Anda di halaman 1dari 5

LO SKEN 1 BLOK 15

1. EPIDEMIOLOGI

OA merupakan penyakit dengan prevalensi yang tertinggi dalam kelompok masyarakat kita
dan penyebab kedua tersering dalam ketidakmampuan pada orang tua di negara-negara
barat. Prevalensi OA meningkat dengan usia karena kondisi yang tidak reversible. Pada usia
kurang dari 45 tahun, laki-laki lebih rentan kena penyakit ini jika dibandingkan dengan wanita,
tetapi wanita lebih rentan kena OA pada usia lebih dari 55 tahun. Pada dekad seterusnya,
didapati kasus OA akan semakin meningkat akibat daripada peningkatan orang usia lanjut,
obesitas, dan kurangnya kebiasaan berolahraga.

2. PATOFISIOLOGI 1

Akibat peningkatan aktifitas enzim-enzim yang merusak makromolekul matriks tulang rawan
sendi (proteoglikan dan kolagen) terjadi kerusakan fokal tulang rawan sendi secara progresif
dan pembentukan tulang baru pada dasar lesi tulang rawan sendi serta tepi sendi (osteofit).
Osteofit terbentuk sebagai suatu proses perbaikan untuk membentuk kembali persendian,
sehingga dipandang sebagai kegagalan sendi yang progresif.
Tempat prediksi osteoarthritis adalah sendi karpometakarpal I, metatarsofalangeal I,
apofiseal tulang belakang, lutut, paha. Pada falang distal timbul nodus Heberden dan pada
sendi interfalangproksimal timbul nodus Bouchard. Tanda-tanda peradangan pada sendi
tersebut tidak menonjol dan timbul belakangan, mungkin dijumpai karena adanya sinovitis,
terdiri dari nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata, dan warna kemerahan.

Berdasarkan penyebabnya, OA dibedakan menjadi dua yaitu OA primer dan OA sekunder. OA


primer, atau dapat disebut OA idiopatik, tidak memiliki penyebab yang pasti ( tidak diketahui
) dan tidak disebabkan oleh penyakit sistemik maupun proses perubahan lokal pada sendi. OA
sekunder, berbeda dengan OA primer, merupakan OA yang disebabkan oleh inflamasi,
kelainan sistem endokrin, metabolik, pertumbuhan, faktor keturunan (herediter), dan
immobilisasi yang terlalu lama. Kasus OA primer lebih sering dijumpai pada praktik sehari-hari
dibandingkan dengan OA sekunder.
OA primer penyebabnya tidak diketahui. OA sekunder pula penyebabnya adalah karena
kerusakan sendi yang ada sebelumnya (artritis rematik, gout, artritis sepsis, penyakit Paget,
spondiloartropati seronegatif), penyakit metabolik (kondrokalsinosis, hemokromatosis
bawaan, akromegali) dan penyakit sistemik (hemofilia, hemoglobinopati, neuropati).

Secara patologis, terjadi perubahan dalam struktur kartilago, secara radilogi, terdapat osteofit
dan terjadi penyempitan ruang sendi, dan secara klinis pula terjadi ketidakmampuan dan
nyeri.

Diagnosis
Diagnosis OA biasanya berdasarkan tanda-tanda klinis dan radiogafi. Pada tahap awal,
radiografinya bisa normal tetapi penyempitan ruang sendi tampak nyata apabila kartilago
artikuler semakin menghilang. Selain itu, karakteristik yang dapat diketemui adalah sklerosis
tulang subkondral, kista subkondral, dan osteofitosis. Tetapi, biasanya dapat ditemukan
perbedaan yang besar diantara tingkat keparahan radiografi, tingkat keparahan simptom, dan
abilitas fungsional.
LO SKEN 1 BLOK 15

Gambaran Radiografi sendi yang menyokong diagnosis OA adalah :


a. Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris ( lebih berat pada bagian yang
menanggung beban seperti lutut ).
b. Peningkatan densitas tulang subkondral ( sklerosis ).
c. Kista pada tulang
d. Osteofit pada pinggir sendi
e. Perubahan struktur anatomi sendi

3. FAKTOR RESIKO
4. PENCEGAHAN
Mengkonsumsi makanan bergizi 2
Menjaga berat badan
Mengkonsumsi komplemen pencegah terjadinya OA : glukosamin, kondroitin

