Anda di halaman 1dari 41

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mortalitas dan morbilitas pada wanita hamil dan bersalin adalah besar
di Negara berkembang, di Negara miskin sekitar 25 - 50% kematian wanita
subur disebabkan hal yang berkaitan dengan assessment safe mother
hood tahun 1990 – 1991, suatu hasil kegiatan ini adalah rekomendasi rencana
kegiatan 5 tahun dalam bentuk strategi rasional untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu (AKI), sedangkan penyebab tak langsung
kematian ibu antara lain anemia, Kurang Energi Kronis (KEK) dan keadaan
“4 terlalu” (terlalu tua, muda, dan banyak). (Sarwono, 2008).
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Persalinan dan
kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37- 42 minggu), lahir dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin (Saifuddin, 2008, p.100).
Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam persalinan antara lain,
faktor passage, faktor passanger, faktor power, faktor penolong dan faktor
psikis ibu. Faktor passage meliputi jenis panggul, ukuran panggul, CPD /
chepalo pelvic disproposional, kelainan jalan lahir lunak, perut gantung.
Faktor passanger meliputi janin besar, berat badan janin, kelainan letak,
presentasi atau posisi janin. Faktor power meliputi his, umur, paritas. Faktor
penolong meliputi analgesi epidural, posisi meneran. Faktor psikis meliputi
kecemasan, kelelahan, kehabisan tenaga, dan kekhawatiran.
Letak sunggang terdiri dalam 3-4% dari persalinan yang ada.
Terjadinya letak sunggang berkurang dengan bertambahnya umur kehamilan.
Letak sungsang terjadi pada 25% dari persalinan terjadi sebelum umur
kehamilan 28 minggu, terjadi pada 7% persalinan yang terjadi pada minggu

1
2

ke 32 terjadi pada 1-3% persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm


(Yatinem, 2009).
Kejadian presentasi bokong ditemukan sekitar 3-4% dari seluruh
persalinan tunggal. Presentasi bokong adalah suatu keadaan pada letak janin
memanjang dimana prsentasi bokong dengan atau tanpa kaki merupakan
bagian terendahnya.
Beberapa peneliti lain seperti greenhill melaporkan sebesar kejadian
persalinan presentasi bokong sebanyak 4-4,5%. Sedangkan di RSUD Prof.
Dr. MARGONO SOEKARJO sejak bulan April- Mei 2015 ada 18 pasien
mengalami persalinan dengan presentasi bokong. Dengan meningkatkanya
morbiditas dan mortalitas, baik pada ibu maupun bayi dengan kehamilan
presentasi bokong, maka diupayakan beberapa usaha untuk menghindari
terjadinya persalinan dengan bayi presentasi bokong, salah satu diantaranya
adalah dengan knee-chest posotion.
Insidens presentasi bokong meningkat pada kehamilan ganda 25 %
pada gemeli janin pertama, dan 50 % pada janin kedua. Kehamilan muda juga
berhubungan dengan meningkatnya kasus ini, 35 % pada kehamilan kurang
dari 28 minggu, 25 % pada kehamilan 28 – 32 minggu, 20 % pada kehamilan
32 – 34 minggu, 8 % pada kehamilan 34 – 35 minggu, dan 2 – 3 % setelah
kehamilan 36 minggu.
Adanya kehamilan presentasi bokong sering dihubungkan dengan
meningkatnya kejadian beberapa komplikasi sebagai berikut : kesulitan yang
meningkat dalam persalinan akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas
perinatal, mengakibatkan persalinan prematur, sehingga kejadian berat badan
lahir rendah (BBLR) meningkat, pertumbuhan janin terhambat (PJT), tali
pusat pusat menumbung, plasenta previa, anomali janin (mioma uteri),
kehamilan ganda, panggul sempit (contracted pelvis ), multiparitas,
hidramnion atau oligohidramnion, presentasi bokong sebelumnya.
3

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin patologis dengan
presentasi bokong menggunakan menajemen menurut Varney.
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui pengkajian dan pengumpulan data pada ibu bersalin
patologis dengan presentasi bokong
b) Menentukan interpretasi data dasar pada ibu bersalin patologis dengan
presentasi bokong
c) Menentukan diagnosa potensial pada bersalin patologis dengan
presentasi bokong
d) Menentukan antisipasi tindakan segera pada ibu bersalin patologis
dengan presentasi bokong.
e) Menentukan perencanaan asuhan kebidanan secara menyeluruh yang
akan dilakukan pada ibu bersalin patologis dengan presentasi
bokong.
f) Melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya pada
ibu bersalin patologis dengan presentasi bokong
g) Melakukan evaluasi atas tindakan yang sudah dilakukan pada ibu
bersalin patologis dengan presentasi bokong
C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa agar dapat menambah pengalaman serta ilmu
pengetahuan mengenai asuhan kebidanan patologi.
2. Bagi institusi agar dapat menjadi tolak ukur dalam pengukuran penilaian
pengetahuan mahasiswa
3. Bagi institusi lahan agar dapat menjadi pacuan dalam pemberian
bimbingan pengalaman asuhan dilapangan terhadap para mahasiswa
praktikan.
4

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Letak sungsang merupakan letak membujur dengan kepala bayi di fundus
uteri.Kejadiannya sekitar 3- 4 % tetapi mempunyai angka morbiditas dan
mortalitas janin yang tinggi. Penyebab terjadinya letak sungsang meliputi :
panggul sempit, terdapat lilitan tali pusat atau tali pusat pendek, kelainan
uterus ( uterus arkuatus, uterus septus, uterus dupleks), terdapat tumor
dipelvis minor yang mengganggu masuknya kepala janin ke PAP, placenta
previa, kehamilan ganda (Chandranita dkk,2008:h.116).

B. Jenis-jenis Presentasi Bokong


Berdasarkan komposisi dari bokongdapat ditentukan bentuk letak
sungsangsebagai berikut :
1. Letak Bokong Murni
a. Teraba bokong
b. Kedua kaki menjungkit ke atas sampai kepala bayi
c. Kedua kaki bertindak sebagai spalk
2. Letak Bokong Kaki Sempurna
a. Teraba bokong
b. Kedua kaki berada di samping bokong
3. Letak Bokong Tak Sempurna
a. Teraba bokong
b. Disamping bokong teraba satu kaki
4. Letak Kaki
a. Bila bagian terendah teraba salah satu dan atau kedua kaki atau lutut
b. Dapat dibedakan letak kaki bila kaki terendah : letak lutut bila lutut
terendah

4
5

C. Etiologi Presentasi Bokong


1. Dari Faktor Ibu
Presentasi bokong disebabkan oleh multiparitas, plasenta previa dan
panggul sempit, kelainan uterus, terdapat tumor di pelvis yang
mengganggu masuknya kepala janin ke PAP.
2. Dari faktor Janin
a.Hidrosefalus atau anensefalus
b. Gemelli
c. Hidramnion atau Oligohidramnion
d. Prematuritas
e. Lilitan tali pusat atau tali pusat pendek
f Placenta previa
g. Gemeli

D. Diagnosa Presentasi Bokong


Untuk menegakkan diagnosa maka yang harus dilakukan adalah:
1. Anamnesa
Pergerakan anak teraba oleh ibu di bagian perut bawah, ibu sering
merasa ada benda keras yang mendesak tulang iga dan rasa nyeri pada
tulang iga karena kepala janin.
2. Palpasi
Teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus. Punggung
dapat teraba pada salah satu sisi perut, bagian kecil pada sisi yang
berlawanan, di atas symphisis teraba bagian yang kurang bundar dan
lunak.
3. Auskultasi
Denyut Jantung Janin (DJJ) sepusat atau ditemukan paling jelas pada
tempat yang lebih tinggi (sejajar atau lebih tinggi dari pusat).
4. Vagina Toucher
Terbagi 3 tonjolan tulang yaitu tubera os ischii dan ujung os sacrum,
anus, genitalia anak jika edema tidak terlalu besar dan dapat diraba.
6

