Anda di halaman 1dari 10

Civil Engineering 15

15
BAB III
PERCOBAAN GESER LANGSUNG
(Direct Shear Test)

3.1 Tujuan Percobaan


Untuk menentukan parameter kuat geser tanah yaitu kohesi (c) dan sudut geser
tanah (𝜙).

3.2 Landasan Teori


Teori tentang kuat geser tanah telah dibahas pada bagian sebelumnya. Dari
pembahasan tersebut, ditinjau kembali kriteria keruntuhan Mohr-Coulomb yang
dinyatakan dalam persamaan:
τ = c + σ tan 𝜙
Dari persamaan ini, parameter c dan 𝜙 dapat diketahui apabila ada minimal dua
variasi kombinasi yang berbeda antara tegangan geser τ dan tegangan normal σ.

Berdasarkan hal ini maka kekuatan geser dapat diukur secara langsung.
Percobaan geser langsung dirancang dengan jalan memberikan tegangan normal
konstan (σ) kemudian mengerjakan tegangan geser sampai runtuh (τt). Dari data σ dan
τt yang diketahui (diukur) ini, dibuat grafik hubungan keduanya untuk menentukan
parameter c dan 𝜙. Jumlah variasi tegangan dibuat minimal 3.
Menentukan Tegangan Geser Maksimum (τt)
Untuk setiap tegangan normal yang diberikan pada contoh :
 Kerjakan tegangan geser secara perlahan-lahan sampai mencapai tegangan geser
ekstrim (maksimum).
 Buat kurva hubungan tegangan geser terhadap regangan geser.
 Dari kurva tersebut, tentukan nilai tegangan geser maksimum, (τt).

KELOMPOK II
Civil Engineering 15

15

Grafik 3.1 Hubungan Tegangan vs Pergeseran untuk menentukan


Tegangan Geser Maksimum
Sumber : Hary Christady Hardiyatmo ( 2010 )

Menentukan Parameter c dan 𝜙


 Buat grafik hubungan antara tegangan normal σ terhadap tegangan geser maksimum
τt.
 Plot variasi kombinasi antara tegangan geser τ dan tegangan normal σ. Kemudian buat
garis regresi linearnya. Ordinat titik potong garis ini dengan sumbu vertikal adalah
kohesi c dan kemiringannya menyatakan sudut geser dalam 𝜙.

Grafik 3.2 Hubungan Tegangan Normal terhadap Tegangan Geser


Maksimum untuk mendapatkan nilai kohesi
Sumber : Hary Christady Hardiyatmo ( 2010 )

KELOMPOK II
Civil Engineering 15

3.3 Peralatan Yang Digunakan 15

1) Alat geser langsung dengan komponen-komponen :


- Batang penekan untuk memberikan beban vertikal (beban normal)
- Unit penggeser dilengkapi proving ring untuk mengukur beban geser.
- Dial gauge 2 buah untuk mengukur pergeseran dan dan penurunan contoh.
- Cincin uji, dua keping (atas dan bawah). Bagian atas dapat bergeser terhadap
bagian bawah.
- Satu set beban untuk memberikan beberapa variasi beban normal.
- Sepasang batu pori.
2) Alat pengeluar contoh dan pisau pemotong.
3) Cincin cetak benda uji
4) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
5) Stopwatch
6) Laboratory Oven dengan pengatur suhu 1100 + 50 C.
7) Jangka sorong (vernier calipers).

3.4 Persiapan Sampel


Untuk tanah kohesif :
1) Keluarkan contoh tanah dari tabung contoh dengan menggunakan dongkrak.
Contoh tanah harus cukup untuk mencetak minimal 3 benda uji.
2) Cetak benda uji dengan cincin cetak, dan ratakan kedua ujungnya dengan pisau
pemotong.
3) Timbang benda uji
4) Pasang batu pori pada dasar shear box, dan letakkan cincin uji yang sudah berisi
contoh tanah diatasnya. Pasang batu pori yang kedua diatasnya.
Untuk pasir :
1) Pasang batu pori dan cincin uji pada shear box.
2) Timbang contoh secukupnya dan masukkan ke dalam cincin uji sedemikian supaya
tercapai kepadatan yang diinginkan. Bila perlu, gunakan penggetar untuk
memadatkan.
3) Pasang batu pori kedua porinya.

