Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.

5 Mei 2015 (313-321) ISSN: 2337-6732

PENGUJIAN KUAT TARIK LENTUR BETON DENGAN VARIASI


KUAT TEKAN BETON
Fanto Pardomuan Pane
H. Tanudjaja, R. S. Windah
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado
Email:fanto.pane@yahoo.co.id

ABSTRAK
Beton adalah campuran antara semen Portland atau semen hidraulik yang lain, agregat halus,
agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan tambah membentuk massa padat. Beton polos
memiliki kekuatan tekan yang tinggi dibandingkan dengan kekuatan tariknya. Kuat tekan beban beton
adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani
dengan gaya tekan tertentu, yang dihasilkan oleh mesin tekan. Kuat tarik beton biasanya 8%-15%
dari kuat tekan beton. Kuat tarik adalah suatu sifat yang penting yang mempengaruhi perambatan
dan ukuran dari retak di dalam struktur. Sebuah balok yang diberi beban akan mengalami deformasi,
oleh sebab itu timbul momen-momen lentur sebagai perlawanan dari material yang membentuk balok
tersebut terhadap beban luar. Kuat tarik lentur adalah kemampuan balok beton yang diletakkan pada
dua perletakan untuk menahan gaya dengan arah tegak lurus sumbu benda uji, yang diberikan
padanya, sampai benda uji patah dan dinyatakan dalam Mega Pascal (MPa) gaya tiap satuan luas.
Tujuan dari penelitian ini adalah, membandingkan hubungan antara kuat tarik lentur beton dan kuat
tekan beton. Pada penelitian dilakukan perawatan selama 28 hari dengan benda uji yang digunakan
adalah balok 100x100x400 mm sebanyak 32 buah untuk pengujian kuat tarik lentur dan silinder
10/20 mm sebanyak 20 buah untuk pengujian kuat tekan. Variasi kuat tekan yang digunakan yaitu
20,25,30 dan 35 MPa. Hasil pengujian menyatakan bahwa nilai kuat tarik lentur pada beton
mengalami kenaikan yaitu semakin besar nilai kuat tekan maka nilai kuat tarik lentur yang dihasilkan
semakin besar pula. Pada penelitian ini nilai fr/√ berkisar 0,81 sampai 0,83.
Kata kunci : Beton, Kuat Tekan, Kuat Tarik Lentur

PENDAHULUAN Secara umum bahan pengisi (filler) beton


terbuat dari bahan-bahan yang mudah diperoleh,
Latar Belakang mudah diolah (workability) dan mempunyai
Pembangunan dibidang struktur dewasa ini keawetan (durability) serta kekuatan (strength)
mengalami kemajuan yang sangat pesat, yang yang sangat diperlukan dalam suatu konstruksi.
berlangsung diberbagai bidang, misalnya Dari sifat yang dimiliki beton itulah menjadikan
gedung-gedung, jembatan, tower, dan beton sebagai bahan alternatif untuk dikembang-
sebagainya. Beton merupakan salah satu pilihan kan baik bentuk fisik maupun metode
sebagai bahan struktur dalam konstruksi pelaksanaannya. Berbagai penelitian dan
bangunan. Beton diminati karena banyak percobaan di bidang beton dilakukan sebagai
memiliki kelebihan dibandingkan dengan bahan upaya untuk meningkatkan kualitas beton.
lainnya, antara lain mudah dibentuk, mempunyai Teknologi bahan dan teknik-teknik pelaksanaan
kekuatan yang baik, bahan baku penyusun yang diperoleh dari hasil penelitian dan
mudah didapat, tahan lama, tahan terhadap api, percobaan tersebut dimaksudkan untuk
tidak mengalami pembusukan. menjawab tuntutan yang semakin tinggi terhadap
Inovasi teknologi beton selalu dituntut guna pemakaian beton serta mengatasi kendala-
menjawab tantangan akan kebutuhan, beton yang kendala yang sering terjadi pada pengerjaan di
dihasilkan diharapkan mempunyai kwalitas lapangan.
tinggi meliputi kekuatan dan daya tahan tanpa
mengabaikan nilai ekonomis. Hal lain yang Tujuan Penelitian
mendasari pemilihan dan penggunaan beton Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
sebagai bahan konstruksi adalah faktor efektifitas membandingkan hubungan antara kuat tarik
dan tingkat efisiensinya. lentur beton dan kuat tekan beton.

313
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (313-321) ISSN: 2337-6732

Manfaat Penelitian  Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga


Dengan adanya penelitian ini diharapkan harus dihitung dan didetail secara seksama
dapat memberikan beberapa manfaat bagi setelah dikompositkan dengan baja tulangan
perkembangan teknologi beton, antara lain menjadi bersifat daktail, terutama pada
memberikan informasi tentang pengaruh variasi struktur tahan gempa.
kuat tekan beton terhadap kuat tarik lentur beton.  Memerlukan biaya untuk bekisting dan
perancah (untuk beton yang di cor ditempat).
Berdasarkan sifatnya, jenis-jenis pengujian
LANDASAN TEORI beton yang dibutuhkan adalah:
 Beton segar: slump, temperatur/suhu, faktor
Pengertian Umum Beton pemadatan, kadar udara.
Beton adalah campuran antara semen  Beton keras: kuat tekan, kuat tarik belah, kuat
Portland atau semen hidraulik yang lain, agregat lentur, modulus elastisitas, permeabi-litas,
halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa porositas, poison ratio, susut, rangkak.
bahan tambah membentuk massa padat (SNI 03- Karakteristik beton yang baik dapat
2834-1993). Beton mempunyai beberapa sifat disimpulkan sebagai berikut:
yang menguntungkan dibandingkan dengan 1. Kuantitas beton
bahan bangunan yang lain, misalnya  Kepadatan yaitu ruang yang ada pada
 Ekonomis yaitu pertimbangan yang sangat beton sedapat mungkin terisi oleh agregat
penting meliputi material, kemudahan dalam dan pasta semen.
pelaksanaan, waktu untuk konstruksi,  Kekuatan yaitu beton harus mempunyai
pemeliharaan strukur, daktilitas dan kekuatan daya tahan internal terhadap
sebagainya. berbagai jenis kegagalan.
 Harganya dapat menjadi murah apabila  Faktor air semen harus terkontrol sehingga
bahan-bahan dasar lokal banyak tersedia. memenuhi persyaratan kekuatan beton.
 Beton segar dapat dengan mudah diangkut  Tekstur permukaan beton harus
maupun dicetak. Cetakan dapat pula dipakai mempunyai kerapatan dan kekerasan
ulang beberapa kali sehingga secara ekonomi tekstur yang tahan segala cuaca.
lebih murah. 2. Kualitas beton
 Kuat tekannya yang cukup tinggi  Kualitas semen.
mengakibatkan jika dikombinasikan dengan  Proporsi semen terhadap air dalam
baja tulangan (yang kuat tariknya tinggi) campurannya.
dapat digunakan untuk struktur berat.
 Kekuatan dan kebersihan agregat.
 Beton segar dapat disemprotkan di per-  Adhesi atau interaksi antara pasta semen
mukaan beton lama yang retak maupun dan agregat.
dimasukkan kedalam retakan beton dalam
 Pencampuran yang cukup dari bahan
proses perbaikan.
pembentuk beton.
 Beton segar dapat dipompakan sehingga
 Perawatan pada temperatur yang tidak
memungkinkan untuk dituang pada tempat-
lebih rendah dari 500F.
tempat yang sulit.
 Kandungan chlorida tidak melebihi 0,15%
 Beton memiliki sifat ketahanan terhadap
dalam beton ekspos dan 1% dalam beton
pengaruh temperatur tinggi yang mungkin
terlindung.
timbul, seperti akibat peristiwa kebakaran.
 Rigiditas tinggi.
Sifat-Sifat Beton
 Biaya pemeliharaan yang rendah. Sifat-sifat beton perlu diketahui untuk
 Penyediaan material yang mudah. mendapatkan mutu beton yang diharapkan sesuai
Selain memiliki beberapa kelebihan, beton tuntutan konstruksi dan umur bangunan yang
juga mempunyai beberapa kekurangan yaitu: bersangkutan. Pada saat segar atau sesaat setelah
 Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, dicetak, beton bersifat plastis dan mudah
sehingga mudah retak. dibentuk. Sedang pada saat keras beton memiliki
 Beton sulit untuk dapat kedap air secara kekuatan yang cukup untuk menerima beban.
sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki air, Adapun sifat-sifat beton segar adalah :
dan air yang membawa kandungan garam
dapat merusakkan beton.

314
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (313-321) ISSN: 2337-6732

Kemudahan Pengerjaan (workability) Jenis IV : Semen Portland yang dalam peng-


Sifat ini merupakan ukuran dari tingkat gunaannya memerlukan kalor hidrasi
kemudahan campuran untuk diaduk, diangkut, yang rendah.
dituang dan dipadatkan tanpa menimbulkan Jenis V : Semen Portland yang dalam peng-
pemisahan bahan susunan pembentuk beton. gunaannya memerlukan ketahanan
Menurut (SNI 1972:2008) workability beton yang tinggi tehadap sulfat.
merupakan kemudahan pengerjaan beton segar.
Bleeding Agregat
Bleeding adalah peristiwa keluarnya air dalam Agregat merupakan komponen beton yang
beton segar ke permukaan akibat proses paling berperan dalam menentukan besarnya.
pengendapan bahan-bahan padat dari beton (SNI Pada beton biasanya terdapat sekitar 60% sampai
4156:2008). 80% volume agregat. Agregat ini harus
bergradasi sedemikian rupa sehingga seluruh
Segregasi massa beton dapat berfungsi sebagai benda yang
Segregasi adalah peristiwa terpisahnya antara utuh, homogen, dan rapat, dimana agregat yang
pasta semen dan agregat dalam satu adukan (SNI berukuran kecil berfungsi sebagai pengisi celah
03-3976-1995). yang ada di antara agregat berukuran besar
(Nawy,1990).
Bahan-bahan Pembentuk Beton
Untuk memahami dan mempelajari seluruh Agregat Halus
perilaku elemen gabungan diperlukan penge- Agregat halus dapat berupa pasir alam, pasir
tahuan tentang karakteristik masing-masing hasil olahan atau gabungan dari kedua pasir
komponen. Beton dihasilkan dari sekumpulan tersebut. Sesuai dengan (SNI 03 - 2847- 2002),
interaksi mekanis dan kimiawi sejumlah material bahwa agregat halus merupakan agregat yang
pembentuknya (Nawy,1990). mempunyai ukuran butir maksimum sebesar 5,00
Bahan pembentuk beton terdiri dari campuran mm. Agregat halus yang baik harus bebas dari
agregat halus dan kasar dengan semen dan air bahan organik, lempung, partikel yang lebih
sebagai pengikatnya. kecil dari saringan no.100, atau bahan-bahan lain
yang dapat merusak campuran beton. Untuk
Semen Portland beton penahan radiasi, serbuk baja halus dan
Semen portland merupakan semen hidrolis serbuk besi pecah digunakan sebagai agregat
yang dihasilkan dengan cara menggiling terak halus.
semen portland terutama yang terdiri atas
kalsium silikat yang bersifat hidrolis dan digiling Agregat Kasar
bersama-sama dengan bahan tambahan berupa Agregat kasar dapat berupa kerikil, pecahan
satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium kerikil, batu pecah, terak tanur tiup atau beton
sulfat dan boleh ditambah dengan bahan semen hidrolis yang dipecah. Sesuai dengan SNI
tambahan lain (SNI 15-2049-2004). 03 - 2847 - 2002, bahwa agregat kasar merupa-
SNI 15-2049-2004 membagi semen portland kan agregat yang mempunyai ukuran butir antara
menjadi 5 jenis: 5,00 mm sampai 40 mm.
Jenis I : Semen Portland untuk penggunaan Jenis agregat kasar yang umum adalah:
umum yang tidak memerlukan 1. Batu pecah alami: Bahan ini didapat dari
persyaratan-persyaratan khusus cadas atau batu pecah alami yang digali. Batu
seperti yang disyaratkan pada jenis- ini dapat berasal dari gunung api, jenis
jenis lain. sedimen, atau jenis metamorf. Meskipun
Jenis II : Semen Portland yang dalam peng- dapat menghasilkan kekuatan yang tinggi
gunaannya memerlukan ketahanan terhadap beton, batu pecah kurang
terhadap sulfat dan panas hidrasi memberikan kemudahan pengerjaan dan
sedang. pengecoran dibandingkan dengan jenis
Jenis III : Semen Portland yang dalam agregat kasar lainnya.
penggunaannya memerlukan kekuat- 2. Kerikil alami: Kerikil didapat dari proses
an tinggi pada tahap permulaan alami, yaitu dari pengikisan tepi maupun
setelah pengikatan terjadi. dasar sungai oleh air sungai yang mengalir.
Kerikil memberikan kekuatan yang lebih
rendah daripada batu pecah, tetapi

315
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (313-321) ISSN: 2337-6732

memberikan kemudahan pengerjaan yang


lebih tinggi. FAS = ........................................ (1)
3. Agregat kasar buatan: Terutama berupa slag
atau shale yang bisa digunakan untuk beton
dimana :
berbobot ringan. Biasanya merupakan hasil
Ww = Berat air
dari proses lain seperti dari blast-furnace dan
Wc = Berat semen
lain-lain.
4. Agregat untuk pelindung nuklir dan berbobot Faktor air semen merupakan ukuran kekuatan
berat: Dengan adanya tuntutan yang spesifik beton, maka faktor ini harus merupakan kriteria
pada zaman atom sekarang ini, juga untuk yang utama dalam desain struktur beton pada
perlindungan dari radiasi nuklir sebagai umumnya. Biasanya dinyatakan dalam perban-
akibat dari semakin banyaknya pembangkit dingan berat air terhadap berat semen dalam
atom dan stasiun tenaga nuklir, maka perlu campuran (Nawy,1990).
ada beton yang dapat melindungi dari sinar x, Faktor air semen yang rendah (kadar air
sinar gamma, dan neutron. Pada beton sedikit) menyebabkan air diantara bagian-bagian
demikian syarat ekonomis maupun syarat semen sedikit sehingga jarak antara butiran-
kemudahan pengerjaan tidak begitu butiran semen pendek. Akibatnya massa semen,
menentukan. Agregat kasar yang diklasifi- menunjukan lebih berkaitan, karenanya kekuatan
kasikan disini misalkan baja pecah, barit, awal lebih dipengaruhi dan akhirnya batuan
magnatit, dan limonit. semen mencapai kepadatan tinggi. Semakin kecil
nilai faktor air semen maka akan mengakibatkan
Air nilai kuat tekan yang semakin tinggi. Walaupun
Air yang digunakan pada campuran beton demikian nilai faktor air semen mempunyai
harus bersih dan bebas dari bahan-bahan batasan sepanjang adukan beton masih dapat di
merusak yang mengandung oli, asam alkali, kerjakan secara baik.
garam, bahan organik, atau bahan-bahan lainnya
yang merugikan terhadap beton atau tulangan Berat Volume Beton
(SNI-03-2847-2002). Hampir semua air alami Berat volume beton adalah perbandingan
yang dapat diminum dan tidak mempunyai rasa antara berat benda uji beton terhadap volume
atau bau yang mencolok memenuhi syarat beton (pers. 2):
sebagai air campuran untuk pembuatan beton.
Apabila ketidakmurnian dalam air campuran D = ................................................ (2)
berle-bihan, dapat mempengaruhi tidak hanya dimana:
waktu pengikatan (setting time), kuat beton, D = Berat Volume Beton [kg/m3]
stabilitas volume (perubahan panjang), tetapi W = Berat Benda Uji [kg]
dapat juga mengakibatkan penge-flor-an V = Volume Beton [m3]
(efflorescence) atau korosi tulangan. Konsen-
trasi tinggi dari bahan solid yang dapat larut Berdasarkan berat volume (kerapatannya),
dalam air, sebaiknya dihindari. beton dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Air yang tidak dapat diminum tidak boleh (Tabel 1 dan 2) :
digunakan pada beton, kecuali ketentuan berikut
terpenuhi (SNI-03-2847-2002): Tabel 1. Klasifikasi beton berdasarkan berat
1. Pemilihan proporsi campuran beton harus volume menurut American Concrete
didasarkan pada campuran beton yang Institute (ACI)
menggunakan air dari sumber yang sama.
Berat Volume
2. Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada Klasifikasi
Beton [kg/m3]
kubus uji mortar yang dibuat dari adukan
dengan air yang tidak dapat diminum harus Beton ultra ringan 300 - 1100
mempunyai kekuatan sekurang-kurangnya Beton ringan 1100 - 1600
sama dengan 90% dari kekuatan benda uji
yang dibuat dengan air yang dapat diminum. Beton ringan struktural 1450 - 1900

Faktor Air Semen Beton normal 2100 - 2550


Faktor air semen adalah perbandingan antara Beton berat 2900 - 6100
berat air dan berat semen (pers. 1) :

316
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (313-321) ISSN: 2337-6732

Kuat Tarik Lentur


Tabel 2. Klasifikasi beton berdasarkan berat Kuat tarik lentur adalah kemampuan balok
volume beton menurut (SNI 03-2847- beton yang diletakkan pada dua perletakan untuk
2002) menahan gaya dengan arah tegak lurus sumbu
Berat volume benda uji, yang diberikan padanya, sampai benda
Jenis Beton beton kering uji patah yang dinyatakan dalam Mega Pascal
udara [kg/m3] (MPa) gaya tiap satuan luas (SNI 03-4431-1997).
Beton Ringan < 2200 Sebuah balok yang diberi beban akan
mengalami deformasi, dan oleh sebab itu timbul
Beton Normal 2200-2500 momen-momen lentur sebagai perlawanan dari
material yang membentuk balok tersebut
Beton Berbobot Berat >2500 terhadap beban luar. Tegangan yang timbul
selama mengalami deformasi tidak boleh
Kekuatan Tekan melebihi tegangan lentur ijin untuk bahan dari
Kuat tekan beban beton adalah besarnya beton itu. Momen eksternal harus ditahan oleh
beban per satuan luas, yang menyebabkan benda bahan dari beton, dan harga maksimum yang
uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan dapat dicapai sebelum balok mengalami
tertentu, yang dihasilkan oleh mesin tekan (SNI keruntuhan atau patah sama dengan momen
03-1974-1990). penahan internal dari balok.
Sistem pembebanan pada pengujian tarik
lentur, yaitu benda uji dibebani sedemikian rupa
sehingga hanya akan mengalami keruntuhan
akibat lentur murni seperti Gambar 2.

Gambar 1. Pengujian Kuat Tekan

Rumus untuk mendapatkan kuat tekan: Gambar 2. Pengujian Kuat Tarik Lentur
= ......................................... (2)
dimana: Rumus kuat tarik lentur diperlihatkan pada
= Kuat Tekan [MPa] Persamaan 3.:
P = Beban maksimum [kN]
A = Luas Penampang [mm2]

Kekuatan Tarik
Kuat tarik beton biasanya 8%-15% dari kuat
tekan beton, kekuatan tarik adalah suatu sifat
yang penting yang mempengaruhi perambatan
dan ukuran dari retak didalam struktur. Kekuatan
tarik biasanya ditentukan dengan menggunakan
percobaan pembebanan silinder, dimana silinder
yang ukurannya sama dengan benda uji dalam
percobaan kuat tekan diletakkan pada sisinya di
atas mesin uji dan beban tekan P dikerjakan
secara merata dalam arah diameter disepanjang
benda uji. Gambar 3. Diagram Momen (M) dan Gaya
Lintang (Q)

317
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (313-321) ISSN: 2337-6732

b. Pemeriksaan berat jenis dan absorbsi dari


agregat kasar dan agregat halus.
fr = ............................................. (3) c. Pemeriksaan kadar air dari agregat kasar
dimana : dan agregat halus.
fr = Kuat Tarik Lentur [MPa] d. Pemeriksaan Keausan agregat kasar.
P = Beban pada waktu lentur [kN] e. Pemeriksaan kadar lumpur agregat kasar
a = Jarak dari perletakan ke gaya [mm] dan agregat halus.
b = Lebar penampang balok [mm] f. Pemeriksaan berat volume.
h = Tinggi penampang balok [mm]. 3. Pembuatan benda uji
Pada tahap ini benda uji yang dibuat balok
dengan ukuran (100 x 100 x 400) mm, dan
METODOLOGI PENELITIAN silinder (10/20) cm didesain dengan
memvariasikan kuat tekan beton. Variasi Kuat
Diagram Alir Penelitian tekan beton, yang dipakai yaitu: 20, 25,
30, 35 MPa.

Tabel 3. Benda Uji

4. Perawatan benda uji.


5. Pemeriksaan Kuat Tekan Beton
6. Pemeriksaan nilai slump dari masing-masing
campuran beton.
7. Pengujian kuat tekan dengan menggunakan
mesin penguji kuat tekan
8. Pengujian kuat tarik lentur
9. Hasil Penelitian dinyatakan ke dalam bentuk
tabel dan grafik yang berupa: Tabel hasil
pengujian Kuat Tarik Lentur dari tiap benda
uji pada umur tersebut di atas.
10. Kesimpulan dan Saran.

Persiapan Material
Secara umum pelaksanaan penelitian ini
terdapat beberapa langkah pekerjaan. Diawali
dengan menetapkan komposisi campuran,
Gambar 4. Diagram Alir Penelitian penyiapan material, pemeriksaan material,
pembuatan benda uji, perawatan, dan pengujian
Metode Penelitian benda uji. Tahapan-tahapan penelitian tersebut di
Penelitian ini diawali dengan studi pustaka, atas, dilaksanakan dengan berdasarkan standar
dilanjutkan dengan penelitian yang dilaksanakan peraturan pengerjaan beton yang disesuaikan
di laboratorium Struktur dan Material Bangunan dengan kondisi laboratorium. Sebagian langkah
Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi. pemeriksaan material hanya dibatasi pada
Adapun tahapan dalam pelaksanaan penelitian pemeriksaan karakteristik, karena dianggap
adalah : penting dalam perhitungan komposisi campuran.
1. Persiapan material penelitian. Namun tidak semua material dapat diperiksa
2. Pemeriksaan material yaitu : karakteristiknya. Tidak dilakukan pemeriksaan
a. Pemeriksaan gradasi dari agregat kasar terhadap air dan material aditif.
dan agregat halus.

318
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (313-321) ISSN: 2337-6732

Semua material (semen, agregat) berasal dari Pemeriksaan Slump


tempat yang berbeda, diteliti untuk ditetapkan Langkah-langkah pengujian Slump :
sebagai bahan pembentuk beton. Semua bahan 1. Basahi kerucut Abrams, seng plat, dan tropol
ditempatkan pada tempat yang aman dan tidak dengan air.
mengalami peru-bahan fisik dan kimia serta 2. Letakan seng plat dan kerucut pada tempat
bebas dari benda asing. yang datar, kerucut Abrams ditahan dengan
Untuk menjaga kelembaban supaya tetap, tangan agar tidak terjadi pergeseran.
material dimasukkan ke dalam kantong plastik. 3. Tuangkan campuran beton kedalam kerucut
Semen yang digunakan adalah semen portland Abrams dengan membagi 3 lapisan, tiap
tipe-1. Air yang digunakan dalam proses lapisan diberikan tusukan sebanyak 25 kali
mencampur beton adalah air dari Fakultas dengan menggunakan tongkat besi.
Teknik Universitas Sam Ratulangi. Agregat 4. Ratakan permukaan kerucut Abrams yang
kasar adalah batu pecah yang berasal dari Tateli. sudah berisi campuran beton dengan tropol
Batu pecah diperoleh melalui pemecah batu lalu bersihkan daerah sekitar kerucut.
(stone crusher) dengan ukuran 4.75 – 19 mm, 5. Angkat kerucut Abrams secara tegak lurus
kemudian diayak dengan menggunakan saringan secara perlahan-lahan.
no.4. Agregat halus adalah pasir yang berasal 6. Kemudian tempatkan kerucut di samping
dari Girian. Pasir yang digunakan adalah yang campuran beton secara terbalik, lalu ukur
lolos saringan no.4. tinggi penurunan dengan mistar ukur besi.
7. Tinggi penurunan menunjukkan besar
Pemeriksaan Agregat kecilnya nilai slump yang terjadi pada
Agregat halus pasir berasal dari Girian, campuran beton.
agregat kasar batu pecah berasal dari Tateli.
Agregat kemudian dilakukan Pengujian Gradasi,
Kadar Lumpur, Berat Jenis dan Absorpsi HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Agregat Halus, Keausan dan Berat Volume
untuk perhitungan proporsi campuran beton. Pemeriksaan Nilai Slump
Salah satu metode yang digunakan untuk
Pencampuran Beton (Mixing) mengetahui workability campuran beton adalah
Susunan beton itu harus dibuat sedemikian dengan cara pemeriksaan nilai slump. Nilai
rupa agar kekuatan yang akan dicapai sebesar- slump merupakan nilai perbedaan tinggi dari
besarnya, oleh karena itu perlu direncanakan adukan dalam suatu cetakan berbentuk kerucut
komposisi campuran. Terutama dalam peng- terpancung dengan tinggi adukan setelah cetakan
ambilan bahan penyusun beton yang memiliki diambil. Nilai slump diukur pada setiap
ukuran butiran yang berbeda, sehingga terdapat pengecoran.
suatu pori-pori yang minimum. Butiran halus
harus mengisi pori antara bagian agregat yang Tabel 2. Nilai Slump
lebih kasar. Campuran semen dengan air harus
dapat mengisi lubang-lubang antara bagian dari
agregat halus. Pengerjaan beton yang dibuat
secara manual dan pabrikasi mutunya harus
dapat dipertahankan terhadap kekuatan,
keawetan, bentuk awal, dan kedap air.
Selanjutnya adukan beton tidak hanya harus
mengeras bagian-bagian pada kerikil atau batu
pecah dengan sempurna tapi harus juga mengisi
pori-pori antara bagian-bagian yang kasar
seluruhnya. Untuk ini diperlukan suatu
perbandingan yang tepat antara semen, air,
agregat kasar dan agregat halus beserta bahan Berat Volume Beton
tambahan lainnya. Setelah penetapan komposisi Berat volume beton dihitung dengan meng-
campuran, hal yang perlu diperhatikan gunakan Persamaan yang tercantum pada
menyangkut cara pelaksanaan campuran, landasan teori. Berat yang digunakan adalah
efisiensi, bleeding, dan segregasi yang akan berat rata-rata dari setiap benda uji pada umur 28
terjadi bila pencampuran telah dilakukan. hari dan dapat dilihat pada tabel 3.

319
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (313-321) ISSN: 2337-6732

Contoh perhitungan : Tabel 5. di bawah, menunjukkan kuat tarik


Pada benda uji (1) lentur di setiap variasi kuat tekan. Contoh pada
Berat = 9,17 kg sampel balok 1 kuat tekan 20 MPa, pada alat
Volume benda uji = 0,10 x 0,10 x 0,40 terbaca beban 11,529 kN dengan persamaan 3.
= 0,004 m3 didapat kuat tarik lentur sebesar 2,234 MPa.
Berat Volume beton = = 2292,5 kg/m3
Diketahui : P = 11,529 kN = 11529 N
Tabel 3. Berat Volume beton pada benda uji a = 100 mm
balok (100x100x400) mm umur 28 hari b = 100 mm
h = 100 mm
Penyelesaian : fr = =
= 3,459 MPa

Tabel 5. Hasil Uji Kuat Tarik Lentur Balok


Beton (100x100x400) mm

Tabel 4. Berat Volume beton pada benda uji


silinder (10/20) cm umur 28 hari

Gambar 5. Grafik kuat tarik lentur balok beton


dengan variasi kuat tekan beton
Kuat Tarik Lentur Beton
Dengan persamaan 3. nilai kuat tarik lentur Grafik pada gambar 5. menunjukan semakin
dapat diperoleh. Hasil pengujian dapat dilihat besar kuat tekan beton semakin besar pula kuat
pada tabel 4. tarik lentur balok beton tersebut.

320
Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.5 Mei 2015 (313-321) ISSN: 2337-6732

Kuat Tarik Lentur Beton dibandingkan


dengan Kuat Tekan
Hasil pengujian kuat tarik lentur selanjutnya
dibandingkan dengan hasil peng-ujian kuat
tekan. Pada penelitian ini diper-oleh hasil kuat
tekan dari benda uji kubus yang sudah dibuat
kemudian dari hasil kuat tekan yang diperoleh
dipakai kuat tekan hasil pengujian untuk
dibandingkan dengan kuat tarik lentur.
Gambar 6. Grafik hubungan fr dan √

Tabel 6. Hasil Uji Kuat Tekan Beton Silinder


(10/20) PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan analisa data penelitian hasil
pengujian kuat tarik lentur serta grafik-grafik
yang ada, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Berdasarkan klasifikasi berat jenis beton,
hasil pemeriksaan berat volume beton
termasuk beton berbobot normal.
Tabel 7. Perbandingan Kuat Lentur dengan Kuat 2. Pada penelitian ini nilai fr/√ berkisar 0,81
Tekan sampai 0,83 sedangkan pada standar
peraturan beton yang ada seperti SNI
memiliki nilai 0,7 dan ACI 0,6. Selisih antara
hasil penelitian dan SNI adalah 0,11 sampai
0,13, Sedangkan selisih terhadap ACI 0,21
sampai 0,23.

Pada tabel 7. diperoleh nilai fr/√ berkisar Saran


0,81 sampai 0,83 Perlu penelitian lebih lanjut di laboratorium
dengan menggunakan material yang sesuai
spesifikasi, dimensi benda uji yang berbeda,
𝟎 𝟖𝟏√𝑓𝑐 < 𝒇𝒓 < 𝟎 𝟖𝟑√𝑓𝑐 serta penambahan variasi kuat tekan untuk
melengkapi hasil penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Nawy.E.G, 1990. Beton Bertulang (suatu Pendekatan Dasar), PT. Eresco, Bandung.
Rice, Paul F., 1921. Structural Design Guide to the ACI Building Code.
SNI 03-1974-1990, Metode Pengujian Kuat Tekan Beton.
SNI 03-3976-1995, Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton.
SNI 03-4431-1997, Metode Pengujian Kuat Lentur Normal dengan Dua Titik Pembebanan.
SNI 03-2834-2000, Tata Cara Pembuatan Rencana Campura Beton Normal.
SNI 15-2049-2004, Semen Portland.
SNI 03-2874-2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung.
SNI 4156:2008, Cara Uji Bliding dari Beton Segar.
SNI 4156:2008, Cara Uji Slump.

321

Anda mungkin juga menyukai