Oleh :
Hj. Latifah
1614901110081
Konsep ALL
1.1 Definisi
Leukemia lymphoblastic akut (ALL) atau juga disebut leukemia limfositik akut
adalah kanker darah dan sumsum tulang. Kanker jenis ini biasanya semakin
memburuk dengan cepat jika tidak diobati. ALL adalah jenis kanker yang paling
umum pada anak-anak (National Cancer Institute, 2014). Akut limfoblastik
leukimia adalah poliferasi sel darah putih yang masih diatur dalam jaringan
pembentuk darah (Suriadi, 2007).
1.3.3 Gejala-gejala sistem saraf pusat yang berhubungan dengan bagian sistem
yang terkena:
a. Kelemahan ekstremitas bawah
b. Kesulitan berkemih
c. Kesulitan belajar, khususnya matematika dan hafalan (efek samping
lanjut dari terapi).
1.4 Patofisiologi
Sel kanker menghasilkan leukosit yang imatur/abnormal dalam jumlah yang
berlebihan. Leukosit imatur ini menyusup ke berbagai organ, termasuk sumsum
tulang dan menggantikan unsur-unsur sel yang normal. Limfosit imatur
berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer sehingga mengganggu
perkembangan sel normal. Hal ini menyebabkan haemopoesis normal terhambat,
akibatnya terjadi penurunan jumlah leucosit, sel darah merah dan trombosit.
Infiltrasi sel kanker ke berbagai organ menyebabkan pembersaran hati, limpa,
limfodenopati, sakit kepala, muntah, dan nyeri tulang serta persendian.
1.6 Komplikasi
1.6.1 Anemia dan perdarahan
Terjadi gangguan pada eritrosit dan plasma disebabkan pengaturan
pada sumsum tulang belakang tidak berjalan secara normal.
Akibatnya, leukosit berproliferasi secara tidak teratur dan
mengganggu fungsi dari eritrosit dan plasma ketika berada
dalam keadaan normal.
1.6.2 Hiperleukositosis
Hiperleukositosis adalah peningkatan jumlah sel leukosit darah tepi
melebihi 100.000 / µl. H i p e r l e u k o s i t o s i s d a p a t menyebabkan
iskositas darah meningkat, terjadi agregasi serta thrombus sel
blas pada mikrosirkulasi. Selain itu akibat ukuran sel blas yang
lebih besar dibanding sel leukosit matur, serta tidak mudah
berubah bentuk menyebabkan sel blas akan mudah terperangkap
dan menimbulkan oklusi pada mikrosirkulasi. Keadan ini disebut
dengan leukostasis. Organ tubuh yang paling sering mengalami
leukostasis adalah:
a. Susunan saraf pusat: sakit kepala, gangguan penglihatan, mudah lesu,
pingsan.
b. Paru: takipne, dispne, hipoksia dan gagal nafas.
1.7 Penatalaksanaan
1.7.1 Transfusi darah, biasanya diberikan bila kadar Hb kurang dari 6 g%. Pada
trombositopenia yang berat dan perdarahan masif, dapat diberikan
transfusi trombosit dan bila terdapat tanda-tanda DIC dapat diberikan
heparin.
3. Pemeriksaan Abdomen
a) Inspeksi bentuk abdomen apakah terjadi pembesaran pada kelenjar
limfe, ginjal, terdapat bayangan vena, auskultasi peristaltik usus,
palpasi nyeri tekan bila ada pembesaran hepar dan limpa
b) Perkusi adanya asites atau tidak.
4. Pemeriksaan Genetalia
5. Pembesaran pada testis : hematuria
6. Pemeriksaan integument
Kulit :
a) Perdarahan kulit (pruritus, pucat, sianosis, ikterik, eritema, petekie,
ekimosis, ruam)
b) Nodul subkutan, infiltrat, lesi yg tidak sembuh, luka bernanah,
diaforesis (gejala hipermetabolisme)
c) Peningkatan suhu tubuh
d) Kuku : rapuh, bentuk sendok / kuku tabuh, sianosis perifer.
7. Pemeriksaan Ekstremitas
a) Adakah sianosis, kekuatan otot
b) Nyeri tulang dan sendi (karena infiltrasi sumsum tulang oleh sel-sel
leukemia
Obyektif :
Frekuensi jantung atau tekanan darah tidak normal sebagai respons
terhadap aktivitas
Perubahan EKG yang menunjukkan aritmia atau iskemia
2.3 Perencanaan
Diagnosa 1: Risiko infeksi
2.3.1 Tujuan dan kriteria hasil (outcome criteria): setelah dilakukan tindakan
keperawatan faktor risiko infeksi akan hilang dengan kriteria hasil:
NOC :
Terbebas dari tanda dan gejala infeksi
Memperlihatkan hygiene personal yang adekuat
Immune dalam batas normal
http://dokumen.tips/documents/askep-leukemia-limfositik-akut.html
https://www.scribd.com/doc/142283860/Laporan-Pendahuluan-Anak-Dengan-
Leukemia-Limfositik-Akut
https://www.scribd.com/document/328146891/Komplikasi-Dan-Prognosis-
ALL