Pada Ny. Y G I P0 A0 hamil 40 minggu, Inpartu Kala I Fase Aktif dengan Preeklamsi Ringan Di Ruang
VK Bersalin RSUD ULIN Banjarmasin
PENGKAJIAN
No RMK : 1-03-78-22
A. SUBYEKTIF
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. Y
Umur : 29 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Guru
Nama : Tn. A
Umur : 40 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
2. Keluhan Utama
Ibu merasa hamil 9 bulan, mengeluh mules-mules sejak kemarin (Tanggal 6-3-13). Pada pukul 09.00
(tanggal 7-3-13) ibu merasa mulesnya bertambah sering, kuat dan teratur. Ibu mengatkan keluar
lendir darah pukul 17.00(tanggal 7-3-13).
3. Riwayat Perkawinan
a. Kawin : 1 kali
b. Usia : 28 tahun
c. Lamanya : 1 tahun
a. Riwayat obstetri
1) Menarche : 14 tahun
3) Lamanya : 7 hari
6) HPHT : 01-06-2012
7) TP : 08-03-2013
8) UK : 40 minggu
b. Riwayat ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami Penyakit pada alat kelaminnya seperti keputihan yang
kuning dan berbau, tidak pernah mengalami perdarahan diluar haid dan tidak pernah menderita
tumor atau kanker.
a. Ibu mengatakan selama hamil ini menderita penyakit tekanan darah tinggi.
b. Dari pihak suami dan keluarga juga tidak ada yang menderita penyakit apapun seperti tekanan
darah tinggi, asma, jantung, TBC, kencing manis
7. Riwayat Kehamilan
a. Trimester I
ANC : 1 kali
b. Trimester II
ANC : 2 kali
Nasehat :Menganjurkan minum tablet fe, menjelaskan cara mengkonsumsi tablet fe,
memberitahu tanda bahaya kehamilan
c. Trimester III
ANC : 1 kali
Keluhan : pusing
persalinan
1. Pemeriksaan umum
b. Kesadaran : composmentis
d. Berat badan : 65 kg
e. LILA : 25 cm
f. TTV :
TD : 140/100 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
T : 36,7 o C
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
1) Kepala : Persebaran rambut merata, tidak ada ketombe, rambut rontok, kepala tidak ada
lesi, tidak ada odema
2) Muka : Tampak simetris, tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum, tidak pucat.
4) Hidung : Tampak simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping
hidung.
5) Mulut : Tampak simetris, tidak pucat, bibir lembab, lidah bersih, ada caries pada gigi, gusi
tidak berdarah.
7) Leher : tampak simetris, tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
8) Dada : Tampak simetris, tidak ada retraksi dinding dada, payudara simetris, puting susu
menonjol, tampak hiperpigmentasi aerola mammae.
9) Perut : Tampak membesar ke depan, tidak tampak striae, tampak linea nigra, tidak ada
bekas luka operasi.
10) Ekstremitas atas : Tampak terpasang infus, tidak oedema, tidak cianosis.
11) Ekstremitas bawah : Tidak terpasang infus, tampak oedema, tidak cianosis
b. Palpasi
3) Abdomen :
b) Leopold II : Pada bagian sisi kiri perut ibu teraba bagian memenjang dan keras (punggung kiri)
dan bagian sisi kanan perut ibu teraba bagian kecil janin
c) Leopold III : pada bagian bawah perut ibu teraba bulat, keras dan melenting ( presentasi
kepala)
c. Auskultasi
Puntum maximum : terdengar jelas dan teratur pada perut ibu di bawah pusat bagian kiri
e. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium (08-03-3013)
Albumin : 1+
Keadaan Vagina : tampak bloody show, tidak ada odema, tidak ada
Pembukaan : 7 cm
Effisment : 75%
Ketuban : positif
Presentasi : Kepala
Denominator : UUK
Hodge : II
C. ASSESMENT
GI P0 A0 Hamil 40 minggu, Inpartu Kala I Fase Aktif dengan Preeklamsi Ringan, Janin Tunggal Hidup
Intra Uteri, Punggung Kiri, Presentasi Kepala.
D. PENATALAKSANAAN
No
TINDAKAN
RASIONALISASI
EVALUASI
1
Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa keadaan janin baik dan keadaan ibu
sedang mengalami Preeklamsi Ringan yaitu suatu kondisi dimana tekanan darah ibu tinggi dan
jelaskan kepada ibu bahwa ibu sebentar lagi akan melahirkan.
Hak –hak pasien untuk memperoleh informasi untuk kondisi dan keadaan apa yang dia alami
(Sarwono, 2008)
KU : baik
KS : composmentis
N : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
His : 4 x 10I 40 II
a. memberikan dukungan moril & motivasi pada ibu dalam menghadapi persalinan
Banyak hasil menunjukan apabila ibu diperhatikan & diberikan dukungan selama proses persalinan,
ibu akan merasa aman, nyaman, & persalinan dapat berlangsung lebih baik (Enkin, et all, 2000)
Makanan dan asupan cairan yang cukup selama persalinan akan memberikan lebih banyak energy
dan mencegah dehidrasi. Dehidrasi mempelambat kontraksi
dan membuat kontraksi menjadi tidak teratur sehingga kurang efektif. (APN,2008)
berbaring miring dapat mencegah berat uterus menekan vena cava inferior dan mempercepat
proses kemajuan persalinan (APN, 2008).
Ibu nampak tenang
Kolaborasi dengan dokter dalam pengambilan darah dan urine untuk pemeriksaan rutin
laboratorium serta pemasangan infuse
Pemeriksaan laboratorium rutin adalah Hb, hematokrit, urine lengkap (ilmu kebidanan sarwono)
Observasi kemajuan persalinan untuk memastikan bahwa ibu dan bayinya mendapatkan asuhan
yang aman, adekuat dan tepat waktu serta membantu mencegah terjadinya penyulit yang dapat
mengancam keselamatan jiwa ibu dan bayi (APN,2008)
- Partus set
- Heating set
- Peralatan bayi
- Spuit 3 cc dan 5 cc
Pastikan bahwa semua peralatan dan bahan-bahan tersedia dan berfungsi dengan bai, semua
peralatan dalam partus set harus steril APN,2008)
S : Ibu mengatakan perutnya semakin mules-mules, kuat dan lama serta ada
rasa dorongan kuat ingin meneran
O :
TD : 150/100 mmHg
N : 90 x/menit
RR : 22 x/menit
T : 36,7 0 C
Blass : Kosong
P :
No
TINDAKAN
RASIONALISASI
EVALUASI
1
Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa keadaan ibu dan janin baik, dan
pembukaan sudah lengkap
a. pakai celemek
b. melepas dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air
bersih mengalir kemudian keringkan dengan handuk yang bersih dan kering
Pencegahan infeksi sangat penting dalam menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru
lahir, upaya dan keterampilan untuk melaksanakan prosedur pencegahan infeksi secara baik untuk
mencegah resiko terjadinya infeksi (APN,2008)
Celemek sudah dipasang, jam tangan sudah dilepas dan tangan sudah dicuci
Pakai sarung tangan DTT dan masukkan oksitosin kedalam spuit (pastikan tidak terjadi kontaminasi
pada alat suntik)
Sarung tangan dapat membantu menghindari terjadinya infeksi yang diakibatkan kuman,
Sarung tangan sudah dipasang, oksitosin sudah dimasukkan dalam spuit dan ke dalam partus set
4
melakukan pemeriksaan dalam dengan menggunakan sarung tangan steril dan memberitahu ibu
bahwa pembukaan sudah lengkap
Memakai sarung tangan agar terhindar dari kontaminasi dengan darah dan cairan tubuh
Untuk menilai dan mengambil tindakan yang sesuai, jika DJJ tidak normal, periksa DJJ dilakukan pada
saat relaksasi supaya hasilnya dalam batas normal (120-160 x/m)
(APN,2008)
ilmiah
c. waktu meneran pandangan keperut tangan dipaha kemudian tarik nafas terus ejankan seperti
orang BAB (kearah pantat)
Meneran secara berlebihan dapat menyebabkan ibu sulit untuk bernafas sehingga terjadi kelelahan
yang tidak perlu dan meningkatkan resiko terjadinya asfiksia pada bayi sebagai akibat turunnya
pasokan oksigen melalui placenta ( Enkin,et,all 2000)
Ibu mengerti dan bersedia bersedia menurut apa yang dianjurkan
Ibu mengedan dengan baik dengan posisi litotomi dan beristirahat diantara his
Persiapan pertolongan kelahiran bayi saat kepala didepan vulva, ibu dipimpin meneran saat ada his.
