Anda di halaman 1dari 22

Makalah

“Persekutuan dan Perubahan Keanggotaan”

Akuntansi Keuangan Lanjutan 1

Kelompok : 1
Nama NPM
1. Abdillah Fauzi 14.11.1001.3408.178
2. Ramadanil 14.11.1001.3408.113
3. Isnani 14.11.1001.3408.182
4. Dedi Kurniawan 14.11.1001.3408.146
5. Ary saputra 14.11.1001.3408.119

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kesehatan yang di berikan
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan yang kami
harapkan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Akuntansi Keuangan
Lanjutan 1 ibu Camelia Verahastuti,SE.,M.Sc.,Ak.,CA atas bimbingan beliau kami dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dalam makalah yang berjudul Persekutuan dan perubahan
keanggotaan, kami membahas beberapa hal tentang apa itu perubahan konsep umum dalam
perubahan keanggotaan serta bagaimana penjelasan mengenai materi tersebut? Dan bagaimana
penerapannya di Indonesia.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami
sangat terbuka terhadap kritik dan saran demi perbaikan dimasa depan. Akhirnya, kami berharap
semoga makalah ini berguna bagi para pengajar, mahasiswa, dan pembaca pada umumnya.

Samarinda, 25 Oktober 2016

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Judul……………………………………………………………………………………………..1
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………2
Daftar Isi………………………………………………………………………………………...3
Pendahuluan:
1.1. Latar Belakang…………………………………………………………………………4
1.2. Rumusan Masalah……………………………………………………………………...4
1.3. Tujuan Masalah………………………………………………………………………...4
Pembahasan:
2.1. Perubahan Dalam Keanggotaan………………………………………………………..5
2.2. Konsep-Konsep Umum Untuk Mencatat Perubahan Keanggotaan peraekutuan……....5
2.3. Menentukan Biaya Sekutu Baru……………………...………………………………..18
2.4. Berhentinya Seorang Sekutu Dari Persekutuan………………………………………..19
Penutup:
3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………………….21
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………….22

3
BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Akuntansi untuk persekutuan mensyaratkan pengakuan atas beberapa faktor penting.


Pertama, dari sudut pandang akuntansi, persekutan adalah entitas usaha yang terpisah. Dari
sudut pandang hukum, sebuah persekutuan seperti halnya perusahaan perorangan, tidaklah
terpisah dari pemiliknya. Oleh karena itu muncul beberapa perbedaan antara pajak dan
akuntansi untuk hal-hal tertentu, seperti nilai yang dimasukan ke dalam aset yang
dikontribusi dalam pendirian persekutuan. Bab ini menjelaskan prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum untuk persekutuan.
Persekutuan merupakan bentuk usaha yang populer karena mudah dalam
pendiriannya dan memungkinkan beberapa individu untuk menggabungkan bakat dan
kemampuan mereka dalam satu usaha tersebut. Selain itu, persekutuan menyediakan sarana
yang lebih fleksibel untuk memperoleh tambahan modal dibandingkan dengan perusahaan
perorangan dan memungkinkan pembagian risiko dalam pertumbuhan usaha yang cepat.
Kedua, walaupun banyak persekutuan mencatat operasi mereka menggunakan
basis akrual, beberapa persekutuan menggunakan akuntansi yang berbasis kas atau berbasis
kas yang dimodifikasi. Pilihan tersebut diperkenankan karena pencatatan dalam persekutuan
dilakukan untuk para sekutu dan harus mencerminkan informasi yang mereka butuhkan.
Laporan keuangan persekutuan biasanya disusun bagi para sekutu, dan hanya terkadang bagi
kreditur. Tidak seperti perusahaan publik, kebanyakan persekutuan tidak disyaratkan untuk
diaudit atas laporan keuangan tahunannya. Walaupun banyak persekutuan mengikuti prinsip
akuntansi yang berlaku umum, penyimpangan dari prinsip tersebut masih ditemukan dalam
praktik. Kebutuhan khusus bagi persekutuan adalah kriteria umum untuk menentukan
kebijakan akuntansi yang digunakan untuk persekutuan tertentu.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan Latar belakang diatas, dapat dirumuskan bebrapa permasalahan sebagai berikut:
a. Apa sajakah perubahan dalam keanggotaan dan konsep-konsep umum perubahan
keanggotaan dalam persekutuan ?
b. Bagaimanakah menentukan biaya investasi sekutu baru dan berhentinya seorang sekutu
dari Persekutuan ?

1.3 Tujuan Masalah


a. Untuk menjelaskan perubahan keanggotaan dan konsep perubahan dalam keanggotaan
persekutuan.
b. Untuk mendefiniskan bagaimana menentukan biaya investasi sekutu dan seorang sekutu
dari persekutuan.

4
BAB 11
PEMBAHASAN

2.1 PERUBAHAN DALAM KEANGGOTAAN


Perubahan dalam keanggotaan persekutuan terjadi dengan adanya penambahan sekutu baru atau
berhentinya sekutu saat ini. Sekutu baru biasanya merupakan sumber tambahan modal utama atau
sebagai tenaga ahli. Struktur legal dari persekutuan mensyaratkan bahwa penerimaan persekutu baru
(admission of a new partner) secara tidak langsung merupakan persetujuan dari semua sekutu saat ini.

Berhentinya atau pengunduran diri seorang sekutu dari persekutuan (withdrawal of a partner
from a partnership) menyebabkan pembubaran secara hukum atas persekutuan. Banyak persekutuan
yang tetap melanjutkan operasi bisnisnya dan persekutuan mungkin saja membeli kepemilik sekutu
yang berhenti pada harga pembelian (buyout price).

1) Aset dijual pada harga sama dengan atau lebih besar dari nilai likuiditas atau nilai yang
menjadi dasar penjualan seluruh bisnis jika tetap berjalan tanpa sekutu yang keluar
tersebut, dan
2) Persekutuan diakhiri pada saat tersebut, dengan pembayaran seluruh kreditur
persekutuan dan penghentian bisnis.

2.2 Konsep-konsep Umum untuk Mencatat Perubahan Keanggotaan dalam


Persekutuan.
Persekutuan Sebagai Sebuah Entitas Terpisah dari Individu-individu Sekutu dan Penggunaan
Prinsip-prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (GAAP)
KUHPer secara jelas mendefinisikan persekutuan sebagai sebuah entitas yang terpisah
dan masing-masing individu sekutu. Sebagai contoh, entitas persekutuan tidak berubah karena
penambahan atau pengunduran diri individu sekutu
Beberapa persekutuan memilih mengikut atau mentaati prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum (general accepted accounting principles-GAAP) dalam proses akuntansi dan pelaporan keuangan.
Persekutuan-persekutuan ini mengikuti standar yang sama yang di susun oleh DSAK dan badan
regulator lainnya seperti yang dilakukan perusahaan publik. Seringkali perusahaan joint venture ( modal
ventura ) atau pemberi kredit lainnya mensyaratkan perusahaan persekutuan swasta mengikuti GAAP
agar finansial persekutuan dapat dibandingkan dengan perusahaan publik lainnya. Perusahaan joint
venture memiliki tujuan untuk dapat memperoleh pemodal publik.
Dengan mengikuti GAAP dan pendefinisian perusahaan sebagai entitas terpisah dari individu
sekutu, perubahan keanggotaan dalam persekutuan akan dicatat seperti enitas korporasi mencatat jika
ada perubahan investornya.
GAAP tidak memberikan petunjuk tentang revaluasi aset neto yang meningkat nilainya karena
perubahan anggota persekutuan. Namun ada bebrapa situasi berdasarkan GAAP , di mana penurunan
nilai aset tertentu dapat diakui ketika terjadi perubahan anggota dalam persekutuan. Miaslnya, PSAK 48
tentang “Penurunan Nilai Aset”, menyajikan prosedur pengakuan penurunan nilai aset, termasuk
goodwill.
5
Persekutuan Sebagai Sekumpulan Hak Kepemilikan Sekutu dan Akuntansi Non-
GAAP
Para sekutu dalam perusahaan swasta dapat saja memilih mengikuti metode akuntansi non-GAAP untuk
memenuhi kebutuhan informasi tertentu. dalam kasus ini, perusahaan dapat diaudit oleh auditor
eksternal, tapi opini audit yang menyatakan dengan jelas bahwa prinsip-prinsip akuntansi non-GAAP
digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Persekutuan seperti ini tidak dapat memperoleh opini
audit “wajar tanpa pengecualian”.
Argumen penggunaan metode non-GAAP adalah bahwa revaluasi aset pada saat perubahan
keanggotaan menyatakan secara lengkap kondisi ekonomis sebenarnya persekutuan pada saat tersebut
dan mengalokasikan perubahan nilai aset serta kewajiban dan goodwill kepada para sekutu yang telah
mengelola bisnis sepanjang terjadinya perubahan nilai .
Bab ini juga membahas Metode bonus yang kadang disetujui digunakan oleh para sekutu ketika
terjadi perubahan keanggotaan dalam persekutuan. Metode bonus tidak mengubah modal neto
persekutuan setelah investasi oleh sekutu baru. Sebaliknya, metode bonus mengalokasikan kepemilikan
modal sekutu berdasarkan persetujuan seluruh sekutu , dan seringkali didasarkan pada nilai investasi
sekutu baru.

Sekutu Baru Membeli Hak Kepemilikan


Hak kepemilikan dalam persekutuan secara langsung dari satu atau lebih sekutu yang ada saat
ini. Dalam transaksi ini, kas atau aset lain ditukar di luar persekutuan, dan pencatatan yang dilakukan
dalam pembukuan persekutuan hanyalah reklasifikasi modal dalam persekutuan.
Sebuah konsep yang sering digunakan adalah nilai buku. Nilai buku persekutuan (book value of a
partnership) adalah jumlah modal, yang juga merupakan selisih antara jumlah aset dan kewajiban.
Contoh pada kasus ini misalnya setelah beroperasi selama tahun 20X1 dan 20X2, persekutuan
AB memiliki nilai buku Rp30.000.000 dan persentase laba tanggal 1 januari 20X3 adalah :

Saldo Modal Persentase Laba


Aldi Rp20.000.000 60
Bayu 10.000.000 40
Total Rp30.000.000 100

Berikut informasi seputar kasus ini :


1. Tanggal 1 januari 20X3, Aldi dan Bayu mengundang Citra menjadi sekutu dalam bisnis
mereka. Persekutuan yang dihasilkan disebut persekutuan ABC.
2. Citra membeli seperempat kepemilikan dalam modal persekutuan langsung dari Aldi
dan Bayu dengan jumlah biaya perolehan Rp9.000.000, dengan membayar Rp5.900.000
kepada Aldi dan Rp3.100.000 kepada Bayu. Citra akan memiliki modal senilai
Rp7.500.000 (Rp30.000.000 x 0,25) secara proporsional terhadap saldo modal Aldi dan
Bayu.

6
3. Citra akan diberikan 25 persen bagian dalam pembagian laba atau rugi persekutuan. Sisa
75 persen akan dibagi antara Aldi dan Bayu pada rasio laba mereka sebelumnya 60:40
persen. Hasil dari persentase laba atau rugi setelah dimasukanya Citra adalah :

Sekutu Persentase Laba


Aldi 45 (75% dari 60%)
Bayu 30 (75% dari 40%)
Citra 25
Total 100

Dalam contoh ini. 25 persen bagian Citra dalam laba atau rugi persekutuan adalah sama dengan
seperempat nilai modalnya. Kedua nilai persentase tersebut tidak harus selalu sama. Seperti yang telah
dijelaskan di awal bab ini, bagian modal seorang sekutu bisa berubah sepanjang waktu karena distribusi
laba, penarikan, atau penambahan invetasi modal. Selanjutnya, Citra bisa memperoleh seluruh bagian
modalnya langsung dari sekutu mana pun.

Transaksi antara Citra dan sekutu lain secara individu tidak tercermin dalam pembukuan
persekutuan. Satu-satunya pencatatan adalah reklasifikasi modal persekutuan. Aldi dan Bayu
memberikan seperempat dari modal mereka kepada Citra, sebagai berikut :

1 januari 20X3
(7) Modal, Aldi 5.000.000
Modal, Bayu 2.500.000
Modal, Citra 7.500.000
Reklasifikasi modal kepada sekutu baru.
Dari Aldi : Rp5.000.000 = Rp20.000.000 x 0,25
Dari Bayu : Rp2.500.000 = Rp10.000.000 x 0,25

Dalam kasus ini, modal yang dikredit kepada Citra hanya Rp7.500.000, sekalipun Rp9.000.000 yang
dibayarkan untuk seperempat kepemilikan. Pembayaran Rp9.000.000 mencerminkan bahwa nilai wajar
persekutuan adalah Rp36.000.000, dihitung sebagai berikut .

Rp 9.000.000 = nilai wajar x 0,25


Rp36.000.000 =nilai wajar

Nilai buku persekutuan adalah Rp30.000.000 sebelum investasi dari Citra. Pembayaran Rp9.000.000
dilakukan secara langsung kepada individu sekutu, dan tidak akan menjadi bagian dari aset persekutuan.
Aldi dan Bayu bisa menggunakan akuisisi yang dilakukan Citra untuk merevaluasi aset
persekutuan dan mencerminkan sepenuhnya perubahan nilai yang terjadi sebelum masuknya Citra.

7
Misalnya, jika persekutuan memiliki tanah yang nilainya kurangnya sebesar Rp6.000.000 yang
dijual setelah Citra masuk dalam persekutuan, Citra akan mendapatkan bagian keuntungan atas
penjualan berdasarkan rasio pembagian laba. Untuk menghindari masalah ini, beberapa persekutuan
melakukan revaluasi atas aset pada saat masuknya sekutu baru walaupun sekutu baru tersebut membeli
kepemilikan secara langsung dari salah satu sekutu lama.
Aldi dan Bayu dapat mengakui peningkatan milai tanah secepatnya sebelum masuknya Citra dan
mengolokasikan kenaikan tersebut secara proposional terhadap saldo modal masing-masing dengan
rasio pembagian 60 : 40 sebagai berikut.

(8) Tanah 6.000.000


Modal, Aldi 3.600.000
Modal,Bayu 2.400.000
Reklasifikasi modal kepada sekutu baru :
Untuk Aldi : Rp.3.600.000 = Rp6.000.000 x 0,60
Untuk Bayu : Rp2.400.000 = Rp6.000.000 x 0,40

Perlu dicatat bahwa nilai modal persekutuan keseluruhan adalah Rp36.000.000 (Rp30.000.000)
ditambah revaluasi Rp6.000.000, pemindahan seperempat modal kerja Citra dicatat sebagai berikut .

(9) Modal, Aldi 5.900.000


Modal, Bayu 3.100.000
Modal, Citra 9.000.000
Reklasifikasi modal kepada sekutu baru :
Rp5.900.000 = Rp23.600.000 x 0,25
Rp3.100.000 = Rp12.400.000 x 0,25
Rp9.000.000 = Rp36.000.000 x 0,25

Akuntan dari persekutuan harus memastikan adanya bukti dan alasan yang memadai untuk
dilakukan revaluasi aset dan kewajiban untuk menghindari kecurangan. Bukti yang dapat mendukung
seperti jasa penilaian atau laba selama beberapa tahun dapat membantu penilaian.

Sekutu Baru Melakukan Investasi di Persekutuan


Seorang sekutu baru dapat mengakuisisi kepemilikan dengan cara melakukan investasi ke dalam
persekutuan.
Tiga kondisi dapat dapat terjadi jika sekutu baru melakukan investasi di persekutuan, yaitu :
Kasus 1. Invetasi sekutu baru sama dengan proporsi sekutu baru terhdapat nilai buku
persekutuan.
Kasus 2. Investasi sekutu baru lebih besar dari proporsi sekutu baru terhadap nilai buku
persekutuan. Hal ini mengindentifikasikan bahwa nilai aset neto persekutuan sebelumnya
dicatat terlalu rendah di pembukuan atau adanya goodwill yang belum dicatat
Kasus 3. Investasi sekutu baru lebih rendah dari proporsi sekutu baru terhadap nilai buku
persekutuan. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai aset neto persekutuan sebelumnya terlalu

8
tinggi di pembukuan atau sekutu baru memberikan kontribusi goodwill sebagai tambahan aset
lain.

Langkah pertama untuk menentukan bagaimana menghitung bagaimana menghitung masuknya sekutu
baru adalah dengan menghitung proporsi sekutu baru terhadap nilai buku persekutuan (new partner’s
proportion of the partnership’s book value) sebagai berikut :

Proporsi sekutu Persentase


Baru terhadap = Modal Invetasi Modal atas
Nilai buku sekutu + Sekutu x Sekutu baru
Persekutuan sebelumnya Baru

Proporsi sekutu baru terhadap nilai buku persekutuan dibandingkan dengan jumlah investasi yang
dibuat sekutu baru untuk menentukan prosedur akuntansi yang harus dilakukan dalam penerimaannya
sebagai sekutu baru.
Rangkuman dari tiga kasus di atas :
Langkah 1 : adalah membandingkan investasi sekutu baru dengan proporsinya terhadap nilai
buku persekutuan .
Langkah 2 : adalah menentukan metode penerimaan. Tiga metode yang berbeda tersedia untuk
penerimaan sekutu baru ketika terjadi perbedaan antara investasi sekutu baru
dengan proporsinya terhadap nilai buku persekutuan.
Ketiga metode adalah : (1) revaluasi aset neto, (2) pengakuan goodwill, (3) menggunakan
metode bonus (bonus method). Dengan menggunakan revaluasi aset neto dan pengakuan
goodwill, biaya historis yang mendasari aset neto disesuaikan selama proses penerimaan sekutu
baru.

Terdapat bebrapa kesamaan antara akuntansi untuk penerimaan sekutu baru dengan akuntansi
atas investasi pada saham di korporasi. Jika sekutu baru membayar lebih dari nilai buku, kelebihan biaya
perolehan atas nilai buku, yaitu diferensial bernilai positif, mungkin adalah goodwill yang tidak diakui
atau karena aset yang nilainya terlalu rendah-kasus yang sama seperti akuntansi untuk diferensial pada
investasi saham. Jika nilai buku sama dengan biaya perolehan investasi , maka tidak ada diferensial,
indikasi bahwa nilai buku dari aset neto sama dengan nilai wajarnya.

Kasus 1. Nilai investasi Sekutu Baru Sama dengan Proporsi Nilai Buku Persekutuan
Besarnya investasi sekutu sering kali merupakan hasil negosiasi antara sekutu lama dengan calon sekutu
baru.

9
Gambaran Umum Akuntansi Penerimaan Sekutu Baru

Langkah 1: Membandingkan proporsi Nilai Langkah 2: Metode Alternatif untuk


Buku dan Investasi sekutu Baru Mencatat Penerimaan Sekutu Baru Obeservasi Kunci

Biaya Perolehan Investasi > Nilai buku 1. Revaluasi aset neto menuju nilai pasar - sekutu lama menerima
(Kasusn2) dan alokasikan kepada sekutu lama nilai aset, goodwill,
2. Catat goodwill yang belum diakui bonus biaya investasi
Dan alokasikan kepada sekutu lama - mencatat peningkatan
3. Alokasikan bonus kepada sekutu lama. goodwill persekutuan
Biaya Perolehan investasi = Nilai buku 1. Tidak ada revaluasi, banus, atau - tidak ada alokasi lanjut
(Kasus 1) goodwill karena sekutu baru
Akan modal investasinya

Biaya perolehan investasi < Nilai buku 1. Revaluasi aset neto menuju nilai pasar - sekutu mendaptkan
(Kasus 3) dan alokasikan kepada sekutu lama goodwill atau bonus
2. mengakui goodwill yang dibawa sebagai insentif
Sekutu baru - mencatat goodwill
3. Alokasikan bonus kepada sekutu baru peningkatan modal

Setelah nilai investasi disetujui, barulah mungkin untuk menghitung proporsi nilai buku sekutu baru.
Untuk investasi Rp10.000.000, Citra akan mendapatkan seperempat kepemilikan pada pesekutuan,
sebagai berikut :

Investasi pada persekutuan Rp10.000.000


Proporsi nilai buku sekutu baru :
(Rp30.000.000 + Rp10.000.000) x 0,25 (10.000.000)
Selisih (investasi = nilai buku) Rp

Jurnal yang dicatat dalam pembukuan persekutuan adalah :

1 januari 20X3
(10) Kas 10.000.000
Modal, Citra 10.000.000
Penerimaan Citra untuk seperempat kepemilikan atas
Investasinya sebesar Rp10.000.000

10
Kasus 2. Nilai investasi Sekutu Baru Lebih Besar dari Proporsi Nilai Buku Persekutuan

Dalam beberapa kasus, seseorang sekutu dapat melakukan investasi lebih besar dari porsi
kepemilikannya atas nilai buku persekutuan.
Misalnya, diasumsikan Citra menginvestasikan Rp11.000.000 untuk seperempat kepemilikan modal
dalam persekutuan. Langkah pertama adalah membandingkan investasi sekutu baru dengan proporsi
nilai bukunya, sebagai berikut :

Investasi pada persekutuan Rp11.000.000


Proprosi nilai buku sekutu baru
(Rp30.000.000 + Rp11.000.000) x 0,25 (10.250.000)
Selisih (investasi= nilai buku Rp 750.000

Citra telah menginvestasikan Rp11.000.000 untuk kepemilikan dengan nilai buku Rp10.200.000,
sehingga membayar lebih tinggi Rp750.000 atas nilai buku saat ini.
Tiga alternatif perlakuan akuntansi dalam kasus ini adalah :
1. Revaluasi nilai aset. Pada alternatif ini adalah:
a. Nilai buku aset dinaikan ke nilai pasarnya
b. Modal sekutu lama dinaikan sebanding dengan kenaikan peningkatan nilai buku aset.
c. Modal persekutuan yang dihasilkan sama dengan saldo modal awal ditambah nilai
revaluasi aset tambah investasi sekutu baru.
2. Mengakui goodwill yang tidak tercatat. Dengan metode ini adalah:
a. Goodwill yang tidak tercatat diakui
b. Modal sekutu lama dinaikan sebanding dengan nilai goodwill
c. Modal persekutuan yang dihasilkan sama dengan saldo modal awal ditambah nilai
goodwill ditambah investasi sekutu baru.
3. Menggunakan metode bonus. Pada dasarnya, metode bonus adalah perpindahan saldo
modal antara sesame sekutu. Metode ini digunakan ketika sekutu tidak menginginkan
penyelesaian pada nilai aset atau mengakui goodwill. Dengan metode ini adalah:
a. Modal sekutu lama dinaikan sebanding dengan nilai bonus yang dibayarkan sekutu
baru.
b. Modal persekutuan yang dihasilkan sama dengan saldo modal awal ditambah
investasi sekutu baru.

Ilustrasi pendekatan atas Revaluasi Aset


Misalkan Citra membayar kelebihan sejumlah Rp750.000 (Rp11.000.000 – Rp10.250.000) terhadap
proporsi nilai buku karena persekutuan memiliki tanah dengan nilai buku Rp4.000.000 tetapi penilaian
terkini mengidentifikasikan tanah tersebut memiliki nilai pasar Rp7.000.000.
Peningkatan nilai tanah dialokasikan kepada saldo modal para sekutu baru ini sebagai pengakuan
peningkatan nilai tanag dialokasikan kepada saldo modal para sekutu dengan menggunakan rasio laba
dan rugi yang ada pada saat terjadinya peningkatan. Modal Aldi meningkat sebesar Rp1.800.000 (60

11
persen dari kenaikan sebesar Rp3.000.000), dan modal Bayu meningkat sebesar Rp1.200.000 (40 persen
dari Rp3.000.000) persekutuan akan mencatat jurnal berikut untuk revaluasi tanah.

(11) Tanah Rp3.000.000


Modal,Aldi Rp1.800.000
Modal, Bayu Rp1.200.000
Revaluasi tanah persekutuan menjadi nilai pasar.

Investasi Citra sebesar Rp11.000.000 menjadikan modal persekutuan bernilai Rp44.000.000 sebagai
berikut :

Modal persekutuan AB sebelumnya Rp30.000.000


Revaluasi tanah menjadi nilai pasar 3.000.000
Investasi Citra 11.000.000
Modal Persekutuan ABC Rp44.000.000

Bagian sekutu baru atas Modal yang dihasilkan = (Rp30.000.000 + Rp3.000.000 + Rp11.000.000) x
0,025 = Rp11.000.000

Jurnal untuk mencatat penerimaan Citra ke dalam persekutuan adalah :

(12) Kas 11.000.000


Modal,Citra
Penerimaan Citra untuk seperempat kepemilikan modal 11.000.000
Di persekutuan.

Cara lain untuk melihat penciptaan goodwill pada saat penerimaan sekutu baru adalah menggunakan akun
T untuk menggambarkan neraca persekutuan. Jika ada tambahan aset neto, seperti pengakuan goodwill,
harus diseimbangkan dengan penambahan modal, sebagai berikut.

Sebelum penerimaan Citra Aset neto Rp30.000.000 Modalsekutu Rp30.000.000


Sebagai sekutu baru
Investasi sekutu baru berupa kas Kas 11.000.000 Modal baru 11.000.000
Modal sebelum pengakuan Rp41.000.000 Rp41.000.000
Goodwill
Estimasi goowill baru Goodwill 3.000.000 Modal goodwill 3.000.000
Total modal dihasilkan Aset neto Rp44.000.000 Total dihasilkan Rp44.000.000

(13) Goodwill 3.000.000


Modal,Aldi 1.800.000
Modal,Bayu 1.200.000
Mengakui goodwill yang belum di catat
12
(14) Kas 11.000.000
Modal,Citra 11.000.000
Menerima Citra sebagai sekutu baru untuk seperempat bagian
Modal :
Rp44.000.000 x 0,25

Yang perlu dicatat adalah Rp11.000.000 yang dikredit ke modal Citra adalah seperempat dari
Rp44.000.000 modal yang dihasilkan Persekutuan ABC, sebagai berikut :

Bagian sekutu baru atas total modal yang dihasilkan = (Rp30.000.000 + Rp3.000.000 + Rp11.000.000) x
0,25 = Rp11.000.000

Persekutuan ABC menghasilkan saldo modal senilai Rp30.000.000 di awal, ditambah Rp11.000.000
investasi dari Citra.
Bagian sekutu baru atas total modal yang dihasilkan = (Rp30.000.000 + Rp11.000.000) x 0,25
= Rp10.250.000

Jurnal yang dicatat dalam rangka penerimaan Citra sebagai sekutu adalah :
(15) kas 11.000.000
Modal,Aldi 450.000
Modal,Bayu 300.000
Modal,Citra 10.250.000
Penerimaan Citra dengan bonus kepada Aldi dan Bayu

Kasus 3. Nilai Investasi Sekutu Baru Lebih kecil dari Proporsi Nilai Buku Persekutuan
Ada kemungkinan bahwa seorang sekutu baru membayar lebih kecil dari proporsi kepemilikannya atas
nilai buku persekutuan. Misalnya, Citra melakukan investasi Rp8.000.000 untuk seperempat kepemilikan
modal di perusahaan ABC.

Investasi pada persekutuan Rp8.000.000


Proporsi nilai buku sekutu baru :
(Rp30.000.000 + Rp8.000.000) x 0,25 (9.500.000)
Selisih (investasi < Nilai buku) Rp(1.500.000)

Tiga alternatif pendekatan untuk mengakui diferensial ketika investasi lebih rendah dari nilai buku yang
diakuisisi. Ketiga pendekatan tersebut ialah :
1. Revaluasi nilai aset yang menurun, pada alternatif ini adalah :
a. Nilai buku aset diturunkan untuk mencatat penurunan nilainya
b. Modal sekutu lama diturunkan sebanding dengan kenaikan penurunan nilai buku aset

13
c. Modal persekutuan yang dihasilkan lebih rendah dari saldo modal awal ditambah nilai
aset yang diturunkan ditambah investasi sekutu baru.
2. Mengakui goodwill yang dibawa sekutu baru. Dengan metode ini adalah:
a. Goodwill dan keunggulan lain yang dibawa sekutu baru dicatat dan dimasukan ke
dalam saldo modal sekutu baru.
b. Modal sekutu lama dibiarkan tidak berubah.
c. Modal persekutuan yang dihasilkan sama dengan saldo modal awal ditambah nilai
goodwill yang dibawa sekutu baru ditambah investasi sekutu.
3. Menggunakan metode bonus. Dengan metode ini adalah:
a. Sekutu baru mendapatkan bonus dari modal sekutu lama, yang akan menurunkan bagian
bonus mereka yang nantinya dibayarkan kepada sekutu baru.
b. Modal persekutuan yang dihasilkan sama dengan saldo modal awal ditambah investasi
sekutu baru.

Ilustrasi Pendekatan Revaluasi Aset


Asumsikan Citra hanya membayar Rp8.000.000 untuk seperempat kepemilikan pada persekutuan.
Persediaan yang saat ini dicatat pada nilai buku sebesar Rp14.000.000 memiliki nilai wajar hanya
Rp8.000.000 karena beberapa mengalami kerusakan.
Penurunan nilai dialokasikan kepada sekutu lama sebesar rasio laba atau rugi pada saat terjadinya
penurunan nilai yaitu 60 persen kepada Aldi dan 40 persen kepada Bayu. Penurunan dicatat sebagai
berikut :

(16) Modal,Aldi 3.600.000


Modal,Bayu 2.400.000
Persediaan 6.000.000
Revaluasi persediaan menjadi nilai wajar

Bagian sekutu baru atas total modal yang dihasilkan = (24.000.000 + Rp8.000.000) x 0.25 = Rp8.000.000

Jurnal untuk mencatat penerimaan Citra sebagai sekutu baru dalam persekutuan ABC adalah :
(17) Kas 8.000.000
Modal,Citra 8.000.000
Penerimaan Citra ke dalam persekutuan

Nilai kredit modal tercatat milik Citra sama dengan investasinya karena jumlah nilai modal persekutuan
adalah Rp32.000.000 (Rp24.000.000 + Rp8.000.000) yang sekarang mencerminkan nilai wajar
persekutuan.

Ilustrasi Pencatatan Goodwill untuk Sekutu Baru


Misalnya, Aldi Bayu, dan Citra setuju bahwa kemampuan Citra akan menghasilkan laba. Mereka setuju
Citra layak mendapatkan Rp2.000.000 goodwill ketika bergabung sebagai antisipasi laba yang akan
dihasilkan Citra di kemudian hari.
Alternatif lain, nilai goodwill yang dibawa oleh sekutu baru bisa diperkirakan dari jumlah modal
yang ditahan oleh sekutu lama. dalam kasus ini, sekutu lama menahan 75 persen kepemilikan pada
persekutuan dan memberikan 25 persen kepada sekutu baru. Nilai 75 persen kepemilikan sekutu lama

14
adalah Rp30.000.000 investasi Citra sebesar Rp8.000.000 ditambah goodwill setara dengan 25 persen
sisanya. Nilai goodwill yang dibawa oleh Citra dapat dihitung sebagai berikut :

Langkah 1
75% dari estimasi modal yang dihasilkan Rp30.000.000
Estimasi jumlah modal yang dihasilkan (Rp30.000.000/0.75) Rp40.000.000

Langkah 2
Estimasi jumlah modal yang dihasilkan Rp40.000.000
Jumlah aset neto tidak termasuk goodwill
(30.000.000 ditambah Rp8.000.000 investasi dari Citra (38.000.000)
Estimasi goodwill Rp2.000.000

Jurnal yang dicatat untuk penerimaan Citra sebagai sekutu baru di persekutuan ABC adalah :
(18) Kas 8.000.000
Goodwill 2.000.000
Modal,Citra 10.000.000
Penerimaan Citra sebagai sekutu baru

Jumlah modal yang dihasilkan dari pembentukan persekutuan ABC adalah Rp40.000.000 dengan Aldi
dan Bayu bersama-sama memiliki 75 persen dan Citra sebesar 25 persen.

Ilustrasi metode bonus


penerimaan Citra sebagai sekutu baru dengan seperempat kepemilkian pada persekutuan ABC dengan
investasi hanya Rp8.000.000 dapat juga diperlakukan sebagai bonus kepada Citra dari sekutu lama.
bonus senilai Rp1.500.000 adalah selisih antara nilai buku sekutu baru senilai Rp9.500.000 dengan
investasinya senilai Rp8.000.000 modal sekutu lama berkurang Rp1.500.000 secara proporsional
berdasarkan rasio laba atau rugi yaitu 60 persen dari Aldi dan 40 persen dari Bayu, dan akun modal Citra
akan dikredit senilai Rp9.500.000 sebagai berikut:

(19) kas 8.000.000


Modal,Aldi 900.000
Modal,Bayu 600.000
Modal, Citra 9.500.000
Penerimaan Citra dalam persekutuan

Jumlah yang dikredit kepada sekutu baru adalah bagian kepemilikannya terhadap total modal yang
dihasilkan, yaitu :

Bagian seekutu baru atas total modal yang dihasilkan = (Rp30.000.000 + 8.000.000) + 0,25
= Rp9.500.000

15
Ikhtisar dan Perbandingan atas Akuntansi Investasi Sekutu Baru
Berikut ikhtisar ketiga alternatif metode akuntansi untuk investasi dari sekutu baru.

Kasus 1. Investasi sekutu baru sama dengan proporsinya terhadap nilai buku persekutuan.

1. Modal sekutu baru yang dikredit sama dengan investasinya.


2. Dalam kasus ini tidak ada goodwill atau banus yang diakui.

Kasus 2. Investasi sekutu baru lebih besar dari pada proporsinya terhadap nilai buku persekutuan.
1. Revaluasi aset atau pengakuan goodwill meningkatkan modal persekutuan yang dihasilkan
peningkatan tersebut dialokasikan keapada sekutu lama dengan rasio laba atau rugi masing-
masing.
2. Setelah pengakuan revaluasi aset atau goodwill tidak tercatat, modal sekutu baru akan sama
dengan investasinya dan persentasenya pada total modal persekutuan yang dihasilkan.
3. Dengan menggunakan metode bonus, modal persekutuan yang dihasilkan akan sama dengan
jumlah modal sekutu lama ditambah dari sekutu baru. Modal yang dikredit kepada sekutu
baru lebih rendah dari investasinya tetapi sama dengan persentasenya terhadap modal
persekutuan yang dihasilkan.
Kasus 3. Investasi sekutu baru lebih kecil dari proporsinya terhapat nilai persekutuan.
1. Dengan menggunakan pendekatan revaluasi aset, penurunan nilai aset akan mengurangi
modal sekutu lama sebesar rasio laba atau rugi masing-masing. Modal sekutu baru dikredit
sebesar nilai investasinya.
2. Dengan metode goodwill, goodwill dialokasikan kepada sekutu baru, dan modal persekutuan
yang dihasilkan meningkat. Modal sekutu baru akan dikredit sebesar persentase kepemiliknya
terhadap modal persekutuan yang dihasilkan.

 Ikhtisar Akuntansi untuk Investasi Sekutu Baru : Jurnal dan saldo Modal setelah Penerimaan Sekutu
Baru.
Kasus 1: investasi sekutu baru sama dengan proporsinya terhadap nilai buku persekutuan. Citra
menginvestasikan Rp10.000.000 untuk seperempat kepemilikan.

Kas 10.000.000 Aldi Rp20.000.000


Modal,Citra 10.000.000 Bayu 10.000.000
Citra 10.000.000
Total Rp40.000.000

Kasus 2: Investasi sekutu baru lebih besar dari proporsinya terhadap nilai persekutuan, Citra
menginvestaikan Rp11.000.000 untuk seperempat kepemilikan.

16
(a) Revaluasi aset : (meningkat)
Tanah 3.000.000 Aldi Rp21.800.000
Modal, Aldi 1.800.000 Bayu 11.200.000
Modal, Bayu 1.200.000 Citra 11.000.000
Kas 11.000.000 Total Rp44.000.000
Modal, Citra 11.000.000
(b) Pengakuan goodwill untuk sekutu lama :
Goodwill 3.000.000 Aldi Rp21.000.000
Modal, Aldi 1.800.000 Bayu 11.200.000
Modal, Bayu 1.200.000 Citra 11.000.000
Kas 11.000.00 Total Rp44.000.000
Modal, Citra 11.000.000
(c) Bonus kepada sekutu lama:
Kas 11.000.000 Aldi 20.450.000
Modal, Aldi 450.000 Bayu 10.300.000
Modal, Bayu 300.00 Citra 10.250.000
Modal, Citra 10.250.000 Total Rp41.000.000

Kasus 3 : investasi sekutu baru lebih kecil dari prporsinya terhadap nilai buku persekutuan. Citra ,menginvestasikan
Rp8.000.000 untuk seperempat kepemilikan.

(a) Revaluasi aset (menurun)


Modal, Aldi 3.600.000 Aldi Rp16.400.000
Modal, Bayu 2.400.000 Bayu 7.600.000
Persediaan 6.000.000 Citra 8.000.000
Kas 8.000.000 Total Rp32.000.000
Modal, Citra 8.000.000
(b) Akun goodwill untuk sekutu baru:
Kas 8.000.000 Aldi Rp20.000.000
Goodwill 2.000.000 Bayu 10.000.000
Modal, Citra 10.000.000 Citra 10.000.000
Total Rp40.000.000

(c) Bonus kepada sekutu bbaru :


Kas 8.000.000 Aldi Rp19.100.000
Modal, Aldi 900.000 Bayu 9.400.000
Modal, Bayu 600.000 Citra 9.500.000
Modal, Citra 9.500.000 Total Rp38.000.000

17
2.3 Menentukan Biaya Investasi Sekutu Baru
Nilai kontribusi dari sekutu baru telah tersedia. Dalam beberapa situs, akuntan diminta untuk
menentukan jumlah investasi yang harus dikontribusikan oleh sekutu pasar. Misalnya, mari kita teruskan
contoh Aldi dan Bayu yang ingin memasukan Citra sebagai sekutu baru. Modal sekutu lama adalah
Rp30.000.000, dan para sekutu berkeinginan untuk memasukan Citra ke dalam persekutuan dengan hak
kepemilikan sebesar 25 persen.
Asumsikan bahwa sakutu lama, Aldi dan Bayu, menyetujui bahwa aset persekutuan harus dimiliki
persekutuan.
Ketika menentukan biaya investasi sekutu baru, sangatlah penting untuk mencatat modal persekutuan
yang dihasilkan dan persentase kepemilikan yang masih ditahan sekutu lama. Dalam contoh ini, sekutu
lama mempertahankan tiga perempat kepemilikan pada persekutuan yang dihasilkan, artinya 75 persen
kepemilikan modal sebesar Rp33.000.000, di mana Rp30.000.000 berasal dari modal lama ditambah
Rp3.000.000 dari revaluasi tanah, sebagai berikut.

75 % total modal yang dihasilkan Rp33.000.000


Total modal yang dihasilkan (100%) Rp44.000.000
Dikurangi modal sekutu lama (33.000.000)
Kontribusi kas yang dibutuhkan bagi sekutu baru Rp11.000.000

Dalam beberapa kasus, jumlah bonus bisa ditentukan sebelum penentuan kontribusi kas yang
dibutuhkan dari sekutu baru. Misalnya, asumsikan bahwa Aldi dan Bayu setuju untuk memberikan Citra
bonus senilai Rp1.500.000 untuk bergabung dengan persekutuan.
Skedul menentukan jumlah investasi kas yang harus dibayarkan Citra sebagai sekutu baru:

Modal Aldi dan Bayu sebelumnya Rp30.000.000


Dikurangi bonus yang diberikan atas penerimaan Citra (1.500.000)
Modal yang ditahan oleh Aldi dan Bayu (75%) Rp28.500.000
Total modal yang dihasilkan
(28.500.000 dibagi 0,75) Rp38.000.000
Dikurangi modal sekutu lama (28.500.000)
Modal yang dibutuhkan untuk sekutu baru Rp9.500.000
Dikurangi bonus dari sekutu lama untuk sekutu baru (1.500.000)
Kontribusi kas yang dibutuhkan dari sekutu baru Rp8.000.000

18
2.4 Berhentinya Seorang Sekutu dari Persekutuan
Ketika seorang sekutu berhenti atau mengundurkan diri dari persekutuan, maka persekutuan secara tidak
langsung dibubarkan, tetapi sekutu yang lainnya mungkin masih berkeinginan melanjutkan operasi usaha.
Harga pembelian jumlah estimasi jika (1) aset persekutuan dijual pada harga sama dengan atau lebih
besar dari nilai likudasi atau nilai yang menjadi dasar harga penjualan keseluruhan bisnis yang terus
berlangsung tanpa sekutu yang berhenti, dan (2) persekutuan diakhiri pada saat itu, dan seluruh kewajiban
persekutuan diselesaikan. Perhatikan bahwa goodwill dapat termasuk dalam penilaian.
Dalam kasus di mana persekutuan menyetujui pemberhentian dan tidak ada kesalaha, akuntan dapat
membantu perhitungan harga pembelian kepemilikan. Hal penting untuk menentukan seluruh kewajiban
yang masih ada saat tanggal berhenti. Perjanjian persekutuan dapat termasuk prosedur lain untuk
digunakan pada kasus berhentinya sekutu, seperti spesifikasi penilaian, proses akuisisi nilai sekutu baru
yang dapat dialihkan, dan hal lain terkait perubahan proses keanggotaan.
Beberapa persekutuan melakukan audit ketika terjadi perubahan dalam komposisi sekutu.
Audit ini menghasilkan keakuratan nilai buku aset kewajiban. Terkadang, kesalahan akuntansi ditemukan
selama proses audit. Kesalahan tersebut harus diperbaiki dan akun modal para sekutu harus disesuaikan
berdasarkan rasio laba atau rugi yang ada pada periode kesalahan ditemukan.

Pada umumnya sekutu yang tersisa membeli bagian sekutu yang berhenti dengan akuisis
langsung atau persekutuan membeli bagian kepemilikan sekutu yang berhenti tersebut. Jika sekutu yang
tersisa membeli langsung kepemilikan sekutu yang berhenti satu-satunya jurnal pada pembukuan
persekutuan adalah mencatat reklasifikasi modal sesame sekutu.

