KOTA GORONTALO
GORONTALO
GORONTALO
KOTA GORONTALO
ADMINISTRASI
Profil Wilayah
GORONTALO
2. Dungingi 4,10 Barat, Dungingi, Kota Selatan, Kota
3. Kota Selatan 14,39 Timur, dan Kota Utara seluas 64,79
4. Kota Timur 14,43 km2 dengan jumlah penduduk
5. Kota Utara 16,71 keseluruhan sejumlah 147.354
Total 64,79 jiwa.
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota gorontalo, 2003
Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu Kecamatan Kota Utara (16,71 km2)
sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Dungingi (4,10 km2).
Penggunaan lahan di Kota Gorontalo dibedakan atas lahan sawah, lahan
kebun/ladang, lahan pekarangan, dan lainnya. Lahan yang digunakan masing-
masing 1.013 Ha, 695 Ha, 452 Ha, dan 39,74 Ha untuk lainnya pada tahun 2003.
Orientasi Wilayah
GORONTALO
Propinsi Gorontalo dengan 46 desa/kelurahan.
Curah hujan di wilayah ini tercatat sekitar 11 mm
sampai dengan 266 mm pada tahun 2003. Secara
umum, suhu udara di Gorontalo rata-rata siang hari
32,1º C, sedangkan suhu udara rata-rata pada
malam hari 23,5º C.
PENDUDUK
Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk Kota Gorontalo tahun 2003 tercatat sebanyak 147.354 jiwa,
penyebarannya di 5 kecamatan masih belum merata, 11,65% terdapat di Kecamatan
Kota Barat, Kecamatan Dungingi 10,74%, Kota Selatan 22,34%, Kota Timur 24,86%
dan Kota Utara 30,68%.
GORONTALO
Jumlah (Jiwa) Kepadatan
(Jiwa/Km²)
1. Kota Barat 17.172 1.133
2. Dungingi 15.424 3.762
3. Kota Selatan 32.911 2.287
4. Kota Timur 36.632 2.539
5. Kota Utara 45.215 2.706
Total 147.354 2.274
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo, 2003
Tenaga Kerja
Berdasarkan data dari PT. (Persero) JamSostek Kota Gorontalo, tenaga kerja yang
terdftar pada tahun 2003 sebanyak 32.756 orang terdiri dari 21.291 orang laki-laki
dan 11.456 orang perempuan. Sedng jumlah perusahaan yang terdaftar adalah
sebanyak 352 buah.
Menurut lapangan usaha penduduk Kota Gorontalo paling banyak bekerja pad sektor
jasa yaitu sebanyak 14.663 jiwa dan sektor perdagangan sebanyak 14.060 jiwa.
Sektor listrik, gas dan air paling kecil yaitu hanya 232 jiwa.
GORONTALO
hingga masyarakat yang berasal dari wilayah-wilayah lainnya di daerah perbatasan.
Tercatat saat ini pedagang yang
beraktifitas di pasar sentral sebanyak
tiga ribu lebih pedagang. Jumlah ini
tentunya jauh lebih besar bila
dibandingkan dengan jumlah
pedagang di pasar sentral sebelum
diadakannya revitalisasi yakni
sebanyak 1.030 pedagang. Disamping itu juga terdapat fasilitas pasar yang
beroperasi secara mingguan seperti Pasar Kamis yang terletak di Kelurahan Bugis.
Teluk Tomini sebagai berperan sebagai pintu arus barang dan orang di kawasan
barat Sulawesi Utara. Ramainya kegiatan bongkar muat mengindikasikan betapa
pelabuhan ini menjadi lalu luntas barang keluar dan masuk Kota Gorontalo, baik dari
Kabupaten Gorontalo maupun antar provinsi di Sulawesi. Tingginya mobilitas
menyebaban sektor perdagangan mendominasi kegiatan ekonomi.
Produk unggulan kota ini adalah rotan polis dan kursi rotan dimana pada tahun 2000
produksinya mencapai Rp 50 milyar. Komoditas unggulan lainnya adalah sulaman
kerawang yang produknya telah mampu menembus pasar regional, bahkan sampai
ke Pulau Jawa.
GORONTALO
Kota Gorontalo baik dilihat dari penetapan target maupun realisasinya mengalami
peningkatan tiap tahunnya. Pendapatan Asli Daerah juga meningkat, pada tahun
2002 dari target yang ditetapkan realisasinya mengalami peningkatan sebesar 9,45
% sedangkan tahun 2003 naik 6,6 %.
Dari sisi penerimaan APBD kota Gorontalo pada tahun 2001, penerimaan daerah
yang berasal dari Dana Perimbangan merupakan yang terbesar yaitu sekitar 95%
atau sekitar 94,3 milyar dari sekitar 99,3 milyar, sedangkan penerimaan yang berasal
dari Pendapatan Asli Daerah menyumbang sekitar 0.5% atau sekitar 4 milyar.
Dari sisi pengeluaran, anggaran terbesar, diperuntukan bagi belanja rutin yaitu
hampir sekitar 60% atau sekitar 159,7 milyar, sedangkan untuk belanja
pembangunan, dialokasikan hanya sebesar 35 milyar. Dengan alokasi dana
pembangunan yang cukup kecil, salah satu pertimbangan yang dipakai dalam
menentukan kebijakan pengelolaan anggaran belanja seperti sebagai berikut;
Belanja pembangunan difokuskan pada sektor yang bersifat cost recovery.
Hal yang harus diperhatikan oleh warga kota adalah masalah lingkungan. Setiap
musim penghujan tiba kondisi Kota Gorontalo berubah mengenaskan. Banjir terjadi
di mana-mana. Selain banjir rutin, warga kota juga dihadapkan dengan fakta
pendangkalan pelabuhan gorontalo yang menyakitkan. Percepatan pendangkalan
pelabuhan itu terjadi akibat terbawanya lumpur dari pedalaman oleh air tiga sungai
yang bertemu di tengah Kota Gorontalo yang kemudian bermuara di pelabuhan.
FASILITAS UMUM DAN SOSIAL
Pendidikan
Pada tahun ajaran 2003/2004 tingkat Taman Kanak-kanak jumlah sekolah
mengalami perubahan, dari 55 unit sekolah menjadi 65 unit, jumlah murid berkurang
dari 4.468 menjadi 2.726 murid. Jumlah Sekolah Dasar (SD) 147 unit dengan jumlah
GORONTALO
murid laki-laki 9.604 dan perempuan 9.318 murid, dan jumlah guru 1.222 orang.
Jumlah SMP sebanyuak 19 buah, jumlah murid laki-laki 3.254 murid, dan perempuan
3.561 murid, dengan jumlah guru sebanyak 593 orang. Jumlah SMU berjumlah 7
unit, dengan jumlah murid laki-laki sebanyak 1.752 murid, perempuan 1.966 murid,
dan 290 orang guru.
Fasilitas Kesehatan
Pada tahun 2003 rumah sakit umum berjumlah 2 buah dengan jumlah tempat tidur
227 buah, rumah sakit bersalin berjumlah 1 buah dengan tempt tidur berjumlah 28
buah sedang polklinik berjumlah 2 buah dengan tempat tidur 28 buah.
GORONTALO
tahun mengalami peningkatan, begitu pula dengan
distribusi air yang sudah menjangkau 46 kelurahan.
Adapun pelanggan air masih didominasi pelanggan
rumah tangga disusul niaga kecil dan instansi/dinas-
dinas.
Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan untuk Kota Sedang sebesar 15%,
dan kebutuhan ideal adalah 100 liter/orang/hari, maka kebutuhan air bersih untuk
Kota Gorontalo disajikan dalam tabel berikut ini :
GORONTALO
produksi (surplus) sebanyak 6.000.600 liter/hari, atau 69,45 liter/detik.
Pelayanan air bersih oleh PDAM Kota Gorontalo terdiri dari sistem perpipaan dan
sistem non perpipaan. Pelayanan air bersih oleh PDAM Kota Gorontalo, selain
melayani penduduk Kota Gorontalo juga melayani Kecamatan Suwawa dan
Kecamatan Kabila di Kabupaten Gorontalo.
Komponen sistem penyediaan air bersih yang digunakan adalah sebagai berikut :
(Sumber : PDAM Kota Gorontalo Juni 2001)
a. Sumber Air
Sumber air baku yang digunakan oleh PDAM Kota Gorontalo berasal dari S.
Bone yang mempunyai debit 107,295 m3/det. Sedangkan sumber air yang
digunakan penduduk antara lain berasal dari air tanah dangkal yang dibuat
sumur, sumur bor artesis di JI. Sultan Botutihe yang berdebit maksimum ± 2,5
I/det dan minimum ± 1,0 I/det, serta sumur bor artesis di Jalan Rojowali dan di
lokasi Pasar Sentral (Jalan Sam Ratulangi) yang juga berdebit hampir sama.
b. Intake
Air baku dari S. Bone diangkat dengan 4 unit pompa vertikal ke instalasi
pengolahan. Debit dan intake yang dimanfaatkan saat ini sebesar 120-240
I/det dengan operasional 18 jam/ hari dan kapasitas terpasang intake 480
I/det.
c. Sistem Transmisi
Sistem transmisi air baku dilakukan dengan menggunakan pompa vertikal
berkapasitas 1201/det dan head 15 meter melalui pipa transmisi sepanjang
20 m dari jenis DCIP berdiameter 350 mm.
d. Instalasi Pengolahan Air (IPA)
GORONTALO
Proses pengolahan air baku menggunakan sistem pengolahan lengkap (fisik,
kimia dan biologi) Paket Degremont. IPA terletak di Desa Tanggilingo
Kecamatan Kabila Kabupaten Gorontalo. Air yang diolah 309,277 m3/bulan di
mana jumlah produksi rata-ratanya 270,822 m3/bulan dengan operasional
IPA 20 jam/hari. Kapasitas pengolahan dirancang untuk dapat memproduksi
air sebanyak 240l/det.
e. Reservoir Distribusi
Reservoir yang ada saat ini berjumlah 3 buah dengan kapasitas total 1600
m3, dengan perincian sebagai berikut :
Reservoir 300 m3 di Kompleks IPA di kabila.
Ground reservoir 1000m3 di Kompleks IPA di Kabila
Elevated reservoir (+ 42,41 m dpi), di lokasi dan peruntukan distribusi
Kelurahan Talumolo Kec. Kota Selatan.
GORONTALO
langsung dari reservoir di Instalasi. Pipa distribusi primer mempunyai panjang 16.844
m, pipa sekunder 39.741 m dan pipa tersier 201.237 m.
Kapasitas pompa distribusi terpasang ialah 357 I/det, sedangkan kapasitas
Pemakaian Air
Pemakaian air bersih total di Kota Gorontalo rata-rata 7.308 m3/hari. Jumlah
sambungan terpasang 11.651 unit, sedangkan sambungan aktif 11.436 unit (efisiensi
98,15%) .
Kehilangan Air
a. Kehilangan air selama proses produksi (Production Loss) adalah selisih antara
jumlah air yang diproduksi dengan jumlah air yang didistribusikan. Production
Loss Kota Gorontalo berjumlah 1.842 m3/bulan atau 0,71 %.
b. Kehilangan air tidak jelas (Unaccounted Far) adalah selisih antara jumlah air yang
didistribusikan dengan jumlah air yang terjual / dikonsumsi. Unaccounted Far
Kota Gorontalo berjumlah 51.266 m3/bulan atau 19,56 %.
Tabel 16. DATA PRODUKSI AIR, AIR TERDISTRIBUSI, AIR TERJUAL PER BULAN TAHUN 2003
Bulan Produksi Distribuss Terjual Production Unaccountec
(m3) (m3) (m3) Loss (%) Far (%)
Januari 280,211 278,280 228,816 0,6 0,17
Februari 260,595 258,822 211,522 0,6 0,18
Maret 255,659 253,728 198,951 0,7 0,22
April 272,356 270,504 220,927 0,6 0,18
Mei 244,148 242,217 200,880 0,7 0,17
Juni 276,266 274,414 217,024 0,7 0,21
Juli 265,036 263,105 198,444 0,7 0,25
Agustus 263,422 261,491 205,660 0,7 0,21
September 253,910 252,058 207,120 0,7 0,18
Oktober 261,937 260,006 206,364 0.7 0,21
Nopember 264,009 262,157 215,541 0,7 0,18
Desember 270,822 268,891 219,226 0,7 0,18
Rata-rata / bulan 264,031 262,139 210,873 0,7 0,20
Sumber : PDAM Kota Gorontalo
Komponen Persampahan
Peningkatan penanganan kebersihan Kota dengan menyediakan armada angkutan
sampah yang beroperasi setiap hari. Permasalahan yang dihadapi dalam
penanganan persampahan ini adalah produksi sampah 90 m3 perhari tidak
sebanding dengan kemampuan armada angkutan yang tersedia. Untuk mengatasi ini
GORONTALO
disediakan Tempat Penampungan Sementara (TPS). Disamping terus meningkatkan
kemampuan armada.
Cakupan Pelayanan
Pengelolaan sampah oleh Dinas Kebersihan Kota Gorontalo terbatas pada daerah
perumahan yang berada di pusat kota (terutama di Kecamatan Kota Selatan),
penyapuan pada beberapa jalan protokol dan daerah perdagangan, pemindahan
sampah dari Tempat Pemindahan Sementara (TPS) ke alat angkut sampah dan
mengangkutnya sampai ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Sumber Sampah
Timbulan sampah Kota Gorontalo rata-rata 2,55 I/ orang/ hari atau 344 m3/hari. Dari
sampah tersebut yang dapat terangkut adalah sebesar 186 m3 atau 54 % dari total
timbulan. Tabel di sebelah adalah timbulan sampah yang dihasilkan dan yang
terlayani berdasarkan sumber sampah.
GORONTALO
Karena pengoperasian TPA di Pohe sudah tidak memenuhi syarat, maka pemerintah
merencanakan memindahkan TPA sampah ke Kelurahan Botu Kecamatan Kota
Selatan.
Metode yang dipakai di TPA Botu adalah sistem Sanitary Landfill yang dilengkapi
dengan pembuatan jalan akses, jalan operasi, drainase, drainase leachate,
bangunan pengolahan, kolam maturasi, tempat parkir, pagar pengaman, jalur hijau
dan fasilitas lain yang dianggap perlu dalam memperlancar kegiatan. TPA ini berada
di atas tanah negara dengan luas kurang lebih 5 Ha dan berjarak 5 Km dari pusat
kota. Umur pakai TPA Botu diperkirakan selama 10 tahun operasi.
GORONTALO
Jumlah Kota Sedang Timbulan yang
Penduduk (jiwa) Sampah Terangkut
Total (m 3//hr) (m3/hr) (m3/hr)
(lt/org/hr)
147.354 3 442,06 186 256,06
Sumber: Analisis
Sesuai dengan standar kota sedang, yaitu tingkat timbulan sampah sebanyak 3
liter/orang/hari, Kota Gorontalo dengan jumlah penduduk 147.354 jiwa,
menghasilkan 442,06 m3/hr timbulan sampah. Jumlah ini didapatkan dari jumlah
penduduk dikalikan 3/1000 (m3/hr). Namun Kota Gorontalo baru dapat mengelola
sebanyak 186 m3/hr. Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah
256,06 m3/hr.
Dari data yang telah didapatkan jumlah sampah yang ada sebanyak 344 m3/hr. Jika
berdasarkan data eksisting yang ada maka banyaknya sampah yang belum terlayani
sekitar 158 m3/hr.
GORONTALO
Truk Unit 6
Arm roll Unit 2
Compactor Unit -
Pick up Unit -
3. Jumlah peralatan
Gerobak Unit 135
Container Unit -
4. Transfer depo Unit -
5. Jumlah TPS Unit 82
II. Data Pembiayaan
1. Retribusi Rp -
2. Biaya pembuangan Rp -
3. Biaya pengangkutan Rp -
4. Biaya pengumpulan Rp -
5. Biaya satuan Rp -
6. Biaya operasional dan pemeliharaan Rp -
Sumber : kompilasi data
Sistem pengoperasian mobil truk tinja untuk dapat melayani permintaan penyedotan
tinja dari masyarakat didasarkan pada permohonan yang diajukan kepada Dinas
Lingkungan Hidup dan menyelesaikan administrasi pembayaran sebagai berikut :
GORONTALO
Heledulaa Selatan. Daerah ini sangat rawan genangan karena dilewati oleh
sungai Talamate dan saluran Kali Serdadu yang selalu meluap apabila intensitas
curah hujan cukup tinggi. Tinggi genangan bervariasi mulai sekitar 20 cm dan
bisa mencapai 100 cm dengan lama genangan 2 - 3 hari.
Daerah genangan B
Daerah genangan ini meliputi kawasan permukiman antara jalan Imam Bonjol,
jalan Basuki Rahmat dan jalan Teuku Umar, jalan Budi Utomo dan jalan Sam
Ratulangi, jaIan Jamaludin Malik dan jaIan Husni Thamrin dan pada kompleks
pasar Sentral. Saluran primer yang melintasi kawasan permukiman, perkantoran,
pertokoan dan pasar Sentral mempunyai pembuangan akhir di sungai Bolango.
Tinggi genangan di kawasan ini bisa mencapai 50 - 75 cm dengan lama
genangan 3 - 7 jam.
Daerah genangan C
Daerah genangan ini meliputi kelurahan Biawu dan kelurahan Siendeng yang
dikelilingi oleh sungai Bolango. Apabila terjadi hujan dengan intensitas cukup
tinggi dalam waktu sekitar 2 jam, maka kawasan ini akan tergenang dengan
ketinggian 20 - 30 cm, sedangkan bila hujan berlangsung lebih dari 2 jam, maka
kawasan Biawu tergenang sedalam 50 cm dan kawasan Siendeng tergenang
sedalam 30 cm dan lama genangan 4 - 5 jam bahkan lebih. Genangan air sungai
Bolango ini bisa mencapai ketinggian 50 - 150 cm dengan lama genangan
sampai berharihari tergantung surutnya muka air di sungai.
Daerah genangan D
Daerah genangan ini terjadi di kelurahan Padebuolo, terutama pada kawasan
permukiman di jalan Ponca Wardana dan jalan Kusno Danupoyo. Genangan
yang terjadi tidak terlalu parah, dengan tinggi genangan rata-rata 30 cm dan lama
genangan kurang lebih 2 - 3 jam.
Daerah genangan E
Daerah genangan ini terjadi di Kelurahan Ipilo, terutama pada kawasan
permukiman di jalan Mongondow dan jalan 26 Februari. Genangan terjadi pada
saat curah hujan cukup tinggi dan muka air di Sungai Tamalate naik sehingga
merembes masuk ke saluran pembuangan. Walaupun pada ujung hilir saluran
sudah dipasang pintu air, namun air sungai tetap masuk melalui celah-celah
pintu. Tinggi genangan pada intensitas hujan yang cukup tinggi bisa mencapai 50
cm dengan lama genangan 1 - 2 hari.
Daerah genangan F
Daerah genangan ini terjadi pada Kelurahan Ipilo terutama pada jalan air perak.
Penyebab genangan disamping akibat merembesnya air sungai (di saat air
tinggi) ke saluran (melalui celah pintu air), juga disebabkan oleh topografi
kawasan ini yang membentuk cekungan, adanya kebuntuan saluran
pembuangan, serta rembesan air sungai melalui bawah tanggul (seepage). Untuk
curah hujan yang cukup tinggi selama kurang lebih 2 - 3 jam ditambah dengan
pengaruh banjir di sungai, genangan air di kawasan ini bisa mencapai ketinggian
50 - 75 cm dengan lama genangan 2 - 3 hari.
Daerah genangan G
Daerah genangan ini meliputi kawasan permukiman sebelah Timur JI. A. Yani
(lapangan tenis) atau pada sisi kiri aliran Sungai Bolango. Daerah ini sangat
rawan genangan air karena luapan air Sungai Bolango. Tinggi genangan rata-
rata mencapai 50 - 70 cm dengan lama genangan bisa mencapai lebih dari 5
jam.
Daerah Genangan Lainnya
Kawasan genangan tersebut adalah :
Daerah genangan H : Daerah genangan ini terletak di Kelurahan Leato
Selatan, pada kawasan permukiman di jalan Martadinata (dahulu jl. Batu
Jajar).
GORONTALO
Daerah genangan I : Daerah genangan ini terletak di Kelurahan Talumolo,
pada sebagian kawasan permukiman, kompleks gudang Dolog dan JI. Mayor
Dullah.
Daerah genangan J : Daerah genangan ini terletak di Kelurahan Tenda, pada
kawasan permukiman jalan Kamboja.
Daerah genangan K : Daerah genangan ini terletak di Kelurahan Bugis, pada
kawasan permukiman di JI. Gorontalo, jalan Sangir dan JI. Ambon.
Daerah genangan L : Daerah genangan ini terletak di Kelurahan Ipilo, pada
kawasan permukiman di JI. Tribrata, terutama di persilangan jalan MT.
Haryono dengan JI. Tribrata.
Daerah genangan M : Daerah genangan ini terletak di Kelurahan Heledulaa,
pada JI. Kasuari dan JI. Hassanuddin.
Daerah genangan N : Daerah genangan ini terletak di kompleks Pasar
Sentral dan terminal. Di saat hujan (normal atau lebih), air menggenangi
jalan-jalan, halaman pasar, kawasn penjualan di kompleks pasar dan
terminal.
Komponen Jalan
Prasarana perhubungan seperti jalan dan jembatan di Kota Gorontalo yang ada
saat ini dalam kategori kondisi yang baik.
Tabel 24. DATA STATUS JALAN, PANJANG DAN KONDISI JALAN S/D TAHUN 2003.
KONDISI (%)
PANJANG
NO STATUS JALAN
(KM) BAIK SEDANG RUSAK
Ringan Berat
1. Jalan Negara 9,15
2. Jalan Propinsi 16,50
3. Jalan Daerah 203,620 74,557 52,138 62,011 18,355
Sumber : Dinas PU Kota Gorontalo
GORONTALO
Jalan Negara
1. Gorontalo - Telaga 5,90 Sedang
2. Gorontalo - Pelabuhan Gorontalo 3,25 Baik
3. Pelabuhan Gorontalo - Huangobotu 5,25 Sedang
Jalan Propinsi
1. Gorontalo - Potanga 8,50 Sedang
2. Gorontalo - Kabila 2,75 Baik
JUMLAH 25,65 Baik
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo, 2003