Anda di halaman 1dari 28

TUGAS

PRAKTIKUM PENGAUDITAN DAN PDE (EKA 447 BP)

Dosen Pengampu: Dr. Drs. Herkulanus Bambang Suprasto, M.Si., Ak., CA

OLEH:

IDA AYU LAKSMI DEWI

1506305037

12
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2018

I. KODE ETIK AKUNTAN

Kode Etik Akuntan Profesional adalah adopsi dari Handbook of the Code of
Ethics for Professional Accountants 2016 Edition yang dikeluarkan oleh International
Ethics Standards Board for Accountants of The International Federation of
Accountants (IESBA-IFAC). Dalam proses ppenyusunan kode etik akuntan, IAI
melakukan koordinasi dengan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dan Institut
Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI) sesuai Nota Kesepahaman antara IAI, IAPI
dan IAMI tentang Kerjasama Pengembangan Profesi Akuntan di Indonesia. Kode Etik
Akuntan Profesional ini disahkan pada tanggal 5 Desember 2016 untuk berlaku
efektif pada 1 Januari 2017. Dimana, Kode Etik Akuntan Profesional ini dibagi
menjadi tiga bagian yaitu:

1. Bagian A: Prinsip Dasar Etika;

Bagian A berisi prinsip dasar etika yaitu integritas, objektivitas, kompetensi dan
kehati-hatian profesional, kerahasiaan, dan perilaku profesional. Bagian A juga
memberikan suatu kerangka konseptual dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi
ancaman terhadap prinsip dasar etika, serta menerapkan perlindungan untuk
menghilangkan atau mengurangi ancaman sampai pada tingkat yang dapat diterima.
Pada bagian A terdiri dari 6 seksi yaitu:

a) Seksi 100 Pendahuluan dan Prinsip Dasar

Dimana pada seksi 100 ini terdiri dari seksi 100.1 hingga 100.26. Pada seksi 100.1
dijelaskan mengenai ciri pembeda profesi akuntansi yaitu kesediaannya menerima
tanggungjawab untuk bertindak bagi kepentingan publik. Pada seksi 100.2 dijelaskan
mengenai pembagian kode etik menjadi tiga bagian dimana bagian A menjelaskan
prinsip dasar etika dan kerangka konsepsional. Seksi 100.3 menjelaskan mengenai
penjelasan bahwa bagian B dan C kode etik menjelaskan penerapan kerangka
konseptual pada siatuasi tertentu. Pada seksi 100.5 dijelaskan mengenai prinsip dasar
etika yang harus dipatuhi oleh akuntan profesional yang terdiri dari 5 poin yang
dijelaskan seksi 110-150. Seksi 100.6 hingga 100.11 menjelaskan lebih lengkap
mengenai pendekatan kerangka konseptual untuk mengatasi ancaman yang timbul
terhadap kepatuhan prinsip dasar etika yang berasal dari situasi dan keadaan yang
dihadapi akuntan profesional dimana apabila terdapat ancaman maka akuntan
profesional harus menentukan tersedia tidaknya perlindungan yang tepat untuk
menghilangkan atau mengurangi ancaman tersebut, mengevaluasi setiap ancaman,
mempertimbangkan faktor kualitatif dan kuantitatif ketika mengevaluasi ancaman,
ketentuan yang harus dipatuhi akuntan profesional apabila mengidentifikasi
pelaanggaran terhadap ketentuan independensi, dan hal yang harus dilakukan ketika
menghadapi keadaan yang tidak biasa dimana penerapan aturan tertentu dari Kode
Etik dapat mengakibatkan hasil keluaran yang tidak memenuhi kepentingan publik.
Seksi 100.12 hingga 100.16 membahas mengenai Ancaman dan Perlindungan
dimana ancaman tersebut dapat dikategorikan menjadi 5 jenis seperti ancaman
kepentingan pribadi, ancaman telaah pribadi, ancaman advokasi, ancaman kedekatan
dan ancaman intimidasi. Selain itu, membahas tindakan untuk menghilangkan atau
mengurangi ancaman sampai tingkat yang bisa diterima, perlindungan yang
diciptakan oleh profesi hingga peraturan, perlindungan dalam lingkungan kerja bagi
akuntan profesional dan perlindungan tertentu untuk mencegah perilaku tidak etis.
Seksi 100.17 hingga 100.18 menjelaskan mengenai benturan kepentingan yang dapat
menciptakan ancaman terhadap prinsip dasar etika. Seksi 100.19 hingga 100.24
menjelaskan mengenai Penyelesaian Konflik Etika dimana akuntan profesional
diwajibkan untuk menyelesaikan benturan dalam mematuhi prinsip dasar etika, faktor
yang relevan untuk penyelesaian benturan, menentukan perlu atau tidaknya
berkonsultasi dengan pihak yang bertanggungjawab, pendokumentasian persoalan,
pertimbangan untuk memint saran pada IAI apabila terdapat benturan yang signifikan,
dan keputusan mengundurkan diri apabila benturan tidak dapat diselesaikan. Seksi
100.25 hingga 100.26 membahas mengenai Komunikasi dengan Penanggungjawab
Tata Kelola dimana ketika berkomunikasi dengan penanggungjawab tata kelola sesuai
dengan ketentuan dalam kode etik dan komunikasi telah dilakukan secara memadai
dalam kapasitasnya atas tata kelola.

b) Seksi 110 Integritas

Pada seksi ini terdiri dari seksi 110.1 hingga 110.3 yang membahas mengenai
intergritas dimana prinsip integritas mewajibkan setiap Akuntan Profesional untuk
bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional dan hubungan bisnisnya.
Akuntan tidak boleh terkait dengan laporan atau informasi yang salah dan
menyesatkan.

c) Seksi 120 Objektivitas

Seksi 120 terdiri dari seksi 120.1 hingga 120.2 dimana Prinsip objektivitas
mewajibkan semua Akuntan Profesional untuk tidak membiarkan bias, benturan
kepentingan, atau pengaruh tidak sepantasnya dari pihak lain, yang dapat mengurangi
pertimbangan profesional atau bisnisnya dan Akuntan Profesional tidak akan
memberikan layanan profesional jika suatu keadaan atau hubungan menyebabkan
terjadinya bias atau dapat memberi pengaruh yang berlebihan terhadap pertimbangan
profesionalnya.

d) Seksi 130 Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Pada seksi 130 terdiri dari seksi 130.1 hingga 130.6 yang menjelaskan mengena
prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional yang wajib dilakukan setiap
Akuntan Profesional, Program pengembangan profesional yang berkelanjutan
membuat Akuntan Profesional dapat mengembangkan dan memelihara
kemampuannya untuk bertindak secara kompeten dalam lingkungan profesional,
prinsip ketekunan yang harus dilakukan oleh akuntan, sebagai akuntan profesional
harus mengambil langkah-langkah yang rasional, akuntan profesional juga perlu
menjelaskan kepada klien, pemberi kerja, atau pengguna jasa lain mengenai
keterbatasan yang melekat pada jasa atau kegiatan profesional yang diberikannya.

e) Seksi 140 Kerahasiaan

Seksi 140 terdiri dari seksi 140.1 hingga 140.8 dimana seksi tersebut menjelaskan
prinsip kerahasiaan yang mewajibkan setiap Akuntan Profesional untuk tidak
melakukan hal-hal seperti mengungkap dan menggunakan informasi rahasia, waspada
terhadap pengungkapan yang tidak disengaja, selalu menjaga kerahasiaan informasi
yang diungkapkan oleh calon klien atau pemberi kerja, menjaga kerahasiaan
informasi di dalam Kantor Akuntan atau organisasi tempatnya kerja, memastikan staf
untuk menghormati kewajiban Akuntan Profesional untuk menjaga kerahasiaan
informasi, harus mematuhi prinsip kerahasiaan. Selain itu, dalam seksi 140 juga
dijelaskan mengenai keadaan di mana Akuntan Profesional disyaratkan atau mungkin
disyaratkan untuk mengungkapkan informasi rahasia atau ketika pengungkapan
tersebut mungkin diperlukan seperti pengungkapan yang diizinkan hukum dan lainnya
serta mempertimbangkan faktor-faktor yang relevan untuk memutuskan
mengungkapkan informasi rahasia.

f) Seksi 150 Perilaku Profesional

Seksi 150 terdiri dari seksi 150.1 hingga 150.2 dimana seksi-seksi tersebut membahas
mengenai perilaku profesional yang dimiliki akuntan profesional. Prinsip perilaku
profesional mewajibkan setiap Akuntan Profesional untuk mematuhi ketentuan
hukum dan peraturan yang berlaku serta menghindari setiap perilaku yang Akuntan
Profesional tahu atau seharusnya tahu yang dapat mengurangi kepercayaan pada
profesi. Selain itu, hal yang dijelaskan adalah dalam memasarkan dan
mempromosikan diri dan pekerjaannya, Akuntan Profesional dilarang mencemarkan
nama baik profesi.

2. Bagian B: Akuntan Profesional di Praktik Publik

Bagian B mengacu pada Bagian B kode etik yang dikeluarkan oleh Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Jika tidak diatur, maka mengacu pada Handbook of
the Code of Ethics for Professional Accountants 2016 edition yang dikeluarkan oleh
International Ethics Standards Board for Accountants of The International
Federation of Accountants (IESBAIFAC).

3. Bagian C: Akuntan Profesional di Bisnis

Bagian C menjelaskan bagaimana penerapan prinsip dasar etika di Bagian A bagi


Akuntan Profesional di organisasi tempatnya bekerja (bisnis).
a) Seksi 300 Pendahuluan

Seksi 300 terdiri dari seksi 300.1 hingga 300.15 yang menjelaskan mengenai
pendahuluan-pendahuluan bagian C yaitu bagian C menjelaskan bagaimana
penerapan dasar etika di Bagian A bagi akuntan profesional di tempatnya bekerja
(bisnis). Selain itu, akuntan profesional berperan baik sebagai karyawan, rekan
direktur dan lainnya yang memiliki tanggungjawab untuk mendukung organisasi
tempatnya bekerja dimana hasil pekerjaan Akuntan Profesional di Bisnis dapat
dijadikan acuan oleh investor, kreditur, pemberi kerja, dan komunitas bisnis lain,
sebagaimana juga pemerintah dan masyarakat umum. Selain itu, seksi 300
membahas mengenai perlindungan-perlindungan di tempat kerja untuk menghindari
ancaman.

b) Seksi 310 Benturan Kepentingan

Seksi 310 mengenai benturan kepentingan terdiri dari seksi 310.1 hingga 310.11 yang
membahas mengenai Benturan kepentingan dapat memunculkan ancaman terhadap
prinsip objektivitas dan prinsip dasar etika yang lain, situasi-situasi yang
memunculkan benturan kepentingan, hal-hal yang harus dilakukan akuntan dalam
menghadapi benturan kepentingan yang terjadi, menerapkan perlindungan untuk
menghilangkan atau mengurangi ancaman tersebut sampai ke tingkat yang dapat
diterima, langkah-langkah rasional yang harus diambil akuntan profesional apabila
terjadi benturan kepentingan, hal-hal yang harus dievaluasi akuntan apabila terjadi
benturan kepentingan.

c) Seksi 320 Penyusunan dan Pelaporan Informasi

Seksi 320 terdiri dari seksi 320.1 hingga seksi 320.7 yang menjelaskan bahwa
Akuntan Profesional di Bisnis menyusun atau menyajikan informasi tersebut secara
wajar, jujur, dan sesuai dengan standar profesional yang berlaku, sehingga dapat
dimengerti dalam konteks pelaporannya, langkah-langkah rasional yang harus diambil
untuk memelihara informasi yang menjadi tanggung jawabnya, hal-hal yang harus
dilakukan untuk mengatasi ancaman berupa tekanan saat menyusun atau melaporkan
informasi dan hal yang harus dilakukan ketika tidak mungkin mengurangi ancaman
sampai ke tingkat yang dapat diterima, maka Akuntan Profesional di Bisnis menolak
untuk, atau tetap dikaitkan dengan, informasi yang dianggap menyesatkan
d) Seksi 330 Bertindak dengan Keahlian yang Memadai