Ketika kepala berada didiameter 5-6 cm didepan vulva, lindungi perineum dengan tangan kanan
dilapisi kain dan tangan kiri menahan kepala agar tidak terjadi defleksi yang kuat.
Melindungi perineum dan mengendalikan keluarnya kepala bayi secara bertahap dan hati-hati dapat
mengurangi regangan berlebihan(robekan) pada vagina dan perineum (APN,2008)
Cek lilitan tali pusat dan tunggu kepala melakukan putaran faksi luar
Setelah kepala bayi lahir, periksa leher bayi apakah terlilit oleh tali pusat( APN, 2008)
Memegang kepala bayi secara biparietal untuk melahirkan bahu, menekan kepala kearah bawah dan
lateral tubuh bayi hingga bahu depan melewati simpisis dan menggerakkan kepala keatas dan lateral
tubuh bayi sehingga bahu bawah/belakang lahir.
Melahirkan bahu bayi secara berhati-hati secara biparental untuk dapat memudahkan penolong
untuk melahirkan bahu bayi. (APN,2009)
Bahu depan dan bahu belakang telah lahir dan tidak ada distosia bahu
10
Saat bahu posterior lahir, geser tangan kearah perineum dan sanggah bahu serta lengan atas bayi,
tangan atas untuk menelusuri dan memegang bahu, siku dan lengan bagian atas. Lanjutkan
penulusuran dan memegang bayi kebagian punggung, bokong, dan kaki. Letakkan bayi diatas kain
yang telah disiapkan pada perut ibu.
Melahirkan badan dan tungkai dengan cara sanggah susur bertujuan untuk mengendalikan kelahiran
siku, tangan, badan dan tungkai bayi saat melewati perineum agar tidak terjadi rupture yang
berlebihan
11
Mengeringkan bayi dan memberi kehangatan serta melakukan penilaian segera bayi baru lahir yaitu
: apakah menangis, bergerak aktif dan warna kulit kemerahan
Mencegah hipotermi dan mengetahui apakah terjadi kelainan dan dapat menentukan tindakan
segera yang harus dilakukan untuk menyelamatkan bayi
JK = perempuan
PB=51 cm
Palpasi Abnominal segera setelah bayi lahir untuk memastikan Janin tunggal, tidak ada bayi lain
dalam Uterus (APN,2008)
Kesadaran : Composmentis
Blass : Kosong
P :
NO
TINDAKAN
RASIONALISASI
EVALUASI
b. segera (dalam 1 menit) setelah bayi lahir) suntik oksitosin 10 Unit IM 1/3 paha atas bagian luar
Oksitosin merangsang fundus uteri untuk berkontraksi denagn kuat dan efektif sehingga dapat
memantu pelepasan plasenta dan mengurangi kehilangan darah (APN, 2008)
Ibu sudah mengetahui dan bersedia disuntik oksitosin dan oksitosin sudah disuntikkan
2
a. Menjepit tali pusat dengan klem minimal 2-3 cm dari pusat bayi, melakukan urutan tali pusat
mulai dari klem kearah ibu dan menjepit klem kedua, 2 cm dari klem pertama(kearah ibu)
b. Memotong tali pusat diantara 2 klem dengan cara memegang tali pusat dengan satu tangan
dan melindungi bayi dari gunting
Menjepit dan memotong tali pusat agar memustuskan hubungan bayi dengan placenta
Mengganti handuk basah dengan handuk yang kering untuk mencegah hipotermi
Melakukan IMD agar dapat memberikan sentuhan kulit dari ibu kebayi yang dapat menambah ikatan
batin antara ibu kebayi yang dapat mengurangi rasa kesakitan ibu serta dapat mencegah hipotermi
pada bayi (APN,2008)
a. Pindahkan klem penjepit pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva
b. Melakukan peregangan tali pusat terkendali (PTT) dengan cara tegangkan tali pusat dengan
tangan kanan dan tangan kiri menekan uterus secara dorso cranial saat ada kontraksi, kearah bawah
secara berhati-hati
c. Kemudian meliat tanda-tanda pelepasan placenta seperti tali pusat memanjang, keluar
semburan darah dan uterus membundar
d. Setelah placenta lahir berada di depan vulva, lahirkan placenta dengan kedua tangan mencekap
placenta lalu putar placenta searah jarum jam hingga selaput ketuban terpilin seluruhnya dan
pastikan tidak ada placenta yang tertinggal
Segera melepaskan placenta yang telah terpisah dari dinding uterus akan mencegah kehilangan
darah yang
Melakukan masasse uterus selama 15 detik dengan cara meletakkan telapak tangan diatas fundus
uteri dan melakukan masasse dengan gerakan memutar searah jarum jam
Massase uterus untuk memastikan uterus tetap berkontraksi sehingga tidak terjadi perdarahan
O :
Kesadaran : Composmentis
TD : 140/100 mmHg
N : 82 x/menit
RR : 24x/menit
T : 36,7 o C
Kontraksi : Baik
Blass : kosong
Perdarahan : ± 250 cc
A : PI A0 Pemantauan kala IV dengan Rupture Uteri
P :
NO
TINDAKAN
RASIONALISASI
EVALUASI
Beritahu ibu akan dilakukan penjahitan rupture perineum dan melakukan penjahitan pada luka
bekas rupture perineum
Agar menyatukan kembali jaringan tubuh (mendekatkan) dan mencegah kehilangan darah yang
tidak perlu (APN,2008)
Membersihkan ibu dan tempat persalinan serta peralatan bekas pakai (dikontaminasi) dan
memberikan rasa nyaman
- Membersihkan tempat bersalin dengan larutan klorin 50 o/o dan air bersih
- Memberikan rasa nyaman pada ibu untuk mobilisasi bertahap
Menganjurkan ibu cara masase yaitu dengan telapak tangan pada perut ibu dengan gerakan
melingkar hingga uterus berkontraksi(fundus menjadi keras)
Masase uterus untuk memastikan uterus tetap berkontraksi sehingga tidak terjadi perdarahan
(APN,2008)
Merendam alat bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 o/o selama 10 menit lalu dengan air sabun bilas
dengan air bersih dan mengalir, setelah itu sterilkan alat partus dalam aotuclap selama 20 menit
Melakukan pemantauan selama 2 jam post partum yaitu tiap 15 menit dalam 1 jam pertama pasca
persalinan dan setiap 30 menit dalam 1 jam kedua pasca persalinan
Pemantauan 2 jam pasca persalinan sangat penting sebab sebagian besar kesakitan dan kematian
disebabkan oleh perdarahan dan eklamsia serta infeksi sehingga perlu dipantau ketat. (APN,2008)
Pemantauan sudah dilakukan selama 2 jam post partum dan hasilnya baik
Melengkapi partograf
Mengumpulkan informasi tentang kemajuan persalinan dengan mendeteksi adanya masalah dalam
persalinan(APN,2008)
Diposkan oleh silvia astuty di 06.12 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke
FacebookBagikan ke Pinterest
Poskan Komentar
Arsip Blog
► 2014 (1)
▼ 2013 (3)
▼ Maret (3)
Mengenai Saya
Foto Saya
silvia astuty