BAB II
OPERASI HUMIDIFIKASI
Tujuan Pengajaran :
1. Menjelaskan dan memahami pengertian , prinsip dasar proses
humidifikasi/dehumidifikasi dan menguraikan contoh proses
humidifikasi/dehumidifikasi
2. Menjelaskan perbedaan antara gas dengan uap , Penentuan data-data
kelembaban untuk campuran gas-uap khususnya campuran udara-uap air baik
dengan persamaan maupun dengan pembacaan physcometric cart
3. Menjelaskan pengertian temperatur bola basah dan Penentuan temperatur bola
basah dengan menggunakan persamaan atau pembacaan physcometric chart .
4. Menguraikan neraca massa dan neraca panas pada alat kontak gas-cairan dan
menghitung dimensi alat
Prasyarat :
Mahasiswa telah mempelajari dan memahami sistem kesetimbangan dan prinsip
dasar perpindahan massa.
A
PKrit C
Cairan R
P = 1 atm P Q
T
Uap
B
Td Tkrit
WA MA PA MA
Y’ = =Y …………..(4)
WB MB P PA MB
b. Persentase Kelembaban
Y'
Persentase kelembaban atau persentase kejenuhan didefinisikan sebagai 100
Y's
Y
atau100 ,dimana Y’s dan Ys masing-masing adalah kelembaban absolut massa dan
Ys
molar jenuh.. Campuran gas-uap dengan berbagai persentase kelembaban relatif dapat
ditunjukkan dalam diagram yang menyatakan hubungan antara tekanan uap dengan
temperatur, seperti terlihat pada gambar 2-2
’
100%
’
Y’ =
75% ’
50%
N
Y’1
’
O
temperatur
’
25%
Y’2
Gambar 2-2. Diagram kelembaban
c. Kelembaban Relatif
t
t2 tab PA t1 td
Kelembaban relatif atau kejenuhan relatif didefinisikan sebagai 100 ,dimana
PA '
PA adalah tekanan bagian uapdan PA’ tekanan uap cairan. Campuran gas-uap dengan
berbagai persentase kelembaban relatif dapat ditunjukkan dalam diagram yang menyatakan
hubungan antara tekanan uap dengan temperatur, seperti terlihat pada gambar 2-2
d. Temperatur Bola Kering
Temperatur bola kering adalah temperatur yang ditunjukkan oleh termometer yang
ditempatkan dalam campuran gas-uap.
e. Titik Embun
Titik embun campuran gas-uap adalah temperatur dimana campuran gas-uap
menjadi jenuh, apabila didinginkan tekanan total yang tetap tanpa berkontak dengan cairan.
Misalnya suatu campuran yang tidak jenuh yang ditunjukkan oleh titik M (gambar 3),
apabila didinginkan pada tekanan total yang tetap, akan bergerak mengikuti garis MN. Pada
N campuran menjadi jenuh. Temperatur yang sesuai dengan kondisi terakhir ini adalah titik
embun campuran, teb. Semua campuran yang mempunyai kelembaban absolut yang sama,
mempunyai tekanan embun yang sama pula. Kalau campuran yang jenuh N didinginkan
lebih lanjut maka cairan akan memisah dan campuran akan bergerak mengikuti kurva 100
% kejenuhan, misalnya sampai titik O. Jumlah cairan yang memisahuntuk satu satuan berat
gas adalah selisih kelembaban campuran gas-uap awal dan akhir, yaitu Y’1 – Y’2.
f. Volume Lembab
Volume lembab suatu campuran gas-uap adalah volume dalam ft3 satu pon ( lb)
gaskering dan uap yang dikandungnya pada temperatur dan tekanan yang berlaku. Untuk
suatu campuran dengan kelembaban absolut Y’, pada temperatur t o F dan tekanan P atm,
kalau campuran mengikuti hukum gas ideal maka volume lembabnya ialah :
1 Y' t 460 1
VH = 359
MB MA 492 P
1 Y ' t 460
= 0,73 ………………(5)
MB MA P
Volume lembab untuk campuran yang jenuh dihitung dengan Y’ =Y’s dan untuk gas
kering dengan Y’ = 0. Harga-harga ini dapat dilukiskan terhadap temperatur pada diagram
kelembaban. Untuk campuran dengan persentase kelembaban tertentu, volume lembab
dapat diperoleh dengan jalan interpolasi dengan menggunakan persamaan:
X
VHx = VHd + VHs VHd …………………..(6)
100
Dimana :
VHx = volume lembab gas dengan persentase kelembaban x
VHd = volume spesifik gas
VHs = volume lembab gas jenuh
g. Panas Lembab
Panas lembabadalah panas yang diperlukan untuk menaikkan temperatur 1 lb gas
dan uap yang dikandungnya sebesar 1 oF pada tekanan tetap. Untuk suatu campuran dengan
kelembaban Y’, maka panas lembabnya ialah :
Cs = CB + Y’CA ……………………………(7)
Dimana :
CA, CB = panas jenis uap dan gas pada tekanan tetap
PH 2 O lbuapair
Y’s = 0,622 …………….(9)
1 PH 2 O lbudara ker ing
ft 3
VH = (0,0252 + 0,045 Y’) (t + 460) …….(10)
lbudara ker ing
Btucampuran
Cs = 0,24 + 0,45 Y’
lbudara ker ing o F ………….(11)
T0 =32 oF
Mengenai entalpi, untuk temperatur dasar dipilih 32 oF untuk udara dan air, sehingga
diagram kelembaban ini dapat digunakan bersama-sama dengan tabel steam (kukus)
Y .P
0,0482 1 0,0460
PA = atmosfir.
1 Y 1,0482
a. Dari tabel steam tekanan uap air pada 135 oF adalah 0,1727 atmosfir. Sehingga
0,0460
Kelembaban relatif = 0,1727 x100 26,6 %
Cara lain dengan menarik garis kejenuhan adaibatis melalui D. Karena garis kejenuhan
adiabatis dapat dipandang sebagai garis dengan entalpi yang tetap, maka entalpi pada D
kira-kira samadengan entalpi pada F, yaitu 58,8 Btu/lb udara kering.
w.M A .PBM kG
tG – tw =
hG hR
'Y Y
w
' …………….(16)
Karena MB.PBM.kG = KY’ dan pada kondisi dimana h R dapat diabaikan terhadap hG, maka
persamaan (16) dapat ditulis menjadi :
w..K Y '
tG – tw = Y ' w Y ' ……………………(17)
hG
Cp.
Prandtl = Pr =
k
Schmidt = Sc =
.D AB
Yang berlaku untuk aliran turbulen dan tidak tergantung pada bilangan Reynold. Besaran
hG/kY’.Cs kadang-kadang disebut rasio psikometris. Untuk sistem udara- uap air, dimana
bilangan Prandtl samadengan 0,707, maka persamaan (18) menjadi :
hG
0,292 Sc 0, 567 ……………………(19)
ky '
Berdasarkan penyelidikan yang dilakukan oleh Dropkin terhadap data termometer bola
basah pada sistem udara – uap air, disimpulkan bahwa harga h G/ky’ untuk sistem ini adalah
0,236. Sedangkan panas lembab Cs untuk sistem udara – uap air pada kelembaban yang
sedang harganya kira-kira sama dengan 0,236. Sehingga didalam praktek, persamaan (16)
untuk persamaan bola basah dapat dianggap identik dengan persamaan (11) untuk proses
kejenuhan adiabatis. Dengan demikian maka termometer bola basah dapatlah ditentukan
kelembaban udara.
Contoh :
Udara mempunyai temperatur bola kering 150 oF, temperatur bolabasah 90 oF dan tekanan 1
atmosfir. Jika koefisien transfer panas secara radiasi diabaikan, maka tentukan kelembaban
udara.
Jawaban :
Temperatur bola basah tw = 90 oF
Dari tabel steam diperoleh panas laten penguapan pada 90 oF w = 1.042,2 Btu/lb.
Dari diagram kelembaban, diperoleh Yw’ = 0,031 lb uap air/lb udara kering. Untuk sistem
udara – uap = hG/ky’ = 0,236. Sehingga menurut persamaan (16) diperoleh :
w.M A .PBM kG
tG – tw =
hG hR
'Y Y
w
'
1.042,2
150 – 90 = 0,236 (0,031 Y ' )
lbuapair
Y’ = 0,017 lbudara ker ing
Dengan cara pendekatan karena tw = tas = 90 oF dan tG = 150 oF, maka dengan pertolongan
diagram kelembaban diperoleh Y’ = 0,017 lb uap air/lb udara kering.
a) Neraca Bahan dz
G’s
G’s
G’s H’ G’s
Y’1 Y’2 H’+dH Y’2
tG1 tG Y’2+dY’ tG2
tG+dt
H’1 L’ H’2
L’1 TL L’ +dL L’2
0
h TL +dLLz
TL1 TL2
h + dh
h1 H2
Gambar 2-3a. Neraca massa
dL’ =G’s dY’…………….(20)
L’2 – L1’ = G’s (Y’2 – Y’1)
dS = a dz ………………… (21)
b) Neraca Panas : dz
d(L’h)
L’h L’ h2
Cairan
L’ h1 G’s H’2*
G’s H’2
G’s H’1
G’dH’s G’s H’2
G’s H’1
G’s H’1
0 z
dz
d(L’h)
tL dtL tL2
tL1 Ti
ti2
TG dtG
ti1 tG2
tG1
0 z
Gambar 2-3c. kecepatan transfer panas sensibel
Kecepatan transfer panas sensibel
Lapisan cairan
L CAL dtL = hL a ( tL – ti ) dz ………………………..(25)
Lapisan gas :
G’s Cs dtG = hG a ( ti – tG ) dz……………………….(26)
Kecepatantransfer massa
G’s dY’ = ky’ a ( Y’G – Y’ )dz………………………(27)
Didalam menara pendingin, air pendingin yang telah menjadi panas karena telah
digunakan dalam proses pendinginan, didinginkan dengan menggunakan udara dingin. Air
akan mengalami pendinginan disebabkan karena kehilangan panas sensibel maupun karena
penguapan sebagian dari cairannya. Sebaliknya udara akan menjadi panas akan mengalami
pelembaban. Air yang telah menjadi dingin selanjutnya dapat digunakan kembali sebagai
pendingin.
Y’i1
Y’ Y’2
dY’
Y’1
0 z
L’ CAL dt L G ' s
tL1
dH ' …………………………….(28)
H '1
H’2 Q
(tL , Hi’)
Gambar2-4 :Operasi menara pendingin
Garis Operasi lereng
Selanjutnya kalau persamaan (24)digabungkan dengan persamaan
L’CAL /(26)
G’s dan(27), maka
H’1 P Lereng
diperoleh, = -hLa /kY’a
Apabila kurva keseimbangan dapat dipandang sebagai garis lurus untuk Daerah
yang ditinjau, maka sebagai ganti dari koefisien transfer massa individual dapat
digunakan koefisien transfer massa keseluruhan, sehingga persamaan (33 ) menjadi
G’s dH’ = K’Y a ( H’* – H’ ) dz…………………………….(34)
Dimana H’* adalah entalpi udara jika seandainya jenuh pada suhu t L. Kalau
dianggapbahwa harga KY’a tetap maka integrasi persamaan ( 33 ) memberikan.
H '2 z
dH ' K a.z K Y ' a.z
H '1
H '* H '
Y'
G' s dz
0
G' s
……………………..(35)
Persamaan ( ) selanjutnya dapat dihitung dengan jalan integrasi secara garis ruas kiri
persamaan tersebut untuk menentukan tinggi menara pendingin z, dengan jalan
melukiskan 1/H’* - H’ sebagai ordinat terhadap H’ sebagai absis, dan selanjutnya
menentukan luas Daerah di bawah kurva antara batas-batas H’ 1 dan H’2. Dengan cara
lain
H '2
dH ' H ' 2 H '1
H '1
H '* H ' ( H '* H ' ) rt
N tOG ………………..(36)
Bagian tengah persamaan (36 ) menunjukkan berapa kali gaya pendorong beda entalpi
rata-rata akan membagi perubahan entalpi gas. Ini merupakan ukuran mengenai
kesulitan transfer entalpi dan disebut bilangan satuan transfer keseluruhan, NtOG.
Selanjutnya :
Z = HtOG x NtOG ……………………………………..(37)
Dimana HtOG adalah tinggi satuan transfer keseluruhan, sehingga :
G's
HtOG = ………………………………… (38)
KY 'a
Apabila garis operasi menyinggung kurva keseimbangan pada suatu titik tertentu maka
pada titik tersebut garis pendorong sama dengan nol, sehingga dibutuhkan luas muka
kontak atau tinggi menara z yang tidak terhingga besarnya. Keadaan ini merupakan
perbandingan L’/G’s batas yang diperkenankan. Karena entalpi H’ praktis merupakan
fungsi dari temperatur kejenuhan adiabatis atau temperatur bola basah maka
temperaturbola basah harganya harus lebih rendah dari temperatur air keluar t L1, tetapi
temperatur bola keringnya tidak harus demikian. Sehingga sangat mungkin untuk
mendinginkan air di dalam menara pendingin, samapi temperatur yang lebih rendah dari
pada temperatur udara kering yang masuk. Beda antara temperatur cairan yang keluar
dengan temperatur bola basah udara masuk, tL1 – tw1, disebut pendekatan temperatur
bola basah, yang merupakan ukuran besarnya gaya pendorong yang tersedia untuk
difusi pada bagian bawah menara pendingin. Dalam perancangan menara pendingin,
biasanya harga ini ditentukan antara 5 –10 oF. Udara yang meninggalkan pendingin
hampir jenuh, dan untuk memperkirakan penguapan air biasanya udara yang
meninggalkan menara pendingin dianggap jenuh.
Contoh :
Sebuah pabrik memerlukan 2.000 lb/menit air pendingin dan akan menghilangkan
panas didalam kondenser sebesar 55.000 Btu/menit. Air meninggalkan kondenser pada
o
temperatur 110 F, dan direncanakan untuk mendinginkannya di dalam menar
pendingin. Air tambahan yang digunakan temperaturnya 50 oF. Kondisi perancangan
yang dipilih ialah udara masuk pada temperatur bola kering 85 oF, temperatur bola
basah 75 oF, air didinginkan samapi mendekati 10 oF temperatur bola basah udara
masuk, digunakan perbandingan udara/air sebesar 1,5 kali perbandingan udara udara/air
minimum. Untuk bahan isian yang digunakan, harga KY’a adalah 200 lb/(j) (ft3) (Y’),
apabila kecepatan air sekurang-kurangnya 2.000lb/j ft2 dan kecepatan aliran gas
sekurang-kurangnya 1.500 lb/j ft2.
Hitunglah luas penampang dan tinggi bahan isian di dalam menara, dan banyaknya air
tambahan yang diperlukan.
Jawaban :
Misalkan bahwa luas penampang menara pendingin adalah A ft 2, sehingga
2.000 120.000
kecepatan aliran massa air pendingin adalah lb / menitft 2 atau lb / jft 2 .
A A
Selanjutnya soal tersebut dapat dituangkan dalam bentuk diagram alir, seperti terlihat
pada gambar ( ). Sedangkan kelembaban dan entalpi udara dapat diperoleh dari
diagram kelembaban.
Q’
(tL , Hi’)
Pada gambar 2-6, titik P menunjukkan kondisi dasar menara (t L1 = 85 oF, H’1 = 31,0
Btu/lb). Garis operasi akan melalui titik P dan berakhir pada t L2 = 110 oF. Untuk harga
G’s minimum, garis operasi akan mempunyai lereng yang terbesar, dimana garis operasi
akan menyinggung kurva keseimbangan pada titik Q’, dimana H’2 = 84,7 Btu/lb.
Sehingga lereng garis PO’.
