1-5
M. Muklish
Prodi Peternakan, Fakutas Pertanian dan Peternakan, Tjuk Nyak Dhien
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknologi terbaik dalam pengolahan jerami
jagung pada nilai konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan tingkat konversi pakan dari
sapi peranakan ongole jantan lepas sapih. Penelitian dilakukan di Dusun Kota Lama, Desa
TelagaJernih, Secanggang, Langkat Sumatera Utara. Penelitian dilakukan selama 4 bulan. Desain
penelitian yang digunakan rancangan bujur sangkar latini (LSD) dengan empat perlakuan, baris
dan kolom. Uji lanjut yang digunakan adalah dengan menggunakan nyata berbagai uji beda
(HSD). Perlakuan yang digunakan memberikan 60% + 40% konsentrat rumput lapangan (P0),
60% jerami jagung segar + 40% konsentrat (P1), jerami jagung fermentasi + 40% konsentrat
(P2) dan silase jagung jerami + 40% konsentrat (P3 ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian pakan dengan pemanfaat limbah tanaman jagung dengan pengolahan menjadi silase
akan meningkatkan konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan sapi
peranakan Ongole jantan lepas sapih.
1
Jurnal Peternakan Unggul Vol.1.No.1. Tahun 2018. Hal. 1-5
maka produksi hijauan jagung adalah yang diberikan adalah sebagai berikut:
sebanyak 11-16,5 juta ton setiap tahun P0:Konsentrat 40 % + Rumput lapang yang
(Bamualim dan Wirdahayanti, 2006). dicacah sebanyak 60% (kontrol), P1:
Limbah tanaman jagung tergolong bahan Konsentrat 40 % + Jerami jagung yang
pakan yang berkualitas rendah, karena dicacah sebanyak 60% , P2: Konsentrat 40
kandungan protein kasarnya rendah % + Jerami jagung fermentasi Starbio®
sementara kandungan serat kasarnya tinggi. sebanyak 60%, P3: Konsentrat 40 % +
Oleh karena itu, penelitian dan Silase jerami jagung sebanyak 60%.
pengembangan terus dilakukan untuk Parameter penelitian untuk melihat
meningkatkan kualitas limbah tanaman performance yaitu dengan menghitung
jagung agar dapat dimanfaatkan sebagai konsumsi pakan, pertambahan bobot badan
bahan pakan secara optimal, terutama untuk dan konversi pakan.
ternak ruminansia. Cara yang dapat
dilakukan untuk memperbaiki kualitasnya HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah dengan cara silase dan fermentasi. Konsumsi Pakan dalam Bahan Kering
Dengan pengolahan limbah jagung terebut (BK)
nantinya diuji terhadapa performance sapi Konsumsi pakan adalah kemampuan
peranakan ongole jantan lepas sapih. ternak dalam menghabiskan sejumlah pakan
yang diberikan secara ad libitum. Konsumsi
METODE pakan dapat dihitung dengan pengurangan
jumlah pakan yang diberikan dengan sisa
Ternak yang digunakan dalam pakan yang ada. Bahan kering adalah bahan
penelitian ini adalah 4 ekor sapi peranakan yang terkandung di dalam pakan setelah
ongole jantan lepas sapih. Metode penelitian diturunkan airnya. Ransum yang dikonsumsi
yang digunakan metode eksperimental sudah dikonversikan dalam bentuk bahan
dengan menggunakan rancangan bujur kering. Rataan konsumsi bahan kering
sangkar latin (RBSL) yang terdiri dari 4 ransum sapi dengan pemberian jerami
perlakuan dan 4 ulangan.Ransum perlakuan jagung tersaji pada Tabel 1.
Tabel 1. Rataan konsumsi bahan kering ransum sapi PO jantan selama penelitian
(kg/hari)
Baris/Kolom
Perlakuan Total Rataan
K1 K2 K3 K4
P0 5,25 5,04 5,55 5,76 21,60 5,40D
P1 6,54 6,61 6,58 6,37 26,10 6,53C
P2 7,42 7,35 7,49 7,53 29,79 7,45B
P3 10,17 10,22 10,19 10,27 40,85 10,21A
Keterangan : Notasi yang berbeda pada kolom yag sama menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01).
