Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm.

8-22 Vol 3 No 1

PENGARUH KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP


PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA PROVINSI BANTEN

Stannia Cahaya Suci1dan Alla Asmara2


1,2
Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor

Artikel diterima Februari 2013


Artikel disetujui untuk dipublikasikan Juli 2014

ABSTRACT
Fiscal decentralization aims to improve regional finance independency and
reduce the fiscal dependency of central government. However, in practice, there are
many areas that still rely on the assistance central finance for their regional
development. This research aims to discuss the development of regional finance
independency and analyze the influence of regional finance independency on economic
growth in Banten Province. This research uses descriptive method and panel data on 6
(six) regencies and cities in Banten Province at 2001-2011. The results showed the
significantly positive effect of regional finance independency on economic growth and
significantly negative effect of balance fund’s ratio on economic growth.
Key words: local revenue, economic growth, panel data

ABSTRAK
Desentralisasi fiskal bertujuan untuk meningkatkan kemandirian keuangan daerah
dan mengurangi ketergantungan fiskal terhadap pemerintah pusat, namun pada
pelaksanaannya masih banyak daerah yang bergantung pada bantuan dana pusat untuk
pembangunan daerah. Penelitian ini akan menganalisis perkembangan kemandirian
keuangan daerah di Provinsi Banten dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi
di Provinsi Banten. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan panel data pada 6
(enam) kabupaten dan kota di Provinsi Banten tahun 2001-2011. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kemandirian keuangan daerah berpengaruh positif secara
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sedangkan rasio Dana Perimbangan
berpengaruh negatif secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Kata Kunci: pendapatan asli daerah, pertumbuhan ekonomi, panel data

daerah telah mampu meningkatkan


PENDAHULUAN
kemampuan keuangan yang berasal dari
Salah satu aspek penting daerah lokal serta mengurangi
pelaksanaan kewenangan otonomi ketergantungan terhadap bantuan dana
daerah adalah mengetahui tingkat pemerintah pusat. Kemandirian
kemandirian daerah dalam membiayai keuangan daerah dapat dilihat dari
kegiatan penyelenggaraan pemerintahan penerimaan Pendapatan Asli Daerah
dan pembangunan melalui peningkatan (PAD) terhadap total pendapatan daerah.
potensi penerimaan daerah (Enceng et Penerimaan PAD terhadap total
al., 2012). Semakin tinggi tingkat pendapatan daerah disajikan pada Tabel
kemandirian keuangan daerah, 1. Berdasarkan Tabel 1, komposisi
menggambarkan bahwa pemerintah realisasi pendapatan daerah Provinsi

8 | Edisi Juli 2014


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm.7 Vol 3 No 1

Banten selama kurun waktu tahun 2001- pendapatan yang berasal dari Dana
2011 terdiri dari 67,71% PAD, 30,99% Perimbangan menunjukkan kemampuan
Dana Perimbangan, 0,72% Lain-lain Provinsi Banten semakin tinggi untuk
Pendapatan Daerah yang Sah dan 0,58% membiayai kemampuan keuangannya
Bagian Sisa Lebih Anggaran Tahun sendiri dan menunjukkan kinerja
Lalu. Penerimaan pendapatan daerah keuangan daerah yang positif.
yang berasal dari PAD lebih besar dari

Tabel 1. Komposisi realisasi pendapatan daerah Provinsi Banten tahun 2001-2011


Komposisi
Realisasi
Uraian Pendapatan Daerah
(Juta Rupiah)
(%)
Bagian Sisa Lebih 114.750 0,58
Anggaran Tahun Lalu
Lain-lain Pendapatan 141.271 0,72
Yang Sah
Dana Perimbangan 6.115.427 30,99
Pendapatan Asli Daerah 13.358.962 67,71
Jumlah 19.730.412 100
Sumber: DPPKD Banten, 2012

Realisasi pendapatan daerah melaksanakan kebijakan daerah untuk


kabupaten dan kota di Provinsi Banten meningkatkan PAD-nya, namun realisasi
tahun 2001-2011 dapat dilihat pada pendapatan dana daerah masing-masing
Gambar 1. Berdasarkan Gambar 1, kabupaten dan kota menunjukkan
seluruh kabupaten dan kota memiliki ketergantungan terhadap dana
penerimaan pendapatan Dana pemerintah pusat memiliki proporsi yang
Perimbangan lebih besar daripada PAD. besar. Perbedaan proporsi pendapatan
Kabupaten Pandeglang memiliki daerah masing-masing kabupaten dan
penerimaan Dana Perimbangan tertinggi kota salah satunya dapat dipengaruhi
dibandingkan kabupaten dan kota oleh kemampuan daerah dalam
lainnya yaitu sebesar 88.43%. Provinsi mengembangkan potensi daerah masing-
Banten memiliki kemampuan keuangan masing.
daerah yang tinggi dan berhasil

Sumber: DPPKD Banten, 2013


Gambar 1. Realisasi pendapatan daerah Provinsi Banten tahun 2001-2011
pelaksanaan otonomi daerah dan
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi desentralisasi fiskal. Pertumbuhan
sering disebutkan sebagai tujuan dari ekonomi Provinsi Banten dilihat pada

