Anda di halaman 1dari 4

Pada praktikum kali ini adalah pembuatan asam sitrat dengan tujuan dapat mengetahui

dan memahami bahwa Aspergillus Niger L-51 dapat memproduksi asam sitrat.

Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah
tumbuhan. Zat ini juga dapat digunakan sebagai zat pembersih yang ramah lingkungan dan
sebagai antioksidan. Rumus kimia asam sitrat adalah C6H8O7 dan nama IUPAC-nya, asam 2-
hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat.

Kapang Aspergillus niger merupakan mikroorganisme yang dapat tumbuh dan banyak
digunakan secara komersial dalam produksi asam sitrat, asam glukonat, dan beberapa enzim
seperti pektinase dan amilase.Produksi asam sitrat pada proses fermentasi dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya adalah jenis media, pH, media, waktu fermentasi, suhu, aerasi,
dan mikroorganisme yang digunakan.

Aspergillus niger merupakan salah satu spesies yang paling umum dan mudah
diidentifikasi dari genus Aspergillus, famili Moniliaceae, ordo Monoliales dan kelas Fungi
imperfecti. Aspergillus niger dapat tumbuh pada suhu 35- 37ᵒC (optimum), 6- 8ᵒC
(minimum), 45 -47ᵒC (maksimum) dan memerlukan oksigen yang cukup (aerobik). Faktor-
faktor yang sangat menentukan persiapan media antara lain kandungan gula, garam-garam
anorganik, keasaman (pH), nisbah luas permukaan terhadap volume media, suplai oksigen,
dan suhu. Jenis-jenis kapang, bakteri, dan khamir yang dapat menghasilkan asam sitrat, antara
lain A. niger, A. awamori, A. fonsecaeus, A. luchuensis, A. wentii, A. saitoi, A. flavus, A.
clavatus, A. fumaricus, A. phoenicus, Mucor viriformis, Ustulina vulgaris, Brevibacterium,
Corynebacterium, Arthrobacter dan Candida.

Asam sitrat secara alami terdapat dalam berbagai buah- buahan seperti lemon, jeruk,
gooseberry, pear, dan lain- lain. Produksi asam sitrat secara sintetis dapat dilakukan pada
media fermentasi padat dan media fermentasi cair. Pada kedua media ini, dibutuhkan gula
atau sukrosa sebagai sumber karbon dan bahan baku dalam skala industri karena merupakan
bahan baku yang mudah diperoleh dan paling baik.

Terdapat tiga metode yang dapat digunakan untuk proses produksi asam sitrat, yaitu
proses ekstraksi sederhana, proses fermentasi, dan proses sintesa secara kimia. Proses
fermentasi terbagi menjadi dua macam, yaitu surface fermentation (fermentasi permukaan)
dan submerged fermentation (fermentasi terendam). Pada proses surface fermentation
digunakan kapang Aspergillus niger . Proses fermentasi ini dilakukan di dalam tangki-tangki
yang terbuat dari alumunium. Kebutuhan energi untuk surface fermentation tidak banyak
karena proses aerasi menggunakan peralatan yang sederhana. Pada proses submerged
fermentation, proses fermentasi ini terbagi dua macam berdasarkan mikroorganisme yang
digunakan diantaranya adalah submerged fermentation menggunakan kapang Apergillus niger
dan submerged fermentation menggunakan yeast dalam hal ini adalah Candida guilliermondii.

Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi asam sitrat adalah pemilihan strain,


konsentrasi substrat, dan pengaruh kondisi fermentasi yang meliputi temperatur, derajat
keasaman, serta luas permukaan. Pemilihan strain dalam industri fermentasi harus memenuhi
syarat-syarat tertentu yaitu murni, unggul, stabil dan bukan patogen. Fermentasi harus
berlangsung pada temperatur optimal berkisar 25 – 30 oC.Larutan gula 15-25% dapat diubah
secara fermentasi. Untuk fermentasi asam sitrat pH optimum adalah 3, sedangkan pH
optimum untuk pertumbuhan Aspergillus niger adalah 2,5–3,5. Proses fermentasi hanya
berlangsung pada permukaan bidang media, maka untuk mendapatkan hasil yang maksimal,
luas permukaan diusahakan seluas mungkin dengan memperkecil ketebalan cairan (pada
media cair) atau memperkecil ukuran partikel pada media padat.

Mekanisme pembentukan asam sitrat seperti dinyatakan dengan siklus Krebs atau
siklus asam trikarboksilat, yaitu bahwa asam piruvat yang diperoleh dari glukosa
menghasilkan Acetil CoA yang berkondensasi dengan asam oxalo-asetat yang telah terbentuk
dalam siklus menghasilkan asam sitrat.

Pada percobaan produksi asam sitrat ini digunakan Aspergillus niger L-51 yang
berfungsi sebagai biokatalisator dimulai dengan membuat media agar miring dengan ekstrak
toge untuk media tumbuh baru untuk Aspergillus niger yang diremajakan. Untuk media
inokulum dan media produksi dilakukan proses yang sama, hanya saja persentasi penambahan
bahan-bahan pada media produksi lebih banyak dibanding dengan media inokulum karena
volumenya yang sedikit pula. Bahan-bahan yang digunakan diantaranya, glukosa, KH2PO4,
NH4NO3, pepton dan FeSO4.7H2O. Semua bahan tersebut akan digunakan sebagai sumber
makanan (nutrisi) bagi bakteri Aspergillus niger sehinggan dapat bekerja optimal.
Berdasarkan data pengamatan pada proses peremajaan, hari pertama hanya
misselium yang berwarna putih yang nampak tumbuh, selanjutnya pada hari kedua spora
sudah berwarna hitam yang merupakan ciri kapang Aspergillus niger L-51.Sama halnya
dengan literature yang dibaca semakin hari A. niger berwarna hitam pekat, kepala konidianya
bulat, cenderung memisah menjadi bagian-bagian yang lebih longgar. Pada starter dan media
produksi, setelah diinkubasi shaker selama beberapa hari terdapat bulatan-bulatan kecil
berwarna putih yang merupakan misselium dari Aspergillus niger, dan pada dinding
erlenmeyer terdapat kapang yang berwarna kehitaman. Selain itu, sample tidak berlendir
yang menandakan pertumbuhan kapang bagus.

Pada proses pengerjaannya dilakukan berdasarkan prosedur kerja. Dalam hal


pemindahan media inokulum ke media produksi usahakan miselium tersebut juga dimasukkan
ke dalam media produksi. Untuk mengetahui fungsi dari Ca(OH)2 itu sendiri didalam
pembuatan asam sitrat ini sebagai penanda (mengendapkan asam sitrat) atau sebagai pengikat
zat pengotor dalam produk yang dihasilkan. Berdasarkan kemungkinan tersebut kelompok
kami melakukan titrasi sebelum penambahan Ca(OH)2 sebagai pembanding dan setelah
penambahan Ca(OH)2. Setelah penambahan Ca(OH)2, didiamkan selama 24 jam dan akan
terbentuk endapan warna putih.Pada bagian atas sample tersebut diambil sample untuk
dititrasi lagi dengan NaOH 0.1 N. Titrasi yang dilakukan merupakan jenis titrasi asam-basa
dengan menggunakan indicator PP (Phenolptalein).

Berdasarkan hasil percobaan diperoleh volume NaOH yang digunakan pada titrasi
sebelum penambahan Ca(OH)2 yakni 10 % = 6.9 mL, 15 % = 7.0 mL, dan 20 % = 6.8 mL.
Sehingga diperoleh kadar asam sitrat didalam masing-masing sample yakni, 10% (13.248
g/L) ; 15% (13.440 g/L) ; 20% (13.065 g/L). Sedangkan setelah penambahan Ca(OH)2 volume
NaOH yang digunakan hanya 0.3-0.4 mL atau kadar asam didalam sample tersebut hanya
sekitar 0.6 g/L.

Untuk mengetahui penambahan starter paling efisien, dilakukan pengambilan data dari
kelompok lain sebagai pembanding. Berdasarkan data kelompok 2, variasi penambahan 5%
diperoleh konsentrasi asam sitrat sebesar 12.672 g/L. Sehingga dari data penambahan starter
dengan konsentrasi sitrat yang dihasilkan yang paling efisien yakni penambahan starter 15%
dengan konsentrasi asam sitrat yang dihasilkan sebesar 13.44%. Padahal, dilihat dari jumlah
penambahan starter, starter 20% paling banyak, tetapi konsentrasi yang dihasilkan menurun
karena jumlah mikroorganisme didalam sample lebih banyak dibanding substrat yang akan
diurai sehingga aktivitas mikroorganisme menurun. Berdasarkan data dari kelompok lain
(kelompok 4 dan kelompok 2) pada variasi penambahan starter 10%. Untuk kelompok 2
diperoleh 20.352% dan kelompok 4 diperoleh 7.2%. Hasil yang didapat sangat berbeda sekali.
Tentu dalam proses ini ada beberapa factor yang mempegaruhi praktikum ini terutama
mikroorganisme Aspergillus niger itu sendiri yang harus dijaga kondisi dan nutrisi yang
diinginkan.

Semakin tinggi jumlah biomassa yang dihasilkan maka akan menurunkan jumlah asam
sitrat yang dihasilkan. Semakin tinggi konsentrasi nutrisi maka jumlah asam sitrat yang
diperoleh juga akan semakin tinggi. Aplikasi asam sitrat selain untuk pangan, digunakan juga
dalam industri farmasi dan kimia.

Kesalahan yang terjadi kemungkinan disebabkan oleh praktikum yang kurang teliti
saat melakukan praktikum seperti pada saat pembuatan starter dan media produksi.

Anda mungkin juga menyukai