Anda di halaman 1dari 24

Operasi Humudifikasi

BAB II
OPERASI HUMIDIFIKASI

Nama Topik : Operasi Humidifikasi


Pendahuluan
Secara harfiah operasi humidifikasi berarti operasi pelembaban. Namun di dalam
praktek, operasi humidifikasi mempunyai arti yany lebih luas yang tidak hanya terbatas
pada operasi pelembaban saja, tetapi juga meliputi operasi dehumidifikasi (operasi
menurunkan kelembaban), pendinginan cairan, pendinginan gas dan pengukuran
kelembaban gas. Bahan yang dipindahkan diantara fase-fase dalam operasi humidifikasi
meliputi bahan fase cair murni yang dipindahkan dengan cara penguapan dan
pengembunan. Di dalam operasi humidifikasi disamping terjadi perpindahan massa juga
terjadi perpindahan panas, sehingga perlu mengetahui karakteristik keseimbangan sistem
juga karakteristik entalpi sistem

Tujuan Pengajaran :
1. Menjelaskan dan memahami pengertian , prinsip dasar proses
humidifikasi/dehumidifikasi dan menguraikan contoh proses
humidifikasi/dehumidifikasi
2. Menjelaskan perbedaan antara gas dengan uap , Penentuan data-data
kelembaban untuk campuran gas-uap khususnya campuran udara-uap air baik
dengan persamaan maupun dengan pembacaan physcometric cart
3. Menjelaskan pengertian temperatur bola basah dan Penentuan temperatur bola
basah dengan menggunakan persamaan atau pembacaan physcometric chart .
4. Menguraikan neraca massa dan neraca panas pada alat kontak gas-cairan dan
menghitung dimensi alat

PERPINDAHAN MASSA THERMAL 34


Operasi Humudifikasi

Prasyarat :
Mahasiswa telah mempelajari dan memahami sistem kesetimbangan dan prinsip
dasar perpindahan massa.

Batas Waktu penyelesaian topik : 8 x 45 Menit

2.1 Kurva Tekanan Uap


Setiap cairan akan memberikan tekanan uap keseimbangan yang harganya
tergantung kepada temperatur. Apabila tekanan uap keseimbangan dibuat grafik terhadap
temperatur, maka akan diperoleh gambar 2-1. Kurva tekanan uap setiap zat adalah khas ,
namun bentuk umumnya seperti yang terlihat pada gambar 2-1. Kurva cairan dibatasi oleh
dua buah titik, yaitu titik kritis Cdan titik tripel T. Pada kurva ini cairan dan uap berada
dalam keseimbangan. Pada titik kritis perbedaan antara fase cair dan fase uap sudah tidak
ada lagi, dan semua sifat-sifat cairan seperti rapat (densitas), kekentalan (viskositas), indeks
bias dll menjadi sama dengan sifat-sifat uap. Di dalam gambar 2-1 juga dilukiskan kurva
keseimbangan TA dan TB yang menunjukkan hubungan keseimbangan antara zat padat
dengan cairan dan antara zat padat dan uap. Dengan adanya ketiga kurva TA, TB dan TC
maka daerah di dalam diagram dibagi menjadi tiga yaitu daerah zat padat, zat cair dan uap.
Titik P pada diagram, menunjukkan zat dalam keadaan cair pada tekanan 1 atm dan
temperatur tertentu. Kalau zat ini dipanaskan pada tekanan tetap, maka zat ini akan
mendidih pada titik Q. Pemanasan selanjutnya, zat ini akan tetap berada pada titik Q,
selama zat cair masih ada. Kalau semua zat cair telah berubah menjadi uap, pemanasan
akan mengakibatkan titik bergerak ke kanan samap titik R. Panas yang digunakan untuk
menguapkan cairan pada titik Q, atau untuk memanaskan uap dari Q sampai R disebut
panas sensibel sedangkan panas untuk menguapkan cairan pada Q disebut panas laten
penguapan. Jadi pada panas sensibel tidak terjadi perubahan fase sedangkan pada panas
laten terjadi perubahan fase. Selanjutnya temperatur dimana cairan mendidih apabila
tekanan luar sama dengan 1 atm disebut titik didih normal.

PERPINDAHAN MASSA THERMAL 35


Operasi Humudifikasi

A
PKrit C
Cairan R
P = 1 atm P Q

tekanan Zat padat


Gas

T
Uap
B
Td Tkrit

Gambar 2.1 Kurva Tekanan Uap


2.3 Campuran Gas-Uap
Pada dasarnya secara fisis tiadak ada perbedaan antara gas dan uap. Namun dalam
pembicaraan operasi humidifikasi perlu dibedakan antara keduanya. Uap adalah zat dalam
fase gas yang relatif dekat dengan temperatur kondensasinya sedangkan gas adalah zat
dalam fase gas yang jauh dari temperatur kritisnya. Di dalam pembicaraan selanjutnya uap
diberi simbol A dan gas diberi simbol B.
Beberapa istilah dalam operasi humidifikasi
a. Kelembaban absolut (mutlak )
Kelembaban absolut adalah perbandingan antara massa gas. Ada dua macam
kelembaban absolut , yaitu kelembaban absolut massa Y’ dan kelembaban absolut molar Y,
yang masing-masing didefinisikan sebagai :
WA lb.uap
Y’ = lb.gas
……………….(1)
WB
nA lbmol.uap
Y = lbmol.gas
…………….(2)
nB
Untuk campuran gas, perbandingan mol adalah sama dengan perbandingan tekanan
parsial, sehingga persamaan (2) dapat ditulis :
nA YA PA PA
Y=    ………………(3)
nB YB PB P  PA