L' C AL (120.000) / A(1) 84,7 31,0
G ' s min G ' s min 110 85
Dan
55.900
G’s min = lbudara ker ing / jft 2
A
Untuk kecepatan gas 1,5 kali kecepatan gas minimum, maka :
G’s = 1,5 x 55.000/A = 83.800 lb udara kering/j ft2
Sehingga
H ' 2 31,0 (120.000 / A)(1)
110 85 (83.800 / A)
Dan
H’2 = 66,8 Btu/lb udara
Dengan demikian maka garis operasi PQ dapat dilukis
Untuk kecepatan air sekurang-kurangnya 2.000 lb/j ft2, penampang menara adalah,
120.000
60 ft 2
2.000
Untuk kecepatan air sekurang-kurangnya 2.000 lb/j ft2, penampang menara adalah,
83.800
56 ft 2
1.500
Luas penampang yang diambil adalah 56 ft2, karena kecepatan aliran akan
melampaui harga minimum, untukmenjamin agar KY’a = 200. Selanjutnya untuk
menghitung tinggi menara pendingin, maka dilakukan integrasi secara grafis, dengan
membuat sebuah diagram yang menyatakan hubungan antara 1/H’* - H’ terhadap H’ dan
selanjutnya menentukan luas Daerah di bawah kurva antara batas-batas H’1= 31,0 Btu/lb
dan H’2 = 66,8 Btu/lb. Harga H’* diperoleh dari gambar di bawah.
Adapun perhitungan adalah sebagai berikut :
tL, oF H’(garis operasi) H’* (kurve) 1
H '* H '
85 31,0 41,9 0,0917
90 38,3 48,2 0,1011
95 45,3 55,7 0,0980
100 52,5 64,0 0,0885
105 59,5 74,2 0,0680
110 66,8 84,7 0,0558
Selanjutnya data dalamkolom terakhir 1/H’* - H’ dibuat grafik terhadap data dalam
kolom kedua H’ dan ternya bahwa luas Daerah di bawah kurva adalah 3,18. Sehingga
menurut persamaan
K Y ' az 200.z
3,18 =
G' s 1.500
z = 23,8 ft
Kebutuhan air tambahan M dapat diperkirakan dengan menganggap bahwa udara
meninggalkan mena pendingin dalam keadaan jenuh, yaitu Y’2 = 0,0453 (udara jenuh pada
entalpi H’2 = 66,8 Btu/lb)
Neraca entalpi untuk seluruh pabrik,
3.300.000 + (M) (1) (50 – 32) + G’s (31,0) = G’s H’2
Neraca air,
M = G’s (Y’2 – 0,0165)
Eliminasi G’s diperoleh
3.300.000 3.300.000
2.690lb / j
M= H ' 2 41, 0 66,8 31,0
Y ' 2 0,0165 0,0453 0,0165
Rangkuman :
Latihan Soal
1. Campuran antara udara (B) dan uap air (B) mempunyai Temperatur bola kering 135oF
absolut humidity 0,03 lb air/lb udara kering pada tekanan 1 atm, tentukanlah
karakteristik yang lainnya
2. Campuran antara udara (B) dan uap air (B) mempunyai kelembaban absolut molar
0,025 lbmol air/lbmol udara kering dan persen kelembaban 75% pada tekanan 1 atm,
tentukanlah karakteristik yang lainnya
3. Udara sebanyak 1000 ft3/menit pada 210 oF dan temperatur bola basah 121oF,tekanan
1 atm akan diubah menjadi udara yang mempunyai temperatur 110oFdengan
kelembaban absolut 0,02 lb uap air/lb udara basah melalui 2 langkah operasi yaitu :
- pendinginan pada tekanan tetap
- pemanasa pada tekanan tetap. Tentukan :
Kunci jawaban
1. 1.22,9% ; 0,0482 lbmol uap/lbmol ud.kering ; 0,1726 atm ;
26,65%; 87,5oF; 15,72 cuft ud.basah/lbud.kering ; 0,254 BTU campuran/lb
ud.keringoF ; 58,4 BTU campuran/lbudkering