KELOMPOK II
Civil Engineering 15

15
3.5 Prosedur Percobaan
1) Dudukan alat pembeban tepat di atas pelat penumpu. Atur dial gauge penurunan
dan pergeseran pada titik nol, kemudian baca dan catat sebagai posisi awal. Atur
dial proving ring pada titik nol dan catat sebagai posisi awal.
2) Isi shear box dengan air suling sampai penuh. Pasang beban normal “P” variasi
pertama (misalnya yang memberikan tekanan 0,25 kg/cm2) pada contoh.
3) Jalankan stopwatch bersama dengan bekerjanya beban vertikal. Amati penurunan
yang terjadi (pada dial penurunan) mengikuti prosedur pengamatan percobaan
konsolidasi. Biarkan sampai konsolidasi selesai.
4) Kerjakan beban geser dengan memutar stang penggeser (atau tekan saklar “on”
untuk alat yang dijalankan motor listrik). Baca dial beban geser (pada proving ring)
dan dial pergeseran setiap 15 detik.
5) Kecepatan penggeseran diambil = 0,1 d / 50. t50. Dimana d= diameter contoh dan
t50 adalah waktu untuk mencapai 50% konsolidasi. Lakukan penggesaran sampai
beban geser konstan (maksimum).
6) Kerjakan persiapan sampel dan prosedur 1 s/d 5 di atas untuk tes dengan variasi
beban normal berikutnya ( minimal 3 variasi beban normal).

3.6 Prosedur Perhitungan


1) Hitung tegangan normal dengan jalan membagi beban normal Pv dengan luas
penampang A.
𝑃𝑣
= 𝐴

2) Hitung gaya geser Ph dengan jalan mengalikan pembacaan dial proving ring
dengan angka kalibrasi proving ring. Hitung tegangan geser τ dengan jalan
membagi gaya geser dengan luas bidang geser, A.
𝑃ℎ 𝑃ℎ 𝑚𝑎𝑥
τ= dan 𝑡𝑓 =
𝐴 𝐴

dimana:
τ = tegangan geser;
𝜏𝑓 = tegangan geser saat runtuh ( τ maksimum)

KELOMPOK II
Civil Engineering 15

15

3) Buat grafik hubungan tegangan geser dengan regangan geser dan tentukan
tegangan geser maksimumnya, τt.
4) Buat grafik hubungan antara tegangan normal  dengan tegangan geser maksimum
τmax..
5) Hubungkan ketiga titik yang diperoleh dengan garis lurus (garis regresi linier)
yang memotong sumbu vertikal. Ordinat titik potong ini adalah harga kohesi c dan
kemiringannya adalah sudut geser dalam tanah.

KELOMPOK II
Civil Engineering 15

15
Gambar Alat Percobaan

Gambar 3.1 Alat Geser Langsung


Sumber : Braja M Das

KELOMPOK II
Civil Engineering 15

15

Gambar 3.2 Sketsa Shear box


Sumber : Hary Christady Hardiyatmo ( 2010 ).

KELOMPOK II
Civil Engineering 15

15
3.9 Kesimpulan dan Saran
3.9.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Dari grafik hubungan antara tegangan normal terhadap tegangan geser
maksimum diperoleh nilai kohesi (c) sebesar 0,02 kg/cm2 dan nilai sudut
geser dalam tanah (𝜙) yang diperoleh adalah 38,95°
2. Berdasarkan sudut geser tanah yang diperoleh maka tanah digolongkan
kedalam kepadatan relatif, yaitu Padat menengah ( 35 – 40 ) menurut
Meyerhof dan Padat ( 36 – 41 ) menurut Peck, dari Tabel 3.1 compactness
(kepadatan) serta nilai sudut geser tanah (𝜙) menurut Peck dan Meyerhof .
3. Grafik hubungan antara pergeseran dengan tegangan geser diperoleh nilai
tegangan geser maksimum (τmaks) yaitu :
 Tegangan geser pada beban 3 kg untuk tegangan normal 0,1 kg/cm2
adalah 0,02 kg/cm2
 Tegangan geser pada beban 6 kg untuk tegangan normal 0,2 kg/cm2
adalah 0,06 kg/cm2
 Tegangan geser pada beban 9 kg untuk tegangan normal 0,3 kg/cm2
adalah 0,13 kg/cm2

3.9.2 Saran
Sebaiknya sebelum melakukan pekerjaan geser langsung,praktikan harus
memperhatikan persiapan alat yang digunakan serta dibutuhkan ketelitian dan
keseriusan.Untuk memperoleh data yang teliti agar memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
 Memutar stang penggeser (manual) dengan kecepatan yang konstan.
 Pembacaan dial penurunan tepat pada waktunya.
 Membaca dial dengan teliti.

KELOMPOK II
Civil Engineering 15

15

Tabel 3.1 compactness (kepadatan) serta nilai sudut geser tanah (𝜙) menurut Peck dan
Meyerhof.

Sudut geser tanah (𝝓)


Compactness (c)
Peck Meyerhof

Sangat lepas < 28,5 < 30

Lepas 28,5 – 30 30 – 35

Padat menengah 30 – 36 35 – 40

Padat 36 – 41 40 – 45

Sangat padat > 41 > 45

Sumber : Hary Christady Hardiyatmo ( 2010 )

KELOMPOK II
Civil Engineering 15

15

Sketsa Alat Geser Langsung

KELOMPOK II

Anda mungkin juga menyukai