Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Peternakan Unggul Vol.1.No.1. Tahun 2018. Hal.

1-5

UJI RANSUM BERBASIS TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH TANAMAN


JAGUNG TERHADAP PERFORMANS SAPI PERANAKAN ONGOLE JANTAN LEPAS
SAPIH

JULI MUTIARA SIHOMBING


Prodi Peternakan, Fakutas Pertanian dan Peternakan, Tjuk Nyak Dhien, email: julimutiara88@gmail.com

M. Muklish
Prodi Peternakan, Fakutas Pertanian dan Peternakan, Tjuk Nyak Dhien

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknologi terbaik dalam pengolahan jerami
jagung pada nilai konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan tingkat konversi pakan dari
sapi peranakan ongole jantan lepas sapih. Penelitian dilakukan di Dusun Kota Lama, Desa
TelagaJernih, Secanggang, Langkat Sumatera Utara. Penelitian dilakukan selama 4 bulan. Desain
penelitian yang digunakan rancangan bujur sangkar latini (LSD) dengan empat perlakuan, baris
dan kolom. Uji lanjut yang digunakan adalah dengan menggunakan nyata berbagai uji beda
(HSD). Perlakuan yang digunakan memberikan 60% + 40% konsentrat rumput lapangan (P0),
60% jerami jagung segar + 40% konsentrat (P1), jerami jagung fermentasi + 40% konsentrat
(P2) dan silase jagung jerami + 40% konsentrat (P3 ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian pakan dengan pemanfaat limbah tanaman jagung dengan pengolahan menjadi silase
akan meningkatkan konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan sapi
peranakan Ongole jantan lepas sapih.

Kata kunci: Limbah, Jagung, Performans, Sapi Ongole.

PENDAHULUAN merupakan upaya strategis dalam


pengembangan usaha peternakan, terutama
Ternak sapi, khususnya sapi potong pada daerah yang mengalami kesulitan
merupakan salah satu sumber daya pakan pada waktu tertentu seperti musim
penghasil bahan makanan berupa daging kemarau. Biomas berupa limbah tanaman
yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan pangan dan perkebunan, terutama limbah
penting artinya dalam kehidupan tanaman jagung merupakan bahan pakan
masyarakat. Sapi sebagai salah satu hewan potensial yang dapat dimanfaatkan karena
pemakan rumput sangat berperan sebagai dihasilkan langsung oleh setiap petani,
pengumpul bahan bergizi rendah yang sebagai hasil samping usahatani tanaman
berubah menjadi bahan bergizi tinggi, jagung.
kemudian diteruskan kepada manusia dalam Saat ini produksi jagung dalam
bentuk daging. negeri sekitar 11 juta ton dengan luasan
Masalah pakan ternak menjadi panen 3,5 juta ha. Dengan demikian dapat
pertimbangan utama pada usaha peternakan. diperhitungkan jumlah hijauan jagung yang
Penyediaan pakan yang murah dan mudah dihasilkan setiap tahunnya. Apabila rasio
didapat serta tersedia sepanjang waktu biji jagung dan hijauan jagung adalah 1: 1,5,

