Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN INDIVIDU

BLOK GERIATRI
MODUL 1
JATUH

Disusun oleh :
Nama : Siti Sinar Dewi Amelia
Stambuk : 15 777 021
Kelompok :3
Pembimbing : dr. Andi Ita Maghfira

BLOK SISTEM
GERIATRI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AL-KHAIRAAT PALU
T.A.2018
Skenario 2:
Laki-laki, 69 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan kedua
tungkai tak dapat digerakkan, tetapi kalau disentuh masih dapat
dirasakan. Sebelumnya penderita jatuh terduduk akibat
terpeleset. Menurut penderita, dia tidak melihat genangan air di
depannya sehingga menyebabkan dia terpeleset. Sejak
seminggu penderita terdengar batuk-batuk dan agak sesak
napas serta nafsu makan sangat berkurang tetapi tidak demam.
Penderita selama ini mengidap dan minum obat penyakit
kencing manis dan tekanan darah tinggi.
Kata Kunci:

- Laki-laki 69 tahun
- Tidak melihat genangan air
- Jatuh terduduk akibat terpeleset
- Kedua tungkai tak dapat digerakan tapi jika disentuh masih dapat
dirasakan
- Batuk-batuk dan agak sesak napas sejak seminggu
- Nafsu makan sangat berkurang
- Tidak demam
- Riwayat minum obat DM dan Hipertensi

Analisis Masalah:
1.Tentukan dahulu apakah pasien merupakan pasien geriatri.
Batasan usia lanjut di Indonesia menurut WHO South East Asia
Regional adalah > 60 tahun
Jadi pasien termasuk pasien dengan usia lanjut karena telah
berusia 69 tahun.
PASIEN USIA LANJUT tapi apakah merupakan

pasien geriatri?
Dari karakteristik di atas kami menyimpulkan bahwa pasien adalah
PASEIN GERIATRI karena pasien memenuhi beberapa syarat
diatas yaitu:
- MULTIPATOLOGI = menderita DM dan hipertensi (masih ada
kemungkinan ditemukan penyakit lain lagi)
- TAMPILAN KLINIS MENYIMPANG = timbul karena adanya
multipatologi dan cadangan faal menurun sehingga tampilan
klinis tidak khas seperti pada gejala penyakit saluran nafas pasien
tidak khas (batuk dan sesak tapi tidak demam).
-+Kondisi akut sering tampil dalam bentuk JATUH, Sindrom
delirium, TIDAK ADA NAFSU MAKAN, kelemahan umum.
- DAYA CADANGAN FAAL MENURUN
- PENURUNAN STATUS FUNGSIONAL = Status fungsional
merupakan kemampuan seseorang melaksanakan aktivitas hidup
tiap hari.
- PERUBAHAN STATUS GIZI

2.Apakah yang dimaksud dengan instabilitas dan jatuh?


Instabilitas adalah ketidakstabilan berdiri atau saat berjalan yg
menyebabkan warga usia lanjut jatuh. Sedangkan jatuh adalah suatu
kejadian yg dilaporkan penderita atau saksi mata, yg melihat
kejadian sehingga penderita mendadak terbaring / terduduk dilantai /
tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa hilang kesadaran.
Pada pasien ini adalah hal penting bagi dokter untuk menanyakan:
- LOKASI JATUHNYA, = genangan air, kemungkinan di dekat
kamar mandi tapi masih perlu digali kemungkinan lainnya
- BAGAIMANA CARA JATUHNYA, = terpeleset lalu terduduk
- APAKAH PASIEN BERAPA DALAM KONDISI SADAR SAAT
JATUH.= tidak melihat genangan air apa karena kesadaran saat
itu sedang menurun atau karena faktor lain.
-
Jatuh adalah salah satu GERITRIC GIANT, yang sering terjadi
pada usia lanjut.
3. Faktor -faktor apa saja yang menyebabkan pasien terjatuh?
Faktor resiko intrinsik (yang berasal dari diri pasien sendiri)
- Sistem Sensorik = visus pasien curiga terganggu sehingga tidak
melihat genangan air tersebut (mungkinkah ada kaitanya dengan
DM dan hipertensi, misalnya retinopati diabetik). Pendengaran,
fungsi vestibuler, dan proprioseptif masih perlu dikaji lebih
lanjut.
- Sistem Saraf Pusat (SSP) = stroke, Parkinson, hidrosefalus tekanan
normal = masih perlu dikaji
- Kognitif = depresi (pasien berusaha mencari perhatian keluarga)
,demensia, dll  MASIH PERLU DIKAJI
- Muskuloskeletal = gangguan gaya berjalan oleh :
-*Kekakuan jaringan penghubung *Penurunan visus/lapang pandang
-*Berkurangnya massa otot (hiperkatabolisme) *Kerusakan
proprioseptif
-*Perlambatan konduksi saraf
Faktor resiko ekstrinsik :
- Obat-obatan
Obat-obat DM  pasien hipoglikemik  pasokan glukosa otak
turun  pasien tidak stabil (kesadaran menurun) dan terjatuh.
Obat-obat antihipertensi  penurunan curah jantung maupun
bradikardia, sehingga pasien hipotensi. Beberapa contoh obat
antihipertensi dan efeknya :
*diuretik :menyebabkan vasodilatasi vaskuler otot polos,
*beta blocker: menurunkan cardiac output  fatigue, kelemahan
otot, bradicardia,
*ACE inhibitor : menekan vasokonstriksi sehingga
menyebabkan severe hypotension.
- Alat bantu jalan, kalau tidak tepat ukuran, berat, maupun cara
penggunaannya akan meningkatkan resiko pasien terjatuh.
- lingkungan yang tidak mendukung / berbahaya misalnya: lampu
ruangan yang kurang terang sehingga pasien tidak melihat
genangan air, lantai tidak rata sehingga genangan air tidak
terlihat, dan faktor lingkungan lainnya.
Proses oksidasi, excitotoxicity, inflamasi, kegagalan mitochondria
mengakibatkan interferensis pada substansia nigra pars compacta
dimana pusat koordinasi semua aktivitas gerakan berada sehingga
pasien usia lanjut tak dapat mengontrol keseimbangan, reflex
postural, serta koordinasi neural. Inilah yang menyebabkan usia
lanjut berbeda dengan usia produktif terutama dalam menjaga tubuh
tetap seimbang manakala terjadi perubahan posisi.

4. Apa saja penyebab-penyebab yang bisa menyebabkan pasien


terjatuh?
- Kecelakaan (penyebab jatuh terbanyak pada lansia). Ada yang
murni kecelakaan dan ada pula gabungan antara lingkungan yang
jelek dengan kelainan akibat proses penuaan seperti pada pasien
dimana mungkin mata kurang awas sehingga tidak melihat
genangan air dan akhirnya terpeleset.
- Proses penyakit spesifik = kardivaskular, neurologi,
muskuloskeletal
- Hipotensi ortostatik. Ada beberapa penyebab tapi pada pasien
penyebab yang mungkin antara lain : karena pengaruh obat
hipertensi, hipotensi sesudah makan (jadi perlu ditanyakan apa
pasien sempat makan sebelum terjatuh). terlalu lama berbaring.
- Obat-obatan = selain diuretik / antihipertensi dan obat
hipoglikemik perlu juga ditanyakan mengenai riwayat
penggunaan obat lain seperti antidepresan, sedativa, antipsikotik,
dan alkohol.
- Nyeri kepala atau vertigo = perlu ditanyakan pada pasien apakah
sebelum terjatuh sedang dalam keadaan sakit kepala atau vertigo.
- Sinkope : kesadaran menurun tiba-tiba, penurunan darah ke otak
secara tiba-tiba, dll
- Idiopatik.
5. Apa saja komplikasi yang dapat dialami pasien karena terjatuh?
- PERLUKAAN (injuri) = Kerusakan jaringan lunak yang terasa
sangat sakit berupa robek atau tertariknya jaringan otot, robeknya
arteri / vena atau PATAH TULANG / fraktur terutama pada
pelvis, femur terutama bagian collum mengingat yang tidak bisa
digerakkan pasien adalah extremitas inferiornya, atau patut
dicurigai pasien mengalami fraktur kompresi pada vertebra
sehingga saraf motorik untuk extremitas inferior terjepit dan
menyebabkan tidak dapat digerakkannya tungkai 9tapi keluhan
utama kpmpresi vertebra biasanya nyeri  perlu ditanyakan).
HAL INI PERLU DIKAJI MELALUI PEMERIKSAAN
RADIOLOGI.
- Disabiliti = pasien akan merasa terisolasi, sulit bersosialisasi dan
bisa depresi
- Perawatan Rumah Sakit = bisa mengakibatkan berbagai komplikasi
lebih lanjut seperti imobilisasi, atrofi otot, pneumonia ortostatik,
hipoalbuminemia, dekubitus.
- Kematian
6. Bagaimana penanganan yang harus diberikan pada pasien?
Kita harus melakukan “Comprehensive Geriatric Assessment” yaitu
analisis multi-disiplin yang dilakukan oleh geriatris atau suatu tim
interdisipliner geriatri atas seorang penderita usia lanjut untuk
mengetahui kapabilitas medis, fungsional, dan psiko-sosial agar dapat
dilakukan penatalaksanaan secara menyeluruh dan berkesinambungan,
mencakup:
ANAMNESA TAMBAHAN
Data diri lengkap, riwayat medis umum, tingkat mobilitas,
riwayat jatuh sebelumnya, obat lain yang dikonsumsi, apa
yang dipikir pasien sebagai penyebab jatuh (sadar tidak bahwa
akan jatuh), lingkungan sekitar tempat jatuh, gejala terkait,
hilangnya kesadaran.
PEMERIKSAAN FISIK:
* Tanda vital :frekuensi nafas, nadi serta tekanan darah (saat baring,
duduk, dan berdiri masing-masing berselang 1-2 menit),
status gizi.
* Pemeriksaan sistem : saraf cranialis, panca indra, saluran nafas, gigi
mulut, leher, tiroid, kulit (ada tidaknya tanda trauma, pucat,
dll), kardiovaskular (aritmia, bruti karotis, tanda stenosis
aorta, sensitivitas sinus karotis), extremitas (khususnya untuk
menilai ada tidanya penyakit degeneratif sendi, fraktur,
diformitas, dll), dan neurologis (kelemahan atau kekakuan
otot, saraf perifer, propioseptif, gejala ekstrapiramidal,
refleks.
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
* Radiologi  melihat ada tidaknya fraktur, perlu juga foto
thoraks untuk melihat ada tidaknya pneumonia.
* Laboratorium: pemeriksaan darah rutin, GDS, elektrolit,
urin, albumin, SGOT & SGPT, fraksi lipid, fungsi tiroid, dll.
PEMERIKSAAN FUNGSI:
* PENAPISAN DEPRESI  skor GDS 15 (Geriatric Depression
Scale 15)
* PEMERIKSAAN KEMAMPUAN MENTAL DAN KOGNITIF 
Dgn skor AMT (Abbreviated Mental Test) atau MMSE
(Mini Mental State Examination)
* PENILAIAN STATUS FUNGSIONAL = Dgn Indeks ADL’s
Barthel (Activity Daily Living)
ASESMEN LINGKUNGAN untuk menilai secara objektif keadaan
lingkungan hidup pasien, menilai hambatan, halangan bagi
pasien dalam mobilitas, penerangan, dll.
DAFTAR MASALAH : disusun berdasar skala prioritas, keluhan
utama, dan penyakit yg saling berkaitan juga harus
diperhatikan. Jadi pada pasien ditemukan beberapa keluhan
tetapi yang menjadi prioritas utama adalah komplikasi yang
terjadi akibat jatuhnya pasien dimana pasien tidak dapat
menggerakkan kedua tungkainya. Selain itu perlu diingat
bahwa JATUH merupakan salah satu GERIATRIK GIANT
yang merupakan masalah utama pada geriatri yang
memerlukan penanganan.

MENENTUKAN TUJUAN PENATALAKSANAAN

Target utama penatalaksanaan untuk saat ini pasien dapat


menggerakkan kedua tungkainya lagi ( bisa ditempuh melalui
operatif atau konservatif, bergantung dari hasil pemeriksaan
dan keadaan pasien). Perlu utnuk menghindari polifarmasi,
serta menyusun daftar konsumsi obat-obatan berdasar skala
prioritas.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Obaidi, Siva, dan Noble, 2016, Crash Course
Cardiology, Mosby, Spanyol.
Guyton dan Hall, 2016, Medical Physiology 11th
Edition, Elsevier, Philadelphia.
Kasper, Dennis L., dkk, 2015, Harrison’s Principle of
Interna Medicine 16th Edition,Mc-Graw Hill New
York.
Lüllmann, Heinz dkk, 2000, Color Atlas of
Pharmacology,. Thieme, New York.
Martono, Hadi, dkk, 2019, Buku Ajar GERIATRI (Ilmu
Kesehatan Usia Lanjut), Balai Penerbit , Jakarta
Price, A. Sylvia, dan Wilson, Lorraine M., 2006,
Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit Edisi 6 Volume 1, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Sherwood, Lauralee., 2001, Fisiologi Manusia dari Sel
ke Sistem Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Sudoyo, Aru, dkk, 2009, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid III Edisi V, Pusat Penerbitan Ilmu
Penyakit Dalam, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai