Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIABETES MELLITUS

Pokok Bahasan : Diabetes Mellitus

Sub Pokok Bahasan :

1. Pengertian diabetes melitus


2. Jenis-jenis diabetes melitus
3. Tanda-tanda diabetes melitus
4. Penggunaan insulin pada pasien DM
5. Pengaturan program diet pada pasien DM
6. Latihan fisik pada pasien DM
7. Pemantauan kadar glukosa darah

Sasaran : Lansia warga Dusun Sembung Daye

Tempat : Dusun Sembung Daye RT.02

Waktu : Sabtu, 21 Mei 2016

Pelaksana : Kelompok VIII

A. Analisis Situasi
1. Sasaran : Lansia Warga Dusun Sembung Daye
2. Jumlah : ± 30 orang
3. Pendidikan : Umum

B. Tujuan Instruksional Umum : Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 15


menit tentang pemb erian insulin pada Diabetes Melitus, diharapkan pasien dan keluarga
dapat memahami tentang progam diet dan latihan pada pasien diabetes melitus
C. Tujuan Instruksional Khusus : Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 15
menit tentang pemberian insulin pada Diabetes Melitus, diharapkan pasien dan keluarga
akan mampu :
1. Menyebutkan pengertian diabetes melitus
2. Menyebutkan jenis-jenis diabetes melitus
3. Menyebutkan tanda-tanda diabetes melitus
4. Menyebutkan dan mendemonstrasikan cara penggunaan insulin pada pasien DM
5. Menyebutkan pengaturan program diet pada pasien DM
6. Menyebutkan latihan fisik pada pasien DM
7. Pemantauan kadar glukosa darah

D. Materi :
1. Pengertian diabetes melitus
2. Jenis-jenis diabetes melitus
3. Tanda-tanda diabetes melitus
4. Penggunaan insulin pada pasien DM
5. Pengaturan program diet pada pasien DM
6. Latihan fisik pada pasien DM

E. Metode :
1. Ceramah
2. Tanya jawab

F. Media dan alat :


1. Laptop
2. LCD (Licuor Cristal Dislay)

G. Proses Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluh Audience Waktu
1. Pembukaan  Memberi salam  Menjawab salam 5 menit
 Perkenalan  Mendengarkan
 Menyampaikan tujuan  Menyimak
penyuluhan  Memperhatikan
 Apersepsi  Mendengarkan dan
menjawab pertanyaan
2. Isi  Memberikan penjelasan kepada  Mendengarkan dan 15
audience mengenai : memperhatikan. menit
1. Pengertian diabetes melitus  Menanyakan hal-hal
2. Jenis-jenis diabetes melitus yang belum jelas
3. Tanda-tanda diabetes melitus  Memperhatikan
4. Penggunaan insulin pada jawaban dari
pasien DM penceramah
5. Pengaturan program diet pada  Menjawab pertanyaan-
pasien DM pertanyaan dari
6. Latihan fisik pada pasien DM. penceramah
7. Pemantauan kadar glukosa
darah
 Memberikan kesempatan kepada
audience untuk bertanya
 Menjawab pertanyaan
 Memberikan beberapa pertanyaan
kepada audience seputar materi
 Reinforcement
3. Penutup  Memberikan beberapa pertanyaan  Menjawab pertanyaan- 5 menit
untuk mengevaluasi sejauh mana pertanyaan dari
pemahaman pasien/ audience penceramah
tentang penggunaan insulin pada  Menjawab salam
penderita DM.
 Menyimpulkan
 Menyampaikan harapan
 Permohonan maaf
 Salam penutup

H. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta diharapkan duduk menghadap ke arah penyaji
b. Peserta turut serta dalam kegiatan
2. Evaluasi Proses
a. Peserta tidak ada yang meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung
b. Peserta dapat berperan aktif selama kegiatan berlangsung
c. Peserta dapat menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan penyaji
3. Evaluasi Hasil
a. Pasien dan keluarga mampu menyebutkan pengertian DM
b. Pasien dan keluarga mampu mengetahui penyebab, tanda dan gejala DM
c. Pasien dan keluarga mampu memahami mengenai DM, khususnya DM tipe 1
dengan ketergantungan insulin
I. Kepustakaan
Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol 2.
Jakarta: EGC.
Anonim.2010.Latihan fisik untuk penderita diabetes.
http://gangbangfamily.blogspot.com. Diakses pada tanggal 18 juni 2014

MATERI PENYULUHAN

I. Pengertian diabetes melitus


Diabetes militus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai dengan
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal
bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk di hati dari makanan
yang dikonsumsi. Insulin, yaitu suatu hormon yang diproduksi pankreas, mengendalikan
kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya. Pada
diabetes, kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, atau
pankreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin.

II. Jenis-jenis diabetes melitus


1. DM tipe I. atau disebut DM yang tergantung pada insulin (IDDM). DM ini
disebabkan akibat kekurangan insulin dalam darah yang terjadi karena kerusakan dari
sel beta pancreas. Gejala yang menonjol adalah terjadinya sering kencing (terutama
malam hari), sering lapar dan sering haus, sebagian besar penderita DM tipe ini berat
badannya normal atau kurus. Biasanya terjadi pada usia muda dan memerlukan
insulin seumur hidup.
2. DM tipe II atau disebut DM yang tak tergantung pada insulin (NIDDM). DM ini
disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar insulin dapat
normal, rendah atau bahkan bahkan meningkat tetapi fungsi insulin untuk
metabolisme glukosa tidak ada/kurang. Akibatnya glukosa dalam darah tetap tinggi
sehingga terjadi hiperglikemia, 75% dari penderita DM tipe II dengan obersitas atau
ada sangat kegemukan danbbiasanya diketahui DM setelah usia 30 tahun.
3. Diabetes Gestasional. Suatu toleransi baik yang ringan maupun yang berat yang
terjadi atau pertama kali diketahui pada saat kehamilan.
III. Tanda-tanda diabetes melitus
Gejala yang sering muncul adalah :
1. Sering buang air kecil terutama pada malam hari
2. Gatal – gatal terutama pada alat kelamin bagian luar.
3. Kesemutan dan kram.
4. Cepat merasa lapar dan kehausan.
5. Gairah sex menurun.
6. Cepat merasa lelah dan mengantuk.
7. BB menurun, nafsu makan bertambah.
8. Penglihatan kabur.
9. Mudah timbul abses dan kesembuhan yang lama.
10. Ibu melahirkan bayi lebih dari 4 kg.
11. Ibu sering mengalami keguguran atau melahirkan bayi mati.