9 | Edisi Juli 2014


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm.7 Vol 3 No 1

Tabel 2 yang menunjukkan Provinsi ekonomi di suatu wilayah provinsi


Banten masih memiliki kabupaten yang merupakan komposit dari pertumbuhan
memiliki pertumbuhan ekonomi yang ekonomi kabupaten serta kota, maka
rendah, yaitu Kabupaten Pandeglang perlu dicermati tingkat kemandirian
yang memiliki laju pertumbuhan kabupaten dan kota serta pemerintah
ekonomi hanya sebesar 5.40% pada provinsi yang bersangkutan. Oleh karena
tahun 2011 yang menurun dari nilai itu, perlu dilakukan penelitian yang
7.16% pada tahun 2010. Jika suatu mengkaji hubungan antara kemandirian
daerah memiliki kemandirian keuangan keuangan daerah yang tercermin dalam
daerah yang tinggi, maka diharapkan kinerja fiskal daerah, pertumbuhan
pertumbuhan ekonomi daerah tersebut ekonomi.
akan tinggi. Oleh karena pertumbuhan

Tabel 2. Laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan 2000

Laju Pertumbuhan PDRB Laju Pertumbuhan PDRB


Kabupaten/Kota
Tahun 2010 (%) Tahun 2011(%)

Kabupaten Pandeglang 7,16 5,40


Kabupaten Lebak 6.59 6,44
Kabupaten Tangerang 6.71 7,35
Kabupaten Serang 4.15 5,67
Kota Tangerang 6.68 7,03
Kota Cilegon 5.32 6,53
Provinsi Banten 6,08 6,43
Sumber: BPS Banten, 2013

Berdasarkan uraian diatas, maka untuk mengelola keuangan daerah dan


tujuan penelitian ini adalah menganalisis Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
perkembangan kemandirian keuangan (APBD), memberikan pengetahuan
daerah kabupaten dan kota di Provinsi umum yang dapat diambil manfaatnya,
Banten tahun 2001-2011 serta khususnya pengentahuan mengenai
menganalisis pengaruh kemandirian keuangan daerah, perekonomian dan
keuangan daerah tersebut terhadap kemiskinan Provinsi Banten dan menjadi
pertumbuhan ekonomi kabupaten dan salah satu sumber referensi yang baik
kota Provinsi Banten. Penelitian ini bagi kegiatan penulisan dan penelitian
diharapkan dapat memberikan masukan selanjutnya.

MATERI DAN METODE dalam sistem yang berlaku sebelumnya,


ketidakadilan struktural dalam hubungan
Otonomi Daerah dan Desentralisasi
antara pusat dan daerah sangat jelas
Fiskal
terlihat. Kebijakan otonomi dan
Otonomi atau autonomy berasal
kewenangan desentralisasi tidak hanya
dari bahasa Yunani, auto yang berarti
menyangkut pengalihan kewenangan dari
sendiri dan nomous yang berarti hukum
atas ke bawah, tetapi juga perlu
dan peraturan. Kebijakan otonomi dan
diwujudkan atas dasar prakarsa dari
kewenangan desentralisasi sangat penting
bawah untuk mendorong tumbuhnya
untuk menjamin proses integrasi nasional
terpelihara dengan baik. Hal ini karena kemandirian pemerintahan daerah sebagai

10 | Edisi Juli 2014


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm.7 Vol 3 No 1

faktor yang menentukan keberhasilan Sumber-sumber Penerimaan Daerah


kebijakan otonomi daerah. Pendapatan Asli Daerah. Peningkatan
Menurut Undang-Undang Nomor kemandirian daerah sangat erat kaitannya
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan dengan kemampuan daerah dalam
Daerah Pasal 1 ayat 5, Otonomi daerah mengelola Pendapatan Asli Daerah
adalah hak, wewenang, dan kewajiban (PAD). Semakin tinggi kemampuan
daerah otonom untuk mengatur dan daerah dalam menghasilkan PAD, maka
mengurusi sendiri urusan pemerintahan semakin besar pula kemampuan daerah
dan kepentingan masyarakat setempat untuk menggunakan PAD tersebut sesuai
sesuai dengan peraturan perundang- aspirasi, kebutuhan dan prioritas
undangan. Otonomi daerah ditegaskan pembangunan daerah. PAD merupakan
dengan lahirnya Undang-Undang Nomor sumber penerimaan daerah yang didapat
22 Tahun 1999 kemudian diperbaharui dan digunakan sesuai dengan potensi
dengan Undang-Undang Nomor 32
daerah yang dimiliki. PAD bertujuan
Tahun 2004 tentang Pemerintahan memberikan kewenangan kepada
Daerah. pemerintah daerah untuk mendanai
Otonomi daerah dilaksanakan pelaksanaan otonomi daerah sesuai
dengan azas desentralisasi, dekosentrasi dengan potensi daerah sebagai
dan tugas pembantuan. Desentralisasi perwujudan desentralisasi.
adalah penyerahan wewenang Sumber-sumber PAD terdiri dari:
pemerintahan oleh pemerintah daerah (1) Pajak Daerah yaitu kontribusi wajib
kepada daerah otonom untuk mengatur oleh pribadi atau badan kepada daerah
dan mengurus urusan pemerintahan tanpa imbalan secara langsung yang
dalam system Negara Kesatuan Republik digunakan untuk keperluan daerah bagi
Indonesia. Dekosentrasi adalah kemakmuran rakyat. Pajak terdiri dari
pelimpahan wewenang pemerintahan pajak provinsi dan kabupaten dan kota,
oleh pemerintah kepada gubernur sebagai (2) Restribusi Daerah yang merupakan
wakil pemerintah dan/atau kepada pungutan yang dilakukan pemerintah
instansi vertikal di wilayah tertentu. daerah kepada wajib restribusi atas
Tugas pembantuan adalah penugasan dari pemanfaatan suatu jasa tertentu yang
pemerintah kepada daerah dan/atau desa disediakan pemerintah, dalam hal ini
dari pemerintah provinsi kepada terdapat imbalan langsung yang dapat
kabupaten/kota dan/atau desa serta dinikmati pembayar restribusi. Berbeda
pemerintah kabupaten kota kepada desa dengan pajak daerah yang bersifat
untuk melaksanakan tugas tertentu. tertutup, dalam restribusi ini, pemerintah
Pemerintah daerah diberi daerah diberi peluang untuk menambah
wewenang dan keleluasaan di seluruh jenisnya namun harus sesuai dengan
bidang pemerintahan, kecuali dalam undang-undang yang berlaku.
bidang politik luar negeri, pertahanan Restribusi daerah terdiri atas 3
keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, jenis, yaitu: (a) Restribusi Jasa Umum
agama, perencanaan nasional dan merupakan restribusi yang disediakan
pengendalian pembangunan nasional oleh pemerintah daerah dengan tujuan
secara makro, dana perimbangan kepentingan dan kemanfaatan umum
keuangan, sistem administrasi dan serta dapat dinikmati oleh pribadi atau
perekonomian negara, pembinaan dan badan, (b) Restribusi Jasa Usaha
pemberdayaan sumber daya manusia, merupakan restribusi jasa yang
pendayagunaan sumber daya alam serta disediakan oleh pemerintah daerah yang
teknologi tinggi yang strategis, menganut prinsip komersial karena dapat
konservasi dan standarisasi nasional. disediakan oleh sektor swasta dan

11 | Edisi Juli 2014


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm.7 Vol 3 No 1

bertujuan untuk mendapatkan keuntungan Lain-lain pendapatan. Lain-lain


yang layak. (c) Restribusi Perizinan pendapatan terdiri atas pendapatan hibah
Tertentu merupakan restribusi atas dan pendapatan Dana Darurat.
kegiatan pemerintah daerah tertentu yang Pendapatan hibah merupakan bantuan
meliputi pemberian izin kepada pribadi yang tidak mengikat. Hibah kepada
atau badan yang bertujuan untuk daerah yang bersumber dari luar negeri
pengaturan dan pengawasan pemberian dilakukan melalui pemerintah. Dana
izin tersebut guna melindungi Darurat dialokasikan oleh pemerintah
kepentingan umum dan menjaga dimana dananya berasal dari APBN
kelestarian lingkungan. (3) Hasil untuk keperluan mendesak yang
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang diakibatkan oleh bencana nasional atau
Dipisahkan dan Lain-lain PAD yang Sah peristiwa luar biasa yang tidak dapat
ditanggulangi oleh daerah dengan
Dana Perimbangan. Dana Perimbangan menggunakan sumber APBD.
adalah dana yang bersumber dari
pendapatan Anggaran Pendapatan dan
Kemandirian Keuangan Daerah dan
Belanja Negara (APBN) yang
Derajat Desentralisasi Fiskal
dialokasikan kepada daerah untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam Kemampuan daerah dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi yang menjalani otonomi daerah dapat diukur
bertujuan mengurangi kesenjangan fiskal dengan kinerja keuangan daerah yang
antara pemerintah dan pemerintahan dapat dilihat dari kemandirian daerah dan
daerah dan antar pemerintahan daerah. derajat desentralisasi fiskal. Kemandirian
Dana Perimbangan diharapkan dapat keuangan daerah merupakan gambaran
meningkatkan kapasitas fiskal daerah dan pemerintah daerah dalam hal
mengurangi kesenjangan fiskal. Dana ketergantungan daerah terhadap sumber
Perimbangan bersifat subtitusi terhadap dana pemerintah pusat dan propinsi.
PAD. Penerimaan Dana Perimbangan Semakin tinggi kemandirian keuangan
bervariasi bergantung pada penerimaan daerah, maka ketergantungan daerah
PAD daerah tersebut. Penerimaan Dana terhadap bantuan pemerintah dan propinsi
Perimbangan umumnya naik jika daerah semakin rendah.
tersebut menerima Dana Bagi Hasil dan Kemandirian keuangan daerah juga
PAD yang rendah. Penerimaan Dana menggambarkan tingkat partisipasi
Perimbangan dapat turun, umumnya masyarakat dalam pembangunan daerah,
terjadi pada daerah yang mengalami dimana semakin tinggi kemandirian
kenaikan PAD dan kapasitas fiskal yang keuangan daerah menggambarkan
berarti. semakin tingginya pastisipasi masyarakat
Penerimaan Dana Perimbangan dalam membayar pajak dan restribusi
yang berasal dari Dana Alokasi Umum daerah. Pajak dan restribusi daerah
dan Dana Alokasi khusus dapat mencapai merupakan komponen dari PAD.
angka 0 (nol), bukan karena tidak Kemandirian keuangan daerah dapat
dihitung melaikan hasil perhitungan ditunjukkan dari perbandingan PAD
menunjukkan nilai minus atau nol, dengan pendapatan yang berasal dari
umumnya terjadi pada daerah dengan pemerintah pusat.
kapasitas fiskal yang tinggi karena Derajat desentralisasi fiskal yang
memiliki penerimaan PAD yang sangat tinggi mengindikasikan pemerintah
tinggi. (Direktorat Jenderal Perimbangan daerah telah mampu meningkatkan PAD
Keuangan, 2013). dibandingkan pendapatan lain pada
pendapatan daerah. Jika rasio PAD tinggi

12 | Edisi Juli 2014


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm.7 Vol 3 No 1

akan mengurangi ketergantungan dari daerah pusat.


pemerintah daerah pada penggunaan dana
penggunaan sumberdaya yang lebih
produktif, hal tersebut dapat
Pertumbuhan Ekonomi dan
menghasilkan pendapatan per kapita
Desentralisasi Fiskal
yang lebih tinggi dan meningkatkan
Teori Ekonomi Klasik yang standar hidup rata-rata masyarakat.
dikemukakan Adam Smith menyatakan Badan Pusat Statistik menggunakan
pertumbuhan ekonomi bergantung pada pendekatan PDB dan Pendapatan
pertumbuhan penduduk dengan kata lain Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk
pertambahan penduduk akan menggambarkan produksi barang dan
meningkatkan output produksi. Teori jasa yang dihasilkan oleh suatu daerah
Klasik ini berkembang menjadi Teori dicerminkan untuk mencerminkan
Neoklasik dikemukakan oleh Harrod- pertumbuhan ekonomi.
Domar dan Robert Solow. Model Menurut Badan Pusat Statistik
Harrod-Domar mengemukakan bahwa (2013), PDRB menyatakan pendapatan
pertumbuhan ekonomi sangat total dan pengeluaran total daerah atas
dipengaruhi oleh pembentukan modal output barang dan jasa suatu daerah.
oleh karena itu modal harus dipakai PDRB dapat dihitung dengan dua cara,
secara efektif, sedangkan Solow yaitu atas dasar harga berlaku dan atas
mengembangkan model Harrod-Domar dasar harga konstan. PDRB atas dasar
ini menyatakan bahwa faktor tenaga harga berlaku menggunakan harga pada
kerja dan teknologi masuk ke dalam tahun berjalan, pada saat menilai
model pertumbuhan, oleh karena itu produksi, biaya antara dan komponen
pertumbuhan ekonomi merupakan nilai tambah sedangkan PDRB atas dasar
rangkaian kegiatan yang bersumber pada harga konstan menggunakan harga
manusia, akumulasi modal dan barang dan jasa pada tahun dasar, saat ini
pemakaian teknologi modern (Mankiw, yang digunakan adalah harga konstan
2007) 2000.
Pertumbuhan ekonomi adalah Desentralisasi fiskal merupakan
terjadinya pertambahan atau perubahan salah satu pilar dalam memelihara
pendapatan nasional (produksi nasional) kestabilan kondisi ekonomi nasional,
dalam satu tahun tertentu, tanpa karena dengan adanya transfer dana ke
memperhatikan pertumbuhan penduduk daerah akan mendorong aktivitas
dan aspek lainnya. Pertumbuhan perekonomian masyarakat di daerah.
ekonomi dalam pengertian makro adalah Hubungan antara desentralisasi fiskal dan
penambahan nilai Produk Domestik pertumbuhan ekonomi telah banyak
Bruto riil (PDB) atau peningkatan dianalisis oleh para ekonom. Samimi et
pendapatan nasional. Menurut Mankiw al. (2010) menyatakan bahwa penelitian
(2007), PDB sering dianggap sebagai dilakukan karena pertumbuhan ekonomi
ukuran terbaik dari kinerja perekonomian dipandang sebagai tujuan dari
yang tujuannya adalah meringkas desentralisasi fiskal dan efisiensi dalam
aktivitas ekonomi dalam suatu nilai uang alokasi sumberdaya di sektor publik serta
tertentu selama periode waktu tertentu. sebagai bagian dari tujuan pemerintah
Pertumbuhan ekonomi yang dicapai dari secara eksplisit untuk mengambil
penggunaan banyak tenaga tenaga kerja, kebijakan-kebijakan yang mengarah pada
tidak menghasilkan pertumbuhan peningkatan pendapatan perkapita.
pendapatan per kapita, namun jika Menurut Davoodi dan Zou (1998),
pertumbuhan ekonomi dicapai dari desentralisasi fiskal adalah bagian dari

13 | Edisi Juli 2014


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm.7 Vol 3 No 1

reformasi peningkatan efisiensi di sektor pengukuran yang pasti mengenai derajat


publik dan peningkatan kompetisi antara desentralisasi ataupun kemandirian
pemerintah daerah dalam pemenuhan keuangan daerah. Variabel yang
kebutuhan publik yang dalam digunakan dapat berubah-ubah sesuai
menstimulasi pertumbuhan ekonomi. dengan karakteristik keuangan daerah
Menurut Tiebout (1961) argumen tempat penelitian dilakukan.
ekonomi dasar yang mendukung Penelitian ini, sebagai pengukuran
desentralisasi fiskal berdasarkan dua kemandirian keuangan daerah digunakan
asumsi yang saling melengkapi yaitu rasio PAD terhadap total pendapatan
desentralisasi akan meningkatkan daerah dan rasio Dana Perimbangan
efisiensi ekonomi karena pemerintah terhadap total pendapatan daerah. Data
daerah diposisikan lebih baik daripada APBD yang digunakan adalah total
pemerintah pusat dalam penyediaan seluruh pendapatan daerah kabupaten
pelayanan publik sebagai hasil dan kota se-Provinsi Banten yang terdiri
keuntungan informasi dan mobilitas dari total pendapatan yang berasal dari
penduduk serta persaingan antara PAD, Dana Perimbangan, dan Lain-lain
pemerintah daerah dalam penyediaan Pendapatan Daerah yang Sah.
pelayanan publik akan menjamin Peningkatan RPAD menunjukkan
kecocokan preferensi masyarakat dan kemandirian keuangan daerah yang juga
pemerintah daerah. semakin meningkat namun peningkatan
Oates (1999) menyatakan bahwa RDP mengindikasikan ketergantungan
sistem desentralisasi fiskal dimana daerah pada sumber dana pemerintah
pemerintah daerah memainkan peran pusat semakin tinggi.
yang lebih penting daripada pemerintah Rasio PAD terhadap total
pusat dalam penyediaan pelayanan pendapatan daerah dapat mengukur
publik akan mendorong pertumbuhan kemampuan keuangan daerah. Nilai
ekonomi yang lebih cepat. interval yang minimal lebih besar dari
50% menunjukkan kemampuan
keuangan daerah yang baik. Semakin
Metode Penelitian
besar rasio PAD terhadap total
Pendekatan standar untuk pendapatan daerah maka kemampuan
mengukur alokasi kewenangan adalah keuangan daerah semakin baik. Badan
menggunakan pengukuran akuntansi Litbang Depdagri dan Fisipol UGM
seperti pendapatan atau pengeluaran menggunakan skala interval yang dapat
(Akai dan Sakata, 2002). Berdasarkan dilihat pada Tabel 3.
hasil-hasil penelitian sebelumnya,
menyimpulkan bahwa tidak terdapat

Tabel 3. Interval kemampuan keuangan daerah


Interval Kemampuan Keuangan Daerah
00,00 – 10,00 Sangat Kurang
10,01 – 20,00 Kurang
20,01 – 30,00 Cukup
30,01 – 40,00 Sedang
40,01 – 50,00 Baik
> 50, 00 Sangat Baik
Sumber: Depdagri dan Fisipol UGM (1991)

14 | Edisi Juli 2014


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm.7 Vol 3 No 1

Analisis regresi dengan metode


panel data adalah metode yang HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan penggabungan data cross
Perkembangan Kemandirian
section dan time series dimana data yang
Keuangan Daerah
dikumpulkan secara cross section pada
periode waktu tertentu, dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
menggunakan tiga teknik untuk bertujuan memberikan kewenangan
mengestimasi parameternya yang terdiri kepada pemerintah daerah sebagai
dari metode pooled least square, fixed pendanaan pelaksanaan otonomi daerah
effect dan random effect (Arief, 1993). sesuai dengan potensi daerah. Undang-
Analisis panel data ini digunakan untuk undang Nomor 33 Tahun 2004 pasal 6
mengidentifkasi pengaruh kemandirian menyebutkan PAD berasal dari empat
keuangan daerah terhadap pertumbuhan sumber yaitu Pajak Daerah, Restribusi
ekonomi dan kemiskinan kabupaten dan Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan
kota di Provinsi Banten. Produk Daerah yang Dipisahkan dan Lain-lain
Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah Pendapatan Asli Yang Sah, Berdasarkan
pendapatan total dan pengeluaran total proporsi realisasi PAD, Pajak Daerah
daerah atas output barang dan jasa suatu memberikan proporsi terbesar terhadap
daerah untuk menggambarkan PAD. Selama kurun waktu tahun 2001-
pertumbuhan ekonomi. Variabel rasio 2011, proporsi pajak Provinsi Banten
PAD (RPAD) terhadap total pendapatan mencapai 96,11%, sedangkan Restribusi
daerah dan variabel rasio Dana Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan
Perimbangan (RDP) terhadap total Daerah yang Dipisahkan dan Lain-lain
pendapatan daerah digunakan sebagai Pendapatan yang Sah masing-masing
gambaran kemandirian keuangan daerah. hanya sebesar 0,19%, 1,20% dan 2,50%.
Adapun estimasi model pengaruh PAD merupakan sumber
kemandirian keuangan daerah terhadap pembiayaan yang seluruhya digali dari
pertumbuhan ekonomi kabupaten dan daerah itu sendiri sehingga dapat
kota di Provinsi Banten dituliskan mencerminkan kondisi riil daerah
sebagai berikut: tersebut. Jika struktur PAD sudah kuat,
artinya daerah tersebut memiliki
LnPDRBit = α1 + β1RPADit + β2RDPit kemampuan pembiayaan yang kuat, yang
+εit akhirnya berbagai bentuk dari
pemerintah pusat hanya bersifat sebagai
Keterangan: pendukung bagi pelaksanaan
PDRB = Produk Domestik Regional pemerintahan dan pembangunan di
Bruto (miliar rupiah) daerah. Rasio PAD terhadap total
RPAD = Rasio PAD terhadap total pendapatan daerah Provinsi Banten dapat
pendapatan daerah (%) dilihat dari Gambar 2. Berdasarkan
RDP = Rasio Dana Perimbangan Gambar 2, wilayah Banten Utara
terhadap total pendapatan memiliki rasio PAD relatif lebih tinggi
daerah (%) dibandingkan wilayah Banten Selatan.
αi = intersep Kota Cilegon memiliki rasio PAD
i = koefisien regresi tertinggi namun Kabupaten Serang
εit = error term memiliki rasio PAD terendah di Banten
i = kabupaten/ kota ke-i Utara. Kemudian wilayah Banten Selatan
t = adalah periode waktu yang terdiri dari Kabupaten Pandeglang
(2001,…,2011) dan Kabupaten Lebak memiliki rasio

15 | Edisi Juli 2014


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm.7 Vol 3 No 1

terendah dibandingkan wilayah Banten


Utara.
40.000

30.000
Rasio (%)

20.000

10.000

0.000
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Tahun
Kab Tangerang Kab Serang Kab Lebak
Kab Pandeglang Kota Tangerang Kota Cilegon

Sumber: DPKAD Banten, 2013 (diolah)

Gambar 2. Rasio pendapatan asli daerah terhadap total pendapatan daerah kabupaten
dan kota di Provinsi Banten tahun 2001-2011

Pada tahun 2001, Kota Cilegon 18,13% jika dilihat dari interval dapat
memiliki rasio sebesar 28%, kemudian disimpulkan bahwa kemampuan
mengalami kenaikan sampai tahun 2004 keuangan daerah Kabupaten Tangerang,
dan sempat menurun pada tahun 2005 Kabupaten Serang dan Kota Tangerang
kemudian berfluktuasi dan akhirnya pada masih kurang. Rasio PAD terhadap total
tahun 2011 meningkat menjadi 30%. pendapatan daerah Kabupaten
Kabupaten Serang memiliki rasio sebesar Pandeglang dan Kabupaten Lebak dengan
13,63% pada tahun 2001 dan meningkat rata-rata setiap tahunnya hanya sebesar
menjadi sebesar 13,9% pada tahun 2011. 3,9% dan 5,6% menunjukkan
Kabupaten Pandeglang memiliki rasio kemampuan keuangan daerah Kabupaten
sebesar 3,3% pada tahun 2001, sempat Pandeglang dan Kabupaten Lebak masih
memiliki angka tertinggi pada tahun 2007 sangat kurang karena berada di interval
sebesar 6,25%, kemudian berfluktuasi antara 0,0%-10%. Kota Cilegon dengan
sampai mencapai angka 3,3% pada tahun rasio PAD terhadap total pendapatan
2011. Kabupaten Lebak memiliki rasio daerah terhadap pendapatan daerah rata-
sebesar 3,13% yang meningkat menjadi rata pertahunnya sebesar 25,83%
5,19% pada tahun 2011. Kabupaten dan menunjukkan kemampuan keuangan
kota yang memiliki rasio PAD terhadap daerah yang cukup.
total pendapatan daerah yang tinggi Kemampuan keuangan daerah yang
menunjukkan kabupaten dan kota berada pada interval sedang dapat dicapai
tersebut berhasil meningkatkan jika rasio PAD terhadap pendapatan
pendapatan yang bersumber dari daerah daerah mencapai angka minimal 30,01%-
masing-masing dan mengurangi 40,00%, kemampuan keuangan daerah
ketergantungan terhadap dana pemerintah baik jika rasio mencapai pada interval
pusat. 40,01%-50,00% dan sangat baik jika
Rasio PAD terhadap total rasio mencapai pada interval lebih besar
pendapatan daerah Kabupaten Tangerang, dari 50%. Tingkat kemandirian keuangan
Kabupaten Serang dan Kota Tangerang daerah yang relatif rendah dan
dengan rata-rata per tahunnya masing- menunjukkan kemampuan keuangan
masing sebesar 17,70%, 13,42% dan daerah kabupaten kota Provinsi Banten

16 | Edisi Juli 2014


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm.7 Vol 3 No 1

yang masih berada pada tingkat sangat dengan Dana Alokasi Umum sebesar
kurang, kurang dan cukup menunjukkan 45,94%, sedangkan Dana Alokasi Khusus
bahwa ketergantungan fiskal pada hanya menyumbang pendapatan sebesar
pemerintah pusat masih tinggi. 1,21% selama kurun waktu 2001-2011.
Kekurangan kemampuan keuangan Perkembangan rasio Dana
daerah dibantu dengan penerimaan yang Perimbangan terhadap total pendapatan
berasal dari Dana Perimbangan. Hal ini daerah kabupaten dan kota Provinsi
didukung dengan rasio Dana Banten disajikkan pada Gambar 3,
Perimbangan terhadap total pendapatan Berdasarkan perkembangan setiap
daerah masing-masing kabupaten dan daerah, wilayah Banten memiliki rasio
kota Provinsi Bante. Dana Perimbangan Dana Perimbangan terhadap total
dana yang bersumber dari pendapatan pendapatan daerah paling tinggi.
APBN yang dialokasikan kepada daerah Kabupaten Pandeglang memiliki rasio
untuk mendanai kebutuhan daerah dalam Dana Perimbangan tertinggi yaitu sebesar
rangka pelaksanaan desentralisasi. 93% pada tahun 2001 dan mengalami
Dana Perimbangan bertujuan fluktuasi serta menurun menjadi 82%
mengurangi kesenjangan fiskal antara pada tahun 2011, diikuti oleh Kabupaten
pemerintah pusat dan pemerintah daerah Lebak pada posisi kedua tertinggi yaitu
dan antar-pemerintah daerah. Undang- mencapai 93% pada tahun 2001 dan
undang Nomor 33 Tahun 2004 pasal 10 menurun menjadi 76% pada tahun 2011.
menyebutkan Dana Perimbangan berasal Pada wilayah Banten Utara, Kota Cilegon
dari tiga sumber yaitu Dana Bagi Hasil, memiliki rasio paling rendah yaitu
Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi sebesar 63% pada tahun 2001 dan
Khusus. Berdasarkan proporsi realisasi menurun menjadi 52% pada tahun 2011,
Dana Perimbangan, Dana Bagi Hasil sedangkan Kabupaten Serang memiliki
Pajak dan Bukan Pajak memberikan rasio paling tinggi yaitu sebesar 84%
proporsi terbesar terhadap Dana pada tahun 2001 dan menurun menjadi
Perimbangan sebesar 52,84% diikuti sebesar 60% pada tahun 2011.

Sumber: DPKKD Banten, 2013 (diolah)

Gambar 3. Rasio Dana Perimbangan terhadap total pendapatan daerah kabupaten dan
kota di Provinsi Banten tahun 2001-2011

Daerah dengan rasio Dana sebaliknya rasio Dana Perimbangan yang


Perimbangan yang rendah menunjukkan tinggi menunjukkan daerah tersebut
daerah tersebut memiliki ketergantungan memiliki ketergantungan yang tinggi
yang rendah terhadap dana pihak luar, terhadap bantuan dana pemerintah pusat.

