Desa dengan melihat contingency coefficient
Lumpatan II Kecamatan 0,562 menunjukan keeratan hubungan
Sekayu Kabupaten Musi kuat.
Banyuasin Tahun 2017.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan hipertensi pada lanjut usia
di Posyandu Safira Desa Lumpatan II
Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi
Banyuasin tahun 2017 bahwa dari 45
responden yang hipertensi sebanyak
Berdasarkan dari tabel 5 hasil 27 responden (60,0%) sedangkan
analisis hubungan antara pola makan responden yang tidak hipertensi
dengan hipertensi pada lansia sebanyak 18 responden (40,0%).
diperoleh bahwa responden yang Secara biologis penuaan
mempunyai pola makan benar tidak menjadikan manusia rentan terhadap
hipertensi di Posyandu Safira berbagai penyakit, demikian pula
sebanyak 78,9% lebih tinggi dengan lansia yang kesehatannya
dibandingkan dengan yang rentan karena menurunnya fungsi
mempunyai pola makan kurang benar berbagai alat tubuh dan pada
tidak hipertensi sebanyak 11,5,%, umumnya penyakit pada lanjut usia
dengan selisih persentase 67,4% mempunyai karakteristik seperti
(78,9% - 11,5,%), selisih ini relatif komplikasi, saling terkait dan kronis,
besar menunjukan secara deskriptif degeneratif, dan sering menimbulkan
ada hubungan antara pola makan kecacatan dan kematian salah satunya
dengan hipertensi. adalah hipertensi (Istiany, 2008).
Dari hasil analisis uji statistik Penelitian ini sejalan dengan
menggunakan uji Chi Square penelitian yang dilakukan oleh Riza
diperoleh p value 0,0001 (p < α 0,05), Ummami di Desa Pasuruhan
dengan demikian artinya secara Kecamatan Mortoyudan Kabupaten
statistik ada hubungan bermakna Magelang Tahun 2014, hipertensi pada

7
lansia sebanyak 47 (67,1%) dan yang Dengan melihat nilai 𝑥 2 hitung 13,843
tidak hipertensi sebanyak 24(34,3%). lebih besar dari nilai 𝑥 2 tabel 3,481 hal
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan ada hubungan antara
yang dilakukan peneliti, dapat kualitas tidur dengan hipertensi. Serta
disimpulkan bahwa lanjut usia yang dengan melihat nilai contingency
mempunyai tekanan darah tinggi coefficient 0,515 menunjukan keeratan
(hipertensi) masih cukup banyak di hubungan kuat.
Posyandu Safira Desa Lumpatan II Secara umum gangguan tidur
Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi menjadi lebih sering dialami dan
Banyuasin tahun 2017, maka harus sangat mengganggu seiring dengan
dilakukan penyuluhan-penyuluhan lagi bertambahnya usia. Setelah berusia
tentang kualitas tidur dan pola makan diatas 40 tahun tubuh lansia menjadi
yang benar terhadap lanjut usia agar lebih rentan terkena gangguan tidur,
dapat mengurangi penderita hipertensi. jadi orang tua sering mengalami tidur
Berdasarkan tabel 4 yang tidak berkualitas ( Noviani,
hubungan antara kualitas tidur dengan 2011).
hipertensi, secara deskriptif hasil Menurut Epstein (2008),
analisis hubungan antara kualitas tidur menurunnya aktivitas dalam konteks
dengan hipertensi pada lanjut usia akan membiarkan otot-otot menjadi
diperoleh bahwa responden yang semakin rileks, begitu rangsangan
mempunyai kualitas tidur baik tidak antara pikiran dan otot menurun,
hipertensi di posyandu safira sebanyak sehingga seseorang akan mengantuk
71,4% lebih tinggi dibandingkan dan tertidur. Pada saat seseorang
dengan yang kualitas tidur kurang baik tertidur jantung akan berdetak lebih
tidak hipertensi sebanyak 12,5,%, lamban dan tekanan darah akan
dengan selisih persentase 58,9% menurun dan pembuluh darah akan
(71,4% - 12,5,%), selisih ini relatif melebar. Begitu juga sebaliknya, jika
besar menunjukan secara deskriptif seseorang mengalami gangguan dalam
ada hubungan antara kualitas tidur tidurnya atau kurang tidur akan
dengan hipertensi. Adapun secara beresiko terjadi peningkatan tekanan
statistik bahwa, hasil uji statistik darah atau hipertensi, dimana
menggunakan uji Chi Square pembuluh darah mengalami
diperoleh p value 0,0001 (p < α 0,05), vasokonstriksi.
dengan demikian artinya secara Hasil penelitian ini sejalan
statistik ada hubungan bermakna dengan penelitian yang dilakukan oleh
antara hubungan kualitas tidur dengan Riza Umammi (2014) hubungan
hipertensi pada lanjut usia di Posyandu kualitas tidur dengan fungsi kognitif
Safira Desa Lumpatan II. Jadi dan tekanan darah pada lansia,
hipotesis yang menyatakan bahwa ada menunjukkan bahwa adanya hubungan
hubungan antara kualitas tidur dengan yang bermakna antara kualitas tidur
hipertensi pada lanjut usia di Posyandu dengan tekanan darah pada lanjut usia
Safira Desa Lumpatan II terbukti.

8
dengan nilai p value = 0,009 (𝑝 ≤ hipertensi pada lanjut usia di Posyandu
𝛼0,05). Safira Desa Lumpatan II. Jadi
Hasil penelitian ini sejalan juga hipotesis yang menyatakan bahwa ada
dengan penelitian yang dilakukan oleh hubungan antara kualitas tidur dengan
Riska (2014) hubungan kualitas tidur hipertensi pada lanjut usia di Posyandu
dengan tekanan darah pada usia lanjut Safira lansia Desa Lumpatan II
Posyandu lansia di dusun jepalan terbukti. Dengan melihat nilai 𝑥 2
sindumartani ngemplak sleman hitung 18,071 lebih besar dari nilai 𝑥 2
Yogyakarta, menunjukkan bahwa tabel 3,481 hal ini menunjukan ada
adanya hubungan yang bermakna hubungan antara pola makan dengan
antara kualitas tidur dengan tekanan hipertensi. Serta dengan melihat nilai
darah pada lansia dengan nilai p value contingency coefficient 0,562
= 0,049 (𝑝 ≤ 𝛼0,05). menunjukan keeratan hubungan kuat.
Berdasarkan uraian di atas Menurut Sutanto (2010), lansia
peneliti berpendapat bahwa perlu seringkali mengadopsi perilaku tidak
adanya penyuluhan tentang kualitas sehat seperti pola makan tidak
tidur yang baik. Agar lanjut usia bisa seimbang, sehingga menyebabkan
menerapkannya dalam kehidupan kelebihan berat badan, depresi dan
sehari-hari supaya kemungkinan untuk rendahnya status kesehatan. Faktor
terkena hipertensi lebih. lainnya adalah gaya hidup yang
Berdasarkan tabel 5 hubungan kurang sehat.
antara pola makan dengan hipertensi, Hasil penelitian ini sesuai
secara deskriptif hasil analisis dengan pernyataan Ramayulis (2010)
hubungan antara pola makan dengan yang mengatakan pola makan yang
hipertensi pada lanjut usia diperoleh salah dapat menyebabkan peningkatan
bahwa responden yang mempunyai tekanan darah seperti kebiasaan
pola makan benar tidak hipertensi di mengkonsumsi makanan berlemak
Posyandu Safira sebanyak 78,9% lebih terutama pada asupan lemak jenuh dan
tinggi dibandingkan dengan yang kolesterol.
mempunyai pola makan kurang benar Penelitian ini sejalan dengan
tidak hipertensi sebanyak 11,5,%, penelitian terkait yang dilakukan oleh
dengan selisih persentase 67,4% Sangadji & Nurhayati (2014)
(78,9% - 11,5,%), selisih ini relatif menunjukkan bahwa proporsi kejadian
besar menunjukan secara deskriptif hipertensi lebih tinggi pada responden
ada hubungan antara pola makan yang sering mengkonsumsi lemak
dengan hipertensi. Adapun secara lebih besar dibandingkan responden
statistik, hasil uji statistik yang jarang mengkonsumsi lemak.
menggunakan uji Chi Square Berbeda dengan hasil penelitian ini,
diperoleh p value 0,0001 (p < α 0,05), penelitian yang dilakukan oleh
dengan demikian artinya secara Adiningsih (2012) menunjukkan
statistik ada hubungan bermakna bahwa tidak ada hubungan antara
antara hubungan pola makan dengan

9
konsumsi lemak dengan kejadian kecap dan saus) dengan kejadian
hipertensi. hipertensi.
Hasil penelitian ini sejalan Berdasarkan uraian di atas
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti berpendapat bahwa perlu
Solehatul Mahmudah (2015) mengenai adanya pemahaman yang benar oleh
hubungan gaya hidup dan pola makan lanjut usia tentang pola makan yang
dengan kejadian hipertensi pada lansia benar. Oleh karena itu, jika lanjut
di kelurahan sawang menunjukan ada usia tidak didasari dengan pemahaman
hubungan yang signifikan antara dan cara yang benar tentang pola
asupan natrium dengan kejadian makan tidak menutup kemungkinan
hipertensi dengan nilai p value=0,001 akan berdampak terhadap tekanan
(p≤ 𝛼 0,05). darah (hipertensi).
Hasil penelitian ini sesuai
dengan pernyataan Susanto (2010) KESIMPULAN DAN SARAN
konsumsi natrium yang berlebih akan Berdasarkan penelitian yang
meningkatkan ekstraseluler dan cara dilakukan peneliti mengenai hubungan
untuk menormalkannya cairan antara kualitas tidur dan pola makan
intraseluler ditarik keluar sehingga dengan hipertensi pada lanjut usia di
volume cairan ekstraseluler meningkat Posyandu Safira Desa Lumpatan II
dan akibat dari meningkatnya volume Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi
cairan ekstraseluler tersebut Banyuasin Tahun 2017 Dengan
menyebabkan meningkatnya volume jumlah responden 45 orang, maka
darah yang berdampak pada timbulnya dapat diambil kesimpulan sebagai
hipertensi. berikut :
Penelitian ini sejalan dengan Dari hasil analisis univariat didapat
penelitian terkait yang dilakukan oleh bahwa hipertensi pada lanjut usia di
Mamoto dkk. (2012) hasilnya Posyandu Safira Desa Lumpatan II
menunjukkan terdapat hubungan yang Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi
bermakna antara asupan natrium Banyuasin Tahun 2017, menunjukkan
dengan kejadian hipertensi. Berbeda bahwa responden yang hipertensi
dengan penelitian yang dilakukan oleh sebanyak 27 responden (60,0%)
Maria, dkk. (2012) hasil penelitian sedangkan responden yang tidak
menunjukkan tidak terdapat hubungan hipertensi sebanyak 18 responden
antara asupan natrium dengan (40,0%).
hipertensi, hasilnya menunjukkan nilai 1. Dari hasil analisis univariat didapat
p = 0,625 (>0,05). bahwa kualitas tidur pada lanjut
Penelitian yang dilakukan oleh usia di Posyandu Safira Desa
(Indrawati dkk. 2009) yang Lumpatan II Kecamatan Sekayu
menemukan hubungan yang bermakna Kabupaten Musi Banyuasin Tahun
antara konsumsi makanan asin, 2017, menunjukkan bahwa
mengandung sodium glutamat (vetsin, responden yang kualitas tidur baik
sebanyak 21 responden (46,7%)
dan responden yang kualitas

10
tidurnya kurang baik 24 responden 2. Bagi Poskesdes Desa Lumpatan II
(53,3%). Hasil penelitian ini diharapkan
2. Dari hasil analisis univariat didapat dapat bermanfaat dan dapat
bahwa pola makan pada lanjut usia berguna sebagai masukan dalam
di Posyandu Safira Desa Lumpatan merencanakan, mengevaluasi serta
II Kecamatan Sekayu Kabupaten menentukan kebijakan program
Musi Banyuasin Tahun 2017, kesehatan dan diharapkan di Desa
menunjukkan bahwa responden Lumpatan II dapat dibentuk lagi
yang pola makan benar sebanyak posyandu lansia yang lebih aktif,
20 responden (44,4%) sedangkan khususnya dalam meningkatkan
responden yang melakukan pola upaya promotif dan preventif
makan kurang benar sebanyak 25 terhadap hipertensi serta penyakit
responden (55,6%). lain yang ada di Desa Lumpatan II
3. Ada hubungan bermakna antara Kecamatan Sekayu Kabupaten
kualitas tidur dengan hipertensi Musi Banyuasin.
pada lanjut usia di Posyandu Safira 3. Bagi Peneliti Yang Akan Datang
Desa Lumpatan II Kecamatan Diharapkan hasil Karya Tulis
Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin Ilmiah ini dapat dijadikan dasar
Tahun 2017. atau metode bagi peneliti dalam
4. Ada hubungan bermakna antara melakukan suatu penelitian sesuai
pola makan dengan hipertensi pada metodologi ilmiah yang benar
lanjut usia di Posyandu Safira Desa untuk memenuhi tugas akhir pada
Lumpatan II Kecamatan Sekayu Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Kabupaten Musi Banyuasin. Untuk
2017. penelitian selanjutnya di sarankan
SARAN agar melakukan penelitian dengan
Dari seluruh proses penelitian aspek lain yang berhubungan
yang telah dijalani oleh penulis dalam dengan hipertensi, seperti (prilaku,
menyelsaikan penulisan ini, maka pendidikan, serta dukungan
dapat diungkapkan saran yang lingkungan) dalam upaya
mungkin bermanfaat bagi semua pihak pencegahan hipertensi.
yang berperan dalam penelitian ini.
Adapun saran tersebut yaitu: DAFTAR PUSTAKA
1. Bagi Akademi Keperawatan Adiningsih, ER. (2012), Hubungan
Pemerintah Kabupaten Musi Status Gizi, Asupan Makan,
Banyuasin Karakteristik, Responden dan
Hasil penelitian ini diharapkan Gaya Hidup Dengan Kejadian
dapat digunakan sebagai bahan Hipertensi Pada guru-guru
referensi kepustakaan untuk dapat Sman di Kota Tanggerang
meningkatkan kualitas bagi Tahun 2012, Jurnal Skripsi
mahasiswa/i Akademi Keperawatan Pasca Sarjana, Universitas
Pemerintah Kabupaten Musi Indonesia Depok.
Banyuasin

11
Aisyah, W, 2013. Hubungan Tingkat web.unair.ac.id/artikel.detail-
Kecemasan Dengan Kualitas 46061- teknobiomedik-
Tidur Pada Mahasisiswa HIPERTENSI.html. diases pada
Pendidikan Dokter Fakultas tanggal 26 desember 2012.
Kedokteran Unsyiah Menjelang Hasidianah, dkk, 2015, Buku Ajar
Ujian Akhir Blok. (etd.unsyiah Dasar-Dasar Riset
.ac.id.Diakses pada 17 Mei Keperawatan. Yogyakarta: Nuha
2017). Medika.
Akademi Keperawatan Pemerintahan Hastono, 2010, Statistik Kesehatan,
Kabupaten Musi Banyuasin , Rajawali Pers, Jakarta.
2017, Buku Panduan Indrawati, L, dkk, (2009), Hubungan
Karya Tulis Ilmiah Diploma III pola kebiasaan konsumsi
Keperawatan, Sekayu. makanan masyarakat miskin
Ardiansyah, M. 2012. Medikal Bedah dengan kejadian hipertensi di
Untuk Mahasiswa. Jogjakarta: Indonesia, Media Peneliti dan
DIVA Press. Pengembangan Kesehatan.
Arif M, dkk. (2000). Kapita Selekta vol.XIX no.4 Tahun 2009.
Kedokteran jilid I. Jakarta :MediaAes Istiany, S. 2008. Buku Ajar Geriatri
culapius. (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut).
Asmadi, 2008, Konsep Dan Aplikasi Edisi keempat. Jakarta: Balai
Kebutuhan Dasar Klien, Pustaka.
Salemba Medika, Jakarta. Keliat, BA. 1999. Asuhan
Dewi, S & Digi Familia. 2010. Hidup Keperawatan Pada Lansia.
Bahagia dengan Hipertensi. Jakarta: Salemba Medika.
Yogyakarta:A+ Plus Books. Kemenkes RI. 2013. Laporan
(2015). Data Penyakit Kemenkes RI 2013. Diakses: 23
Hipertensi pada usia lanjut november 2015.
tahun 2015. Dinas Kesehatan http://www.k4health.org/system/
Musi Banyuasian. files/laporanKemenkesRI/20%
Efstain, 2008, Cognitive 2015.
Enhancements: Methods, Ethics, Kristina, dkk. (2008). Perilaku
Regulatory Challenges, Sci Eng Pengobatan Sendiri yang
Ethics (2009), 15: 311-341. Rasional pada Masyarakat
Fitriani, (2014). Hubungan Antara Kecamatan Depok dan
Pengetahuan Dengan Cara Cangkringan Kabupaten
Pencegahan Hipertensi Pada Sleman. Jakarta: Majalah
Lanjut Usia di Posyandu Desa Farmasi Indonesia.
Ulak Paceh Kecamatan Lawang Kuswardhani, Tuty RA. (2006).
Wetan Kabupaten Musi Penatalaksanaan Hipertensi
Banyuasin, Jurnal Keperawatan pada Lanjut Usia. Dibuka 8
Akper Pemkab Muba. September 2009 dari
Hartono, B. 2012. Hipertensi. Diakses http://ejournal.unud.ac.id/abstrak
dari http ://ardika-zeinfst08. /penatalaksanaan%20hipertensi

12
%20pad%20lanjut%20usia%20( Nagaswidak Palembang. Jurnal
dr%20ra%20tuty%20k).pdf. Keperawatan Sekolah Tinggi
Levine & Fodor. (2003). Buku Pintar Ilmu Kesehatan‟ Bina Husada
Menaklukkan Hipertensi. Palembang.
Jakarta: Ladang Pustaka Media. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi
Mamoto, F, Kandou, GC, Pijoh, VD Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
(2012), „Hubungan Antara Jakarta: Rineka Cipta.
Asupan Natrium Dan Obesitas Notoadmojo, S, 2012, Metodologi
Dengan Kejadian Hipertensi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Pada Pasien Poli Klinik Umum Rineka Cipta.
Di Puskesmas Tumaratas Noviani, 2011. Keperawatan Lanjut
Kecamatan Langowan Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kabupaten Minahasa, hlm.1-6. Nugroho, W. 2008. Keperawatan
Maria, G, dkk, (2012), „Hubungan Gerontik. Jakarta: EGC.
Asupan Natrium Dan Kalium Nursalam. 2003. Konsep dan
Dengan Tekanan Darah Pada Penerapan Metodologi
Pasien Hipertensi di Unit Rawat Penelitian Ilmu Keperawatan:
Jalan di Rumah Sakit Guido Pedoman Skripsi, Tesis, dan
Valadares Dili Timor Leste‟, Instrument Penelitian. Jakarta:
hlm.1-15. Salemba Medika.
Marsinta, (2016), Pengaruh Potter, perry. (2007). fundamental of
Pemberian Jus Semangka Nursing Edisi 7. Selemba
Terhadap Tekanan Darah Pada Medika. Jakarta.
Lansia Penderita Hipertensi di (2016), Profil Poskesdes
Panti Asuhan Tresna Werdha Desa Lumpatan Tahun 2016.
Teratai Palembang. Jurnal Poskesdes Desa Lumpatan.
Keperawatan Sekolah Tinggi (2013). Profil Dinkes
Ilmu Kesehatan Sumsel Data Penyakit
Muhammadiyah‟ Palembang. Hipertensi Tahun 2013. Dinas
Maryam, dkk, 2008, Asuhan Kesehatan Provinsi Sumsel.
Keperawatan Pada Lansia. Pujianta, (2015). Hubungan Pola
Jakarta: Salemba Medika. Makan Dengan Tingkat
Maryam, dkk, 2008, Mengenal Usia Hipertensi Lanjut Usia di
Lanjut dan Perawatannya. Posyandu Pucanganom Rongkop
Jakarta: Salemba Medika. Gunung Kidul Yogyakarta.
Muhammadun As.(2010).Hidup Jurnal Keperawatan Sekolah
Bersama Hipertensi. Tinggi Ilmu Kesehatan‟ Aisyah
Jogjakarta:In-Books. Junaidi, I. Yogyakarta.
(2010).Hipertensi. Rizka, H. (2014). Hubungan antara
Jakarta:Gramedia. Kualitas Tidur Dengan Tekanan
Ningtyas, A, (2016). Penerapan Pola Darah Pada Usia Lanjut di
Hidup Pada Pasien Hipertensi Posyandu Lansia Dusun
di Wilayah Kerja Puskesmas Jerapan Sindumartani Ngemplak

13
Sleman Yogyakarta. Jurnal di Kelurahan Sawangan baru
Keperawatan Sekolah Tinggi Kota Depok tahun 2015. Jurnal
Ilmu Kesehatan‟Aisyah Fakultas Ilmu Kesehatan,
Yogyakarta. Universitas Pembangunan
Riza, U. (2014). Hubungan Kualitas Nasional “Veteran” Jakarta.
Tidur Dengan Fungsi Kognitif Sutanto, 2010, Cekal (cegah &
Dan Tekanan Darah Pada tangkal) penyakit modern,
Lansia Di Desa Pasuruhan ANDI, Yogyakarta
Kecamatan Mertoyudan Udjiandi, Juni, Wajan, 2010
Kabupaten Magelang. Jurnal Keperawatan Kardiovaskuler.
Keperawatan Fakultas Ilmu Jakarta: Salemba Medika
Kesehatan Universitas Wavy, W, 2008, The relationship
Muhammadiyah Magelang. between time management,
Ramayulis, R 2010, Menu dan resep perceived stress, sleep quality
untuk penderita hipertensi, and aceademic performance
Penebar Plus+, Jakarta. among university student.
Sangadji, NW & Nurhayati 2014 (http://libproject.hkbu.edu.hk/trs
„Hipertensi Pada Pramusaji Bus image/hp/06636306.pdf. Diakses
Transjakarta Di Pt.Bianglala pada 21 Mei 2017).
Metropolitan Tahun 2013‟ Wahid, Ibnu Dian. (2008). Hipertensi
BIMKMI, Vol.2 no.2, Januari- pada Lansia. Dibuka 20
Juni 2014, hlm.1-10. Februari 2017 dari
Sherword, L. (2011). Fisiologi http://diyoyen.blog.friendster.co
Manusia Dari Sel ke Sistem. m/2008/09/hipertensi-pada-
Edisi Kedelapan Jakarta:Buku lansia.
Kedokteran EGC. Yogiantoro, M. (2009). Hipertensi
Siswanto, dkk. 2015. Metodelogi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu
Penelitian Kesehatan dan Penyakit Dalam Jilid I. Edisi IV.
Kedokteran. Yogyakarta: Bursa Jakarta: FK UI.
Ilmu Karangkajen.
Smith, Jefrey k, Karen Hwang dan
Mark Johnton 2007. Romantic
Attacment in Individuals With
Physical Disabilities Jurnal
Reahbilitasion Psyhcology Vol
52 No.2. Hal 184.
Solehatul, M, (2015). Hubungan Gaya
Hidup dan Pola Makan Dengan
Kejadian Hipertensi Pada lansia

14

Anda mungkin juga menyukai