Seksi 330 terdiri dari seksi 330.1 hingga 330.4 mengenai bertindak dengan keahlian
yang memadai dimana Akuntan Profesional di Bisnis tidak boleh dengan sengaja
menyesatkan pemberi kerja mengenai tingkat keahlian atau pengalaman yang
dimilikinya, ataupun gagal memperoleh nasihat dan bantuan ahli ketika diperlukan,
keadaan yang memunculkan acaman,

e) Seksi 340 Kepentingan Keuangan, Kompensasi, dan Instentif terkait dengan


Pelaporan Keuangan dan Pengambilan Keputusan

Seksi 340.1 hingga 340.4 menjelaskan mengenai Akuntan Profesional di Bisnis


mungkin mempunyai kepentingan keuangan termasuk kepentingan keuangan yang
timbul dari program kompensasi atau insentif, atau mungkin mengetahui kepentingan
keuangan dari anggota keluarga batih atau keluarga sedarah dan semenda, yang dalam
keadaan tertentu dapat memunculkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar
etika, keadaan yang memunculkan ancaman dalam hal tersebut, ancaman kompensasi
yang mungkin terjadi, perlindungan yang digunakan untuk mengatasi ancaman dalam
hal Kepentingan Keuangan, Kompensasi, dan Instentif terkait dengan Pelaporan
Keuangan dan Pengambilan Keputusan.

f) Seksi 350 Bujukan

Seksi 350 mengenai bujukan terdiri dari seksi 350.1 hingga 350.4 mengenai
menerima penawaran yang menjelaskan mengenai Akuntan Profesional di Bisnis,
anggota keluarga batih, atau anggota keluarga sedarah dan semenda mungkin ditawari
bujukan dalam berbagai bentuk termasuk hadiah, layanan, perlakuan istimewa, dan
tawaran yang tidak sepantasnya berdasarkan pertemanan atau loyalitas. Dimana,
bujukan tersebut akan menyebabkan suatu ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip
dasar etika. Keberadaan dan signifikansi dari setiap ancaman bergantung pada sifat,
nilai, dan maksud di balik tawaran yang diberikan. Signifikansi setiap ancaman
dievaluasi dan perlindungan diterapkan ketika diperlukan untuk menghilangkan atau
mengurangi ancaman tersebut sampai ke tingkat yang dapat diterima. Seksi 350.5
hingga 350.8 membahas mengenai memberi penawaran. Hal yang dijelaskan adalah
Akuntan Profesional di Bisnis mungkin berada dalam situasi yang mana Akuntan
Profesional di Bisnis diharapkan, atau di bawah tekanan lainnya, untuk menawarkan
bujukan untuk memengaruhi pertimbangan atau proses pengambilan keputusan dari
individu atau organisasi, atau untuk memperoleh informasi rahasia. Tekanan tersebut
bisa saja berasal dari dalam organisasi tempatnya bekerja, misalnya, dari rekan
sejawat atau atasan atau ekanan juga dapat berasal dari individu atau organisasi di luar
organisasi tempatnya bekerja yang menyarankan tindakan atau keputusan bisnis yang
akan menguntungkan bagi organisasi tempatnya bekerja. Akuntan Profesional di
Bisnis tidak menawarkan bujukan untuk memengaruhi secara tidak pantas keputusan
profesional dari pihak ketiga.

g) Seksi 360 Merespon Ketidakpatuhan pada Hukum dan Peraturan

Seksi 360 terdiri dari seksi 360.1 hingga 360.4 mengenai tujuan dari Seksi ini adalah
untuk menetapkan tanggung jawab Akuntan Profesional ketika menghadapi adanya
ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan tersebut, serta memberikan panduan bagi
Akuntan Profesional dalam menilai implikasi dari permasalahan dan tindakan yang
mungkin dilakukan ketika menanggapinya dimana Ketidakpatuhan pada hukum dan
peraturan (“ketidakpatuhan”) mencakup tindakan kelalaian atau perbuatan jahat yang
disengaja maupun tidak disengaja, yang dilakukan oleh organisasi tempat Akuntan
Profesional bekerja, penanggungjawab tata kelola, manajemen, atau individu lain
yang bekerja untuk atau di bawah arahan organisasi tempatnya bekerja yang
bertentangan dengan hukum atau peraturan yang berlaku. Seksi 360.5 hingga 360.9
membahas mengenai rung lingkup dimana Seksi ini menetapkan pendekatan yang
akan diambil oleh Akuntan Profesional yang mengalami atau menyadari adanya
ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan terhadap: (a) Undang-undang dan
peraturan yang umumnya memiliki dampak langsung terhadap penentuan jumlah dan
pengungkapan yang material dalam laporan keuangan organisasi tempatnya bekerja;
dan (b) Undang-undang dan peraturan lain yang tidak memiliki dampak langsung
terhadap penentuan jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan organisasi
tempatnya bekerja. Seksi 360.10 membahas mengenai Tanggung Jawab dari
Manajemen dan Penanggung Jawab Tata Kelola di Organisasi Tempatnya Bekerja
seperti mengidentifikasi dan mengatasi setiap ketidakpatuhan yang dilakukan oleh
organisasi tempatnya bekerja atau individu yang bertanggung jawab oleh tata kelola.
Seksi 360.11 hingga 360.12 membahas mengenai Tanggung Jawab Akuntan
Profesional di Bisnis. Seksi 360.13 membahas mengenai Tanggung Jawab dari
Akuntan Profesional Senior di Bisnis. Seksi 360.14 hingga 360.15 membahas
mengenai Memperoleh Pemahaman atas Permasalahan. Seksi 360.16 hingga 360.18
membahas mengenai Mengatasi Permasalahan. Seksi 360.19 hingga 360.27
membahas mengenai Menentukan Perlu Tidaknya Tindakan Lebih Lanjut. Seksi
360.28 hingga 360.31 membahas mengenai Menentukan Apakah Mengungkapkan
Permasalahan kepada Otoritas Berwenang. Seksi 360.32 membahas mengenai
Dokumentasi. Seksi 360.33 hingga 360.36 membahas Tanggung Jawab dari Akuntan
Profesional Selain Akuntan Profesional Senior di Bisnis. Seksi 360.37 membahas
Dokumentasi.

II. STANDAR AUDIT

Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar
pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan beserta interpretasinya. Standar auditing
merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri atas
sepuluh standar dan dirinci dalam bentuk Standar Perikatan Audit (SPA). Di negara
lain contohnya Amerika Serikat standar ini dikeluarkan oleh the American Institute of
Certified Public Accountants (AICPA) dan standar auditnya bernama Generally
Acceptef Auditing Standards (GAAS). Standar auditing terbagi menjadi 3 bagian
diantaranya:

1. Standar Umum

2. Standar Pekerjaan Lapangan

3. Standar Pelaporan Keuangan Historis


Standar Umum

a) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

Dalam standar umum ditekankan arti penting kualitas pribadi yang harus dimiliki
seorang auditor. Standar yang diharuskan adalah keharusan bagi seorang auditor
memiliki latar belakang pendidikan formal auditing dan akuntansi, pengalaman kerja
yang cukup dalam profesi yang ditekuninya, dan selalu mengikuti
pendidikan-pendidikan profesi berkelanjutan. Seorang auditor juga dituntut untuk
memenuhi kualifikasi teknis dan berpengalaman dalam bidang industri yang digeluti
kliennya. Dalam hal auditor atau asistennya tidak mampu menangani suatu masalah,
mereka berkewajiban untuk mengupayakan pengetahuan dan keahlian yang
dibutuhkan, mengalihkan perkerjaannya kepada orang lain yang lebih mampu, atau
mengundurkan diri dari penugasan.

b) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam


sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

Kode etik akuntan dan pernyataan standar auditing juga menekankan arti penting
independensi ini. KAP diharuskan untuk mengikuti beberapa praktik untuk
meningkatkan independensi dari semua personelnya. Misalnya, telah ditentukan
prosedur yang harus diambil jika timbul perselisihan antara manajemen dengan para
auditornya dalam pekerjaan audit yang besar.

c) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib


menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

Auditor wajib melaksanakan tugas-tugasnya dengan kesungguhan dan


kecermatan, atau kepedulian profesional. Misalnya, kecermatan dan keseksamaan
profesional meliputi ketelitian dalam memeriksa kelengkapan kertas kerja,
mengumpulkan bahan bukti audit yang memadai dan menyusun laporan audit yang
lengkap. Sebagai seorang profesional, auditor harus menghindari kelalaian dan
ketidakjujuran, tetapi tentu saja dia tidak dapat diharapkan untuk bertindak sempurna
dalam setiap situasi.

Standar Pekerjaan Lapangan

a) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten


harus disupervisi dengan semestinya.

Standar pekerjaan lapangan berkaitan dengan pengumpulan data dan kegiatan lain
yang dilaksanakan selama audit. Standar yang pertama menentukan agar program
kerja yang akan dilaksanakan direncanakan dengan matang dan pelaksanaannya oleh
para asisten diawasi dengan seksama. Pengawasan merupakan unsur sangat penting
dalam audit karena cukup banyak bagian pekerjaan yang dilaksanakan oleh para staf
yang kurang berpengalaman.

b) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh unutk


merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
yang akan dilakukan.

Salah satu konsep yang secara luas dalam teori dan praktek audit menyebutkan
bahwa struktur pengendalian intern klien sangat penting dalam menghasilkan
informasi keuangan yang andal. Jika auditor yakin bahwa struktur pengendalian intern
yang diterapkan klien sudah sangat baik, yaitu telah mencakup sistem pengendalian
intern yang mampu menyajikan data yang andal dan memberikan jaminan aman atas
aktiva dan catatan, maka jumlah bukti audit yang perlu dikumpulkan akan jauh lebih
sedikit daripada jika sistem yang dimiliki klien kurang baik. Bisa terjadi, struktur
pengendalian intern klien begitu buruknya sehingga mustahil dilakukan audit yang
efektif.

c) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,


pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keungan yang diaudit.

Keputusan mengenai berapa banyak bahan bukti yang akan dikumpulkan dalam
situasi tertentu merupakan sesuatu yang memerlukan pertimbangan profesional.

Standar Pelaporan Keuangan Historis

a) Laporan Auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah


disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di indonesia

Prinsip akuntansi yang berlaku umum (generally accepted accounting principles)


ini mencakup konvensi, aturan dan prosedur yang dibutuhkan untuk membatasi
praktik akuntansi yang berlaku secara umum pada wilayah dan waktu tertentu.
Dimana prinsip yang berlaku umum di indonesia adalah seperti Pernyataan Standar
Akuntansi Indonesia (PSAK)

b) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidak


konsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip
akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

Tujuan standar konsistensi adalah untuk memberikan jaminan bahwa jika daya
banding laporan keuangan di antara dua periode dipengaruhi secara material oleh
perubahan prinsip akuntansi, auditor akan mengungkapkan perubahan tersebut dalam
laporannya. Walaupun ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dapat
menyebabkan kurangnya daya banding laporan keuangan, namun faktor lain yang
tidak berhubungan dengan konsistensi dapat pula menyebabkan kurangnya daya
banding laporan keuangan.

c) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang


memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
Penyajian laporan keuangan yang berisi pengungkapan informasi yang sesuai dengan
prinsip akuntansi yang memadai atas hal material, yang meliputi bentuk, susunan, isi
laporan keuangan serta catatan atas laporan keuangan. Auditor dapat
mempertimbangkan pengungkapan melaui informasi yang diterima oleh kliennya atas
dasar kepercayaan bahwa seorang auditor akan merahasiakan informasi tersebut.
Auditor harus dapat mempertanggungjawabkan dan mempertahankan kepercayaan
tersebut karena akan sulit untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk
menyatakan pendapatnya atas laporan keuangan.

d) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai


laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak
dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama
auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus
memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang
dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh
auditor.

