Anda di halaman 1dari 20

KELOMPOK 6 :

 SHELTYANI
 YOHANIS RP
 YOLANDA P
 YONATAN ONI TONAPA
 YOVITA SHELA
 YULIANA
 YULIANTI RESTU
 YUNUS ARRUAN
 YUSTIKA WILDA
 PIAN PASASA
Transfusi darah adalah proses
pemindahan darah dari donor ke dalam
peredaran darah penerima (resipien)
(FK UI, 1985: 483).
 Penggantian volume darah pada kehilangan darah
akut , misalnya pada perdarahan, trauma, luka bakar.
 Untuk mengganti kekurangan komponen seluler
darah atau kimia darah, misalnya anemia,
thrombositopeni, hipoprotombinemia,
hipofibrinogenimia.
 Defisiensi faktor koagulasi.
 Berkurangnya atau defek berkurangnya jumlah
trombosit atau leukosit.
 Pada pembedahan pintas cardio-pulmonal (open heart
surgery).
 Transfusi tukar (exchange transfution).
Lanjutan …
Sedangkan pada keadaan anemia yang
memerlukan tindakan transfusi,
ialah :

 Anemia karena perdarahan


Biasanya diambil batas Hb 7-8 gr%.
Bila Hb telah turun sampai 4,5 gr%,
maka penderita tersebut telah
sampai ke dalam fase yang
menbahayakan dan transfusi darah
harus segera dilakukan dengan hati-
hati.
Lanjutan …

 Anemia hemolitik
 Anemia aplastik, leukekmia dan
anemia refrakter.
 Anemia karena sepsis.
 Anemia pada orang yang akan
mengalami operasi.
 Anemia pada kehamilan yang
dekat saat kelahiran.
 Leukimia

 Penyakit lain yang


menghancurkan atau
mengganggu produksi darah.

 Perdarahan pasca persalinan


dengan syok

Catatan: untuk anemia pada


kehamilan awal, obati penyebab
anemia dan sediakan hematinik.
Pada transfusi, seorang donor menyumbangkan
darah lengkap dan seorang resipien
menerimanya. Tergantung kepada keadaan,
resipien bisa hanya menerima sel dari darah,
atau hanya menerima faktor pembekuan atau
hanya menerima beberapa komponen darah
lainnya. Transfusi dari komponen darah tertentu
memungkinkan dilakukannya pengobatan yang
khusus, mengurangi resiko terjadinya efek
samping dan bisa secara efisien menggunakan
komponen yang berbeda dari 1 unit darah untuk
mengobati beberapa penderita. Pada keadaan
tertentu, resipien bisa menerima darah
lengkapnya sendiri (transfusi autolog).
JENIS-JENIS
TRANSFUSI

 Packed Red Cells


 Suspensi garanulosit
Diberikan pada penderita granulositopenia
(neutropenia) yang sedang menderita
infeksi, leukemia, penyakit keganasan
lainnya serta anemia aplastik yang jumlah
lekositnya 2.000/mm3 dengan suhu 390C atau
lebih.
 Suspensi trombosit
Indikasi pemberian transfusi ini ialah
setiap
perdarahan spontan atau saat operasi
besar
dengan jumlah trombositnya <
50.000/mm3.

 Kriopresipitat
Komponen urtama yang terdapat di
dalamnya
adalah faktor VIII atau anti hemophilic
globulin (AGH). Digunakan untuk
penghentian perdarahan karena
berkurangnya
AGH dalam darh penderita hemofilia.
 Plasma
Umumnya diperlukan untuk penderita
hiperbilirubinemia.

 Gamaglobulin
Dipergunakan untuk pengobatan
immunodeficiency dari
hipogamagloulinemia atau
gamaglobulinemia kongenital.
 Pusing
 Malaise
 Pucat
 Fatigue
 Hb menurun
PROSES TRANSFUSI
DARAH

 Pengisian Formulir Donor Darah.


 Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan golongan, tekanan
darah dan hemoglobin darah.
 Apabila persyaratan pengambilan
darah telah dipenuhi barulah
dilakukan pengambilan darah..
Usaha pencegahan yang dikerjakan
sebelum darah diberikan kepada
penderita adalah penyaringan
terhadap penyakit diantaranya:
Penyakit Hepatitis B
Penyakit HIV/AIDS
Penyakit Hipatitis C
Penyakit Kelamin (VDRL)
Persiapan Tranfusi
 SET PEMBERIAN DARAH
a) Produk darah yang tepat
b) Jarum / kateter besar (18G atau
19G)
c) Set infus darah dengan filter
d) Cairan iv salin yang normal
e) Sarung tangan sekali pakai
f) Kapas alkohol
g) Plester

 MANSET TEKANAN DARAH


a) Stetoskop
b) Termometer
c) Format persetujuan pemberian
tranfusi yang ditandatangani
KOMPLIKASI
TRANSFUSI DARAH

 Hemolisis akut
 Hemolisis tertunda
 Syok Anafilaktik
 Toksikosis sitrat
 Penyakit infeksi
 Penyakit Hepatitis B & C
 Penyakit HIV/AIDS
 Penyakit Kelamin (VDRL)
 Alergi
Catatan: ± 5% dari semua transfuse
disertai salah satu efek samping.
Jika timbul reaksi atau efek samping
(demam dan alergi), segera
dihentikan dan beritahu dokternya.
Jangan cabut jarumnya. Sebaiknya
ganti dengan cairan yang dapat
diterima seperti NaCl normal.
PENATALAKSANAAN
Memberikan darah sebaiknya berdasarkan
petunjuk nasional mengenai penggunaan
klinis darah, dengan mempertimbangkan
kebutuhan resipien tersebut. Sebelum
memberikan darah atau produk darah harap
diingat hal-hal berikut:

 Perbaikan yang diharapkan pada kondisi


klinis resipien tersebut.

 Metode untuk meminimalkan kehilangan


darah untuk mengurangi kebutuhan akan
transfuse.
 Terapi alternative yang dapat diberikan,
termasuk penggantian cairan intravena atau
oksigen, sebelum mengambil keputusan untuk
melakukan transfuse.
 Resiko penularan HIV,Hepatitis, sipilis atau
infeksi lainnya melalui produk darah yang
tersedia.
 Keuntungan transfuse dibandingkan dengan
resiko untuk resipien tertentu.
 Pilihan terapi lain jika darah tidak tersedia
pada saat itu.

Anda mungkin juga menyukai