1
Jurnal Peternakan Unggul Vol.1.No.1. Tahun 2018. Hal. 1-5

maka produksi hijauan jagung adalah yang diberikan adalah sebagai berikut:
sebanyak 11-16,5 juta ton setiap tahun P0:Konsentrat 40 % + Rumput lapang yang
(Bamualim dan Wirdahayanti, 2006). dicacah sebanyak 60% (kontrol), P1:
Limbah tanaman jagung tergolong bahan Konsentrat 40 % + Jerami jagung yang
pakan yang berkualitas rendah, karena dicacah sebanyak 60% , P2: Konsentrat 40
kandungan protein kasarnya rendah % + Jerami jagung fermentasi Starbio®
sementara kandungan serat kasarnya tinggi. sebanyak 60%, P3: Konsentrat 40 % +
Oleh karena itu, penelitian dan Silase jerami jagung sebanyak 60%.
pengembangan terus dilakukan untuk Parameter penelitian untuk melihat
meningkatkan kualitas limbah tanaman performance yaitu dengan menghitung
jagung agar dapat dimanfaatkan sebagai konsumsi pakan, pertambahan bobot badan
bahan pakan secara optimal, terutama untuk dan konversi pakan.
ternak ruminansia. Cara yang dapat
dilakukan untuk memperbaiki kualitasnya HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah dengan cara silase dan fermentasi. Konsumsi Pakan dalam Bahan Kering
Dengan pengolahan limbah jagung terebut (BK)
nantinya diuji terhadapa performance sapi Konsumsi pakan adalah kemampuan
peranakan ongole jantan lepas sapih. ternak dalam menghabiskan sejumlah pakan
yang diberikan secara ad libitum. Konsumsi
METODE pakan dapat dihitung dengan pengurangan
jumlah pakan yang diberikan dengan sisa
Ternak yang digunakan dalam pakan yang ada. Bahan kering adalah bahan
penelitian ini adalah 4 ekor sapi peranakan yang terkandung di dalam pakan setelah
ongole jantan lepas sapih. Metode penelitian diturunkan airnya. Ransum yang dikonsumsi
yang digunakan metode eksperimental sudah dikonversikan dalam bentuk bahan
dengan menggunakan rancangan bujur kering. Rataan konsumsi bahan kering
sangkar latin (RBSL) yang terdiri dari 4 ransum sapi dengan pemberian jerami
perlakuan dan 4 ulangan.Ransum perlakuan jagung tersaji pada Tabel 1.

Tabel 1. Rataan konsumsi bahan kering ransum sapi PO jantan selama penelitian
(kg/hari)
Baris/Kolom
Perlakuan Total Rataan
K1 K2 K3 K4
P0 5,25 5,04 5,55 5,76 21,60 5,40D
P1 6,54 6,61 6,58 6,37 26,10 6,53C
P2 7,42 7,35 7,49 7,53 29,79 7,45B
P3 10,17 10,22 10,19 10,27 40,85 10,21A
Keterangan : Notasi yang berbeda pada kolom yag sama menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01).

Hasil penelitian yang menunjukkan dan konsentrat yaitu hanya sebesar 3,21
bahwa rataan konsumsi bahan kering dengan kg/hari, sedangkan menurut Hartati, et al.
penggunaan ransum yang mengandung (2005), konsumsi bahan kering sapi PO
jerami jagung dengan rataan konsumsi BK dapat mencapai 11,5 kg/hari dengan
sebesar 7,40 kg/hari lebih tinggi pemberian pakan berupa tumpi jagung,
dibandingkan hasil penelitian Purbowati, et namun di daerah yang kering dengan kondisi
al. (2005) yang menggunakan jerami padi penggembalaan seadanya, konsumsi bahan

2
Jurnal Peternakan Unggul Vol.1.No.1. Tahun 2018. Hal. 1-5

kering sapi PO sekitar 8,42 kg/hari antara lain faktor ternak (bobot badan, umur,
(Nurdiati, et al. 2012). tingkat kecernaan pakan, kualitas pakan dan
Hasil yang diperoleh pada data palatabilitas). Jumlah konsumsi bahan
konsumsi pakan dalam bahan kering kering pakan dipengaruhi beberapa variabel
menunjukkan bahwa pemberian berbagai meliputi palatabilitas, jumlah pakan yang
bentuk jerami jagung pada sapi PO tersedia dan komposisi kimia serta kualitas
memberikan perbedaan yang sangat nyata bahan pakan. Menurut Tillman et al., (1998)
(P<0,01) terhadap nilai konsumsi bahan palatabilitas pakan dipengaruhi oleh
keringnya. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa faktor diantaranya rasa, bentuk dan
masing-masing pakan mempunyai kualitas bau dari pakan itu sendiri.
yang berbeda-beda dan pakan yang
menggunakan silase jerami jagung sangat Pertambahan Bobot Badan
nyata lebih baik meningkatkan konsumsi Pertambahan bobot badan sapi PO
bahan kering sapi PO dibandingkan pakan jantan dalam penelitian diperoleh dari hasil
yang lain. Konsumsi bahan kering yang penimbangan bobot badan akhir dikurangi
lebih baik pada pemberian silase jerami dengan bobot badan awal penimbangan.
jagung diduga karena silase jerami jagung Penimbangan bobot badan dilakukan pada
mempunyai palatabilitas yang baik bahkan awal dan akhir periode. Pengaruh pakan
melebihi nilai palatabilitas rumput lapang perlakuan yang berbasis jerami jagung
ataupun jerami jagung tanpa fermentasi. terhadap pertambahan bobot badan sapi PO
Hal ini sesuai dengan pernyataan jantan selama penelitian dapat dilihat pada
Parakkasi (1999) bahwa tingkat perbedaan Tabel 2.
konsumsi dipengaruhi oleh beberapa faktor

Tabel 2. Pertambahan bobot badan sapi POjantan selama penelitian(kg/hari)


Baris/Kolom
Perlakuan Total Rataan
K1 K2 K3 K4
P0 0,49 0,41 0,49 0,52 1,91 0,48D
P1 0,56 0,56 0,53 0,59 2,24 0,56C
P2 0,72 0,71 0,60 0,70 2,73 0,68B
P3 0,99 1,03 0,96 0,93 3,91 0,98A
Keterangan : Notasi yang berbeda pada kolom yag sama menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01).

Hasil penelitian pada data fermentasi Starbio® (0,68) dan silase jerami
pertambahan bobot badan menunjukkan jagung (0,98), sehingga dapat dijelaskan
perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) pada bahwa pemberian silase jerami jagung lebih
perlakukan pemberian rumput lapang dan baik dibandingkan dengan pemberian pakan
jerami jagung.. Hal ini menunjukkan bahwa yang lain. Kenaikan bobot badan sapi yang
masing-masing pakan mempunyai pengaruh optimum dengan pemberian silase karena
yang nyata dalam meningkatkan bobot pada pemberian silase, jerami jagung telah
badan sapi PO. mengalami proses fermentasi sehingga dapat
Kenaikan bobot badan (kg/hari) pada memberikan peluang terpenuhinya nutrisi
sapi PO mulai dari yang terendah sampai yang dibutuhkan oleh sapi untuk
terbaik berturut-turut dihasilkan dengan pertumbuhan dan perkembangan karena
pemberian rumput lapang (0,48), jerami protein yang meningkat akibat adanya
jagung segar (0,56), jerami jagung penambahan dari protein mikroba dan dapat

3
Jurnal Peternakan Unggul Vol.1.No.1. Tahun 2018. Hal. 1-5

digunakan sebagai sumber energi yang kemungkinan ternak untuk mengalami


terdapat pada pakan penguat (konsentrat). pertambahan bobot badan yang lebih besar.
Menurut Williamson dan Payne (1993) Namun ada kalanya hal ini tidak terjadi
konsentrat merupakan pakan tambahan yang karena keadaan atau faktor- faktor lain, baik
diberikan untuk melengkapi kekurangan dari luar (lingkungan) maupun dari dalam
nutrisi yang didapat dari pakan utama yaitu ternak itu sendiri, misalnya, anti nutrisi,
hijauan. Konsentrat mempunyai kandungan pakan hijauan, genetik dan kondisi iklim.
energi, protein dan lemak yang relatif tinggi
dengan kandungan serat kasar yang rendah Konversi Pakan
dibanding hijauan yang diberikan. Konversi pakan merupakan ratio
Konsumsi pakan yang baik juga antara konsumsi pakan dengan pertambahan
mempengaruhi pertambahan bobot badan bobot badan. Konversi pakan dipengaruhi
pada sapi. Konsumsi pakan dengan kualitas oleh kandungan nutrisi yang terdapat dalam
pakan yang baik dapat mepercepat laju ransum dan kondisi fisik ternak. Pengaruh
pertumbuhan dan meningkatkan produksi pemberian jerami jagung dengan berbagai
ternak. Hal ini sesuai dengan Tillman et. al. bentuk pengolahan terhadap konversi pakan
(1998), yang menyatakan Semakin tinggi sapi PO tersaji pada Tabel 3.
konsumsi pakan maka akan semakin besar

Tabel 3. Rataan konversi pakan sapi PO selama penelitian (kg/ekor/hari)


Baris/Kolom
Perlakuan Total Rataan
K1 K2 K3 K4
P0 11,28 12,37 11,46 11,25 46,36 11,59a
P1 11,82 11,90 12,73 10,89 47,34 11,84a
P2 10,34 10,43 12,50 10,73 44,00 11,00a
P3 10,22 9,98 10,59 11,02 41,81 10,45b
Keterangan : Notasi yang berbeda pada kolom yag sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pakan yang baik terhadap ransum yang
konversi pakan dengan pemberian pakan diberikan pada ternak Domba Waringin
jerami jagung menghasilkan nilai perbedaan serta kandungan nutrisi dalam pakan. Hal ini
yang nyata (P<0,05). Nilai konversi pakan sesuai dengan pernyataan dari Hardianto
pada pemberian rumput lapang yang tidak (2000) yang menyatakan bahwa konversi
berbeda dengan pemberian jerami jagung pakan dipengaruhi oleh ketersediaan zat -
segar dan fermentasi dengan Starbio®, zat gizi dalam ransum dan kesehatan ternak.
namun pemberian silase jerami jagung Wahyono dan Hardianto (2004) juga
ternyata menghasilkan nilai konversi pakan menyatakan bahwa konversi pakan
yang berbeda nyata lebih rendah dengan dipengaruhi oleh ketersediaan zat - zat gizi
semua perlakuan pemberian pakan, sehingga dalam ransum dan kesehatan ternak,
dapat dikatakan bahwa pemberian silase semakin tinggi nilai konversi pakan berarti
jerami jagung lebih efektif dalam pakan yang digunakan untuk menaikkan
menghasilkan bobot badan sapi PO bobot badan persatuan berat semakin banyak
dibandingkan pakan lainnya. atau efisiensi pakan rendah.
Konversi pakan yang berpengaruh
nyata juga disebabkan adanya pengaruh dari
pertambahan bobot badan dan konsumsi

4
Jurnal Peternakan Unggul Vol.1.No.1. Tahun 2018. Hal. 1-5

PENUTUP Nurdiati, K. E. Handayanta dan


Kesimpulan Lutojo.2012. Efisiensi Produksi Sapi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Potong pada Musim Kemarau di
pemberian pakan dengan teknologi Peternakan Rakyat Daerah Pertanian
pengolahan limbah jagung dengan metode Lahan Kering Kabupaten Gunung
pengolahan menjadi silase menghasilkan Kidul.J. Tropical Animal
konsumsi, pertambahan bobot badan dan Husbandry.Vol. 1(1) Oktober
nilai konversi terbaik pada sapi peranakan 2012.Hal.52-58. ISSN. 2301-9921.
ongole jantan lepas sapih. Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi Makanan
Ternak Ruminansia. UI Press. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Purbowati, E W.S. Dilaga dan N.S.N.
Aliyah.Penampilan Produksi Sapi
Bamualim, A dan Wirdahayanti.2006. Peranakan Ongole dan Peranakan
Potensi Masalah dan Pengembangan Limousin Jantan dengan Pakan
Ternak Sapi di Lahan Konsentrat dan Jerami Padi
Kering.Prosiding. Seminar Nasional Fermentasi.Prosiding.Seminar AINI
Komunikasi Hasil-Hasil Pertanian ke V. 2005. Fapet UNBRAW
Tanaman Pangan, Perkebunan dan Malang
Peternakan dalam Sistem Usaha Tillman, A. D., H. Hartadi, S.
Tani Lahan Kering. Balai Besar Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo
Pengkajian dan Pengembangan dan
Teknologi Pertanian (BBP2TP). S. Lebdosoekojo, 1991. Ilmu
Bogor. ISBN 978-979-3566-57-3. Makanan Ternak Dasar. Gadjah
Hardianto. R. 2000. Teknologi Complete Mada University Press. Yogyakarta.
Feed Sebagai Alternatif Pakan Wahyono, D. E. dan R. Hardianto. 2004.
Ternak Ruminansia. Makalah BPTP Pemanfaatan Sumber Daya Pakan
Jawa Timur, Malang. Lokal Untuk Pengembangan Usaha
Hartati, Mariyono dan D.B. Wijono.2005. Sapi Potong. Jurnal Lokakarya Sapi
Respons Pertumbuhan Sapi Potong. Grati, Pasuruan.
Peranakan Ongole dan Silangan pada Williamson G. And W. J. A. Payne, 1993.
Kondisi Pakan Berbahan Low Pengantar Peternakan di Daerah
External Input.Prosiding.Seminar Tropis.Terjemahan oleh: IGN Djiwa
Nasional Peternakan dan Veteriner. Darmadja. Gadjah Mada University
Balai Penelitian Ternak. Bogor. Press. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai