INDONESIA
Makalah
Disusun oleh :
JURUSAN BIOLOGI
PRODI S1 BIOLOGI
Maret 2018
Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Energi di Indonesia
Puji beserta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan
Energi di Indonesia tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurah
limpahkan kepada Nabi besar yakni Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabatnya.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari dalam
penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan karena penulis masih dalam
tahap pembelajaran. Namun, penulis tetap berharap agar makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.
Kritik dan saran dari penulisan makalah ini sangat penulis harapkan untuk
perbaikan dan penyempurnaan pada makalah penulis berikutnya. Untuk itu penulis
ucapkan terima kasih.
Penulis,
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia termasuk salah satu negara penghasil sumber daya mineral dan
energi terbesar di dunia. Terdapat berbagai jenis sumber daya mineral dan energi.
Sektor pertambangan mineral dan energi di Indonesia memberikan banyak
kontribusi pada peningkatan ekonomi negara. Namun, seiring dengan hal tersebut
sektor pertambangan mineral dan energi juga menyumbangkan berbagai macam
permasalahan terutama bagi lingkungan. Sebagai negara berkembang dengan
jumlah penduduk yang besar, Indonesia dapat menyebabkan konsumsi energi yang
cenderung untuk meningkat. Kondisi perekonomian Indonesia pada masa
sekarang yang sedang dalam proses pemulihan, masih menyandarkan bantuan
dari peran ekspor minyak bumi dalam menyumbang devisa bagi negara. Hal
ini tentunya tidak bisa berjalan terlalu lama mengingat cadangan minyak bumi
yang terbatas. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk
selalu menjadikan hemat energi sebagai budaya di masyarakat. Dengan hemat
energi maka pengeluaran pemerintah dan masyarakat akan energi bisa dikurangi,
dan ini membuat energi dapat digunakan dalam waktu yang panjang dan efisien
(Hermawan, 2004: 48).
Sebagian besar energi yang ada di bumi berasal dari matahari. Energi yang
diperoleh dari matahari dapat digunakan untuk memproduksi beberapa bentuk lain
dari sumber daya energi yang dapat diperbarui, seperti angin, air, dan biomassa.
Saat ini, hampir seluruh energi komersial yang digunakan berasal dari penggalian
dan pembakaran sumber daya energi yang tidak dapat diperbarui (Gladstone,
Tersigni, Kennedy, dan Haldeman, 2014: 287). Sekitar 92% dari energi komersial
tersebut berasal dari 86% bahan bakar fosil yang mengandung karbon, diantaranya
yaitu minyak bumi, gas alam, serta batu bara, dan 6% dari tenaga nuklir. Sisa 8%
energi yang digunakan berasal dari sumber energi terbarukan, seperti biomassa, air,
geotermal, angin dan energi matahari (Miller dan Spoolman, 2010: 298).
Cadangan energi dunia yang sebagian besar berasal dari fosil termasuk
Indonesia semakin hari semakin menurun. Jumlah konsumsi energi yang berasal
dari minyak tercatat mengalami peningkatan sekitar 15,5% terhitung sejak 2014
hingga 2016 dan gas alam mengalami peningkatan sekitar 15.6%. Peningkatan ini
terjadi di berbagai sektor seperti industri, rumah tangga, transportasi, komersil, dan
lainnya (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2017). Selain minyak dan
gas bumi, di Indonesia sebenarnya masih cukup banyak tersedia alternatif sumber
energi lainnya seperti batubara, panas bumi, angin dan energi matahari. Dari
beberapa alternatif tersebut, bahan bakar batubara yang paling besar dieksploitasi
sebagai sumber energi alternatif. Sayangnya sama seperti minyak bumi dan gas
alam, dengan penggunaan secara berlebihan seperti sekarang ini, beberapa puluh
tahun mendatang cadangan sumber batubara juga akan menyusut. Hal ini terjadi
karena batubara termasuk bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbarui.
Dengan semakin menipisnya cadangan atau sumber bahan bakar fosil,
manusia terdorong mencari dan mengembangkan sumber energi alternatif
pengganti bahan bakar dari fosil terutama sumber energi terbarukan (renewable
energy). Sumber energi ini juga diharapkan lebih ramah lingkungan dan tidak
membahayakan kehidupan manusia, karena dalam implementasinya sebagian besar
olahan sumber daya mineral dan energi banyak digunakan dalam kehidupan sehari-
hari. Selain sumber daya energi, eksplorasi sumber daya mineral di masa kini
banyak menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan berupa pencemaran dan
degradasi lahan. Sehingga, diperlukan regulasi yang tepat serta manajemen
pengelolaan yang benar, agar permasalahan yang ditimbulkan dari pengelolaan
sumber daya mineral dan energi dapat diminimalisir.
Rumusan Masalah
1. Apa sajakah bentuk pembagian sumber daya mineral dan energi di Indonesia?
2. Apa sajakah bentuk klasifikasi sumber daya mineral dan energi di Indonesia?
3. Apa sajakah masalah-masalah yang dihadapi dalam pengelolaan sumber daya
mineral dan energi di Indonesia?
4. Apa sajakah macam indikator sumber daya mineral dan energi di Indonesia?
5. Apa sajakah macam kegunaan sumber daya mineral dan energi di Indonesia?
6. Bagaiman manajemen yang tepat bagi pengelolaan sumber daya mineral dan
energi di Indonesia?
Tujuan
Tujuan penyusunan makalah teori ini yakni sebagai berikut.
1. Mengetahui macam bentuk pembagian sumber daya mineral dan energi di
Indonesia.
2. Mengetahui bentuk klasifikasi sumber daya mineral dan energi di Indonesia.
3. Mengetahui macam permasalahan dalam lingkup sumber daya mineral dan
energi di Indonesia.
4. Mengetahui indikator kerusakan dan pencemaran sumber daya mineral dan
energi di Indonesia.
5. Mengetahui macam kegunaan sumber daya mineral dan energi di Indonesia.
6. Mengetahui manajemen yang tepat bagi pengelolaan sumber daya mineral
dan energi di Indonesia.
KAJIAN PUSTAKA
Sumber daya mineral adalah kandungan bahan alami dari bagian kerak
bumi yang diekstraksi dan diolah menjadi produk dan bahan baku yang bermanfaat
bagi kehidupan dengan biaya terjangkau (Miller dan Spoolman, 2010: 282). Energi
adalah kekuatan untuk melakukan pekerjaan yang dapat menyebabkan perpindahan
panas antara dua benda pada suhu yang berbeda (Miller dan Spoolman, 2010:G5).
Hampir sebagian besar energi yang ada di bumi berasal dari matahari. Sumber daya
energi merupakan sumber daya alam non-mineral. Sumber daya energi merupakan
kebutuhan pokok dan merupakan komponen mutlak ketika kita ingin membangun
sebuah peradaban masyarakat suatu bangsa ataupun dunia saat ini. Ketiadaan
sumber daya energi atau ketidak mampuan suatu masyarakat atau negara dalam
menyediakan sumber daya energi mengakibatkan lemahnya kemampuan suatu
masyarakat atau negara tersebut dalam membangun peradabannya (Zulhadi dan
Fazli, 2010: 197). Energi yang berasal dari matahari menghasilkan beberapa bentuk
sumber energi yang lain, seperti angin (massa udara yang bergerak akibat
dipanaskan oleh sinar matahari), air (air yang tetap dalam keadaan cair karena
dipanaskan oleh sinar matahari), dan biomassa (energi matahari yang diubah
kedalam bentuk energi kimia dan disimpan dalam tanaman). Sumber daya energi
adalah segala sesuatu yang berguna dalam membangun nilai didalam kondisi
dimana kita menemukannya. Untuk itu sumber daya energi adalah aset untuk
pemenuhan kepuasan dan utilitas manusia (Miller dan Spoolman, 2010:297).
Ketergantungan pada sektor migas dan mineral untuk Indonesia yang tinggi
dalam sumbangannya terhadap pembangunan ekonomi, menjadi sorotan dalam
kaitan otonomi daerah yang sudah berjalan sejak 1 Januari 2001. Pembagian
keuangan di sektor ini 80% daerah dan 20% pusat. Pembagian keuangannya,
minyak 85% pusat dan 15% daerah, sedang untuk gas, 80% pusat dan 20% daerah
(Hermawan, 2004:55).
Kondisi perekonomian Indonesia pada masa sekarang yang sedang dalam
proses pemulihan, masih menyandarkan bantuan dari peran ekspor minyak bumi
dalam menyumbang devisa bagi negara. Hal ini tentunya tidak bisa berjalan terlalu
lama mengingat cadangan minyak bumi yang terbatas. Dan kemungkinan Indonesia
menjadi pengimpor minyak bumi pada masa mendatang. Keadaan ini tentunya akan
menghambat pada pengembangan dari sumber daya lain seperti komoditi mineral,
batubara, panas bumi, dan lain-lain. (Hermawan, 2004: 48-49)
Indonesia sebagai negara yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak
keempat di dunia nyata ternyata juga merupakan kelima terbesar dalam
mengkonsumsi energi dan mineral di dunia. Hal tersebut sejalan dengan makin
meningkatnya aktivitas perekonomian di Indonesia selama tiga dasawarsa terakhir
yang tercermin dalam rata-rata pertumbuhan ekonomi antara tahun 1971 sampai
dengan 1997 yang berkisar pada 6% per tahunnya. Pertumbuhan ekonomi yang
cukup tinggi tersebut ternyata lebih rendah dari pertumbuhan konsumsi energi yang
berkisar pada 10% dari tahun 1971 sampai 1997. Hal ini mencerminkan bahwa
pertumbuhan konsumsi energi di Indonesia masih termasuk tinggi relatif terhadap
pertumbuhan ekonominya. Hal ini memberikan gambaran dengan pola konsumsi
seperti itu akan mempercepat habisnya cadangan energi yang ada di Indonesia bila
pertumbuhan ekonomi ditekan semakin cepat. (Hermawan, 2004: 49)
Beberapa contoh hambatan lain yang ditemui dalam penerapan efisiensi
energi dan mineral yang bersifat institusional terbagi menjadi tiga macam
(Hermawan, 2004: 55).
1. Harga energi yang rendah, hal ini dikarenakan subsidi atau masalah
dalam penagihan pembayaran yang berakibat pada pemakai untuk
menggunakan energi secara efisien.
2. Nilai aset seringkali tidak mencerminkan kenaikan nilai yang
seharusnya terjadi, karena gedung atau pabrik menggunakan fasilitas
yang energi efisien.
3. Sumber pembiayaan atas penggunaan fasilitas yang energi efisien tidak
mudah diperoleh rumah tangga atau usaha kecil.
4. Kurangnya kepedulian masyarakat Indonesia untuk menghemat
pemakaian energi dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator Kerusakan dan Pencemaran Sumber Daya Mineral dan Energi di
Indonesia