OLEH:
1506305037
12
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2018
Kode Etik Akuntan Profesional adalah adopsi dari Handbook of the Code of
Ethics for Professional Accountants 2016 Edition yang dikeluarkan oleh International
Ethics Standards Board for Accountants of The International Federation of
Accountants (IESBA-IFAC). Dalam proses ppenyusunan kode etik akuntan, IAI
melakukan koordinasi dengan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dan Institut
Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI) sesuai Nota Kesepahaman antara IAI, IAPI
dan IAMI tentang Kerjasama Pengembangan Profesi Akuntan di Indonesia. Kode Etik
Akuntan Profesional ini disahkan pada tanggal 5 Desember 2016 untuk berlaku
efektif pada 1 Januari 2017. Dimana, Kode Etik Akuntan Profesional ini dibagi
menjadi tiga bagian yaitu:
Bagian A berisi prinsip dasar etika yaitu integritas, objektivitas, kompetensi dan
kehati-hatian profesional, kerahasiaan, dan perilaku profesional. Bagian A juga
memberikan suatu kerangka konseptual dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi
ancaman terhadap prinsip dasar etika, serta menerapkan perlindungan untuk
menghilangkan atau mengurangi ancaman sampai pada tingkat yang dapat diterima.
Pada bagian A terdiri dari 6 seksi yaitu:
Dimana pada seksi 100 ini terdiri dari seksi 100.1 hingga 100.26. Pada seksi 100.1
dijelaskan mengenai ciri pembeda profesi akuntansi yaitu kesediaannya menerima
tanggungjawab untuk bertindak bagi kepentingan publik. Pada seksi 100.2 dijelaskan
mengenai pembagian kode etik menjadi tiga bagian dimana bagian A menjelaskan
prinsip dasar etika dan kerangka konsepsional. Seksi 100.3 menjelaskan mengenai
penjelasan bahwa bagian B dan C kode etik menjelaskan penerapan kerangka
konseptual pada siatuasi tertentu. Pada seksi 100.5 dijelaskan mengenai prinsip dasar
etika yang harus dipatuhi oleh akuntan profesional yang terdiri dari 5 poin yang
dijelaskan seksi 110-150. Seksi 100.6 hingga 100.11 menjelaskan lebih lengkap
mengenai pendekatan kerangka konseptual untuk mengatasi ancaman yang timbul
terhadap kepatuhan prinsip dasar etika yang berasal dari situasi dan keadaan yang
dihadapi akuntan profesional dimana apabila terdapat ancaman maka akuntan
profesional harus menentukan tersedia tidaknya perlindungan yang tepat untuk
menghilangkan atau mengurangi ancaman tersebut, mengevaluasi setiap ancaman,
mempertimbangkan faktor kualitatif dan kuantitatif ketika mengevaluasi ancaman,
ketentuan yang harus dipatuhi akuntan profesional apabila mengidentifikasi
pelaanggaran terhadap ketentuan independensi, dan hal yang harus dilakukan ketika
menghadapi keadaan yang tidak biasa dimana penerapan aturan tertentu dari Kode
Etik dapat mengakibatkan hasil keluaran yang tidak memenuhi kepentingan publik.
Seksi 100.12 hingga 100.16 membahas mengenai Ancaman dan Perlindungan
dimana ancaman tersebut dapat dikategorikan menjadi 5 jenis seperti ancaman
kepentingan pribadi, ancaman telaah pribadi, ancaman advokasi, ancaman kedekatan
dan ancaman intimidasi. Selain itu, membahas tindakan untuk menghilangkan atau
mengurangi ancaman sampai tingkat yang bisa diterima, perlindungan yang
diciptakan oleh profesi hingga peraturan, perlindungan dalam lingkungan kerja bagi
akuntan profesional dan perlindungan tertentu untuk mencegah perilaku tidak etis.
Seksi 100.17 hingga 100.18 menjelaskan mengenai benturan kepentingan yang dapat
menciptakan ancaman terhadap prinsip dasar etika. Seksi 100.19 hingga 100.24
menjelaskan mengenai Penyelesaian Konflik Etika dimana akuntan profesional
diwajibkan untuk menyelesaikan benturan dalam mematuhi prinsip dasar etika, faktor
yang relevan untuk penyelesaian benturan, menentukan perlu atau tidaknya
berkonsultasi dengan pihak yang bertanggungjawab, pendokumentasian persoalan,
pertimbangan untuk memint saran pada IAI apabila terdapat benturan yang signifikan,
dan keputusan mengundurkan diri apabila benturan tidak dapat diselesaikan. Seksi
100.25 hingga 100.26 membahas mengenai Komunikasi dengan Penanggungjawab
Tata Kelola dimana ketika berkomunikasi dengan penanggungjawab tata kelola sesuai
dengan ketentuan dalam kode etik dan komunikasi telah dilakukan secara memadai
dalam kapasitasnya atas tata kelola.
Pada seksi ini terdiri dari seksi 110.1 hingga 110.3 yang membahas mengenai
intergritas dimana prinsip integritas mewajibkan setiap Akuntan Profesional untuk
bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional dan hubungan bisnisnya.
Akuntan tidak boleh terkait dengan laporan atau informasi yang salah dan
menyesatkan.
Seksi 120 terdiri dari seksi 120.1 hingga 120.2 dimana Prinsip objektivitas
mewajibkan semua Akuntan Profesional untuk tidak membiarkan bias, benturan
kepentingan, atau pengaruh tidak sepantasnya dari pihak lain, yang dapat mengurangi
pertimbangan profesional atau bisnisnya dan Akuntan Profesional tidak akan
memberikan layanan profesional jika suatu keadaan atau hubungan menyebabkan
terjadinya bias atau dapat memberi pengaruh yang berlebihan terhadap pertimbangan
profesionalnya.
Pada seksi 130 terdiri dari seksi 130.1 hingga 130.6 yang menjelaskan mengena
prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional yang wajib dilakukan setiap
Akuntan Profesional, Program pengembangan profesional yang berkelanjutan
membuat Akuntan Profesional dapat mengembangkan dan memelihara
kemampuannya untuk bertindak secara kompeten dalam lingkungan profesional,
prinsip ketekunan yang harus dilakukan oleh akuntan, sebagai akuntan profesional
harus mengambil langkah-langkah yang rasional, akuntan profesional juga perlu
menjelaskan kepada klien, pemberi kerja, atau pengguna jasa lain mengenai
keterbatasan yang melekat pada jasa atau kegiatan profesional yang diberikannya.
Seksi 140 terdiri dari seksi 140.1 hingga 140.8 dimana seksi tersebut menjelaskan
prinsip kerahasiaan yang mewajibkan setiap Akuntan Profesional untuk tidak
melakukan hal-hal seperti mengungkap dan menggunakan informasi rahasia, waspada
terhadap pengungkapan yang tidak disengaja, selalu menjaga kerahasiaan informasi
yang diungkapkan oleh calon klien atau pemberi kerja, menjaga kerahasiaan
informasi di dalam Kantor Akuntan atau organisasi tempatnya kerja, memastikan staf
untuk menghormati kewajiban Akuntan Profesional untuk menjaga kerahasiaan
informasi, harus mematuhi prinsip kerahasiaan. Selain itu, dalam seksi 140 juga
dijelaskan mengenai keadaan di mana Akuntan Profesional disyaratkan atau mungkin
disyaratkan untuk mengungkapkan informasi rahasia atau ketika pengungkapan
tersebut mungkin diperlukan seperti pengungkapan yang diizinkan hukum dan lainnya
serta mempertimbangkan faktor-faktor yang relevan untuk memutuskan
mengungkapkan informasi rahasia.
Seksi 150 terdiri dari seksi 150.1 hingga 150.2 dimana seksi-seksi tersebut membahas
mengenai perilaku profesional yang dimiliki akuntan profesional. Prinsip perilaku
profesional mewajibkan setiap Akuntan Profesional untuk mematuhi ketentuan
hukum dan peraturan yang berlaku serta menghindari setiap perilaku yang Akuntan
Profesional tahu atau seharusnya tahu yang dapat mengurangi kepercayaan pada
profesi. Selain itu, hal yang dijelaskan adalah dalam memasarkan dan
mempromosikan diri dan pekerjaannya, Akuntan Profesional dilarang mencemarkan
nama baik profesi.