5. Perbedaan antar letak sungsang dan kepala pada pemeriksaan.


Jika anus posisi terendah maka akan teraba lubang kecil, tidak ada
tulang, tidak menghisap, keluar mekonium. Jika presentasi kaki maka akan
teraba tumit dengan sudut 90° terasa jari-jari. Pada presentasi lutut akan
terasa patella dan popliteal. Pada presentasi mulut maka akan terasa ada
hisapan di jari, teraba rahang dan lidah. Presentasi tangan dan siku: terasa
jari panjang, tidak rata, patella (-).
6. Untuk menentukan perbedaan tangan dan kaki:
Pada kaki ada kalkaneus, sehingga terdapat tonjolan tulang yaitu mata
kaki dan kalkaneus. Pada tangan ada mata di pergelangan tangan. Kaki
tidak dapat diluruskan tehadap tungkai, jari kaki jauh lebih pendek dari
telapak kaki.

E. Penatalaksanaan Presentasi Bokong


1. Pertolongan Persalinan
Sebelum terjadi persalinan yang sesungguhnya hal-hal berikut harus
sudah dilakukan :
a. Pemerikasaan abdomen secara cermat, sonografiatau sinar X untuk
menyingkirkan hiperekstensi kepala, hydrosefalus atau presentasi kaki
atau mulut.
b. Pembukaan lengkap.
c. Keraguan tentang keadekuatan panggul ibu sudah terjawab.
d. Pengosongan kandung kemih.
e. Episiotomi jika diperlukan.
f. Penentuan upaya mengejan yang baik.
g. Persiapan upaya bayi baru lahir yang lengkap.
h. Pengaturan posisi ibu pada tepi tempat tidur.
i. Kolaborasi dengan dokter.
7

2. Penatalaksanaan Persalinan PresentasiBokong Adalah Sebagai Berikut :


a. Ditentukan terlebih dahulu apakah ada indikasi untuk melakukan secsio
sesariaseperti kesempitan panggul, plasenta previa,atau ada tumor
dalam rongga panggul. Apabila tidak ada hendaknya dilakukan
pengawasan kemajuan persalinan kristeller karena dapat membuat
kedua lengan menjungkit ke atas dan kepala terdorong turun diantara
lengan sehingga menyulitkan kelahiran lengan dan bahu.
b. Setelah bokong lahir, tidak boleh melakukan tarikan atau dorongan
kristeller karena dapat membuat kedua lengan menjungkit ke atas dan
kepala terdorong turun diantara lengan sehingga menyulitkan kelahiran
lengan dan bahu.
c. Pada saat kepala masuk ke dalam rongga panggul tali pusat tertekan
antara kepala janin dan panggul ibu. Dengan demikian lahirnya kepala
tidak boleh memakan waktu lebih dari 8 menit setelah umbilikus lahir.
Setelah umbilikus lahir, tali pusat ditarik sedikit sehingga kendor untuk
mencegah teregangnya tali pusat dan tali pusat terjepit antara kepala
dan panggul.
d. Untuk melahirkan bahu dan kepala dapat dipilih beberapa tindakan
1) Perasat Bracht
Bokong dan pangkal paha janin dipegang dengan 2 tangan kemudian
dilakukan hiperlordosis tubuh janin sehingga lambat laun badan
bagian atas, bahu lengan dan kepala janin dapat dilahirkan. Pada
prasat bracht ini, penolong tidak sama sekali melakukan tarikan dan
hanya membantu melakukan proses persalinan sesuai dengan
mekanisme persalinan presentasibokong. Tatapi prasat bracht tidak
selalu berhasil melahirkan bahu dan kepala sehingga untuk
mempercepat kelahiran bahu dan kepala dilakukan manual aid.
2) Cara klasik
Pada dasarnya lengan kiri janin dilahirkan oleh tangan kiri penolong,
sedangkan lengan kanan janin dilahirkan dengan tangan kanan
penolong, kedua lengan dilahirkan sebagai lengan belakang. Bokong
8

dan pangkal paha yang telah lahir dipegang dengan kedua tangan,
badan ditarik ke bawah sampai dengan ujung bawah scapula depan
terlihat dibawah symphisis. Kedua kaki janin dipegang dengan
tangan yang berlawanan dengan lengan yang akan dilahirkan, tubuh
janin ditarik ke atas sehingga perut janin ke arah perut ibu tangan
penolong yang satu dimasukkan kedalan jalan lahir dengan
menelusuri punggung janin menuju lengan belakang sampai ke fossa
cubiti. Dua jari tangan tersebut ditempatkan sejajar dengan humerus
dan lengan belakang janin dikeluarkan dengan bimbingan jari-jari
tersebut.
Untuk melahirkan lengan depan, dada dan punggung janin
dipegang dengan kedua tangan, tubuh janin diputar untuk merubah
lengan depan supaya berada di belakang dengan arah putaran
demikian rupa sehingga punggung melewati symphisis kemudian
lengan yang sudah berada di belakang tersebut dilahirkan dengan
cara yang sama. Cara klasik tersebut dilakukan apabila lengan depan
menjungkit ke atas atau berada dibelakang leher janin. Karena
memutar tubuh dapat membahayakan janin maka apabila letak bahu
normal cara klasik dapat dilakukan tanpa memutar tubuh janin,
sehingga lengan kedua dilahirkan tetap sebagai lengan depan. Kedua
kaki dipegang dengan tangan yang bertentangan dengan lengan
depan untuk menarik tubuh janin kebawah sehingga punggung janin
mengarah ke bokong ibu. Tangan yang lain menelusuri punggung
janin menuju ke lengan depan sampai fossa cubiti dan lengan depan
dikeluarkan dengan kedua jari yang sejajar dengan humerus.
3) Muller
Dengan kedua tangan pada bokong dan pangkal paha, tubuh janin
ditarik ke bawah sampai bahu depan berada di bawah symphisis
kemudian lengan depan dikeluarkan dengan cara yang kurang lebih
sama dengan cara yang telah diuraikan di depan, sesudah itu baru
lengan belakang dilahirkan.
9

4) Lovset
Dasar pemikirannya adalah bahu belakang janin selalu berada lebih
rendah daripada bahu depan karena lengkungan jalan lahir, sehingga
bila bahu belakang diputar ke depan dengan sendirinya akan lahir di
bawah symphisis setelah sumbu bahu janin terletak dalam ukuran
muka belakang, dengan kedua tangan pada bokong tubuh janin
ditarik ke bawah sampai ujung bawah scapula depan terlihat di
bawah symphisis. Kemudian tubuh janin diputar dengan cara
memutar dada dan punggung oleh dua tangan sampai bahu belakang
terdapat di depan dan tampak dibawah symphisis, dengan demikian
lengan dapat dikeluarkan dengan mudah. Bahu yang lain yang
sekarang menjadi bahu belakang, dilahirkan dengan memutar
kembali tubuh janin kearah berlawanana sehingga bahu belakang
menjadi bahu depan dan lengan dapat dilahirkan dengan mudah.
e. Melahirkan kepala
1) Cara Mauriceau (Viet Smillie)
Badan janin dengan perut ke bawah diletakkan pada lengan kiri
penolong. Jari tengah dimasukkan kedalam mulut janin sedangkan
jari telunjuk dan jari manis pada maksila, untuk mempertahankan
supaya kepala janin tetap dalam keadaan fleksi. Tangan kanan
memegang bahu janin dari belakang dengan jari telunjuk dan jari
tengah berada di sebelah kiri dan kanan leher. Janin ditarik ke bawah
dengan tangan kanan sampai suboksiput atau batas rambut di bawah
symphisis. Kemudian tubuh janin digerakkan ke atas, sedangkan
tangan kiri tetap mempertahankan fleksi kepala, sehingga muka lahir
melewati perineum disususl oleh bagian kepala yang lain. Perlu
ditekankan disini bahwa tangan kiri tidak boleh ikut menarik janin,
karena dapat menyebabkan perlukaan pada mulut dan muka janin.
2) Cunam Piper
Cara ini dianggap lebih baik karena dengan cunam tarikan
dilakukan terhadap kepala sedangkan dengan cara Mauriceau tarikan
10

dilakukan pada leher. Kedua kaki janin dipegang oleh pembantu dan
diangkat ke atas kemudian cunam dipasang melintang terhadap
kepala dan melintang terhadap panggul. Cunam ditarik ke bawah
sampai batas rambut dan suboksiput berada di bawah symphisis,
dengan suboksiput sebagai tititk pemutaran, cunam diarahkan
mendatar dan ke atas, sehingga muka janin dilahirkan melewati
perineum disusul oleh bagian kepala yang lain.
Prosedur Persalinan Bayi Sungsang ( Buku Acuan Nasional
Pelayanan
Kesehatan Maternal Neonatal).
Langkah klinik
1. Persetujuan tindakan medik
2. Persiapan Pasien :
a. Ibu dalam posisi litotomi pada tempat tidur persalinan
b. Mengosongkan kandung kemih , rektum serta membersihkan
daerah perenium dengan antiseptic
Instrumen :
a. Perangkat untuk persalinan
b. Perangkat untuk resusitasi bayi
c. Uterotonika (Ergometrin maleat, Oksitosin)
d. Anastesi lokal (Lidokain 2%)
e. Cunam piper, jika tidak ada sediakan cunam panjang
f. Semprit dan jarum no.23 (sekali pakai)
g. Alat-alat infus
h. Povidon Iodin 10%
i. Perangkat episiotomi dan penjahitan luka episiotomi
3. Persiapan Penolong
a. Pakai baju dan alas kaki ruang tindakan, masker dan kaca
mata pelindung
b. Cuci tangan hingga siku dengan di bawah air mengalir
c. Keringkan tangan dengan handuk DTT
11

d. Pakai sarung tangan DTT / steril


e. Memasang duk (kain penutup)
4. Tindakan Pertolongan Partus Sungsang
a. Lakukan periksa dalam untuk menilai besarnya pembukaan,
selaput ketuban dan penurunan bokong serta kemungkinan
adanya penyulit.
b. Intruksikan pasien agar mengedan dengan benar selama ada
his.
c. Pimpin berulang kali hingga bokong turun ke dasar
panggul, lakukan episiotomi saat bokong membuka vulva
dan perineum sudah tipis.
12

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN PATOLOGIS


NY.H UMUR 30 TAHUN G2P1A0 UMUR KEHAMILAN 33 MINGGU
DENGAN PRESENTASI BOKONG DAN KPD 25 JAM
DI RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Tanggal Masuk :23 Mei 2015


Tanggal pengkajian : 23 Mei 2015
Jam pengkajian : 04.30 WIB
Tempat pengkajian : DI RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
Ruang : Kamar Bersalin VK

I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. H
Umur : 30 Tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : IRT
Alamat : Lemberang 06/01 Sokaraja
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.A
Umur : 33 Tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia
13

Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Petani
Alamat : Lemberang 06/01 Sokaraja
1. Alasan Datang
Ibu rujukan dari bidan datang ke IGD RSUD Prof. Dr. MARGONO
SOEKARJO PURWOKERTOjam 04.00 WIB dengan
diagnosapresentasi bokong dan KPD 25 jam

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya kenceng- kenceng tetapi masih jarang,
mengeluarkan cairan dari jalan lahir sejak tanggal 22 Mei 2014 jam
03.00 WIB

3. Riwayat menstruasi
Menarche : Ibu mengatakan haid pertama kali pada umur 13 tahun
Siklus : Ibu mengatakan jarak mens tiap bulan adalah 29 hari
Lama : Ibu mengatakan jika menstruasi lamanya 7 hari
Banyaknya darah : Ibu mengatakan hari 1-2 ganti pembalut 3x/hari,
hariselanjutnya sampai dengan selesai ganti
pembalut2x/hari
Bau : Ibu mengatakan darah menstruasi berbau khas
darah
Konsistensi : Ibu mengatakan darah mens yang keluar cair
dansedikit gumpalan
Dismenorhe : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami nyeri
perut saat haid
Flour albus : Ibu mengatakan tidak mengalami keputihan

4. Riwayat kehamilan
a. Hamil : Ibu mengatakan ini hamil yang ke dua, sudah
pernahmelahirkan satu kali dan belum pernah
14

keguguran.
HPHT : Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir pada
tanggal16 September 2014
HPL : Ibu mengatakan hari perkiraan lahirnya sekitar
tanggal 23 Juni 2015
b. Periksa sebelumnya di bidan praktik swasta ( TM I,1kali periksa
TM II, 3 kali periksa,TMIII,2 kali periksa)
c. Keluhan pada TM I mual, keluhan pada TM II tidak ada keluhan,
keluhan pada TM III, tidak ada keluhan
d. Riwayat imunisasi TT : Imunisasi TT terakhir tahun 2014
e. Obat – obatan yang dikonsumsi asam folat, B6, kalk, Fe,vitamin C.
f. Gerakan janin pertama pada usia kehamilan 4 bulan, gerakan janin
sekarang kuat
g. Kebiasaan ibu /keluarga yang berpengaruh negative terhadap
kehamilannya : ibu mengatakan suami perokok
h. Rencana persalinan: Ibu mengatakan rencana melahirkannya di
bidan

5. Riwayat Penanganan di Fasilitas Kesehatan Tingkat 1


Ibu datang ke BPM pada tanggal 23 Mei 2015 jam 03.30 dengan keluhan
mengeluarkan cairan bening dari jalan lahir sejak tanggal 22 Mei 2015 jam
03.00 WIB bidan melakukan pemeriksaan umum dan pemeriksaan dalam
untuk mengetahui adanya pembukaan servik, dengan hasil TD:110/70
mmHg , N: 87 x/ menit, P: 20 x/ menit, S: 37°C, DJJ 148 x/ menit,
pembukaan servik 2 cm, kontraksi 2x dalam 10 menit lama 20 detik,
ketuban sudah pecah berwarna jernih, STLD (+)

6. Riwayat Persalinan Sekarang


Ibu datang ke BPM pada tanggal 23 Mei 2015 jam 03.30 dengan keluhan
mengeluarkan cairan bening dari jalan lahir sejak tanggal 22 Mei 2015 jam
03.00 WIB lalu datang kebidan pada tanggal 22 Mei 2015 jam 03.30. Pada
15

tanggal 23 Mei pukul 04.00 WIB ibu dirujuk oleh bidan atas indikasi
KPD dan presentasi bokongdi IGD RSUD Margono Soekarjo Purwokerto,
ibu di diagnosa bahwa presentasi bokongkemudian di bawa ke ruang VK.
7. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Anak Tahun Umur Jenis Penolong Tempat Penyulit nifas JK/BB/PB Keadaan
Ke lahir kehamilan persalinan
sekarang
1 2007 32 minggu Spontan Bidan Rumah Tidak ada ♂/2100gr/ 46 Baik hidup
Sakit cm
Ham
il ini

8. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti jantung,
asma, tubercolusis, ginjal, diabetes melitus, malaria, HIV/ AIDS
b. Riwayat kesehatan sekarang
Saat ini ibu sedang tidak menderita penyakit seperti jantung, asma,
tubercolusis, ginjal, diabetes melitus, malaria, HIV/ AIDS
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit seperti
jantung, asma, tubercolusis, ginjal, diabetes melitus, malaria,
HIV/AIDS, cacat fisik/ psikologi, ibu mengatakan tidak ada riwayat
keturunan kembar
d. Penyakit Reproduksi
Ibu mengatakan tidak sedang dan tidak pernah menderita penyakit
reproduksi seperti mioma uteri, Kanker servik, kanker payudara,
kista ovari
9. Riwayat perkawinan
Ibu mengatakan menikah 1 kali, pada umur 21 tahun, dengan suami
umur 24 tahun, lama pernikahan 9 tahun status pernikahan resmi, syah
menurut agama dan negara
10. Riwayat KB
16

Jenis KB sebelumnya : Ibu mengatakan KB sebelumnya


menggunakan KB implant
Keluhan : Tidak ada
Alasan berhenti : Ingin mempunyai anak lagi
Rencana KB selanjutnya :IUD
Alasan : Ingin menunda kehamilan

11. Pola kebutuhan sehari – hari


a. Pola Nutrisi
Sebelum di RS
Makan : Ibu makan sehari 3 kali jam 20.00 wib, jenis: nasi,
sayur,laukporsi 1 piring
Minum : 1 gelas, jam 03.00 wib jenis :teh manis, porsi: 1
gelasSesudah di RS
Makan :Ibu mengatakan makan terakhir jam 20.00 wib, selama
dirumahsakit belum makan
Minum : Ibu mengatakan belum minum
b. Pola Eliminasi
BAB terakhir : 1 kali pada tanggal 22 Mei 2015 pukul 07.00 wib,
konsistensi lembek, warna kuning kecoklatan
BAK terakhir:2x tanggal 23 Mei 2015 jam 03.00 WIB dengan
konsitensi cair, berwarna kuning.
c. Pola Aktivitas Pekerjaan
Sebelum di RS
Ibu hanya tiduran dan sesekali pergi ke kamar mandi untuk BAK
Selama bersalin :
Ibu tidak melakukan pekerjaan apapun, ibu hanya terbaring di bed
pasien
d. Pola Istirahat
Sebelum di RS: Ibu tidur pada tanggal 22 Mei 2015 dari jam 21.00
– 23.30 wib
17

Sesudah di RS : Ibu tidak tidur

e. Personal Hygiene
Sebelum di RS :
Mandi 1x, gosok gigi 1x, ganti pakaian 1x pada tanggal 22 Mei
2015 pukul 16.30 wib.
Sesudah di RS : Ibu mengatakan belum mandi,gosok gigi, ganti
pakaian
f. Pola Seksual
Sebelum di RS :
Ibu melakukan hubungan seksual terakhir tanggal 20 Mei 2015
Sesudah di RS :
Ibu tidak melakukan hubungan seksual
g. Psikososial spiritual
1) Ibu merasa cemas akan kondisi bayi yang dikandungnya
2) Ibu merasa takut akan di operasi
3) Ibu mengharapkan bayinya lahir secara normal
4) Data pengetahuan (tentang persalinan)
a) Ibu sudah mengetahui tanda-tanda persalinan
b) Ibu belum mengetahui tentang bahaya persalinan sungsang

B. DATA OBJEKTIF
1 Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda – tanda vital :
TD: 110/70 mmHg
N: 88 x/menit,
S :36,50C,
R: 20 x/ menit
18

d. BB sebelum hamil : 65kg


BB saat hamil : 72 kg
e. TB : 155 cm
f. Lila : 27 cm
2 Pemeriksaan fisik/ status present
a. Kepala : Rambut hitam, lurus, bersih, tidak ada ketombe
b. Muka : Tidak pucat, tidak oedem
c. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik
d. Hidung : Bersih, tidak ada polip,simetris
e. Telinga : Bersih, tidak ada serumen
f. Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis
g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,kelenjar
limfa dan tidak ada pembendungan pada vena
jugularis
h. Dada : Simetris, tidak ada nyeri tekan
i. Ketiak : Tdak ada pembesaran kelenjar limfe
j. Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi
k. Genitalia : Tidak oedem, tidak ada perdarahan, keluar air
ketubanwarna jernih
l. Ekstremitas atas: Tidak ada oedem pada tangan, tidak ada kelainan
m. Ekstremitas bawah: Tidak ada oedem, tidak ada varises
n. Anus : Tidak ada hemoroid

3 Pemeriksaan obstetri
a. Inspeksi
Muka : Tidak ada oedem, tidak ada chloasma gravidarum
Payudara : Payudara membesar, puting menonjol,
hiperpigmentsi areola mamae
Abdomen : Ada linea nigra
Genitalia : Tidak oedem, tidak ada perdarahan, keluar air
ketubanwarna jernih
19

b. Auskultasi
Djj : 149 x/ menit teratur punctum maximum terdengar sebelah
kanan pusat
c. Palpasi
Payudara : tidak ada benjolan, kolostrum belum keluar
Abdomen
Leopold I : TFU pertengahan Px dan pusat, teraba bulat keras
melenting (kepala)
Leopold II :Kanan teraba keras, memanjang seperti
papan(punggung) kiri teraba bagian kecil – kecil
Leopold III :Teraba bagian terbawah bulat, lunak, tidak
melenting (bokong),
Leopold IV : Tangan pemeriksa divergen 4/5 bagian
TFU menurut Mc donald : 30 cm
Tafsiran Berat janin : 30 – 11 x (155) = 2945 cm

Perkusi : reflek patella (+)


4 Pemeriksaan Dalam
Atas indikasi : Mengetahui kemajuan persalinan
Tanggal : 23 Mei 2015
Hasil pemeriksaan: Vagina/Uteri tenang, dinding vagina licin, portio
tebal, pembukaan 2cm,jernih,presentasi bokong,
point ofdirection bokong murni,penurunan hodge 1,
AK (+), STLD (+)
5 Pemeriksaan penunjang
HB :12,2 gram %

II. INTERPRETASI DATA


A. Diagnosa kebidanan
20

Ny.H umur 30 Tahun G2P1A0 umur kehamilan 33 minggujanin tunggal


hidup intrauteri, letak memanjang, punggung kanan,penurunan 4/5 bagian
inpartu kala 1 fase latendengan presentasi bokong, KPD 25 jam
DS: Ibu mengatakan Ny.H umur 30 tahun
Ibu mengatakan ini hamil kedua pernah melahirkan satu kali dan
belum pernah keguguran
Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir pada tanggal 16 September
2014
Ibu mengatakan merasa kenceng-kenceng tetapi masih jarang
DO: keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV: TD 110/70 mmHg, N 88x/menit, S 36,50C, R 20 x/ menit
Palpasi
Payudara : tidak ada benjolan, kolostrum belum keluar
Abdomen
Leopold I : Teraba bulat keras melenting (kepala)
Leopold II :Kanan teraba keras, memanjang seperti
papan(punggung) kiri teraba bagian kecil – kecil
Leopold III :Teraba bagian terbawah bulat, lunak, tidak
melenting (bokong),
Leopold IV : Tangan pemeriksa divergen 4/5 bagian
Perkusi : reflek patella (+)
Auskultasi
Djj : 149 x/ menit teratur punctum maximum terdengar sebelah
kanan pusat.
6 Pemeriksaan Dalam
Atas indikasi : Mengetahui kemajuan persalinan
Tanggal : 23 Mei 2015
Hasil pemeriksaan: Vagina/Uteri tenang, dinding vagina licin, portio
21

tebal, pembukaan 2cm,jernih,presentasi bokong,


point ofdirection bokong murni,penurunan hodge 1,
AK (+), STLD (+)
7 Pemeriksaan penunjang
HB :12,2 gram %
B. Masalah
Ibu cemas dengan posisi bayinya

III. DIAGNOSA POTENSIAL


Bagi Ibu : Infeksi
Bagi Bayi : Asfiksia
IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
1. Kolaborasi dengan dr Spog
a. Pemberian Antibiotik Metronidazol 2x (500 mg), Penicillin 4 x 1500 mg,
Gentamicin 3 x 1 (300 mg)
b. Lakukan Induksi dengan Oxytosin 5 IU drip RL 500 ml
c. Lahirkan bayi

V. PERENCANAAN
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2. Berikan inform konsen pada ibu dan keluarga untuk persetujuan tindakan
pertolongan persalinan dengan segala faktor resikonya
3. Anjurkan ibu untuk tidur miring kiri
4. Anjurkan ibu untuk tetap tenang
5. Anjurkan ibu untuk relaksasi nafas panjang dan dikeluarkan lewat mulut
jika ada his.
6. Melakuan Observasi Keadaan Ibu dan Janin

VI. IMPLEMENTASI
Hari/tanggal :Sabtu,23 Mei 2015
22

Jam :.04.30 WIB

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin dalam
keadaan baik, pembukaan 2 cm, ketuban sudah pecah, sehingga ibu tidak
boleh turun dari bed.
2. Memberikan inform konsen pada ibu dan keluarga untuk persetujuan
tindakan pertolongan persalinan dengan segala faktor resikonya
3. Menganjurkan ibu tidur miring kiri agar aliran oksigen dari ibu ke bayi
lancar.
4. Menganjurkan ibu untuk tetap tenang supaya semuanya berjalan lancar.
5. Menganjurkan ibu untuk relaksasi yaitu dengan cara nafas panjang lalu
dikeluarkan melalui mulut jika ada his dan tidak boleh meneran.
6. Melakuan Observasi Keadaan Ibu dan Janin

VII. EVALUASI

1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan dan senang karenakondisinya dan


bayinya dalam keadaan baik.
2. Keluarga sudah menandatangi persetujuan tindakan dan sudah mengerti
resiko tentang persalinan dengan operasisesar.
3. Ibu bersedia tidur miring kiri.
4. Ibu tampak lebih tenang.
5. Ibu dapat berelaksasi nafas panjang dan dikeluarkan melalui mulut jikaada
his.
6. Observasi sudah dilakukan dengan hasil

Tanda- tanda vital HIS DJJ


Jam Pemeriksaan Tindakan
Dalam dan
TD N S RR + Frek La Kuat Frek Tera
Terapi
mm x/me °C x/menit / ma x/me tur
Hg nit - Det nit
23

ik

04.30 110/ 84 36, 20 + 2x 20 Sedang 149 + Vagina/Uteri Anjurkan


70 5 tenang, ibu untuk
05.00 84 20 + 2x 20 Sedang 150 + dinding miring
vagina licin, kiri
05.30 83 20 + 2x 20 Sedang 152 + portio tebal,
pembukaan
06.00 84 20 + 2x 20 Sedang 149 + 2cm,jernih,pr
esentasi
bokong, point
06.30 82 20 + 2x 20 Sedang 150 + ofdirection
bokong
07.00 83 20 + 3x 25 Sedang 152 + murni,penuru
nan hodge 1,
07.30 82 20 + 3x 25 Sedang 150 + AK (+),
STLD (+)
08.00 83 20 + 3x 30 Sedang 152 +

08.30 110/ 82 36, 20 + 3x 30 Sedang 153 + portio Anjurkan


70 9 v/u tenang, ibu untuk
09.00 81 21 + 3x 30 Sedang 153 + pembukaan 7 miring
cm, kiri,maka
09.30 82 20 + 3x 30 Sedang 152 + penurunan n,
hodge 2, AK minum
10.00 82 20 + 3x 30 Sedang 152 + (+), STLD di sela-
(+) sela h
10.30 82 20 + 3x 30 Sedang 150 + Ada doran Pimpin
teknus perjol meneran
vulka, Portio
tidak teraba,
24

pembukaan
10cm, kk (-),
AK (+),
STLD (+)

Kala II
Hari/tanggal :Sabtu , 23 Mei 2015
Jam :10.30WIB

S : Ibu mengatakan terasa ingin mengejan dan ingin BAB


O: Perineum menonjol, Vulva membuka, adanya lendir darah, Anus membuka,
His 4x/10’/40”, Djj 149x/menit, VT : portio tidak teraba, pembukaan 10 cm,
presentasi bokong, ketubansudah pecah, penurunan terbawah janin di hodge 3
A: Ny.H umur 30 Tahun G2P1A0 umur kehamilan 33 minggu dengan presentasi
bokong murni, inpartu kala II
P.
Hari/tanggal :Sabtu , 23 Mei 2015
Jam :10.30 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa pembukaan sudah
lengkap,penurunan terbawah janin bokong,
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan pembukaan
sudah lengkap
2. Menyiapkan alat:
25

a) partus set: 2 klem, gunting tali pusat, umbilical cord, ½ kocher,


hanscoon panjang dan pendek, kateter, gunting episiotomy
b) hecting set : benang, jarum, cutgut, pinset anatomi, nail fooder,
gunting
c) perlengkapan partus set : alat resusitasi, larutan chlorin 0,5%, air
DTT, oksitosin,ergometrin, lidokain 1 Ampul, infus set, O2, lampu
sorot, tempat placenta, bengkok, underpad, spuit 3 cc, cunam piper.
d) perlengkapan bayi : baju bayi, topi, bedong, sarung tangan, kaos
kaki, popok bayi, selimut bayi
e) perlengkapan ibu : baju, pembalut, celana dalam, kain, handuk.
Evaluasi : Partus set, Hecting set, Resusitasi set, Perlengkapan bayi
dan Perlengkapan ibu sudah di persiapkan

3. Memasang infus ditangan kiri ibu bertujuan untuk menambah nutrisi


dan mengantisipasi terjadinya komplikasi yang mungkin terjadi dengan
memberi infus RL 500 ml 20 tpm
Evaluasi : Infus sudah terpasang dan cairan sudah masuk.
4. Mengatur posisi ibu pada posisi litotomi
Evaluasi : ibu sudah di posisikan
5. Menganjurkan ibu mengejan saat ada his dan mengajarkan cara
mengejan yang baik dengan cara menarik nafas panjang melalui hidung,
kemudian ditahan, jangan dikeluarkan tapi diejankan serta meneran
seperti sedang BAB.
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui cara mengejan dan mampu
mempraktekan cara mengejan yang baik
6. Memantau keadaan janin dengan memeriksa Djj, nadi, pernapasan ibu
ketika tidak ada his
Evaluasi : Djj : (+) 148 x/m teratur, N : 82 x/ m, Rr : 20 x/m
7. Memakai APD dan mendekatkan alat persalinan
Evaluasi : APD sudah dipakai dan alat persalinan sudah didekatkan
26

8. Membantu pengeluaran janin dengan pelebaran jalan lahir saat ada


kontraksi (episiotomi media lateral, membantu metode brach yaitu
dengan cara:
Bokong dan pangkal paha janin dipegang dengan 2 tangan kemudian
dilakukan hiperlordosis tubuh janin sehingga lambat laun badan bagian
atas, bahu lengan dan kepala janin dapat dilahirkan. Bidan sama sekali
tidak melakukan tarikan dan hanya membantu melakukan proses
persalinan sesuai dengan mekanisme persalinan presentasibokong.
Evaluasi : Setelah bokong lahir ternyata bahu tersangkut sehingga
dilahirkan secara klasik
9. Melahirkan bokong dengan untuk melahirkan bahu dengan cara klasik-
mouriceu :
a. Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik ke
atas.
b. Pengang tangan kiri dan menariknya kea rah atas ibu untuk
melahirkan bahu kiri bayi yang berada dibelakang
c. Dengan tangan kanan dan menariknya kearah kiri atas ibu untuk
melahirkan bahu kanan bahu yang berada dibelakang
d. Masukkan dua jari tangan kanan atau kiri (sesuai letak bahu belakang)
sejajar dengan lengan bayi untuk melahirkan lengan belakang bayi
e. Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki ditarik kearah
bawah kontra lateral dari langkah sebelumnya untuk melahirkan bahu
dan lengan bayi depan dengan cara yang sama.
Evaluasi: Bayi lahir spontan jam 10.33wib. Bayi tidak langsung menangis, jenis
kelamin perempuan, warna kulit kemerahan tubuh normal merah muda tetapi
kepala dan ekstermitas kebiruan, gerak otot lemah . Penilaian Apgare Score 1
menit, Appearance (warna kulit) skore 1, Pulse (denyut jantung) skore 1, Grimace
(respons refleks) skore 1, Activity (tonus otot) skore 1, Respiration (pernapasan)
skore 1 , jadi jumlah skore 5

8 Menjepit tali pusat menggunakan klem 3 cm dari pusar bayi, mendorong


isi tali pusat kearah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm
distal klem pertama, lakukan pengguntingan tali pusat diantara kedua
27

klem, ikat tali pusat dengan penjepit tali pusat/ benang,letakkan bayi di
atas perut ibu dan lakukan penilaian bayi baru lahir
Evaluasi: Jepit potong tali pusat sudah dilakukan, penilaian bayi baru
lahir sudah dilakukan, bayi asfiksia di pindahkan ke meja
resusitasi oleh Bidan lain
9 Melakukan langkah awal resusitasi dengan cara:
a. Jaga bayi tetap hangat.
Selimuti bayi dengan kain, pindahkan bayi ke tempat resusitasi.
b. Atur posisi bayi.
Baringkan bayi terlentang dengan kepala di dekat penolong.Ganjal
bahu agar kepala sedikit ekstensi.Posisi semi ekstensi yaitu hidung
dan mulut dalam satu garis lurus.
c. Isap lendir.
Gunakan alat pengisap lendir DeLee atau bola karet.
1) Pertama, isap lendir di dalam mulut, kemudian baru isap lendir
di hidung.
2) Hisap lendir sambil menarik keluar pengisap (bukan pada saat
memasukkan).
3) Bila menggunakan pengisap lendir DeLee, jangan memasukkan
ujung pengisap terlalu dalam (lebih dari 5 cm ke dalam mulut
atau lebih dari 3 cm ke dalam hidung) karena dapat
menyebabkan denyut jantung bayi melambat atau henti napas
bayi.
d. Keringkan dan Rangsang taktil.
1) Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya dengan sedikit tekanan. Rangsangan ini dapat memulai
pernapasan bayi atau bernapas lebih baik.
2) Lakukan rangsangan taktil dengan beberapa cara
1) Menepuk atau menyentil telapak kaki.
2) Menggosok punggung, perut, dada atau tungkai bayi
dengan telapak tangan
28

Rangsangan yang kasar, keras atau terus menerus, tidak


akan banyak menolong dan malahan dapat
membahayakan bayi.
e. Reposisi.
1) Ganti kain yang telah basah dengan kain bersih dan kering yang
baru (disiapkan).
2) Selimuti bayi dengan kain tersebut, jangan tutupi bagian muka
dan dada agar pemantauan pernapasan bayi dapat diteruskan.
3) Atur kembali posisi terbaik kepala bayi (sedikit ekstensi).
f. Lakukan evaluasi
1) Pernapasan
2) Frekuensi jantung
3) Warna kulit
Evaluasi : Penanganan langkah awal resusitasi sudah dilakukan dan bayi
sudah berhasil menangis , warna kulit kemerahan, tonus otot
lemah. Pernapasan 52x/menit, Frekuensi jantung 135 x/menit,
Apgare Skore 5 menit warna kulit 2, Denyut jantung 2, Tonus
otot 1, pernapasan 2, respon reflek 1 jadi jumlah skore 8

Kala III
Hari/tanggal : Sabtu , 23 Mei 2015
Jam :10.34 WIB

S: Ibu mengatakan senang dan bahagia dengan kelahiran bayinya


Ibu mengatakan perutnya mules
O :Palpasi : Janin Kedua tidak ada, TFU setinggi pusat, kontraksi uterus keras,
kandung kemih kosong. Placenta belum lahir, Perdarahan kira – kira50 cc.
A : Ny.H umur 30 Tahun P2A0dengankala III
P:
Hari/tanggal :Sabtu , 23 Mei 2015
Jam :10.34 WIB
29

1 Memastikan janin tunggal dengan melakukan palpasi abdominal


Evaluasi : Palpasi abdominal sudah dilakukan dengan hasil tidak ada
tanda-tanda janin kedua
2 Memberitahu ibu bahwa akan disuntikkan oksitosin supaya plasenta cepat
keluar
Evaluasi : Ibu mengatakan sudah mengetahui akan disuntikkan
oksitosin
3 Menyuntikkan oksitosin 10 IU di sepertiga atas paha kanan bagian luar
secara IM
Evaluasi : ibu sudah disuntikkanoksitosin 10 IU di sepertiga atas
paha kanan bagian luar secara IM
4 Memindahkan klem sekitar 5 – 10 cm dari vulva, meletakkan tangan kiri
pada abdomen tepat diatas simfisis, setelah terjadinya kontraksi yang
kuat, tangan kanan menegangkan tali pusat ke arah bawah, tangan kiri
mendorong uterus ke arah belakang atas(dorso kranial) secara hati- hati
(untuk mencegah inversio uteri), melakukan penegangan dan dorongan
dorso kranial hingga plasenta itu lepas minta ibu meneran sambil penolong
menegangkan tali pusat sejajar lantai dan kemudian kearah atas mengikuti
poros jalan lahir, tetap melakukan dorsokranial jika tali pusat bertambah
panjang, pindahkan klem berjarak 5- 10 cm dan lahirkan plasenta, Saat
plasenta muncul di introitus vagina lahirkan plasenta dengan kedua tangan,
Pegang dan putar plasenta hingga slaput ketuban terpilin, kemudian
lahirkan plasenta.
Evaluasi : Plasenta sudah lahir jam 10.38 WIB
5 Melakukan masase fundus uteri dengan mengusap fundus secara memutar
searah jarum jam sekitar 15 detik dan mengecek kontraksi
Evaluasi : Masase fundus uteri sudah dilakukan dan kontraksi keras.
6 Memeriksa kelengkapan placenta, memeriksa keutuhan selaput ketuban
dan insersi tali pusat, membersihkan darah yang ada di kotiledon dengan
menggunakan kassa dan memeriksa kelengkapan pacenta dengan
30

memeriksa kedua sisi placenta baik dari bagian ibu (maternal) maupun
bagian bayi (fetal)
Evaluasi : Plasenta lahir lengkap, selaput ketuban robekan teratur,
ketuban lengkap
7 Memeriksa laserasi jalan lahir, dengan menggunakan kassa pada introitus
vagina dan perineum, mengobservasi kontraksi, TFU, kandung kemih dan
perdarahan
Evaluasi : Luka Episiotomi di Media Lateralis kiri ibu panjang 2 cm,
hecting dengan anestesi local sudah dilakukan dengan
catgut cromic jenis jahitan jelujur dan matras jahit dalam 3
jahitan, luar 3 jahitan, kontraksi keras, kandung kemih
kosong, dan perdarahan ± 50 cc TFU 2 jari dibawah
pusat.

Kala IV

Hari/tanggal :Sabtu , 23 Mei 2015


Jam :10.50 WIB

S : Ibu senang dengan kelahiran bayinya


Ibu mengatakan terasa lelah
O : Luka Episiotomi di Media Lateralis kiri ibu panjang 2 cm,
hecting dengan anestesi local sudah dilakukan dengan catgut cromic jenis
jahitan jelujur dan matras jahit dalam 3 jahitan, luar 3 jahitan, kontraksi
keras, kandung kemih kosong, dan perdarahan ± 50 cc TFU 2 jari
dibawah pusat.
A : Ny.H umur 30 Tahun P2A0dengan kala IV

P :
31

Hari/tanggal :Sabtu , 23 Mei 2015


Jam :10.55 WIB

1 Melanjutkan pemantauan TTV, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih,


serta perdarahan
Evaluasi : Pemantauan sudah dilakukan dengan hasil
Jam Waktu TD N S TFU KONTRAKSI KANDUNG PERDARAHAN
ke mmHg x/menit °C KENCING cc
15’ 10.55 110/70 82 36,2 2 jr dbwah Keras Kosong 10
pusat
11.10 110/70 82 2 jr dbwh Keras Kosong 20
pusat
11.25 110/70 82 2 jr dbwh Keras Kosong 30
pusat
11.40 120/70 80 2 jr dbwh Keras Kosong 45
pusat
30’ 12.10 120/70 80 36,5 2 jr dbwh Keras Kosong 60
pusat
12.40 120/70 82 2jr dbwh Keras Kosong 85
pusat

2 Mengajari ibu cara memasase fundus uteri yaitu dengan mengusap daerah
fundus memutar searah jarum jam dan menggerakkan kontraksi uterus
yang baik yaitu apabila fundus teraba keras
Evaluasi : Ibu sudah diajarkancara memasase fundus uterus dan
mampu mempraktekannya
3 Mendekontaminasi alat dan tempat dengan merendam alat dilarutkan
dalam larutan Amnios 7 L selama 10 menit kemudian dicuci dan sterilkan
sedangkan tempatnya dilap dengan air DTT dan larutan klorin 0,5%
Evaluasi : Dekontaminasi alat dan tempat sudah dilakukan
4 Membersihkan ibu dengan menyeka daerah genitalia ibu dengan
menggunakan air kran kemudian memakai pembalut,mengganti baju ibu,
kemudian memakaikan kain penutup
Evaluasi : Ibu sudah di bersihkan, sudah di pakaikan pembalut dan
sudah di rapihkan.
5. Mendokumentasikan semua tindakan yang dilakukan
Evaluasi : Semua tindakan sudah didokumentasikan
32

DATA PERKEMBANGAN I

Tanggal :24 Mei 2015


Jam : 14.30 WIB

S : Ibu mengatakan sudah bosan di tempat tidur.

0 : Keadaan umum : Baik


Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,50C
Payudara : Sudah Keluar Colostrum
TFU : 2 jari di bawah pusat
Kontraksi : Keras
Kandung Kemih : Kosong
Perdarahan : 95 cc

A :Ny.H Umur 30 Tahun P2A04 jam post partum dengan manual aid
P:
Tanggal :23 Mei 2015
Jam : 14.30 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaansemua dalam keadaan normal
Evaluasi : Ibu sudah mengeahui hasi pemeriksaan
2. Menganjurkan ibu untuk latihan berdiri kemudian ke wc untuk mandi
jika tidak pusing di temani keluarga.
Evaluasi: Ibu bersedia latihan berdiri dan ke kamar mandi ditemani
33

suami.
3. Memberikan terapi obat clindamycin 3 x 300 mg dan asam mefenamat
3x 500 mg diminum setelah makan dan jangan di barengi dengan
minum teh, kopi, dan susu.
Evaluasi:Obat sudah di berikan
4. Menganjurkan keluarga agar tetap menemani ibu dan memberi
dukungan psikologi bahwa keadaanya semuanya membaik, tetap sabar
dan semangat merawat bayinya
Evaluasi: Keluarga mau menemani ibu dan dukungansemangat kepada
ibu sudah diberikan
5. Memantau keadaan ibu dan melepas infus ibu.
Evaluasi: Keadaan ibu baik dan infus sudah di lepas
6. Mendokumentasikan semua tindakan dan operan jaga
Evaluasi: dokumentasi sudah di lakukan dan operan jaga

DATA PERKEMBANGAN II

Tanggal :24 Mei 2015


Jam : 21.00 WIB

S : Ibu mengatakan sudah mandi dan sudah bisa jalan jalan.

0 : Keadaan umum : Baik


Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,50C
34

TFU : 3 jari di bawah pusat


Kontraksi : Keras
Kandung Kemih : Kosong
Perdarahan : 50 cc

A : Ny.H Umur 30 Tahun P2A0 Ah211 jam post partum dengan manual aid.

P:
Tanggal :24 Mei 2015
Jam : 21.00 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan semua dalam keadaan normal
Evaluasi : Ibu sudah mengeahui hasi pemeriksaan
2. Menganjurkan ibu untuk bangun dari tempat tidur, sering bergerak agar
badan tidak kaku.
Evaluasi: Ibu mau melakukan yang di sarankan bidan
3. Memberikan terapi obat clindamycin 3x300 mg dan asam mefenamat
3x500 mg diminum setelah makan dan jangan di barengi dengan
minum teh, kopi, dan susu.
Evaluasi:Obat sudah di berikan
4. Memantau keadaan ibu.
Evaluasi: Keadaan ibu baik
5. Mendokumentasikan semua tindakan dan operan jaga
Evaluasi: dokumentasi sudah di lakukan dan operan jaga

DATA PERKEMBANGAN III

Tanggal :25 Mei 2015


Jam : 07.30 WIB

S : Ibu mengatakan senang sudah bisa jalan-jalan dan ingin pulang.


35

0 : Keadaan umum : Baik


Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 81 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,60C
TFU : 3 jari di bawah pusat
Kontraksi : Keras
Kandung Kemih : Kosong
Perdarahan : 30 cc

A : Ny.H Umur 30 Tahun P2A021 jampost partum dengan manual aid

P:
Tanggal :25 Mei 2015
Jam : 07.30 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan semua dalam keadaan normal dan
ibu boleh pulang nanti jam 14.00 WIB setelah melengkapi administrasi.
Evaluasi : Ibu sudah mengeahui hasil pemeriksaan dan sudah
melengkapi administrasi
2. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga personal hygiene khususnya
daerah jalan lahir, istirahat cukup dan makan makana yang banyak
mengandung protein untuk mempercepat proses penyembuhan luka dan
serat agar mempermudah dalam BAB, tidak ada pantangan dalam
makanan dan jangan di pijit bagian perut.
Evaluasi: Ibu mau melakukan yang di sarankan bidan
3. Memberitahu ibu tanda bahaya ibu nifas seperti tekanan darah tinggi,
pandangan kabur, demam tinggi suhu >380C, bau busuk pada jalan
lahir, keluar darah sor-soran.
36

Evaluasi : Ibu sudah mengetahui tanda-tanda bahaya pada ibu nifas.


4. Memberikan terapi obat fe 1x200 mg, clindomycin 3x300 mg dan asam
mefenamat 3x500 mg diminum setelah makan dan jangan di barengi
dengan minum teh, kopi, dan susu.
Evaluasi:Obat sudah di berikan
5. Memberikan kepada ibu surat tanda lahir dan surat kontrol saat ibu
pulang pada jam 14.00 WIB.
Evaluasi : Surat tanda lahir dan surat kontrol sudah di berikan.
6. Memberitahu ibu, bayinya masih tetap di rawat di Rumah Sakit sampai
keadaan stabil.
Evaluasi: Ibu sudah mengetahui bayinya masih tetap di rawat
7. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang setelah satu minggu setelah
persalinan yaitu tanggal 30 Mei 2015, atau jika ada keluhan segera ke
tenaga kesehatan.
Evaluasi: Ibu mau kunjungan ulang pada tanggal 30 Mei 2015 atau jika
ada keluhan.
8. Melakukan dokumentasi semua tindakan.
Evaluasi : Sudah dilakukan dokumentasi
37

BAB IV
PEMBAHASAN

Penatalaksanaan kasus presentasi bokong dengan KPD 25 jam pada Ny.H


umur 30 tahun dengan umur kehamilan 33 minggu . Pengelolaan kasus pada
ibu dilakukan anamnesa ibu mempunyai riwayat anak pertamanya lahir
prematur pada usia kehamilan 32 minggu tanpa riwayat presentasi bokong.
Prematuritas merupakan etiologi dari faktor Janin terjadi presentasi bokong.
Pada pemeriksaan
Presentasi bokong / letak sungsang terjadi ketika bokong janin lebih dulu
memasuki rongga panggul. Baik ibu maupun janin dengan letak sungsang
memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan dengan letak kepala. Pada
kasus tersebut persalinan dengan presentasi bokong dan KPD 25 jam
mempunyai resiko infeksi lebih besar .Ada 2 komplikasi yang sering terjadi
pada KPD, yaitu : pertama, infeksi, karena ketuban yang utuh merupakan
barier atau penghalang terhadap masuknya penyebab infeksi. Dengan tidak
adanya selaput ketuban seperti pada KPD, flora vagina yang normal ada bisa
menjadi patogen yang akan membahayakan baik pada ibu maupun pada
janinnya. Oleh karena itu membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat
untuk mengurangi kemungkinan resiko terjadinya infeksi yang kedua, adalah
kurang bulan atau prematuritas .
Pada kala I persalinan pasien memang sudah mengalami ketuban pecah
dini selama 25 jam tetapi tidak direkomendasikan untuk tindakan induksi
karena persyaratan tindakan induksi hanya direkomendasikan dengan
presentasi kepala. Untuk mencegah infeksi dari ketuban pecah dini dokter
SpOG mengintruksikan untuk memberikan terapi Antibiotik (Metronidazol 2
x 500mg dan Ampisilin 4 x 500 mg ) dan menganjurkan ibu untuk miring kiri
dan menganjurkan makan minum .
Pada kala II, pada proses persalinan dengan presentasi bokong murni
perencanaan pertolongan persalinan yang dilakukan bidan dengan metode
barcht, bidan tidak melakukan intervensi apapun hanya mengikuti proses
38

persalinan presentasi bokong, setelah bokong lahir, bahu tersangkut dijalan


lahir akhirnya bahu dilahirkan dengan metode klasik- mouriceu sedangkan
menurut penelitian di Negara Maju, Indikasi dilakukan metode persalinan
secara Manual Aid jika pertolongan persalinan metode Bracht mengalami
kegagalan, misalnya bila terjadi kemacetan baik pada waktu melahirkan bahu
atau kepala. Dalam pertolongan persalinan presentasi bokong, dari
perencanaan semula memang sudah direncanakan melakukan pertolongan
secara manual aid. Di Negara Amerika sebagian besar ahli kebidanan
cenderung untuk melahirkan letak sungsang secara manual aid, karena
mereka menganggap bahwa sejak pusar lahir adalah fase yang sangat
berbahaya bagi janin, karena pada saat itulah kepala masuk ke dalam pintu
atas panggul, dan kemungkinan besar tali pusat terjepit diantara kepala janin
dan pintu atas panggul. Ada 2 tahapan dalam pertolongan persalinan secara
Manual Aid:
1. Tahap pertama, lahirnya bokong sampai pusar yang dilahirkan dengan
tenaga ibu sendiri.
2. Tahap kedua, lahirnya bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong.
Cara atau teknik untuk melahirkan bahu dan lengan adalah secara:
a. Klasik ( Deventer )
b. Mueller
c. Louvset

Dalam implementasiannya sebagian besar telah sesuai dengan rencana


tindakan yang diterapkan, hanya masih dijumpai kasus yang sedikit tidak
sesuai standar operasional prosedur seperti saat membersihkan ibu tidak
menggunakan air DTT namun menggunakan air kran. Air kran perlu
dipertimbangkan masih banyaknya kuman yang hidup dalam air tersebut,
sedangkan ibu post partum banyak mengeluarkan darah sehingga banyak
pembuluh darah yang terbuka, karena adanya pembuluh darah yang terbuka
besar kemungkinan kuman-kuman tersebut masuk ke pembuluh darah dan
memungkinkan terjadinya infeksi pada daerah vagina.
39

Dalam pelaksanaan asuhan kebidanan, diperlukan kerja sama dari pihak


yang berkompeten baik pasien, maupun keluarga pasien atau petugas medis
yang lain, agar pasien mendapat asuhan kebidanan yang kompeten. Pada hasil
evaluasi yang dilakukan pada dasarnya dapat terlaksana dengan baik dan
masalah teratasi
40

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pengumpulan data dasar secara subyektif dan obyektif pada kasus
persalinan dengan persentasi bokong sudah dilakukan dan tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktik.
2. Interpretasi data klien untuk kasus persalinan dengan persentasi bokong
sudah dilakukan dan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
3. Penetapan diagnosa potensi dan antisipasi yang harus dilakukan bidan
dalam kasus persalinan dengan persentasi bokong sudah dilakukan dan
tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
4. Penetapan rencana asuhan kebidanan untuk kasus ibu bersalin dengan
persentasi bokong sudah dilakukan dan tidak ada kesenjangan antara
teori dan praktik.
5. Pelaksanaan tindakan untuk kasus ibu bersalin dengan persentasi bokong
sudah dilakukan dan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
6. Evaluasi efektivitas asuhan yang diberikan dan memperbaiki tindakan
yang dipandang perlu sudah dilakukan dan tidak ada kesenjangan antara
teori dan praktik.
B. Saran
1. Bagi pasien/ keluarga pasien
Pasien dapat eningkatkan kembali pengetahuan serta pemahaman
mengenai masalah-masalah pada persalinan yang tidak normal sehingga
dapat mencegah terjadinya masalah atau kasus yang lebih berat lagi.
2. Bagi penulis dan mahasiswa
Menambah sumber pustaka dalam penulisan laporan terutama sumber
tentang presentasi bokong serta dapat memberikan asuhan kebidanan
secara menyeluruh, memberikan penanganan yang tepat dan efisien.

39
41

DAFTAR PUSTAKA

Chandraniata,ida, ayu. 2008. Obstetri gawat darurat obstetric ginekologi


dan obstetric ginekologi sosial untuk profesi bidan. Jakarta :
Manuaba

Prawirohardjo, sarwono..2009. Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta. YBPSP

Sulaiman,dkk. 2004. Obstetric patologi. Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai