NIM : A31115035
Untuk perusahaan dagang, kelompok transaksi yang termasuk siklus pendapatan yaitu (1)
penjualan kredit, (2) penerimaan kas, (3) penyesuaian penjualan. Tujuan audit untuk siklus
pendapatan berkaitan dengan perolehan bukti kompeten yang mencukupi tentang setiap asersi laporan
keuangan yang signifikan menyangkut saldo dan transaksi siklus pendapatan. Untuk mencapai setiap
tujuan audit spesifik, auditor dapat menggunakan berbagai bagian dari perencanaan audit dan
Auditor mengembangkan strategi audit berdasarkan resiko salah saji yang material. Langkah
pertama dalam menilai resiko adalah memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri klien.
perusahaan yang berkaitan dengan siklus transaksi lainnya dan menilai resiko bahwa laba yang
Kelompok transaksi dan saldo akun yang menyertai siklus pendapatan biasanya mempunyai
pengaruh yang material terhadap laporan keuangan. Untuk meningkatkan keefektifan dan keefisienan
auditor dalam memenuhi tujuan audit spesifik pada siklus ini, perhatian yang cermat harus diberikan
guna mempertimbangkan resiko inheren, resiko prosedur analitis, dan resiko pengendalian ketika
Dalam menilai resiko inheren pada asersi siklus pendapatan, auditor harus mempertimbangkan
faktor pervasive yang dapat mempengaruhi asersi dalam beberapa siklus. Karena besarnya potensi
salah saji dapat terjadi dalam pengendalian yang tidak efektif, maka auditor harus selalu memberikan
pengetahuan auditor tentang bisnis dan industry klien. Merupakan hal penting bagi auditor untuk
mengevaluasi hari perputaran piutang usaha atau rata-rata periode penagihan, dan mampu
Persetujuan kredit
b. Pengiriman barang dan jasa. Pengiriman fisik atau penyerahan barang dan jasa, meliputi;
Penagihan pelanggan
Pencatatan penjualan
Auditor perlu mempunyai pemahaman yang cukup untuk dapat (1) mengidentifikasi jenis salah
saji yang potensial, (2) mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi resiko salah saji yang
material, dan (3) merancang pengujian substantive. Jika auditor berencana menilai resiko
pengendalian yang rendah atas sebuah asersi, maka sangat penting bagi dia untuk memperoleh
Fungsi penerimaan kas, meliputi pemrosesan penerimaan dari penjualan tunai dan kredit,
Banyak prosedur pengendalian yang terlibat dalam pemrosesan penerimaan kas merupakan
pengendalian manual, bukan prosedur pengendalian yang telah terprogram. Auditor biasanya akan
menggunakan kombinasi dari pengajuan pertanyaan, observasi, dan inspeksi dokumen untuk
mengumpulkan bukti bahwa prosedur pengendalian manual merupakan fungsi yang paling efektif.
perancangan dan operasi sistem pengendalian internal perusahaan. Resiko inheren yang berkaitan
dengan transaksi penerimaan kas adalah tinggi akibat kemungkinan penipuan oleh karyawan melalui
pengalihan penerimaan kas. Jika prosedur analitis menunjukkan keaikan jumlah hari piutang beredar,
maka hal ini mungkin dapat menjelaskan pengalihan penerimaan kas. Akibat resiko inheren atas
penggelapan kas, dan dampak transaksi penerimaan kas terhadap piutang, auditor seringkali akan
Prosedur Awal
Titik awal untuk memenuhi setiap pengujian audit adalah memperoleh pemahaman tentang bisnis
dan industri klien. Prosedur awal yang penting untuk memperivikasi piutang usaha dan akun
penyelisihan terkait adalah menelusuri saldo awal periode berjalan ke saldo akhir yang telah diaudit
dalam kertas kerja tahun sebelumnya (jika dapat dilakukan). Selanjutnya, aktivitas periode berjalan
dalam akun pengendalian buku besar dan akun penyisihan terkait harus direview untuk setiap ayat
jurnal yang signifikasi, yang tidak biasa dari segi sifat atau jumlah, yang memerlukan investigasi
khusus.
Prosedur Analitis
Tujuan auditor dalam melakukan prosedur analitis adalah mengembangkan ekpektasi atas saldo
piutang usaha, hubungan piutang usaha dengan penjualan, dan marjin kotor perusahaan. Auditor harus
mengarahkan perhatian utamanya pada kenaikan piutang dan pendapatan yang tidak diharapkan.
Dilaksanakan dalam tahap akhir dari penugasan untuk memastikan bahwa bukti yang dievaluasi
dalam pengujian rincian konsistensi dengan gambaran menyeluruh yang dilaporkan pada laporan
keuangan.
Pengujian rincian transaksi tertentu dapat dilaksanakan selama pekerjaan interim (interim work)
bersama dengan pengujian pengendalian dalam bentuk pengujian bertujuan ganda (dual-purpose
tests).
Dua bidang utama dari prosedur dalam kategori pengujian substantif untuk piutang usaha ini akan
dibahas: konfirmasi piutang dan prosedur tindak lanjut yang berkaitan serta prosedur untuk
a. Konfirmasi Piutang
Konfirmasi piutang usaha mencakup komunkasi tertulis secara langsung antara pelanggan dan
auditor.
Konfimasi piutang adalah prosedur sudit yang berlaku umum. AU 330, Proses Konfimasi (SAS
67), menyatakan ada anggapan bahwa auditor akan meminta konfirmasi piutang selama melakukan
audit, kecuali:
Piutang usaha bersifat tidak material terhadap laporan keuangan.
Penggunaan konfirmasi akan menjadi tidak efektif sebagai suatu prosedur audit.
Penilaian gabungan auditor atas risiko inheren serta risiko pengendalian adalah rendah dan bahwa
penilaian ini, bersama dengan bukti yang diharapkan disediakan oleh prosedur analitis atau
pengujian substantif lainnya, sudah cukup untuk mengurangi risiko audit ke tingkat rendah yang
Dalam proses pelaksanaan audit, auditor dapat menetapkan tolak ukur (benchmark) atas kinerja
purusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri itu. Sebagai contoh, auditor dapat
membicarakan apakah:
Perusahaan telah secara efektif memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan penjualan berdasarkan
Piutang telah tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan penjualan, sehingga menghabiskan arus
kas.
Perusahaan telah secara tepat menetapkan risiko yang berkaitan dengan perubahan atau
kedewasaan pasar.
Perusahaan telah sukses membuat inovasi produk baru di pasaran dan menikmati persentasi
pendapatan yang tinggi dari produk baru tersebut, relatif terhadap persaingan.
Setelah auditor menyelesaikan audit atas siklus penjualan, dia harus mengikhtisarkan masalah
penting yang dapat menghambat kinerja jasa bernilai tambah kepada klien.