17 | Edisi Juli 2014


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm.7 Vol 3 No 1

Meskipun perkembangan pendapatan akan meningkatkan pertumbuhan


yang berasal dari PAD semakin ekonomi sebesar 0,283001%, dengan
meningkat, namun perbandingan RPAD asumsi ceteris paribus. Hal ini sesuai
dengan RDP menunjukkan Dana dengan teori umum yang digunakan
Perimbangan memberikan kontribusi untuk melihat hubungan antara
yang relatif lebih tinggi dibandingkan desentralisasi fiskal dengan pertumbuhan
dengan dengan PAD. Hal ini ekonomi bahwa pada sistem
mengindikasikan, pada masing-masing desentralisasi fiskal dimana pemerintah
kabupaten dan kota di Provinsi Banten, daerah memainkan peran yang lebih
penggunaaan dana bantuan pemerintah penting daripada pemerintah pusat dalam
pusat masih berperan lebih besar pada penyediaan pelayanan publik akan
anggaran pendapatan daripada mendorong pertumbuhan ekonomi
Pendapatan Asli Daerah, dan Tiebout (1961).
kemandirian keuangan pada masing- Hasil estimasi menunjukkan
masing kabupaten dan kota masih variabel rasio Dana Perimbangan
rendah. terhadap total pendapatan daerah secara
signifikan negatif mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi. Kenaikan 1%
Pengaruh Kemandirian Keuangan
rasio Dana Perimbangan terhadap total
Daerah terhadap Pertumbuhan
pendapatan daerah akan menurunkan
Ekonomi
pertumbuhan ekonomi sebesar
Estimasi model diperoleh dengan 0,362936%, dengan asumsi ceteris
menggunakan metode panel data. Hasil paribus. Tingginya ketergantungan
uji Chow dan uji Hausman yang dapat keuangan daerah terhadap transfer dana
dilihat pada Lampiran 1 dan 2, pemerintah pusat mengindikasikan
menunjukkan model dengan pendekatan kemandirian keuangan daerah yang
Fixed Effect merupakan model yang menurun, sehingga akan mengurangi
terbaik. Masing-masing variabel bebas kinerja pemerintah daerah dalam
menunjukan nilai probabilitas yang meningkatkan output perekonomian.
signifikan sehingga model penduga Penerimaan dana yang tinggi dari
sudah layak untuk menduga parameter pemerintah pusat dapat menyebabkan
yang ada di dalam fungsi. Pengujian pemerintah daerah kurang insentif untuk
model menunjukkan bahwa model meningkatkan pemerimaan yang berasal
terbebas multikolineritas, autokorelasi dari PAD dan terus mengandalkan
dan heteroskedastisitas serta didasarkan kemampuan negosiasi untuk menerima
pada asumsi bahwa faktor kesalahan bantuan dari pihak luar sebagai
menyebar secara normal. pembiayaan pemerintahan dan
Hasil estimasi menunjukkan pembangunan. Hasil estimasi
pengaruh yang positif secara signifikan menunjukkan bahwa Kota Tangerang
dari RPAD terhadap pertumbuhan memiliki rata-rata perubahan PDRB
ekonomi di Provinsi Banten. Hal ini terbesar di Provinsi Banten, sedangkan
menunjukkan bahwa semakin tinggi Kabupaten Lebak memiliki rata-rata
tingkat kemandirian keuangan daerah perubahan PDRB terkecil di Provinsi
akan berimplikasi pada kenaikan Banten.
pertumban ekonomi. Kenaikan 1% rasio
PAD terhadap total pendapatan daerah

18 | Edisi Juli 2014


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm.7 Vol 3 No 1

Tabel 4. Hasil estimasi model pengaruh kemandirian keuangan daerah terhadap


pertumbuhan ekonomi kabupaten dan kota di Provinsi Banten tahun 2001-
2011
Variabel Koefisien Std, Error t-Statistic Prob,
C 16,17459 0,081426 198,6425 0,0000
RPAD 0,283001 0,135281 2,091946 0,0408
RDP -0,362936 0,085572 -4,241315 0,0001
Weighted Statistics Unweighted Statistics
R-squared 0,998936 0,940941
Sum squared resid 54,61216 2,117066
Durbin-Watson stat 1,400121 0,209465
Prob(F-statistic) 0,000000
CROSSID Effect
Kab Tangerang 0,619132
Kab Serang -0,136626
Kab Lebak -0,823225
Kab Pandeglang -0,785138
Kota Tangerang 0,962116
Kota Cilegon 0,163740
Sumber: Hasil pengolahan menggunakan program Eviews6
Keterangan: *) signifikan pada taraf 5%

Kemampuan keuangan yang relatif


SIMPULAN DAN SARAN
kurang inilah yang menyebabkan
Simpulan kemandirian keuangan kabupaten dan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, kota Provinsi Banten relatif masih
maka dapat disimpulkan bahwa rendah. Wilayah Banten Selatan yang
perkembangan kemandirian keuangan terdiri dari Kabupaten Pandeglang dan
daerah selama kurun waktu tahun 2001- Kabupaten Lebak menerima pendapatan
2011 kabupaten dan kota di Provinsi rasio PAD yang terendah serta rasio Dana
Banten semakin membaik namun Perimbangan yang tertinggi sehingga
penerimaan yang berasal dari Dana untuk menjadikan pemerintahan
Perimbangan masih lebih tinggi daripada Kabupaten Pandeglang dan Kebupaten
Pendapatan Asli Daerah (PAD). Lebak yang mampu mengurus rumah
Kemampuan keuangan daerah tangga dengan kemampuan sendiri, sulit
kabupaten dan kota Provinsi Banten diwujudkan karena tidak mungkin
masih berada pada interval cukup untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah
Kota Cilegon. Kota Cilegon mempunyai dengan PAD yang minim.
rasio penerimaan PAD tertinggi Kemandirian keuangan daerah
sedangkan Kabupaten Tangerang, mempunyai pengaruh positif secara
Kabupaten Serang dan Kota Tangerang signifikan terhadap peningkatan
mempunyai kemampuan keuangan yang pertumbuhan ekonomi di Provinsi
kurang serta Kabupaten Pandeglang dan Banten. Hasil penelitian menunjukkan
Kabupaten Lebak mempunyai rasio PAD berpengaruh positif secara
kemampuan keuangan yang sangat signifikan pada pertumbuhan ekonomi.
kurang. Ketergantungan terhadap Dana

