Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita di dunia.
Dalam melewati proses kehamilan seorang wanita harus mendapat penatalaksanaan
yang benar.Ini terbukti dengan angka kematian yang tinggi di negara Indonesia.
Dengan keadaan tersebut memberi support dan memacu untuk memberikan
penatalaksanaan yang benar saat kehamilan. Dengan demikian penulis ingin
mempelajari lebih lanjut dalam management kebidanan pada ibu hamil normal
sehingga dapat:

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi


2. Melaksanakan asuhan yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobat
dan merujuk bila terjadi komplikasi.
3. Memberi pendidikan kesehatan pada ibu tentang perawatan kesehatan diri
dan nutrisi selama hamil.
Berbagai macam kesulitan dalam proses kehamilan dapat dialami para wanita
yang telah menikah. Namun, dengan proses pengobatan yang dilakukan oleh dokter
saat ini bisa meminimalisir berbagai macam penyakit tersebut. Kehamilan ektopik
diartikan sebagai kehamilan di luar rongga rahim atau kehamilan di dalam rahim
yang bukan pada tempat seharusnya
Ibu yang melahirkan bayi kembar akan lebih banyak membutuhkan dukungan,
baik itu secara lahiriah maupun jasmaniah. Kehamilan kembar memang beresiko
terhadap persalinan yang lebih besar dibanding kehamilan tunggal.Meskipun dengan
kemajuan terkini pelayanan obstetrik, mortalitas perinatal pada kehamilan kembar
mencapai 4-6 kali lebih tinggi dan morbiditas neonatal dua kali lebih tinggi
dibandingkan dengan kehamilan tunggal.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Biophysical Aspek Kehamilan Normal

1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin.
Lama kehamilan normal adalah 280 hari atau 40 minggu atau 9 bulan 7 hari,
dihitung dari hari pertama haid terakhir ( Saifuddin, 2002).
Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40 minggu (280
hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300hari). Kehamilan berlangsung
antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan premature, sedangkan lebih dari 43
minggu disebut kehamilan post matur (Manuaba,2005).
Kehamilan dibagi dalam tiga bagian ; masing-masing kahamilan
triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu); kehamilan triwulan kedua (antara
12 sampai 28 minggu); dan kehamilan triwulan terakhir (antara 28 sampai 40
minggu) (Wiknjosastro, 2005).

2. Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi


Anatomi alat kandungan dibedakan menjadi 2 yaitu genetalia ekterna
dan genetalia interna.

2
3
1. Genitalia Eksterna
a. Monsveneris
Bagian yang menonjol meliputi bagian simfisis yang terdiri dari
jaringan lemak, daerah ini ditutupi bulu pada masa pubertas.
b. Vulva

Adalah tempat bermuara sistem urogenital. Di sebelah luar vulva


dilingkari oleh labio mayora (bibir besar) yang ke belakang,
menjadi satu dan membentuk kommisura posterior dan perineam
Di bawah kulitnya terdapat jaringan lemak seperti yang ada di
mons veneris.
c. Labio mayora

Labio mayora (bibir besar) adalah dua lipatan besar yang


membatasi vulva, terdiri atas kulit, jaringan ikat, lemak dan
kelenjar sebasca. Saat pubertas tumbuh rambut di mons veneris dan
pada sisi lateral.
d. Labio minora

Labio minora (bibir kecil) adalah dua lipatan kecil diantara labio
mayora, dengan banyak kelenjar sebasea. Celah diantara labio
minora adalah vestibulum.
e. Vestibulum

Vestibulum merupakan rongga yang berada diantara bibir kecil


(labio minora), maka belakang dibatasi oleh klitoris dan perineum,
dalam vestibulum terdapat muara-muara dari liang senggama
(introetus vagina uretra, kelenjar bartholimi dan kelenjar skene kiri
dan kanan).

4
f. Himen (selaput dara)

Lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dan liang senggama


ditengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir
keluar, letaknya mulut vagina pada bagian ini, bentuknya berbeda-
beda ada yang seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan
yang lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui
satu jari.
g. Perineum

Terbentuk dari korpus perineum, titik temu otot-otot dasar panggul


yang ditutupi oleh kulit perineum.

Gambar 2. 2 : Organ Reproduksi interna pada wanita.


(Sumber: Sobotta, 2006)

5
2. Genetalia Interna
a. Vagina
Tabung, yang dilapisi membran dari jenis jenis epitelium bergaris,
khusus dialiri banyak pembuluh darah dan serabut saraf.
Panjangnya dari vestibulum sampai uterus 7½ cm. Merupakan
penghubung antara introitus vagina dan uterus. Dinding depan
liang senggama (vagina) 9 cm, lebih pendek dari dinding belakang.
Pada puncak vagina sebelah dalam berlipat-lipat disebut rugae.
b. Uterus

Organ yang tebal, berotot berbentuk buah pir, terletak di dalam


pelvis antara rectum di belakang dan kandung kemih di depan,
ototnya disebut miometrium. Uterus terapung di dalam pelvis
dengan jaringan ikat dan ligament. Panjang uterus 7½ cm, lebar 5
cm, tebal 2 cm. Berat 50 gr, dan berat 30-60 gr.
Uterus terdiri dari :

1) Fundus uteri (dasar rahim)


Bagian uterus yang terletak antara pangkal saluran telur. Pada
pemeriksaan kehamilan, perabaan fundus uteri dapat
memperkirakan usia kehamilan.
2) Korpus uteri
Bagian uterus yang terbesar pada kehamilan, bgian ini
berfungsi sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang
terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga
rahim.
3) Servix uteri
Ujung servix yang menuju puncak vagina disebut porsio,
hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis disebut
ostium uteri internum.
Lapisan-lapisan uterus, meliputi :

a. Endometriu
6
b. Myometrium
c. Parametrium

c. Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk kenari, terletak kiri dan kanan
uterus di bawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh
ligamentum latum uterus.
d. Tuba Fallopi

Tuba fallopi dilapisi oleh epitel bersilia yang tersusun dalam


banyak lipatan sehingga memperlambat perjalanan ovum ke dalam
uterus. Sebagian sel tuba mensekresikan cairan serosa yang
memberikan nutrisi pada ovum.
Tuba fallopi disebut juga saluran telur terdapat 2 saluran telur kiri
dan kanan. Panjang kira-kira 12 cm tetapi tidak berjalan lurus.
Terus pada ujung-ujungnya terdapat fimbria, untuk memeluk ovum
saat ovulasi agar masuk ke dalam tuba.
(Tambayong,2002).

3. Tes kehamilan dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :


1. Tes urin
Alat untuk melakukan tes urin banyak dijual di apotik-apotik. Cara
penggunaannya juga lebih mudah, yaitu dengan menempatkan sampel urin
pada benda atau tempat yang disediakan Tes urin dilakukan kurang lebih 14
hari setelah pembuahan terjadi, atau pada saat seorang wanita tidak
mendapatkan haid. Saat ini sudah sangat mudah untuk mengetahui apakah
seorang wanita sedang hamil atau tidak. Keuntungan tes urin adalah dapat
dilakukan sendiri di rumah, prosedur pengujian yang mudah dilakukan, harga
strip yang relatif murah, akurasi hasil uji yang tinggi (97 — 99%), serta dapat
mendeteksi kehamilan lebih dini. Adapun interpretasi hasil uji urin pada
umumnya adalah :
a. Jika muncul 2 garis merah muda, berarti hamil.
b. Jika hanya muncul 1 garis merah muda, berarti tidak hamil.

7
c. Jika tidak muncul garis, berati strip rusak. Uji sebaiknya diulang
dengan strip yang lain.

2. Tes darah
Tes darah biasanya lebih sensitif, lebih tepat, namun jarang dilakukan
karena harganya yang mahal dan sulit dilakukan. Tes darah dapat dilakukan
sekitar 10 hari setelah pembuahan Hasilnya biasanya berupa tanda positif atau
negatif. Kadar hCG diatas 5 mIU biasanya sudah dianggap hamil. Sebagian
alat untuk tes urin mengukur kadar hCG antara 25-200 mIU.

3. Tes dengan menggunakan alat USG


Baru dapat dilakukan setelah beberapa minggu. Kadang-kadang sekitar 4
minggu setelah pembuahan. Pemeriksaan secara manual dapat menunjukkan
adanya pembesaran rahim, namun tidak bisa memastikan apakah pembesaran
ini disebabkan karena kehamilan. Pada umumnya hal yang menjadi pedoman
untuk menentukan hamil atau tidak dalam suatu tes kehamilan adalah kadar
HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) yang dihasilkan oleh sinsitio
tropoblas sekitar tiga migngu setelah terjadi pembuahan atau satu minggu
setelah seorang wanita merasakan terlambat menstruasi.

Pada tahap ini kadar hCG biasanya masih rendah. Kadar HCG pada hari
pertama terlambat haid biasanya sudah mencapai 100 mIU/ml. Kadar HCG
sebesar ini sudah cukup untuk dideteksi oleh uji strip kehamilan. Kadar HCG
akan mencapai puncaknya pada usia kehamilan delapan minggu usia
kehamilan
A. Hormon kehamilan Human Chorionic Gonadothropin (hCG).
hCG adalah hormone yang paling utama di dalam kehamilan, karena
dengan adanya hormone ini pada seseorang, maka bisa dipastikan seseorang itu
hamil. Hormone ini Sering disebut hormone kehamilan. hormon hCG
disekresikan oleh syncytiotrophoblast ke dalam sirkulasi darah ibu pertama kali
saat implantasi yaitu pada hari ke 6-7 setelah fertilisasi.
Hormon ini berperan dalam stimulasi corpus luteum agar terus
mensekresikan hormon progesteron dan estrogen untuk memelihara
endometrium selama kehamilan awal. Kadar hormon akan semakin meningkat
8
sampai mencapai puncaknya pada kehamilan minggu ke 10-12 dan mencpai
kadar terendah saat minggu ke 20 karena pada saat itu plasenta sudah mampu
menghasilkan estrogen dan progesteron sendiri dalam jumlah cukup dan tidak
lagi bergantung pada corpus luteum.

B. Pendeteksian Kehamilan dengan hormone hCG


Kira-kira sepuluh hari setelah sel telur dibuahi sel sperma di saluran Tuba
fallopii, telur yang telah dibuahi itu bergerak menuju rahim dan melekat pada
dindingnya. Sejak saat itulah plasenta mulai berkembang dan memproduksi
hCG yang dapat ditemukan dalam darah serta air seni. Keberadaan hormon
protein ini sudah dapat dideteksi dalam darah sejak hari pertama keterlambatan
haid, yang kira-kira merupakah hari keenam sejak pelekatan janin pada dinding
rahim. Kadar hormon ini terus bertambah hingga minggu ke 14-16kehamilan,
terhitung sejak hari terakhir menstruasi. Sebagian besar ibu hamil mengalami
penambahan kadar hormon hCG sebanyak dua kali lipat setiap 3 hari.
Peningkatan kadar hormon ini biasanya ditandai dengan mual dan pusing yang
sering dirasakan para ibu hamil. Setelah itu kadarnya menurun terus secara
perlahan, dan hampir mencapai kadar normal beberapa saat setelah persalinan.
Tetapi adakalanya kadar hormon ini masih di atas normal sampai 4 minggu
setelah persalinan atau keguguran.
Cara kerja test ini pada kehamilan muda adalah dengan mendeteksi
hormone kehamilan yang dihasilkan sinsitio trofoblas yaitu HCG (Human
chorionic gonadotropin) didalam darah atau urine.Adanya antibody bisa
dibuktikan dan diperkirakan secara kuantitatif karena antibody tersebut bersifat
selektif terhadap HCG pada saat munculnya Luteinizing hormone
(LH).(Rabe.T.2003)

9
Kadar hCG yang lebih tinggi pada ibu hamil biasa ditemui
pada kehamilan kembar dan kasus hamil anggur (mola). Sementara pada perempuan
yang tidak hamil dan juga laki-laki, kadar hCG di atas normal bisa mengindikasikan
adanya tumor pada alat reproduksi. Tak hanya itu, kadar hCG yang terlalu rendah
pada ibu hamil pun patut diwaspadai, karena dapat berarti kehamilan terjadi di luar
rahim (ektopik) atau kematian janin yang biasa disebut aborsi spontan.
C. Hormon lain yang mempengaruhi kehamilan
Perubahan yang dialami selama kehamilan salah satunya adalah perubahan
hormone.Hormon memiliki pengaruh khas untuk merangsang dan menggiatkan
kerja organ-organ tubuh.
Beberapa hormon yang pengeluarannya dikontrol oleh kelenjar pituatari
yang berada dibagian dasar otak:
1. Progesteron
Hormon ini berfungsi membangun lapisan dinding rahim untuk
menyangga plasenta, mencegah kontraksi/ oengerutan otot-otot rahim

1
0
sehingga menghindari persalinan dini, dan menyiapkan payudara untuk
menyusui.
Di lain sisi, progesterone akan membuat pembuluh darah melebar.
Akibatnya tekanan darah menjadi turun, dan ibu akan merasa pusing.
Terkadang menyebabkan sistem pencernaan terganggu, seperti perut
kembung atau sembelit, mempengaruhi suasana hati ibu saat hamil, serta
meningkatkan suhu tubuh dan menyebabkan mual.

2. Estrogen
Hormon ini membuat puting paudara membesar dan merangsang
pertumbuhan susu, membantu memperkuat dinding Rahim untuk
mengatasi kontraksi saat persalinan.Estrogen juga akan melunakkan
jaringan-jaringan tubuh, sehingga jaringan ikat dan sendi-sendi tubuh
menjadi lemah. Akibatnya ibu hamil terkadang mangalami sakit punggung.

3. Prolaktin
Hormon ini bertanggung jawab terhadap peningkatan sel yang
memproduksi ASI dalam payudara. Hormon estrogen setelah melahirkan
akan turun, hormon ini dapat menghambar produksi ASI, dengan demikian
prolaktin dapat merangsang produksi ASI.

4. Oksitosin
Hormon ini terlibat dalam proses reproduksi pada pria dan wanita,
membantu kontraksi pada saat kehamilan dan persalinan, produksi susu pada
saat menyusui, maka aktivitas menyusui dapat mempercepat terjadinya
penyusutan Rahim
5. Relaksin
Hormon ini muncul pada awal kehamilan dan
bertanggungjawab membantu mengatasi aktivitas rahim dan melembutkan
leher rahim dalam rangka persiapan proses persalinan

4. Tanda-tanda Kehamilan
1. Tanda kehamilan tidak pasti

1
1
a. Amenorea (tidak dapat haid). Gejala ini sangat penting karena
umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui
tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya
kehamilan dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi.
b. Nausea (enek) dan emesis (muntah). Enek terjadi umumnya pada
bulan-bulan pertama kehamilan, disertai kadang-kadang oleh
emesis. Sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak elalu. Keadaan ini
lazim disebut morning sickness
c. Mengidam (ingin makanan khusus/tertentu). Mengidam sering
terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang dengan
makin tuanya kehamilan.
d. Pingsan. Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai.
Dianjurkan untuk tidak pergi ke tempat-tempat ramai pada bulan-
bulan pertama kehamilan. Hilang sesudah kehamilan 16 minggu.
e. Anoreksia (Tidak ada selera makan). Pada bulan-bulan pertama
terjadi anoreksia, tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi.
Hendaknya dijaga jangan sampai salah pengertian makan untuk
“dua orang”, sehingga kenaikan berat badan tidak sesuai dengan
tuanya kehamilan.
f. Sering kencing terjadi karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang
membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan.
Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali, karena kandung kemih
ditekan oleh kepala janin.
g. Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh
pengaruh hormon steroid.
h. Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas. Pada
pipi, hidung dan dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen yang
berlebihan, dikenal sebagai chloasma gravidarum. Areola mammae
juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang
berlebih. Daerah leher menjadi lebih hitam. Demikian pula linea alba
di garis tengah abdomen menjadi lebih hitam (linea griea).pigmentasi
ini terjadi karena pengaruh dari hormon kortiko- steroid plasenta yang
merangsang melanofor dan kulit.

1
2
i. Epulis adalah suatu hipertrofi papilla ginggivae, sering terjadi pada
triwulan pertama.
j. Varises. Sering dijumpai padaa triwulan terakhir pada triwulan
terakhir. Didapat pada daerah genitalia eksterna, fosa poplitea, kaki
dan betis. Pada multigravida kadang-kadang varises ditemukan
pada kehamilan terdahulu, timbul kembali pada triwulan pertama.
Kadang-kadang timbulnya varises merupakan gejala pertama
kehamilan muda ( Wiknjosastro, 2005).

2. Tanda pasti kehamilan


a. Pada palpasi dirasakan bagian janin dan balotemen serta gerak
janin.
b. Pada auskultasi terdengar bunyi jantung janin(BJJ). Dengan
stetoskop laennec BJJ terdengar pada kehamilan pada kehamilan
18-20 minggu. Dengan alat doppler BJJ terdengar pada kehamilan
12 minggu.

c. Dengan ultrasonogravi (USG) atau scannig dapat dilihat gambaran


janin.
d. Pada pemeriksaan sinar X tampak kerangka janin. Tidak dilakukan
lagi sekarang karena dampak radiasi terhadap janin (Arif, 2000).

5. Adaptasi Fisiologis Kehamilan


1. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh
estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini pada
dasarnya disebabkan oleh hipertrofi otot polos uterus; di samping itu,
serabut-serabut kolagen yang adapun menjadi higroskopik akibat meningkatnya
kadar estrogen sehingga uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin. Bila ada
kehamiln ektopik, uteru akan membesar pula, karena pengaruh hormon-hormon
itu. Begitu pula endometrium menjadi desidua.
Berat uterus normal lebih kurang 30 gram; pada akhir kehamilan (40
minggu) berat uterus menjadi 1000 gram dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5
cm. Pada bulan-bulan pertama kehamilan, bentuk uterus seperti buah alpukat
1
3
agak gepeng. Pada kehamilan 16 minggu, uterus berbentuk bulat. Selanjutnya
pada akhir kehamilan kembali seperti bentuk semula, lonjong seperti telur.
Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya kehamilan sangat penting
diketahui antara lain untuk membentuk diagnosis, apakah wanita tersebut hamil
fisiologik, hamil ganda atau menderita penyakit seperti mola hidatidosa dan
sebagainya Pada minggu-minggu pertama ismus uteri mengadakan hipertrofi
seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus pada triwulan pertama membuat ismus
menjadi panjang dan lebih lunak. Hal ini dikenal dalam obstetri sebagai tanda
hegar.

2. Serviks Uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon
estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya
hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak. Serviks uteri lebih
banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas kolagen. Karena servik
terdiri atas jaringan ikat dan hanya sedikit mengandung jaringan otot, maka
serviks tidak mempunyai fungsi sebagai spinkter, sehingga pada saat partus
serviks akan membuka saja mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan
tekanan bagian bawah janin kebawah. Sesudah partus, serviks akan tampak
berlipat-lipat dan tidak menutup seperti spinkter. Perubahan-perubahan pada
serviks perlu diketahui sedini mungkin pada kehamilan, akan tetapi yang
memeriksa hendaknya berhati-hati dan tidak dibenarkan melakukannya dengan
kasar, sehingga dapat mengganggu kehamilan.
Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan
sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang sedang hamil mengeluh
mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini sampai batas
tertentu masih merupakan keadaan fisiologik Vagina dan vulva
Hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah dan
agak kebiru-biruan (livide). Warna porsio tampak livide. Pembuluh-pembuluh
darah alat genetalia interna akan membesar. Hal ini dapat dimengerti karena
oksigenasi dan nutrisi pada alat-alat genetalia tersebut menigkat. Apabila
terjadi kecelakaan pada kehamilan/persalinan maka perdarahan akan banyak
sekali, sampai dapat mengakibatkan kematian.

1
4
3. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatis sampai
terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu. Korpus luteum
graviditas berdiameter kira-kira 3 cm. Kemudian, ia mengecil setelah plasenta
terbentuk. Eperti telah dikemukakan, korpus luteum ini mengeluarkan hormon
estrogen dan progesteron. Lambat-laun fungsi ini diambil alih oleh plasenta.
Dalam dasawarsa terakhir ini ditemukan pada awal ovulasi hormon relaxin,
suatu immunoreactive inhibin dalam sirkulasi maternal. Diperkirakan korpus
luteum adalah tempat sintesis dari relaxin pada awal kwhamilan. Kadar relaxin
di sirkulasi maternal dapat ditentukan dan meningkat dalam trimester pertama.
Relaxin mempunyai pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan janin menjadi
baik hingga term.

4. Vagina dan vulva


Hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah dan
agak kebiru-biruan (livide). Warna porsio tampak livide. Pembuluh-pembuluh
darah alat genetalia interna akan membesar. Hal ini dapat dimengerti karena
oksigenasi dan nutrisi pada alat-alat genetalia tersebut menigkat. Apabila
terjadi kecelakaan pada kehamilan/persalinan maka perdarahan akan banyak
sekali, sampai dapat mengakibatkan kematian.
5. Mamma
Mamma akan membesar dan tegang akibat hormon somatomammotropin,
estrogen, dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu.
Estrogen menimbulkan hipertrofi sistem saluran, sedangkan progesteron
menambah sel-sel asinus pada mamma. Somatomammotropin mempengaruhi
pertumbuhan sel-sel asinus pula dan menimbulakan perubahan dalam sel-sel,
sehingga terjadi pembuatan kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin. Dengan
demikian mamma dipersiapkan untuk laktasi. Di samping ini, di bawah
pengaruh progesteron dan somatomammotropin, terbentuk lemak i sekitar
kelompok-kelompok alveolus, sehingga mamma menjadi lebih besar. Papila
mamma akan membesar, lebih tegak, dan tampak lebih hitam, seperti seluruh
areola mamma karena hiperpigmentasi. Glandula Montgomery tampak lebih
jelas menonjol di permukaan areola mamma. Pada kehamilan 12 minggu keatas,
dari puting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih disebut
1
5
kolostrum. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai
bersekresi.

6. Sirkulasi Darah
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke
plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh- pembuluh darah yang
membesar pula, mamma dan alat lain-lain yang memang berfungsi berlebihan
dalam kehamilan. Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara
fisiologik dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia. Volume
darah akan bertambah banyak ±25% pada puncak usia kehamilan 32
minggu. Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit secara
keseluruhan, tetapi penambahan volume plasma jauh lebih besar sehingga
konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah. Walaupun kadar
hemoglobin ini menurun menjadi ± 120 g/L. Pada minggu ke-32, wanitahamil
mempunyai hemoglobin total lebih besar daripada wanita tersebut ketika tidak
hamil. Bersamaan itu, jumlah sel darah putih meningkat (± 10.500/ml),
demikian juga hitung trombositnya.
Untuk mengatasi pertambahan volume darah, curah jantung akan meningkat
± 30% pada minggu ke-30. Kebanyakan peningkatan curah jantung tersebut
disebabkan oleh meningkatnya isi sekuncup, akan tetapi frekuensi denyut
jantung meningkat ± 15%. Setelah kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat
kecenderungan peningkatan tekanan darah.

7. Sistem Respirasi
Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena pergerakan
diafragma terbatas setelah minggu ke-30, wanita hamil bernafas lebih dalam,
dengan meningkatkan volume tidal dan kecepatan ventilasi, sehingga
memungkinkan pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen meningkat
20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi
progesteron. Keadaan tersebut dapat menyebabkan pernafasan berlebih dan
PO2 arteri lebih rendah. Pada kehamilan lanjut, kerangka iga bawah melebar
keluar sedikit dan mungkin tidak kembali pada keadaan sebelum hamil,
sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi wanita yang memperhatikan
penampilan badannya.
1
6
8. Traktus Digetivus
Di mulut, gusi menjadi lunak, mungkin terjadi karena retensi cairan
intraseluler yang disebabkan oleh progesteron. Spinkter esopagus bawah
relaksasi, sehingga dapat terjadi regorgitasi isilambung yang menyebabkan rasa
terbakar di dada (heathburn). Sekresi isilambungberkurang dan makanan lebih
lama berada di lambung. Otot- otot usus relaks dengan disertai penurunan
motilitas. Hal ini memungkinkan absorbsi zat nutrisi lebih banyak, tetapi dapat
menyebabkan konstipasi, yang memana merupakan salah satu keluhan
utamawanita hamil.

9. Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh
uterus yang mulai membesar, ehingga timbul sering kencing. Keadaan ini
hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga
panggul. Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai tuun ke PAP, keluhan
sering kencing dan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan
kembali. Disamping itu, terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya
peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan sehingga laju filtrasi
glomerulus juga meningkat sampai 69%. Reabsorbsi tubulus tidak
berubah, sehingga produk- produk eksresi seperti urea, uric acid, glukosa,
asam amino, asam folik lebih banyak yang dikeluarkan.

10. Sistem Integumen


Perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh
melanophore stimulating hormone (MSH), pengaruh lobus hipofisis anterior ,
dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae
gravidarum lividae atau alba, areola mamae, papila mamae, linea nigra, dan pipi
(chloasma gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan
menghilang. Perubahan kondisi kulit yang berubah terbalik dari keadaan
semula, yang biasanya (pada saat belum hamil) kulit kering, maka kini akan
menjadi berminyak, begitu pula sebaliknya. Hal ini terjadi karena adanya
perubahan hormone didalam tubuh ibu hamil. Rambut menjadi lebih kering atau
berminyak karena adanya perubahan
1
7
11. Metabolisme dalam kehamilan
BMR meningkat hingga 15-20% yang umumnya ditemukan pada trimester
III. Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh terutama dari pembakaran
karbohidrat, khususnya sesudah kehamilan 20 minggu ke atas. Akan tetapi bila
dibutuhkan, dipakailah lemak ibu untuk mendapatkan tambahan kalori dalam
pekerjaan sehari-hari. Dalam keadaan biasa wanita hamil cukup hemat
dalam hal pemakaian tenaganya.
Janin membutuhkan 30-40 gr kalsium untuk pembentukan tulang-
tulangnya dan hal ini terjadi terutama dalam trimester terakhir. Makanan
tiap harinya diperkirakan telah mengandung 1,5-2,5 gr kalsium. Diperkirakan
0,2-0,7 gr kalsium tertahan dalam badan untuk keperluan semasa hamil. Ini
kiranya telah cukup untuk pertumbuhan janin tanpa mengganggu kalsium ibu.
Kadar kalsium dalam serum memang lebih rendah, mungkin oleh karena
adanya hidremia, akan tetapi kadar kalsium tersebut masih cukup tinggi hingga
dapat menanggulangi kemungkinan terjadinya kejang tetani.
Segera setelah haid terlambat, kadar enzim diamino-oksidase (histamine)
meningkat dari 3-6 satuan dalam masa tidak hamil ke 200 satuan dalam masa
hamil 16 minggu. Kadar ini mencapai puncaknya sampai 400-500 satuan pada
kehamilan 16 minggu dan seterusnya sampai akhir kehamilan.Pinosinase adalah
enzim yang dapat membuat oksitosin tidak aktif. Pinositase ditemukan
banyak sekali di dalam darah ibu pada kehamilan 14-38 minggu.
Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira diantara 6,5-16,5 kg rata-rata
12,5 kg. Kenaikan berat badan ini terjadi terutama dalam kehamilan 20 minggu
terakhir. Kenaikan berat badan dalam kehamilan disebabkan oleh hasil
konsepsi, fetus placenta dan liquor (Wiknjosastro, 2005).

E. Adaptasi Psikologis Kehamilan

1. Trimester pertama; Ragu-ragu akan kehamilannya, ambivalen (konflik


perasaan) dan lebih banyak berfokus pada diri sendiri. Pada trimester
ini, adanya perasaan tidak nyaman akibat perasaan mual, muntah, dan
keletihan sering kali keinginan seksual menurun.
2. Trimester kedua
1
8
a. Adanya pergerakan bayi, ibu menjadi yakin dengan keberadaan
bayinya, dan ibu merasa percaya akan segera mempunyai bayi.
b. Ibu lebih banyak berfokus pada bayinya, biasanya dia merasa
lebih baik daripada trimester I dan belum terganggu
aktivitasnya.
c. Perubahan ukuran tubuh untuk beberapa orang menyebabkan
perubahan body image atau pandangan terhadap gambaran diri
yang negative.
3. Trimester ketiga

a. Persiapan kelahiran sudah mulai dilakukan ibu. Ibu menanyakan


tentang tanda-tanda persalinan kepada teman atau
saudaranyayang telah mengalami proses persalinan.
b. Beberapa wanita mengalami ketakutan persalinan dan merasa
tidak nyaman menghadapi hari-hari menjelang persalinan.
c. Ibu menyiapkan pakaian, tempat untuk bayi, dan merencanakan
perawatannya (Hidayati, 2009).

1
9
F. Aspek persepsi dan pengaruh budaya tentang kehamilan
1.Masa Kehamilan
Pada masyarakat di Kalimantan tepatnya di Kalimantan Selatan, ada beberapa
pantangan yang harus dipatuhi oleh ibu hamil maupun suaminya yaitu :

1. Tidak boleh duduk di depan pintu, dikhawatirkan akan susah melahirkan.


2. Tidak boleh keluar rumah pada waktu senja hari menjelang waktu maghrib,
dikhawatirkan kalau diganggu mahluk halus atau roh jahat.
3. Tidak boleh makan pisang dempet, dikhawatirkan anak yang akan dilahirkan
akan kembar dempet atau siam.
4. Jangan membelah puntung atau kayu api yang ujungnya sudah terbakar,
karena anak yang dilahirkan bisa sumbing atau anggota badannya ada yang
buntung.
5. Jangan meletakan sisir di atas kepala, ditakutkan akan susah saat melahirkan.
6. Dilarang pergi ke hutan, karena wanita hamil menurut kepercayaan mereka
baunya harum sehingga mahluk-mahluk halus dapat mengganggunya.
7. Dilarang menganyam bakul karena dapat berakibat jari-jari tangannya akan
berdempet menjadi satu.

2. Masa Persalinan

a. Peralatan dan Fungsi


Peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk menyelenggarakan
upacara kelahiran pada masyarakat Banjar adalah: upiah pinang (pelepah
pinang), kapit (wadah tembikar yang bentuknya menyerupai pot bunga kecil),
sembilu, sarung, kain batik, tepung-tawar, madu, kurma, garam, kukulih
(bubur yang terbuat dari beras ketan), seliter beras, sebiji gula merah, sebiji
buah kelapa, dan rempah-rempah untuk memasak ikan.
Upiah pinang digunakan untuk membungkus tembuni (tali pusat). Kapit
digunakan sebagai tempat menyimpan tembuni. Sembilu digunakan untuk
memotong tali pusat. Sedangkan, sarung atau kain batik digunakan untuk
membersihkan tubuh bayi ketika tali pusatnya telah dipotong. Tepung-tawar
digunakan untuk menaburi tubuh bayi agar terlepas dari gangguan roh-roh
jahat. Madu, kurma atau garam lebah digunakan untuk mengoles bibir bayi.
Dan, seliter beras, sebiji gula merah, sebiji buah kelapa, rempah-rempah untuk
20
20
memasak ikan diberikan kepada dukun bayi sebagai ungkapan rasa terima
kasih.
b. Jalannya Upacara
a) Persiapan Kelahiran
Ketika umur kehamilan seorang ibu telah mencapai 9 bulan1, maka
pihak keluarga harus mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan
untuk menyambut kedatangan "warga baru" (sang jabang bayi), antara
lain selembar upih pinang (pelepah pinang) dan sebuah kapit (wadah
yang terbuat dari tembikar yang bentuknya menyerupai pot bunga
kecil). Wadah ini pada saatnya akan digunakan sebagai tempat untuk
menyimpan tembuni (potongan tali pusat). Selain itu, pihak keluarga
juga mengadakan selamatan dengan membuat kukulih (bubur yang
terbuat dari beras ketan). Bubur tersebut diberi doa, kemudian
diputarkan (dikelilingkan) di atas kepala ibu yang sedang hamil.
Setelah itu bubur baru boleh dimakan oleh seluruh keluarga.
Tujuannya adalah agar proses kelahiran dapat berjalan lancar.
b) Kelahiran
Proses kelahiran itu sendiri dibantu oleh dukun beranak. Setelah
bayi lahir, tali pusatnya dipotong dengan sembilu (bilah bambu yang
dibuat sedemikian rupa sehingga tajam). Potongan tali pusat itu
kemudian ditaruh (dimasukkan) ke dalam kapit dan diberi sedikit
garam. Kemudian, ditutup dengan daun pisang yang telah diasap
(dilembutkan). Selanjutnya diikat dengan bamban, lalu ditanam di
bawah pohon besar atau di bawah bunga-bungaan atau dihanyutkan di
sungai yang deras airnya. Ini ada kaitannya dengan kepercayaan
masyarakat Banjar yang menganggap bahwa jika tali pusat ditanam di
bawah pohon yang besar, kelak bayi yang bersangkutan (diharapkan)
akan menjadi "orang besar". Kemudian, jika di bawah bunga-bungaan
maka kelak namanya akan menjadi harum. Dan, jika dihanyutkan ke
sungai, maka akan menjadi pelaut. Selain itu, ada pula yang
mengikatkan tembuni pada sebatang pohon. Maksudnya adalah agar
kelak (setelah dewasa) tidak merantau (keluar kampung). Jadi,
penanaman tembuni bergantung pada apa yang diinginkan oleh orang
tua terhadap bayinya dikemudian hari. Sebagai catatan, tidak seluruh
21
21
tali pusat yang diputus akan ditanam, dihanyutkan atau diikat pada
sebatang pohon besar, melainkan (sisanya) ada yang disimpan baik-
baik untuk dihimpun menjadi satu bersama tali pusat saudara-
saudaranya yang lain. Maksudnya adalah agar kelak (setelah dewasa)
tidak saling bertengkar. Dengan perkataan lain, agar sebagai saudara
selalu hidup rukun dan damai.
Setelah pemotongan pusat, maka bayi dibersihkan dengan
beberapa lapis sarung atau kain batik, lalu diletakkan di atas talam
yang didasari oleh sarung atau kain batik pula. Selanjutnya, bayi
tersebut, oleh ayahnya, diadzankan dan diqomatkan. Maksudnya agar
suara yang pertama kali didengar adalah kalimat Allah. Dengan
demikian, kelak bayi tersebut akan menjadi orang yang taqwa
(menjalani ajaran-ajaran agama Islam dan menjauhi larangan-
laranganNya). Setelah itu, bibir bayi diolesi dengan gula atau kurma
dan garam. Maksudnya adalah agar kelak Sang jabang bayi dapat
bermulut manis dan bertutur kata manis (semua kata-katanya
diperhatikan dan diikuti orang).
c) Sesudah Kelahiran
Setelah bayi diadzankan, diqomatkan, dan bibirnya diolesi gula atau
kurma, ada satu upacara lagi yang disebut bapalas-bidan. Sesuai
dengan namanya, maka yang berperan dan sekaligus memimpin
upacara ini adalah dukun beranak atau bidan. Dalam hal ini dukun
beranak mengucapkan berbagai mantera dan menepung-tawari sang
bayi. Maksudnya adalah agar Sang jabang bayi selalu didampingi oleh
saudaranya yang empat1 dan terhindar dari gangguan-gangguan roh
halus. Selain itu, juga agar ibunya selamat dan sejahtera. Upacara
diakhiri dengan makan bersama. Sedangkan, sebagai ungkapan terima
kasih keluarga kepada sang dukun beranak, ia diberi sasarah berupa:
seliter beras, sebiji gula merah, sebiji kelapa, dan rempah-rempah
untuk memasak ikan.
Setelah bayi berumur satu minggu atau lebih, ada upacara yang
disebut tasmiah (pemberian nama), dengan susunan acara sebagai
berikut: pembacaan Ayat-ayat Suci Al Quran (Surat Ali Imran),
pemberian nama oleh mualim atau penghulu, dan barjanji. Sebagai
22
22
catatan, dalam barjanji itu, ketika dibaca kalimat asyrakal semua
hadirin berdiri, kemudian bayi dikelilingkan. Mereka, termasuk
mualim atau penghulu, diminta untuk menepung-tawari si bayi dengan
baburih-likat. Dengan berakhirnya upacara tasmiah ini, maka
berakhirlah rangkaian upacara kelahiran pada masyarakat Banjar.

c. Nilai Budaya
Upacara kelahiran adalah salah satu upacara di lingkaran hidup individu.
Upacara kelahiran yang dilakukan oleh masyarakat Banjar yang berada di
Kalimantan Selatan, Indonesia ini, jika dicermati secara saksama, maka di
dalamnya mengandung nilai-nilai yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam
kehidupan bersama. Nilai-nilai itu antara lain: ketaqwaan, kesopan-santunan
dan kewibawaan, dan kerukunan.
Nilai ketaqwaan tercermin dalam perbuatan ayah sang jabang bayi ketika
bayi telah dipotong tali pusatnya, kemudian dimandikan (dibersihkan), lalu
diletakkan di atas talam. Pada tahap ini sang ayah mengucapkan azdan dan
qomat. Pengucapan tersebut dimaksudkan agar suara yang pertama kali
didengar oleh bayi adalah kalimat Allah, sehingga diharapkan kelak akan
menjadi seorang muslim yang taat terhadap agama-nya (menjalani ajaran-
ajaran agama Islam dan menjauhi larangan-laranganNya).
Nilai kesopan-santunan dan kewibawaan tercermin pada pemolesan gula
atau kurma dan garam pada bibir bayi, dengan maksud agar kelak sang jabang
bayi dapat bermulut manis dan bertutur kata manis (semua kata-katanya
diperhatikan dan diikuti orang).
Nilai kerukunan tercermin pada penyimpanan tali pusat Sang jabang bayi.
Dalam hal ini tali pusat disimpan baik-baik untuk dihimpun menjadi satu
dengan tali pusat saudara-saudaranya. Maksudnya adalah agar kelak (setelah
dewasa) tidak bertengkar, selalu hidup rukun dan damai. (ali gufron)

3. Masa Nifas

1. Macam-macam aspek sosial budaya pada masa nifas pada masyarakat kota :
a. Pada masa nifas dilarang makan telur, daging, udang, ikan laut dan lele,
keong, daun lembayung, buah pare, nenas, gula merah, dan makanan

23
23
yang berminyak. Adapun dampak negative akan dilarangnya
mengkonsumsi telur, daging,udang, ikan laut keong, daun lembayung,
buah pare, nanas, gula merah dan makanan yang berminyak adalah dapat
merugikan karena pada masa nifas ibu membutuhkan makanan yang
bergizi seimbang agar ibu dan bayi menjadi sehat dan dampak positif dari
larangan ini tidak ada.
b. Setelah melahirkan atau setelah operasi
Ibu hanya boleh makan tahu dan tempe tanpa garam atau biasa disebut
dengan ngayep, dilarang banyak makan dan minum, dan makanan harus
disangan / dibakar sebelum dikonsumsi. Adapun dampak negative pada
ibu apabila setelah melahirkan atau di operasi hanya dapat
mengkonsumsi tahu dan tempe tanpa garam dan makanan harus dibakar
sebelum di konsumsi adalah dapat merugikan karena dapat menghambat
penyembuhan luka karena pada dasarnya makanan yang sehat akan
mempercepat penyembuhan luka dan dampak positif dari larangan ini
tidak ada.
c. Pada masa nifas ibu dilarang tidur siang
Adapun dampak negative dari dilarangnya seorang ibu tidur siang, ibu
menjadi kurang istirahat sedangkan pada masa ini seorang ibu harus
cukup istirahat dan mengurangi kerja berat karena tenaga yang tersedia
sangat bermanfaat untuk kesehatan ibu dan bayi dan dampak akan
dilarangnya seorang ibu untuk tidur siang tidak ada.
d. Pada masa nifas dan saat menyusui, ibu harus puasa, tidak makan
makanan yang padat setelah waktu maghrib. Dampak positif : Hal ini
dibenarkan karena dalam faktanya masa nifas setelah maghrib dapat
menyebabkan badan masa nifas mengalami penimbunan
lemak,disamping itu organ-organ kandungan pada masa nifas belum
pulih kembali. Dampak negative : ibu menjadi kurang nutrisi sehingga
produksi ASI menjadii berkurang
e. Masa nifas tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari.
Dampak positif : tidak ada
Dampak negative : Hal ini tidak perlu karena masa nifas dan bayi baru
lahir (pemberian imunisasi) harus periksa kesehatannya sekurang-
kurangnya 2 kali dalam bulan pertama yaitu umur 0-7 hari dan 8-30 hari
24
24
f. Ibu setelah melahirkan dan bayinya harus dipijat/ diurut, diberi pilis /
lerongan dan tapel.
Dampak positif : jika pijatannya benar maka peredaran darah ibu dan
bayi menjadii lancer
Dampak negative : pijatan yang salah sangat berbahaya karena dapat
merusak kandungan. Pilis dan tapel dapat merusak kulit bagi yang tidak
kuat / menyebabkan alergi.
g. Masa nifas harus minum abu dari dapur dicampur air, disaring,
dicampur garam dan asam diminumkan supaya ASI banyak.
Dampak positif : tidak ada
Dampak negative : karena abu, garam dan asam tidak mengandung zat
gizi yang diperlukan oleh ibu menyusui untuk memperbanyak produksi
ASI nya.
h. Masa nifas tidak diperbolehkan berhubungan intim
Dampak positif : dari sisi medis, sanggama memang dilarang selama 40
hari pertama usai melahirkan. Alasannya, aktivitas yang satu ini akan
menghambat proses penyembuhan jalan lahir maupun involusi rahim,
yakni mengecilnya rahim kembali ke bentuk dan ukuran semula.
Contohnya infeksi atau malah perdarahan. Belum lagi libido yang
mungkin memang belum muncul ataupun pengaruh psikologis, semisal
kekhawatiran akan robeknya jahitan maupun ketakutan bakal hamil lagi.
dampak negative : tidak ada

Aspek social budaya pada masa nifas pada daerah yang lain :

1. Harus pakai sandal kemana pun Bufas pergi, selama 40 hari.


2. Harus memakai Stagen/udet/centing. (positif).
3. Minum jamu, agar rahim cepat kembali seperti semula.
4. Pakai lulur param kocok seluruh badan, biar capek pada badannya cpat ilang.
5. Tidak boleh bicara dengan keras-keras
6. Tiap pagi harus mandi keramas, biar badannya cepat segar dan peredaran
darah lancar.

25
25
7. Kalau tidur/duduk kaki harus lurus. Tidak boleh di tekuk/posisi miring, hal itu
dapat mempengaruhi posisi tulang, cos tulang bufas seperti bayi baru
melahirkan/mudah terkena Varises
8. Harus banyak makanan yang bergizi atau yang mengandung sayur-sayuran
9. Tidak usah memakai perhiasan, karena dapat mengganggu aktifitas Bayi.

Efek dan arti kehamilan pada pasangan

1. Teori Reva Rubin


Menekan pada pencapaian peran sebagai ibu, untuk mencapai peran ini
seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas atau
latihan. Dengan demikian, seorang wanita terutama calon ibu dapat mempelajari
peran yang akan di alaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan
perubahan-perubahan yang terjadi khususnya perubahan psikologis dalam
kehamilan dan setelah persalinan.
Menurut Reva Rubin, seorang wanita sejak hamil sudah memiliki harapan-
harapan antara lain:

a. kesejahteraan ibu dan bayi


b. penerimaan dari masyarakat
c. penentuan identitas diri
d. mengetahui tentang arti memberi dan menerima

Perubahan umum pada perempuan hamil:

a. ketergantungan dan butuh perhatian


b. membutuhkan sosialisasi

Tahap_tahap psikologis yang biasa dilalui oleh calon ibu dalam mencapai peran nya:
1. anticipatory stage
Seorang ibu mulai melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan
anak yang lain.
2. honeymoon stage

26
26
ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasar yang dijalaninya. Pada tahap ini
ibu memerlukan bantuan dari anggota keluarga yang lain.
3. Plateu stage
Ibu akan mencoba apakah ia mampu berperan sebagai seorang ibu. Pada tahap
ini ibu memerlukan waktu beberapa minggu sampai ibu kemudian
melanjutkan sendiri.
4. Disengagement
Merupakan tahap penyelesain latihan peran sudah berakhir.

Aspek-aspek yang diidentifikasi dalam peran ibu adalah gambaran tentang


idaman, gambaran diri dan tubuh. Gambaran diri seorang wanita adalah pandangan
wanita tentang dirinya sendiri sebagai bagian dari pengalaman dirinya, sedangkan
gambaran tubuh adalah berhubungan dengan perubahan fisik yang tejadi selama
kehamilan.

Arti dan efek kehamilan pada pasangan.

1. pasangan merasakan perubahan tubuh pasanganya pada kehamilan 8 (delapan)


bulan sampai dengan 3(tiga) bulan setelah melahirkan.
2. lelaki juga mengalami perubahan fisik dan psikososial selama wanita hamil.
3. anak-anak akan di lahirkan merupakan gabungan dari tiga macam perbedaan:
a. hubungan ibu dengan pasangan
b. hubungan ibu dengan janin yang berkembang
c. hubungan ibu dengan individu yang unik
4. ibu tidk pernah lagi menjadi sendiri
5. tugas yang harus di lakukan ibu atau pasangan dalam kehamilan:
a. percaya bahwa ia hamil dan berhubungan dengan janin dalam satu
tubuh
b. persiapan terhadap pemisahan secara fisik pada kelahiran janin
c. penyelesaiaan dan identifikasi kebinggungan dengan peran transisi.
6. reaksi yang umum pada kehamilan:
a. Trimester satu:ambivalen, takut, tantasi, khawatir.
b. Trimester dua: parasaan enak metykebutuhan untuk mempelajari
perkembangan dan pertumbuhan janin menjadi narsistik, pasif,
introvent, egosentrik dan self centered.
27
27
c. Trimester tiga: berperasaan aneh, semberono, jelek, menjadi introvert,
merefleksikan terhadap pengalaman masa kecil.

Aspek yang di identifikasi dalam peran ibu:

a. gambaran tentang idaman bayi sehat.


b. gambaran tentang diri memandang tentang pengalaman yang dia lakukan.
c. gambaran tubuh, gambaran ketika hamil dan setelah nifas.

Beberapa tahapan aktifitas penting sebelim seseorang menjadi seorang ibu.

1. Taking on (tahapan meniru)


Seorang wanita dalam pencapaiaan sebagai ibu akan memulainya dengan meniru
dan melakukan peran seorang ibu.
2. Taking in
Seorang wanita sedang membayangkan peran yang dilakukannya . introjektion,
projection dan rejection merupakan tahap di mana wanita membedakan model-
model yang sesuai dengan keinginannya.
3. Letting go
Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah di lakukannya. Pada
tahap ini seorang akan meninggalkan perannya di masa lalu.

Adaptasi psikososial pada masa post partum:

Keberhasilan masa transisi menjadi orang tua pada masa post partum di pengaruhi
oleh:

a. respon dan dukungan dari keluarga


b. hubungan antara melahirkan dengan harapan-harapan
c. pengalaman melahirkan dam membesarkan anak yang lalu
d. budaya

Reva rubin mengklasifikasikan tahapan ini menjadi tiga tahap yaitu:

a. periode taking in (hari pertama hingga kedua setelah melahirkan)


a) ibu masih pasif dan tergantung pada orang lain
b) perhatian ibu tertuju pada ke khawatiran pada perubahan tubuhnya
28
28
c) ibu akan mengulangi pengalaman-pengalaman ketika melahirkan
d) memerlikan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan keadaan
tubuh kekondisi normal
e) nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan
peningkatan nutrisi. Kurangnya nafsu makan menandakan proses
pengembalian kondisi tubuh tidak berlangsung normal.
b. periode taking hold (hari kedua hingga ke empat setelah melahirkan)
a) ibu memperhatikan kemampuan menjadi orang tua dan meningkatkan
tanggung jawab akan bayinya
b) ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh, BAK, BAB
dan daya tahan tubuh
c) ibu cenderung terbuka menerima nasihat bidan dan kritikan pribadi
d) ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi seperti
menggendong, menyusui, memandikan dan mengganti popok
e) kemungkinan ibu mengalami depresi postpartum karena merasa tidak
mampu membesarkan bayinya
c. periode letting go
a) terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan di pengaruhi oleh dukungan serta
perhatian keluarga
b) ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan memahami
kebutuhan bayi sehingga akan mengurangi hak ibu dalam kebebasan dan
hubungan social

2. Teori Ramona Marcer


Teori ini lebih menekan pada stress antepartum (sebelum melahirkan) dalam
pencapaiaan peran ibu, marcer membagi teorinya menjadi dua pokok bahasan:

1. Efek stress Anterpartum


stress Anterpartum adalah komplikasi dari resiko kehamilan dan
pengalaman negative dari hidup seorang wanita, tuuan asuhan yang di berikan
adalah : memberikan dukungan selama hamil untuk mengurangi ketidak
percayaan ibu. Penilitian mercer menunjukkan ada enam faktor yang
berhubungan dengan status kesehatan ibu, yaitu:
a) Hubungan Interpersonal

29
29
b) Peran keluarga
c) Stress anterpartum
d) Dukungan social
e) Rasa percaya diri
f) Penguasaan rasa takut, ragu dan depresi

Maternal role menurut mercer adalah bagai mana seorang ibu


mendapatkan identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan penjabaran
yang lengkap dengan dirinya sendiri.

2. Pencapaian peran ibu


Peran ibu dapat di capai bila ibu menjadi dekat dengan bayinya termasuk
mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran, lebih lanjut mercer
menyebutkan tentang stress anterpartum terhadap fungsi keluarga, baik yang
positif ataupun yang negative. Bila fungsi keluarganya positif maka ibu hamil
dapat mengatasi stress anterpartum, stress anterpartum karena resiko
kehamilan dapat mempengaruhi persepsi terhadap status kesehatan, dengan
dukungan keluarga dan bidan maka ibu dapat mengurangi atau mengatasi
stress anterpartum.
Perubahan yang terjadi pada ibu hamil selama masa kehamilan
(Trisemester I, II dan III) merupakan hal yang fisiologis sesuai dengan filosofi
asuhan kebidanan bahwa menarche, kehamilan, nifas, dan monopouse
merupakan hal yang fisiologis.
Perubahan yang di alami oleh ibu, selama kehamilan terkadang dapat
menimbulkan stress anterpartum, sehingga bidan harus memberikan asuhan
kepada ibu hamil agar ibu dapat menjalani kehamilannya secara fisiologis
(normal), perubahan yang di alami oleh ibu hamil antara lain adalah:
a) Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian
sehingga dapat berperan sebagai calon ibu dan dapat
memperhatikan perkembangan bayinya.
b) ibu memerlukan sosialisasi

3. ibu cenderung merasa khawatir terhadap perubahan yang terjadi pada


tubuhnya

30
30
4. Ibu memasuki masa transisi yaitu dari masa menerima kehamilan kehamilan
ke masa menyiapkan kelahiran dan menerima bayinya.

Empat tahapan dalam melaksanakan peran ibu menuru Mercer:


1. Anticipatory
Saat sebelum wanita menjadi ibu, di mana wanita mulai melakukan
penyesuaian social dan psikologis dengan mempelajri segala sesuatuyang
di butuhkan untuk menjadi seorang ibu.
2. Formal
Wanita memasuki peran ibu yang sebenarnya, bimbingan peran di
butuhkan sesuai dengan kondisi system social
3. Informal
Di mana wanita telam mampu menemukan jalan yang unik dalam
melaksanakan perannya
4. Personal
merupakan peran terakhir, di mana wanita telah mahir melakukan
perannya sebagai ibu.

Sebagai bahan perbandingan, Reva Rubin menyebutkan peran ibu telah di


mulai sejak ibu menginjak kehamilan pada masa 6 bulan setelah melahirkan,
tetapi menurut Mercer mulainya peran ibu adalah setelah bayi bayi lahir 3-7
bulan setelah dilahirkan.
Wanita dalam menjalankan peran ibu di pengaruhi oleh faktor –faktor
sebagai berikut:

a. Faktor ibu
1. Umur ibu pada saat melahirkan
2. Persepsi ibu pada saat melahirkan pertama kali
3. Stress social
4. Memisahkan ibu pada anaknya secepatnya
5. Dukungan social
6. Konsep diri
7. Sifat pribadi
8. Sikap terhadap membesarkan anak
31
31
9. Status kesehatan ibu.

b. Faktor bayi
1. Temperament
2. Kesehatan bayi
c. Faktor-faktor lainnya
1. Latar belakang etnik
2. Status pekawinan
3. Status ekonomi

Dari faktor social support, mercer mengidentifikasikan adanya empat factor


pendukung:

1. Emotional support
Yaitu perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya dan mengerti.
2. Informational support
Memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan ibu sehingga dapat
membantu ibu untuk menolong dirinya sendiri
3. Physical support
Misalnya dengan membantu merwat bayi dan memberikan tambahan dana
4. Appraisal support
5. Ini memungkinkan indifidu mampu mengevaluasi dirinya sendiri dan
pencapaiaan peran ibu

Mercer menegaskan bahwa umur, tingkat pendidikan, ras, status perkawinan,


status ekonomi dan konsep diri adalah faktor-faktor yang sangat berpengaruh dalam
pencapaiaan peran ibu. Peran bidan yang di harapkanoleh mercer dalam teorinya
adalah membantu wanita dalam melaksanakan tugas dan adaptsi peran dan
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaiaan peran ini dan
kontribusi dari stress antepartum.

3. Teori Jean ball


Teori kursi goyang , keseimbangan emosional ibu. Tujuan asuhan maternitus agar ibu
mampu melaksanakan tugasnya sebagai ibu bauk fisik maupun psikologis.

32
32
Ada dua teori Jean ball yaitu:

1. Teori stress
2. Teori dasar

Hipotesa Ball, respon emotional wanita terhadap perubahan yang terjadi


bersamaan dengan kelahiran anak yang mempengaruhi personality seseorang dan
dengan dukungan yang berarti mereka mendapatkan sistem keluarga dan sosial.
Persipan yang telah di lakukan bidan pada masa postnatal akan mempengaruhi
respon emotional wanita terhadap perubahan akibatproses kelahiran tersebut.
Kesejahteraan wanita setelah melahirkan tergantung pada personality dan
kepribadian, sistem dukungan pribadi dan dukungan dari pelayanan maternitas.

Ball menemukan teori kursi goyang terdiri dari tiga elemen, yaitu:

1. Pelayanan maternitas
2. Pandangan masyarakat terhadap keluarga
3. Sisi penyangga atau support terhadap kepribadian keluarga

4. Teori Ernestine Wiedenbach

1. The agent : mid wife


Filosofi yang di kemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan bayi yang segera
untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan untuk persipan
menjadi orang tua.
2. The recipient
Meliputi : wanita, keluarga dan masyarakat. Recipient menurut Widenbach adalah
individu yang mampu menetukan kebutuhannya akan bantuan.
3. The Goal / purpose
Di sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu dengan memperhatikan
tingkah laku fisik, emosional atau fisioogikal
4. The Means
Metode untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan ada empat tahapan yaitu:

a) Identifikasi kebutuhan klient, memerlukan keterampilan dan ide

33
33
b) Memberikan dukungan dalam mencapai pertolongan yang di butuhkan
(ministration)
c) Memberikan bantuan sesuai kebutuhan (validation)
d) Mengkoordinasi tenaga yang ada untuk memberikan bantuan
(coordination)
e) The frame work meliputi lingkungan sosial, organisasi dan profesi.

Kelima kelompok teori Wiedenbach dapat di gambarkan dalam bagian.

1. Identifikasi
2. Mempersiapkan
3. Koordinasi
4. Validasi

5. Teori Ela Joy Lehrman Dan Morten

Teori ini mengharapkan bidan dapat melhat semua aspek dalam memberikan asuhan
pada ibu hamil dan bersalin, Lehrman dan Morten mengemukakan delapan konsep
penting dalam pelayanan antenatal:

a. Asuahan kebidanan yang berkesinambungan


b. Keluarga sebagai pusat kebidanan
c. Pendidikan dan konseling merupakan sebagian dari asuhan
d. Tidak ada intervensi dalam asuhan kebidanan
e. Keterlibatan dalam asuhan kebidanan
f. Advokasi dari pelayanan kebidanan
g. Waktu

Morten (1991) menambahkan tiga macam dari teori lehrman.

a) Teknik teurapetik
Proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses perkembangan dan
penyembuhan, misalnya:
1) Mendengar aktif
2) Mengkaji
3) Klasifikasi
34
34
4) Humor
5) Sikap yang tidak menuduh
6) Pengakuan
7) Fasilitasi
8) Pemberian izin
b) Pemberdayaan
Suatu proses memberi kekuasaan dan kekuatan, bidan melalui penampilan dan
pendekatannya akan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengkoreksi,
memvalidasi, menilai dan member dukungan.
c) Hubungan dengan sesama (rateral relationship)
Menjalin hubungan yang baik dengan pasien, bersikap terbuka, sejalan dengan
pasien, sehingga bidan dan pasien terlihat akrab. Misalnya sifat empati dan
membagi pengalaman.

6. Teori Oren
Ada tiga yang terkait di dalamnya:

1) Self care teori


2) Self care dafisit teori
3) Nursing system teori
1. Self care teori
Konstribusi yang terus menerus dari seorang dewasa terhadap kelanjutan
aksistensi kesehatan dan kesejahteraan. Individu pribadi yang memperkasai dan
melakukan sendiri aktifitas yang di perlukan untuk mempertahankan kehidupan
kesehatan dan kesejahteraan.Self care agent adalah orang yang dapat memenuhi
kebutuhan self dependent care agent ada bayi, anak, orang tidak sadar atau sakit
berat, termasuk perawat dan keluarga. Menurut orem kebutuhan self care di bagi
tiga keterangan
1) Universal self care (kebutuhan manusia tidur atas)
a) Pemeliharaan kebutuhan udara
b) Pemeliharaan kebutuhan makanan
c) Penerapan dengan proses eliminasi
d) Pemeliharaan keseimbangan aktifitas dan istirahat
e) Keseimbangan antara kesendirian dan interaksi social

35
35
f) Pemeliharaan dari yang membahayakan
g) Peningkatan fungsi dan pengembangan manusia dalam kelompok
sosial.
2) Dimana kebutuhan timbul menurut tahap perkembangan (siklus
kehadapan)
3) Health deviation self care
4) Kebutuhan ini muncul akibat kesehatan tergangu sehingga juga berakibat
perubahan dalam sifat self care

Self care deficit merupakn inti dari Orem General Theory Of nursing
menggambarakan kapan keperawatan di perlukan self care deficit merupakan
kriteria untuk mengidentisfikasi perlu tidaknya seorang akan asuhan keperawatan.
Tujuan untuk memenuhi kebutuhan self care dapat dicapai dengan :
1. Menurunkan kebutuhan self care
2. Meningkatkan kemampuan pasien
3. Memperbolehkan keluarga atau orang lain untuk memberikan
dependent care
4. Bila semua yang di atas tidak bias di laksanakan maka perawat akan
melaksanakannya.
Lima metode bantuan untuk memenuhi kebutuhan self care:
1. Berperan melakukan
2. Mengajak atau menyuluh
3. Membimbing
4. Mendukung
5. Menciptakn lingkungan yang dapat menunjang tunjangan untuk dapat
melaksanakan bantuan kepada orang sakit dan aspek yang perlu di
perhatikan:

a) Menjalin hubungan yang baik dengan pasien, keluaraga sampai


pasien dapat melepaskan diri atau melaksanakan sendiri
b) Menentukan bantuan yang di butuhkan pasien dalam memenuhi
kebutuhan
c) Memberikan bantuan langsung bersama pasien atau keluarga,
orang lain yang akan melakukan asuhan sesuai kebutuhan pasien

36
36
d) Merencanakan bantuan langsung bersama pasien, keluarga atau
orang lain yang akan melakukan asuhan

37
37
Daftar Pustaka
1. Sarwono, 2006, Asuhan Kebidanan, http://scribd.com/doc/14077783, Jakarta
2. Rabe.T.2003.Ilmu Kebidanan.Hipokreates:Jakarta
3. Rose.W.2006.Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Dian rakyat: Jakarta
4. http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/19/hormon-hcg-dan-uji-kehamilan/
http://www.info-
sehat.com/inside_level2.asp?artid=1263&secid=8&intid=2
Keesing, Roger. 1992. Antropologi Budaya Edisi ke dua. Jakarta: Erlangga.

Koentjaraningrat. 1985. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian


Rakyat.

Melalatoa, J. 1995. Ensiklopedi Sukubangsa di Indonesia A-K. Jakarta:


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Proyek penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan. Adat-Istiadat Daerah Kalimantan Selatan. 1981. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

38
38
39
39

Anda mungkin juga menyukai