Anda di halaman 1dari 11

HUKUM PERIKATAN DAN

HUKUM PERJANJIAN

KELOMPOK 3
1. Moh. Aden Trilaksono ( 21701082002)
2. Slamet Hariyadi (21701082023)
3. Nurfadilah ( 21701082003)
PENGERTIAN

PERIKATAN
Suatu perhubungan hukum antara dua orang atau dua
pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut
sesuatu hal dari pihak yang lain, dan pihak yang lain
berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu.

PERJANJIAN
Suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang
lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk
melaksanakan suatu hal.
DASAR HUKUM PERIKATAN

 Perikatan yang timbul dari persetujuan


 Perikatan yang timbul dari undang undang
 Perikatan yang terjadi bukan perjanjian, tetapi
terjadi karena perbuatan melanggar hukum dan
perwakilan sukarela.
PERIKATAN DARI UNDANG-
UNDANG
 Perikatan yang bersumber pada UU semata yakni perikatan yang
dengan terjadinya peristiwa peristiwa tertentu, melahirkan suatu
hubungan hukum diantara pihak pihak yang bersangkutan. Misalnya
,meninggalnya seseorang membuat suatu perikatan yang pernah
mengikat orang tersebut beralih ke ahli waris.
 Perikatan yang bersumber pada UU sebagai akibat perbuatan orang
yakni perikatan yang dengan dilakukanya serangkaian tingkah laku
oleh seseorang,maka UU melekatkan akibat hukum berupa
perikatan terhadap orang tersebut. Misalnya A dengan suka rela,
tanpa mendapat perintah dari B untuk mengurus urusan si B.
AZAS-AZAS DALAM HUKUM
PERIKATAN

1. Asas Kebebasan Berkontrak : Ps. 1338: 1 KUHPerdata.


2. Asas Konsensualisme : 1320 KUHPerdata.
3. Asas Kepribadian : 1315 dan 1340 KUHPerdata.
HAPUSNYA PERIKATAN

1. Pembaharuan utang (novasi)


2. Perjumpaan utang (kompensasi)
3. Pembebasan Utang
4. Musnahnya barang yang terutang
5. Kebatalan dan pembatalan perikatan-perikatan.
6. Daluwarsa
BENTUK PERJANJIAN

 Tertulis ialah merupakan bentuk tertulis surat yang


dicantumkan dalam peraturan negara. Contohnya ;
surat perjanjian dan biasanya dua pihak yang bertanda
tangan di atas materai.

 Tidak tertulis ialah bentuknya suatu hal turun temurun


dan tumbuh di masyarakat. Contohnya : adat istiadat.
STRUKTUR PERJANJIAN
 Judul
 Komparisi, berisi keterangan keterangan mengenai pihak
yang menginginkan perjanjian.
 Premisse, keterangan pendahuluan dan uraian singkat
mengenai maksud si pembuat perjanjian.
 Batang tubuh, isi perjanjian tersebut yaitu meliputi syarat
syarat yang lain dan ketentuan yang disetujui oleh pihak
pihak yang bersangkutan.
 Penutup.
SYARAT SYARAT SAHNYA PERJANJIAN
SESUAI PASAL 1320
1. Sepakat meraka yang mengikat dirinya.
2. Cakap untuk membuat suatu perjanjian
3. Mengenai suatu hal tertentu.
4. Suatu sebab yang halal.

 2 syarat yang pertama adalah syarat subjektif karena mengenai


orang orang atau subjek yang mengadakan perjanjian itu.
 Syarat 3 dan 4 dinamakan syarat objektif karena mengenai
perjanjian itu sendiri atau objek dari perbuatan hukum yang
dilakukan itu.
SISTEM TERBUKA DAN TERTUTUP

Hukum benda mempunyai suatu sistem tertutup, sedangkan


hukum perjanjian menganut sistem terbuka.

 Tertutup : Artinya macam-macam hak atas benda terbatas dan


peraturan-peraturan yang megenai hak-hak atas benda itu
bersifat memaksa.
 Terbuka : Sedang hukum perjanjian memberikan kebebasan
yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mengadakan
perjanjian yang berisi apa saja, asalkan tidak melanggar
ketertiban umum dan kesusilaan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai