Anda di halaman 1dari 14

Konsep Dasar Asuhan Keperawatab Dengan Ca Mamae

Asuhan keperawatan dengan ca mamae menurut Jonathan Gleadle (2006).


A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, suku bangsa, agama, status

perkawinan, alamat, nomor MR, tanggal masuk dan penanggung jawab.

2. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Dahulu

- Pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya seperti penyakit

payudara jinak, hyperplasia tipikal.

- Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai perubahan epitel

proliferative mempunyai resiko dua kali lipat biasanya mengalami kanker

payudara, wanita dengan hyperplasia tipikal mempunyai resiko empat kali

lipat untuk mengalami penyakit ini.

- Biasanya pasien mempunyai riwayat pemakaian terapi penggantian hormon

dalam waktu yang lama (lebih dari 10-15 tahun) seperti estrogen suplemen

dan klien juga mempunyai riwayat pemakaian kontrasepsi oral.

- Riwayat perokok, konsumsi alkohol dan tinggi lemak, dan makanan yang

memakai penyedap dan pengawet.

- Biasanya klien mempunyai riwayat menarche atau menstruasi pertama pada

usia yang relative mudah dan menopause pada usia yang relative lebih tua

- Biasanya klien mempunyai riwayat nulipara (belum pernah melahirkan),

infertilitas, dan melahirkan anak pertama pada usia yang relative lebih tua

(lebih dari 35 tahun), serta tidak menyusui


b. Riwayat kesehatan sekarang

- Biasanya klien mengatakan timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba

dengan tangan, makin lama benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak

beraturan.

- Klien mengatakan terasa nyeri pada payudara saat benjolan mulai membesar.

- Klien mengeluh keluar nanah, darah atau cairan encer dari puting susu pada

wanita yang tidak hamil.

- Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk akibat neoplasma menyekat

drainase limfatik sehingga terjadi edema dan piting kulit.

- Biasanya klien mengatakan tubuh terasa lemah, tidak nafsu makan , mual,

muntah, ansietas.

- Terdapat edema (bengkak) pada lengan atau kelainan kulit, ruam kulit, dan

ulserasi.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

- Kemungkinan ada keluarga yang menderita kanker terutama ibu, anak

perempuan serta saudara perempuan. Risikonya meningkat dua kali jika

ibunya terkena kanker pada usia kurang dari 60 tahun. Risiko meningkat 4-6

kali jika terjadi pada dua orang saudara langsung.

- Tiga atau lebih keluarga dari sisi keluarga yang sama terkena kanker

payudara atau ovarium.

- Dua atau lebih keluarga dari sisi yang sama terkena kanker payudara atau

ovarium dibawah 40 tahun.

- Adanya keluarga dari sisi yang sama yang terkena kanker payudara atau

ovarium.

- Adanya riwayat kanker payudara bilateral pada keluarga.


3. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum klien, biasanya di kaji tingkat kesadaran klien, BB, tinggi badan,

tekanan darah, suhu, RR, nadi.

b. Kepala

Inspeksi : bentuk kepala mesochepale, wajah simetris kanan dan kiri, distribusi

rambut merata

Palpasi : tidak ada massa atau benjolan dan tidak ada nyeri tekan pada daerah

kepala

c. Rambut

Inspeksi : rambut lurus, warna rambut hitam, distribusi rambut merata, rambut

terlihat tampak bersih, tidak ada ketombe dan kutu pada rambut

Palpasi : ada atau tidak rambut yang rontok

d. Mata

Inspeksi : mata kanan dan kiri simetris, konjungtiva anemis disebabkan oleh

nutrisi yang tidak adekuat, sklera tidak ikterik, palpebra tidak edema.

Palpasi : tidak ada nyeri

e. Hidung

Inspeksi : Biasanya hidung kurang bersih, tampak sekret, adanya pernafasan

cuping hidung yang disebabkan klien sesak nafas terutama pada

pasien yang kankernya sudah bermetastase ke paru-paru.

Palpasi : tidak adanya nyeri tekan

f. Telinga

Inspeksi : Bentuk kanan dan kiri simetris, tidak ada serumen, tidak ada

pengunaan alat bantu dengar

Palpasi : tidak ada nyeri tekan


g. Mulut dan Gigi

Inspeksi : Mukosa bibir tampak pucat dan kurang bersih,

Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada gigi yang goyang

h. Leher

Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak ada lesi

Palpasi : tidak ada massa dan tidak ada nyeri tekan

i. Paru-paru

Inspeksi

- Pada stadium 1

Biasanya bentuk dada klien tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan

oleh pembengkakan pada payudara dengan ukuran 1-2 cm.

- Pada stadium 2

Biasanya bentuk dada klien tidak simetris kiri dan kanan yang juga

disebabkan oleh pembengkakan pada payudara dengan tumor 2,5-5 cm.

- Pada stadium 3A

Biasanya dada klien juga tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan

oleh pembengkakan tumor yang sudah meluas dalam payudara, besar tumor

5-10 cm.

- Pada stadium 3B

Bentuk dada juga tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh

pembengkakan dan kanker sudah melebar ke seluruh bagian payudara,

bahkan mencapai kulit, dinding dada, tulang rusuk, dan otot dada.

- Pada stadium 4

Bentuk dada tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh

pembengkakan dan mestastase jauh ke organ lain seperti paru-paru.


Palpasi

- Pada stadium 1

Biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum

bermetastase ke organ lain

- Pada stadium 2

Biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum

bermetastase ke organ lain

- Pada stadium 3A

Biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum

bermetastase ke organ lain

- Pada stadium 3B

Biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum

bermetastase ke organ lain seperti tulang rusuk, dinding dada dan otot dada .

- Pada stadium 4

Biasanya taktil fremitus kiri dan kanan yang juga disebabkan oleh karena

kanker sudah metastase ke organ yang lebih jauh seperti paru-paru sehingga

mengakibatkan paru–paru mengalami kerusakan dan tidak mampu

melakukan fungsinya.

Perkusi

- Pada stadium 1

Biasanya akan terdengar sonor pada lapangan paru-paru klien.

- Pada stadium 2

Biasanya akan terdengar sonor pada lapangan paru-paru klien karena

kanker belum mengalami metastase.

- Pada stadium 3A
Masih akan terdengar sonor pada lapangan paru karena kanker belum

metastase.

- Pada stadium 3B

Biasanya terdengar bunyi redup yang dapat di temukan pada infiltrate paru

dimana parenkim paru lebih padat/mengadung sedikit udara dan bunyi

pekak pada paru-paru paien yang disebabkan pada paru-paru pasien

didapatkan berisi cairan disebut dengan efusi pleura jika kanker telah

bermetastase pada organ paru.

- Pada stadium 4

Biasanya akan terdengar pekak pada paru-paru pasien yang disebabkan

pada paru-paru pasien didapatkan berisi cairan yang disebut dengan efusi

pleura akibat metastase dari kanker mammae yang berlanjut dan nafas akan

terasa sesak.

Auskultasi

- Pada stadium 1

Biasanya akan terdengar vesikuler (bunyi hampir terdengar di seluruh

lapangan paru dan inspirasi lebih panjang, lebih keras, nadanya lebih

5tinggi dari ekspirasi. Suara nafas tambahan tidak ada seperti ronchi (-) dan

wheezing (-)

- Pada stadium 2

Biasanya bunyi nafas terdengar vesikuler (bunyi hampir seluruh lapangan

paru dan inspirasi lebih panjang lebih keras, nadanya lebih tinggi dari

ekspirasi. Biasanya bunyi nafas klien juga dapat terdengar bronkovesikuler

dengan bronchial. Suara nafas tambahan tidak ada, seperti ronchi (-) dan

wheezing (-)
- Pada stadium 3 A

Biasanya bunyi nafas berbunyi vesikuler (bunyi hampir seluruh lapangan

paru dan inspirasi yang lebih panjang, lebih keras, nadanya lebih tinggi dari

ekspirasi, dan bronkovesikuler yaitu pada daerah suprasternal, interscapula:

campuran antara element vaskuler dengan bronchial. Suara nafas tambahan

tidak ada, seperti : ronchi (+) dan wheezing (-)

- Pada stadium 3 B

Biasanya nafas klien bisa terdengar bronchial yaitu ekspirasi lebih panjang,

lebih keras nadanya lebih tinggi dari pada inspirasi, terdengar dan terdapat

suara nafas tambahan seperti: Ronchi dan Wheezing ini disebabkan oleh

kanker sudah menyebar ke seluruh bagian payudara, dan mencapai ke

dinding dada, tulang rusuk, dan otot dada sehingga mengakibatkan

terjadinya penurunan ekspansi paru dan compressive atelektasis.

- Pada stadium 4

Biasanya bunyi nafas pasien bisa terdengar bronchial yaitu ekspirasi lebih

panjang, lebih keras, nadanya lebih tinggi dari pada inspirasi, dan terdapat

suara tambahan seperti : ronchi dan wheezing. Ini disebabkan oleh kanker

metastase ke bagian tubuh lainnya seperti paru-paru sehingga

mengakibatkan terjiadnnya penurunan ekspansi paru dan compressive

atelektasis sehingga terjadi penumpukan secret pada daerah lobus paru.

j. Jantung (Kardiovaskuler)

Inspeksi : Biasanya iktus tidak terlihat

Palpasi : Biasanya iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V

Perkusi : Batas jantung normal (batas jantung kanan RIC II, linea staralis dektra,

batas jantung kiri RIC V 1 jari media linea clavukularis sinistra)


Auskultasi : Biasanya irma jantung murni-murmur (-)

k. Mammae (payudara)

Inspeksi : Biasanya ada benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus dan

berwarna merah serta payudara mengerut seperti kulit jeruk

Palpasi : Teraba benjolan payudara yang mengeras dan teraba pembengkakan

dan teraba pembesaran kelenjar getah bening diketiak atau timbul

benjolan kecil di bawah ketiak.

l. Perut

Inspeksi : Biasanya tidak terlihat ada pembesaran

Palpasi : Biasanya bising usus (-)

Perkusi : Biasanya lien dan hepar tidak teraba

Auskultasi : terdengar suara tympani

m. Genetalia

Inspekasi : Biasanya genetalia bersih dan tidak ada lesi

Palpasi : tida ada nyeri tekan

n. Ekstremitas

Inspeksi : Biasanya ekstremitas tidak odema dan tidak ada lesi

Palpasi : tida ada nyeri tekan

o. Kulit

Inspeksi : kulit tampak kering dan tidak ada lesi

Palpasi : Biasanya terjadi perubahan pada kelembaban kulit klien dan turgor

kulit klien tidak elastis

4. Pola Kebiasaan Sehari-hari

a. Nutrisi

- Makan

Sehat : biasanya makan 3 kali sehari dan habis satu porsi


Sakit : biasanya 3 kali sehari dan hanya menghabiskan setengah porsi

- Minum

Sehat : biasanya minum 6-8 gelas sehari

Sakit : biasanya klien hanya menghabiskan minum 3-5 gelas sehari

b. Eliminasi

- Miksi

Sehat : biasanya frekuensi BAK sehari 1500 cc

Sakit : biasanya frekuensi BAK sehari 800 cc, karateristiknya warna

kekunangan, pekat dan bau khas

- Defekasi

Sehat : biasanya frekuensi BAB 1 kali sehari

Sakit : pada saat sakit 1 kali dalam 3 hari karateristik warna kehitaman atau

kemerahan, konsistensi padat dan bau khas

c. Istirahat dan Tidur

Sehat : biasanya jam tidur siang 2 jam dan malam 9 jam sehari

Sakit : biasanya saat sakit susah tidur karena rasa nyeri yang dirasakan di bagian

payudara

d. Kebersihan Diri

Sehat : biasanya klien mandi 2 kali sehari, menggosok gigi 2 kali sehari, cuci

rambut 1 kali dalam 2 hari, pakain di ganti sesudah mandi

Sakit : biasanya pada sakit mandi 1 kali sehari, menggosok gigi 1 kali sehari, cuci

rambut 2 kali seminggu, pakain di ganti 1 kali sehari.


e. Data sosial ekonomi

Biasanya di tanyakan pada klien tentang pekerjaan, sumber penghasilan dalam

keluarga dan perubahan yang dialami sejak klien sakit, penangguang jawab biaya

perawatan klien selama sakit dan masalah keuangan yang dialami saat ini.

f. Data psikologi

Biasanya keadaan psikologi saat sakit lemas dan takut di rawat di rumah sakit,

harapan klien terhadap penyakitnya dapat segera sembuh setelah diobati,

dukungan dari keluarga baik dalam perubahan terhadap konsep diri tidak seperti

biasanya.

g. Data spritual

Biasanya pelaksaanaan ibadah klien selama sakit tertinggal dan agak terganggu di

bandingkan dengan sehat rutin dan rajin beribadah, pandangan klien terhadap

penyakit tetap optimis selama segala penyakit ada obatnya.

5. Pemeriksaan laboratorium/penunjang

a. Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat, trombosit

meningkat.

b. Pemeriksaan urin, diperiksa apakah ureum dan kreatini meningkat

c. Tes diagnostik yang biasanya di lakukan pada penderita karsinoma mammae

adalah sinar X, sinar X ini di perlukan selain untuk screening pra-operasi, juga

untuk melihat apakah ada penyebaran kanker ke paru-paru, ultrasonografi :

diperlukan bersamaan dengan mammografi untuk membedakan krista yang berisi

cairan dengan jenis lesi lainnya.

d. Respon Hormone
Diperlukan untuk mengetahui adanya peningkatan hormone estrogen dan

progesteron.

e. Pemeriksaan Biopsi Jarum Halus

Pemeriksaan ini di lakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologi di curigai

ganas. Biopsi jarum halus dilakukan dengan menusuk tumor dengan jarum halus

dan di sedot dengan spuit 10 cc sampai jaringan tumor diperiksa di laboratorium

oleh ahli patologi anatomi untuk mengetahui apakah jaringan tersebut ganas

(maligna) atau jinak (benigna)

f. Penanda tumor (zat yang di hasilkan dan di sekresi oleh sel tumor dan di temukan

dalam serum missal CEA, antigen spesifik frosfat, alfa-fetoprotein, HCG, asam

dll) dapat membantu dalam mendiagnosis kanker tetapi lebih bermanfaat sebagai

prognostik

g. Tes kimia skrining

- Elektrolit (natrium, kalium, kalsium)

- Tes ginjal (BUN)

- Tes hepar (bilirubin, AST/SGOT alkalin fosfat, LDH)

- Tes tulang (alkalin fosfat, kalsium)

h. Sinar X dada

Menyelidiki penyakit paru metastasi

B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kurang asupan makanan ditandai dengan penurunan berat badan, kurang berselera
terhdapa makanan, dan kurang minat terhadap makanan.
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
ditandai dengan sesak nafas, terjadi pernafasan cuping hidung, dan terdapat
penggunaan otot bantu pernafasan
3. Resiko infeksi berhubungan dengan kurang informasi untuk menghindari
pemajanan patogen
No. Symptom Etiologi Problem
1. DS :
DO :

C. Intervensi Keperawatan

D. Evaluasi
Anatomi Fisiologis
Perkembangan dan struktur glandula mamaria berkaitan dengan kulit. Fungsi utamanya
adalah menyekresi susu untuk nutrisi bayi. Fungsi ini langsung dan diperantarai oleh hormon-
hormon yang sama dengan mengatur fungsi sistem reproduksi. Oleh karena itu, glandula
mamaria dianggap sebagai pelengkap sistem reproduksi. Glandula mamaria mencapai potensi
penuh pada perempuan saat menarke, pada bayi, anak-anak, dan pada laki-laki, glandula ini
hanya berbentuk rudimenter. Payudara terdiri dari jaringan kelenjar, fibrosa, dan lemak.
Jaringan ikat memisahkan payudara dari otot-otot dinding dada, otot pektoralis, dan seratus
anterior. Sedikit dibawah pusat payudara dewasa terdapat puting (papila mamaria), tonjolan
yang berpigmen dikelilingi oleh areola. Puting mempunyai perforasi pada ujungnya dengan
beberapa lubang kecil, yaitu apertura duktus laktiferosa. Tuberkel-turbekel montgomery
adalah kelenjar sebasea pada permukaan areola.
Jaringan kelenjar membentuk 15-25 lobus yang tersusun radier disekitar puting dan
dipisahkan oleh jaringan lemak yang bervariasi jumlahnya, yang mengelilingi jarngan ikat
(stroma) diantara lobus-lobus. Setiap lobus berbeda, sehingga penyakit yang menyerang satu
lobus tida menyerang lobus lainnya. Drainase dari lobus menuju sinus laktiferosa, yang
kemudian berkumpul di duktus pengumpul dan kemudian bermuara ke puting. Jaringan ikat
dibanyak tempat akan memadat membentuk pita fibrosa yang tegak lurus terhadap substansi
lemak, mengikat lapisan dalam dari fasia subkutan payudara pada kulit. Pita ini, yaitu
ligamentum cooper, merupakan ligamentum suspensorium payudara.

Epedimiologi
Kanker payudara dalah kanker yang paling sering pada perempuan (diluar kanker kulit),
walaupun kanker ini sangat jarang pada laki-laki. Kanker payudara adalah kanker penyebab
kematian kedua pada perempuan (setelah kanker paru-paru) di amerika serikat. Dari tahun
1973 hingga 1991, insiden kanker payudara invasif di amerika serikat meningkat 25,8 % pada
Kaukasian dan 30,3 % pada keturunan Amerika Afrika, atau secara kasar adalah 2 %
pertahun. Alsan untuk peningkatan ini tidak diketahui dengan pasti, namun mungkin dapat
diterangkan sebagian bahwa, tredapat peningkatan sebesar 75 % dengan menggunakan
mamografi, karena kebanyakan peningkatan terjadi untuk tumor-tumor stadium yang paling
rendah. Walaupun insiden kanker payudara meningkat, angka mortalitas menurun secara
signifikan dari tahun 1992 hingga 1996 karena deteksi dini dan pengobatan yang lebih baik.
Kanker payudara dapat muncul pada usia berapa pun diluar masa kanak-kanak, namun
insidennya rendah selam 3 dekade pertama, dan meningkat secara bertahap setelahnya.
Secara keseluruhan resiko pada perempuan seumur hidupnya untuk berkembang kanker
payudara adalah 1 : 8. Ini adalah gambaran menyeluruh untuk semua perempuan berdasarkan
masa hidupnya hingga 85 tahun, namun hal ini tida memberikan kelonggaran terhadap faktor-
faktor yang mempengaruhi resiko individual untuk perempuan tertentu (price and wilson,
2010).

Prognosis
Pasien dengan kanker payudara peradangan adalah buruk, walaupun dengan diagnosis dini.

Anda mungkin juga menyukai