Anda di halaman 1dari 13

NEW COMPOUND TREAD FOR MAXMILER WT TIRE

ABSTRAK

Kompon tapak ban yang sudah ada sekarang ini tidak sesuai dengan keinginan pasar
maupun dengan kendaraan modern saat ini karena masih sering terdapatnya defect pada
area tapak ban. Kompon Z159 (Kompon lama) masih menggunakan carbon black dan
Styrene Butadiene Rubber (SBR) generasi lama sebagai material utama pembuatan
kompon tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kompon baru untuk tapak ban
Maxmiler WT yang memiliki performa lebih baik dari sebelumnya pada keadaan jalan
yang basah, kering dan bersalju.
Hasil tes kompon baru pada ban memberikan ketahanan rolling yang lebih baik,
pengereman dan handling yang lebih baik dari pada yang regular pada kondisi basah,
sementara itu tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal pengereman dan handling
pada kondisi kering, kebisingan dan juga kenyamanan berkendara.
Dengan menggunakan SSBR yang baru dan cis-BR yang tinggi, serta silika sebagai
material pengisi utama dekombinasikan dengan silane sebagai agent didapatkan sifat
yang berbeda dari kompon yang lama. Menurut target yang ingin dicapai hanya
pengereman pada kondisi basah dan rolling resistance yang sudah melewati target. Untuk
yang lainnya seperti dry handling dan wet braking, kedua kompon tes tidak bisa melewati
target. Proyek ini membutuhkan perbaikan terutama untuk kompon baru agar dapat
memenuhi target.

Kata Kunci : silika, SSBR, rolling resistance, wet grip, wet braking, dry grip, dry braking,
tire tests, physical properties

1
1. Pendahuluan
Kompon tapak ban yang sudah ada sekarang ini tidak sesuai dengan keinginan pasar
maupun dengan kendaraan modern saat ini karena masih sering terdapatnya defect pada
area tapak ban. Kompon Z159 (Kompon lama) masih menggunakan carbon black dan
Styrene Butadiene Rubber (SBR) generasi lama sebagai material utama pembuatan
kompon tersebut.
Kebutuhan akan performa yang baik dari kompon semakin hari semakin
berkembang, karena itu dibutuhkan formula baru untuk kompon yang lebih baik dari
kompon sebelumnya, untuk target performa dari kompon tapak ban yang baru dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Nilai target untuk kompon tire Maxmiler yang baru.

Item Z159 (%) Kompon Baru (%)


Dry braking 100 100
Dry handling 100 110
Kenyamanan 100 100
Wet braking 100 105
Wet handling 100 110
Hydroplaning 100 100
Lateral hydroplaning 100 100
Snow braking 100 100
Snow handling 100 105
Ice traction 100 100
Tread wear 100 100
Rolling resistance 100 110
Total biaya 100 85 (Lebih mahal)

Penggunaan material baru akan memberikan dampak dan performa yang lebih baik
terhadap daya tahan dari kompon tersebut. Tujuan dari target yang ditentukan tersebut
dengan mengganti material utama dari carbon black menjadi silika dan menggunakan
SBR generasi baru.

2
Pembuatan kompon baru diharapkan dapat memberikan performa yang baik dari
sebelumnya sehingga kenyamanan dan keselamatan dari pengguna kendaraan semakin
baik, serta mendapatkan umur pakai ban yang lebih tahan lama dari sebelumnya.

2. Dasar Teori
Labelling
Peraturan pelabelan ban memberikan persyaratan pelabelan sehubungan dengan
tampilan informasi mengenai efisiensi bahan bakar, wet grip dan kebisingan ban luar saat
bergulir. Tujuannya adalah untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi lingkungan dan
ekonomi transportasi jalan dengan mempromosikan ban hemat bahan bakar dan ban yang
aman dengan tingkat kebisingan rendah. Peraturan ini memungkinkan pengguna untuk
membuat pilihan yang lebih tepat saat membeli ban dengan mempertimbangkan
informasi ini bersamaan dengan faktor lain yang biasanya dipertimbangkan selama proses
pengambilan keputusan pembelian.
Pelanggan harus diberi tahu bahwa penghematan bahan bakar dan keselamatan jalan
yang sebenarnya sangat bergantung pada perilaku pengemudi, khususnya yang berikut
ini: penggerak eko secara signifikan dapat mengurangi konsumsi bahan bakar, tekanan
ban harus benar dan diperiksa secara teratur untuk efisiensi bahan bakar optimal dan
Kinerja pegangan basah, jarak berhenti harus selalu dihormati. Pelanggan harus diberi
tahu bahwa ketiga kriteria ini, walaupun penting, bukan satu-satunya parameter kinerja
[1].
Menurut tim peneliti, pesaing ban untuk Proyek Maxmiler WT adalah Hankook
Winter RW06 dan Continental Vanco Winter 2 dan untuk pelabelan EU 2014 untuk
Maxmiler WT pertama dan pesaingnya ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Pelebelan EU.