5. PENATALAKSANAAN
Terapi non-farmakologis
a. Edukasi
Edukasi atau penjelasan kepada pasien perlu dilakukan agar pasien dapat mengetahui serta
memahami tentang penyakit yang dideritanya, bagaimana agar penyakitnya tidak bertambah
semakin parah, dan agar persendiaanya tetap terpakai ( Soeroso, 2006 ).
b. Terapi fisik atau rehabilitasi
Pasien dapat mengalami kesulitan berjalan akibat rasa sakit. Terapi ini dilakukan untuk
melatih pasien agar persendianya tetap dapat dipakai dan melatih pasien untuk melindungi
sendi yang sakit. ( Soeroso, 2006 ).
c. Penurunan berat badan
Berat badan yang berlebih merupakan faktor yang memperberat OA. Oleh karena itu, berat
badan harus dapat dijaga agar tidak berlebih dan diupayakan untuk melakukan penurunan
berat badan apabila berat badan berlebih ( Soeroso, 2006 ).

Penanganan terapi farmakologi melingkupi penurunan rasa nyeri yang timbul, mengoreksi
gangguan yang timbul dan mengidentifikasi manifestasi-manifestasi klinis dari ketidakstabilan
sendi ( Felson, 2006 ).

a. Obat Antiinflamasi Nonsteroid ( AINS ), Inhibitor Siklooksigenase-2 (COX-2), dan


Asetaminofen
Untuk mengobati rasa nyeri yang timbul pada OA lutut, penggunaan obat AINS dan Inhibitor
COX-2 dinilai lebih efektif daripada penggunaan asetaminofen. Namun karena risiko toksisitas
obat AINS lebih tinggi daripada asetaminofen, asetaminofen tetap menjadi obat pilihan
pertama dalam penanganan rasa nyeri pada OA. Cara lain untuk mengurangi dampak
toksisitas dari obat AINS adalah dengan cara mengombinasikannnya dengan menggunakan
inhibitor COX-2 ( Felson, 2006 ).
b. Chondroprotective Agent
Chondroprotective Agent adalah obat – obatan yang dapat menjaga atau merangsang
perbaikan dari kartilago pada pasien OA. Obat – obatan yang termasuk dalam kelompok obat
ini adalah : tetrasiklin, asam hialuronat, kondroitin sulfat, glikosaminoglikan, vitamin C, dan
sebagainya.
LO SKEN 1 BLOK 15

Farmakologi
Obat yang sering diresepkan untuk pasien OA adalah OAINS untuk mengurangkan nyeri dan
memperbaiki mobilitas dalam OA, N-Acetyl-Paminophenol (APAP) sebagai anlagesik untuk
nyeri OA ringan sampai sedang (efektivitas sama seperti OAINS), dan inhibitor selektif COX-2
jika terjadi efek samping gastrointestinal dengan penggunaan OAINS. Injeksi glukokortikoid
diinjeksi intra/ periartikuler untuk kelegaan simptomatis untuk beberapa minggu hingga
bulan. Opiod diberikan pada nyeri OA akut. Diberi opioid lemah (kodein peroral) jika APAP
atau OAINS tidak memberikan manfaat dan dapat juga digunakan untuk nyeri OA kronis.
Rubefacient/Capsaicin merupakan obat topical pada sendi dan otot yang nyeri yang
memberikan bahang local. Operasi ortopedik yaitu operasi penggantian sendi dilakukan pada
OA tahap lanjut dimana terapi agresif gagal. Selain itu, bisa juga dilakukan artoplasti sendi 3
total atau osteotomi. Regenerasi kartilago adalah perbaikan kartilago dengan sel
mesenchymal (efektivitas belum dibuktikan).

Lini Pertama
Pengobatan OA yang ada saat ini barulah bersifat simptomatik dengan obat anti inflamasi non
steroid (OAINS) dikombinasi dengan program rehabilitasi dan proteksi sendi.Pada stadium
lanjut dapat dipikirkan berbagai tindakan operatif.Pengetahuan tentang patogenesis OA
mendorong para peneliti untuk mengembangkan obat-obatan yang dapat menghambat
perjalanan/progresivitas penyakit yang disebut sebagai Disease-Modifying Osteoarthritis
Drugs (DMOA), sayang hingga saat ini obat tersebut masih dalam taraf penelitian.
Lini Kedua
Penggunaan nutrisi seperti glukosamin dan chondroitin sulfat msih controversial, pada
penelitian masih belum menunjukkan hasil yang bagus.
Injesi articular :
- Dengan kortikosteroid, dapat menurunkan rasa sakit pada jangka waktu yang pendek
- Dengan asam hialuronat dapat menurunkan sedikit rasa sakit
Pemberian opioid dapat digunakan pada pasien dengan rasa sakit yang sangat berat dan
pasien yang tidak kooperatif.

Pembedahan
Ada 2 tipe terapi pembedahan : Realignment osteotomi dan replacement joint
1. Realignment osteotomi
Permukaan sendi direposisikan dengan cara memotong tulang dan merubah sudut dari
weightbearing.
Tujuan : Membuat karilago sendi yang sehat menopang sebagian besar berat tubuh.Dapat
pula dikombinasikan dengan ligamen atau meniscus repair
2. Arthroplasty: Permukaan sendi yang arthritis dipindahkan, dan permukaan sendi yang baru
ditanam.Permukaan penunjang biasanya terbuat dari logam yang berada dalam high-density
polyethylene.
Macam-macam operasi sendi lutut untuk osteoarthritis :
1. Partial replacement/unicompartemental
2. High tibial osteotmy : orang muda
3. Patella &condyle resurfacing
4. Minimally constrained total replacement : stabilitas sendi dilakukan sebagian oleh
ligament asli dan sebagian oelh sendi buatan.
5. Cinstrained joint : fixed hinges : dipakai bila ada tulang hilang&severe instability.
LO SKEN 1 BLOK 15

6. PROGNOSIS
7. KOMPLIKASI
8. PERBEDAAN OA, RA, GA

RA
Etiologi
RA mungkin merupakan suatu manifestasi dari respon terhadap suatu agen infeksi dalam
individu yang rentan terkena secara genetik (genetically susceptible host). Agen-agen yang
mungkin menjadi penyebab adalah Mycoplasma, virus Epstein-Barr (EBV), cytomegalovirus,
parvovirus, dan rubella.
Manifestasi Klinis 4
Tanda-tanda kardinal pada penyakit RA adalah nyeri, pembengkakan, kekakuan pagi
(biasanya lebih dari satu jam), hangat, kemerahan, dan keterbatasan fungsi. Tanda-tanda
tambahan pula adalah malaise, kelelahan, nodul rheumatoid, dan nyeri pada waktu malam.
Apabila penyakit RA ini berlanjutan, tanda-tanda sinovitis kronis menjadi lebih dominan.
Sinovitis kronis dengan proliferasi sinovial atenden dan efusi sendi dapat membawa kepada
instabilitas sendi. Pada masa yang sama, pannus destruktif memusnahkan kartilago dan
tulang subkondral yang menyebabkan terjadinya deformitas sendi.

Diagnosis
RA didiagnosis berdasarkan kombinasi dari penyajian sendi yang terlibat, karakteristik
kekakuan sendi pada pagi hari, adanya faktor darah artritis, serta temuan nodul reumatoid
dan perubahan radiografi (sinar-X). Dalam RA, sendi kecil tangan, pergelangan tangan, kaki,
dan lutut biasanya meradang dalam distribusi simetris. Deteksi nodul reumatoid pula paling
sering sekitar siku dan jari. Antibodi abnormal yang disebut “faktor rematik”, dapat
ditemukan pada 80% pasien.
Antibodi lain yang disebut “antibodi citrulline” dan “antibodi antinuklear” (ANA) juga sering
ditemukan pada orang dengan RA. Biasanya tes darah yang dilakukan adalah laju sedimentasi
(Tingkat sed). Tingkat sed biasanya lambat selama remisi. Tes darah lain yang digunakan
adalah untuk mengukur tingkat hadir peradangan dalam tubuh dengan protein C-reaktif . Tes
darah juga dapat mengungkapkan anemia, karena anemia adalah umum di RA, terutama
karena peradangan kronis. Apabila penyakit berlanjutan sinar-X dapat memperlihatkan erosi
tulang yang khas dari RA pada sendi.

Penatalaksanaan
Pengobatan yang optimal adalah kombinasi obat, istirahat, latihan penguatan sendi,
perlindungan sendi, dan edukasi pasien (dan keluarga). Obat yang digunakan untuk
mengobati RA ada 2 jenis, yaitu obat lini pertama yang cepat bertindak seperti aspirin dan
kortison (kortikosteroid) digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan. Obat lini
kedua yang lambat bertindak (juga disebut sebagai disease-modifying antirheumatic drugs
atau DMARDs) seperti emas, metotrexete, dan hidrokloroquine, dapat mempromosikan
remisi penyakit dan mencegah terjadinya kerusakan sendi yang progresif.

GOUT
Manifestasi klinis
Sendi kecil di pangkal jempol kaki adalah situs yang paling umum dari serangan artritis gout
akut yang disebut sebagai podagra. Sendi lain yang umumnya terkena termasuk pergelangan
LO SKEN 1 BLOK 15

kaki, lutut, pergelangan tangan, jari, dan siku. Serangan gout akut ditandai dengan onset yang
cepat dengan nyeri di sendi yang terkena diikuti oleh kehangatan, pembengkakan, perubahan
warna kemerahan, dan kelembutan. Pasien dapat mengembangkan demam dengan serangan
gout akut. Serangan-serangan yang menyakitkan biasanya mereda dalam beberapa jam ke
hari, dengan atau tanpa pengobatan. Kebanyakan pasien dengan gout akan mengalami
serangan berulang dari arthritis selama bertahun-tahun. Dalam kronis (tophaceous) gout,
massa nodular kristal asam urat (tofi) mengendap di daerah jaringan lunak tubuh yang
berbeda. Meskipun yang paling sering ditemukan sebagai nodul keras di sekitar jari-jari, di
ujung siku, di telinga, dan sekitar jempol kaki, nodul tofi dapat muncul di mana saja di tubuh.
Ketika tofi muncul di jaringan, kondisi gout mewakili kelebihan beban asam urat dalam tubuh.
5
Diagnosis
Gout dicurigai ketika pasien melaporkan riwayat serangan artritis yang menyakitkan,
terutama di dasar jari-jari kaki. Gout biasanya menyerang satu sendi pada satu waktu,
sementara kondisi artritis lainnya, seperti lupus sistemik dan reumatoid artritis, biasanya
menyerang sendi secara bersamaan. Tes yang paling diandalkan untuk gout adalah penemuan
kristal asam urat dalam sampel dari cairan sendi yang diperoleh melalui aspirasi sendi
(arthrocentesis). Diagnosis gout juga dapat dibuat dengan menemukan kristal-kristal asam
urat dari bahan diaspirasi dari nodular tofi. Sinar-X kadang-kadang bisa membantu dan bisa
menunjukkan pengendapan tofi-kristal dan kerusakan tulang sebagai akibat serangan
berulang dari peradangan. Sinar-X juga dapat membantu untuk memantau dampak gout
kronis pada sendi.

Penatalaksanaan
Menjaga asupan cairan yang cukup membantu mencegah serangan gout akut dan
menurunkan resiko pembentukan batu ginjal pada pasien dengan gout. Pengurangan
konsumsi alkohol, penurunan berat badan, perubahan pola makan dapat menurunkan kadar
asam urat dalam darah (mengurangi hiperurisemia). Alkohol memiliki dua dampak utama
yang memperburuk gout, yaitu dengan menghambat ekskresi asam urat dari ginjal serta
dengan menyebabkan dehidrasi, yang keduanya memberikan kontribusi pada pengendapan
kristal asam urat pada sendi dengan mengefek metabolisme asam urat.

Ada tiga aspek untuk pengobatan asam urat dengan obat-obatan. Pertama, penghilang rasa
sakit seperti asetaminofen (Tylenol) atau analgesik lain yang lebih kuat digunakan untuk
mengatasi rasa sakit. Kedua, agen anti-inflamasi seperti OAINS, colchicine , dan kortikosteroid
digunakan untuk mengurangi peradangan sendi. Akhirnya, obat dipertimbangkan untuk
mengelola kekacauan metabolisme kronis yang menyebabkan hiperurisemia dan asam urat.
Probenesid (Benemid) dan sulfinpirazone (Anturane) adalah obat-obat yang biasa digunakan
untuk mengurangi kadar asam urat darah dengan meningkatkan ekskresi asam urat ke dalam
urin. Tetapi, obat penurun asam urat seperti alopurinol dan febuxostat umumnya tidak
dimulai pada pasien yang mengalami serangan akut gout karena dapat memperburuk
peradangan akut. Obat intravena baru yang digunakan untuk menurunkan kadar asam urat
darah pada pasien tertentu dengan gout kronis adalah pegylated uricase. Obat infus ini harus
dipertimbangkan hanya untuk pasien-pasien dengan gout yang telah gagal pengobatan
dengan obat-obat penurunan asam urat konvensional karena dapat menyebabkan reaksi
anafilaksis dan reaksi infus.

Anda mungkin juga menyukai