19 | Edisi Juli 2014


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm.7 Vol 3 No 1

Perimbangan akan berpengaruh terhadap DAFTAR PUSTAKA


penurunan perekonomian. Akai, N dan Sakata M. 2002. Fiscal
Decentralization Contributes To
Saran Economic Growth: Evidence From
State-Level Cross-Section Data for
Berdasarkan hasil dan pembahasan
The United States. Journal of
serta simpulan, maka dapat dirumuskan
Urban Economics. 52(2002): 93-
saran yaitu perlunya dilakukan evaluasi
108.
kebijakan alokasi penggunaan Dana
Anonim. 2013. Dasar Hukum Jenis Pajak
Perimbangan. Perkembangan wilayah
Daerah Dan Restribusi. www.
Banten Utara yang berhasil meningkatkan
www.djpk.depkeu.go. id/document.
pendapatan yang berasal dari PAD lebih
php/document/article/108/73/.
tinggi daripada Banten Selatan harus
Diakses tanggal 14 Februari 2013.
dipertahankan oleh pemerintah.
Arief, S. 1993. Metodologi Penelitian
Peningkatan penerimaan PAD
Ekonomi. Penerbit Universitas
dapat dilakukan dengan meningkatkan
Indonesia (UI- Press). Jakarta
pendapatan pajak karena pajak daerah
[BPPD] Badan Perencanaan
sebagai penerimaan yang paling dominan
Pembangunan Daerah. 2012.
untuk penerimaan PAD dan melakukan
Rancangan Awal Rencana
kebijakan yang memberikan kemudahan
Pembangunan Jangka Menengah
kepada masyarakat untuk melakukan
Daerah Provinsi Banten Tahun
aktivitas perekonomian khususnya pada
2012-2017. Serang (ID): BPPD.
bidang jasa, hotel dan restauran serta
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013.
industri pengolahan dan juga pertanian
Provinsi Banten dalam Angka
karena sektor-sektor tersebut memiliki
Berbagai Edisi. Serang (ID): BPS.
nilai yang paling tinggi terhadap
[BPS]. Badan Pusat Statistik. 2008.
peningkatan PDRB di Provinsi Banten
Analisis dan Penghitungan Tingkat
Provinsi Banten.
Kemiskinan 2008, katalog BPS:
Peningkatan pertumbuhan ekonomi
3205015. Jakarta (ID): BPS
dapat didukung dengan peningkatan
Dartanto, T dan Brodjonegoro B. 2003.
kemandirian keuangan daerah khususnya
Dampak Desentralisasi Fiskal di
pada daerah memiliki rata-rata perubahan
Indonesia Terhadap Pertumbuhan
PDRB terbesar di Provinsi Banten yaitu
Ekonomi dan Disparitas Antar
Kota Tangerang dan Kabupaten.
Daerah: Analisa Model Makro
Pengurangan ketergantungan Dana
Ekonometrik Simultan. Jurnal
Perimbangan harus dilakukan dengan
Ekonomi dan Pembangunan
kebijakan yang tepat agar tidak
Indonesia. 4(1): 17-38.
mengganggu kinerja pemerintah dan
Davoodi, H dan Zou H. 1998. Fiscal
ekonomi dalam jangka panjang serta
decentralization and economic
penggunaannya sesuai dengan tujuan
growth: a cross-country study.
awal yaitu mengurangi kesenjangan
Journal of Urban Economics.
keuangan antar daerah dan bersifat
43(2):244-245.
sebagai pendukung untuk tujuan
Enceng, Liestyodo, BI dan
pembangunan.
Purwaningdyah, MW.
Desentralisasi Fiskal Penerimaan
Keuangan Daerah. J Ilmu
Administrasi Negara. 12(1):1-73.

20 | Edisi Juli 2014


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm.7 Vol 3 No 1

Mankiw, NG. 2007. Makroekonomi Edisi


Keenam. Penerbit Erlangga. Jakarta
Oates, WE. 1999. An Essay on Fiscal
Federalism. Journal of Economic
Literature. 1999(37): 1120-1149
[RI]. Republik Indonesia. 1999. Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah. Jakarta (ID):
RI
[RI]. Republik Indonesia. 1999. Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor
25 Tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan Pemerintah
Pusat dan Daerah. Jakarta (ID): RI
[RI]. Republik Indonesia. 2004. Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor
32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah. Jakarta (ID):
RI
[RI]. Republik Indonesia. 2004. Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor
33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Pemerintah
Pusat dan Daerah. Jakarta (ID): RI.
Samimi AJ, Lar SKP, Haddad GK,
Alizadeh M. 2010. Fiscal
Decentralization and Economic
Growth in Iran. Australian Journal
of Basic and Applied Sciences.
4(11): 5490-5495.
Tibeout, CM. 1961. An Economic Theory
of Fiscal Decentralization. National
Bureau of Economiz Research.
1961: 79-96
Todaro, P dan Smith SC. 2006.
Pembangunan Ekonomi edisi
kesembilan. Penerbit Erlangga.
Jakarta
Zhang T dan Zou HF. 1996. Fiscal
Decentralization, Public Spending
And Economic Growth in China.
Policy Research Working Paper.
1608

21 | Edisi Juli 2014


Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, hlm.7 Vol 3 No 1

LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 1658.079192 (5,58) 0.0000

Lampiran 2. Hasil Uji Hausman


Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 9.809037 2 0.0074

22 | Edisi Juli 2014

Anda mungkin juga menyukai