BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mortalitas dan morbilitas pada wanita hamil dan bersalin adalah besar
di Negara berkembang, di Negara miskin sekitar 25 - 50% kematian wanita
subur disebabkan hal yang berkaitan dengan assessment safe mother
hood tahun 1990 – 1991, suatu hasil kegiatan ini adalah rekomendasi rencana
kegiatan 5 tahun dalam bentuk strategi rasional untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu (AKI), sedangkan penyebab tak langsung
kematian ibu antara lain anemia, Kurang Energi Kronis (KEK) dan keadaan
“4 terlalu” (terlalu tua, muda, dan banyak). (Sarwono, 2008).
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Persalinan dan
kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37- 42 minggu), lahir dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin (Saifuddin, 2008, p.100).
Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam persalinan antara lain,
faktor passage, faktor passanger, faktor power, faktor penolong dan faktor
psikis ibu. Faktor passage meliputi jenis panggul, ukuran panggul, CPD /
chepalo pelvic disproposional, kelainan jalan lahir lunak, perut gantung.
Faktor passanger meliputi janin besar, berat badan janin, kelainan letak,
presentasi atau posisi janin. Faktor power meliputi his, umur, paritas. Faktor
penolong meliputi analgesi epidural, posisi meneran. Faktor psikis meliputi
kecemasan, kelelahan, kehabisan tenaga, dan kekhawatiran.
Letak sunggang terdiri dalam 3-4% dari persalinan yang ada.
Terjadinya letak sunggang berkurang dengan bertambahnya umur kehamilan.
Letak sungsang terjadi pada 25% dari persalinan terjadi sebelum umur
kehamilan 28 minggu, terjadi pada 7% persalinan yang terjadi pada minggu
1
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin patologis dengan
presentasi bokong menggunakan menajemen menurut Varney.
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui pengkajian dan pengumpulan data pada ibu bersalin
patologis dengan presentasi bokong
b) Menentukan interpretasi data dasar pada ibu bersalin patologis dengan
presentasi bokong
c) Menentukan diagnosa potensial pada bersalin patologis dengan
presentasi bokong
d) Menentukan antisipasi tindakan segera pada ibu bersalin patologis
dengan presentasi bokong.
e) Menentukan perencanaan asuhan kebidanan secara menyeluruh yang
akan dilakukan pada ibu bersalin patologis dengan presentasi
bokong.
f) Melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya pada
ibu bersalin patologis dengan presentasi bokong
g) Melakukan evaluasi atas tindakan yang sudah dilakukan pada ibu
bersalin patologis dengan presentasi bokong
C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa agar dapat menambah pengalaman serta ilmu
pengetahuan mengenai asuhan kebidanan patologi.
2. Bagi institusi agar dapat menjadi tolak ukur dalam pengukuran penilaian
pengetahuan mahasiswa
3. Bagi institusi lahan agar dapat menjadi pacuan dalam pemberian
bimbingan pengalaman asuhan dilapangan terhadap para mahasiswa
praktikan.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Letak sungsang merupakan letak membujur dengan kepala bayi di fundus
uteri.Kejadiannya sekitar 3- 4 % tetapi mempunyai angka morbiditas dan
mortalitas janin yang tinggi. Penyebab terjadinya letak sungsang meliputi :
panggul sempit, terdapat lilitan tali pusat atau tali pusat pendek, kelainan
uterus ( uterus arkuatus, uterus septus, uterus dupleks), terdapat tumor
dipelvis minor yang mengganggu masuknya kepala janin ke PAP, placenta
previa, kehamilan ganda (Chandranita dkk,2008:h.116).
4
5
dan pangkal paha yang telah lahir dipegang dengan kedua tangan,
badan ditarik ke bawah sampai dengan ujung bawah scapula depan
terlihat dibawah symphisis. Kedua kaki janin dipegang dengan
tangan yang berlawanan dengan lengan yang akan dilahirkan, tubuh
janin ditarik ke atas sehingga perut janin ke arah perut ibu tangan
penolong yang satu dimasukkan kedalan jalan lahir dengan
menelusuri punggung janin menuju lengan belakang sampai ke fossa
cubiti. Dua jari tangan tersebut ditempatkan sejajar dengan humerus
dan lengan belakang janin dikeluarkan dengan bimbingan jari-jari
tersebut.
Untuk melahirkan lengan depan, dada dan punggung janin
dipegang dengan kedua tangan, tubuh janin diputar untuk merubah
lengan depan supaya berada di belakang dengan arah putaran
demikian rupa sehingga punggung melewati symphisis kemudian
lengan yang sudah berada di belakang tersebut dilahirkan dengan
cara yang sama. Cara klasik tersebut dilakukan apabila lengan depan
menjungkit ke atas atau berada dibelakang leher janin. Karena
memutar tubuh dapat membahayakan janin maka apabila letak bahu
normal cara klasik dapat dilakukan tanpa memutar tubuh janin,
sehingga lengan kedua dilahirkan tetap sebagai lengan depan. Kedua
kaki dipegang dengan tangan yang bertentangan dengan lengan
depan untuk menarik tubuh janin kebawah sehingga punggung janin
mengarah ke bokong ibu. Tangan yang lain menelusuri punggung
janin menuju ke lengan depan sampai fossa cubiti dan lengan depan
dikeluarkan dengan kedua jari yang sejajar dengan humerus.
3) Muller
Dengan kedua tangan pada bokong dan pangkal paha, tubuh janin
ditarik ke bawah sampai bahu depan berada di bawah symphisis
kemudian lengan depan dikeluarkan dengan cara yang kurang lebih
sama dengan cara yang telah diuraikan di depan, sesudah itu baru
lengan belakang dilahirkan.
9
4) Lovset
Dasar pemikirannya adalah bahu belakang janin selalu berada lebih
rendah daripada bahu depan karena lengkungan jalan lahir, sehingga
bila bahu belakang diputar ke depan dengan sendirinya akan lahir di
bawah symphisis setelah sumbu bahu janin terletak dalam ukuran
muka belakang, dengan kedua tangan pada bokong tubuh janin
ditarik ke bawah sampai ujung bawah scapula depan terlihat di
bawah symphisis. Kemudian tubuh janin diputar dengan cara
memutar dada dan punggung oleh dua tangan sampai bahu belakang
terdapat di depan dan tampak dibawah symphisis, dengan demikian
lengan dapat dikeluarkan dengan mudah. Bahu yang lain yang
sekarang menjadi bahu belakang, dilahirkan dengan memutar
kembali tubuh janin kearah berlawanana sehingga bahu belakang
menjadi bahu depan dan lengan dapat dilahirkan dengan mudah.
e. Melahirkan kepala
1) Cara Mauriceau (Viet Smillie)
Badan janin dengan perut ke bawah diletakkan pada lengan kiri
penolong. Jari tengah dimasukkan kedalam mulut janin sedangkan
jari telunjuk dan jari manis pada maksila, untuk mempertahankan
supaya kepala janin tetap dalam keadaan fleksi. Tangan kanan
memegang bahu janin dari belakang dengan jari telunjuk dan jari
tengah berada di sebelah kiri dan kanan leher. Janin ditarik ke bawah
dengan tangan kanan sampai suboksiput atau batas rambut di bawah
symphisis. Kemudian tubuh janin digerakkan ke atas, sedangkan
tangan kiri tetap mempertahankan fleksi kepala, sehingga muka lahir
melewati perineum disususl oleh bagian kepala yang lain. Perlu
ditekankan disini bahwa tangan kiri tidak boleh ikut menarik janin,
karena dapat menyebabkan perlukaan pada mulut dan muka janin.
2) Cunam Piper
Cara ini dianggap lebih baik karena dengan cunam tarikan
dilakukan terhadap kepala sedangkan dengan cara Mauriceau tarikan
10
dilakukan pada leher. Kedua kaki janin dipegang oleh pembantu dan
diangkat ke atas kemudian cunam dipasang melintang terhadap
kepala dan melintang terhadap panggul. Cunam ditarik ke bawah
sampai batas rambut dan suboksiput berada di bawah symphisis,
dengan suboksiput sebagai tititk pemutaran, cunam diarahkan
mendatar dan ke atas, sehingga muka janin dilahirkan melewati
perineum disusul oleh bagian kepala yang lain.
Prosedur Persalinan Bayi Sungsang ( Buku Acuan Nasional
Pelayanan
Kesehatan Maternal Neonatal).
Langkah klinik
1. Persetujuan tindakan medik
2. Persiapan Pasien :
a. Ibu dalam posisi litotomi pada tempat tidur persalinan
b. Mengosongkan kandung kemih , rektum serta membersihkan
daerah perenium dengan antiseptic
Instrumen :
a. Perangkat untuk persalinan
b. Perangkat untuk resusitasi bayi
c. Uterotonika (Ergometrin maleat, Oksitosin)
d. Anastesi lokal (Lidokain 2%)
e. Cunam piper, jika tidak ada sediakan cunam panjang
f. Semprit dan jarum no.23 (sekali pakai)
g. Alat-alat infus
h. Povidon Iodin 10%
i. Perangkat episiotomi dan penjahitan luka episiotomi
3. Persiapan Penolong
a. Pakai baju dan alas kaki ruang tindakan, masker dan kaca
mata pelindung
b. Cuci tangan hingga siku dengan di bawah air mengalir
c. Keringkan tangan dengan handuk DTT
11
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. H
Umur : 30 Tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : IRT
Alamat : Lemberang 06/01 Sokaraja
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.A
Umur : 33 Tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia
13
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Petani
Alamat : Lemberang 06/01 Sokaraja
1. Alasan Datang
Ibu rujukan dari bidan datang ke IGD RSUD Prof. Dr. MARGONO
SOEKARJO PURWOKERTOjam 04.00 WIB dengan
diagnosapresentasi bokong dan KPD 25 jam
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya kenceng- kenceng tetapi masih jarang,
mengeluarkan cairan dari jalan lahir sejak tanggal 22 Mei 2014 jam
03.00 WIB
3. Riwayat menstruasi
Menarche : Ibu mengatakan haid pertama kali pada umur 13 tahun
Siklus : Ibu mengatakan jarak mens tiap bulan adalah 29 hari
Lama : Ibu mengatakan jika menstruasi lamanya 7 hari
Banyaknya darah : Ibu mengatakan hari 1-2 ganti pembalut 3x/hari,
hariselanjutnya sampai dengan selesai ganti
pembalut2x/hari
Bau : Ibu mengatakan darah menstruasi berbau khas
darah
Konsistensi : Ibu mengatakan darah mens yang keluar cair
dansedikit gumpalan
Dismenorhe : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami nyeri
perut saat haid
Flour albus : Ibu mengatakan tidak mengalami keputihan
4. Riwayat kehamilan
a. Hamil : Ibu mengatakan ini hamil yang ke dua, sudah
pernahmelahirkan satu kali dan belum pernah
14
keguguran.
HPHT : Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir pada
tanggal16 September 2014
HPL : Ibu mengatakan hari perkiraan lahirnya sekitar
tanggal 23 Juni 2015
b. Periksa sebelumnya di bidan praktik swasta ( TM I,1kali periksa
TM II, 3 kali periksa,TMIII,2 kali periksa)
c. Keluhan pada TM I mual, keluhan pada TM II tidak ada keluhan,
keluhan pada TM III, tidak ada keluhan
d. Riwayat imunisasi TT : Imunisasi TT terakhir tahun 2014
e. Obat – obatan yang dikonsumsi asam folat, B6, kalk, Fe,vitamin C.
f. Gerakan janin pertama pada usia kehamilan 4 bulan, gerakan janin
sekarang kuat
g. Kebiasaan ibu /keluarga yang berpengaruh negative terhadap
kehamilannya : ibu mengatakan suami perokok
h. Rencana persalinan: Ibu mengatakan rencana melahirkannya di
bidan
tanggal 23 Mei pukul 04.00 WIB ibu dirujuk oleh bidan atas indikasi
KPD dan presentasi bokongdi IGD RSUD Margono Soekarjo Purwokerto,
ibu di diagnosa bahwa presentasi bokongkemudian di bawa ke ruang VK.
7. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Anak Tahun Umur Jenis Penolong Tempat Penyulit nifas JK/BB/PB Keadaan
Ke lahir kehamilan persalinan
sekarang
1 2007 32 minggu Spontan Bidan Rumah Tidak ada ♂/2100gr/ 46 Baik hidup
Sakit cm
Ham
il ini
8. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti jantung,
asma, tubercolusis, ginjal, diabetes melitus, malaria, HIV/ AIDS
b. Riwayat kesehatan sekarang
Saat ini ibu sedang tidak menderita penyakit seperti jantung, asma,
tubercolusis, ginjal, diabetes melitus, malaria, HIV/ AIDS
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit seperti
jantung, asma, tubercolusis, ginjal, diabetes melitus, malaria,
HIV/AIDS, cacat fisik/ psikologi, ibu mengatakan tidak ada riwayat
keturunan kembar
d. Penyakit Reproduksi
Ibu mengatakan tidak sedang dan tidak pernah menderita penyakit
reproduksi seperti mioma uteri, Kanker servik, kanker payudara,
kista ovari
9. Riwayat perkawinan
Ibu mengatakan menikah 1 kali, pada umur 21 tahun, dengan suami
umur 24 tahun, lama pernikahan 9 tahun status pernikahan resmi, syah
menurut agama dan negara
10. Riwayat KB
16
e. Personal Hygiene
Sebelum di RS :
Mandi 1x, gosok gigi 1x, ganti pakaian 1x pada tanggal 22 Mei
2015 pukul 16.30 wib.
Sesudah di RS : Ibu mengatakan belum mandi,gosok gigi, ganti
pakaian
f. Pola Seksual
Sebelum di RS :
Ibu melakukan hubungan seksual terakhir tanggal 20 Mei 2015
Sesudah di RS :
Ibu tidak melakukan hubungan seksual
g. Psikososial spiritual
1) Ibu merasa cemas akan kondisi bayi yang dikandungnya
2) Ibu merasa takut akan di operasi
3) Ibu mengharapkan bayinya lahir secara normal
4) Data pengetahuan (tentang persalinan)
a) Ibu sudah mengetahui tanda-tanda persalinan
b) Ibu belum mengetahui tentang bahaya persalinan sungsang
B. DATA OBJEKTIF
1 Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda – tanda vital :
TD: 110/70 mmHg
N: 88 x/menit,
S :36,50C,
R: 20 x/ menit
18
3 Pemeriksaan obstetri
a. Inspeksi
Muka : Tidak ada oedem, tidak ada chloasma gravidarum
Payudara : Payudara membesar, puting menonjol,
hiperpigmentsi areola mamae
Abdomen : Ada linea nigra
Genitalia : Tidak oedem, tidak ada perdarahan, keluar air
ketubanwarna jernih
19
b. Auskultasi
Djj : 149 x/ menit teratur punctum maximum terdengar sebelah
kanan pusat
c. Palpasi
Payudara : tidak ada benjolan, kolostrum belum keluar
Abdomen
Leopold I : TFU pertengahan Px dan pusat, teraba bulat keras
melenting (kepala)
Leopold II :Kanan teraba keras, memanjang seperti
papan(punggung) kiri teraba bagian kecil – kecil
Leopold III :Teraba bagian terbawah bulat, lunak, tidak
melenting (bokong),
Leopold IV : Tangan pemeriksa divergen 4/5 bagian
TFU menurut Mc donald : 30 cm
Tafsiran Berat janin : 30 – 11 x (155) = 2945 cm
V. PERENCANAAN
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2. Berikan inform konsen pada ibu dan keluarga untuk persetujuan tindakan
pertolongan persalinan dengan segala faktor resikonya
3. Anjurkan ibu untuk tidur miring kiri
4. Anjurkan ibu untuk tetap tenang
5. Anjurkan ibu untuk relaksasi nafas panjang dan dikeluarkan lewat mulut
jika ada his.
6. Melakuan Observasi Keadaan Ibu dan Janin
VI. IMPLEMENTASI
Hari/tanggal :Sabtu,23 Mei 2015
22
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin dalam
keadaan baik, pembukaan 2 cm, ketuban sudah pecah, sehingga ibu tidak
boleh turun dari bed.
2. Memberikan inform konsen pada ibu dan keluarga untuk persetujuan
tindakan pertolongan persalinan dengan segala faktor resikonya
3. Menganjurkan ibu tidur miring kiri agar aliran oksigen dari ibu ke bayi
lancar.
4. Menganjurkan ibu untuk tetap tenang supaya semuanya berjalan lancar.
5. Menganjurkan ibu untuk relaksasi yaitu dengan cara nafas panjang lalu
dikeluarkan melalui mulut jika ada his dan tidak boleh meneran.
6. Melakuan Observasi Keadaan Ibu dan Janin
VII. EVALUASI
ik
pembukaan
10cm, kk (-),
AK (+),
STLD (+)
Kala II
Hari/tanggal :Sabtu , 23 Mei 2015
Jam :10.30WIB
klem, ikat tali pusat dengan penjepit tali pusat/ benang,letakkan bayi di
atas perut ibu dan lakukan penilaian bayi baru lahir
Evaluasi: Jepit potong tali pusat sudah dilakukan, penilaian bayi baru
lahir sudah dilakukan, bayi asfiksia di pindahkan ke meja
resusitasi oleh Bidan lain
9 Melakukan langkah awal resusitasi dengan cara:
a. Jaga bayi tetap hangat.
Selimuti bayi dengan kain, pindahkan bayi ke tempat resusitasi.
b. Atur posisi bayi.
Baringkan bayi terlentang dengan kepala di dekat penolong.Ganjal
bahu agar kepala sedikit ekstensi.Posisi semi ekstensi yaitu hidung
dan mulut dalam satu garis lurus.
c. Isap lendir.
Gunakan alat pengisap lendir DeLee atau bola karet.
1) Pertama, isap lendir di dalam mulut, kemudian baru isap lendir
di hidung.
2) Hisap lendir sambil menarik keluar pengisap (bukan pada saat
memasukkan).
3) Bila menggunakan pengisap lendir DeLee, jangan memasukkan
ujung pengisap terlalu dalam (lebih dari 5 cm ke dalam mulut
atau lebih dari 3 cm ke dalam hidung) karena dapat
menyebabkan denyut jantung bayi melambat atau henti napas
bayi.
d. Keringkan dan Rangsang taktil.
1) Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya dengan sedikit tekanan. Rangsangan ini dapat memulai
pernapasan bayi atau bernapas lebih baik.
2) Lakukan rangsangan taktil dengan beberapa cara
1) Menepuk atau menyentil telapak kaki.
2) Menggosok punggung, perut, dada atau tungkai bayi
dengan telapak tangan
28
Kala III
Hari/tanggal : Sabtu , 23 Mei 2015
Jam :10.34 WIB
memeriksa kedua sisi placenta baik dari bagian ibu (maternal) maupun
bagian bayi (fetal)
Evaluasi : Plasenta lahir lengkap, selaput ketuban robekan teratur,
ketuban lengkap
7 Memeriksa laserasi jalan lahir, dengan menggunakan kassa pada introitus
vagina dan perineum, mengobservasi kontraksi, TFU, kandung kemih dan
perdarahan
Evaluasi : Luka Episiotomi di Media Lateralis kiri ibu panjang 2 cm,
hecting dengan anestesi local sudah dilakukan dengan
catgut cromic jenis jahitan jelujur dan matras jahit dalam 3
jahitan, luar 3 jahitan, kontraksi keras, kandung kemih
kosong, dan perdarahan ± 50 cc TFU 2 jari dibawah
pusat.
Kala IV
P :
31
2 Mengajari ibu cara memasase fundus uteri yaitu dengan mengusap daerah
fundus memutar searah jarum jam dan menggerakkan kontraksi uterus
yang baik yaitu apabila fundus teraba keras
Evaluasi : Ibu sudah diajarkancara memasase fundus uterus dan
mampu mempraktekannya
3 Mendekontaminasi alat dan tempat dengan merendam alat dilarutkan
dalam larutan Amnios 7 L selama 10 menit kemudian dicuci dan sterilkan
sedangkan tempatnya dilap dengan air DTT dan larutan klorin 0,5%
Evaluasi : Dekontaminasi alat dan tempat sudah dilakukan
4 Membersihkan ibu dengan menyeka daerah genitalia ibu dengan
menggunakan air kran kemudian memakai pembalut,mengganti baju ibu,
kemudian memakaikan kain penutup
Evaluasi : Ibu sudah di bersihkan, sudah di pakaikan pembalut dan
sudah di rapihkan.
5. Mendokumentasikan semua tindakan yang dilakukan
Evaluasi : Semua tindakan sudah didokumentasikan
32
DATA PERKEMBANGAN I
A :Ny.H Umur 30 Tahun P2A04 jam post partum dengan manual aid
P:
Tanggal :23 Mei 2015
Jam : 14.30 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaansemua dalam keadaan normal
Evaluasi : Ibu sudah mengeahui hasi pemeriksaan
2. Menganjurkan ibu untuk latihan berdiri kemudian ke wc untuk mandi
jika tidak pusing di temani keluarga.
Evaluasi: Ibu bersedia latihan berdiri dan ke kamar mandi ditemani
33
suami.
3. Memberikan terapi obat clindamycin 3 x 300 mg dan asam mefenamat
3x 500 mg diminum setelah makan dan jangan di barengi dengan
minum teh, kopi, dan susu.
Evaluasi:Obat sudah di berikan
4. Menganjurkan keluarga agar tetap menemani ibu dan memberi
dukungan psikologi bahwa keadaanya semuanya membaik, tetap sabar
dan semangat merawat bayinya
Evaluasi: Keluarga mau menemani ibu dan dukungansemangat kepada
ibu sudah diberikan
5. Memantau keadaan ibu dan melepas infus ibu.
Evaluasi: Keadaan ibu baik dan infus sudah di lepas
6. Mendokumentasikan semua tindakan dan operan jaga
Evaluasi: dokumentasi sudah di lakukan dan operan jaga
DATA PERKEMBANGAN II
A : Ny.H Umur 30 Tahun P2A0 Ah211 jam post partum dengan manual aid.
P:
Tanggal :24 Mei 2015
Jam : 21.00 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan semua dalam keadaan normal
Evaluasi : Ibu sudah mengeahui hasi pemeriksaan
2. Menganjurkan ibu untuk bangun dari tempat tidur, sering bergerak agar
badan tidak kaku.
Evaluasi: Ibu mau melakukan yang di sarankan bidan
3. Memberikan terapi obat clindamycin 3x300 mg dan asam mefenamat
3x500 mg diminum setelah makan dan jangan di barengi dengan
minum teh, kopi, dan susu.
Evaluasi:Obat sudah di berikan
4. Memantau keadaan ibu.
Evaluasi: Keadaan ibu baik
5. Mendokumentasikan semua tindakan dan operan jaga
Evaluasi: dokumentasi sudah di lakukan dan operan jaga
P:
Tanggal :25 Mei 2015
Jam : 07.30 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan semua dalam keadaan normal dan
ibu boleh pulang nanti jam 14.00 WIB setelah melengkapi administrasi.
Evaluasi : Ibu sudah mengeahui hasil pemeriksaan dan sudah
melengkapi administrasi
2. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga personal hygiene khususnya
daerah jalan lahir, istirahat cukup dan makan makana yang banyak
mengandung protein untuk mempercepat proses penyembuhan luka dan
serat agar mempermudah dalam BAB, tidak ada pantangan dalam
makanan dan jangan di pijit bagian perut.
Evaluasi: Ibu mau melakukan yang di sarankan bidan
3. Memberitahu ibu tanda bahaya ibu nifas seperti tekanan darah tinggi,
pandangan kabur, demam tinggi suhu >380C, bau busuk pada jalan
lahir, keluar darah sor-soran.
36
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pengumpulan data dasar secara subyektif dan obyektif pada kasus
persalinan dengan persentasi bokong sudah dilakukan dan tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktik.
2. Interpretasi data klien untuk kasus persalinan dengan persentasi bokong
sudah dilakukan dan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
3. Penetapan diagnosa potensi dan antisipasi yang harus dilakukan bidan
dalam kasus persalinan dengan persentasi bokong sudah dilakukan dan
tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
4. Penetapan rencana asuhan kebidanan untuk kasus ibu bersalin dengan
persentasi bokong sudah dilakukan dan tidak ada kesenjangan antara
teori dan praktik.
5. Pelaksanaan tindakan untuk kasus ibu bersalin dengan persentasi bokong
sudah dilakukan dan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
6. Evaluasi efektivitas asuhan yang diberikan dan memperbaiki tindakan
yang dipandang perlu sudah dilakukan dan tidak ada kesenjangan antara
teori dan praktik.
B. Saran
1. Bagi pasien/ keluarga pasien
Pasien dapat eningkatkan kembali pengetahuan serta pemahaman
mengenai masalah-masalah pada persalinan yang tidak normal sehingga
dapat mencegah terjadinya masalah atau kasus yang lebih berat lagi.
2. Bagi penulis dan mahasiswa
Menambah sumber pustaka dalam penulisan laporan terutama sumber
tentang presentasi bokong serta dapat memberikan asuhan kebidanan
secara menyeluruh, memberikan penanganan yang tepat dan efisien.
39
41
DAFTAR PUSTAKA