Bagian B mengacu pada Bagian B kode etik yang dikeluarkan oleh Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Jika tidak diatur, maka mengacu pada Handbook of
the Code of Ethics for Professional Accountants 2016 edition yang dikeluarkan oleh
International Ethics Standards Board for Accountants of The International
Federation of Accountants (IESBAIFAC).
Seksi 300 terdiri dari seksi 300.1 hingga 300.15 yang menjelaskan mengenai
pendahuluan-pendahuluan bagian C yaitu bagian C menjelaskan bagaimana
penerapan dasar etika di Bagian A bagi akuntan profesional di tempatnya bekerja
(bisnis). Selain itu, akuntan profesional berperan baik sebagai karyawan, rekan
direktur dan lainnya yang memiliki tanggungjawab untuk mendukung organisasi
tempatnya bekerja dimana hasil pekerjaan Akuntan Profesional di Bisnis dapat
dijadikan acuan oleh investor, kreditur, pemberi kerja, dan komunitas bisnis lain,
sebagaimana juga pemerintah dan masyarakat umum. Selain itu, seksi 300
membahas mengenai perlindungan-perlindungan di tempat kerja untuk menghindari
ancaman.
Seksi 310 mengenai benturan kepentingan terdiri dari seksi 310.1 hingga 310.11 yang
membahas mengenai Benturan kepentingan dapat memunculkan ancaman terhadap
prinsip objektivitas dan prinsip dasar etika yang lain, situasi-situasi yang
memunculkan benturan kepentingan, hal-hal yang harus dilakukan akuntan dalam
menghadapi benturan kepentingan yang terjadi, menerapkan perlindungan untuk
menghilangkan atau mengurangi ancaman tersebut sampai ke tingkat yang dapat
diterima, langkah-langkah rasional yang harus diambil akuntan profesional apabila
terjadi benturan kepentingan, hal-hal yang harus dievaluasi akuntan apabila terjadi
benturan kepentingan.
Seksi 320 terdiri dari seksi 320.1 hingga seksi 320.7 yang menjelaskan bahwa
Akuntan Profesional di Bisnis menyusun atau menyajikan informasi tersebut secara
wajar, jujur, dan sesuai dengan standar profesional yang berlaku, sehingga dapat
dimengerti dalam konteks pelaporannya, langkah-langkah rasional yang harus diambil
untuk memelihara informasi yang menjadi tanggung jawabnya, hal-hal yang harus
dilakukan untuk mengatasi ancaman berupa tekanan saat menyusun atau melaporkan
informasi dan hal yang harus dilakukan ketika tidak mungkin mengurangi ancaman
sampai ke tingkat yang dapat diterima, maka Akuntan Profesional di Bisnis menolak
untuk, atau tetap dikaitkan dengan, informasi yang dianggap menyesatkan
d) Seksi 330 Bertindak dengan Keahlian yang Memadai
Seksi 330 terdiri dari seksi 330.1 hingga 330.4 mengenai bertindak dengan keahlian
yang memadai dimana Akuntan Profesional di Bisnis tidak boleh dengan sengaja
menyesatkan pemberi kerja mengenai tingkat keahlian atau pengalaman yang
dimilikinya, ataupun gagal memperoleh nasihat dan bantuan ahli ketika diperlukan,
keadaan yang memunculkan acaman,
Seksi 350 mengenai bujukan terdiri dari seksi 350.1 hingga 350.4 mengenai
menerima penawaran yang menjelaskan mengenai Akuntan Profesional di Bisnis,
anggota keluarga batih, atau anggota keluarga sedarah dan semenda mungkin ditawari
bujukan dalam berbagai bentuk termasuk hadiah, layanan, perlakuan istimewa, dan
tawaran yang tidak sepantasnya berdasarkan pertemanan atau loyalitas. Dimana,
bujukan tersebut akan menyebabkan suatu ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip
dasar etika. Keberadaan dan signifikansi dari setiap ancaman bergantung pada sifat,
nilai, dan maksud di balik tawaran yang diberikan. Signifikansi setiap ancaman
dievaluasi dan perlindungan diterapkan ketika diperlukan untuk menghilangkan atau
mengurangi ancaman tersebut sampai ke tingkat yang dapat diterima. Seksi 350.5
hingga 350.8 membahas mengenai memberi penawaran. Hal yang dijelaskan adalah
Akuntan Profesional di Bisnis mungkin berada dalam situasi yang mana Akuntan
Profesional di Bisnis diharapkan, atau di bawah tekanan lainnya, untuk menawarkan
bujukan untuk memengaruhi pertimbangan atau proses pengambilan keputusan dari
individu atau organisasi, atau untuk memperoleh informasi rahasia. Tekanan tersebut
bisa saja berasal dari dalam organisasi tempatnya bekerja, misalnya, dari rekan
sejawat atau atasan atau ekanan juga dapat berasal dari individu atau organisasi di luar
organisasi tempatnya bekerja yang menyarankan tindakan atau keputusan bisnis yang
akan menguntungkan bagi organisasi tempatnya bekerja. Akuntan Profesional di
Bisnis tidak menawarkan bujukan untuk memengaruhi secara tidak pantas keputusan
profesional dari pihak ketiga.
Seksi 360 terdiri dari seksi 360.1 hingga 360.4 mengenai tujuan dari Seksi ini adalah
untuk menetapkan tanggung jawab Akuntan Profesional ketika menghadapi adanya
ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan tersebut, serta memberikan panduan bagi
Akuntan Profesional dalam menilai implikasi dari permasalahan dan tindakan yang
mungkin dilakukan ketika menanggapinya dimana Ketidakpatuhan pada hukum dan
peraturan (“ketidakpatuhan”) mencakup tindakan kelalaian atau perbuatan jahat yang
disengaja maupun tidak disengaja, yang dilakukan oleh organisasi tempat Akuntan
Profesional bekerja, penanggungjawab tata kelola, manajemen, atau individu lain
yang bekerja untuk atau di bawah arahan organisasi tempatnya bekerja yang
bertentangan dengan hukum atau peraturan yang berlaku. Seksi 360.5 hingga 360.9
membahas mengenai rung lingkup dimana Seksi ini menetapkan pendekatan yang
akan diambil oleh Akuntan Profesional yang mengalami atau menyadari adanya
ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan terhadap: (a) Undang-undang dan
peraturan yang umumnya memiliki dampak langsung terhadap penentuan jumlah dan
pengungkapan yang material dalam laporan keuangan organisasi tempatnya bekerja;
dan (b) Undang-undang dan peraturan lain yang tidak memiliki dampak langsung
terhadap penentuan jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan organisasi
tempatnya bekerja. Seksi 360.10 membahas mengenai Tanggung Jawab dari
Manajemen dan Penanggung Jawab Tata Kelola di Organisasi Tempatnya Bekerja
seperti mengidentifikasi dan mengatasi setiap ketidakpatuhan yang dilakukan oleh
organisasi tempatnya bekerja atau individu yang bertanggung jawab oleh tata kelola.
Seksi 360.11 hingga 360.12 membahas mengenai Tanggung Jawab Akuntan
Profesional di Bisnis. Seksi 360.13 membahas mengenai Tanggung Jawab dari
Akuntan Profesional Senior di Bisnis. Seksi 360.14 hingga 360.15 membahas
mengenai Memperoleh Pemahaman atas Permasalahan. Seksi 360.16 hingga 360.18
membahas mengenai Mengatasi Permasalahan. Seksi 360.19 hingga 360.27
membahas mengenai Menentukan Perlu Tidaknya Tindakan Lebih Lanjut. Seksi
360.28 hingga 360.31 membahas mengenai Menentukan Apakah Mengungkapkan
Permasalahan kepada Otoritas Berwenang. Seksi 360.32 membahas mengenai
Dokumentasi. Seksi 360.33 hingga 360.36 membahas Tanggung Jawab dari Akuntan
Profesional Selain Akuntan Profesional Senior di Bisnis. Seksi 360.37 membahas
Dokumentasi.
Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar
pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan beserta interpretasinya. Standar auditing
merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri atas
sepuluh standar dan dirinci dalam bentuk Standar Perikatan Audit (SPA). Di negara
lain contohnya Amerika Serikat standar ini dikeluarkan oleh the American Institute of
Certified Public Accountants (AICPA) dan standar auditnya bernama Generally
Acceptef Auditing Standards (GAAS). Standar auditing terbagi menjadi 3 bagian
diantaranya:
1. Standar Umum
a) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
Dalam standar umum ditekankan arti penting kualitas pribadi yang harus dimiliki
seorang auditor. Standar yang diharuskan adalah keharusan bagi seorang auditor
memiliki latar belakang pendidikan formal auditing dan akuntansi, pengalaman kerja
yang cukup dalam profesi yang ditekuninya, dan selalu mengikuti
pendidikan-pendidikan profesi berkelanjutan. Seorang auditor juga dituntut untuk
memenuhi kualifikasi teknis dan berpengalaman dalam bidang industri yang digeluti
kliennya. Dalam hal auditor atau asistennya tidak mampu menangani suatu masalah,
mereka berkewajiban untuk mengupayakan pengetahuan dan keahlian yang
dibutuhkan, mengalihkan perkerjaannya kepada orang lain yang lebih mampu, atau
mengundurkan diri dari penugasan.
Kode etik akuntan dan pernyataan standar auditing juga menekankan arti penting
independensi ini. KAP diharuskan untuk mengikuti beberapa praktik untuk
meningkatkan independensi dari semua personelnya. Misalnya, telah ditentukan
prosedur yang harus diambil jika timbul perselisihan antara manajemen dengan para
auditornya dalam pekerjaan audit yang besar.
Standar pekerjaan lapangan berkaitan dengan pengumpulan data dan kegiatan lain
yang dilaksanakan selama audit. Standar yang pertama menentukan agar program
kerja yang akan dilaksanakan direncanakan dengan matang dan pelaksanaannya oleh
para asisten diawasi dengan seksama. Pengawasan merupakan unsur sangat penting
dalam audit karena cukup banyak bagian pekerjaan yang dilaksanakan oleh para staf
yang kurang berpengalaman.
Salah satu konsep yang secara luas dalam teori dan praktek audit menyebutkan
bahwa struktur pengendalian intern klien sangat penting dalam menghasilkan
informasi keuangan yang andal. Jika auditor yakin bahwa struktur pengendalian intern
yang diterapkan klien sudah sangat baik, yaitu telah mencakup sistem pengendalian
intern yang mampu menyajikan data yang andal dan memberikan jaminan aman atas
aktiva dan catatan, maka jumlah bukti audit yang perlu dikumpulkan akan jauh lebih
sedikit daripada jika sistem yang dimiliki klien kurang baik. Bisa terjadi, struktur
pengendalian intern klien begitu buruknya sehingga mustahil dilakukan audit yang
efektif.
Keputusan mengenai berapa banyak bahan bukti yang akan dikumpulkan dalam
situasi tertentu merupakan sesuatu yang memerlukan pertimbangan profesional.
Tujuan standar konsistensi adalah untuk memberikan jaminan bahwa jika daya
banding laporan keuangan di antara dua periode dipengaruhi secara material oleh
perubahan prinsip akuntansi, auditor akan mengungkapkan perubahan tersebut dalam
laporannya. Walaupun ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dapat
menyebabkan kurangnya daya banding laporan keuangan, namun faktor lain yang
tidak berhubungan dengan konsistensi dapat pula menyebabkan kurangnya daya
banding laporan keuangan.
Apabila pendapat dari keseluruhan tidak bisa diberikan maka alasannya harus
ditanyakan karena laporan auditor harus menyajikan petunjuk yang jelas tentang
pekerjaan audit yang berhasil dilaksanakan. Standar pelaporan ini bertujuan untuk
mencegah kesalahan penafsiran tingkat tanggungjawab oleh akuntan bila namanya
dikaitkan dengan laporan keuangan. Disebut terkait dengan laporan keuangan adalah
jika akuntan memberikan izin namanya dalam suatu dokumen, laporan atau
komunikasi tertulis. Apabila seorang akuntan menyerahkan hasil laporan keuangan
yang dibuat/disusunnya kepada pihak lain maka akuntan tersebut dianggap terkait
dengan laporan keuangan meskipun akuntan tidak menuliskan namanya pada
dokumen/laporan tersebut
Setiap Kantor Akuntan Publik (KAP) wajib memiliki sistem pengendalian mutu
yang harus diterapkan pada semua jasa audit, atestasi, akuntansi dan review, yang
standarnya telah ditetapkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
Dalam setiap penugasan jasa profesional, KAP bertanggung jawab untuk mematuhi
SPAP. Dalam pemenuhan tanggung jawab tersebut, KAP wajib mempertimbangkan
integritas stafnya, independensi terhadap klien, kompetensi, objektivitas serta
penggunaan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama. Oleh karena itu,
KAP harus memiliki sistem pengendalian mutu yang mencakup struktur organisasi,
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan KAP untuk memberikan keyakinan memadai
tentang kesesuaian penugasan profesional dengan SPAP.
1. Independensi
Kebijakan atas Sistem Pengendalian Mutu KAP dalam SPAP untuk Independensi
adalah sebagaimana berikut:
2. Penugasan Personel
Kebijakan atas Sistem Pengendalian Mutu KAP dalam SPAP untuk Penugasan
Personel adalah sebagaimana berikut:
b) KAP akan menunjuk satu personel yang akan bertanggung jawab (person
incharge) dalam penugasan personel.
c) KAP akan meyusun skedul pelaksanaan dan kebutuhan personel untuk kegiatan
audit atas klien-klien yang sudah melakukan perikatan audit.
3. Konsultasi
Kebijakan atas Sistem Pengendalian Mutu KAP dalam SPAP untuk Konsultasi adalah
sebagaimana berikut:
4. Supervisi
Kebijakan atas Sistem Pengendalian Mutu KAP dalam SPAP untuk Supervisi adalah
sebagaimana berikut:
5. Pemekerjaan (Hiring)
Kebijakan atas Sistem Pengendalian Mutu KAP dalam SPAP untuk Pemekerjaan
(Hiring) adalah sebagaimana berikut:
c) KAP akan melakukan program orientasi bagi personel yang baru diterima.
6. Pengembangan Profesional
Kebijakan atas Sistem Pengendalian Mutu KAP dalam SPAP untuk Pengembangan
Profesional adalah sebagaimana berikut:
7. Promosi (Advancement)
Kebijakan atas Sistem Pengendalian Mutu KAP dalam SPAP untuk Promosi
Profesional adalah sebagaimana berikut:
a) KAP hanya akan memberikan promosi kepada mereka yang telah memenuhi
kualifikasi yang disyaratkan atas berbagai tingkatan tanggung jawab.
Kebijakan atas Sistem Pengendalian Mutu KAP dalam SPAP untuk Penerimaan dan
Keberlanjutan Klien adalah sebagaimana berikut:
a) Pada setiap akhir periode tertentu, KAP akan melakukan evaluasi terhadap klien
untuk menentukan apakah hubungan perikatan dimasa mendatang perlu
diteruskan atau tidak.
b) KAP akan melakukan evaluasi atas calon klien sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan untuk memberikan persetujuan atau menolak calon klien.
9. Inspeksi
Pada umumnya, komunikasi akan lebih baik apabila dilakukan secara tertulis,
namun keefektifan sistem pengendalian mutu KAP tidak terpengaruh oleh ketiadaan
dokumentasi kebijakan dan prosedur pengendalian mutu yang ditetapkan oleh KAP.
Ukuran, struktur, dan sifat praktek KAP harus dipertimbangkan dalam menentukan
apakah dokumentasi kebijakan dan prosedur pengendalian mutu diperlukan dan, jika
diperlukan, seberapa luas dokumentasi tersebut dilaksanakan. Umumnya,
dokumentasi kebijakan dan prosedur pengendalian mutu pada KAP besar akan lebih
ekstensif dibandingan dengan dokumentasi pada KAP kecil, begitu pula dokumentasi
akan lebih ekstensif pada KAP yang memilki banyak kantor dibandingkan dengan
dokumentasi pada KAP yang hanya memiliki satu kantor. KAP harus memantau
keefektifan sistem pengendalian mutunya dengan mengevaluasi, secara rutin,
kebijakan dan prosedur pengendalian mutunya, penetapan tanggung jawab, dan
komunikasi kebijakan serta prosedurnya.