Hasil penelitian yang menunjukkan dan konsentrat yaitu hanya sebesar 3,21
bahwa rataan konsumsi bahan kering dengan kg/hari, sedangkan menurut Hartati, et al.
penggunaan ransum yang mengandung (2005), konsumsi bahan kering sapi PO
jerami jagung dengan rataan konsumsi BK dapat mencapai 11,5 kg/hari dengan
sebesar 7,40 kg/hari lebih tinggi pemberian pakan berupa tumpi jagung,
dibandingkan hasil penelitian Purbowati, et namun di daerah yang kering dengan kondisi
al. (2005) yang menggunakan jerami padi penggembalaan seadanya, konsumsi bahan
2
Jurnal Peternakan Unggul Vol.1.No.1. Tahun 2018. Hal. 1-5
kering sapi PO sekitar 8,42 kg/hari antara lain faktor ternak (bobot badan, umur,
(Nurdiati, et al. 2012). tingkat kecernaan pakan, kualitas pakan dan
Hasil yang diperoleh pada data palatabilitas). Jumlah konsumsi bahan
konsumsi pakan dalam bahan kering kering pakan dipengaruhi beberapa variabel
menunjukkan bahwa pemberian berbagai meliputi palatabilitas, jumlah pakan yang
bentuk jerami jagung pada sapi PO tersedia dan komposisi kimia serta kualitas
memberikan perbedaan yang sangat nyata bahan pakan. Menurut Tillman et al., (1998)
(P<0,01) terhadap nilai konsumsi bahan palatabilitas pakan dipengaruhi oleh
keringnya. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa faktor diantaranya rasa, bentuk dan
masing-masing pakan mempunyai kualitas bau dari pakan itu sendiri.
yang berbeda-beda dan pakan yang
menggunakan silase jerami jagung sangat Pertambahan Bobot Badan
nyata lebih baik meningkatkan konsumsi Pertambahan bobot badan sapi PO
bahan kering sapi PO dibandingkan pakan jantan dalam penelitian diperoleh dari hasil
yang lain. Konsumsi bahan kering yang penimbangan bobot badan akhir dikurangi
lebih baik pada pemberian silase jerami dengan bobot badan awal penimbangan.
jagung diduga karena silase jerami jagung Penimbangan bobot badan dilakukan pada
mempunyai palatabilitas yang baik bahkan awal dan akhir periode. Pengaruh pakan
melebihi nilai palatabilitas rumput lapang perlakuan yang berbasis jerami jagung
ataupun jerami jagung tanpa fermentasi. terhadap pertambahan bobot badan sapi PO
Hal ini sesuai dengan pernyataan jantan selama penelitian dapat dilihat pada
Parakkasi (1999) bahwa tingkat perbedaan Tabel 2.
konsumsi dipengaruhi oleh beberapa faktor
Hasil penelitian pada data fermentasi Starbio® (0,68) dan silase jerami
pertambahan bobot badan menunjukkan jagung (0,98), sehingga dapat dijelaskan
perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) pada bahwa pemberian silase jerami jagung lebih
perlakukan pemberian rumput lapang dan baik dibandingkan dengan pemberian pakan
jerami jagung.. Hal ini menunjukkan bahwa yang lain. Kenaikan bobot badan sapi yang
masing-masing pakan mempunyai pengaruh optimum dengan pemberian silase karena
yang nyata dalam meningkatkan bobot pada pemberian silase, jerami jagung telah
badan sapi PO. mengalami proses fermentasi sehingga dapat
Kenaikan bobot badan (kg/hari) pada memberikan peluang terpenuhinya nutrisi
sapi PO mulai dari yang terendah sampai yang dibutuhkan oleh sapi untuk
terbaik berturut-turut dihasilkan dengan pertumbuhan dan perkembangan karena
pemberian rumput lapang (0,48), jerami protein yang meningkat akibat adanya
jagung segar (0,56), jerami jagung penambahan dari protein mikroba dan dapat
3
Jurnal Peternakan Unggul Vol.1.No.1. Tahun 2018. Hal. 1-5
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pakan yang baik terhadap ransum yang
konversi pakan dengan pemberian pakan diberikan pada ternak Domba Waringin
jerami jagung menghasilkan nilai perbedaan serta kandungan nutrisi dalam pakan. Hal ini
yang nyata (P<0,05). Nilai konversi pakan sesuai dengan pernyataan dari Hardianto
pada pemberian rumput lapang yang tidak (2000) yang menyatakan bahwa konversi
berbeda dengan pemberian jerami jagung pakan dipengaruhi oleh ketersediaan zat -
segar dan fermentasi dengan Starbio®, zat gizi dalam ransum dan kesehatan ternak.
namun pemberian silase jerami jagung Wahyono dan Hardianto (2004) juga
ternyata menghasilkan nilai konversi pakan menyatakan bahwa konversi pakan
yang berbeda nyata lebih rendah dengan dipengaruhi oleh ketersediaan zat - zat gizi
semua perlakuan pemberian pakan, sehingga dalam ransum dan kesehatan ternak,
dapat dikatakan bahwa pemberian silase semakin tinggi nilai konversi pakan berarti
jerami jagung lebih efektif dalam pakan yang digunakan untuk menaikkan
menghasilkan bobot badan sapi PO bobot badan persatuan berat semakin banyak
dibandingkan pakan lainnya. atau efisiensi pakan rendah.
Konversi pakan yang berpengaruh
nyata juga disebabkan adanya pengaruh dari
pertambahan bobot badan dan konsumsi
4
Jurnal Peternakan Unggul Vol.1.No.1. Tahun 2018. Hal. 1-5