PENDAHULUAN
Diabetes adalah salah satu penyakit yang paling sering diderita dan penyakit kronik yang serius di
Indonesia saat ini. Setengah dari jumlah kasus Diabetes Mellitus (DM) tidak terdiagnosa karena pada
umumnya diabetes tidak disertai gejala sampai terjadinya komplikasi. Prevalensi penyakit diabetes
meningkat karena terjadi perubahan gaya hidup, kenaikan jumlah kalori yang dimakan, kurangnya
aktifitas fisik dan meningkatnya jumlah populasi manusia usia lanjut. Dengan makin majunya keadaan
sosio ekonomi masyarakat Indonesia serta pelayanan kesehatan yang makin baik dan merata, diperkirakan
tingkat kejadian penyakit diabetes mellitus (DM) bisa menurun.
Penyakit ini dapat menyerang segala lapisan umur dan sosio ekonomi. Dari berbagai penelitian
epidemiologis di Indonesia di dapatkan prevalensi sebesar 1,5- 2,3 % pada penduduk usia lebih besar dari
15 tahun. Pada suatu penelitian di Manado didapatkan prevalensi 6,1 %. Penelitian di Jakarta pada tahun
1993 menunjukkan prevalensi 5,7%.
Melihat pola pertambahan penduduk saat ini diperkirakan pada tahun 2020 nanti akan ada
sejumlah 178 juta penduduk berusia di atas 20 tahun dan dengan asumsi prevalensi Diabetes Mellitus
sebesar 2 %, akan didapatkan 3,56 juta pasien Diabetes Mellitus, suatu jumlah yang besar untuk dapat
ditanggani sendiri oleh para ahli DM. Oleh karena itu antisipasi untuk mencegah dan menanggulangi
timbulnya ledakan pasien DM ini harus sudah dimulai dari sekarang. Dalam hal antisipasi untuk
pencegahan DM ini yang sangat perlu diperhatikan adalah dengan memberikan penyuluhan kesehatan
pada penderita Diabetes Mellitus.
Penyuluhan kesehatan pada penderita diabetes mellitus merupakan suatu hal yang amat penting
dalam regulasi gula darah penderita DM dan mencegah atau setidaknya menghambat munculnya penyulit
kronik maupun penyulit akut yang ditakuti oleh penderita. Dalam hal ini diperlukan kerjasama yang baik
antara penderita DM dan keluarganya dengan para pengelola/penyuluh yang dapat terdiri dari dokter,
perawat, ahli gizi dan tenaga lain.
Penyuluhan diperlukan karena penyakit diabetes penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup.
Pengobatan diabetes memerlukan keseimbangan antara beberapa kegiatan yang merupakan bagian
intergral dari kegiatan rutin sehari-hari seperti makan, tidur bekerja dan lainlain. Pengaturan jumlah serta
jenis makanan serta olah raga oleh pasien serta keluarganya. Berhasilnya pengobatan diabetes tergantung
pada kerja sama antara petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya. Pasien yang mempunyai
pengetahuan cukup tentang diabetes, kemudian selanjutnya mengubah perilakunya, akan dapat
mengendalikan kondisi penyakitnya sehingga ia dapat hidup lebih lama.
Tujuan jangka panjang yang ingin dicapai dengan memberikan penyuluhan diabetes antara lain:
1. Agar pasien dapat hidup lebih lama dan dalam kebahagiaan. Kualitas hidup sudah merupakan
kebutuhan bagi seseorang, bukan hanya kuantitas, seseorang yang bertahan hidup, tetapi dalam keadaan
tidak sehat akan mengganggu kebahagiaan dan kestabilan keluarga.
2. Untuk membantu pasien agar mereka dapat merawat dirinya sendiri, sehingga komplikasi yang
mungkin timbul dapat dikurangi, selain itu juga jumlah hari sakit dapat ditekan.
5. Menekan biaya perawatan baik yang dikeluarkan secara pribadi, keluarga ataupun secara
nasional.
Penyuluhan diabetes Mellitus dapat dilakukan untuk pencegahan Primer, Sekunder dan Tersier.
Pada penyuluhan tingkat primer ini yang menjadi sasaran adalah orang sehat yang belum
terdiagnosa diabetes, tetapi beresiko tinggi untuk terkena diabetes, misalnya anak-anak penderita
diabetesdan sebagainya. Adapun materi penyuluhan yang perlu disampaikan pada mereka adalah
megenai faktor-faktor yang berpengaruh pada timbulnya diabetes dan usaha untuk mengurangi faktor
resiko tersebut.
Penyuluhan untuk pencegahan sekunder perlu diberikan pada mereka yang baru terdiagnosa
diabetes, Kelompok pasien diabetes ini masih sangat perlu diberi pengertian mengenai penyakit diabetes
supaya, mereka dapat mengendalikan penyakitnya mengontrol gula darah, mengantur makanan dan
melakukan aktifitas olah raga sesuai dengan keadaan dirinya sehingga pada akhirnya pasien akan merasa
nyaman, karena bisa mengendalikan gula darahnya.
Pada penyuluhan untuk pencegahan tersier subyek yang menjadi sasaran adalah mereka yang
sudah mengalami komplikasi.
Jadi dalam hal ini yang sangat perlu disuluhkan pada pasien adalah :
Dalam hal pengobatan pasien yang sudah mengalami komplikasi kronik, untuk mencapai tujuan
pengobatan pasien harus bekerja sama dengan suatu Tim yang akan membantunya dalam proses
pengobatan sehingga tujuan pengobatan nya dapat tercapai. Manajemen dilakukan oleh tim multi disiplin
yang merupakan kelompok dari beberapa disiplin yang mempunyai tujuan yang sama dalam bidang
kesehatan/diabetes. Tim ini terdiri dari dokter, perawat mahir/khusus diabetes dan ahli diet. Setiap
anggota tim bertanggu jawab atas pendapatannya dan keputusannya dalam bidang masing-masing demi
tercapainya tujuan pengobatan pasien.
TUJUAN PENYULUHAN
Tujuan pendidikan kesehatan dengan metode penyuluhan pada pasien diabetes mellitus adalah
meningkatkan pengetahuan mereka. Pengetahuan akan menjadi titik tolak perubahan sikap dan gaya
hidup mereka. Pada akhirnya yang menjadi tujuan pendidikan adalah perubahan perilaku pasien dan
Diabetes Melitus
Diabetes adalah suatu penyakit dimana tubuh tidak dapat menghasilkan insulin (hormon pengatur gula
darah) atau insulin yang dihasilkan tidak mencukupi atau insulin tidak bekerja dengan baik. Oleh karena
itu akan menyebabkan gula darah meningkat saat diperiksa.
Suatu keadaan dimana tubuh sudah sama sekali tidak dapat memproduksi hormon insulin.
Sehingga penderita harus menggunakan suntikan insulin dalam mengatur gula darahnya. Sebagian besar
penderitanya adalah anak-anak & remaja.
2. Diabetes tipe 2
Terjadi karena tubuh tidak memproduksi hormon insulin yang mencukupi atau karena insulin
tidak dapat digunakan dengan baik (resistensi insulin). Tipe ini merupakan yang terbanyak diderita saat
ini (90% lebih), sering terjadi pada mereka yang berusia lebih dari 40 tahun, gemuk dan mempunyai
riwayat diabetes dalam keluarga.
3. Tipe DM lainnya adalah DM gestasional, yakni DM yang terjadi pada ibu hamil, yang
disebabkan oleh gangguan toleransi glukosa pada pasien tersebut.
Gejala-gejala di atas sering dijumpai, tapi pada beberapa orang sering tidak dijumpai gejala sama
Diabetes dapat terjadi pada semua orang. Tapi bagi mereka yang mempunyai riwayat keluarga
Diabetes, lebih besar kemungkinannya untuk menderita Diabetes.
Selain riwayat keluarga, faktor resiko lainnya adalah mereka yang mempunyai berat badan
berlebih (gemuk), kolesterol tinggi (pola makan yang tidak baik), Hipertensi dan kurang aktifitas fisik.
Mereka yang berusia lebih dari 40 tahun disertai dengan kegemukan akan semakin meningkatkan resiko
untuk menderita diabetes.
Gula darah puasa lebih besar atau sama dengan 126 mg/dl
Gula darah sewaktu lebih besar atau sama dengan 200 mg/dl
Gula darah 2 jam setelah pemberian larutan glukosa 75 gram (pada tes toleransi glukosa oral)
memberikan hasil lebih besar atau sama dengan 200 mg/dl
Bila seseorang mempunyai gejala khas Diabetes (banyak kencing, banyak minum, banyak makan,
berat badan menurun cepat dan badan lemas), maka hasil pemeriksaan sekali saja di atas sudah
menentukan orang tersebut menderita diabetes.
Tapi bila gejala khas tidak ada, diperlukan dua kali pemeriksaan di atas untuk memastikan
diagnosa Diabetes.
Pre Diabetes adalah suatu keadaan dimana gula darah lebih tinggi daripada normal tapi belum
cukup tinggi untuk dimasukkan dalam kategori Diabetes.
Mereka yang termasuk dalam kategori Pre Diabetes, beresiko tinggi untuk menderita Diabetes
tipe 2 di kemudian hari, kecuali mereka melakukan pola hidup sehat dengan menurunkan berat badan
yang berlebih dan aktif berolahraga.
Baik penyandang Diabetes tipe 1 maupun tipe 2, sangat penting untuk melakukan perencanaan
makan dan berolahraga. Untuk Diabetes tipe 1 dan beberapa Diabetes tipe 2, diperlukan juga suntikan
insulin. Untuk sebagian penyandang Diabetes tipe 2, diperlukan obat oral (obat minum) agar membantu
tubuh untuk membuat insulin lebih banyak dan atau membantu membuat insulin bekerja dengan lebih
baik.
Kadang penyandang Diabetes tipe 2 dapat mengontrol gula darahnya tanpa obat, hanya dengan
pengaturan pola makan dan berolah raga secara teratur.
Penyandang Diabetes dianjurkan untuk kontrol teratur ke dokter. Dokter akan memberikan
penjelasan tentang Diabetes dan pengendaliannya, pengaturan pola makan, olahraga, komplikasi yang
dapat terjadi dan obat-obatan atau insulin yang perlu digunakan.
Pasien juga perlu melakukan pemeriksaan kadar gula darah secara rutin dan melalukan
pemeriksaan darah dan air seni berkala yang meliputi HbA1c (gambaran gula darah dalam 3 bulan
terakhir), mikroalbumin urin (kebocoran protein dalam air seni), profil kolesterol, fungsi ginjal, hati, dan
sebagainya.
Pasien juga perlu memeriksakan matanya secara teratur minimal 1 kali dalam setahun untuk
memastikan tidak adanya komplikasi Diabetes pada mata (retinopati).
Inilah salah satu alasan yang penting mengapa pasien perlu mengontrol gula darahnya. Karena
dengan kontrol gula darah yang buruk, pasien akan mengalami komplikasi jangka panjang, seperti stroke,
penyakit jantung, kebutaan, gagal ginjal, penyakit pada pembuluh darah dan kerusakan syaraf
sehingga dapat menyebabkan amputasi pada anggota tubuh dan pada pria dapat terjadi gangguan
ereksi.
Dari penelitian selama 10 tahun yang telah selesai dilakukan, menunjukkan bahwa pasien yang
menjaga gula darahnya tetap terkontrol, akan menurunkan resiko komplikasi-komplikasi tersebut hingga
50% lebih.
Target dari gula darah adalah individual, jadi bisa saja satu pasien dengan pasien lain berbeda
untuk target yang harus dicapai. Tapi secara umum target yang harus dicapai adalah :
Hingga saat ini belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan Diabetes. Tapi dengan
menurunkan berat badan yang berlebih, diet yang baik, dan berolahraga secara teratur, dapat membuat
gula darah kembali normal. Tapi ini tidak berarti telah sembuh dari Diabetes. Karena bila pasien kembali
gemuk, diet buruk dan tidak berolahraga, maka gula darah akan meningkat kembali. Jadi Diabetes tidak
dapat sembuh, tapi gula darah dapat dikontrol dalam batas normal.