IV. Pengobatan Pada Pasien Diabetes Mellitus


Tujuan pengobatan diabetes mellitus adalah secara konsisten menormalkan kadar
glukosa darah dengan variasi minimum. Penelitian-penelitian erakhir mengisyaratkan
bahwa mempertahankan glukosa darah senormal dan sesering mungkin dapat
mengurangi angka kesakitan dan kematian. Tujuan ini dicapai melalui berbagai cara,
yang masing-masing disesuaikan secara individual.
1. Insulin: pengidap diabetes tipe I memerlukan terapi insulin. Tersedia berbagai jenis
insulin dengan asal dan kemurnian yang berbeda-beda.insulin juga berbeda-beda
dalam aspek saat awitan kerja, waktu puncak kerja, dan lama kerja. .pengidap
diabetes tipe II, walaupun dianggap tidak bergantung insulin, juga dapat memperoleh
manfaat dari terapi insulin. Pada pengidap diabetes tipe II, mungkin terjadi defisiensi
pelepasan insulin atau insulin yang dihasilkan kurang efektif karena mengalami
sedikit perubahan.
a. Pengertian insulin
Setiap orang butuh gula dan lemak untuk energi. Gula yang dimaksud disini
adalah glukosa yang dibutuhkan oleh tubuh untuk diolah jadi energi. Tetapi untuk
bisa menjadi energi dibutuhkan insulin yang bertugas untuk menembus sel agar
glukosa bisa masuk kedalam sel.
Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas dan berpartisipasi dalam
metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein. Pada permukaan setiap sel tubuh
terdapat reseptor insulin, pintu kecil yang membuka dan menutup untuk mengatur
aliran glukosa (gula yang digunakan oleh sel tubuh untuk energi) ke dalam sel.
Reseptor ini diaktifkan oleh insulin.
b. Waktu penggunaan insulin
Insulin terdapat dalam 3 bentuk dasar, masing-masing memiliki kecepatan dan
lama kerja yang berbeda:
1) Insulin kerja cepat.
Contohnya adalah insulin reguler, yang bekerja paling cepat dan paling
sebentar.
Insulin ini seringkali mulai menurunkan kadar gula dalam waktu 20 menit,
mencapai puncaknya dalam waktu 2-4 jam dan bekerja selama 6-8 jam.
Insulin kerja cepat seringkali digunakan oleh penderita yang menjalani
beberapa kali suntikan setiap harinya dan disutikkan 15-20 menit sebelum
makan.
2) Insulin kerja sedang.
Contohnya adalah insulin suspensi seng atau suspensi insulin isofan.
Mulai bekerja dalam waktu 1-3 jam, mencapai puncak maksimun dalam
waktu 6-10 jam dan bekerja selama 18-26 jam. Insulin ini bisa disuntikkan
pada pagi hari untuk memenuhi kebutuhan selama sehari dan dapat
disuntikkan pada malam hari untuk memenuhi kebutuhan sepanjang malam.
3) Insulin kerja lama
Contohnya adalah insulin suspensi seng yang telah dikembangkan.
Efeknya baru timbul setelah 6 jam dan bekerja selama 28-36 jam.

c. Cara penggunaan insulin


Penyuntikan insulin sering dilakukan dua kali per hari (atau bahkan lebih sering
lagi) untuk mengendalikan kenaikan kadar glukosa darah sesudah makan dan
pada malam hari.
1) Penyuntikan Insulin
a) Peralatan
b) Insulin
c) Mengenali informasi yang ada pada label botol insulin
 Tipe (misalnya, NPH, reguler, 70/30)
 Spesies (human, sapi/babi)
 Pabrik pembuat (Lilly, Novo Nordisk)
 Konsentrasi (misalnya, U-100)
 Tanggal kadaluwarsa

d) Memeriksa penampakan insulin


 Jernih atau putih susu
 Memeriksa flokulasi (penggumpalan, penampakkan bekuan)
e) Mengenali tempat membeli dan menyimpan insulin
 Menunjukkan berapa lama insulin yang tersimpan dalam botol yang
panjang akan habis terpakai (1000 unit perbotol insulin U-10)
 Menunjukkan berapa lama botol yang sudah dibuka masih dapat
digunakan.
Spuit
f) Mengidentifikasi tanda konsentrasi (U-100) pada spuit
g) Mengidentifikasi ukuran spuit (misalnya, 100-unit, 50-unit, 30-unit)
h) Menjelaskan cara yang tepat untuk membuang spuit yang sudah digunakan.
Persiapan dan pemberian suntikan insulin
1) Aspirasi insulin dengan tipe dan jumlah insulin yang tepat
2) Campur dua tipe insulin dengan benar jika diperlukan
3) Tusukkan jarum suntik dan masukkan larutan insulin
4) Jelaskan rotasi tempat penyuntikkan
 Peragakan penyuntikkan dengan menggunakan semua daerah anatomis
 Jelaskan pola rotasi seperti hanya menggunakan daerah abdomen atau
menggunakan daerah tubuh tertentu pada hari yang sama
 Menjelaskan sistem untuk mengingat lokasi tempat suntikan misalnya
membuat pola horizontal yang melintang daerah abdomen dengan garis
putus-putus
d. Cara penggunaan insulin secara mandiri
1) Dengan satu tangan lakukan fiksasi kulit dengan cara meregangkannya
membentuk suatu daerah yang cukup luas
2) Ambil spuit dengan tangan yang lain dan pegang seperti sedang memegang
pensil. Tusukkan jarum suntik tegak lurus ke dalam kulit.
3) Suntikkan insulin, dengan menekan tangkai pendorong sampai habis (sampai
tidak dapat ditekan lagi)
4) Tarik jarum suntik keluar dari kulit. Tekankan segumpal kapas didaerah
penyuntikkan selama beberapa detik.
Gunakan spuit sekali pakai dan buang pada kontainer plastik dengan
penutup (Yang bisa ditutup dengan erat) seperti wadah bekas larutan detergen
atau bahan pemutih
2. Pendidikan dan kepatuhan terhadap diet: adalah komponen penting lain pada
pengobatan diabetes tipe I dan II. Rencana diet diabetes dihitung secara individual
bergantung pada kebutuhan pertumbuhan, rencana penurunan berat (biasanya untuk
pasien diabetes tipe II), dan tingkat aktivitas. Distribusi kalori biasanya 50-60% dari
karbohidrat kompleks, 20% dari protein, dan 30% dari lemak. Diet juga mencakup
serat, vitamin, dan mineral. Sebagian penderita diabetes tipe II mengalami pemulihan
kadar glukosa darah mendekati normal hanya dengan intervensi diet karena adanya
peran faktor kegemukan.
a. Tujuan Diet :
1) Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal
2) Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal
3) Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan
normal
4) Menghindari atau menangani komplikasi akut
5) Mmeningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang
optimal

b. Prinsip Diet :
1) Makan harus selalu tepat jadwal dengan pembagian makan sebanyak 6 x yaitu
: 3 x makan besar dan 3 x makan selingan dengan jarak antar waktu makan 3
jam
2) Jumlah yang dimakan (porsi) sesuai dengan yang ditentukan
3) Jenis bahan makanan perlu diperhatikan : makanan yang diperbolehkan,
makanan yang dibatasi/makanan yang dihindari

c. Bahan makanan yang diperbolehkan :


1) Sumber karbohidrat kompleks : nasi, roti, mie, kentang, singkong, ubi dan
sagu
2) Sumber protein rendah lemak : ikan, ayam tanpa kulit, susu skim, tempe,
tahu, kacang-kacangan
3) Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah
dicerna. Makanan terutama diolah dengan cara dipanggang, dikukus, direbus,
disetup, dan dibakar

d. Makanan yang dibatasi/dihindari :


1) Mengandung banyak gula sederhana : gula pasir, gula merah, sirop, jam, jeli,
buah-buahan yang di-awetkan dengan gula, susu kental manis, minum an
botol ringan dan es krim
2) Mengandung banyak lemak : cake, makan siap saji (fast food), goreng-
gorengan
3) Mengandung banyak natrium : ikan asin, telur asin, makanan yang
diawetkan

e. Cara mengatur diet :


1) Makanlah secara teratur sesuai dengan jumlah dan pembagian makanan yang
telah ditentukan oleh ahli gizi
2) Gunakan daftar penukar bahan makanan sehingga anda dapat memilih bahan
makanan yang disukai dan menyesuaikan dengan menu keluarga
3) Semua buah boleh dimakan menurut aturan
4) Hindari penggunaan gula murni dan makanan yang terbuat dari gula murni,
kecuali untuk bumbu
5) Apabila menghendaki pemanis maka bisa diganti dengan gula buatan
(pemakaian sesuai aturan)
6) Periksalah kadar gula secara teratur
7) Perbanyak aktivitas fisik dan olahraga sesuai dengan kemampuan dan secara
teratur
f. Prinsip dasar diet diabetes, dengan pemberian kalori sesuai kebutuhan dasar
adalah berat badan ideal (BBI) x 25 kalori ditambah 20% untuk aktivitas.
Sedangkan untuk pria, BBI x 30 kalori ditambah 20% untuk aktivitas. Untuk
menentukan berat badan ideal bisa diambil patokan: BBI = tinggi badan (cm) –
100 cm – 10%. Contoh, seorang pria bertinggi badan 164 cm, berat badan 70 kg.
Maka BBI = 64 kg – 10% = 58 x 30 kalori = 1.740 kalori. Ditambah kalori
aktivitas 20%= 2.088 kalori. Jadi, pria ini memerlukan diet sekitar 2.000 kalori
sehari.
CONTOH MENU DIET UNTUK 2.100 KALORI
Menu diet B terdiri dari atas:
Protein : 65,49 g
Lemak : 45,89 g
Karbohidrat : 377,45 g
Kolesterol : 112,5 mg
Makan pagi (pk. 06.30)
Nasi : 110 g
Daging : 25 g
Tempe : 25 g
Sayuran A : 100 g
Sayuran B : 25 g
Minyak : 5g
Selingan (pk. 09.30)
Pisang : 200 g

Makan siang (pk. 12.30)


Nasi : 150 g
Daging : 40 g
Tempe : 25 g
Sayuran A : 100 g
Sayuran B : 50 g
Minyak : 10 g
Selingan (pk. 15.30)
Pisang/kentang : 200 g
Pepaya : 100 g
Makan malam (pk. 18.30)
Nasi : 150 g
Daging : 25 g
Tempe : 25 g
Sayuran A : 100 g
Sayuran B : 50 g
Minyak : 10 g
Selingan (pk. 21.30)
Pisang/kentang : 200 g
Pepaya : 100 g
CONTOH MENU UNTUK 1.600 KALORI
Makan pagi:
Setangkap roti tawar - 1,50 unit
Sebutir telur ayam - 1,25 unit
1 sendok the selai - 0,25 unit
1 gelas susu skim - 0,75 unit
Selingan (di kantor):
Arem-arem - 2,75 unit
Teh tanpa gula - bebas
Makan siang:
Nasi putih - 1,25 unit
Daging cah kembang Kol - 3,00 unit
Sayur bening bayam - 0,25 unit
Pepaya - 0,50 unit
Selingan sore:
Serabi pandan(kue basah) - 1,75 unit
1 gelas jus melon - 0,50 unit
Makan malam:
Nasi, sayur, daging, ikan goreng, Gado-
gado - 3,75 unit
1 gelas jus tomat - 0,25 unit
Selingan malam:
1 pisang ambon - 1,25 unit

3. Program Olahraga: terutama untuk pengidap diabetes tipe II, adalah intervensi
terapetik ketiga untuk diabetes mellitus. Olahraga, digabung dengan pembatasan diet,
akan mendorong penurunan berat dan dapat meningkatkan kepekaan insulin. Untuk
kedua tipe diabetes, olahraga terbukti dapat meningkatkan pemakaian glukosa oleh
sel sehingga kadar glukosa darah turun. Olahraga juga dapat meningkatkan kepekaan
sel terhadap insulin.
a. Prinsip latihan fisik yang dilakukan :
1) Continuous :
Latihan fisik harus berkesinambungan dan dilakukan terus menerus tanpa
berhenti. Contoh: Jogging 30 menit , maka pasien harus melakukannya
selama 30 menit tanpa henti.
2) Rhytmical :
Latihan olah raga dipilih yang berirama yaitu otot-otot berkontraksi dan
relaksasi secara teratur, contoh berlari, berenang, jalan kaki.
3) Interval :
Latihan dilakukan selang-seling antar gerak cepat dan lambat. Contoh: jalan
cepat diselingi jalan lambat, jogging diselangi jalan
4) Progresive :
Latihan dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan, dari intensitas ringan
sampi sedang selama mencapai 30 – 60 menit.
- Sasaran HR = 75 – 85 % dari maksimal HR
- Maksimal HR = 220 – ( umur )
5) Endurance :
Latihan daya tahan untuk meningkatkan kemampuan kardiorespirasi, seperti
jalan jogging dan sebagainya. Latihan dengan prinsip seperti di atas minimal
dilakukan 3 hari dalam seminggu, sedang 2 hari yang lain dapat digunakan
untuk melakukan olah raga kesenangannya.
b. Modifikasi senam sederhana dapat diberikan kepada penderita DM Lansia,
misalnya:

1) Menepuk kedua tangan di atas kepala kemudia di paha.


2) Secara bergantian menempatkan tangan di dada dan dibelakang kepala.
3) Latihan meregangkan bagian atas dan bagian bawah tubuh, leher, dan paha.
4) Membuat gerakan lingkaran dengan 2 lengan secara paralel di depan badan.
c. Olah raga yang teratur memainkan peran yang sangat penting dalam
menangani diabetes, manfaat – manfaat utamanya sebagai berikut:
1) Olah raga membantu membakar kalori karena dapat mengurangi berat badan.
2) Olah raga teratur dapat meningkatkan jumlah reseptor pada dinding sel
tempat insulin bisa melekatkan diri.
3) Olah raga memperbaiki sirkulasi darah dan menguatkan otot jantung.
4) Olah raga meningkatkan kadar kolesterol “baik” dan mengurangi kadar
kolesterol “jahat”
5) Olah raga teratur bisa membantu melepaskan kecemasan stress, dan
ketegangan, sehingga memberikan rasa sehat dan bugar.
d. Petunjuk olahraga untuk penderita diabetes yang bergantung insulin :
1) Monitor kadar glukosa darah sebelum dan sesudah berolah raga.
2) Hindari gula darah rendah dengan memakan karbohidrat ekstra sebelum olah
raga.
3) Hindari olah raga berat selama reaksi puncak insulin.
4) Lakukan suntikan insulin di tempat – tempat yang tidak akan digunakan
untuk berolah- raga aktif.
5) Ikuti saran dokter untuk mengurangi dosis insulin sebelum melakukan olah
raga yang melelahkan atau lama.
6) Glukosa darah bisa turun bahkan beberapa jam setelah berolah raga karena
itu sangat penting untuk memeriksa gula darah secara periodic.
e. Petunjuk olahraga untuk penderita diabetes yang tidak bergantung insulin :
1) Gula darah rendah jarang terjadi selama berola raga dan karena itu tidak
perlu untuk memakan karbohidrat ekstra.
2) Olah raga untuk menurunkan berat badan perlu didukung dengan
pengurangan asupan kalori.
3) Olah raga sedang perlu dilakukan setiap hari. Olah raga berat mungkin bisa
dilakukan tiga kali seminggu.
4) Sangat penting untuk melakukan latihan ringan guna pemanasan dan
pendinginan sebelum dan sesudah berolah raga.
5) Pilihlah olah raga yang paling sesuai dengan kesehatan dan gaya hidup anda
secara umum.
6) Manfaat olah raga akan hilang jika tidak berolah raga selama tiga hari
berturut-turut.
7) Olah raga bisa meningkatkan nafsu makan dan berarti juga asupan kalori
bertambah. Karena itu sangat penting bagi anda untuk menghindari makan
makanan ekstra setelah berolah raga.
8) Dosis obat telan untuk diabetes mungkin perlu dikurangi selama olah raga
teratur.

V. Pemantauan kadar glukosa dalam darah


Dengan melakukan pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri (SMBG; self –
monitoring of blood glucose), penderita diabetes ini dapat mengatur terapinya untuk
mengendalikan kadar glukosa darah secara optimal. Cara ini memungkinkan deteksi dan
pencegahan hipoglekimia serta hiperglikemia, dan berperan dalam menentukan kadar
glukosa darah normal yang kemungkinan akan mengurangi komplikasi diabetes panjang.
Berbagai metode kini tersedia untuk melakukan pemantauan mandiri kadar glukosa
darah. Kebanyakan metode tersebut mencakup pengambilan setetes darah dari ujung jari
tangan, aplikasi darah tersebut pada strip pereaksi khusus, dan kemudian darah tersebut
dibiarkan pada strip selama periode waktu tertentu (biasanya antara 45 dan 60 detik
sesuai ketentuan pabrik). Bantalan pereaksi pada strip akan berubah warnanya dan
kemudian dapat dicocokan dengan peta warna pada kemasan produk atau disisipkan
kedalam alat pengukur yang memperlihatkan angka digital kadar glukosa darah.

Anda mungkin juga menyukai