1. Harga Pembelian Sama dengan Saldo Kredit Modal Sekutu

Misalnya, Aldi mengundurkan diri dari Persekutuan ABC pada saat saldo modalnya Rp55.000.000
setelah mencatat peningkatan pada aset persekutuan termasuk pengakuan laba sampai tanggal
pengunduran diri. Jurnal yang dicatat oleh Persekutuan ABC adalah :

(20) Modal,Aldi 55.000.0000


Kas 55.000.0000
Mundurnya Aldi dari persekutuan

Jika persekutuan tidak dapat membayar dana sejumlah Rp55.000.000 kepada Aldi pada saat pengunduran
diri, maka persekutuan harus mencatatnya sebagai kewajiban atas sisa yang belum terbayar.

2. Harga Pembelian Lebih Besar dari Saldo Kredit Modal Sekutu

Misalnya, Aldi memiliki saldo modal Rp55.000.000 dan seluruh sekutu setuju membayar Aldi
sejumlah Rp65.000.000 sebagian besar persekutuan akan mencatat Rp10.000.000 kelebihan
pembayaran di atas saldo modal Aldo (Rp65.000.000 – Rp55.000.000) sebagai bonus
penyesuaian modal kepada Aldi dari sekutu yang bertahan. Dalam kasus ini, Rp10.000.000
akan mengurangi modal Bayu dan Citra sebesar rasio laba atau rugi masing-masing. Bayu
memiliki 30 persen bagian dan Citra memiliki 25 persen bagian pada laba persekutuan.

19
Persentase Persentase
Laba Lama Laba Sisa
Aldi 45 0
Bayu 30 55 (30/55)
Citra 25 45 (25/55)
Total 100 100

Jurnal yang dicatat pada saat pengunduran diri Aldi adalah :


(21) Modal,Aldi 55.000.000
Modal,Bayu 5.500.000
Modal,Citra 4.500.000
Kas 65.000.000
Mundurnya Aldi dari persekutuan

Bonus Rp10.000.000 yang dibayarkan kepada Aldi dialokasikan kepada Bayu dan Citra sebesar rasio laba
atau rugi masing-masing. Bayu dikenakan 55 persen, dan Citra dikenakan 45 persen.

Misalnya , jika Rp65.000.000 dibayarkan kepada Aldi dan hanya goodwill milik Aldi yang akan
dicatat, maka persekutuan akan membuat jurnal pada saat mundurnya Aldi sebagai berikut:

(22) Goodwill 10.000.000


Modal,Aldi 10.000.000
Mencatat goodwill untuk Aldi

(23) Modal,Aldi 65.000.000


Kas 65.000.000
Mundurnya Aldi dari persekutuan

3. Harga Pembelian Lebih kecil Dari Saldo Kredit Modal Sekutu

Kadangkala, harga pembelian kurang dari saldo kredit modal sekutu. Hal ini dapata terjadi
jika nilai likuidasi aset neto lebih kecil dari nilai bukunya atau karena sekutu yang berhenti
berniat meninggalkan persekutuan dengan cukup menerima lebih kecil dari saldo modalnya.
Missal, Aldi setuju menerima Rp50.000.000 sebagai harga pembelian kepemilikannya di
persekutuan. Persekutuan harus mengevaluasi aset netonya untuk menentukan jika terjadi
penurunan nilai yang harus diakui jika tidak diperlukan revaluasi aset neto, perbedaan
Rp5.000.000 (Rp55.000.000 – Rp50.000.000) dialokasikan sebagai penyesuaian modal Bayu
dan Citra berdasarkan rasio laba rugi.

20
3.1 Kesimpulan

Akuntansi untuk persekutuan mengakui aspek unik dari bentuk organisasi usaha ini. Dalam KUHPer dan
KUHD tertera hak dan kewajiban para sekutu. Baik dengan pihak ketiga maupun diantara sekutu, dan
hak-hak pihak ketiga, seperti kreditur, terhadap persekutuan. Perjanjian persekutuan sangat penting
karena banyak pasal dari KUHPer dan KUHD yang dapat diabaikan dengan perjanjian persekutuan
formal. Dalam undang-undang termasuk bagian yang menyatakan bahwa persekutuan adalah entitas yang
terpisah dari para sekutunya : bahwa sekutu adalah wakil dari persekutuan: bahwa sekutu bertanggung
jawab secara personal atas kewajiban persekutuan yang melebihi aset persekutuan: bahwa laba atau rugi
persekutuan dibagi sama rata : dan bahwa sekutu dapat berhenti, dalam kasus di mana sekutu tersebut
tidak lagi bermaksud berbagai dalam manajemen persekutuan.

Persekutuan menggunakan berbagai metode distribusi laba atau rugi dan akuntan harus
memastikan bahwa perjanjian persekutuan diikuti dengan baik. Sebagian besar persekutuan tetap
melangsungkan kegiatan usahanya ketika ada sesuatu yang berhenti (keluar dari persekutuan) dengan
membeli kepemilikan sekutu yang keluar pada harga pembelian yang didasarkan pada nilai persekutuan
ketika persekutuan mengakhiri bisnisnya. Beberapa metode akuntansi digunakan untuk mencatat
perubahan anggota persekutuan. Beberapa persekutuan menggunakan pendekatan revaluasi aset neto,
kadang termasuk mengakui goowill. Pendekatan akuntansi lainnya yang digunakan untuk mencatat
perubahan keanggotaan adalah bonus, yaitu berupa reklasifikasi modal sekutu. Persekutuan menyajikan
empat laporan keuangan, yaitu : laporan laba rugi, nerac, laporan arus kas, dan laporan modal sekutu yang
menyajikan perubahan modal sekutu selama periode tertentu.

21
Daftar Pustaka
Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia)/Richrad E Baker, Valdean C. Lembake,
Thomas E. King, Cynthia G. Jerffrey, Amir Abadi Jusuf, Sylvia Veronica NPS, Etty Retno
Wulandari, dan Dwi Martani.

Jakarta : Salemba Empat, 2014

2 jil., 408 hlm., 19 x 26 cm

22

Anda mungkin juga menyukai