Oleh :
1614901110017
1.2 Fisiologi
Uterus berbentuk seperti buah avokad atau buah pir yang sedikit gepeng ke
arah depan belakang. Ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai
rongga.Dindingnya terdiri atas otot-otot polos. Ukuran panjang uterus adalah
7-7,5 cm, lebar di atas 5,25 cm, tebal 2,5 cm, dan tebal dinding 1,25 cm. Letak
uterus dalam keadaan fisiologis adalah anteversiofleksio (serviks ke depan
dan membentuk sudut dengan vagina, sedangkan korpus uteri ke depan dan
membentuk sudut dengan serviks uteri).
Uterus rnempunyai tiga fungsi yaitu dalam siklus menstruasi sebagai
peremajaan endometrium, dalam kehamilan sebagai tempat tumbuh dan
berkembang janin, dan dalam persalinan berkontraksi sewaktu melahirkan dan
sesudah melahirkan (Hacker, 2001).
Uterus terdiri atas (1) fundus uteri; (2) korpus uteri; dan (3) serviks
uteri.Fundus uteri adalah bagian uterus proksimal; di situ kedua tuba Falloppii
masuk ke uterus. Korpus uteri adalah bagian uterus yang terbesar.Pada
kehamilan bagian ini mempunyai fungsi utama sebagai tempat janin
berkembang, Rongga yang terdapat di korpus uteri disebut kavum uteri
(rongga rahim). Serviks uteri terdiri atas (1) pars vaginalis servisis uteri yang
dinamakan porsio; (2) pars supravaginalis servisis uteri yaitu bagian serviks
yang berada di atas vagina.
Saluran yang terdapat dalam serviks disebut kanalis servikalis, berbentuk
seperti saluran lonjong dengan panjang 2,5 cm. Saluran ini dilapisi oleh
kelenjar-kelenjar serviks, berbentuk sel-sel torak bersilia dan berfungsi
sebagai reseptakulum seminis. Pintu saluran serviks sebelah dalam disebut
ostium uteri internum dan pintu di vagina disebut ostium uteri eksternum.
Serviks merupakan bagian uterus dengan fungsi khusus yang terletak di
bawah ismus. Di anterior, batas atas serviks yaitu osintema, terletak kurang
lebih setinggi pantulan peritoneum pada kandung kemih. Berdasarkan
perlekatannya pada vagina, serviks terbagi atas segmen vaginal dan
supravaginal. Permukaan posterior segmen supravaginal tertutup peritoneum.
Di bagian lateral, serviks menempel pada ligamentum kardinal; dan di bagian
anterior, dipisahkan dan kandung kemih yang menutupinya oleh jaringan ikat
longgar. Os ekstema terletak pada ujung bawah segmen vaginal serviks, yaitu
porsio vaginalis (Rasjidi, 2008).
Secara histologik dari dalam ke luar, uterus terdiri atas (1) endometrium di
korpus uteri dan endoserviks di serviks uteri; (2) otot-otot polos; dan (3)
lapisan serosa, yakni peritoneum viserale. Endometrium terdiri atas epitel
kubik, kelenjar-kelenjar dan jaringan dengan banyak pembuluh darah yang
berkeluk-keluk, Endometrium melapisi seluruh kavum uteri dan mempunyai
arti penting dalam siklus haid perempuan dalam masa reproduksi.
Uterus diberi darah oleh arteria Uterina kiri dan kanan yang terdiri atas ramus
asendens dan ramus desendens. Pembuluh darah ini berasal dari arteria Iliaka
Interna (disebut juga arteria Hipogastrika) yang melalui dasar ligamentum
latum masuk ke dalam uterus di daerah serviks kira-kira 1,5 cm di atas forniks
lateralis vagina. Pembuluh darah lain yang memberi pula darah ke uterus
adalah arteria Ovarika kiri dan kanan. Inervasi uterus terutama terdiri atas
sistem saraf simpatetik dan untuk sebagian terdiri atas sistem parasimpatetik
dan serebrospinal.
2.2 Etiologi
Menurut Manuaba (2007), faktor-faktor penyebab mioma uteri belum
diketahui, namun ada 2 teori yang menjelaskan faktor penyebab mioma uteri,
yaitu:
a. Teori Stimulasi
Berpendapat bahwa estrogen sebagai faktor etiologi dengan alasan :
a) Mioma uteri sering kali tumbuh lebih cepat pada masa hamil
b) Neoplasma ini tidak pernah ditemukan sebelum monarche
c) Mioma uteri biasanya mengalami atrofi sesudah menopause
d) Hiperplasia endometrium sering ditemukan bersama dengan mioma
uteri
2.4 Patofisiolgis
Ammature muscle cell nest dalam miometrium akan berproliferasi hal
tersebut diakibatkan oleh rangsangan hormon estrogen. ukuran myoma sangat
bervariasi. sangat sering ditemukan pada bagian body uterus (corporeal) tapi
dapat juga terjadi pada servik. Tumot subcutan dapat tumbuh diatas pembuluh
darah endometrium dan menyebabkan perdarahan. Bila tumbuh dengan sangat
besar tumor ini dapat menyebabkan penghambat terhadap uterus dan
menyebabkan perubahan rongga uterus. Pada beberapa keadaan tumor
subcutan berkembang menjadi bertangkai dan menonjol melalui vagina atau
cervik yang dapat menyebabkan terjadi infeksi atau ulserasi. Tumor fibroid
sangat jarang bersifat ganas, infertile mungkin terjadi akibat dari myoma yang
mengobstruksi atau menyebabkan kelainan bentuk uterus atau tuba falofii.
Myoma pada badan uterus dapat menyebabkan aborsi secara spontan, dan hal
ini menyebabkan kecilnya pembukaan cervik yang membuat bayi lahir sulit.
2.5 Patway
2.6 Komplikasi
a. Pertumbuhan Leiomiosarkoma
Yaitu tumor yang tumbuh dari miometrium, dan merupakan 50 70 % dari
semua sarkoma uteri. Ini timbul apabila suatu mioma uteri yang selama
beberapa tahun tidak membesar, tapi tiba-tiba mengalami pembesaran,
apalagi jika hal itu terjadi sesudah menopause.
b. Torsi (putaran tangkai)
Ada kalanya tungkai pada mioma uteri subserosum mengalami putaran.
Kalau proses ini terjadi mendadak, tumor akan mengalami gangguan
sirkulasi akut dengan nekrosis jaringan, dan akan nampak gambaran klinik
dari abdomen akut.
c. Nekrosis dan Infeksi
Pada mioma submukosum, yang menjadi polip, ujung tumor kadang-
kadang dapat melalui kanalis servikalis dan dilahirkan di vagina. Dalam hal
ini ada ada kemungkinan gangguan sirkulasi dengan akibat nekrosis dan
infeksi sekunder.
2.7 Prognosis
Histerektomi dengan menggangkat seluruh mioma adalah kuratif.
Myomectomi yang extensif dan secara significant melibatkan miometrium
atau menembus endometrium, maka diharuskan SC (Sectio caesaria) pada
persalinan berikutnya. Myoma yang kambuh kembali (rekurens) setelah
myomektomi terjadi pada 15-40% pasien dan nya memerlukan tindakan
lebih lanjut.
Pemeriksaan fisik
Keadaan : compos mentis
TD : 110/70 mmhg
N : 88X/menit
RR : 20xmenit
S : 36 C
BB : 44 kg
TB : 156 cm
Lila : 24 cm
Kepala : Masosepal
Mata : konjungtiva anemis, sclera tidak ikhterik
Hidung : bersih, tidak terdapat sosius dan polip
Telinga : tidak ada peradangan, tidak ada nyeri tekan dan tidak
menggunakan alat bantu, tidak ada mastoiditis
Mulut : mukosa lembab, mulut bersih, gigi caries
Leher : tidak ada pembesaran tiroid dan limfa
Dada
- Paru-paru : simetris
Pal : tidak ada nyeri tekan, vocal premitus sama
Per : sonor
Aus : vesikuler
- Jantung : simetris
Pal : tidak ada nyeri tekan
Per : rekak
Aus : regular
- Abdomen : simetris datar
Pal : perut odema, terdapat nyeri tekan
Aus : suara bising usus 18x / menit ( 5-24x/menit )
Per : tympani
P : nyeri saat bergerak dan BAK
Q : seperti ditusuk jarum
R : dan perut bagian bawah sampai vagina
S : skala 6
T : Kurang lebih 10 cm
- Genetalia : bersih, tidak ada luka, terpasang DC
- Ekstremitas: tidak ada odema terpasang selang infuse NaCL pada
tangankanan
- Crt : < 3 detik
- Turgor : normal
- Kulit : bersih, tidak sianosis
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan USG : terdapat daging seperti gumpalan darah
2. Program terapi
- NaCL : 12 tpm
- WB
3. Laboratorium ( 12 februari 2015 )
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL SATUAN
Hb 3,7 11,5-16,0 g/dl
Leukosit 4,4 4,0-11 10^3/ul
Trombosit 383 150-440 10^3/ul
Hematokrit 13,4 35,0-49,0 %
Eritrosit 2,18 3,8-5,2 10^6/ul
Granula 69,9 50-70 %
Limfosit 29,7 20-40 %
Monosit 5,4 2-8 %
MCV 61,6 82-91 Fl
MCH 16,9 27-31 Pg
MCHC 27,6 32-56 g/dl
RDW 21,5 11,6-19,8 %
GOL B - -
GDS 100 70-140 g/dl
Hbs Ag - - -
jika tumornya kecil serta bertangkai. Tumor tersebut sekaligus dapat
diangkat.
b. Batasan Karakteristik
Merintih
c. Faktor yang berhubungan
Agen injuri biologis
3.3 Perencanaan
Diagnosa 1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis
4. Daftar Pustaka
Crum MD, Christopher P & Kenneth R. Lee MD. 2003. Tumors of the
Myometrium in Diagnostic Gynecologic and Obstetric Pathology. Boston :
Elsevier Saunders
Djuwantono T. 2004. Terapi GnRH Agonis Sebelum Histerektomi atau
Miomektomi. Farmacia. Vol III NO. 12. Juli 2004. Jakarta
Manuaba IBG. 2003. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetric dan Ginekologi.
Edisi 2. Jakarta : EGC
Parker WH. 2007. Etiology, Symptomatology and Diagnosis of Uterine Myomas.
Volume 87. Department of Obstetrics and gynecology UCLA School of
Medicine. California : American Society for Reproductive Medicine
(..................................................) (..............................................)