PERPINDAHAN MASSA THERMAL 36


Operasi Humudifikasi

Selanjutnya hubungan antara kelembaban absolut molar dan massa adalah :

WA MA PA MA
Y’ = =Y  …………..(4)
WB MB P  PA MB
b. Persentase Kelembaban
Y'
Persentase kelembaban atau persentase kejenuhan didefinisikan sebagai 100
Y's

Y
atau100 ,dimana Y’s dan Ys masing-masing adalah kelembaban absolut massa dan
Ys
molar jenuh.. Campuran gas-uap dengan berbagai persentase kelembaban relatif dapat
ditunjukkan dalam diagram yang menyatakan hubungan antara tekanan uap dengan
temperatur, seperti terlihat pada gambar 2-2


100%

Y’ =
75% ’
50%
N
Y’1

O
temperatur

25%
Y’2
Gambar 2-2. Diagram kelembaban

c. Kelembaban Relatif
t
t2 tab PA t1 td
Kelembaban relatif atau kejenuhan relatif didefinisikan sebagai 100 ,dimana
PA '
PA adalah tekanan bagian uapdan PA’ tekanan uap cairan. Campuran gas-uap dengan
berbagai persentase kelembaban relatif dapat ditunjukkan dalam diagram yang menyatakan
hubungan antara tekanan uap dengan temperatur, seperti terlihat pada gambar 2-2
d. Temperatur Bola Kering

PERPINDAHAN MASSA THERMAL 37


Operasi Humudifikasi

Temperatur bola kering adalah temperatur yang ditunjukkan oleh termometer yang
ditempatkan dalam campuran gas-uap.

e. Titik Embun
Titik embun campuran gas-uap adalah temperatur dimana campuran gas-uap
menjadi jenuh, apabila didinginkan tekanan total yang tetap tanpa berkontak dengan cairan.
Misalnya suatu campuran yang tidak jenuh yang ditunjukkan oleh titik M (gambar 3),
apabila didinginkan pada tekanan total yang tetap, akan bergerak mengikuti garis MN. Pada
N campuran menjadi jenuh. Temperatur yang sesuai dengan kondisi terakhir ini adalah titik
embun campuran, teb. Semua campuran yang mempunyai kelembaban absolut yang sama,
mempunyai tekanan embun yang sama pula. Kalau campuran yang jenuh N didinginkan
lebih lanjut maka cairan akan memisah dan campuran akan bergerak mengikuti kurva 100
% kejenuhan, misalnya sampai titik O. Jumlah cairan yang memisahuntuk satu satuan berat
gas adalah selisih kelembaban campuran gas-uap awal dan akhir, yaitu Y’1 – Y’2.
f. Volume Lembab
Volume lembab suatu campuran gas-uap adalah volume dalam ft3 satu pon ( lb)
gaskering dan uap yang dikandungnya pada temperatur dan tekanan yang berlaku. Untuk
suatu campuran dengan kelembaban absolut Y’, pada temperatur t o F dan tekanan P atm,
kalau campuran mengikuti hukum gas ideal maka volume lembabnya ialah :
 1 Y'   t  460 1
VH =    359
 MB MA  492 P

 1 Y '  t  460 
= 0,73     ………………(5)
 MB MA  P 
Volume lembab untuk campuran yang jenuh dihitung dengan Y’ =Y’s dan untuk gas
kering dengan Y’ = 0. Harga-harga ini dapat dilukiskan terhadap temperatur pada diagram
kelembaban. Untuk campuran dengan persentase kelembaban tertentu, volume lembab
dapat diperoleh dengan jalan interpolasi dengan menggunakan persamaan:
X
VHx = VHd + VHs  VHd  …………………..(6)
100

PERPINDAHAN MASSA THERMAL 38


Operasi Humudifikasi

Dimana :
VHx = volume lembab gas dengan persentase kelembaban x
VHd = volume spesifik gas
VHs = volume lembab gas jenuh
g. Panas Lembab
Panas lembabadalah panas yang diperlukan untuk menaikkan temperatur 1 lb gas
dan uap yang dikandungnya sebesar 1 oF pada tekanan tetap. Untuk suatu campuran dengan
kelembaban Y’, maka panas lembabnya ialah :
Cs = CB + Y’CA ……………………………(7)
Dimana :
CA, CB = panas jenis uap dan gas pada tekanan tetap

2.4 Sistem Udara Uap Air


Sistem udara-uap air merupakan sistem gas-uap yang paling sering dijumpai
sehingga diagram kelembaban untuk sistem ini merupakan diagram yang paling lengkap
dibandingkan dengan sistem gas-uap yang lain. Diagram kelembaban sistem udara-uap air
disebut juga peta psikometrik seperti terlihat pada gambar 4 berlaku untuk tekanan1 atm
dan dibuat berdasarkan persamaan sebagai berikut :
MA = 18,02 MB = 28,97
PH 2 O lbuapair
Y’ = 0,622 ……………...(8)
1  PH 2 O lbudara ker ing

PH 2 O lbuapair
Y’s = 0,622 …………….(9)
1  PH 2 O lbudara ker ing

ft 3
VH = (0,0252 + 0,045 Y’) (t + 460) …….(10)
lbudara ker ing

Btucampuran
Cs = 0,24 + 0,45 Y’
 lbudara ker ing o F  ………….(11)
T0 =32 oF

PERPINDAHAN MASSA THERMAL 39


Operasi Humudifikasi

0 = 1.075,2 Btu/lb pada 32 oF


Btucamp
H’ = (0,24 + 0,45 Y’) (t – 32) + 1.075,2 Y’ lbudara ker ing ………(12)

Mengenai entalpi, untuk temperatur dasar dipilih 32 oF untuk udara dan air, sehingga
diagram kelembaban ini dapat digunakan bersama-sama dengan tabel steam (kukus)
Y .P

 0,0482 1  0,0460
PA = atmosfir.
1 Y 1,0482 
a. Dari tabel steam tekanan uap air pada 135 oF adalah 0,1727 atmosfir. Sehingga
0,0460
Kelembaban relatif = 0,1727 x100  26,6 %

b. Titik embun diperoleh dengan menarik garis horisontal ke kiri melalui


titikD sampai memotong kueve persentase kejenuhan 100 % dan
diperoleh harga 89 oF (titik E)
c. Volume spesifik udara diperoleh dengan jalan interpolasi dengan menggunakan
persamaan (7 ).
Volume spesifik udara = 15,0 ft3/lb udara kering
Volume lembab udara jenuh = 18,15 ft3/lb udara kering
Sehingga volume lembab udara,
VH = 15,0 + 22,9/100 (18,15 – 15,0) = 15,72 ft3/ lb udara kering
d. Panaslembab udara,
Cs = 0,24 + (0,45) (0,030) = 0,254 Btu/lb oF
e. Entalpi udara diperoleh dengan jalan interpolasi dengan menggunakan
persamaan ( 12)
Entalpi udara kering = 24,7 Btu/lb udara kering
Entalpi udara jenuh =171,0 Btu/lb udara kering
Sehingga entalpi udara,
H’ = 24,7 + 22,9/100 (171,0 – 24,7) = 58,2 Btu/lb udara kering

PERPINDAHAN MASSA THERMAL 40


Operasi Humudifikasi

Cara lain dengan menarik garis kejenuhan adaibatis melalui D. Karena garis kejenuhan
adiabatis dapat dipandang sebagai garis dengan entalpi yang tetap, maka entalpi pada D
kira-kira samadengan entalpi pada F, yaitu 58,8 Btu/lb udara kering.

2.5 Temperatur Bola Basah


Temperatur bola basah adalah temperatur keseimbangan yang dicapai oleh sejumlah
kecil cairan yang menguap ke dalam sejumlah besar campuran gas-uap yang tidak jenuh.
Ditinjau sebuah tetes cairan yang ditempatkan di dalam arus campuran gas-uap
yang tidak jenuh yang bergerak dengan cepat. Apabila temperatur tetes cairan mula-mula
lebih tinggi dari pada titik embun gas, maka tekanan uap cairan pada permukaan tetes akan
lebih besar dari pada tekanan parsial uap di dalam gas, sehingga cairan akan menguap dan
mendifusi ke dalam gas. Panas laten penguapan pertama-tama diberikan oleh panas sensibel
tetes cairan, sehingga temperatur tetes cairan akan turun. Segera setelah temperatur tetes
berada di bawah temperatur bola kering gas, panas akan mengalir dari gas ke tetes cairan
dengan kecepatan yang semakin bertambah besar apabila beda temperaturnya semakin
besar. Akhirnya akan dicapai suatu keseimbangan dimana kecepatan transfer panas dari gas
ke tetes cairan menjadi sama dengan kecepatan keperluan panas untuk penguapan. Pada
keadaan ini temperatur tetes cairan harganya tetap pada sesuatu harga tertentu yang lebih
rendah yang disebut temperatur bola basah. Mekanisme proses temperatur bola basah pada
dasarnya sama dengan proses pendinginan adiabatis, kecuali bahwa pada proses temperatur
bola basah, kelembaban gas dianggap tetap.
Sekarang ditinjau sebuah tetes cairan yang telah mencapai keadaan keseimbangan
yang berada di dalam arus campuran gas-uap, gambar 4. Karena arus campuran gas-uap
jumlahnya sangat besar , maka dianggap tidak terjadi perubahan kelembaban gas karena
penguapan cairan. Misalkan bahwa luas muka tetes adalah S dan kecepatan penguapan
adalah W. Dengan mengabaikan panas sensibel yang diperlukan untuk memanaskan lewat
bahan yang teruapkan dari tw ke tG, maka panas yang diperlukan untuk penguapan ialah :
q = w. W … ……………….(13)

PERPINDAHAN MASSA THERMAL 41


Operasi Humudifikasi

Kecepatan perpindahan massa pada penguapan :


