Anda di halaman 1dari 19

PROFIL KABUPATEN / KOTA

KOTA GORONTALO

GORONTALO
GORONTALO
KOTA GORONTALO

ADMINISTRASI
Profil Wilayah

Perindustrian di Kota Gorontalo masih lebih terkonsentrasi pada


industri kerajinan berskala kecil dan menengah yang
merupakan bidang yang banyak ditekuni oleh sebagian
masyarakat Kota Gorontalo dalam menunjang kelangsungan
hidupnya. Beberapa komoditi hasil industri kerajinan yang telah
dikenal sebagai salah satu produk khas Gorontalo diantaranya
adalah industi kerajinan meubel rotan dan kerajinan sulaman
krawang tradisional “KARAWO” yang telah dikenal luas bahkan
menjadi icon industri kecil Gorontalo.

Sampai sejauh ini Kota Gorontalo memiliki


kekhasan dalam bidang pertanian .
Kekhasan ini dapat dilihat pada
keberadaan lahan persawahan di
sebagian wilayah kota yang mungkin di daerah lain sukar untuk dapat ditemui.
Namun sebagai konsekuensi dari status yang disandang Kota Gorontalo sebagai
ibukota Propinsi saat ini, maka luasan areal pesawahan yang ada tersebut dari
waktu ke waktu cenderung makin berkurang.
Salah satu bidang yang pada masa akan datang
diharapkan mampu memberi kontribusi yang signifikan
terhadap perekonomian di Kota Gorontalo adalah bidang
pariwisata.
Pengembangan bidang ini tentunya sangat terkait
dengan keberadaan objek-objek pariwisata dan daya
tariknya terhadap para wisatawan, baik wisatawan lokal,
nusantara maupun wisatawan mancanegara.
Beberapa objek wisata yang telah dikembangkan di Kota
Gorontalo diantaranya adalah objek wisata alam dan
objek wisata budaya sekaligus perpaduan antara
keduanya.
Tabel 1. LUAS WILAYAH KOTA
No. Kecamatan Luas (Km²)
Kota Gorontalo terdiri dari 5
1. Kota Barat 15,16 kecamatan yaitu Kecamatan Kota

GORONTALO
2. Dungingi 4,10 Barat, Dungingi, Kota Selatan, Kota
3. Kota Selatan 14,39 Timur, dan Kota Utara seluas 64,79
4. Kota Timur 14,43 km2 dengan jumlah penduduk
5. Kota Utara 16,71 keseluruhan sejumlah 147.354
Total 64,79 jiwa.
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota gorontalo, 2003

Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu Kecamatan Kota Utara (16,71 km2)
sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Dungingi (4,10 km2).
Penggunaan lahan di Kota Gorontalo dibedakan atas lahan sawah, lahan
kebun/ladang, lahan pekarangan, dan lainnya. Lahan yang digunakan masing-
masing 1.013 Ha, 695 Ha, 452 Ha, dan 39,74 Ha untuk lainnya pada tahun 2003.

Tabel 2. PENGGUNAAN LAHAN KOTA GORONTALO S/D TAHUN 2003


Luas ( ha )
No Jenis Penggunaan Tanah
2002 2003
1 Pemukiman,jasa dan pertanahan 1.394,94 1.674,71
2 Sawah 1.163 1.066,2
3 Tegalan 56,64 194,92
4 Kelapa 762 752,04
5 Kebun Campuran 191 114,92
6 Sagu 3,2 11,2
7 Tanah kosong sudah diperuntukan 2,86 8
8 Semak 496 379,91
9 Belukar 2.295 2.159,38
10 Tanah rusak 52,96 56,32
11 Sungai 61,4 61,4
Jumlah 6.479 6.479
Sumber : Dinas Pertanahan Kota Gorontalo

Orientasi Wilayah

Secara geografis wilayah Kota Gorontalo terletak


antara 00º 28’ 17” - 00º 35’ 56” Lintang Utara (LU)
dan 122º 59’ 44” - 123º 05’ 59” Bujur Timur (BT)
dengan luas wilayah 64,79 km² dengan batas-batas
sebagai berikut :
ƒ Batas Utara : Kecamatan Tapa Kabupaten
Bone Bolango
ƒ Batas Timur : Kecamatan Kabila Kabupaten
Bone Bolango
ƒ Batas Selatan : Teluk Tomini
ƒ Batas Barat : Kecamatan Telaga dan
Batudaa Kabupaten Gorontalo
Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang
berbatasan langsung dengan daerah Kabupaten
Gorontalo, daerah Kabupaten Bone Bolango
dengan luas wilayah sekitar 0,53% dari luas

GORONTALO
Propinsi Gorontalo dengan 46 desa/kelurahan.
Curah hujan di wilayah ini tercatat sekitar 11 mm
sampai dengan 266 mm pada tahun 2003. Secara
umum, suhu udara di Gorontalo rata-rata siang hari
32,1º C, sedangkan suhu udara rata-rata pada
malam hari 23,5º C.

Kelembaban udara relatif tinggi dengan rata-rata 79,9%. Sungai-sungai yang


mengalir di wilayah ini ada 3 sungai, yaitu Sungai Bone, Sungai Bolango, dan Sungai
Tamalate.

PENDUDUK
Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk Kota Gorontalo tahun 2003 tercatat sebanyak 147.354 jiwa,
penyebarannya di 5 kecamatan masih belum merata, 11,65% terdapat di Kecamatan
Kota Barat, Kecamatan Dungingi 10,74%, Kota Selatan 22,34%, Kota Timur 24,86%
dan Kota Utara 30,68%.

Tabel 3. JUMLAH PENDUDUK KOTA GORONTALO


BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN LUAS WILAYAH TAHUN 2003
Jumlah Penduduk Kota Gorontalo
No. Kecamatan WNI WNA TOTAL
L P L P
1. Kota Barat 8.522 8.650 - - 17.172
2. Dungingi 7.654 7.770 - - 15.424
3. Kota Selatan 16.317 16.564 16 14 32.911
4. Kota Timur 18.180 18.452 - - 36.632
5. Kota Utara 22.439 22.774 1 1 45.215
JUMLAH 73.112 74.210 17 15 147.354
2002 66.665 71.947 17 15 138.644
2001 65.504 69.740 33 34 135.311
2000 65.575 69.293 31 32 134.931
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo, 2003

Jumlah penduduk terbanyak di Kota Gorontalo terdapat di Kecamatan Kota Utara


yaitu sejumlah 45.215 jiwa, sedangkan penduduk terkecil terdapat di Kecamatan
Dungingi yaitu sebanyak 15.424 jiwa.

Perkembangan penduduk rata–rata 1,2 % pertahun dalam kurun waktu sepuluh


tahun terakhir. Namun pertumbuhan penduduk untuk 1 tahun terakhir meningkat jauh
(5,29%) seiring dengan ditetapkannya kota ini sebagai Ibukota Provinsi yakni dari
Jumlah 138.205 jiwa tahun 2002 menjadi 147.354 jiwa pada tahun 2003.
Sebaran dan Kepadatan Penduduk

Tabel 4. SEBARAN DAN KEPADATAN PENDUDUK


DI KOTA GORONTALO
No. Kecamatan Penduduk

GORONTALO
Jumlah (Jiwa) Kepadatan
(Jiwa/Km²)
1. Kota Barat 17.172 1.133
2. Dungingi 15.424 3.762
3. Kota Selatan 32.911 2.287
4. Kota Timur 36.632 2.539
5. Kota Utara 45.215 2.706
Total 147.354 2.274
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo, 2003

Kecamatan dengan tingkat kepadatan tertinggi yaitu Kecamatan Dungingi (3.762


jiwa/ km2), sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan terendah yaitu
Kecamatan Kota Barat (1.133 jiwa/ km2).

Tenaga Kerja
Berdasarkan data dari PT. (Persero) JamSostek Kota Gorontalo, tenaga kerja yang
terdftar pada tahun 2003 sebanyak 32.756 orang terdiri dari 21.291 orang laki-laki
dan 11.456 orang perempuan. Sedng jumlah perusahaan yang terdaftar adalah
sebanyak 352 buah.

Tabel 5. PENDUDUK UMUR >10 TAHUN MENURUT JENIS KEGIATAN UTAMA


DI KOTA GORONTALO TAHUN 2003
No. Kategori Kegiatan Utama Tenaga kerja Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. Angkatan Kerja Bekerja 35.718 16.092 51.800
Pengangguran 4.138 6.136 10.274
2. Bukan Angkatan Kerja Sekolah 11.749 10.670 22.419
Mengurus RT 1.899 24.922 26.821
Lainnya 2.847 2.986 5.833
JUMLAH 56.351 60.806 117.147
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo, 2003

Menurut lapangan usaha penduduk Kota Gorontalo paling banyak bekerja pad sektor
jasa yaitu sebanyak 14.663 jiwa dan sektor perdagangan sebanyak 14.060 jiwa.
Sektor listrik, gas dan air paling kecil yaitu hanya 232 jiwa.

Tabel 6. PENDUDUK UMUR >10 TAHUN MENURUT LAPANGAN USAHA


DI KOTA GORONTALO TAHUN 2003
No. Lapangan Usaha Tenaga Kerja Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. Pertanian 4.854 233 5.087
2. Pertambangan 369 58 427
3. Industri 4.071 1.532 5.603
4. Listrik, Gas dan Air 174 58 232
5. Konstruksi 2.650 174 2.824
6. Perdagangan 8.777 5.283 14.060
7. Transportasi dan Komunikasi 7.200 252 7.452
8. Keuangan 930 522 1.452
9. Jasa 6.693 7.970 14.663
JUMLAH 35.718 16.082 51.800
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo, 2003
EKONOMI
Kondisi Perekonomian Daerah
Salah satu fasilitas perdagangan tertua yang ada di Kota adalah Pasar Sentral
Gorontalo. Sejak awal pendiriannya sampai dengan saat ini pasar sentral telah
menjadi pusat transaksi berbagai komoditi masyarakat baik masyarakat kota

GORONTALO
hingga masyarakat yang berasal dari wilayah-wilayah lainnya di daerah perbatasan.
Tercatat saat ini pedagang yang
beraktifitas di pasar sentral sebanyak
tiga ribu lebih pedagang. Jumlah ini
tentunya jauh lebih besar bila
dibandingkan dengan jumlah
pedagang di pasar sentral sebelum
diadakannya revitalisasi yakni
sebanyak 1.030 pedagang. Disamping itu juga terdapat fasilitas pasar yang
beroperasi secara mingguan seperti Pasar Kamis yang terletak di Kelurahan Bugis.

Selain itu terdapat pula fasilitas perdagangan modern yang


umumnya berada di kompleks pertokoan Pusat Kota Gorontalo,
dengan konsep yang lebih modern seperti departemen store atau
supermarket.

Teluk Tomini sebagai berperan sebagai pintu arus barang dan orang di kawasan
barat Sulawesi Utara. Ramainya kegiatan bongkar muat mengindikasikan betapa
pelabuhan ini menjadi lalu luntas barang keluar dan masuk Kota Gorontalo, baik dari
Kabupaten Gorontalo maupun antar provinsi di Sulawesi. Tingginya mobilitas
menyebaban sektor perdagangan mendominasi kegiatan ekonomi.

Produk unggulan kota ini adalah rotan polis dan kursi rotan dimana pada tahun 2000
produksinya mencapai Rp 50 milyar. Komoditas unggulan lainnya adalah sulaman
kerawang yang produknya telah mampu menembus pasar regional, bahkan sampai
ke Pulau Jawa.

DISTRIBUSI PERSENTASE KEGITAN EKONOMI KOTA Dari data tahun 2000,


kontribusi yang cukup
GORONTALO TAHUN 2000
signifikan membangun
Pertambangan perekonomian Kota
Industri dan Gorontalo yaitu sektor
Pengolahan Penggalian perdagangan, hotel dan
Perdagangan,
6,87% 0,07% restoran (30,44%),
Hotel, dan kemudian diikuti oleh
Pertanian Restoran sektor jasa-jasa
11,70% 30,44% (24,44%), sektor
pengangkutan dan
Bangunan komunikasi (16,15%),
3,22% sektor pertanian
(11,7%). Sedangkan
Listrik Gas, dan sektor lainnya (17,27%)
Jasa – jasa Pengangkutan Air Bersih meliputi sektor
24,44% dan 1,69% pertambangan, industri
Keuangan pengolahan penggalian,
Komunikasi
5,42% dan bangunan listrik,
16,15%
gas rata-rata 3-5%.
Keuangan Daerah
Dalam penyelenggaraan pembangunan di daerah dukungan dana yang cukup
sangat diharapkan demi kelangsungan pembangunan. Sumber keuangan untuk
membiayai pembangunan di Kota Gorontalo diperoleh melalui Dana Alokasi Kota/
APBD Kota Gorontalo ; DAU/APBD Provinsi; Dana Dekonsentrasi / APBN. APBD

GORONTALO
Kota Gorontalo baik dilihat dari penetapan target maupun realisasinya mengalami
peningkatan tiap tahunnya. Pendapatan Asli Daerah juga meningkat, pada tahun
2002 dari target yang ditetapkan realisasinya mengalami peningkatan sebesar 9,45
% sedangkan tahun 2003 naik 6,6 %.

Tabel 7. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH 2001


PENERIMAAN JUMLAH (Rp)
1. Bagian Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu 50.000.000
2. Bagian Pendapatan Asli Daerah 4.959.300.000
3. Bagian Dana Perimbangan 94.325.559.000
4. Bagian Pinjaman daerah 0
5. Bagian Lain – lain Penerimaan yang Sah 0
TOTAL 99.334.859.000
PENGELUARAN
1. Belanja rutin 59.770.357.300
Pos DPRD 1.617.388.400
2. Belanja Pembangunan 35.564.871.000
Surplus Anggaran 3.999.630.700
TOTAL 99.334.859.000
Sumber : Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Depdagri diolah oleh Litbang Kompas, 2001

Dari sisi penerimaan APBD kota Gorontalo pada tahun 2001, penerimaan daerah
yang berasal dari Dana Perimbangan merupakan yang terbesar yaitu sekitar 95%
atau sekitar 94,3 milyar dari sekitar 99,3 milyar, sedangkan penerimaan yang berasal
dari Pendapatan Asli Daerah menyumbang sekitar 0.5% atau sekitar 4 milyar.

Dari sisi pengeluaran, anggaran terbesar, diperuntukan bagi belanja rutin yaitu
hampir sekitar 60% atau sekitar 159,7 milyar, sedangkan untuk belanja
pembangunan, dialokasikan hanya sebesar 35 milyar. Dengan alokasi dana
pembangunan yang cukup kecil, salah satu pertimbangan yang dipakai dalam
menentukan kebijakan pengelolaan anggaran belanja seperti sebagai berikut;
Belanja pembangunan difokuskan pada sektor yang bersifat cost recovery.

Untuk terus memajukan perekonomian beberapa sarana dan prasarana pendukung


agaknya perlu dibenahi, terutama pelabuhan sebagai sarana vital kegiatan ekonomi.
Saat ini dermaga yang ada tidak dapat disandari lebih dari dua kapal yang datang ke
pelabuhan di tahun 2000. terjadinya kemacetan yang terus menerus memicu
turunnya jumlah kapal yang datang ke pelabuhan.

Hal yang harus diperhatikan oleh warga kota adalah masalah lingkungan. Setiap
musim penghujan tiba kondisi Kota Gorontalo berubah mengenaskan. Banjir terjadi
di mana-mana. Selain banjir rutin, warga kota juga dihadapkan dengan fakta
pendangkalan pelabuhan gorontalo yang menyakitkan. Percepatan pendangkalan
pelabuhan itu terjadi akibat terbawanya lumpur dari pedalaman oleh air tiga sungai
yang bertemu di tengah Kota Gorontalo yang kemudian bermuara di pelabuhan.
FASILITAS UMUM DAN SOSIAL
Pendidikan
Pada tahun ajaran 2003/2004 tingkat Taman Kanak-kanak jumlah sekolah
mengalami perubahan, dari 55 unit sekolah menjadi 65 unit, jumlah murid berkurang
dari 4.468 menjadi 2.726 murid. Jumlah Sekolah Dasar (SD) 147 unit dengan jumlah

GORONTALO
murid laki-laki 9.604 dan perempuan 9.318 murid, dan jumlah guru 1.222 orang.
Jumlah SMP sebanyuak 19 buah, jumlah murid laki-laki 3.254 murid, dan perempuan
3.561 murid, dengan jumlah guru sebanyak 593 orang. Jumlah SMU berjumlah 7
unit, dengan jumlah murid laki-laki sebanyak 1.752 murid, perempuan 1.966 murid,
dan 290 orang guru.

Tabel 8. FASILITAS PENDIDIKAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2003


No. Kecamatan Sarana pendidikan
TK SD SMP SMU
Jml Murid Guru Jml Murid Guru Jml Murid Guru Jml Murid Guru
1. Kota Barat 9 29 17 36 4.130 275 4 814 88 1 550 45
2. Dungingi 6 145 10 - - - - - - - - -
3. Kota 17 777 35 71 9.347 603 10 4.758 378 4 3.005 213
Selatan
4. Kota Timur 15 616 30 - - - - - - - - -
5. Kota Utara 18 896 40 40 5.445 344 5 1.243 127 2 163 32
65 2.726 132 147 18.922 1.222 19 6.815 593 7 3.718 290
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo, 2003

Fasilitas Kesehatan
Pada tahun 2003 rumah sakit umum berjumlah 2 buah dengan jumlah tempat tidur
227 buah, rumah sakit bersalin berjumlah 1 buah dengan tempt tidur berjumlah 28
buah sedang polklinik berjumlah 2 buah dengan tempat tidur 28 buah.

Tabel 9. JUMLAH FASILITAS KESEHATAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2003


No. Sarana kesehatan Kecamatan Jumlah
Kota Barat Dungingi Kota Selatan Kota Timur Kota Utara
1. Rumah Sakit Umum - - - 1 1 2
2. Puskesmas 2 - 1 1 2 6
3. Puskesmas Pembantu 5 4 5 6 12 32
4. Balai Pengobatan - - 2 - - 2
5. BKIA 2 4 4 4 7 21
6. Posyandu 17 13 23 28 46 127
7. RSU - - - 2 - 2
8. RSB Swasta - - 1 - - 1
9. Poliklinik - - 2 - - 2
JUMLAH 26 21 38 42 68 195
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo, 2003

Banyaknya tenaga medis di wilayah ini sejumlah 74 orang, sedangkan tenaga


paramedis lainnya yaitu di antaranya adalah bidan sebanyak 17 orang, dan tenaga
paramedis lainnya sejumlah 68 orang.
SARANA DAN PRASARANA PERMUKIMAN
Komponen Air Bersih

Penyediaan air bersih di Kota Gorontalo sudah dapat dipenuhi oleh


PDAM Gorontalo. Hal ini dapat dilihat dari air yang diproduksi setiap

GORONTALO
tahun mengalami peningkatan, begitu pula dengan
distribusi air yang sudah menjangkau 46 kelurahan.
Adapun pelanggan air masih didominasi pelanggan
rumah tangga disusul niaga kecil dan instansi/dinas-
dinas.

Tabel 10. DATA PENGELOLAAN AIR BERSIH DI KOTA GORONTALO


NO. URAIAN SATUAN BESARAN
I. Pelayanan Penduduk
1. Jumlah penduduk Jiwa 147.354
2. Jumlah pelanggan Jiwa
3. Penduduk terlayani %
II. Data Sumber
1. Nama pengelola : PDAM Kota Gorontalo
2. Sistem : BNA
3. Sistem sumber : sumber air permukaan
4. Kapasitas sumber Lt/dt 107,30
III. Data Produksi
1. Kapasitas produksi Lt/dt 240
2. Kapasitas desain Lt/dt 300
3. Kapasitas pasang Lt/dt 218
4. Produksi aktual m3/th 3.957.582
IV. Data Distribusi
1. Sistem distribusi : perpompaan
2. Kapasitas distribusi Lt/dt -
3. Asumsi kebutuhan air Lt/org/hr 14.735.400
Lt/dt 170,55
4. Ratio kebutuhan % -
5. Air terjual m3/th 3.928.747
6. Air terdistribusi m3/th 3.928.747
7. Total penjualan air Rp 5.561.224.125
8. Cakupan pelayanan air % -
9. Cakupan penduduk Jiwa -
10. Jumlah mobil tangki Unit -
V. Data Kebocoran
1. Kebocoran administrasi % -
2. Kebocoran teknis % -
Sumber : data PDAM Kota Gorontalo

Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan untuk Kota Sedang sebesar 15%,
dan kebutuhan ideal adalah 100 liter/orang/hari, maka kebutuhan air bersih untuk
Kota Gorontalo disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 11. DATA KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KOTA GORONTALO


Kapasitas Produksi Kebutuhan Ideal
Jumlah Penduduk Kebutuhan Selisih
Eksisting Kota Sedang
(jiwa) Total (lt/hr) (lt/hr)
Lt/dt Lt/hr (lt/org/hr)
147.354 240 20.736.000 100 14.735.400 6.000.600
Sumber : analisis
Dari tabel tersebut diatas, maka Kota Gorontalo dengan jumlah penduduk 147.354
jiwa, membutuhkan air bersih sebesar 14.735.400 liter/hari. Jumlah ini didapatkan
dari jumlah penduduk dikalikan dengan jumlah/kebutuhan dasar penduduk untuk
klasifikasi kota sedang (100 liter/orang/hari). Namun PDAM Kota Gorontalo dapat
memproduksi sebanyak 20.736.000 liter/hari. Sehingga terdapat kelebihan kapasitas

GORONTALO
produksi (surplus) sebanyak 6.000.600 liter/hari, atau 69,45 liter/detik.

Tabel 12. PERKEMBANGAN JUMLAH PELANGGAN,AIR PRODUKSI, AIR DISTRIBUSI,


AIR TERBUANG DAN PEMAKAIAN AIR DI KOTA GORONTALO TAHUN 2002 DAN 2003
No Uraian 2002 2003
1. Jumlah Pelanggan 12.935 samb. 13.622 samb.
Aktif 12.537 samb. 13.159 samb.
Non Aktif 398 samb. 463 samb.
2. Air Produksi 3.867.761 m3 3.957.582 m3
3. Air Distribusi 3.868.926 m3 3.928.747 m3
4. Pemakaian Air 2.822.651 m3 2.884.967 m3
5. Air Terbuang 1.016.275 m3 1.043.780 m3
Sumber : PDAM Kota Gorontalo

Pelayanan air bersih oleh PDAM Kota Gorontalo terdiri dari sistem perpipaan dan
sistem non perpipaan. Pelayanan air bersih oleh PDAM Kota Gorontalo, selain
melayani penduduk Kota Gorontalo juga melayani Kecamatan Suwawa dan
Kecamatan Kabila di Kabupaten Gorontalo.

Tabel 13. PELAYANAN AIR BERSIH OLEH PDAM KOTA GORONTALO


No. Jenis Layanan Pelayanan Air Bersih
Jumlah Jumlah % Terhadap Pemakai % Terhadap Seluruh
Sambungan Jiwa Air PDAM Penduduk Kota
1. Sambungan Rumah 10.474 57.975 90,98 42,96
2. Hidran Umum 129 5.750 9,02 4,26
3. Terminal Air - - - -
TOTAL 11.710 63.725 100 47,22
Sumber : PDAM Kota Gorontalo, 2001

Sistem Penyediaan Air Bersih


Sistem penyediaan air bersih Kota Gorontalo menggunakan sistem Pengolahan
Lengkap (Full Treatment) yang memanfaatkan Sungai Bone untuk pengambilan air
baku yang kemudian di distribusikan kepada konsumen dengan cara pemompaan.

Komponen sistem penyediaan air bersih yang digunakan adalah sebagai berikut :
(Sumber : PDAM Kota Gorontalo Juni 2001)
a. Sumber Air
Sumber air baku yang digunakan oleh PDAM Kota Gorontalo berasal dari S.
Bone yang mempunyai debit 107,295 m3/det. Sedangkan sumber air yang
digunakan penduduk antara lain berasal dari air tanah dangkal yang dibuat
sumur, sumur bor artesis di JI. Sultan Botutihe yang berdebit maksimum ± 2,5
I/det dan minimum ± 1,0 I/det, serta sumur bor artesis di Jalan Rojowali dan di
lokasi Pasar Sentral (Jalan Sam Ratulangi) yang juga berdebit hampir sama.
b. Intake
Air baku dari S. Bone diangkat dengan 4 unit pompa vertikal ke instalasi
pengolahan. Debit dan intake yang dimanfaatkan saat ini sebesar 120-240
I/det dengan operasional 18 jam/ hari dan kapasitas terpasang intake 480
I/det.
c. Sistem Transmisi
Sistem transmisi air baku dilakukan dengan menggunakan pompa vertikal
berkapasitas 1201/det dan head 15 meter melalui pipa transmisi sepanjang
20 m dari jenis DCIP berdiameter 350 mm.
d. Instalasi Pengolahan Air (IPA)

GORONTALO
Proses pengolahan air baku menggunakan sistem pengolahan lengkap (fisik,
kimia dan biologi) Paket Degremont. IPA terletak di Desa Tanggilingo
Kecamatan Kabila Kabupaten Gorontalo. Air yang diolah 309,277 m3/bulan di
mana jumlah produksi rata-ratanya 270,822 m3/bulan dengan operasional
IPA 20 jam/hari. Kapasitas pengolahan dirancang untuk dapat memproduksi
air sebanyak 240l/det.
e. Reservoir Distribusi
Reservoir yang ada saat ini berjumlah 3 buah dengan kapasitas total 1600
m3, dengan perincian sebagai berikut :
ƒ Reservoir 300 m3 di Kompleks IPA di kabila.
ƒ Ground reservoir 1000m3 di Kompleks IPA di Kabila
ƒ Elevated reservoir (+ 42,41 m dpi), di lokasi dan peruntukan distribusi
Kelurahan Talumolo Kec. Kota Selatan.

Tabel 14. DATA PELAYANAN AIR BERSIH DI KOTA GORONTALO


NO. URAIAN SATUAN BESARAN
I. Pelayanan Penduduk
1. Jumlah penduduk Jiwa 147.354
2. Jumlah pelanggan Jiwa -
3. Penduduk terlayani % -
II. Data Tarif
1. Rumah tangga Rp -
2. Niaga Rp -
3. Industri Rp -
4. Instansi Rp -
5. Sosial Rp -
Tarif Rp -
III. Data Konsumen
1. Jumlah sambungan rumah Unit 13.622
2. Jumlah sambungan rumah tangga Unit 24.173
3. Jumlah sambungan niaga Unit 1.605
4. Jumlah sambungan industri Unit 43
5. Jumlah sambungan sosial Unit 703
6. Jumlah sambungan instansi Unit 251
7. Terminal air Unit -
8. Hidran umum Unit 68
9. Kran umum Unit -
10. Konsumsi rumah tangga m3/th -
11. Konsumsi non rumah tangga m3/th -
12. Jumlah jiwa/sambungan rumah Jiwa/SR -
13. Jumlah jiwa/hidran umum Jiwa/unit -
14. Tingkat pelayanan umum % -
IV. Data Administrasi
1. Keuangan Rp -
2. Efisiensi penagihan % -
3. Jumlah pegawai Orang -
4. SLA Rp -
5. RPD Rp -
6. Jangka waktu pinjaman SLA Tahun -
7. Jangka waktu pinjaman RPD Tahun -
Sumber : data PDAM
Sistem Distribusi
Sistem jaringan distribusi pada umumnya tertutup / loop. Hanya sebagian kecil saja
kawasan yang memakai sistem cabang, yaitu pada kawasan berbukit di Kec. Kota
Selatan.
Pendistribusian air ke jaringan pipa distribusi dilakukan dengan pemompaan

GORONTALO
langsung dari reservoir di Instalasi. Pipa distribusi primer mempunyai panjang 16.844
m, pipa sekunder 39.741 m dan pipa tersier 201.237 m.
Kapasitas pompa distribusi terpasang ialah 357 I/det, sedangkan kapasitas

Pemakaian Air
Pemakaian air bersih total di Kota Gorontalo rata-rata 7.308 m3/hari. Jumlah
sambungan terpasang 11.651 unit, sedangkan sambungan aktif 11.436 unit (efisiensi
98,15%) .

Tabel 15. JUMLAH SAMBUNGAN & PEMAKAIAN AIR DI KOTA GORONTALO


Jumlah Sambungan Pemakaian Air
Jenis Sambungan
Terpasang Aktif M3/hr l/samb/hr /org/h
1. Rumah Tangga 10,474 10,362 5,956 575 115
2. Sosial 226 221 429 1,941 78
3. Instansi 226 204 330 1,618 27
4. Niaga 570 518 436 842 *
5. Hidran Umum 129 113 98 867 9
6. Industri 24 17 36 2,118
7. Pelabuhan 2 1 23 23,000 *
TOTAL 11,651 11,436 7,308 30,961

Sumber : PDAM Kota Gorontalo, Juni 2001

Kehilangan Air
a. Kehilangan air selama proses produksi (Production Loss) adalah selisih antara
jumlah air yang diproduksi dengan jumlah air yang didistribusikan. Production
Loss Kota Gorontalo berjumlah 1.842 m3/bulan atau 0,71 %.
b. Kehilangan air tidak jelas (Unaccounted Far) adalah selisih antara jumlah air yang
didistribusikan dengan jumlah air yang terjual / dikonsumsi. Unaccounted Far
Kota Gorontalo berjumlah 51.266 m3/bulan atau 19,56 %.

Tabel 16. DATA PRODUKSI AIR, AIR TERDISTRIBUSI, AIR TERJUAL PER BULAN TAHUN 2003
Bulan Produksi Distribuss Terjual Production Unaccountec
(m3) (m3) (m3) Loss (%) Far (%)
Januari 280,211 278,280 228,816 0,6 0,17
Februari 260,595 258,822 211,522 0,6 0,18
Maret 255,659 253,728 198,951 0,7 0,22
April 272,356 270,504 220,927 0,6 0,18
Mei 244,148 242,217 200,880 0,7 0,17
Juni 276,266 274,414 217,024 0,7 0,21
Juli 265,036 263,105 198,444 0,7 0,25
Agustus 263,422 261,491 205,660 0,7 0,21
September 253,910 252,058 207,120 0,7 0,18
Oktober 261,937 260,006 206,364 0.7 0,21
Nopember 264,009 262,157 215,541 0,7 0,18
Desember 270,822 268,891 219,226 0,7 0,18
Rata-rata / bulan 264,031 262,139 210,873 0,7 0,20
Sumber : PDAM Kota Gorontalo
Komponen Persampahan
Peningkatan penanganan kebersihan Kota dengan menyediakan armada angkutan
sampah yang beroperasi setiap hari. Permasalahan yang dihadapi dalam
penanganan persampahan ini adalah produksi sampah 90 m3 perhari tidak
sebanding dengan kemampuan armada angkutan yang tersedia. Untuk mengatasi ini

GORONTALO
disediakan Tempat Penampungan Sementara (TPS). Disamping terus meningkatkan
kemampuan armada.

Tabel 17. SARANA / PRASARANA PENGELOLAAN KEBERSIHAN


KOTA GORONTALO S/D TAHUN 2003
No Uraian 2002 2003
1 Penyapu Jalan
- Laki – laki 26 26
- Perempuan 28 30
2 Penyapu Pasar Sentral
- Laki – laki 10 16
- Perempuan 1 1
3 Sopir 12 15
4 Pengangkut 31 35
5 Petugas TPA 2 2
6 Petugas IPLT 2 2
7 Mobil Sampah 29 23
8 Gerobak Sampah
- Kelurahan 14 14
- Rayon 26 26
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo

Cakupan Pelayanan
Pengelolaan sampah oleh Dinas Kebersihan Kota Gorontalo terbatas pada daerah
perumahan yang berada di pusat kota (terutama di Kecamatan Kota Selatan),
penyapuan pada beberapa jalan protokol dan daerah perdagangan, pemindahan
sampah dari Tempat Pemindahan Sementara (TPS) ke alat angkut sampah dan
mengangkutnya sampai ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

Sumber Sampah
Timbulan sampah Kota Gorontalo rata-rata 2,55 I/ orang/ hari atau 344 m3/hari. Dari
sampah tersebut yang dapat terangkut adalah sebesar 186 m3 atau 54 % dari total
timbulan. Tabel di sebelah adalah timbulan sampah yang dihasilkan dan yang
terlayani berdasarkan sumber sampah.

Tabel 18. PELAYANAN PENGELOLAAN


SAMPAH BERDASARKAN SUMBER SAMPAH
SUMBER Timbulan Sampah Sampah Terangkut
(m3 / Hari) % Total (m3 / Hari) % Pelayanan
Permukiman 175,00 50,87 63,65 33,42
Pasar 45,00 13,08 34,13 100
Pertokoan/ Komersil 53,41 15,52 42,32 100
Perkantoran/ Institusi 25,56 7,72 16,20 100
Jalan & taman 14,00 4,06 9,00 100
Industri 19,65 5,71 10,65 100
Lain-lain 10,50 3,05 10,50 100
Total 344 100 186,50 54
Sumber : Sistem Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo
TPA sampah terletak di Kelurahan Pohe Kec. Kota Selatan dengan luas 2 Ha dan
dioperasikan dengan sistem open dumping. TPA berbentuk lereng dengan
kedalaman timbunan akhir + 15 m, dilengkapi dengan kantor, garasi dan pagar
kawat. Jarak dari pusat kota ± 7 km, jarak dari laut ± 500 m, sedangkan jarak
terdekat ke permukiman + 1 km.

GORONTALO
Karena pengoperasian TPA di Pohe sudah tidak memenuhi syarat, maka pemerintah
merencanakan memindahkan TPA sampah ke Kelurahan Botu Kecamatan Kota
Selatan.

Metode yang dipakai di TPA Botu adalah sistem Sanitary Landfill yang dilengkapi
dengan pembuatan jalan akses, jalan operasi, drainase, drainase leachate,
bangunan pengolahan, kolam maturasi, tempat parkir, pagar pengaman, jalur hijau
dan fasilitas lain yang dianggap perlu dalam memperlancar kegiatan. TPA ini berada
di atas tanah negara dengan luas kurang lebih 5 Ha dan berjarak 5 Km dari pusat
kota. Umur pakai TPA Botu diperkirakan selama 10 tahun operasi.

Tabel 19. DATA PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA GORONTALO


NO. URAIAN SATUAN BESARAN
I. Data Pengumpulan Sampah
1. Nama pengelola : DKP Kota Gorontalo
2. Sistem : integrated system
3. Jumlah penduduk Jiwa 147.354
4. Asumsi produksi sampah Lt/org/hr 442.062
m3/hr 442,06
5. Jumlah sampah m3/hr 344
6. Jumlah pelayanan m3/hr 186
7. Cakupan layanan geografis Ha 3.498,66
8. Cakupan layanan penduduk Jiwa 79.571,16
9. Ilegal dumping : sedang
II. Data TPA
1. Jumlah pelayanan TPA m3/hr 186
2. Nama TPA : TPA Pohe
3. Status TPA : -
4. Luas TPA Ha 2
5. Kapasitas m3 -
6. Umur Tahun -
7. Sistem :open dumping
8. Jarak ke permukiman Km 1
9. Incenerator Unit -
10. Nama pengelola : -
III. Data Peralatan TPA
1. Bulldozer Unit -
2. Back hoe Unit -
3. Loader Unit -
4. Shovel Unit -
5. Water tank Unit -
Sumber : kompilasi data
Dengan asumsi timbulan sampah untuk kota sedang sebesar 3 liter/orang/hari, maka
kebutuhan komponen persampahan Kota Gorontalo disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 20. KEBUTUHAN KOMPONEN SAMPAH KOTA GORONTALO


Timbulan Sampah Perkiraan Sampah Selisih

GORONTALO
Jumlah Kota Sedang Timbulan yang
Penduduk (jiwa) Sampah Terangkut
Total (m 3//hr) (m3/hr) (m3/hr)
(lt/org/hr)
147.354 3 442,06 186 256,06
Sumber: Analisis

Sesuai dengan standar kota sedang, yaitu tingkat timbulan sampah sebanyak 3
liter/orang/hari, Kota Gorontalo dengan jumlah penduduk 147.354 jiwa,
menghasilkan 442,06 m3/hr timbulan sampah. Jumlah ini didapatkan dari jumlah
penduduk dikalikan 3/1000 (m3/hr). Namun Kota Gorontalo baru dapat mengelola
sebanyak 186 m3/hr. Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah
256,06 m3/hr.

Dari data yang telah didapatkan jumlah sampah yang ada sebanyak 344 m3/hr. Jika
berdasarkan data eksisting yang ada maka banyaknya sampah yang belum terlayani
sekitar 158 m3/hr.

Tabel 21. SARANA DAN PRASARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA GORONTALO


Komponen Jumlah Ritasi Tahun Perolehan Kondisi Kap.Maks.
(unit) (rit/hari) (m3/hari)
Pewadahan 40 2 1998/1999 60/baik 64
Pengumpulan
- Gerobak 1 m3 135 1998/1999 70/baik 60
Pemindahan
- TPS Kayu 0,3 m3 40 1998/1999 40/baik 13
- TPS pas bata 0,5 m3 30 1996/1997 60/baik 2
- TPS pas bata 2 m3 12 70/baik 72
1995 211
Pengangkutan
- Dump Truck 6 m3 6 (3-4) 1991 1997 1994 1997 60-70/baik 120
- Arm Roll Truck 6m3 2 (3-4) 75/baik 90
210
Pembuangan Akhir
- TPA Pohe 2 Ha 1 1994 baik 80/terisi
- Wheel Loader 1 1993 baik
- Buldozer 1 2000
Sumber : Sistem Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo, Tahun 2001

Pola Pelayanan Persampahan


Polo pelayanan sampah di Kota Gorontalo dilakukan sebagai berikut :
a. Pola individual langsung diangkut oleh dump truck dan truk kayu dari rumah
ke rumah pada jalan-jalan yang dapat dilalui truk
b. Pola individual tidak langsung diangkut dengan gerobak dari rumah ke rumah
kemudian dikumpulkan di TPS bak pasangan bata 0,5 - 2 m3 dan container 6
m3, untuk selanjutnya diangkut dengan menggunakan truk menuju TPA.
c. Pola komunal langsung dilakukan oleh masyarakat dengan cara membuang
sampah langsung ke TPS terdekat.
Tabel 22. DATA PENGANGKUTAN DAN PEMBIAYAAN SAMPAH
DI KOTA GORONTALO
NO. URAIAN SATUAN BESARAN
I. Data Transportasi Persampahan
1. Jumlah pelayanan terangkut m3/hr 186
2. Jumlah kendaraan

GORONTALO
Truk Unit 6
Arm roll Unit 2
Compactor Unit -
Pick up Unit -
3. Jumlah peralatan
Gerobak Unit 135
Container Unit -
4. Transfer depo Unit -
5. Jumlah TPS Unit 82
II. Data Pembiayaan
1. Retribusi Rp -
2. Biaya pembuangan Rp -
3. Biaya pengangkutan Rp -
4. Biaya pengumpulan Rp -
5. Biaya satuan Rp -
6. Biaya operasional dan pemeliharaan Rp -
Sumber : kompilasi data

Komponen Sanitasi / Limbah Cair


Cakupan Pelayanan
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Gorontalo sampai April tahun 2001,
dari 69,72 % penduduk Kota Gorontalo yang telah mempunyai sarana pembuangan
limbah sistem on site 60,77 % nya memakai septic tank, 17,62 % nya menggunakan
cubluk siram, 1,95 % nya memakai MCK Umum dan 19,66 % nya dengan sistem
pembuangan langsung. Penduduk yang tidak mempunyai sarana sanitasi umumnya
membuang limbahnya ke kali, selokan, tempat terbuka atau menumpang di tetangga.

Sarana Pengelolaan Air Limbah


Pengelolaan air limbah dilakukan secara individu dengan membuat septic tank dan
sumur resapan. Tetapi sejak Tahun 1998 Pemerintah Kota Gorontalo telah
membangun sebuah IPLT (Instalasi Pengolahan Limbah Tinja) di Kelurahan Dulomo
Kecamatan Kota Utara. Untuk melayani masyarakat yang akan membuang limbah
tinjanya, pemerintah kota menyediakan 2 buah mobil tinja dengan kapasitas tangki
masing - masing 4 m3 dan dalam satu hari mampu mengangkut 3 m3 lumpur tinja.

Sistem pengoperasian mobil truk tinja untuk dapat melayani permintaan penyedotan
tinja dari masyarakat didasarkan pada permohonan yang diajukan kepada Dinas
Lingkungan Hidup dan menyelesaikan administrasi pembayaran sebagai berikut :

Tabel 23. TARIF PENYEDOTAN DI KOTA GORONTALO


Penyedotan Dalam Kota Penyedotan Luar Kota
Non Komersial 0-3 m³ = Rp 200.000,- Non Komersial 0-3 m³ = Rp 300.000,-
Komersial 0-3 m³ = Rp 300.000,- Komersial 0-3 m³ = Rp 400.000,-
Tiap penambahan / m³ = Rp 50,000,- Tiap penambahan / m³ = Rp 75.000,-
Sumber : Sistem Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo

Untuk produksi limbah, setiap manusia diasumsikan memproduksi limbah cair


sejumlah 0,2 lt/org/hr. Angka ini merupakan kebutuhan ideal dari setiap penduduk
pada kelas kota sedang. Sehingga didapatkan asumsi produksi limbah di Kota
Gorontalo ini sejumlah 29.471 lt/hr dari hasil perhitungan kebutuhan ideal produksi
limbah setiap manusia dikalikan dengan jumlah penduduk Kota Gorontalo.
Komponen Drainase
Daerah - daerah genangan di sebagian kawasan Kota Gorontalo:
Daerah genangan A
Daerah genangan ini cukup Iuas, terutama pada sekitar jaIan Cendrawasih, jalan
Rajawali, jalan Gelatik dan pada daerah persawahan di Kelurahan Heledulaa dan

GORONTALO
Heledulaa Selatan. Daerah ini sangat rawan genangan karena dilewati oleh
sungai Talamate dan saluran Kali Serdadu yang selalu meluap apabila intensitas
curah hujan cukup tinggi. Tinggi genangan bervariasi mulai sekitar 20 cm dan
bisa mencapai 100 cm dengan lama genangan 2 - 3 hari.
Daerah genangan B
Daerah genangan ini meliputi kawasan permukiman antara jalan Imam Bonjol,
jalan Basuki Rahmat dan jalan Teuku Umar, jalan Budi Utomo dan jalan Sam
Ratulangi, jaIan Jamaludin Malik dan jaIan Husni Thamrin dan pada kompleks
pasar Sentral. Saluran primer yang melintasi kawasan permukiman, perkantoran,
pertokoan dan pasar Sentral mempunyai pembuangan akhir di sungai Bolango.
Tinggi genangan di kawasan ini bisa mencapai 50 - 75 cm dengan lama
genangan 3 - 7 jam.
Daerah genangan C
Daerah genangan ini meliputi kelurahan Biawu dan kelurahan Siendeng yang
dikelilingi oleh sungai Bolango. Apabila terjadi hujan dengan intensitas cukup
tinggi dalam waktu sekitar 2 jam, maka kawasan ini akan tergenang dengan
ketinggian 20 - 30 cm, sedangkan bila hujan berlangsung lebih dari 2 jam, maka
kawasan Biawu tergenang sedalam 50 cm dan kawasan Siendeng tergenang
sedalam 30 cm dan lama genangan 4 - 5 jam bahkan lebih. Genangan air sungai
Bolango ini bisa mencapai ketinggian 50 - 150 cm dengan lama genangan
sampai berharihari tergantung surutnya muka air di sungai.
Daerah genangan D
Daerah genangan ini terjadi di kelurahan Padebuolo, terutama pada kawasan
permukiman di jalan Ponca Wardana dan jalan Kusno Danupoyo. Genangan
yang terjadi tidak terlalu parah, dengan tinggi genangan rata-rata 30 cm dan lama
genangan kurang lebih 2 - 3 jam.
Daerah genangan E
Daerah genangan ini terjadi di Kelurahan Ipilo, terutama pada kawasan
permukiman di jalan Mongondow dan jalan 26 Februari. Genangan terjadi pada
saat curah hujan cukup tinggi dan muka air di Sungai Tamalate naik sehingga
merembes masuk ke saluran pembuangan. Walaupun pada ujung hilir saluran
sudah dipasang pintu air, namun air sungai tetap masuk melalui celah-celah
pintu. Tinggi genangan pada intensitas hujan yang cukup tinggi bisa mencapai 50
cm dengan lama genangan 1 - 2 hari.
Daerah genangan F
Daerah genangan ini terjadi pada Kelurahan Ipilo terutama pada jalan air perak.
Penyebab genangan disamping akibat merembesnya air sungai (di saat air
tinggi) ke saluran (melalui celah pintu air), juga disebabkan oleh topografi
kawasan ini yang membentuk cekungan, adanya kebuntuan saluran
pembuangan, serta rembesan air sungai melalui bawah tanggul (seepage). Untuk
curah hujan yang cukup tinggi selama kurang lebih 2 - 3 jam ditambah dengan
pengaruh banjir di sungai, genangan air di kawasan ini bisa mencapai ketinggian
50 - 75 cm dengan lama genangan 2 - 3 hari.
Daerah genangan G
Daerah genangan ini meliputi kawasan permukiman sebelah Timur JI. A. Yani
(lapangan tenis) atau pada sisi kiri aliran Sungai Bolango. Daerah ini sangat
rawan genangan air karena luapan air Sungai Bolango. Tinggi genangan rata-
rata mencapai 50 - 70 cm dengan lama genangan bisa mencapai lebih dari 5
jam.
Daerah Genangan Lainnya
Kawasan genangan tersebut adalah :
ƒ Daerah genangan H : Daerah genangan ini terletak di Kelurahan Leato
Selatan, pada kawasan permukiman di jalan Martadinata (dahulu jl. Batu
Jajar).

GORONTALO
ƒ Daerah genangan I : Daerah genangan ini terletak di Kelurahan Talumolo,
pada sebagian kawasan permukiman, kompleks gudang Dolog dan JI. Mayor
Dullah.
ƒ Daerah genangan J : Daerah genangan ini terletak di Kelurahan Tenda, pada
kawasan permukiman jalan Kamboja.
ƒ Daerah genangan K : Daerah genangan ini terletak di Kelurahan Bugis, pada
kawasan permukiman di JI. Gorontalo, jalan Sangir dan JI. Ambon.
ƒ Daerah genangan L : Daerah genangan ini terletak di Kelurahan Ipilo, pada
kawasan permukiman di JI. Tribrata, terutama di persilangan jalan MT.
Haryono dengan JI. Tribrata.
ƒ Daerah genangan M : Daerah genangan ini terletak di Kelurahan Heledulaa,
pada JI. Kasuari dan JI. Hassanuddin.
ƒ Daerah genangan N : Daerah genangan ini terletak di kompleks Pasar
Sentral dan terminal. Di saat hujan (normal atau lebih), air menggenangi
jalan-jalan, halaman pasar, kawasn penjualan di kompleks pasar dan
terminal.

Komponen Jalan
Prasarana perhubungan seperti jalan dan jembatan di Kota Gorontalo yang ada
saat ini dalam kategori kondisi yang baik.

Tabel 24. DATA STATUS JALAN, PANJANG DAN KONDISI JALAN S/D TAHUN 2003.

KONDISI (%)
PANJANG
NO STATUS JALAN
(KM) BAIK SEDANG RUSAK
Ringan Berat
1. Jalan Negara 9,15
2. Jalan Propinsi 16,50
3. Jalan Daerah 203,620 74,557 52,138 62,011 18,355
Sumber : Dinas PU Kota Gorontalo

Untuk menunjang aktifitas bidang


perhubungan maka saat ini terdapat beberapa
sarana penunjang bidang perhubungan
khususnya perhubungan darat misalnya
keberadaan terminal angkutan.

Untuk terminal angkutan sesuai dengan


peruntukannya terdiri atas 2 terminal yakni
terminal angkutan dalam kota dan terminal
angkutan luar kota.
Panjang jalan di seluruh Kota Gorontalo umumnya tidak mengalami perubahan baik
jalan negara, jalan propinsi maupun jalan daerah, yaitu 25,65 km.

Tabel 25. PANJANG JALAN DAN KONDISI JALAN DI KOTA GORONTALO


No. Jurusan Panjang (Km) Kondisi Jalan

GORONTALO
Jalan Negara
1. Gorontalo - Telaga 5,90 Sedang
2. Gorontalo - Pelabuhan Gorontalo 3,25 Baik
3. Pelabuhan Gorontalo - Huangobotu 5,25 Sedang
Jalan Propinsi
1. Gorontalo - Potanga 8,50 Sedang
2. Gorontalo - Kabila 2,75 Baik
JUMLAH 25,65 Baik
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo, 2003

Anda mungkin juga menyukai