Apabila pendapat dari keseluruhan tidak bisa diberikan maka alasannya harus
ditanyakan karena laporan auditor harus menyajikan petunjuk yang jelas tentang
pekerjaan audit yang berhasil dilaksanakan. Standar pelaporan ini bertujuan untuk
mencegah kesalahan penafsiran tingkat tanggungjawab oleh akuntan bila namanya
dikaitkan dengan laporan keuangan. Disebut terkait dengan laporan keuangan adalah
jika akuntan memberikan izin namanya dalam suatu dokumen, laporan atau
komunikasi tertulis. Apabila seorang akuntan menyerahkan hasil laporan keuangan
yang dibuat/disusunnya kepada pihak lain maka akuntan tersebut dianggap terkait
dengan laporan keuangan meskipun akuntan tidak menuliskan namanya pada
dokumen/laporan tersebut

III. STANDAR PENGENDALIAN MUTU

Setiap Kantor Akuntan Publik (KAP) wajib memiliki sistem pengendalian mutu
yang harus diterapkan pada semua jasa audit, atestasi, akuntansi dan review, yang
standarnya telah ditetapkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
Dalam setiap penugasan jasa profesional, KAP bertanggung jawab untuk mematuhi
SPAP. Dalam pemenuhan tanggung jawab tersebut, KAP wajib mempertimbangkan
integritas stafnya, independensi terhadap klien, kompetensi, objektivitas serta
penggunaan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama. Oleh karena itu,
KAP harus memiliki sistem pengendalian mutu yang mencakup struktur organisasi,
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan KAP untuk memberikan keyakinan memadai
tentang kesesuaian penugasan profesional dengan SPAP.

Sistem Pengendalian Mutu KAP diatur dalam Pernyataan Standar Pengendalian


Mutu (PSPM) No. 01 yang dikeluarkan oleh Komite SPAP. Sifat dan lingkup
kebijakan dan prosedur pengendalian mutu yang ditetapkan oleh KAP dapat berbeda
antara antara KAP yang satu dengan lainnya karena penyusunan sistem pengendalian
mutu KAP dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain ukuran KAP, tingkat otonomi
yang diberikan kepada staf dan kantor-kantor cabangnya, sifat praktik, organisasi
kantor serta pertimbangan biaya manfaat. KAP harus mempertimbangkan setiap unsur
pengendalian mutu, sejauh dapat diterapkan dalam prakteknya, dalam merumuskan
kebijakan dan prosedur pengendalian mutu.

Adapun unsur-unsur pengendalian mutu dimaksud adalah berupa :

1. Independensi

Independensi, yang memberikan keyakinan memadai bahwa pada setiap lapis


organisasi, semua staf profesional mempertahankan Independensi sebagaimana diatur
dalam Aturan Etika Akuntan Publik secara rinci. Aturan Etika No. 1,Integritas,
Objectivitas dan Independensi, memuat contoh-contoh penerapan yang berlaku untuk
Akuntan Publik. Contoh prosedur : Setiap patner dan staf wajib menjawab “kuesioner
independens” tahunan sehubungan dengan pemilikan saham atau menjadi anggota
dewan direksi.

Kebijakan atas Sistem Pengendalian Mutu KAP dalam SPAP untuk Independensi
adalah sebagaimana berikut:

a) Semua personel, pada setiap tingkat organisasi diwajibkan untuk mematuhi


ketentuan independensi sebagaimana diatur oleh Ikatan Akuntan Publik
Indonesia.
b) Manager Audit diwajibkan untuk mengkomunikasikan kebijakan dan prosedur
mengenai independensi kepada seluruh supervisor audit, senior auditor dan junior
auditor. Termasuk kepada asisten staf yang berstatus pegawai magang.

c) KAP akan melakukan pemantauan atas kepatuhan seluruh personel terhadap


kebijakan dan prosedur mengenai independensi.

2. Penugasan Personel

Penugasan personel, yang memberikan keyakinan memadai bahwa penugasan


akan dilaksanakan oleh staf profesional yang memiliki tingkat pelatihan dan keahlian
teknis untuk penugasan tersebut. Dalam proses penugasan personel, sifat dan lingkup
supervisi harus dipertimbangkan. Umumnya, apabila personel yang ditugaskan
semakin cakap dan berpengalaman, maka supervisi secara langsung terhadap personel
tersebut semakin tidak diperlukan. Contoh prosedur : Penugasan seluruh staf
dilakukan oleh patner yang mengetahui perusahaan klien dan melakukan penugasan
setidaknya 2 bulan sebelumnya.

Kebijakan atas Sistem Pengendalian Mutu KAP dalam SPAP untuk Penugasan
Personel adalah sebagaimana berikut:

a) KAP akan memberikan penjelasan tentang pendekatan yang digunakan dalam


penugasan personel, termasuk perencanaan kebutuhan secara keseluruhan untuk
mencapai keseimbangan antara kebutuhan, keahlian, pengembangan dan
pemanfaatan personel dalam pelaksanaan perikatan.

b) KAP akan menunjuk satu personel yang akan bertanggung jawab (person
incharge) dalam penugasan personel.

c) KAP akan meyusun skedul pelaksanaan dan kebutuhan personel untuk kegiatan
audit atas klien-klien yang sudah melakukan perikatan audit.

3. Konsultasi

Konsultasi, yang memberikan keyakinan memadai bahwa personel akan


memperoleh informasi yang memadai sesuai yang dibutuhkan dari orang yang
memiliki tingkat pengetahuan, kompetensi dan pertimbangan (judgement) yang
memadai. Sifat konsultasi akan tergantung atas beberapa faktor, antara lainukuran
KAP dan tingkat pengetahuan, kompetensi dan pertimbangan yangdimiliki oleh staf
pelaksana perikatan. Contoh prosedur : Pimpinan KAP harus siap untuk konsultasi
dan harus menyetujui penugasan sebelum penyelesaian.

Kebijakan atas Sistem Pengendalian Mutu KAP dalam SPAP untuk Konsultasi adalah
sebagaimana berikut:

a) KAP akan mengidentifikasi masalah dan situasi khusus yang mengharuskan


personel untuk berkonsultasi dan mendorong personel untuk berkonsultasi
dengan atau menggunakan sumber atau pihak yang berwenang mengenai masalah
yang kompleks dan tidak biasa.

b) Senior auditor, supervisor, manajer audit, harus melakukan konsultasi secara


berjenjang, manajer harus berkonsultasi kepada partner dalam hal terdapat
masalah yang kompleks dan tidak biasa.

c) Kegiatan konsultasi atas masalah-masalah yang dikonsultasikan baik menyangkut


penerapan standar audit, maupun standar akuntansi keuangan dan hasil konsultasi
harus didokumentasikan dalam working papers dan disimpan terpisah dari current
working papers.

4. Supervisi

Supervisi, yang memberikan keyakinan memadai bahwa pelaksanaan perikatan


memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh KAP. Lingkup supervisi dan review
yang sesuai pada suatu kondisi tertentu, tergantung atas beberapa faktor, antara lain
kerumitan masalah, kualifikasi staf pelaksana perikatan serta lingkup konsultasi yang
tersedia dan yang telah digunakan. Tanggung jawab KAP untuk menetapkan prosedur
supervisi berbeda dengan tanggung jawab staf secaraindividual untuk merencanakan
dan melakukan supervisi secara memadai atas perikatan tersebut. Contoh prosedur :
Dibutuhkan tinjauan dan persetujuan program audit yang dilakukan oleh patner audit
sebelum dilakukan pengujian rinci.

Kebijakan atas Sistem Pengendalian Mutu KAP dalam SPAP untuk Supervisi adalah
sebagaimana berikut:

a) Perencanaan perikatan audit harus dilakukan minimal oleh tingkat


manajer.Pelaksanaan perencanaan perikatan harus mengacu kepada prosedur
yang ditetapkan.
b) Senior auditor, supervisor, manajer audit, partner melakukan supervisi secara
berjenjang untuk mempertahankan standar mutu KAP dan kualitas kertas kerja
(working papers) dan laporan audit atau perikatan lainnya.

5. Pemekerjaan (Hiring)

Pemekerjaan (Hiring), yang memberikan keyakinan memadai bahwa semua staf


profesionalnya memiliki karakteristik yang tepat sehingga memungkinkan mereka
melakukan perikatan secara kompeten. Akhirnya mutu pekerjaan KAP tergantung
kepada integritas, kompetensi dan motivasi personel yang melaksanakan dan
melakukan supervisi atas pekerjaan. Oleh karena itu program pemekerjaan KAP
menjadi salah satu unsur penentu untuk mempertahankan mutu pekerjaan KAP.
Contoh prosedur : Seluruh karyawan yang akan dipekerjakan harus diwawancarai dan
disetujui oleh patner kepegawaian dan patner yang berkaitan dengan masalah teknis
audit.

Kebijakan atas Sistem Pengendalian Mutu KAP dalam SPAP untuk Pemekerjaan
(Hiring) adalah sebagaimana berikut:

a) KAP akan menyusun perencanaan kebutuhan personel, penetapan tujuan


pemeriksaan dan penetapan kualifikasi personel yang terlibat dalam kegiatan
pemekerjaan.

b) KAP akan memberikan informasi kepada pelamar kerja tentang kualifikasi


auditor yaitu: kualifikasi untuk junior auditor minimum DIII akuntansi, senior
auditor S1 akuntansi. Sedangkan untuk supervisor audit dan manajer audit
minimal adalah mereka yang telah memiliki gelar akuntan dan memiliki nomor
register negara untuk akuntan.

c) KAP akan melakukan program orientasi bagi personel yang baru diterima.

6. Pengembangan Profesional

Pengembangan profesional, yang memberikan keyakinan memadai bahwa


personel memiliki pengetahuan memadai sehingga memungkinkan mereka memenuhi
tanggung jawabnya. Pendidikan profesional berkelanjutan dan pelatihan merupakan
wahana bagi KAP untuk memberikan pengetahuan memadai kepada personelnya
untuk memenuhi tanggung jawab mereka dan untuk kemajuan karir mereka di KAP.
Contoh prosedur : Setiap profesional harus memperoleh 40 jam pendidikan lanjutan
setiap tahun ditambah jam tambahan yang diusulkan oleh patner.

Kebijakan atas Sistem Pengendalian Mutu KAP dalam SPAP untuk Pengembangan
Profesional adalah sebagaimana berikut:

a) KAP akan menyediakan bagi personel mengenai perkembangan terkini dalam


standar profesional dan materi mengenai kebijakan dan prosedur teknis KAP.

b) KAP akan memberikan dorongan bagi personel untuk terlibat dalam


pengembangan diri, serta mengikuti pendidikan profesi berkelanjutan melalui
seminar, lokakarya dan lainnya.

7. Promosi (Advancement)

Promosi (advancement), yang memberikan keyakinan memadai bahwa semua


personel terseleksi untuk promosi, memiliki kualifikasi seperti yang disyaratkan untuk
lapis tanggung jawab yang lebih tinggi. Praktik promosi personel akan berakibat
terhadap mutu pekerjaan KAP. Kualifikasi personel terseleksi untuk promosi harus
mencakup, tetapi tidak terbatas pada karakter, intelejensi, pertimbangan (judgement)
dan motivasi. Contoh prosedur : Setiap profesional harus dievaluasi dalam setiap
penugasan dan dilaporkan dalam laporang evaluasi penugasan perorangan yang
dimiliki perusahaan.

Kebijakan atas Sistem Pengendalian Mutu KAP dalam SPAP untuk Promosi
Profesional adalah sebagaimana berikut:

a) KAP hanya akan memberikan promosi kepada mereka yang telah memenuhi
kualifikasi yang disyaratkan atas berbagai tingkatan tanggung jawab.

b) Promosi dilakukan setelah terlebih dahulu dilakukan evaluasi kinerja personel.

8. Penerimaan dan Keberlanjutan Klien

Penerimaan dan Keberlanjutan Klien, yang memberikan keyakinan memadai


bahwa perikatan dari klien akan diterima atau dilanjutkan untuk meminimumkan
hubungan dengan klien yang manajemennya tidak memiliki integritas. Adanya
keharusan bagi KAP untuk menetapkan prosedur dengan tujuan tersebut, tidak
berarti KAP bertugas untuk menentukan integritas atau keandalan klien dan tidak
juga berarti bahwa KAP berkewajiban kepada siapapun, kecuali kepada dirinya
sendiri, untuk menerima, menolak atau mempertahankan kliennya. Namun, dengan
berdasarkan pada prinsip pertimbangan hati-hati (prudence), KAP disarankan selektif
dalam menentukan hubungan profesionalnya. Contoh prosedur : Formulir evaluasi
klien, sehubungan dengan masalah yang dikomentari oleh auditor terdahulu dan
evaluasi atas manajemen, harus disajikan untuk setiap klien, sebelum persetujuan
dilakukan.

Kebijakan atas Sistem Pengendalian Mutu KAP dalam SPAP untuk Penerimaan dan
Keberlanjutan Klien adalah sebagaimana berikut:

a) Pada setiap akhir periode tertentu, KAP akan melakukan evaluasi terhadap klien
untuk menentukan apakah hubungan perikatan dimasa mendatang perlu
diteruskan atau tidak.

b) KAP akan melakukan evaluasi atas calon klien sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan untuk memberikan persetujuan atau menolak calon klien.

9. Inspeksi

Inspeksi, yang memberikan keyakinan memadai bahwa prosedur yang


berhubungan dengan unsur-unsur pengendalian mutu seperti tersebut pada butir 1
sampai dengan butir 9, telah diterapkan secara efektif. Prosedur inspeksi dapat
dirancang dan dilaksanakan oleh individu yang bertindak mewakili kepentingan
manajemen KAP. Jenis prosedur inspeksi yang akan digunakan tergantung kepada
pengendalian yang ditetapkan oleh KAP dan penetapan tanggung jawab diKAP untuk
melaksanakan kebijakan dan prosedur pengendalian mutunya.

Contoh prosedur : Patner yang bertanggungjawab terhadap pengendalian mutu harus


menguji prosedur pengendalian mutu setidaknya setahun sekali untuk menjamin
bahwa operasi perusahaan tidak menyimpang.

KAP wajib mengkomunikasikan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu


kepada personelnya dengan suatu cara yang akan memberikan keyakinan memadai
bahwa kebijakan dan prosedur tersebut dapat dipahami. Bentuk dan lingkup
komunikasi tersebut harus cukup komprehensif sehingga dapat menyampaikan,
kepada personel KAP, informasi mengenai kebijakan dan prosedur pengendalian
mutu yang berhubungan dengan mereka.

Pada umumnya, komunikasi akan lebih baik apabila dilakukan secara tertulis,
namun keefektifan sistem pengendalian mutu KAP tidak terpengaruh oleh ketiadaan
dokumentasi kebijakan dan prosedur pengendalian mutu yang ditetapkan oleh KAP.
Ukuran, struktur, dan sifat praktek KAP harus dipertimbangkan dalam menentukan
apakah dokumentasi kebijakan dan prosedur pengendalian mutu diperlukan dan, jika
diperlukan, seberapa luas dokumentasi tersebut dilaksanakan. Umumnya,
dokumentasi kebijakan dan prosedur pengendalian mutu pada KAP besar akan lebih
ekstensif dibandingan dengan dokumentasi pada KAP kecil, begitu pula dokumentasi
akan lebih ekstensif pada KAP yang memilki banyak kantor dibandingkan dengan
dokumentasi pada KAP yang hanya memiliki satu kantor. KAP harus memantau
keefektifan sistem pengendalian mutunya dengan mengevaluasi, secara rutin,
kebijakan dan prosedur pengendalian mutunya, penetapan tanggung jawab, dan
komunikasi kebijakan serta prosedurnya.

Perubahan terhadap kebijakan dan prosedur pengendalian mutu KAP dapat terjadi
karena adanya perubahan yang berasal dari Pernyataan baru oleh pihak berwenang,
atau karena adanya perubahan keadaan seperti adanya perluasan praktik atau
pembukaan kantor baru ataupun adanya penggabungan (merger) KAP.
IV. LAPORAN AKUNTAN PUBLIK

A. Karakteristik Perusahaan

PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR (CBP) Tbk

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan salah satu dari sekian banyak
perusahaan go public dimana go public merupakan salah satu cara badan usaha untuk
memperoleh dana yaitu dengan cara menjual dan menawarkan untuk melepaskan hak
atas saham dengan pembayaran. Badan usaha dapat go public dengan cara menjual
saham baru yang berasal dari modal dasar maupun saham lama yang berasal dari
modal yang sudah disetor. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. (IDX: INDF) dan PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (IDX: ICBP) termasuk pada industri manufaktur
pada sektor perusahaan industri&barang konsumsi yang merupakan produsen
berbagai jenis makanan dan minuman yang bermarkas di Jakarta, Indonesia.
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 14 Agustus 1990 oleh Sudono Salim dengan
nama PT. Panganjaya Intikusuma yang pada tanggal 5 Februari 1994 menjadi
Indofood Sukses Makmur. Perusahaan ini mengekspor bahan makanannya hingga
Australia, Asia, dan Eropa.

Dalam beberapa dekade ini Indofood telah bertransformasi menjadi sebuah


perusahaan total food solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh
tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku
hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran.
Kegiatan operasional Grup CBP dijalankan oleh ICBP, entitas anak Indofood
yang sahamnya tercatat di BEI. Grup CBP memproduksi dan memasarkan beragam
produk konsumen bermerek yang menawarkan solusi mudah bagi konsumen di segala
usia. Sebagian besar merek-merek produk Grup CBP merupakan pemimpin pasar dan
memiliki status top-of-mind di masing-masing kategori produknya, serta telah meraih
kepercayaan dan loyalitas dari jutaan konsumen sejak lama. Kegiatan operasional
Grup CBP mencakup enam divisi yaitu: Divisi Mie Instan, Dairy, Makanan Ringan,
Penyedap Makanan, Nutrisi&Makanan Khusus, dan Minuman.

Karakteristik perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi yang dimiliki PT


Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. yakni bersifat mass production, yaitu jenis
barang yang diproduksi relatif sedikit tetapi dengan volume produksi yang besar,
permintaan produk tetap/stabil demikian juga desain produk jarang sekali berubah
bentuk dalam jangka waktu pendek atau menengah. Disamping produksi PT Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk. pun turut memperhatikan pemasaran produk sehingga
memungkinkan perusahaan untuk semakin berkembang. Berbgai cara kegiatan
promosi dilakukan, seperti advertising (periklanan) baik itu di media cetak maupun
media elektronik dan papan-papan reklame. Sedangkan kegiatan sales promotion
meliputi pembagian hadiah baik secara langsung maupun tidak langsung melalui
undian-undian berhadiah.

B. Laporan Auditor Independen

Pada laporan auditor independen terhadap PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR


(CBP) Tbk dapat dilihat bahwa laporan tersebut terdiri dari:

a) Nama dan logo kantor KAP yang melakukan audit pada PT Indofood yaitu
Purwanto, Sungkoro& Surja (EY-Indonesia) dimana Akuntan Publik Ernst &
Young (KAP- EY) yang termasuk salah satu dari the big four public accounting
firm dan memiliki jaringan di berbagai negara, termasuk di Indonesia lengkap
dengan alamat serta nomer telepon yang bisa dihubungi.

b) Terdapat pernyataan di sebelah kanan yang mengatakan bahwa laporan asli


disajikan dalam bahasa Indonesia yang juga telah di translate ke dalam bahasa
asing untuk mempermudah para pemegang saham.
c) Dalam laporan auditor independen tersebut sudah menyajikan judul yang
memang harus dicantumkan yaitu “Laporan Audit Independen”. Kewajiban ini
dimaksudkan untuk memberi tahu para pemakai laporan bahwa audit tersebut
dalam segala aspeknya dilaksanakan secara tidak memihak.

d) Pada laporan audit tersebut telah dicantumkan Alamat Laporan Audit. Dimana
laporan tersebut ditujukan kepada para pemegang saham, dewan komisiaris dan
dewan direksi PT Indofood untuk menunjukkan bahwa auditor independen
melakukan audit terhadap perusahaan.

e) Pada laporan auditor independen tersebut juga telah dijelaskan mengenai paragraf
pendahuluan. Paragraf ini menunjukkan, (1) laporan itu membuat suatu
pernyataan yang sederhana bahwa kantor akuntan publik bersangkutan telah
melaksanakan audit. Ini untuk membedakan laporan audit dari laporan kompilasi
atau laporan review, (2) paragraph ini menyatakan laporan keuangan yang telah
diaudit, termasuk tanggal neraca serta periode akuntansi untuk laporan laba rugi
dan laporan arus kas, (3) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan
tanggung jawab manajemen dan bahwa tanggung jawab auditor adalah
menyatakan pendapat atas laporan keuangan itu berdasarkan audit. Pada laporan
ini berbunyi “kami telah mengaudit laporan konsolidasian PT Indofood Sukses
Makmur Tbk…” dan “manajemen bertanggungjawab atas penyusunan dan
penyajian wajar laporan keuangan konsolidasian…”.

f) Pada laporan auditor independen PT Indofood juga telah dijelaskan mengenai


Paragraph Ruang Lingkup yang merupakan pernyataan factual tentang apa yang
dilakukan auditor dalam proses audit. Paragraph ini menyatakan bahwa auditor
melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang berlaku umum. Paragraf
ruang lingkup juga membahas bukti audit yang dikumpulkan dan menyatakan
bahwa auditor yakin bahwa bukti audit yang dikumpulkan itu sudah memadai
guna pernyataan pendapat. Dalam laporan tersebut berbunyi “tanggung jawab
kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan konsolidasian
tersebut berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit kami berdasarkan
Standar Audit yang ditetapkan oleh Institus Akuntan Publik Indonesia…”.

g) Pada laporan auditor indepen juga dijelaskan mengenai Paragraph Pendapat yang
menyatakan kesimpulan auditor berdasarkan hasil audit. Paragraph pendapat
dinyatakan sebagai suatu pendapat saja bukan sebagai pernyataan yang mutlak
atau sebagai jaminan. Dimana dalam laporan auditor independen PT Indofood,
auditor memberikan opini wajar tanpa pengecualian dimana laporan keuangan
konsolidasian terampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
posisi keuangan konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan entitas
amaknya pada tanggal 31 Desember 2016, serta kinerja keuangan dan arus kas
konsolidasiannya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Dimana hal yang harus dipenuhi
untuk mendapat opini WTP adalah:

 Semua laporan neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, dan


laporan arus kas terdapat dalam laporan keuangan.

 Dalam pelaksanaan perikatan, seluruh standar umum dapat dipenuhi oleh


auditor.

 Bukti cukup dapat dikumpulkan oleh auditor, dan auditor telah


melaksanakan perikatan sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk
melaksanakan tiga standar pekerjaan lapangan.

 Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima


umum di Indonesia.

 Tidak ada keadaan yang mengharuskan auditor untuk menambah


paragraf penjelas atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit.

h) Pada bagian bawah laporan audit independen, terdapat nama KAP dan auditor
yang melakukan audit lengkap dengan tanda tangannya. Pada laporan tersebut
auditor yang bertanggungjawab atas laporan auditor independen adalah
Indrajuwana Komala Widjaja. Nama mengidentifikasi kantor akuntan public
(KAP) atau praktisi yang melaksanakan audit. Seluruh bagian dari kantor akuntan
public mempunyai tanggung jawab hukun dan professional untuk memastikan
bahwa kualitas audit memenuhi standar professional.

i) Bagian terakhir dalam laporan auditor independen PT Indofood adalah tanggal


laporan audit. Tanggal tersebut merupakan tanggal yang tepat untuk dicantumkan
pada laporan audit adalah ketika auditor menyelesaikan prosedur audit di lokasi
pemeriksaan. Dimana tanggal audit pada laporan tersebut adalah 20 Maret 2017.
Selain itu, dalam laporan tahunan (Annual Report) juga menjelaskan mengenai:

1. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Tanggal 31 Desember 2016

2. Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian Untuk


Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2016

3. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir Pada


Tanggal 31 Desember 2016
4. Laporan Arus Kas Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31
Desember 2016

5. Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tanggal 31 Desember 2016 Dan


Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

Anda mungkin juga menyukai