Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TRANSKULTURAL NURSING

KELOMPOK 3
1. Yohanes Rante Paku
2. Hendri Suman salurapa’
3. Rina Ittu Reyes
4. Rispa Ringan
5. Arianti Rassing
6. Melliana Anna
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat-Nya lah makalah “Dasar-dasar Keperawatan “ ini dapat diselesaikan.
Meskipun masih banyak kekurangan baik dari segi isi, sistematika, maupun cara
penyajiannya. Makalah Dasar-dasar Keperawatan ini merupakan hasil dari
rangkuman berbagai sumber yang menjelaskan tentang masalah Dasar-dasar
Keperawatan yang menjelaskan tentang Transcultural Nursing.

Akhirnya kami mengharapkan semoga makalah ini dapat membantu


mahasiswa yang lain dalam mempelajari tentang Dasar-dasar Keperawatan yang
mengenai tentang Transcultural Nursing,baik dari segi pandangan mahasiswa
maupun masyarakat lainnya. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembacanya.

Makale, 5 Juni 2015

Penulis
Daftar Isi

Kata pengantar ......................................................................................... i


Daftar isi .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
I.I.Latar Belakang ..................................................................................... iii
I.II.Tujuan ................................................................................................ iv
I.II.Manfaat .............................................................................................. iv
BAB II ISI
A. Pengertian Transkultural …………………………………………….. 1
B. Konsep Tranakultural ………………………………………………… 1
C. Peran dan fungsi ……………………………………………………… 2
D. Kepercayaan kuno dan praktek Pengobatan …………………………. 3
E. Tradisional konsep kesehatan dan Penyakit …………………………. 7
F. Konsep tradisional kuasilitas ………………………………………… 7
G. Konsep Budaya ……………………………………………………… 8
H. Tujuan mengetahui pasien budaya dan agama untuk tenaga kerja …... 8
I. Budaya kungruen Keperawatan ……………………………………….. 9
J. Penyebab sakit dan pengobatan berhubungan dengan makanan ……… 10
L. Trdisional tentang keperawatan mental ………………………………. 11
M. Peran Perawat …………………………………………………………11
BAB III PENUTUP
III.I.Kesimpulan........................................................................................ ..13
III.II.Saran................................................................................................... 13
Daftar pustaka............................................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN

I.I.Latar Belakang
Transkultural Nursing mengetahui bagaimana seorang perawat itu dalam
melaksanakan tugasnya yang berhubungan dengan nilai budaya dalam
masyarakat.Dimana kebudayaan itu mempengaruhi seorang perawat dalam
melaksanakan tugasnya atau dalam perawatan pasiennya.dalam hal ini konsep
transkultural sangat diperlukan,konsep keperawatan tersebut merupakan
konfigurasi dari ilmu kesehatan dan seni perawat meliputi pengetahuan ilmu
humanistic,philosopi perawatan,praktik klinis keperwatan,komunikasi dan ilmu
sosial.oleh karena itu tindakan keperawatan harus didasarkan pada tindakan yang
komperhensip skaligus holistik.
Dalam hal ini transkultural nursing mempunyai pengaruh yang sangat luas
terhadap kehidupan individu,hal ini sangat penting bagi perawat untuk mengetahui
latar belakang budaya seorang pasien dalam melaksanakan asuhan keperawatan,
misalnya kita mengetahui kebiasaan hidupnya sehari-hari, seperti tidur,makan
,kebersihan dirinya.
Kepercayaan kuno dan praktik pengobatan dalam hal ini masih sangat kental
dalam masyarakat,sistem pengobatan tradisional merupakan sub unsur kebudayaan
masyarakat sederhana, dimana dalam hal ini masih banyak masyarakat yang
percaya dalam pengobatan tradisional.dan beberapa penyakitpun masih banyak
dihubungkan dengan kepercayaan dalam masyarakat,sehingga penyembuhannya
banyak melakukan secara tradisional.dalam hal ini mengetahui budaya jawa dan
budaya sunda dalam pengobatan tradisional.

I.II.Tujuan
Mengetahui hubungan budaya dimasyarakat dan dunia keperawatan dalam
melakukan asuhan keperawatan.serta bagaimana budaya itu mempengaruhi dalam
pelaksanaan tugas perawat.

I.II.Manfaat
Untuk mngetahui nilai budaya yang berbeda melalui proses interaksi
sosial,dan merupakan suatu area kajian ilmiah yang brkaitan dengan perbedaan
maupun kesamaan nilai-nilai budaya(nilai budaya yang berbeda,ras,yang
mempengaruhi pada seorang perawat saat melakukan asuhan keperawatan kepada
klien/pasien).
BAB II
ISI

A. PENGERTIAN TRANSKULTURAL
Bila ditinjau dari makna kata, transkultural berasal dari kata trans dan
culture, trans berarti alur perpindahan, jalan lintas atau penghubung, sedangkan
culture berarti budaya. Menurut kamus besar bahasa indonesia; trans berarti
melintang,menembus,melintas dan melalui. Cultur berarti kebudayaan, cara
pemeliharaan, kepercayaan, nilai-nilai dan pola prilaku yang umum berlaku bagi
suatu kelompok dan diteruskan pada generasi berikutnya, sedangkan cultural
berarti sesuatu yang berkaitan dengan kebudayaan.Jadi, transkultural dapat
diartikan sebagai pertemuan kedua nilai-nilai budaya yang berbeda melalui proses
interaksi sosial. Transkultural nursing merupakan suatu area kajian ilmiah yang
berkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai-nilai budaya. Menurut
Leininger (1991).

B.KONSEP TRANSKULTURAL
Kazier Barabara(1983)dalam bukunya yang berjudul Fundamentals Of
Nursing Concept and Procedures mengatakan bahwa konsep keperawatan adalah
tindakan perawatan yang merupakan konfigurasi dan ilmu kesehatan dan seni
merawat yang meliputi pengetahuan ilmu humanistic,philosopi perawatan,praktik
klinis keperawatan,komunikasi dan ilmu sosial.konsep ini ingin memberikan
penegasan bahwa sifat seorang manusia yang menjadi target pelayanan dalam
perawatan adalah bersifat bio,psiko,sosial,spiritual.Oleh karenanya,tindakan
perawatan harus didasarkan pada tindakan yang komferhensif sekaligus holistik.
Budaya merupakan salah satu dari perwujudan atau bentuk interaksi yang
nyata sebagai manusia yang bersifat sosial.Budaya yang berupa norma,adat istiadat
menjadi acuan prilaku manusia dalam kehidupan dengan yang lain.Pola kehidupan
yang berlangsung lama dalam suatu tempat,selalu diulangi,membuat manusia
terikat dalam proses yang dijalaninya.Keberlangsungan terus-menerus dan lama
merupakan proses internalisasi dari suatu nilai-nilai yang mempengaruhi
pembentukan karakter,pola pikir,pola interaksi prilaku yang kesemuanya itu akan
mempunyai pengaruh pada pendekatan intervensi keperawatan(cultural nursing
approach).

C.PERAN DAN FUNGSI TRANSKULTURAL


Budaya mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu.Oleh sebab
itu,penting bagi perawat mengenal latar belakang budaya orang yang dirawat.
misalnya kebiasaan hidup sehari-hari,seperti tidur,makan,pekerjaan,pergaulan
sosial dan lain-lain.Kultur juga terbagi dalam subkultur. Subkultur adalah
kelompok pada suatu kultur yang tidak seluruhnya menganut pandangan kelompok
kultur yang lebih besar atau memberi makna yang berbeda. Nilai-nilai budaya
timur,menyebabkan sulitnya wanita yang hamil mendapat pelayanan dari dokter
pria.dalam beberapa keadaan,lebih mudah menerima pelayanan kesehatan dari
dokter wanita dan bidan.Hal ini menunjukkan bahwa budaya timur masih kental
dengan hal-hal yang dianggap tabu.
Dalam tahun-tahun terakhir ini, makin ditekankan pentingnya pengaruh
kultur terhadap pelayanan perawatan. Perawatan transkultural merupakan bidang
yang relatif baru diberfokus pada studi perbandingan nilai-nilai dan praktik
budaya tentang kesehatan dan hubungan dengan perawatannya.Leinenger(1991)
mengatakan bahwa taranskultural nursing merupakan suatu area kejadian ilmiah
yang berkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai-nilai budaya.
Menurut Dr.Madelini Leininger,studi praktek pelayanan kesehatan
transkultural adalah berfungsi untuk meningkatkan pemahamanan atas tingkahlaku
manusia dalam kaitan dengan kesehatannya.Lininger berpendapat,kombinasi
pengetahuan tentang pola praktek transkultural dengan kemajuan teknologi dapat
menyebabkan makin sempurnanya pelayanan keperawatan dan kesehatan orang
banyak dan berbagai kultur.

D. KEPERCAYAAN KUNO DAN PRAKTEK PENGOBATAN


Sistem pengobatan tradisional merupakan sub unsur kebudayaan masyarakat
sederhana,pengetahuan tradisional.Dalam Masyarakat tradisional sistem
pengobatan tradasional ini adalah pranata sosial yang harus dipelajari dengan cara
yang sama seperti mempelajari pranata sosial umumnya dan bahwa praktek
pengobatan asli(tradisional)adalah rasional dilihat dari sudut kepercayaan yang
berlaku mengenai sebab akibat.
Beberapa hal yang berhubungan kesehatan (sehat-sakit)menurut budaya-
budaya yang ada di indonesia diantaranya adalah :
A. Budaya Jawa
Menurut orang jawa, sehat adalah keadaan yang seimbang dunia fisik dan
batin.bahkan,semua itu berakar pada batin.Jika batin karep ragu nututi artinya
berkehendak,raga atau badan akan mengikuti.Sehat dalam kontek raga berarti
waras.apabila seseorang tetap mampu menjalakan peranan sosial sehari-hari.Untuk
menentukan sebab-sebab suatu penyakit ada 2 konsep yaitu,konsep Personalistik
dan Konsep Naluralistik. Dalam konsep personalistik, penyakit disebabkan oleh
makhluk supernatural (makhluk ghaib, dewa). Makhluk yang bukan manusia
(hantu, roh leluhur, roh jahat)dan manusia (tukang sihir ,tukang tenun). Penyakit
ini disebut ora lumbrah atau ora sabaeine (tidak wajar / tidak biasa).
Penyembuhannya adalah berdasarkan pengetahuan secara ghaib atau supernatural,
misalnya melakukan upacara dan sesaji.Dilihat dari segi personalistik jenis
penyakit ini terdiri dari kesiku, kewalat. Penyembuhannya dapat melalui seorang
dukun.
Ada beberapa katagori dukun pada masyarakat jawa yang mempunyai nama dan
fungsi masing-masing.
a. Dukun Bayi,menangani terhadap penyakit yang berhubungan dengan kesehatan
bayi
b. Dukun pijat,menangani sakit terkilir,patah tulang.
c. Dukun mantra,manangani orang yang kemasukan roh halus

B. Budaya Sunda

Konsep sehat sakit tidak hanya mencakup aspek fisik saja,tetapi juga bersifat
sosial budaya.istilah lokal yang biasa dipakai oleh masyarakat jawa barat(orang
sunda)adalah muriang untuk demam,nyerisirah sakit kepala.

1. Pengertian Sehat sakit


Menurut orang sunda,orang sehat adalah mereka yang makan terasa enak
walaupun dengan lauk seadanya,dapat tidur nyenyak dan tidak ada yang
dikeluhkan,sedangkan sakit adalah apabila badan terasa sakit,panas atau makan
terasa pahit.Dalam bahasa sunda orang sehat disebut cageur,sedangkan orang sakit
disebut gering.
Ada beberapa perbedaan antara sakit ringan dan sakit berat.Orang disebut sakit
ringan apabila masih dapat berjalan kaki,masih dapat bekerja,masih dapat makan
dan minum dan dapat sembuh dengan minum obat atau obat tradisional yang dibeli
diwarung. Orang disebut sakit berat, apabila badan terasa lemas, tidak dapat
melakukan kegiatan sehari-hari, sulit tidur, harus berobat kedokter/puskesmas,
apabila menjalani rawat inap memerlukan biaya mahal.Konsep sakit ringan dan
sakit berat bertitik tolak pada keadaan fisik penderita melakukan kegiatan sehari-
hari, dan sumber pengobatan yang digunakan.Berikut contoh sakit dengan
penyebab,pencegahan dan pengobatan sendiri.

 Sakit Demam
Keluhan demam(bahasa sunda-meriang atau panas tiris)ditandai dengan badan
terasa pegal-pegal,menggigil,kadang-kadang bibir biru.Penyebab demam adalah
udara kotor ,menghisap debu kotor,pergantian cuaca,kondisi badan
lemah,kehujanan,kepanasan cukup lama,dan keletihan.Pencegahan demam adalah
dengan menjaga kebersihan udara yang dihisap,makan teratur,olahraga cukup,tidur
cukup,minum cukup,kalau badan masih panas/berkeringat jangan langsung
mandi,jangan kehujanan dan banyak makan sayuran atau buah.Pengobatan sendiri
demam dapat dilakukan dengan obat tradisional,yaitu kompres badan dengan
tumbukan daun melinjo,daun cabe atau daun sin gkong,atau dapat juga dengan
obat warung yaitu paramek atau puyer bintang tujuh nomor 16.

Adapun yang dipercayai oleh masyarakat antara lain:

 Budaya
Budaya adalah belajar,berbagi dan dipancarkan nilai-nilai, keyakinan, norma
dan cara praktek hidup dari kelompok tertentu yang memandu pemikiran,
keputusan, dan tindakan dengan cara yang bermotif.

 Agama
Agama adalah seperangkat kepercayaan dalam ilahi atau kekuatan manusia
super (atau kekuasaan) untuk ditaati dan disembah sebagai pencipta dan penguasa
alam semesta? nilai-nilai etis dan sistem agama kepercayaan dan praktek,
perbedaan dalam budaya dan seluruh budaya yang ditemukan

 Etnis
mengacu kepada sekelompok orang yang berbagi budaya umum dan khas dan
yang merupakan anggota dari sebuah kelompok tertentu.

 Akulturasi
individu yang telah diambil pada, biasanya diamati, fitur dari budaya lain.
Orang-orang dari kelompok minoritas cenderung menganggap sikap, nilai,
kepercayaan, menemukan praktek-praktek masyarakat yang dominan sehingga
menghasilkan pola budaya campuran.

E. TRADISIONAL KONSEP KESEHATAN DAN PENYAKIT


Bila dilihat di berbagai kelompok multikultural, penjelasan untuk kesehatan
dan penyakit yang ditandai, kepercayaan tradisional banyak tentang penyebab
penyakit, pengobatan, dan praktek kesehatan umum dapat dilihat sebagai sangat
kompleks, dinamis, dan interaktif. Penjelasan ini sering melibatkan keluarga,
masyarakat, dan / atau agen supernatural dalam sebab dan akibat, placation, dan
ritual pengobatan untuk mencegah, mengendalikan, atau menyembuhkan penyakit.
Kegagalan untuk memahami dan menghargai "perbedaan" yang dapat memiliki
implikasi serius bagi keberhasilan setiap Promosi Kesehatan dan Pencegahan
Penyakit (HPDP) usaha.Perlu diketahui bahwa di banyak budaya Timur dan
budaya lain di dunia berkembang, lokus kontrol untuk kausalitas penyakit yang
sering berpusat di luar individu, sedangkan dalam budaya Barat, lokus kontrol
cenderung lebih berorientasi internal (Dim-out, 1995 ).Mengakui bahwa pasien
banyak individu dan praktisi kesehatan memiliki pemahaman spesifik tentang
kausalitas kesehatan dan penyakit dan pengobatan yang disebut model penjelasan.
Model ini umumnya merupakan konglomerasi dari pelatihan budaya dan sosial
masing-masing, keyakinan, dan nilai-nilai, agama / kepercayaan, nilai, dan
perilaku-, dan pemahaman konsep biomedis bahwa setiap kelompok memegang
(manusia Klein, 1980).

F.KONSEP TRADISIONAL KUASILITAS PENYAKIT


Perlu diketahui bahwa penyakit rakyat umumnya belajar sindrom yang
individu dari kelompok budaya tertentu mengklaim telah dan dari mana budaya
mereka mendefinisikan etiologi, perilaku, prosedur diagnostik, metode
pencegahan, dan pengobatan tradisional atau praktik menyembuhkan.kebanyakan
kasus penyakit awam memiliki beberapa sebab-akibat dan mungkin memerlukan
pendekatan yang berbeda untuk diagnosis, perawatan, dan menyembuhkan
termasuk rakyat dan intervensi medis Barat

G.KONSEP BUDAYA
Budaya dipelajari oleh setiap generasi baik melalui pengalaman hidup
formal dan informal. Bahasa utama melalui sarana transmisi budaya. Praktek-
praktek budaya tertentu sering timbul karena lingkungan kelompok sosial dan fisik.
Praktek budaya dan kepercayaan yang diadaptasi dari waktu ke waktu tetapi
mereka terutama tetap konstan selama mereka memenuhi kebutuhan.

H. TUJUAN MENGETAHUI PASIEN YANG BUDAYA DAN AGAMA


UNTUK TENAGA KESEHATAN
Budaya latar belakang mempengaruhi kesehatan seseorang dalam semua
dimensi, sehingga perawat harus mempertimbangkan latar belakang budaya klien
ketika merencanakan perawatan. Meskipun kebutuhan dasar manusia adalah sama
bagi semua orang, cara seseorang berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut
dipengaruhi oleh budaya.Untuk meningkatkan kesadaran cara di mana sistem iman
mereka sendiri. Menyediakan sumber daya untuk pertemuan dengan penyakit,
penderitaan dan kematian.Untuk mendorong pemahaman, penghormatan dan
penghargaan atas individualitas dan keragaman keyakinan pasien, nilai-nilai,
spiritualitas dan budaya tentang penyakit, artinya, penyebab, pengobatan, dan
hasil.
Untuk memperkuat komitmen mereka untuk hubungan-obat berpusat yang
menekankan mengurus orang yang menderita bukan hanya perhatian lebih pada
patofisiologi penyakit, dan mengakui dokter sebagai komponen dinamis dari
hubungan itu.Untuk memudahkan dalam mengenali peran pendeta pendeta rumah
sakit dan pasien sebagai mitra dalam tim perawatan kesehatan dalam memberikan
perawatan bagi pasien.Untuk mendorong dalam mengembangkan dan
mempertahankan program fisik, emosional dan spiritual terapi perawatan
memperkenalkan diri dari Timur, seperti ayurveda dan pancha karmaLeininger
(1991,2002 a) telah mendefinisikan keperawatan transkultural sebagai studi
perbandingan budaya untuk memahami kesamaan (budaya universal) dan
perbedaan (budaya-tertentu) di seluruh kelompok manusia.

I.BUDAYA KONGRUEN PERAWATAN


Perawatan yang sesuai pola menghargai orang-orang hidup dan set-makna
yang dihasilkan dari masyarakat itu sendiri, bukan berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan. Menemukan nilai-nilai budaya perawatan klien, makna, kepercayaan
dan praktek-praktek yang berkaitan dengan asuhan keperawatan dan kesehatan
membutuhkan perawat untuk mengasumsikan peran peserta didik budaya klien dan
copartners dengan klien dan keluarga dalam mendefinisikan karakteristik
perawatan bermakna dan bermanfaat. (Leininger, 2002).
Budaya kompeten adalah kemampuan praktisi untuk menjembatani
kesenjangan budaya dalam merawat, bekerja dengan perbedaan budaya dan
memungkinkan klien dan keluarga untuk mencapai dan mendukung kepedulian
bermakna. Budaya kompeten memerlukan pengetahuan khusus, keterampilan, dan
sikap dalam penyampaian perawatan kongruen budaya dan kesadaran.

J.PERAWATAN KEPUTUSAN
Leininger (1991) mengidentifikasi tiga keperawatan mode keputusan dan
tindakan untuk mencapai perawatan budaya kongruen. Semua tiga mode keputusan
profesional dan tindakan yang bertujuan untuk membantu, mendukung,
memfasilitasi, atau memungkinkan orang dari budaya tertentu. Tiga mode untuk
perawatan kongruen, keputusan, dan tindakan yang diusulkan dalam teori
diperkirakan untuk memimpin untuk kesehatan dan kesejahteraan, atau untuk
menghadapi penyakit dan kematian.
1. pelestarian budaya atau pemeliharaan: Mempertahankan dan atau melestarikan
nilai-nilai peduli terkait sehingga klien dapat mempertahankan kesejahteraan
mereka, sembuh dari penyakit, atau cacat wajah dan / atau kematian.
2.Cultural atau negosiasi-Beradaptasi atau bernegosiasi dengan yang lain untuk
memuaskan hasil kesehatan atau bermanfaat
3. perawatan repatterning Budaya atau restrukturisasi: Records, mengubah, atau
sangat mengubah kehidupan cara itu klien untuk yang berbeda dan menguntungkan
kesehatan, pola baru
K. PENYEBAB SAKIT DAN PENCEGAHAN BERHUBUNGAN DENGAN
MAKANAN
Beberapa faktor yang menyebabkan penyakit. Sebuah ketidakseimbangan
panas-dingin, misalnya, terutama disebabkan oleh diet yang tidak tepat. Makanan
zat diklasifikasikan sebagai panas atau dingin dengan dan tanpa memandang suhu
mereka yang sebenarnya. Klasifikasi ini dapat bervariasi dari orang ke orang, tapi
pada dasarnya, makanan tertentu yang dikenal sebagai panas, dan lain-lain yang
dikenal sebagai dingin. Contoh makanan dingin, madu, alpukat, pisang, dan kacang
lima. Contoh makanan panas-adalah coklat, kopi, makan com, bawang putih, ginjal
kacang, bawang, dan kacang polong. Penyakit dapat terjadi jika makanan ini
dimakan di kombinasi yang tidak tepat atau jumlah.

L.TRADISIONAL TENTANG KESEHATAN MENTAL


Dalam sistem kepercayaan tradisional, penyakit mental disebabkan oleh
kurangnya keselarasan emosi atau, kadang-kadang, oleh roh-roh jahat. kesehatan
mental terjadi ketika fungsi psikologis dan fisiologis yang terintegrasi. Beberapa
Amerika Asia tua berbagi kepercayaan Buddha bahwa masalah dalam kehidupan
ini yang paling mungkin terkait dengan pelanggaran yang dilakukan dalam
kehidupan masa lalu. Selain itu kehidupan sebelumnya kita dan kehidupan masa
depan kita adalah menjadi bagian dari siklus kehidupan.

M. PERAN PERAWAT
Perawat harus dimulai penilaian dengan mencoba untuk menentukan
warisan budaya klien dan kemampuan bahasa. Klien harus diminta jika ada
keyakinan kesehatannya berhubungan dengan penyebab penyakit atau masalah.
Perawat itu kemudian harus menentukan apa, jika ada, pengobatan rumah orang itu
mengambil untuk mengobati gejala.Perawat harus mengevaluasi sikap mereka
terhadap asuhan keperawatan etnis. Beberapa perawat mungkin percaya bahwa
mereka harus memperlakukan semua klien yang sama dan hanya bertindak secara
alami, namun sikap ini gagal untuk mengakui bahwa perbedaan budaya memang
ada dan bahwa tidak ada satu "alam" perilaku manusia Perawat tidak dapat
bertindak sama dengan semua klien dan masih berharap untuk memberikan efektif,
individual, perawatan holistik.
BAB III
PENUTUP

III.I.KESIMPULAN
Budaya mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu.Oleh sebab
itu,penting bagi perawat mengenal latar belakang budaya orang yang dirawat.
misalnya kebiasaan hidup sehari-hari,seperti tidur,makan,pekerjaan,pergaulan
sosial dan lain-lain.Kultur juga terbagi dalam sub kultur.
Nilai-nilai budaya timur masih sangat kental,seperti misalnya wanita yang
sedang hamil ingin diperiksa oleh bidan atau perawat wanita daripada dengan
dokter pria..Hal ini menunjukkan bahwa budaya timur masih kental dengan hal-hal
yang dianggap tabu. Dalam Masyarakat tradisional sistem pengobatan tradasional
ini adalah pranata sosial yang harus dipelajari dengan cara yang sama seperti
mempelajari pranata sosial umumnya dan bahwa praktek pengobatan
asli(tradisional)adalah rasional dilihat dari sudut kepercayaan yang berlaku
mengenai sebab akibat.

III.II.SARAN
Pihak penulis menyarankan agar para pembaca sekalian dapat mengikuti
sebagian besar petunjuk yang telah dirangkum dalam penulisan makalah ini,hal ini
dikarenakan untuk mengetahui transkultural nursing dan perawat harus
mengetahui budaya individu yang dirawat karena sangat berpengaruh dengan
kehidupan individu maupun kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

http;//gooogle.com,ahli madya,Dasar-dasar keperawatan.Transkultural Nursing.

Anda mungkin juga menyukai