Perubahan terhadap kebijakan dan prosedur pengendalian mutu KAP dapat terjadi
karena adanya perubahan yang berasal dari Pernyataan baru oleh pihak berwenang,
atau karena adanya perubahan keadaan seperti adanya perluasan praktik atau
pembukaan kantor baru ataupun adanya penggabungan (merger) KAP.
IV. LAPORAN AKUNTAN PUBLIK
A. Karakteristik Perusahaan
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan salah satu dari sekian banyak
perusahaan go public dimana go public merupakan salah satu cara badan usaha untuk
memperoleh dana yaitu dengan cara menjual dan menawarkan untuk melepaskan hak
atas saham dengan pembayaran. Badan usaha dapat go public dengan cara menjual
saham baru yang berasal dari modal dasar maupun saham lama yang berasal dari
modal yang sudah disetor. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. (IDX: INDF) dan PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (IDX: ICBP) termasuk pada industri manufaktur
pada sektor perusahaan industri&barang konsumsi yang merupakan produsen
berbagai jenis makanan dan minuman yang bermarkas di Jakarta, Indonesia.
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 14 Agustus 1990 oleh Sudono Salim dengan
nama PT. Panganjaya Intikusuma yang pada tanggal 5 Februari 1994 menjadi
Indofood Sukses Makmur. Perusahaan ini mengekspor bahan makanannya hingga
Australia, Asia, dan Eropa.
a) Nama dan logo kantor KAP yang melakukan audit pada PT Indofood yaitu
Purwanto, Sungkoro& Surja (EY-Indonesia) dimana Akuntan Publik Ernst &
Young (KAP- EY) yang termasuk salah satu dari the big four public accounting
firm dan memiliki jaringan di berbagai negara, termasuk di Indonesia lengkap
dengan alamat serta nomer telepon yang bisa dihubungi.
d) Pada laporan audit tersebut telah dicantumkan Alamat Laporan Audit. Dimana
laporan tersebut ditujukan kepada para pemegang saham, dewan komisiaris dan
dewan direksi PT Indofood untuk menunjukkan bahwa auditor independen
melakukan audit terhadap perusahaan.
e) Pada laporan auditor independen tersebut juga telah dijelaskan mengenai paragraf
pendahuluan. Paragraf ini menunjukkan, (1) laporan itu membuat suatu
pernyataan yang sederhana bahwa kantor akuntan publik bersangkutan telah
melaksanakan audit. Ini untuk membedakan laporan audit dari laporan kompilasi
atau laporan review, (2) paragraph ini menyatakan laporan keuangan yang telah
diaudit, termasuk tanggal neraca serta periode akuntansi untuk laporan laba rugi
dan laporan arus kas, (3) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan
tanggung jawab manajemen dan bahwa tanggung jawab auditor adalah
menyatakan pendapat atas laporan keuangan itu berdasarkan audit. Pada laporan
ini berbunyi “kami telah mengaudit laporan konsolidasian PT Indofood Sukses
Makmur Tbk…” dan “manajemen bertanggungjawab atas penyusunan dan
penyajian wajar laporan keuangan konsolidasian…”.
g) Pada laporan auditor indepen juga dijelaskan mengenai Paragraph Pendapat yang
menyatakan kesimpulan auditor berdasarkan hasil audit. Paragraph pendapat
dinyatakan sebagai suatu pendapat saja bukan sebagai pernyataan yang mutlak
atau sebagai jaminan. Dimana dalam laporan auditor independen PT Indofood,
auditor memberikan opini wajar tanpa pengecualian dimana laporan keuangan
konsolidasian terampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
posisi keuangan konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan entitas
amaknya pada tanggal 31 Desember 2016, serta kinerja keuangan dan arus kas
konsolidasiannya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Dimana hal yang harus dipenuhi
untuk mendapat opini WTP adalah:
h) Pada bagian bawah laporan audit independen, terdapat nama KAP dan auditor
yang melakukan audit lengkap dengan tanda tangannya. Pada laporan tersebut
auditor yang bertanggungjawab atas laporan auditor independen adalah
Indrajuwana Komala Widjaja. Nama mengidentifikasi kantor akuntan public
(KAP) atau praktisi yang melaksanakan audit. Seluruh bagian dari kantor akuntan
public mempunyai tanggung jawab hukun dan professional untuk memastikan
bahwa kualitas audit memenuhi standar professional.