3
Winter Compound
Fungsi ban yang utama adalah mengirimkan torsi dari kemudi dan pengereman ke
permukaan jalan. Pemilihan karet tapak ban merupakan faktor kunci untuk menentukan
kekuatan cengkraman ban, yang juga tergantung pada kondisi permukaan jalan. Dalam
kondisi kering, gesekan tinggi dan sebagian besar berasal dari disipasi energi yang
disebabkan oleh getaran tapak di daerah kontak, saat karet tapak dipaksa meluncur di atas
permukaan jalan. Getarannya memiliki frekuensi tinggi dan pada suhu yang relatif tinggi.
Karet dengan kondisi temperatur yang sangat tinggi, misalnya, menunjukkan gesekan
tertinggi pada kondisi seperti itu. Di sisi lain, gesekan menjadi sangat rendah saat
permukaan jalan ditutupi salju. Karena daya cengkramnya sedikit, terkadang sulit untuk
menemukan perbedaan yang mencolok pada karet tapak ban. Polimer dengan suhu
transisi gelas rendah, seperti Natural rubber (NR) dan cis-polybutadiene (BR), diketahui
memberi daya traksi yang lebih baik pada jalan salju. Meskipun temuan ini berlawanan
dengan gesekan pada kondisi jalan kering, usaha telah dilakukan untuk memeperlakukan
friksi di jalan bersalju yang serupa dengan traksi jalan kering. Perbedaan dalam hal
kecepatan geser berkurang lebih tinggi untuk traksi pada salju daripada untuk traksi jalan
kering disebabkan oleh suhu yang lebih rendah di daerah kontak. Di sisi lain, diusulkan
bahwa softness dan ketahanan sangat penting untuk fraksi pada jalan salju. Kriteria ini
menyiratkan bahwa proses kehilangan energi di area tapak bukanlah sumber langsung
gesekan pada jalan bersalju.
Es sangat berbeda dari padatan biasa. Es menggambarkan perilaku yang tidak biasa
karena adanya self-adhesive. Permukaan es ditutupi dengan lapisan seperti cairan pada
suhu yang relatif tinggi sehingga menyebabkan perilaku unik. Ketebalan lapisan sangat
bergantung pada suhu, secara monoton menurun dengan penurunan dari suhu maksimum
ke titik leleh. Ketergantungan suhu gesekan karet pada es dimainkan oleh lapisan seperti
cairan. Keadaan permukaan es juga merupakan faktor utama untuk menentukan gesekan
es, dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti suhu dan impurities, namun tidak oleh sifat
viskoelastik karet. Variabilitas traksi ban pada es mungkin dikarenakan hal tersebut. [2].
Generasi baru ban musim dingin dirancang dengan kompon karet yang lebih fleksibel
yang cenderung tidak kaku pada suhu yang lebih dingin dan tapaknya dirancang untuk
memberi daya tarik pada permukaan dingin yang basah, licin, bersalju, dan kering. Ban

4
musim dingin memiliki daya tarik yang lebih baik pada -40 derajat celcius daripada ban
sepanjang musim pada suhu +4 derajat Celsius [3].

3. Metodologi
MAXMILER WT DEVELOPMENT

PRODUCTION TRIAL TIRE TESTING

(Z159, 14A21, 14A22)


Rolling Resistance

Physical Properties
Wet Performance
MV-MST

Dry Performance

Gambar 1. Flowchart Maxmiler WT Project

Physical Properties
Vulkanisasi sampel lembaran untuk uji tarik dilakukan pada mesin press cure
Montech pada 160°C / 20 menit waktu curing dan gaya 200 kN. Sifat mekanis sampel
diuji dengan menggunakan mesin uji tarik Ektron (TS 2000) menurut JIS 6301 pada uji
kecepatan 500 mm / menit dan sel beban dengan 1000 kgf. Untuk uji tarik, empat benda
berbentuk dumbbell (S1) dipotong dari lembaran cetakan dengan ketebalan 2 mm.
Kekuatan tarik, elongasi dan modulus dievaluasi dari penentuan tegangan regangan dan
nilai rata-rata dari empat pengujian berulang untuk setiap sampel.

MV-MST
Viskositas Mooney ML (1 + 4) dari sampel kompon diukur pada 100°C pada Mooney
Viscometer Ektron MV MST 2001 menurut JIS 6300. Untuk memprediksi waktu hangus
kompon, analisis waktu scorch (MST 125) adalah diuji pada 125 ° C pada mesin yang
sama.

5
4. Hasil Test
Resep detail kompon baru dan kompon lama dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Resep kompon baru dan kompon lama

Trial Production
Tabel 3. Hasil physical properties

6
Hasil untuk kekerasan, modulus 100%, modulus 300%, EB, berat jenis, dan kekuatan
tarik ditunjukkan pada Tabel 3. Dari hasil tersebut, dapat dikatakan, tidak ada perbedaan
nilai yang signifikan antara kompon tes dan kompon reguler. pada physical propertie atau
dapat dikatakan memiliki perilaku yang sama. Kompon Z159 memiliki nilai kekuatan
tarik dan EB yang sedikit lebih tinggi dan nilai modulus yang lebih rendah. Antara
kompon 14A21 dan 14A22 ada sedikit perbedaan pada modulus (baik dengan modulus
100% atau modulus 300%) dan juga nilai EB, di mana kompon 14A22 memiliki modulus
yang lebih tinggi dan EB yang lebih rendah dari pada kompon 14A21. Perbedaan tersebut
disebabkan oleh kompon 14A22 yang memiliki rasio carbon black lebih banyak
dibandingkan dengan kompon 14A21.
Salah satu yang mempengaruhi kinerja kompon karet bergantung pada penguatan
karet pengisi yang ditambahkan dalam formulasi dan bila pencampuran dilakukan dengan
baik maka akan ada interaksi polimer-filler yang sangat baik pada kompon karet lengkap
yang akan mempengaruhi kinerja. bahwa kompon karet pengisi [4]. Kraus. (1987)
mengamati bahwa sifat fisik seperti kekuatan tarik, modulus, dan kekerasan akan
meningkat, EB akan berkurang akibatnya, dengan peningkatan kandungan pengisi dalam
matriks karet yang disebabkan oleh penggabungan carbon black yang dapat mengurangi
mobilitas makromolekul. Rantai karet dan akibatnya meningkatkan kekakuan karet [5].
Wang (1993) juga mengamati efek pemuatan hitam karbon pada compounding karet yang
terisi, pada saat konsentrasi carbon black meningkat, lebih banyak rantai polimer dapat
diserap oleh carbon black dan oleh karena itu, interaksi karet / hitam lebih kuat.
Akibatnya, karet lebih kaku. Jadi, kekuatan meningkat dengan meningkatnya konsentrasi
carbon black [6].
Pernyataan itu menjelaskan mengapa kompon yang memiliki rasio carbon black
lebih tinggi dapat memiliki hasil yang berbeda pada sifat fisik daripada yang lebih rendah.
Sedangkan antara kompon reguler dan kompon tes terlalu banyak dalam resepnya, dari
penggunaan jenis polimer yang berbeda, jenis pengisi, sampai penggunaan aditif kimiawi
berbeda baik dalam jumlah (phr / rasio) atau jenis sehingga perbedaan nilai sifat fisik
antara kompon tes dan kompon regular disebabkan oleh banyak faktor.

7
Table 4. Mooney and Scorch Properties

Hasil untuk Mooney Viscosity (MV) dan Mooney Scorch Time (MST) ditunjukkan
pada Tabel 4. Untuk MV, antara 14A21 dan 14A22, kompon 14A22 memiliki nilai
viskositas sedikit lebih tinggi dari pada kompon 14A22, seperti yang dijelaskan
sebelumnya bahwa penambahan carbon black bisa membuat kompon tersebut lebih kaku.
Sama dengan sifat fisik, antara kompon regular dan kompon tes terlalu banyak dalam
resepnya sehingga perbedaan hasil ini disebabkan oleh banyak faktor. Hasilnya, kompon
Z159 lebih kaku, dimana kompon Z159 memiliki nilai MV lebih tinggi dan memiliki
MST lebih lama daripada kedua kompon uji. Hal itu menunjukkan bahwa kompon Z159
akan lebih sulit diproses pada proses ekstrusi karena memiliki nilai MV yang lebih tinggi
daripada kedua kompon tes, di sisi lain kompon Z159 akan lebih aman dalam proses
ekstrusi tanpa harus khawatir dengan kompon akan mateng sebelum proses ekstrude
selesai karena memiliki nilai waktu hangus lebih lama daripada kedua kompon tes
Schlomach telah meneliti bahwa waktu cure dan cure yang optimal dari kompon
menjadi lebih pendek dengan meningkatnya kadar DPG, sesuai dengan kenaikan indeks
cure yang mantap. Diphenylguanidine umumnya digunakan sebagai akselerator sekunder
yang memberi efek sinergis dengan akselerator tipe sulfida primer. Karena permukaan
silika bersifat asam dan sangat polar, yang mengganggu kinerja akselerator dasar selama
vulkanisasi sulfur dan menyebabkan cure yang tertunda, penambahan DPG ke dalam
kompon meningkatkan karakteristik cure. Sebagai tambahan, DPG telah dilaporkan
bertindak sebagai penguat reaksi silanisasi karena amina dapat mengkatalisis reaksi
kondensasi. Reaksi silanisasi yang lebih baik menghasilkan lebih banyak hidrofobisitas
permukaan silika dan karenanya mengurangi interferensi dengan reaksi vulkanisasi [7].
Kraus membuat pernyataan dalam pengamatan mereka dalam hal menggunakan
akselerator, mereka mengutip pernyataan dari Bateman, bahwa jumlah agen sulfur aktif
meningkat dengan meningkatnya konsentrasi akselerator, sehingga lebih banyak

8
hubungan silang terbentuk dan waktu yang lebih singkat teramati. Itu terjadi antara
kompon 14A21 dan 14A22, di mana kompon 14A22 memiliki sedikit lebih banyak
ungkapan DPG daripada kompon 14A21, jadi pada hasil waktu hangus, kompon 14A22
memiliki waktu hangus yang lebih lambat dari pada kompon 14A21 [5].
Kraus juga memberikan penjelasan lain dalam hal waktu hangus, kata mereka saat
pengisian pengisi meningkat, waktu penggabungan juga meningkat. Mereka mengutip
pernyataan dari Nando dan De bahwa penambahan lignin ke dalam kompon karet
membuat stok hangus dan efek menjadi lebih terasa saat seseorang bergerak menuju
pengisi penguat yang efisien. Kraus juga mengutip pernyataan dari Bhattacharyya et al.
Dalam pekerjaan mereka pada komposit karet serat nipah pendek nanas pendek juga
menemukan bahwa terjadi peningkatan torsi secara bertahap dan penurunan waktu
hangus dengan meningkatkan konsentrasi serat maksimum. Pernyataan itu juga
menjelaskan mengapa kompon 14A22 memiliki nilai waktu scorch lebih pendek dari
pada kompon 14A21 jika ditinjau dari penggunaan rasio hitam / frasa carbon black yang
digunakan, di mana kompon 14A22 memiliki rasio / rasio hitam / karbon lebih tinggi
daripada kompon 14A21 [5].

Tire Testing
Tabel 5. Hasil Tes Rolling Resistance

Hasil tes RR di atas menunjukkan nilai lebih rendah lebih baik. Ban yang
menggunakan kompon 14A21 dan 14A22 pada kompon tapak ban memiliki ketahanan
rolling yang lebih baik dibandingkan ban yang menggunakan kompon Z159. Hal ini
terutama disebabkan oleh kompon baru yang material utamanya silika, sedangkan yang
regular adalah menggunakan carbon black. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,

9
efek penggunaan silika adalah membuat kinerja yang lebih baik dalam kondisi rolling
resistance.

Gambar 2. Hasil Tes Wet Handling

Hasil untuk performance wet handling ditunjukkan pada Gambar 2. Menurut hasil,
kedua kompon test spec C dan spec E, memberikan performa yang lebih baik, baik tingkat
kontrol / kemudi dan grip dibanding yang kompon lama. Menurut hasil, tidak ada
peningkatan pada nilai rata-rata steering. Nilai rata-rata grip untuk kompon 14A21 sekitar
6% dan 14A22 sekitar 5% lebih baik dari pada kompon 14A20. Dan untuk kinerja rata-
rata stabilitas, kompon 14A21 memiliki sekitar 2% dan 14A22 memiliki sekitar 3% lebih
baik dari pada senyawa 14A20.

Gambar 3. Hasil Tes Wet Braking

10
Seperti rolling resistance, penggunaan kompon yang mengandung silika dapat
membuat ban memiliki kinerja wet grip yang lebih baik daripada yang diisi dengan
carbon black. Menurut hasil, kedua kompon baru tersebut memiliki sekitar 12% untuk
spesimen C (14A21) dan 9% untuk spec E (14A22) pada kinerja wet braking yang
merupakan hasil yang lebih baik daripada kompon dengan material utama carbon black.

Gambar 4. Hasil Tes Dry Handling

Hasil untuk performance dry handling ditunjukkan pada Gambar 4. Menurut hasil,
kedua kompon test spec C dan spec E, mempunyai performa pada grip / kekauan yang
sama dengan kompon lama. Menurut hasil, kompon lama sedikit lebih baik pada bagian
steering / stability dibanding dengan dua kompon tes. Dari hasil ini, dapat disimpulkan
bahwa kompon baru, baik spec C (compound 14A21) dan spec E (compound 14A22), dry
handling untuk kinerja tersebut tidak memuaskan jika dibandingkan dengan spec A
seperti biasa yang menggunakan kompon Z159.

11
Gambar 5. Hasil Tes Dry Braking

Seperti ditunjukkan oleh gambar di atas, kedua kompon baru yang digunakan pada
spec C dan spec E sedikit lebih baik hasil tes dry braking daripada kompon reguler yang
menggunakan spec A. kompon baru menunjukkan peningkatan sebesar 5%.

5. Penutup
Kesimpulan
Dari penelitian mendapatkan kompon tapak baru untuk ban Maxmiler WT dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Dengan menggunakan SSBR yang baru dan cis-BR yang tinggi, serta silika
sebagai material pengisi utama dekombinasikan dengan silane sebagai agent
didapatkan sifat yang berbeda dari kompon yang lama.
2. Kompon 14A21 dan 14A22 memiliki performa yang lebih baik pada wet
handling dan rolling resistance, dapat dilihat pada hasil testing tire.
3. Menurut target yang ingin dicapai hanya pengereman pada kondisi basah
dan rolling resistance yang sudah melewati target. Untuk yang lainnya
seperti dry handling dan wet braking, kedua kompon tes tidak bisa melewati
target. Proyek ini membutuhkan perbaikan terutama untuk kompon baru
agar dapat memenuhi target.

12
RFERENSI

[1] Fazilet (2012) Reinforcing Fillers in the Rubber Industry. European Tyre and
Rubber. Brussels, Belgium.
[2] Wischhusen, M., Balancing Rolling Resistance with Other Performance
Characteristics. Tyre Review, 2010.
[3] National Research Council of the National Academies of Science, Tires and
Passenger Vehicle Fuel Economy: Informing Consumers, Improving Performance,
Committee for the National Tire Efficiency Study, Editor. 2006, Transportation
Research Board: Washington, D.C.
[4] Schaefer, D.W., et al., Multilevel structure of reinforcing silica and carbon. J. Appl.
Crys., 2000. 33: p.587‐591.
[5] Kraus, G., Reinforcement of Elastomers by Particulate Fillers, in Science and
Technology of Rubber, F. Eirich, Editor. 1978, Academic Press: New York.
[6] Donnet, J.B., R.C. Bansal, and M.J. Wang, Carbon Black: Science and Technology.
1993: CRC Press.
[7] Schlomach, J. and M. Kind, Investigations on the semi‐batch precipitation of silica.
Journal of Colloid and Interface Science, 2004. 277: p. 316‐326.

13

Anda mungkin juga menyukai