W = MA .S. kG (PA - oPA) ………………..(14)
Kecepatan perpindahan panas q merupakan jumlah kecepatan perpindahan panas karena
konduksi, konveksi dan radiasi. Kalau koefician perpindahan panas karena konveksi dan
konduksi adalah hG, dan karena radiasi adalah hR untuk Daerah beda temperatur tG – tw,
maka kecepatan perpindahan panas :
q = (hG + hR) S (tG – tw) ………………….(15)
Penggabungan persamaan (13), (14) dan (15) memberikan:
w.M A .k G
tG – tw =
hG  hR
 PA  o PA 

w.M A .PBM kG
tG – tw =

hG  hR
 'Y  Y 
w
' …………….(16)

Karena MB.PBM.kG = KY’ dan pada kondisi dimana h R dapat diabaikan terhadap hG, maka
persamaan (16) dapat ditulis menjadi :
w..K Y '
tG – tw =  Y ' w  Y ' ……………………(17)
hG

Besaran tG – tw disebut depresi bola basah.


Untuk menggunakan persamaan (17) untuk menghitung Y’ harus tersedia harga h G/kY’.
Harga hG/kY’ dapat ditentukan berdasarkan hasil penyelidikan Henry dan Epstein. Untuk
aliran gas melalui tabung, seperti temperatur bola basah, ternyata bahwa untuk 18 sistem
uap-gas dapat dikoreksi menurut persamaan :
0 , 567
hG  Sc 
   Le 0,567 ………………….(18)
k Y '.Cs  Pr 

Cp.
Prandtl = Pr =
k

Schmidt = Sc =
 .D AB

PERPINDAHAN MASSA THERMAL 42


Operasi Humudifikasi

Yang berlaku untuk aliran turbulen dan tidak tergantung pada bilangan Reynold. Besaran
hG/kY’.Cs kadang-kadang disebut rasio psikometris. Untuk sistem udara- uap air, dimana
bilangan Prandtl samadengan 0,707, maka persamaan (18) menjadi :
hG
 0,292 Sc 0, 567 ……………………(19)
ky '

Berdasarkan penyelidikan yang dilakukan oleh Dropkin terhadap data termometer bola
basah pada sistem udara – uap air, disimpulkan bahwa harga h G/ky’ untuk sistem ini adalah
0,236. Sedangkan panas lembab Cs untuk sistem udara – uap air pada kelembaban yang
sedang harganya kira-kira sama dengan 0,236. Sehingga didalam praktek, persamaan (16)
untuk persamaan bola basah dapat dianggap identik dengan persamaan (11) untuk proses
kejenuhan adiabatis. Dengan demikian maka termometer bola basah dapatlah ditentukan
kelembaban udara.
Contoh :
Udara mempunyai temperatur bola kering 150 oF, temperatur bolabasah 90 oF dan tekanan 1
atmosfir. Jika koefisien transfer panas secara radiasi diabaikan, maka tentukan kelembaban
udara.
Jawaban :
Temperatur bola basah tw = 90 oF
Dari tabel steam diperoleh panas laten penguapan pada 90 oF w = 1.042,2 Btu/lb.
Dari diagram kelembaban, diperoleh Yw’ = 0,031 lb uap air/lb udara kering. Untuk sistem
udara – uap = hG/ky’ = 0,236. Sehingga menurut persamaan (16) diperoleh :

w.M A .PBM kG
tG – tw =

hG  hR
 'Y  Y 
w
'

1.042,2
150 – 90 = 0,236 (0,031  Y ' )

PERPINDAHAN MASSA THERMAL 43


Operasi Humudifikasi

lbuapair
Y’ = 0,017 lbudara ker ing

Dengan cara pendekatan karena tw = tas = 90 oF dan tG = 150 oF, maka dengan pertolongan
diagram kelembaban diperoleh Y’ = 0,017 lb uap air/lb udara kering.

2.6 Analisa Alat Kontak Gas – Cairan


Kontak langsung antara gas dengan cairan mempunyai beberapa tujuan yaitu antara
lain untuk mendinginkan cairan, melembabkan ataupun menurunkan kelembaban gas. Arah
difusi uap, yang mengakibatkan pelembaban ataupun penurunan kelembaban gas,
tergantung kepada perbedan kelembaban pada permukaan cairan dan kelembaban pada
badan utama gas. Karena cairan merupakan zat yang murni, maka didalam cairan tidak
terdapat gradian konsentrasi dan tahanan terhadap transfer massa seluruhnya terdapat
dalam fase gas, karena penguapan dan pengembunan, maka transfer panas laten selalu
searah dengan arah transfer massa. Sedangkan transfer panas sensibel yang terjadi didalam
sistem, tergantung kepada gradien temperatur yang ada didalam sistem.
Didalam analisis kontak gas – cairan, akan dicari hubungan – hubungan yang ada
didalam sistem alat kontak. Disini alat kontak yang akan dianalisis ialah menara pendingin,
alat dehumifikasi dan alat pendingin pelembab adiabatis.
Menara pendingin
Menara pendingin adalah menara yang digunakan untuk mendinginkan air
pendingin yang telah menjadi pemanas pada proses pendinginan, sehingga air pendingin
yang telah dingin dapat digunakan untuk proses pendinginan selanjutnya.
Didalam menganalisis alat kontak, selanjutnya dianggap bahwa prosesnya
berlangsung secara adiabatis. Selanjutnya untuk mendapatkan hubungan – hubungan yang
ada didalam menara pendingin, maka ditinjau gambar 2-3 a, b, c dan d masing-masing
menunjukkan hubungan neraca bahan, neraca panas, kecepatan transfer panas sensibel dan
kecepatan transfer massa yang ada didalam menara pendingin.

PERPINDAHAN MASSA THERMAL 44


Operasi Humudifikasi

a) Neraca Bahan dz
G’s
G’s
G’s H’ G’s
Y’1 Y’2 H’+dH Y’2
tG1 tG Y’2+dY’ tG2
tG+dt
H’1 L’ H’2
L’1 TL L’ +dL L’2
0
h TL +dLLz
TL1 TL2
h + dh
h1 H2
Gambar 2-3a. Neraca massa
dL’ =G’s dY’…………….(20)
L’2 – L1’ = G’s (Y’2 – Y’1)
dS = a dz ………………… (21)
b) Neraca Panas : dz
d(L’h)
L’h L’ h2
Cairan
L’ h1 G’s H’2*
G’s H’2
G’s H’1
G’dH’s G’s H’2
G’s H’1

G’s H’1

0 z

Gambar 2-3b .neraca panas


d (L’h) = G’s dH’……………………………(22)
L’2 = L’1 = L’
L’ CAL dtL = G’s dH’ ………………………(23)…
G’s dH = G’s d [Cs ( tG – t0 + Y’0 )
G’s dH = G’s Cs dtG + G’s 0 dY’………….(24)

PERPINDAHAN MASSA THERMAL 45


Operasi Humudifikasi

c) Kecepatan transfer panas sensibel

dz
d(L’h)

tL dtL tL2

tL1 Ti
ti2
TG dtG
ti1 tG2

tG1

0 z
Gambar 2-3c. kecepatan transfer panas sensibel
Kecepatan transfer panas sensibel
Lapisan cairan
L CAL dtL = hL a ( tL – ti ) dz ………………………..(25)
Lapisan gas :
G’s Cs dtG = hG a ( ti – tG ) dz……………………….(26)
Kecepatantransfer massa
G’s dY’ = ky’ a ( Y’G – Y’ )dz………………………(27)
Didalam menara pendingin, air pendingin yang telah menjadi panas karena telah
digunakan dalam proses pendinginan, didinginkan dengan menggunakan udara dingin. Air
akan mengalami pendinginan disebabkan karena kehilangan panas sensibel maupun karena
penguapan sebagian dari cairannya. Sebaliknya udara akan menjadi panas akan mengalami
pelembaban. Air yang telah menjadi dingin selanjutnya dapat digunakan kembali sebagai
pendingin.

PERPINDAHAN MASSA THERMAL 46


Operasi Humudifikasi

d) Kecepatan transfer massa dz


d(L’h)

Y’i dtL Y’i2

Y’i1

Y’ Y’2
dY’

Y’1

0 z

Gambar 2-3d. Hubungan-hubungan dalam menara pendingin


Karena perbedaan entalpi merupakan gaya pendorong yang penting, maka analisis
menara pendingin dilakukan berdasarkan perbedaan entalpi. Kalau persamaan (23 )
diintegralkan untuk seluruh menara pendingin dengan anggapan bahwa harga C AL tetap,
maka diperoleh :
tL 2 H '2

L’ CAL  dt L  G ' s
tL1
 dH ' …………………………….(28)
H '1

Atau : L’CAL (tL2 - t L1) = G’s (H’2 – H’1) ……………………...(29)


G’s dH =hG a ( ti – tG ) ds + 0 k’y a ( Y’i –Y’ ) dz
Selanjutnya kalau neraca panas ini dilukiskan didalam diagram yang menyatakan hubungan
antara entalpi udara dengan temperatur air, maka akan diperoleh sebuah garis operasi PQ
yang berupa garis lurus yang melalui titik ( t L1 , H’1) dan (tL2,H’2)dan dengan lereng sebesar
L’CAL/G’s, seperti terlihat pada gambar 2-4 dibawah.

PERPINDAHAN MASSA THERMAL 47


Operasi Humudifikasi

H’ = Entalpi udara , Btu/lb Udara kering

Kurva kesetimbangan , H=f(tL )


H=f(tL )
tL , H’*

H’2 Q
(tL , Hi’)
Gambar2-4 :Operasi menara pendingin
Garis Operasi lereng
Selanjutnya kalau persamaan (24)digabungkan dengan persamaan
L’CAL /(26)
G’s dan(27), maka
H’1 P Lereng
diperoleh, = -hLa /kY’a

G’s dH =hG a ( ti – tG ) ds + 0 k’ty a ( Y’i –Y’ ) dz………………(30)


t Temperatur air, oF
L1 L2

Apabila hG/kY’Cs= r, dimana r adalah rasio psikometris, maka persamaan ( 28 ) dapat


ditulis menjadi,
G’s dH’ =kY’ a (Cs r.ti + o Y’2 ) - (Cs r.tG + o Y’ ) dz ………….(31)
Untuk sistem udara uap-air, harga r = 1, sehingga persamaan (31) dapat dituliskan
menjadi,
G’s dH = k’y a ( H’i –H’ ) dz ……………………….(32)
Kombinasi persamaan (23 ),(25),dan (32) didapat,
G’s dH’ = k’y a ( H’i – H’ ) dz = h’L a ( t’L – ti ) dz …………..(33)
Persamaan ini menunjukkan bahwa pada suatu tempat tertentu di dalam menara
pendingin, misalnya titik R (gbr ), maka titik S menunjukkan keadaan pada
antarpermukaan dan jarak ST merupakan gaya pendorong entalpi H’ i – H’ di dalam fase
gas. Persmaan juga menunjukkan bahwa garis RS mempunyai lereng sebesar -hLa/kY’a.

PERPINDAHAN MASSA THERMAL 48


Operasi Humudifikasi

Apabila kurva keseimbangan dapat dipandang sebagai garis lurus untuk Daerah
yang ditinjau, maka sebagai ganti dari koefisien transfer massa individual dapat
digunakan koefisien transfer massa keseluruhan, sehingga persamaan (33 ) menjadi
G’s dH’ = K’Y a ( H’* – H’ ) dz…………………………….(34)
Dimana H’* adalah entalpi udara jika seandainya jenuh pada suhu t L. Kalau
dianggapbahwa harga KY’a tetap maka integrasi persamaan ( 33 ) memberikan.

H '2 z
dH ' K a.z K Y ' a.z

H '1
H '*  H '
 Y'
G' s  dz 
0
G' s
……………………..(35)

Persamaan ( ) selanjutnya dapat dihitung dengan jalan integrasi secara garis ruas kiri
persamaan tersebut untuk menentukan tinggi menara pendingin z, dengan jalan
melukiskan 1/H’* - H’ sebagai ordinat terhadap H’ sebagai absis, dan selanjutnya
menentukan luas Daerah di bawah kurva antara batas-batas H’ 1 dan H’2. Dengan cara
lain
H '2
dH ' H ' 2  H '1

H '1

H '*  H ' ( H '*  H ' ) rt
 N tOG ………………..(36)

Bagian tengah persamaan (36 ) menunjukkan berapa kali gaya pendorong beda entalpi
rata-rata akan membagi perubahan entalpi gas. Ini merupakan ukuran mengenai
kesulitan transfer entalpi dan disebut bilangan satuan transfer keseluruhan, NtOG.
Selanjutnya :
Z = HtOG x NtOG ……………………………………..(37)
Dimana HtOG adalah tinggi satuan transfer keseluruhan, sehingga :
G's
HtOG = ………………………………… (38)
KY 'a

Apabila garis operasi menyinggung kurva keseimbangan pada suatu titik tertentu maka
pada titik tersebut garis pendorong sama dengan nol, sehingga dibutuhkan luas muka
kontak atau tinggi menara z yang tidak terhingga besarnya. Keadaan ini merupakan
perbandingan L’/G’s batas yang diperkenankan. Karena entalpi H’ praktis merupakan

PERPINDAHAN MASSA THERMAL 49


Operasi Humudifikasi

fungsi dari temperatur kejenuhan adiabatis atau temperatur bola basah maka
temperaturbola basah harganya harus lebih rendah dari temperatur air keluar t L1, tetapi
temperatur bola keringnya tidak harus demikian. Sehingga sangat mungkin untuk
mendinginkan air di dalam menara pendingin, samapi temperatur yang lebih rendah dari
pada temperatur udara kering yang masuk. Beda antara temperatur cairan yang keluar
dengan temperatur bola basah udara masuk, tL1 – tw1, disebut pendekatan temperatur
bola basah, yang merupakan ukuran besarnya gaya pendorong yang tersedia untuk
difusi pada bagian bawah menara pendingin. Dalam perancangan menara pendingin,
biasanya harga ini ditentukan antara 5 –10 oF. Udara yang meninggalkan pendingin
hampir jenuh, dan untuk memperkirakan penguapan air biasanya udara yang
meninggalkan menara pendingin dianggap jenuh.
Contoh :
Sebuah pabrik memerlukan 2.000 lb/menit air pendingin dan akan menghilangkan
panas didalam kondenser sebesar 55.000 Btu/menit. Air meninggalkan kondenser pada
o
temperatur 110 F, dan direncanakan untuk mendinginkannya di dalam menar
pendingin. Air tambahan yang digunakan temperaturnya 50 oF. Kondisi perancangan
yang dipilih ialah udara masuk pada temperatur bola kering 85 oF, temperatur bola
basah 75 oF, air didinginkan samapi mendekati 10 oF temperatur bola basah udara
masuk, digunakan perbandingan udara/air sebesar 1,5 kali perbandingan udara udara/air
minimum. Untuk bahan isian yang digunakan, harga KY’a adalah 200 lb/(j) (ft3) (Y’),
apabila kecepatan air sekurang-kurangnya 2.000lb/j ft2 dan kecepatan aliran gas
sekurang-kurangnya 1.500 lb/j ft2.
Hitunglah luas penampang dan tinggi bahan isian di dalam menara, dan banyaknya air
tambahan yang diperlukan.
Jawaban :
Misalkan bahwa luas penampang menara pendingin adalah A ft 2, sehingga

2.000 120.000
kecepatan aliran massa air pendingin adalah lb / menitft 2 atau lb / jft 2 .
A A

PERPINDAHAN MASSA THERMAL 50


Operasi Humudifikasi

Selanjutnya soal tersebut dapat dituangkan dalam bentuk diagram alir, seperti terlihat
pada gambar ( ). Sedangkan kelembaban dan entalpi udara dapat diperoleh dari
diagram kelembaban.

L’2 = 120.000 lb/j.ft2 / A


H’2
o
tL2 = 100 F Y’2

G’s Lb udara kering,/j.ft2


Air tambahan, t=50oC
TG1 = 85oF
TW1 = 75oF
H’1 = 31,0 Btu/lb
L’1 lb/j.ftoF Y’1 = 0,0165
tL1 = 85oF

Gambar 2-5. Diagram Alir contoh soal …..

Kurva kesetimbangan , H’* Vs tL )


H’ = Entalpi udara , Btu/lb Udara kering

Q’
(tL , Hi’)

tL1 tL2 Temperatur air, oF

PERPINDAHAN MASSA THERMAL 51


Operasi Humudifikasi

Pada gambar 2-6, titik P menunjukkan kondisi dasar menara (t L1 = 85 oF, H’1 = 31,0
Btu/lb). Garis operasi akan melalui titik P dan berakhir pada t L2 = 110 oF. Untuk harga
G’s minimum, garis operasi akan mempunyai lereng yang terbesar, dimana garis operasi
akan menyinggung kurva keseimbangan pada titik Q’, dimana H’2 = 84,7 Btu/lb.
Sehingga lereng garis PO’.
L' C AL (120.000) / A(1) 84,7  31,0
 
G ' s min G ' s min 110  85

Dan
55.900
G’s min = lbudara ker ing / jft 2
A
Untuk kecepatan gas 1,5 kali kecepatan gas minimum, maka :
G’s = 1,5 x 55.000/A = 83.800 lb udara kering/j ft2
Sehingga
H ' 2 31,0 (120.000 / A)(1)

110  85 (83.800 / A)

Dan
H’2 = 66,8 Btu/lb udara
Dengan demikian maka garis operasi PQ dapat dilukis
Untuk kecepatan air sekurang-kurangnya 2.000 lb/j ft2, penampang menara adalah,
120.000
 60 ft 2
2.000
Untuk kecepatan air sekurang-kurangnya 2.000 lb/j ft2, penampang menara adalah,
83.800
 56 ft 2
1.500
Luas penampang yang diambil adalah 56 ft2, karena kecepatan aliran akan
melampaui harga minimum, untukmenjamin agar KY’a = 200. Selanjutnya untuk
menghitung tinggi menara pendingin, maka dilakukan integrasi secara grafis, dengan
membuat sebuah diagram yang menyatakan hubungan antara 1/H’* - H’ terhadap H’ dan

PERPINDAHAN MASSA THERMAL 52


Operasi Humudifikasi

selanjutnya menentukan luas Daerah di bawah kurva antara batas-batas H’1= 31,0 Btu/lb
dan H’2 = 66,8 Btu/lb. Harga H’* diperoleh dari gambar di bawah.
Adapun perhitungan adalah sebagai berikut :
tL, oF H’(garis operasi) H’* (kurve) 1
H '*  H '
85 31,0 41,9 0,0917
90 38,3 48,2 0,1011
95 45,3 55,7 0,0980
100 52,5 64,0 0,0885
105 59,5 74,2 0,0680
110 66,8 84,7 0,0558

Selanjutnya data dalamkolom terakhir 1/H’* - H’ dibuat grafik terhadap data dalam
kolom kedua H’ dan ternya bahwa luas Daerah di bawah kurva adalah 3,18. Sehingga
menurut persamaan
K Y ' az 200.z
3,18 = 
G' s 1.500
z = 23,8 ft
Kebutuhan air tambahan M dapat diperkirakan dengan menganggap bahwa udara
meninggalkan mena pendingin dalam keadaan jenuh, yaitu Y’2 = 0,0453 (udara jenuh pada
entalpi H’2 = 66,8 Btu/lb)
Neraca entalpi untuk seluruh pabrik,
3.300.000 + (M) (1) (50 – 32) + G’s (31,0) = G’s H’2
Neraca air,
M = G’s (Y’2 – 0,0165)
Eliminasi G’s diperoleh
3.300.000 3.300.000
  2.690lb / j
M= H ' 2 41, 0 66,8  31,0
Y ' 2 0,0165 0,0453  0,0165

PERPINDAHAN MASSA THERMAL 53


Operasi Humudifikasi

Rangkuman :

1. Operasi humidifikasi atau operasi pelembaban adalah proses penambahan jumlah


uap kedalam arus gas, sedangkan proses dehumidifikasi adalah proses pengurangan
jumlah uap dalam arus gas.
2. Proses humidifikasi atau dehumidifikasi terjadi transfer massa dan transfer panas
secara simultan
3. Karakteristik uap air yang sering dijumpai adalah kelembaban absolut, persentase
kelembaban, kelembaban relatif, temperatur bola kering, titik embun, volum
lembab, panas lembab dan entalpi
4. Untuk sistim udara-uap air karakteristik ditampilkan dalam diagram kelembaban
sistem udara-uap air pada tekanan 1 atmosfir atau disebut juga physicometrik chart
5. Temperatur bola basah adalah temperatur keseimbangan yang dicapai oleh sejumlah
kecil cairan yang menguap ke dalam sejumlah besar campuran gas – uap yang tidak
jenuh.
6. Menara pendingin ( Cooling tower ) adalah Alat kontak gas – cairan yang
menggunakan proses dehumidifikasi

Latihan Soal
1. Campuran antara udara (B) dan uap air (B) mempunyai Temperatur bola kering 135oF
absolut humidity 0,03 lb air/lb udara kering pada tekanan 1 atm, tentukanlah
karakteristik yang lainnya
2. Campuran antara udara (B) dan uap air (B) mempunyai kelembaban absolut molar
0,025 lbmol air/lbmol udara kering dan persen kelembaban 75% pada tekanan 1 atm,
tentukanlah karakteristik yang lainnya
3. Udara sebanyak 1000 ft3/menit pada 210 oF dan temperatur bola basah 121oF,tekanan
1 atm akan diubah menjadi udara yang mempunyai temperatur 110oFdengan
kelembaban absolut 0,02 lb uap air/lb udara basah melalui 2 langkah operasi yaitu :
- pendinginan pada tekanan tetap
- pemanasa pada tekanan tetap. Tentukan :

PERPINDAHAN MASSA THERMAL 54


Operasi Humudifikasi

a. Sampai temperatur berapa udara mula-mula harus didinginkan pada operasi


pendinginan tetap
b. Berapa banyaknya panas yang dihilangkan pada operasi pendinginan tersebut
c. Berapa banyaknya panas yang dihilangkan setiap jamnya pada operasi
pendinginan
d. Berapa banyaknya panas yang harus diberikan setiap jamnya pada operasi
pemanasan pada tekanan tetap
4. Udara pada temperatur 180oF tekanan 1 atm dan kelembaban absolut 0,01 lb uap
air/lbudara kering dikontakkan dengan air di dalam alat pendingin dan pelembab
adiabatis pada temperatur 95oF kalau banyaknya udara yang didinginkan adalah 1000
ft3/menit maka hitunglah :
a. Kelembaban udara yang meninggalkan alat
b. Effisiensi alat pendingin
c. Temperatur air yang dikontakkan di dalam alat pendingin
d. Kebutuhan air make up tiap jamnya
5. Suatu menara pendingin digunakan untuk mendinginkan sebanyak 2.105 lb/jam dari
105 oF sampai 80oF dan tekanan 1 atm, suhu 90oF dengan persen kelembaban 60
%.masuk menara dengan aliran berlawanan terhadap aliran air dan keluar pada suhu
100oF dan relatif humidity 97%
a. Berapa volume udara basah yang keluar dari menara
b. Berapa jumlah air yang diuapkan dalam lb/jam

Kunci jawaban
1. 1.22,9% ; 0,0482 lbmol uap/lbmol ud.kering ; 0,1726 atm ;
26,65%; 87,5oF; 15,72 cuft ud.basah/lbud.kering ; 0,254 BTU campuran/lb
ud.keringoF ; 58,4 BTU campuran/lbudkering

PERPINDAHAN MASSA THERMAL 55


Operasi Humudifikasi

2. 0,016 lbair/lbud.kering ; 80oF ; 0,0244 atm ; 70,72% ; 69oF ;


14,025 cuft/lb ud.kering ; 0,247 BTU/lb ud.keringoF ; 65,45 BTU/lb ud.kering
3. 85oF ; 74,23 BTU/lb ud.kering ; 237.789,87 BTU/jam ;
1191,67 BTU/jam
4. 0,03 lb uap air/lb ud.kering ; 90oF ; 95,2% ; 53,46 lb/jam
5. 23,3 x 105 cuft/jam ; 4000 lb/jam

Soal No Jawaban Kurang 80% Jawaban Lebih 80%


1 Persaman-persamaan untuk Menampilkan Pengetahuan tentang
menentukan karakteristik udara perlu penentuan karakteristik udara
dimengerti dan dipahami
2 Persaman-persamaan untuk Menampilkan Pengetahuan tentang
menentukan karakteristik udara perlu penentuan karakteristik udara
dimengerti dan dipahami
3 Perlu dipelajari dan dipahami Menampilkan pengetahuan tentang
penenetuan temperatur bola basah, Penenetuan temperatur bola basah,
neraca massa dan panas pada proses neraca massa dan panas pada proses
humidifikasi humidifikasi
4 Perlu dipelajari kembali penentuan Mahasiswa telah menampilkan
volume lembab udara, neraca massa pengetahuan tentang cara penentuan
dan neraca panas pada proses volume lembab udara, neraca massa
humidifikasi dan neraca panas pada proses
humidifikasi
5 Perlu dipelajari kembali penentuan Mahasiswa telah menampilkan
volume lembab udara, neraca massa pengetahuan tentang cara penentuan
dan neraca panas pada proses volume lembab udara, neraca massa
humidifikasi dan neraca panas pada proses
humidifikasi
Daftar Titik Penampilan penilaian Mahasiswa

PERPINDAHAN MASSA THERMAL 56


Operasi Humudifikasi

No Range Nilai Keterangan


1 0 samapi 40,00 Sangat Kurang
2 40,00 sampai 59,99 Kurang
3 60,00 sampai 70,00 Cukup
4 70,00 sampai 80,00 Baik
5 80,00 sampai 100,00 Sangat Baik

PERPINDAHAN MASSA THERMAL 57

Anda mungkin juga menyukai