OLEH :
M. ARIS AKBAR
NIM. 1409.0533
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN
TAHUN 2017
i
KARYA TULIS ILMIAH
OLEH :
M. ARIS AKBAR
NIM : 1409.0533
AKADEMI KEPERAWATAN
TAHUN 2017
ii
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN
M. ARIS AKBAR
NIM. 1409.0533
Hubungan Antara Kualitas Tidur Dan Pola Makan Dengan Hipertensi Pada
Lanjut Usia Di Posyandu Safira Desa Lumpatan II Kecamatan Sekayu
Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2017
xv + 61 halaman + 8 tabel + 2 gambar + 13 lampiran
ABSTRAK
iii
REGENCY GOVERMENT OF MUSI BANYUASIN
NURSING ACADEMY
M. ARIS AKBAR
NIM.1409.0533
ABSTRACT
References: 49 (2007-2016)
Keywords: Hypertension, sleep quality, diet
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Ilmu itu ibarat hewan liar dan tali pengikatnya ialah catatan”
“Tak ada yang tak bisa, jika dilakukan dengan kesungguhan, kesabaran, dan
keikhlasan”
Ingat “Tiada kemampuan tanpa perjuangan, tiada sukses tanpa usaha”
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap bismillahirohmanirrohim Karya Tulis Ilmiah ini kupersembahkan kepada
yang tercinta :
Allah SWT terimah kasih atas berkat dan rahmat-nya sehingga karya tulis ilmiah
dapat diselesaikan dengan baik, semoga engkau tetap bersemayam dan menjaga
hatiku sampai akhir zaman.
Ayahku (kamal) dan ibuku (Rina) tercinta yang selalu memberikan dukungan dan
do’a, aku cinta kalian apapun akan ku lakukan untuk kalian.
Dosen pembimbing ( pak Nurhasan Mujamsyah dan pak Indra Kustyanto ) yang
telah dengan sabar dan tak kenal lelah membimbing , meluangkan waktu dan
memberikan motivasi kepada penulis.
Kakak-kakakku (rika kustina, oktaria, dan wawan syaputra) dan adiku (Amelia)
yang selalu memberi dukungan dan semangat untuk keberhasilanku aku sayang
kalian semua
Orang yang selalu ada untukku dalam suka maupun duka Ndut (Fitri Suryani)
Teman-teman seperjuangan angkatan xxi (DNA Dream And Action) akhirnya kita
selesai juga untuk menyelesaikan D III keperawatan, semoga kita semua menjadi
orang yang sukses dan mengamalkan semua ilmu yang didapat selama di bangku
kuliah.
Teman-teman sebembimbingan (Ilfe Jandwi, Rosi Oktavianti, Yuliana Dwi Putri)
Almamaterku
v
vi
vii
IDENTITAS DIRI
Nama Lengkap : M. Aris Akbar
Tempat/Tanggal Lahir : Lumpatan 20, Maret 1997
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Nama Orang Tua
Ayah : Kamalludin
Ibu : Amrina
Alamat : Dusun III Lumpatan II Kecamatan Sekayu
Kabupaten Musi Banyuasin
RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 2002 – 2008 : SD Negeri 4 Lumpatan
Tahun 2008 – 2011 : SMP Negeri 4 Sekayu
Tahun 2011 – 2014 : SMA Negeri 3 Sekayu
Tahun 2014 – 2017 : Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten
Musi Banyuasin
viii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita panjatkan atas kehadiran Allah SWT atas segala rahmat,
Ilmiah yang berjudul “Hubungan Antara Kualitas Tidur Dan Pola Makan
Sholawat dan Salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW beserta para keluarga, para sahabat dan pengikut-pengikutnya sampai akhir
zaman.
Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
bantuan dari berbagai pihak, baik yang diberikan secara lisan maupun tulisan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:
1. Bapak dr. H. Taufik Rusydi, M.Kes selaku Direktur Akper Pemkab Muba
ix
5. Bapak Jonadi, SKM, M.Kes selaku penguji dalam penyusunan Karya
Musi Banyuasin.
dimiliki penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
Aamiin.
Penulis
x
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 8
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 9
xi
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................. 45
5.2 Hasil Penelitian .................................................................................. 47
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 52
6.2 Hasil Penelitian ................................................................................. 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Hipertensi Pada Lanjut Usia di Posyandu Safira
Desa Lumpatan II kecamatan Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin
Tahun 2017 .......................................................................................47
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Kualitas Tidur Pada Lanjut Usia di Posyandu
Safira Desa Lumpatan II kecamatan Sekayu Kabupaten Musi
Banyuasin Tahun 2017 .....................................................................48
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pola Makan Pada Lanjut Usia di Posyandu
Safira Desa Lumpatan II kecamatan Sekayu Kabupaten Musi
Banyuasin Tahun 2017 .....................................................................48
Tabel 5.4 Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Hipertensi Pada Lanjut
Usia di Posyandu Safira Desa Lumpatan II Kecamatan Sekayu
Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2017 ..........................................49
Tabel 5.5 Hubungan Antara Pola Makan Dengan Hipertensi Pada Lanjut Usia
di Posyandu Safira Desa Lumpatan II Kecamatan Sekayu Kabupaten
Musi Banyuasin Tahun 2017 ........................................................... 50
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
kesejahteraan hidup mereka. Salah satu jenis penyakit yang terus berkembang
darah) di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg (saat
berpotensi untuk mengalami penyakit lain seperti stroke dan penyakit jantung
(Hartono, 2012).
tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg namun tekanan diastolik dalam batas
1
2
hampir satu milyar orang memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi, dua
orang setiap tahun di seluruh dunia. Masalah ini akan terus berkembang,
ditahun 2025 diperkirakan 1,56 milyar orang dewasa akan hidup dengan
darah tinggi dari hampir 1,5 juta orang meninggal setiap tahun karenanya
(Ningtyas, 2016).
yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8%,
sebesar 9,4%, yang didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum obat
sebesar 9,5%. Jadi, ada 0,1% yang minum obat sendiri. Responden yang
+ 0,7%).
tinggi, yaitu sebesar 25,8% sesuai dengan data. Berdasarkan data di atas dapat
dilihat bahwa jumlah pasien hipertensi pada lansia masih tinggi (Marsinta,
2016).
3
tidak menular pada tahun 2013, yaitu Posyandu (Pos Pembinaan Terpadu)
yang merupakan salah satu wujud peran serta masyarakat dalam deteksi dini,
dilakukan melalui gaya hidup sehat, sepereti kualitas tidur, dan pola makan
yang benar.
Pada lansia kualitas tidur menjadi berubah, yaitu 6 jam perhari. Pada
progresif pada tahap tidur NREM 3 dan NREM 4, dan beberapa lansia tidak
memiliki tahap NREM 4 yaitu tahap tidur terdalam (Potter & Perry, 2012).
masalah psikologis seperti depresi dan gangguan perasaan lain. Apabila hal
ini berlangsung dalam waktu yang lama, akan menyebabkan individu tersebut
diimbangi dengan pola hidup sehat, yaitu pola makan, istirahat yang cukup,
manajemen stress yang positif dan rajin berolaraga. Pola makan memegang
4
Lanjut usia merupakan tahap akhir dari proses penuaan. Pada tahap
tahun 1998 adalah 60 tahun. Pada lanjut usia akan terjadi proses
dengan gizi seimbang yang memenuhi kebutuhan nutrisi dengan unsur kaya
serat, rendah lemak dan rendah natrium (kurang dari 6 gr natrium perhari),
berolaraga secara teratur, istirahat yang cukup, berfikir positif, tidak merokok,
terhadap kualitas tidur dan pola makan yang baik dan benar sehingga
lanjut usia di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati dan digerakkan
mengenai hal-hal yang harus dilakukan jika ada gejala penyakit yang
pengukuran sebesar 35,5% pada tahun 2007 dan turun menjadi 26,1% pada
oleh tenaga kesehatan dengan riwayat minum obat hanya 6,3% pada tahun
penyakit terbanyak dengan jumlah kasus 13.335 jiwa pada tahun 2014. Dan
menempati urutan kesatu pada tahun 2015 sebesar 26%. (Dinas Kesehatan
2016. Adapun yang menjadi binaan Posyandu Safira terdapat jumlah usila
214 orang terdiri dari 78 laki-laki dan 136 orang perempuan. Berdasarkan
lebih jauh mengenai hubungan antara kualitas tidur dan pola makan dengan
lanjut usia masih merupakan masalah yang cukup serius, baik ditingkat
Provinsi Sumatra Selatan hipertensi pada lanjut usia juga masih menjadi
bagaimana hubungan antara kualitas tidur dan pola makan dengan hipertensi
adalah para lanjut usia yang menjadi binaan posyandu Safira Desa Lumpatan
II Tahun 2017 sebanyak 214 orang. Penelitian akan diadakan pada bulan Juni
kualitas tidur dan pola makan dengan hipertensi pada lanjut usia di Posyandu
Tahun 2017.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
menerus lebih dari satu periode. Hal ini terjadi apabila arteriole-
(Udjiandi, 2010).
otak bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang
menjadi faktor utama payah jantung dan penyakit koroner. Lebih dari
10
11
a. Hipertensi pada tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg
b. Hipertensi sistolik terisolasi tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg
2.1.2 Etiologi
1. Faktor keturunan
2. Ciri perseorangan
d. Kebiasaan hidup
yaitu :
c. Stress
d. Merokok
e. Minum alkohol
Kortikosteroid.
13
kontrol ini gagal pada hipertensi belum diketahui. Hal ini ditujukan untuk
(Sherwood, 2011).
Bila tubuh mengalami kelebihan garam dan air, tekanan darah meningkat
ambang tekanan pada ginjal dalam mengekskresikan garam dan air akan
dan III mempunyai aksi vasokonstriktor yang kuat pada pembuluh darah
ini menyebabkan infark miokard, stroke, gagal jantung, dan gagal ginjal
(Sherwood, 2011).
sesak napas dan dispnea, atau gejala uremia. Tekanan darah diastolik
hipertensi dan sering disebut “silent killer”. Pada kasus hipertensi berat
gejala yang dialami klien antara lain: sakit kepala (rasa berat di tengkuk),
tremor otot, nyeri dada, epistaksis, pandangan kabur atau ganda, tinnitus
2 yaitu :
medis.
17
Normal <120dan<80
mencapai 140 mmHg atau lebih sedangkan tekanan diastolik kurang dari
(Nugroho, 2008).
2.1.6 Komplikasi
a. Stroke
b. Infark Miokardium
c. Gagal Ginjal
hipertensi kronik.
d. Ensefalopati
kejang. Bayi yang lahir mungkin berat lahir rendah akibat perfusi
proses persalinan.
20
a. Farmakologi
obat berikut:
asma).
kali sehari.
b. Non-farmakologis
darah tinggi
4) Relaksasi
5) Olahraga.
tidur seseorang dapat digambarkan dengan lama waktu tidur, dan keluhan –
keluhan yang dirasakan saat tidur ataupun sehabis bangun tidur. Kebutuhan
tidur yang cukup ditentukan selain oleh faktor jumlah jam tidur (kuantitas
tidur), juga oleh faktor kedalaman tidur (kualitas tidur). Beberapa faktor
tahan tubuh menurun, dan ketidak stabilan tanda tanda vital, sedangkan dari
22
aspek tidur, kemampuan untuk tetap tidur dan mudahnya tertidur sehingga
kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan rasa kantuk di siang hari,
dan menjadi intens dan panjang saat menjelang pagi atau bangun.
Pola tidur REM ditandai dengan adanya gerakan bola mata yang
Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 4
studium, lalu diikuti fase REM terjadi secara bergantian antara 4-7
1. NREM tahap I
2. NREM tahap II
dengan mudah
4. NREM tahap IV
terjadi mimpi
a. Status kesehatan
b. Lingkungan
tidak gaduh (tenang), dan penerangan yang tidak terlalu terang akan
c. Stres psikologis
d. Diet
e. Gaya hidup
(Asmadi, 2008).
2008).
dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan lansia serta harus
badan dan tingkat aktivitas fisik yang dilakukan. Dalam keadaan sakit
berupa nasi, kacang, buah dan sayur. Protein 15-20% dari total.
hewani sebaiknya dari daging tanpa lemak, ikan dan putih telur atau
kurang dari 10% berasal dari lemak hewani. Jumlah asupan kolesterol
bersumber dari kuning telur, jeroan, otak, kulit, udang, keju, sop buntut
serat yang larut dalam air seperti apel, jeruk, pir, kacang merah dan
kedelai. Karena selain sebagai sumber serat, buah dan sayur juga
sebagai sumber vitamin dan mineral serta air. Kebutuhan lansia akan air
gizi, makanan yang disajikan diberikan pada waktu yang teratur dan
27
dalam porsi yang kecil saja, berikan makanan secara bertahap dan
yang beraneka ragam dan mengandung zat gizi yang cukup, makanan
makanan yang diawetkan dan anjurkan pada lansia untuk minum air
putih 6-8 gelas sehari karena kebutuhan cairan meningkat dan untuk
dalam keadaan masih panas (hangat), segar dan porsi kecil (Maryam,
2008).
28
terdiri dari 3 kali makanan utama (pagi, siang dan malam) serta 4-5 kali
makanan selingan. Sebagai contoh pukul 05.00 minum susu atau jus,
pukul 18.30 makanan utama dan sebelum tidur makan minum selingan.
2.4 Lansia
ketuaan meliputi :
1. Hereditas
2. Keturunan/Genetik
3. Nutrisi Makanan
4. Status kesehatan
5. Pengalaman hidup
6. Lingkungan
7. stres
4. Lansia potensial
a. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) UU No.
13 tentang Kesehatan).
panutan.
2. Tipe mandiri
undangan.
32
4. Tipe pasrah
5. Tipe binggung
antara lain:
Pneumonia.
Failure.
Artritis, Osteporosis.
DM.
(Notoatmodjo, 2007).
1. Sasaran Langsung :
keatas)
yaitu ;
kegiatan yang terbatas dan tidak rutin setiap bulan dengan frekuensi
1. Kualitas tidur
(Asmadi, 2010)
2. Pola makan
(Maryam, 2008)
1. Usia
2. Stress
3. Medikasi
4. Variasi diurnal
5. Jenis kelamin
: Diteliti
: Tidak diteliti
BAB III
DAN HIPOTESIS
2012). Berdasarkan tinjauan pada kualitas tidur dan pola makan dengan
hipertensi pada lanjut usia maka kerangka konsep adalah sebagai berikut :
Kualitas Tidur
Hipertensi Pada Lanjut Usia
Pola Makan
Hipertensi
38
39
3.3.1 Ada hubungan antara kualitas tidur dengan hipertensi pada lanjut usia
3.3.2 Ada hubungan antara pola makan dengan hipertensi pada lanjut usia di
METODE PENELITIAN
4.2.1 Populasi
tetapi semua benda yang memiliki sifat atau ciri yang bisa diteliti
41
42
4.2.2 Sampel
sampel. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 20% dari populasi
Kuesioner ini dibuat sendiri oleh peneliti didukung oleh bimbingan dan
dalam tabel.
kualitas tidur dan pola makan dan hipertensi pada lanjut usia.
Musi Banyuasin Tahun 2017. Dianalisis dengan uji statistic Chi Square
HASIL PENELITIAN
Lumpatan II adalah :
1. Tujuan umum
45
46
2. Tujuan khusus
dibidang kesehatan.
siaga.
5.1.3 Demografis
petani, nelayan, dagang, hingga pegawai negeri sipil (PNS). Desa ini
pada tahun 2016 berjumlah ± 2.667 jiwa dengan jumlah kepala keluarga
(KK) sebanyak 651 dan jumlah rumah sebanyak 529 yang terbagi
persentase dari variabel independen (kualitas tidur dan pola makan) dan
1. Hipertensi Responden
responden (53,3%).
responden (55,6%).
49
Bivariat.
selisih ini relatif besar menunjukan secara deskriptif ada hubungan antara
hipertensi pada lanjut usia di Posyandu Safira Desa Lumpatan II. Jadi
terbukti. Dengan melihat 𝑥 2 hitung 13,843 lebih besar dari 𝑥 2 tabel 3,481
hal ini menunjukan ada hubungan antara kualitas tidur dengan hipertensi.
hubungan kuat.
Tabel 5.5 Hubungan Antara Pola Makan dengan Hipertensi Pada Lanjut
Usia di Posyandu Safira Desa Lumpatan II Kecamatan Sekayu
Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2017
Tekanan Darah Uji Statistik
Tidak Total (p value)
Pola Makan Hipertensi
Hipertensi
N % N % N %
Benar 4 21,1 15 78,9 19 100
0.0001
Kurang Benar 23 8888,5 3 11,5 26 100
hipertensi pada lanjut usia di Posyandu Safira Desa Lumpatan II. Jadi
terbukti. Dengan melihat 𝑥 2 hitung 18,071 lebih besar dari 𝑥 2 tabel 3,481
hal ini menunjukan ada hubungan antara pola makan dengan hipertensi.
hubungan kuat.
BAB VI
PEMBAHASAN
variabel independen (kualitas tidur dan pola makan) dan variabel dependen
52
53
(Istiany, 2008).
makan yang benar terhadap lanjut usia agar dapat mengurangi penderita
hipertensi.
54
6.2.2 Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Hipertensi Pada Lanjut Usia
Di Posyandu Safira Desa Lumpatan II Kecamatan Sekayu Kabupaten
Musi Banyuasin Tahun 2017
71,4% lebih tinggi dibandingkan dengan yang kualitas tidur kurang baik
12,5,%), selisih ini relatif besar menunjukan secara deskriptif ada hubungan
antara kualitas tidur dengan hipertensi. Adapun secara statistik bahwa, hasil
uji statistik menggunakan uji Chi Square diperoleh p value 0,0001 (p < α
Posyandu Safira Desa Lumpatan II. Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa
ada hubungan antara kualitas tidur dengan hipertensi pada lanjut usia di
13,843 lebih besar dari nilai 𝑥 2 tabel 3,481 hal ini menunjukan ada
hubungan antara kualitas tidur dengan hipertensi. Serta dengan melihat nilai
diatas 40 tahun tubuh lansia menjadi lebih rentan terkena gangguan tidur,
jadi orang tua sering mengalami tidur yang tidak berkualitas ( Noviani,
2011).
55
pikiran dan otot menurun, sehingga seseorang akan mengantuk dan tertidur.
Pada saat seseorang tertidur jantung akan berdetak lebih lamban dan
tekanan darah akan menurun dan pembuluh darah akan melebar. Begitu juga
Riza Umammi (2014) hubungan kualitas tidur dengan fungsi kognitif dan
bermakna antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada lanjut usia
oleh Riska (2014) hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah pada usia
kualitas tidur dengan tekanan darah pada lansia dengan nilai p value = 0,049
(𝑝 ≤ 𝛼0,05).
penyuluhan tentang kualitas tidur yang baik. Agar lanjut usia bisa
6.2.3 Hubungan Antara Pola Makan Dengan Hipertensi Pada Lanjut Usia Di
Posyandu Safira Desa Lumpatan II Kecamatan Sekayu Kabupaten
Musi Banyuasin Tahun 2017
pola makan benar tidak hipertensi di Posyandu Safira sebanyak 78,9% lebih
11,5,%), selisih ini relatif besar menunjukan secara deskriptif ada hubungan
antara pola makan dengan hipertensi. Adapun secara statistik, hasil uji
antara hubungan pola makan dengan hipertensi pada lanjut usia di Posyandu
Safira Desa Lumpatan II. Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa ada
hitung 18,071 lebih besar dari nilai 𝑥 2 tabel 3,481 hal ini menunjukan ada
hubungan antara pola makan dengan hipertensi. Serta dengan melihat nilai
berat badan, depresi dan rendahnya status kesehatan. Faktor lainnya adalah
dengan penelitian yang dilakukan oleh Maria, dkk. (2012) hasil penelitian
hipertensi.
pemahaman yang benar oleh lanjut usia tentang pola makan yang benar.
Oleh karena itu, jika lanjut usia tidak didasari dengan pemahaman dan cara
7.1 Kesimpulan
antara kualitas tidur dan pola makan dengan hipertensi pada lanjut usia di
1. Dari hasil analisis univariat didapat bahwa hipertensi pada lanjut usia di
2. Dari hasil analisis univariat didapat bahwa kualitas tidur pada lanjut usia di
3. Dari hasil analisis univariat didapat bahwa pola makan pada lanjut usia di
59
60
5. Ada hubungan bermakna antara pola makan dengan hipertensi pada lanjut
7.2 Saran
mungkin bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini.
Diharapkan hasil Karya Tulis Ilmiah ini dapat dijadikan dasar atau
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, 2008, Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien, Salemba Medika,
Jakarta.
(2015). Data Penyakit Hipertensi pada usia lanjut tahun 2015. Dinas
Kesehatan Musi Banyuasian.
Istiany, S. 2008. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Edisi keempat.
Jakarta: Balai Pustaka.
Keliat, BA. 1999. Asuhan Keperawatan Pada Lansia. Jakarta: Salemba Medika.
Levine & Fodor. (2003). Buku Pintar Menaklukkan Hipertensi. Jakarta: Ladang
Pustaka Media.
Maryam, dkk, 2008, Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika.
64
Pujianta, (2015). Hubungan Pola Makan Dengan Tingkat Hipertensi Lanjut Usia
di Posyandu Pucanganom Rongkop Gunung Kidul Yogyakarta. Jurnal
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan‟ Aisyah Yogyakarta.
Rizka, H. (2014). Hubungan antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada
Usia Lanjut di Posyandu Lansia Dusun Jerapan Sindumartani Ngemplak
Sleman Yogyakarta. Jurnal Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan‟Aisyah Yogyakarta.
Riza, U. (2014). Hubungan Kualitas Tidur Dengan Fungsi Kognitif Dan Tekanan
Darah Pada Lansia Di Desa Pasuruhan Kecamatan Mertoyudan
Kabupaten Magelang. Jurnal Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Magelang.
Ramayulis, R 2010, Menu dan resep untuk penderita hipertensi, Penebar Plus+,
Jakarta.
65
Smith, Jefrey k, Karen Hwang dan Mark Johnton 2007. Romantic Attacment in
Individuals With Physical Disabilities Jurnal Reahbilitasion Psyhcology
Vol 52 No.2. Hal 184.
Solehatul, M, (2015). Hubungan Gaya Hidup dan Pola Makan Dengan Kejadian
Hipertensi Pada Lansia di Kelurahan Sawangan baru Kota Depok tahun
2015. Jurnal Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jakarta.
Sutanto, 2010, Cekal (cegah & tangkal) penyakit modern, ANDI, Yogyakarta
Wahid, Ibnu Dian. (2008). Hipertensi pada Lansia. Dibuka 20 Februari 2017 dari
http://diyoyen.blog.friendster.com/2008/09/hipertensi-pada-lansia.