1. Masalah: Perusahaan menerapkan strategi low cost dengan didukung low reservation and
ticketing cost (rendahnya biaya reservasi dan ticketing), jenis pesawat terbang, biaya
makanan yang murah (low food cost), dan quick turnaround (maksudnya, dalam waktu
beberapa menit misal 25 menit setelah mendarat, pesawat harus terbang atau lepas landas
lagi. Aktivitas menurunkan dan menaikkan penumpang, mengisi bahan bakar dan lepas
landas kembali diperhitungkan siap dalam tempo 25 menit).Sehingga perputaran waktu
cepat dan meminimalkan jumlah pesawat mengeluarkan layanan lebih dan
memungkinkan perusahaan untuk menyewa bandara lebih sedikit gerbang
2. Masalah: Southwest tidak memiliki tempat duduk yang telah dijatahkan, membayar
awaknya menurut trayek dan menggunakan bandara yang kurang padat.
Rekomendasi: Untuk alasan effisiensi, para penumpang tidak dapat memilih tempat
duduk, seharusnya diatur agar setiap kursi dapat diisi tanpa ada yang tersisa. Southwest
Airlines juga membayar awak menurut trayek yang dilayaninya. Hal ini membuat upah
awak kabin sesuai dengan beban pekerjaan yang diterimanya, awak kabin dengan
frekuensi terbang yang tinggi dan trayek yang padat mendapatkan upah yang lebih tinggi
jika dibandingkan awak kabin yang terbang lebih sedikit.