Anda di halaman 1dari 38

FAKTOR-FAKTOR YANG ADA HUBUNGAN DENGAN LAMA

PERAWATAN PENDERITA DIARE AKUT PADA ANAK DI RSU


ANUTAPURA PALU
TAHUN 2018

TEMA : MANAGEMENT RUMAH SAKIT

Nama : Annisa Nur Safitri


No. Register : 15 777 033

Pembimbing 1 : dr. Andi Handriyati, Sp.A


Pembimbing 2 : dr. Virani Andiyasari Rosa Ayu
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Diare akut didefinisikan sebagai gangguan gastroenterologi


yang paling sering terjadi, dimana konsentrasi feses lebih berair,
dengan frekuensi lebih dari tiga kali dalam sehari (atau lebih
dari frekuensi normal) pada individu, dan berlangsung selama
tujuh atau sepuluh hari,dan paling lama 14 hari.(Farthing,2012;
Radlovic,2015)
Lanjutan...
Faktor resiko terjadinya diare karena faktor demografi salah
satunya yaitu prevalensi diare lebih tinggi pada usia anak-anak.
Kemudian faktor status gizi seperti malnutrisi akibat status
sosioekonomi yang rendah, ASI yang tidak diberikan secara
eksklusif sehingga mempengaruhi sistem imun anak, dan faktor
sanitasi. (Hannif et al,2011, Primayani,2009,
Sintamurniawaty, 2006; Hung,2006)
Tabel. 1 Angka Kejadian Diare Akut
NO Penulis Tahun Lokasi Kejadian

1. WGO 2012 Dunia 2 Milyar


kasus
2. Kemenkes RI 2015 Indonesia 5.405.235
kasus
3. Kemenkes RI 2014 Sulawesi 179.669
Tengah kasus
4. Kemenkes RI 2015 Sulawesi 32.676 kasus
Tengah
5. Dinkes Kota Palu 2015 Palu 6.919 kasus

6. Dinkes Kota Palu 2016 Palu 7.469 kasus


Lanjutan..

Diare masuk dalam sepuluh peringkat utama pasien rawat


inap. Jumlah pasien rawat inap dengan penyakit diare di RS
Indonesia Tahun 2008, 200.412 pasien dengan presentasi
8,23%. Di RSU Anutapura pasien anak yang dirawat karena diare
sebanyak 567 anak pada tahun 2016. (Kemenkes, 2011; RSU
Anutapura Palu,2016)
Lanjutan..
Rata-rata lama rawat inap untuk pasien diare, kurang dari 3 hari dan
bisa sampai 4 hari. Apabila pasien tinggal dirumah sakit lebih lama,
menunjukkan potensi keparahan penyakit dan bisa juga karena
faktor-faktor lain seperti, usia, status gizi, derajat dehidrasi,
pemberian Asi, lingkungan, ataupun pemberian zink yang tidak
efektif. Namun pada beberapa penelitian, Faktor-faktor ini ada yang
tidak memberikan hubungan yang signifikan, dan ada juga yang
memberikan hubungan signifikan terhadap lama perawatan. (Yusuf,
2011; Rocha et al,2012; Widiantari et al,2013; Poerwati,2013;
Iskandar et al,2015; Wulandari,2010)
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, diare akut pada anak merupakan
masalah kesehatan di dunia terutama di negara berkembang
termasuk di Indonesia karena angka kejadian yang cukup tinggi. Tidak
sedikit kasus anak yang mengalami diare akut harus dirawat di rumah
sakit dengan durasi lama rawat yang tidak menentu dikarenakan
beberapa faktor yang telah disebutkan sebelumnya. Maka dari itu,
perlu diketahui apakah faktor-faktor tersebut, berhubungan dengan
lama perawatan penderita diare akut pada anak di RSU Anutapura
Palu?
Pertanyaan Penelitian
1. Apakah ada hubungan antara usia dengan lama perawatan diare akut pada
anak?
2. Apakah ada hubungan antara derajat dehidrasi dengan lama perawatan
diare akut pada anak?
3. Apakah ada hubungan antara status gizi dengan lama perawatan diare akut
pada anak?
4. Apakah ada hubungan antara lingkungan dengan lama perawatan diare akut
pada anak?
5. Apakah ada hubungan antara pemberian zink dengan lama perawatan diare
akut pada anak?
6.Apakah ada hubungan antara pemberian ASI dengan lama perawatan diare
akut pada anak?
Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang ada hubungannya dengan lama
perawatan penderita diare akut anak di RSU Anutapura Palu

2. Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui hubungan antara usia dengan lama perawatan


penderita diare akut di RSU Anutapura Palu tahun 2018.

b) Untuk mengetahui hubungan antara derajat dehidrasi dengan lama


perawatan penderita diare akut di RSU Anutapura Palu tahun 2018.
Lanjutan..

c)Untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan lama


perawatan penderita diare akut di RSU Anutapura Palu tahun 2018.

d)Untuk mengetahui hubungan antara lingkungan dengan lama


perawatan penderita diare akut di RSU Anutapura Palu tahun 2018

e)Untuk mengetahui hubungan antara pemberian zink dengan lama


perawatan penderita diare akut di RSU Anutapura Palu tahun 2018.

f)Untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI dengan lama


perawatan penderita diare akut di RSU Anutapura Palu tahun 2018.
Manfaat Penelitian

1. Manfaat Pengembangan Ilmu


a.Untuk Peneliti

Mengetahui lebih dalam mengenai penyakit diare akut serta


faktor-faktor yang ada hubungan dengan lama perawatan.

b.Untuk peneliti lain

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam


penelitian-penelitian yang berhubungan selanjutnya.
Lanjutan..

c. Untuk institusi pendidikan kesehatan


Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu rujukan
dalam memperluas ilmu pengetahuan kedokteran dasar.

2. Manfaat Aplikasi
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pemahaman pada masyarakat tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan lama perawatan diare akut. Sehingga
dapat memperpendek lama perawatan diare akut pada anak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kerangka Teori
AGENT
Kekebalan ↓
Gangguan absorbsi usus
halus & cairan, serta
makanan

Usia
Hiperperistaltik usus

Ringan
Pemberian Status Gizi DIARE Dehidrasi
Sedang
ASI AKUT Berat

Pemberian Zink dan


Terapi Rehidrasi

Lingkungan
Lama Perawatan
Kerangka Konsep

Variabel Independen
Usia

Status Gizi
Variabel Dependen
Derajat Dehidrasi
LAMA PERAWATAN
DIARE AKUT PADA
Pemberian Asi ANAK

Pemberian Zink

Lingkungan
Definisi Operasional
1.Penderita diare akut yang dimaksud adalah penderita yang
mengalami diare kurang dari 14 hari dan telah didiagnosis oleh
dokter spesialis anak menderita diare akut yang dirawat di RSU
Anutapura Palu.
2. Usia yang dimaksud pada penelitian ini adalah masa hidup subyek
dari lahir hingga sekarang (saat dilakukan penelitian). Data diperoleh
dari wawancara dan dicatat dalam kuisioner.

Kategori Umur Menurut Depkes RI (2009):


a. Masa balita = 0 – 5 tahun.
b. Masa kanak-kanak = 5 – 11 tahun.
c. Masa remaja Awal =12 – 14 tahun.
Lanjutan..
3. Derajat dehidrasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dapat
kita nilai melalui:
Derajat dehidrasi berdasarkan Skor WHO.
SKOR
Yang dinilai
1 2 3
Keadaan Umum Baik Lesu/ haus Gelisah, lemas,
mengantuk, hingga syok
Mata Biasa Cekung Sangat cekung
Mulut Biasa Kering Sangat kering
Turgor Baik Kurang Jelek
Pernapasan <30 x/menit 30-40 x/menit >40 x/menit
Nadi <120 x/menit 120-140 x/menit >140 x/menit

Skor : 6 : Tanpa dehidrasi


7-12 : Dehidrasi ringan-sedang
≥13 : Dehidrasi berat
Lanjutan..

4. Yang dimaksud lama perwatan adalah rentang atau periode waktu


sejak pasien diterima masuk ke rumah sakit, hingga berakhirnya
proses pengobatan dan pasien dinyatakan sehat dan dapat pulang.
a. Lama perawatan : ≥ 4 hari
b. Bukan lama perawatan : ˂ 4 hari

5. Yang dimaksud dengan status gizi pada penelitian ini adalah keadaan
gizi seorang anak yang ditentukan berdasarkan kelompok usia dan
diukur berdasarkan berat badan (kg) menurut tinggi badan
(cm).Kemudian dihitung menggunakan z-score dan waterlow.

Kriteria objektif berdasarkan WHO (0-5 tahun):


a. Kurang : < - 2 sampai -3 SD
b. Baik : - 2 sampai +2 SD
c. Overweight : > + 2 sampai + 3 SD
Lanjutan..
Kriteria objektif berdasarkan Waterlow berdasarkan WHO (>5 – 14 tahun):
a. Gizi kurang : 70-90%
b. Gizi Baik : >90%
c. Overweight : >110%
d. Obesitas : >120%

6. Yang dimaksud dengan pemberian zink pada penelitian ini adalah apakah
pasien diberikan zink saat mengalami diare akut. Data diperoleh dari
wawancara kemudian diisi pada lembar kuesioner oleh peneliti.
Pemberian zink yang direkomendasikan oleh WHO dan UNICEF, yaitu:
1. 10-14 hari (tata laksana di Indonesia 10 hari) pada pasien anak diare di
bawah usia 5 tahun.
2. Bayi usia di bawah 6 bulan dapat diberikan zink 10 mg setiap hari.
3. Anak usia >6 bulan diberikan dengan dosis 20 mg setiap hari.
Lanjutan..

7. Yang dimaksud pemberian ASI pada penelitian ini adalah ASI tetap
dilanjutkan pemberiannya pada anak dibawah 6 bulan, apabila anak
tersebut mendapatkan asi eksklusif sebelumnya.

8. Lingkungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah, ruang rawat


inap anak. Dimana ruang rawat inap anak terbagi atas :
1. Kelas I = 1 sampai 2 orang
2. Kelas II = 4 orang
3. Kelas III = 6 orang
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode dan Design Penelitian
Dalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan adalah desain

penelitian analitik observasional dengan menggunakan pendekatan “Case


Control”
Usia

Status Gizi

Derajat
dehidrasi ≥ 4hari
Pemberian Lama
Zink Perawat
˂ 4 hari an
Pemberian
Asi

Lingkungan
Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu
Penelitian dilakukan dari tahun 2018.

2. Tempat
Penelitian dilakukan di ruang perawatan inap di Bagian
Kesehatan anak RSU Anutapura Palu.
Populasi Penelitian
A. Populasi Kasus
Pasien anak yang didiagnosis oleh dokter menderita diare
akut dan dirawat ≥ 4 hari di ruang perawatan inap di Bagian
Kesehatan anak RSU Anutapura Palu.

B. Populasi Kontrol
Pasien anak yang didiagnosis oleh dokter menderita diare
akut dan dirawat ˂ 4 hari di ruang perawatan inap di Bagian
Kesehatan anak RSU Anutapura Palu.
Subyek Penelitian
A. Subyek Kasus
Pasien anak yang didiagnosis oleh dokter menderita diare
akut dan dirawat ≥4 hari di ruang perawatan inap di Bagian
Kesehatan anak RSU Anutapura Palu dan memenuhi kriteria
penelitian.

B. Subyek Kontrol
Pasien anak yang didiagnosis oleh dokter menderita diare
akut dan dirawat ˂4 hari hari di ruang perawatan inap di
Bagian Kesehatan anak RSU Anutapura Palu dan memenuhi
kriteria penelitian.
Kriteria Inklusi dan Eksklusi
1. Kriteria Inklusi

a. Kelompok Kasus
a. Pasien yang telah didiagnosis oleh dokter menderita diare akut dan
dirawat ≥4 hari di ruang perawatan inap di Bagian Kesehatan anak
RSU Anutapura Palu.
b. Laki-laki dan perempuan.
c. Berumur 0-14 tahun.
d. Disetujui oleh orang tua untuk ikut dalam penelitian tanpa paksaan.
Lanjutan..
b. Kelompok Kontrol
a. Pasien yang telah didiagnosis oleh dokter menderita diare akut dan
dirawat ˂4 hari di ruang perawatan inap di Bagian Kesehatan anak
RSU Anutapura Palu.
b. Laki-laki dan perempuan.
c. Berumur 0-14 tahun.
d. Disetujui oleh orang tua untuk ikut dalam penelitian tanpa paksaan.

2. Kriteria Eksklusi
a. Pasien dengan immunocompromised.
b. Pasien yang telah diberikan antibiotik sebelumnya.
c. Pasien dengan infeksi kronik
d. Orang tua / wali anak tidak dapat berkomunikasi
dengan baik.
Besar Sampel
Penentuan besarnya sampel penelitian ini dengan
menggunakan rumus besar sampel penelitian analitik adalah

Dengan perhitungan berdasarkan rumus di atas, didapatkan


nilai n = 44 anak. Jadi, sampel dalam penelitian adalah 44 anak
sebagai kasus dan 44 anak sebagai kontrol. Maka total sampel
88 anak.
Cara Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian


ini adalah consecutive sampling dengan mengambil semua
subjek penelitian yaitu semua penderita Diare Akut pada anak
yang dirawat di Bagian Kesehatan anak RSU Anutapura Palu,
yang memenuhi kriteria penelitian.
Alur Penelitian
Populasi Penelitian

Informed Consent
Memenuhi
Kriteria
Subyek Penelitian Inklusi

Pemeriksaan Wawancara
Pengambilan Data
Case Report Kuesioner

Pengumpulan Data Checklist

Analisa Data

Penulisan Hasil

Penyajian Hasil
Prosedur Penelitian

1. Populasi yang akan diteliti adalah semua anak yang didiagnosis


oleh dokter spesialis anak menderita diare akut dan dirawat di
ruang perawatan inap Bagian Kesehatan Anak RSU Anutapura
Palu.
2. Diberikan penjelasan kepada subyek penelitian dalam bahasa
yang mudah dipahami oleh subyek :
a. Tentang latar belakang, tujuan, dan manfaat dari penelitian.
Serta diberi penjelasan mengenai perlakuan terhadap subyek
selama penelitian dan jaminan kerahasiaan data serta jaminan
keselamatan selama tindakan penelitian
Lanjutan..

b. Juga tentang hak-hak dari subyek, yaitu hak untuk menolak dan
mengundurkan diri dari penelitian tanpa konsekuensi
kehilangan hak mendapat pelayanan kesehatan yang
diperlukannya, hak untuk bertanya dan mendapat penjelasan
bila masih diperlukan. Subyek juga diberitahu bahwa semua
biaya yang dibutuhkan dalam penelitian ini akan ditanggung
oleh peneliti.
c. Tentang persetujuan subyek tanpa paksaan, bisa menolak tanpa
konsekuensi.

3. Setelah subyek mengerti dengan semua penjelasan, maka


peneliti akan meminta persetujuan dari subyek tersebut untuk
ikut serta menjadi subyek penelitian dengan menandatangani
formulir persetujuan.
Lanjutan..

4. Subyek yang memenuhi kriteria inklusi akan diikutkan dalam


penelitian tanpa paksaan dan bersifat sukarela.
5. Selanjutnya dilakukan pengukuran status gizi kepada subyek
dengan cara menghitung IMT subyek. Dimana pengukuran ini
dilakukan oleh peneliti dan hasil dari pengukuran diisi pada
lembar case report.
6.Selanjutnya peneliti melakukan pengambilan data dengan
metode wawancara sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan yang
ada pada kuesioner dan diisi oleh peneliti sesuai dengan
jawaban dari subyek.
Lanjutan..

7.Setelah data yang dibutuhkan dalam penelitian terkumpul, maka


semua data akan di input ke dalam komputer. Selanjutnya akan
dilakukan pengelolahan daan analisis data lebih lanjut dengan
menggunakan program SPSS. Data yang ada akan sangat dijaga
kerahasiaannya.
8.Setelah analisis data selesai, peneliti mempersiapkan untuk
melakukan penulisan hasil untuk selanjutnya diseminarkan pada
seminar hasil.
Pengolahan Data
1. Pengolahan data
Data pada penelitian ini diolah menggunakan perangkat lunak
komputer program SPSS 17

2. Analisa data
Pengolahan data menggunakan Uji Fisher & Uji Chi Square.

Aspek Etika
1. Sebelum melakukan penelitian, peneliti menjelaskan secara
lengkap tentang tujuan, cara penelitian yang akan dilakukan dan
dimintakan persetujuan dari setiap orang tua / wali anak.
Lanjutan..
2. Orang tua / wali anak yang akan diteliti setuju dan mempunyai hak
untuk bertanya dan ikut ataupun menolak untuk mengikuti
penelitian ini, tanpa ada paksaan dan rasa takut untuk mengikuti
penelitian.
3. Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian dan bahaya karena
hanya menggunakan metode kuesioner dan pemeriksaan dengan
menggunakan alat yang sangat aman sesuai dengan yang telah
dijelaskan.
4. Peneliti tidak akan mencantumkan nama penderita pada lembar
pengumpulan data (kuesioner) yang akan diisi oleh peneliti dan
semua data disimpan dengan aman dan disajikan secara lisan
maupun tulisan secara anonim.
5. Semua pemeriksaan yang dilakukan sehubungan dengan
penelitian tidak memungut biaya apapun bagi penderita
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai